Pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang dringo (Acorus

advertisement
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG
DRINGO (Acorus calamus L.) TERHADAP TUKAK USUS TIKUS
YANG DIINDUKSI OLEH INDOMETASIN
Dian Ratih Laksmitawati, Syamsudin
Fakultas Farmasi Universitas Pancasila
Abstrak
Acorus calamus L (dringo) telah digunakan sebagai obat anti tukak peptic
tradisional. Oleh karena itu ingin diketahui pula apakah Acorus calamus mempunyai efek
sebagai anti tukak usus. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian
ekstrak etanol rimpang dringo terhadap tukak usus yang diinduksi oleh indometasin.
Pengamatan terhadap jumlah tukak setelah pemberian ekstrak etanol dringo
membuktikan bahwa ekstrak etanol dringo dosis 20 mg/kg berat badan mempunyai efek
anti tukak yang berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Tidak
demikian halnya dengan kelompok dringo 5 dan 10 mg /kg berat badan. Penurunan
jumlah tukak ekstrak dringo 20 mg/kg berat badan adalah 67,6 %
Kata kunci : Acorus calamus L., dringo, anti tukak, indometasin
PENDAHULUAN
Tukak adalah kerusakan jaringan berupa lubang pada mukosa saluran cerna.
Kerusakan tersebut dapat menembus sampai dengan lapisan mukosa, submukosa, atau
lapisan yang lebih dalam lagi. Prevalensi tukak duodenum dan tukak lambung lebih
sering dibanding tukak yang lain. Tukak peptic adalah lesi kronik yang dapat terjadi pada
setiap bagian saluran gastrointestinal yang terpapar oleh cairan asam lambung dan pepsin
(acid-peptic juices). Asam lambung bersifat korosif sedangkan pepsin bersifat proteolitik.
Lesi pada tukak peptic biasanya berada terpisah, tidak bergerombol dengan lesi yang lain.
Diameter tukak berukuran kurang dari 4 cm. Tukak peptic dapat terjadi pada lokasi
Dibawakan pada Seminar Pokjanas TOI di Jakarta pada tanggal 25 – 26 April 2003
1
berikut berurutan sesuai dengan angka kejadian yang semakin jarang, sebagai berikut :
duodenum; lambung (seringkali dibagin antrum); gastroesophageal junction; batas
gastrojejenostomy; duodenum, lambung atau yeyenum pada pasien sindrom ZolingerEllison; di dalam atau di dekat diverticulum Meckel yang mengandung mukosa gastic
ectopic.
Pada prinsipnya tukak timbul akibat ketidakseimbangan antara faktor pertahanan
mukosa gastroduodenal (faktor defensif) dan faktor perusak (faktor agresif). Faktor
defensif antara lain sekresi mukus dan prostaglandin. Contoh faktor perusak adalah asam
lambung dan pepsin. Selain itu terdapat faktor lain yang meningkatkan kerusakan yaitu :
infeksi H. pylori, obat anti inflamasi non steroid, aspirin, rokok, alcohol, hiperasiditas
lambung dan refluk duodenal-gastric. 1,2
Tukak peptic dapat diobati dengan beberapa golongan obat yaitu antasida yang
menetralkan asam lambung seperti Al (OH)3, CaCO3, Mg (OH)2; golongan antikolinergik
yang bekerja menghambat efek asetilkolin pada reseptor muskarinik sehingga
menurunkan sekresi asam lambung contohnya pirenzepin, ekstrak beladona ; antagonis
reseptor H2 bekerja dengan merintangi efek histamin secara selektif terhadap reseptor H2
di mukosa lambung sehingga asam lambung dan pepsin dapat dikurangi contohnya
simetidin dan ranitidine serta golongan sitoprptektif yang dapat meningkatkan
mekanisme proteksi mukosa lambung contoh prostaglandin, sukralfat, bismut koloidal,
karbenoksolon dan setraksat 3,4
Akhir-akhir ini ada kecenderungan di masyarakat
untuk kembali ke alam
terutama dalam bidang pengobatan, termasuk pada pengobatan terhadap penyakit saluran
cerna seperti tukak peptic yang banyak diderita oleh masyarakat perkotaan sehubungan
dengan tingkat stress yang tinggi. Dringo (Acorus calamus L.) adalah salah satu tanaman
obat Indonesia. Rimpang dringo berkhasiat sebagai obat lambung, diantaranya dapat
menyembuhkan dyspepsia yang merupakan salah satu gejala tukak peptik5. Minyak
atsirinya berkhasiat sebagai karminativ, menghilangkan perasaan tidak nyaman yang
disebabkan oleh flatulensi. Untuk menyembuhkan dyspepsia rimpang keringnya dapat
dikunyah atau diberikan dalam bentuk infus. 6
Dalam penelitian ini ingin dilihat apakah rimpang dringo dalam bentuk ekstrak
etanol mempunyai efek sebagai anti tukak pada tikus yang diinduksi oleh indometasin.
2
TUJUAN
Melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang dringo terhadap tukak usus
tikus yang diinduksi oleh indometasin dan membandingkan efeknya dengan
simetidin.
HIPOTESA
Ekstrak etanol rimpang dringo dosis 5, 10, 20 mg/kg berat badan mempunyai efek
sebagai anti tukak.
BAHAN DAN METODE
A. Hewan coba
Tikus putih betina usia 2-3 bulan, sehat dengan berat badan 150-200 g
berjumlah 30 ekor. Hewan dipilih secara acak dan dibagi menjadi 5
kelompok.
B. Bahan dan Alat.
1. Ekstrak etanol dringo
(Acorus calamus L.)
2. Indometasin 15 mg/kg berat badan
6. Na CMC
7. mikroskop atau kaca pembesar
8. peralatan bedah (scalpel,
gunting dan pinset)
3. Simetidin 0,2 mg/kg berat badan
9. Kapas
4. Larutan NaCl fisiologik (0,9%)
10. Jarum suntik
5. Etanol
11. Perangkap tikus
C. Cara7,8
1. Tikus dipuasakan makan terlebih dahulu selama 18 jam. Minum
tetap diberikan.
2. Setelah dibagi menjadi 5 kelompok secara acak semua tikus
ditimbang satu persatu dan diberi tanda.
3
a. Kelompok I (kontrol negatif) hanya diberi larutan NaCl 0,9 %
secara oral dengan.
Kelompok II (kontrol positif) diberi simetidin 0,2 mg/kg berat
badan secara oral.
Kelompok III diberi ekstrak dringo dosis 5 mg/kg secara oral
Kelompok IV diberi ekstrak dringo dosis 10 mg/kg secara oral
Kelompok V diberi ekstrak dringo dosis 20 mg/kg secara oral
b. Setelah satu jam pemberian bahan-bahan tersebut (No. 3), larutan
obat Indometasin 15 mg/kg berat badan diberikan secara oral.
3. Perlakuan No. 3 dan 4 dilakukan selama 2 hari setelah sebelumnya
dipuasakan makan seperti pada hari pertama.
a. Pada hari ke 3 dan 4 , perlakuan No 3 diulangi tetapi tanpa
perlakuan No. 4 dan puasa.
b. Hari terakhir (hari ke 4), 3 jam setelah perlakuan No 3, tikus
dikorbankan dengan eter, dibedah kemudian usus dipisahkan.
c. Sebanyak 4 mL formalin 5 % disuntikan kedalam usus tikus dan
dibiarkan selama 5 menit.
d. Setelah itu usus dibuka dan dicuci lapisan dalamnya menggunakan
larutan NaCl fisiologi.
e. Tukak dievaluasi dengan metode skor berdasarkan jumlah tukak.
Pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop atau kaca
pembesar.
Berdasarkan jumlah tukak :
Usus normal
1
Kemerahan
1,5
Hemoragi
2
Bintik kemerahan
2
Jumlah tukak 1-3
3
Jumlah tukak 4-6
4
Jumlah tukak 7-9
5
Perforasi >9
6
4
4. Analisa statistik
Rata-rata skor tukak antara kelompok dibandingkan dan dianalisa dengan
menggunakan statistik non parametric.
20 ekor tikus putih
ditimbang dan dibagi 5 kelompok
dipuasakan makan 18 jam
I
NaCl 0,9%
Hari I & II
(Pengobatan
+ Induksi
Tukak)
oral
II
dringo
5 mg/kg
oral
III
dringo
10 mg/kg
oral
IV
dringo
20 mg/kg
oral
V
simetidin
45 mg/kg
oral
1 jam kemudian
kel. I s/d V diberi
indometasin
15 mg/kg oral
hari ke 2
Hari III & IV
(Pengobatan)
I
NaCl 0,9%
oral
Khusus
Hari IV
II
dringo
5 mg/kg
oral
III
dringo
10 mg/kg
oral
IV
dringo
20 mg/kg
oral
V
simetidin
45 mg/kg
oral
3 jam setelah pengobatan
dibunuh dan dibedah
usus diamati
jumlah tukak dihitung
Gambar 1 : Skema kerja pengujian ekstrak etanol dringo sebagai anti tukak.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tukak peptik dapat disebabkan indometasin yang merupakan salah satu obat AINS
dengan mekanisme kerja menghambat prostaglandin. Tukak yang ditimbulkan oleh
indometasin mempunyai jumlah terbanyak pada 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah
usus. Penghambatan sintesis prostaglandin menyebabkan penurunan kontraksi otot polos
saluran cerna sehingga indometasin dapat kontak lebih lama dengan dinding usus dan
menimbulkan tukak Sifat indometasin yang asam lemah menyebabkan tidak banyak
diserap pada 1/3 usus bagian atas yang mempunyai suasana agak basa.
Gambar 2 : Hasil perbandingan rata – rata jumlah rank antar kelompok
6
Tabel 1. HASIL UJI KRUSKAL WALLIS DAN PROSENTASE PENURUNAN
JUMLAH TUKAK
2 (= 5%)
18,5
Penurunan jumlah
tukak (%)
-
14,5
21,6
15,697
10 + 15
N=4
7,5
59,5
p = 0,03
Ekstrak dringo dosis
tinggi + Indometasin
20 + 15
N=4
6
67,6
Ho ditolak
Simetidin
Indometasin
45 + 15
N=4
6
67,6
Rata – rata Rank
Ekstrak dringo dosis
rendah + Indometasin
Dosis
(mg / kg bb)
0 + 15
N=4
5 + 15
N=4
Ekstrak dringo dosis
sedang + Indometasin
Kelompok Perlakuan +
Ulserogen
Kontrol + Indometasin
+
Catatan : Ho = Kelompok I = II = III = IV = V
H1 = Kelompok I  II  III IV V
Tabel 2. HASIL UJI DUNN
Kontrol
Kontrol
Dringo 5 mg/kg
Dringo 10 mg/kg
Dringo 20 mg/kg
Simetidin 45 mg/kg
Dringo
5 mg/kg
Dringo
10 mg/kg
Dringo
20 mg/kg
Simetidin
45 mg/kg
*
*
Catatan : * = terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
Karena termasuk data ordinal maka analisa statistik yang digunakan adalah non
parametrik Kruskal Wallis. Bila terdapat perbedaan bermakna maka selanjutnya data
diuji dengan uji Dunn.
Gambar 2, memperlihatkan bahwa rata – rata peringkat kelompok kontrol jauh lebih
tinggi dibanding kelompok lain. Uji statistik membuktikan terdapat perbedaan bermakna
(p < 0,05) diantara 4 kelompok (Tabel 1). Uji Dunn menyatakan bahwa perbedaan
7
bermakna (p<0,05) tersebut ditemukan antara kelompok kontrol dengan kelompok dringo
dosis 20 mg/kg berat badan dan kelompok simetidin. Namun antara kelompok simetidin
dengan semua kelompok dringo tidak terdapat perbedaan, begitu pun antar kelompok
dringo (Tabel 2).
Tukak usus pada tikus putih dapat ditimbulkan dengan 2 kali pengulangan induksi
oleh indometasin 45 mg / kg. Pengobatan dringo 20 mg/kg BB selama 4 hari dapat
memberikan efek anti tukak dengan penurunan jumlah tukak sebanyak 67,6 %
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Demikian pula dengan simetidin.
KESIMPULAN
Ekstrak etanol rimpang dringo dosis 20 mg/kg berat badan (oral) mempunyai efek
antitukak secara bermakna (p<0,05) dengan penurunan jumlah tukak sebesar 67,6 %.
SARAN
Lama pengobatan perlu diperpanjang untuk melihat ada atau tidak efek anti tukak pada
dringo dosis 5 mg dan 10 mg / kg bb.
PUSTAKA
1. Cotran RS, Kumar V, Collins T. Pathologic Basis of Disease. 6th Ed. WB Saunders
Company. Philadelphia 1999 hal. 793 – 797 .
2. Koolman J, Rohm KH, Atlas Berwarna dan Teks Biokimia (terjemahan) Hipokrates.
Jakarta 2001.
3. Gan S. , Farmakologi dan Terapi edisi 4. Bagian Farmakologi FKUI Jakarta hal. 217 219
4. Tan HT, Rahardja K. Obat – obat penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek – efek
sampingnya Ed. Ke 4 1991 hal 179 – 182
8
5. Chapman ML. Dispepsia dan penyakit ulkus peptikum. Dalam : Sachar DB, Waye JD,
Lewis BS. Buku Saku Gastroenterologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
1997 : 67-84.
6. http : //www.botanical.com/botanical/mgmh/s/sedges39.html#med.medicinal action
and uses.
7. Thompson EB. Drug Bioscreening. New York : VCH, 1990 ; 209
– 227
8. Sutjiatmo AB, Sugiarso NC. Efek ekstrak etanol daun sambiloto terhadap tukak
lambung yang disebabkan oleh indometasin pada tikus Wistar. Warta tumbuhan Obat
Indonesia 1996 ; 3(1) ; 33-34.
9
Tabel 1. HASIL UJI KRUSKAL WALLIS DAN PROSENTASE PENURUNAN
JUMLAH TUKAK
Kelompok Perlakuan
+ Ulserogen
Kontrol
+
Indometasin
Dosis
(mg / kg bb)
0 + 15
N=4
Rata – rata
Rank
18,5
Penurunan jumlah
tukak (%)
-
2 (= 5%)
Ekstrak dringo dosis
rendah + Indometasin
5 + 15
N=4
14,5
21,6
15,697
Ekstrak dringo dosis
sedang + Indometasin
10 + 15
N=4
7,5
59,5
p = 0,03
Ekstrak dringo dosis
tinggi + Indometasin
20 + 15
N=4
6
67,6
Ho ditolak
Simetidin
Indometasin
45 + 15
N=4
6
67,6
+
Catatan : Ho = Kelompok I = II = III = IV = V
H1 = Kelompok I  II  III IV V
Tabel 2. HASIL UJI DUNN
Kontrol
Kontrol
Dringo 5 mg/kg
Dringo 10 mg/kg
Dringo 20 mg/kg
Simetidin 45 mg/kg
Dringo
5 mg/kg
Dringo
10 mg/kg
Dringo
20 mg/kg
Simetidin
45 mg/kg
*
*
Catatan : * = terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
10
Download