hubungan antara kekerasan verbal pada remaja

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN VERBAL PADA
REMAJA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ninda Sekar Nidya
Nim : 10 9114 013
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN VERBAL PADA
REMAJA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Ninda Sekar Nidya
Nim : 109114013
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Motto hidup
Hidup
Adalah suatu tantangan yang harus dihadapi
Adalah suatu perjuangan yang harus dimenangkan
Adalah suatu kesusahan yang harus diatasi
Adalah suatu rahasia yang harus digali
Adalah suatu tragedi yang harus dialami
Adalah suatu kegembiraan yang harus disebarkan
Adalah suatu cinta yang harus dinikmati
Adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan
Adalah suatu romantika yang harus dirangkul
Adalah suatu resiko yang harus diambil
Adalah suatu lagu yang harus dinyanyikan
Adalah suatu anugrah yang harus dipergunakan
Adalah suatu impian yang harus diwujudkan
Adalah suatu perjalanan yang harus diselesaikan
Adalah suatu janji yang harus dipenuhi
Adalah suatu kesempatan yang harus dipakai
Adalah suatu persoalan yang harus dipecahkan
Adalah suatu kesulitan yang harus dipecahkan
Adalah suatu kesulitan yang harus dikalahkan
Adalah suatu rahmat yang harus dijaga dan dicintai
-Merry Riana-
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Dengan penuh kasih aku persembahkan karya sederhanaku ini untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria, yang melalui kasihNya aku dapat diberikan kekuatan dalam
menjalani perkuliahan dan dalam proses mengerjakan skripsi,
Kedua orangtuaku, mama dan papa yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan, yang
selalu mengingatkan aku disaat aku sedang lelah dan bermalas-malasan, terimakasih ma, pa atas
doanya,
Kakak kiki dan dek cindy, yang selalu mengingatkan dan mensupport aku untuk jangan pantang
menyerah dalam menghadapi segala hal,
Dosen pembimbingku, Ibu Sylvia Carolina MYM., M.si. atas bimbingannya selama proses
mengerjakan skripsi, atas dukungan yang selalu ibu berikan kepada anak didiknya,
Ian Shandy Christianto,S.Ds pacarku yang sudah menemaniku selama 8 tahun ini, terimakasih atas
support, doa dan bantuannya, rela nganter aku kesana kemari 
BCSku ( Riska, Maya, Dita, Cha-cha dan Tutut) yang selalu meluangkan waktu untuk ngobrol, yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang selalu mendukung dan menemani, semoga
kita selalu Bahagia, Ceria dan Sukses 
Teman-teman psikologi seperjuangan, semangat terus, kita pasti akan sukses kalau kita terus
berusaha dan selalu berdoa 
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN VERBAL PADA REMAJA
DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Ninda Sekar Nidya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kekerasan verbal pada
remaja dengan kepercayaan diri. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan
negatif antara kekerasan verbal pada remaja dengan kepercayaan diri. Subjek
penelitian ini adalah remaja yang berusia 15 hingga 18 tahun sebanyak 111 orang.
Alat pengumpulan data yang digunakan terdiri dari dua skala, yaitu skala
kekerasan verbal dan skala kepercayaan diri. Data penelitian ini dianalisis dengan
teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh
adalah - 0,300 dengan signifikansi (p 0,001). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa hipotesis diterima. Ini berarti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan
antara kekerasan verbal pada remaja dan kepercayaan diri.
Kata kunci : Kekerasan verbal, Kepercayaan diri, Remaja
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN VERBAL VIOLANCE IN ADOLESCENTS
AND SELF-CONFIDENT
Study in Psychology Department of Sanata Dharma University
Ninda Sekar Nidya
ABSTRACT
This study aims to test the relationship between verbal violence in adolescent’s and
self-confident. The hypothesis for the relationship between verbal violence in
adolescent’s and self-confident has been suggested. Subjects were 111 adolescences
at the age of 15-18. The instrument in collecting the data consists of two scales.
There are verbal violence and self-confident. The data of this study has analyzed by
using product moment correlation from person. The result of Correlation Coefficient
is -0,300 with signification (0,001). It means the significance of negative relationship
of adolescent still exists.
Keywords: Verbal Violence, Self-confident, adolescence.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat
dan kekuatan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
hingga selesai. Banyak hal yang harus penulis hadapi dalam proses pembuatan
skripsi ini, terutama rasa malas dalam mengerjakan revisi-revisi dan rasa ingin
menyerah ketika belum dapat menemukan referensi yang dibutuhkan. Namun
karena kasihNya dan KaruniaNya yang senantiasa selalu penulis rasakan, maka
penulis selalu termotivasi untuk bangkit dan menghindari segala rasa malas dalam
mengerjakan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sehingga penulis
menyadari bahawa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan dan
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Atas semua itu, dengan tulus hati
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, karna Engkaulah penulis mampu menjalani pendidikan
mulai dari TK hingga kini mendapat gelar sarjana. Serta Bunda Maria yang
selalu memberikan perlindungannya.
2. Bapak Dr. Priyo Widiyanto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma, yang telah mempermudah serta memperlancar segala proses
yang terkait dengan permohonan ijin pengambilan data penelitian.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Ibu Sylvia Carolina MYM.,M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu dan memberikan saran serta kritik kepada penulis, hingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
4. Mbak P. Henrietta PDADS.,M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis dari awal masuk kuliah hingga mampu
meyeselesaikan studi.
5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih
atas ilmu serta bimbingan belajar yang telah diberikan kepada penulis dari awal
penulis yang tidak mengerti hingga akhirnya memiliki cukup banyak ilmu
pengetahuan.
6. Seluruh staf non akademik Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Mas
Gandung, Bu Nanik dan Pak Gik, yang selalu membantu dan memberikan
pelayanan di sekretariat. Mas Muji dan Mas Doni yang selalu memberikan
pelayanan di lab, menyediakan alat-alat tes dan keperluan praktek lainnya.
7. Kepala Sekolah SMA Tarakanita, Bapak Stephanus yang telah memberikan ijin
kepada penulis untuk mengambil data.
8. Bapak Aditya, selaku guru BK dan kepada guru-guru SMA Tarakanita yang
telah membantu dalam proses pengambilan data dan memberikan waktu
kepada penulis untuk membagikan angket kepada murid-murid SMA
Tarakanita.
9. Mama dan Papa yang selalu mendukung, mengikatkan untuk selalu rajin
mengerjakan skripsi. Doa dan kasih sayang mama papa selalu membuat penulis
semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Kakak kiki dan adek cindy, yang selalu memberi dukungan dan doanya, serta
keponakanku Tara Nandita yang imut-imut, lucu, gemesin.
11. Saudara-saudaraku yang selalu menanyakan kapan kelulusanku, hehehe.
12. Tunanganku, Ian Shandy Christyanto, S.Ds terimakasih atas dukungannya,
rela nganter kejogja terus buat bimbingan, doa-doanya, bantuannya,
pencerahannya disaat aku lagi putus asa buat ngerjain skripsi, hehe.
13. Teman-teman dekatku, Dita makasih ya udah selalu bantuin buat input data,
makasih atas ilmu-ilmu yang ditularkan buat aku, haha. Caca, Maya, Riska,
Tutut, yang selalu memberikan tawa dan canda di setiap harinya, yang selalu
kasih support, yang selalu kasih bantuan, terimakasih untuk kebersamaan kita
selama masa kuliah.
14. Teman-teman bimbingan, Riska, Tutut, Yovi, Maya, Sondra, Fiona, Hoyi,
Lola, Daning, Puji, Tyas, Yuti, Keket, tetap semangat buat kita semua.
15. Teman-teman psikologi kelas A, terimakasih atas dukungan dan kebersamaan
kita selama ini.
16. Teman-teman psikologi 2010, kalian luar biasa 
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I .......................................................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................8
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................8
1. Manfaat Teoritis .......................................................................................8
2. Manfaat Praktis ................................................................................................ 8
BAB II ....................................................................................................................10
A. Kepercayaan Diri ..........................................................................................10
1. Pengertian Kepercayaan Diri .................................................................10
2. Aspek Kepercayaan Diri .......................................................................12
3. Faktor Kepercayaan Diri ......................................................................14
B. Kekerasan Verbal .........................................................................................17
1. Pengertian Kekerasan Verbal ...............................................................17
2. Bentuk Kekerasan Verbal .....................................................................17
3. Karakteristik Kekerasan Verbal ............................................................19
4. Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Melakukan Kekerasan Verbal
...............................................................................................................20
C. Remaja ..........................................................................................................22
1. Pengertian Remaja Dan Batasan Usia ...................................................22
2. Masa Perkembangan Remaja ................................................................22
3. Penyesuaian Diri Remaja.......................................................................24
4. Hubungan Antara Kekerasan Verbal Dengan Kepercayaan Diri Pada
Remaja ..................................................................................................26
5. Skema Hubungan Antara Kekerasan Verbal Dengan Kepercayaan Diri
Pada Remaja ..........................................................................................31
6. Hipotesis ...............................................................................................32
BAB III ..................................................................................................................33
A. Jenis Penelitian .............................................................................................33
B. Variabel Penelitian .......................................................................................33
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Definisi Operasional .....................................................................................34
1. Kekerasan Verbal ..................................................................................34
2. Kepercayaan Diri ...................................................................................35
D. Subjek Penelitian ..........................................................................................35
E. Metode Dan Alat Pengumpulan Data ...........................................................36
F. Validitas, Seleksi Item, Dan Reliabilitas ......................................................40
1. Validitas Alat Tes ..................................................................................40
2. Seleksi Item ...........................................................................................41
3. Reliabilitas Alat Ukur ............................................................................46
G. Metode Analisis Data ...................................................................................47
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................................47
2. Uji Hipotesis ..........................................................................................48
H. Prosedur Pengambilan Data .........................................................................48
BAB IV ..................................................................................................................50
A. Pelaksanaan Penelitian..................................................................................50
B. Deskripsi Subyek Penelitian .........................................................................51
C. Hasil Penelitian .............................................................................................53
1. Uji Normalitas ........................................................................................53
2. Uji Linearitas ..........................................................................................55
3. Uji Hipotesis ...........................................................................................55
D. Pembahasan ..................................................................................................56
BAB V....................................................................................................................60
A. Kesimpulan ...................................................................................................60
B. Saran Penelitian ............................................................................................60
1. Saran Bagi Remaja .................................................................................60
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Saran Bagi Orang Tua ...........................................................................61
3. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya .............................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................62
LAMPIRAN ...........................................................................................................65
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1 PEMBERIAN SKOR ITEM SKALA ...................................................37
TABEL 2 PEMBERIAN SKOR ITEM SKALA ...................................................38
TABEL 3 SPESIFIKASI SKALA KEPERCAYAAN DIRI ( SEBELUM UJI
COBA ) ..................................................................................................................39
TABEL 4 SPESIFIKASI SKALA KEKERASAN VERBAL ( SEBELUM UJI
COBA ) ..................................................................................................................40
TABEL 5 SPESIFIKASI SKALA KEPERCAYAAN DIRI ( SETELAH UJI
COBA ) ..................................................................................................................43
TABEL 5.1 SPESIFIKASI SKALA KEPERCAYAAN DIRI ( SETELAH
DIRATAKAN PADA SETIAP ASPEK )..............................................................44
TABEL 6 SPESIFIKASI SKALA KEKERASAN VERBAL ( SETELAH UJI
COBA ) ..................................................................................................................45
TABEL 6.1
SPESIFIKASI SKALA KEKERASAN VERBAL ( SETELAH
DIRATAKAN PADA SETIAP ASPEK ) .............................................................46
TABEL 7 DESKRIPSI JENIS KELAMIN SUBYEK .........................................51
TABEL 8 DESKRIPSI USIA SUBYEK .............................................................51
TABEL 9 DESKRIPSI KONDISI ORANG TUA SUBYEK ..............................52
TABEL 10 DESKRIPSI DATA PENELITIAN....................................................52
TABEL 11 ONE-SAMPLE KOLMOGROV-SMIRNOV TEST..............................54
TABEL 12 ANOVA UJI LINEARITAS .................................................................55
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses perkembangannya, remaja sedang berada dalam tahap
proses pencarian identitas. Menurut Erickson (dalam Papalia, 2009) tugas
utama yang harus dihadapi remaja adalah ‘krisis’ dari tahap identity versus
role confusion. Dalam tahap ini, remaja biasanya akan mengalami krisis atau
kebingungan-kebingungan yang akan dihadapi dalam proses menjadi individu
dewasa yang unik dan memiliki peran yang baik di masyarakat. Menurut
Sarwono
(2013)
dalam
proses
mencapai
kedewasaannya,
remaja
membutuhkan sikap kemandirian, kepercayaan diri, dan kemampuan dalam
menghadapi kehidupan.
Kepercayaan diri menjadi salah satu aspek penting bagi kehidupan
remaja. Menurut Rohayati (2011) kepercayaan diri merupakan suatu modal
dalam kehidupan remaja yang penting untuk ditumbuhkan agar mereka dapat
menjadi pribadi yang mampu mengontrol berbagai aspek dalam dirinya
sehingga dapat mengatur tujuan dalam hidup yang mengarah pada
keberhasilan. Hamdan (2009) mengatakan bahwa motivasi berprestasi akan
dimiliki oleh remaja apabila kepercayaan dirinya baik. Semakin tinggi
kepercayaan diri remaja maka motivasi berprestasinya akan semakin tinggi.
Sejalan dengan itu, menurut Idrus & Rohmiati (2011) salah satu hal yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
dapat memicu munculnya keberhasilan dan kesuksesan pada setiap individu
adalah kepercayaan diri. Individu yang memiliki kepercayaan diri dapat
diprediksi kesuksesan dan keberhasilan hidupnya.
Kepercayaan diri menurut Lindenfield (1997) adalah perasaan puas
terhadap dirinya sendiri. Dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki
kepercayaan diri adalah individu yang merasa puas terhadap dirinya sendiri.
Sedangkan, Al-Uqshari (2001) mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah
suatu pegangan dalam meraih kesuksesan. Pendapat lain dikemukakan oleh
Fatimah (dalam Hamdan, 2009) yang mengatakan bahwa kepercayaan diri
merupakan sikap positif yang dimiliki oleh seseorang untuk mengembangkan
penilaian positif pada diri sendiri, lingkungan dan situasi yang sedang
dihadapinya.
Menurut Al-Uqshari (2001) persentase orang yang mengalami krisis
kepercayaan diri pada masyarkat modern sebesar 25%. Hasil penelitian
Afiatin, dkk pada tahun 1994 (dalam Afiatin & Andayani, 1998) mengatakan
bahwa masalah kurangnya kepercayaan diri banyak dialami oleh remaja.
Kurangnya kepercayaan diri pada remaja dipicu oleh beberapa faktor, yaitu
faktor psikologis dan faktor sosiologis. Faktor-faktor psikologis dikaitkan
dengan remaja yang sedang mengalami perkembangan fisik, psikis dan sosial.
Faktor sosiologis berkaitan dengan tuntutan yang ada di luar diri remaja,
seperti: tuntutan orang tua yang menginginkan anaknya memperoleh prestasi
yang baik. Apabila hal tersebut tidak dapat dicapai, maka akan membuat anak
merasa gagal sehingga menurunkan kepercayaan dirinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Berdasarkan
penelitian-penelitian
sebelumnya,
3
menurunnya
kepercayaan diri pada seseorang dapat disebabkan oleh rendahnya dukungan
sosial dari orang di sekitar remaja (Afiatin & Andayani, 1998), tingginya
tingkat kecemasan pada saat berkomunikasi di depan banyak orang (Siska,
Sudardjo & Purmaningsih, 2003), dan pola asuh orang tua yang tidak sesuai
terhadap remaja (Idrus & Rohmiati, 2011). Pola asuh yang tidak sesuai adalah
pola asuh yang menghambat, yaitu orang tua yang menakut-nakuti anak,
menghukum anak ketika melakukan kesalahan dan memarahi anak. Selain itu,
pola asuh yang tidak sesuai adalah orang tua yang membiarkan anak
melakukan sesuatu tanpa pengawasan dari orang tua.
Menurut Puspasari (2007) dalam proses membentuk identitas remaja
yang baik yaitu remaja yang percaya diri, diperlukan pola komunikasi yang
baik. Orang tua sebaiknya memberikan arahan yang tegas tetapi tidak
memberikan tekanan-tekanan yang membebankan remaja. Akan tetapi, masih
banyak orang tua yang melupakan untuk mengarahkan anak remaja melalui
komunikasi yang halus. Banyak orang tua yang cenderung tegas dan keras
dalam mendisiplinkan anak remajanya. Salah satunya dengan memberikan
kata-kata kasar atau kata-kata yang tidak pantas kepada anak, yang disebut
dengan kekerasan verbal.
Terdapat sebuah kasus nyata berdasarkan hasil studi fenomenologis di
Jawa Tengah (Arsih, 2010). Ada empat remaja laki-laki yang sering
mengalami kekerasan verbal dari orang tuanya. Mereka cenderung
mengalami kekerasan verbal tersebut semenjak usia 5-7 tahun. Mereka sering
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
mendapatkan kekerasan verbal pada saat mengalami permasalahan di sekolah,
seperti pada saat mendapatkan nilai yang jelek disekolah, pada saat
mengalami pertengkaran atau permasalahan dengan teman sebaya. Bentuk
kekerasan verbal yang sering di alami oleh keempat anak ini seperti menyebut
nama dengan tidak pantas (nama binatang atau menyebut anak bodoh) dan
memberikan bentakan-bentakan serta memarahi. Dampak yang dirasakan
korban yaitu: adanya keinginan untuk selalu membantah orang tua, perasaan
kecewa terhadap diri sendiri dan orang tua, serta merasa sakit hati.
Selain kasus diatas, terdapat sebuah survey yang dilakukan oleh
department of statistics dan UNICEF pada lima provinsi di tahun 2004. Dari
hasil survey tersebut menunjukkan bahwa 30% dari ibu-ibu suka berteriak
atau membentak-bentak anaknya dan 45% ibu-ibu suka menampar anaknya
agar
anak-anak
mereka
mau
menuruti
keinginan
ibunya
(www.googleplus.com/teguhprasetyo, diakses pada 5 Oktober 2014). Dari
hasil survey tersebut, terlihat bahwa persentase kekerasan fisik lebih besar
dari pada kekerasan vebal. Akan tetapi, kekerasan verbal juga salah satu jenis
kekerasan yang perlu untuk kita soroti. Kekerasan verbal menjadi salah satu
jenis kekerasan yang tidak mudah dikenali. Ada kemungkinan bahwa banyak
kekerasan verbal yang terjadi di sekitar kita, tetapi kita tidak menyadari akan
hal tersebut.
Kekerasan verbal merupakan salah satu bentuk tindak kekerasan.
Kekerasan pada umumnya digolongkan dalam empat jenis. Menurut Lawson
(dalam Huraerah, 2012) kekerasan diklasifikasikan menjadi empat bentuk,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
yaitu: kekerasan secara fisik (physical abuse) merupakan kekerasan yang
dilakukan oleh seseorang hingga melukai tubuh seseorang, kekerasan
emosional (emotional abuse) terjadi ketika seseorang sedang membutuhkan
perhatian tetapi justru diabaikan, kekerasan secara verbal (verbal abuse) terjadi
ketika seseorang memberikan penghinaan, pelecehan, melabeli dalam pola
komunikasi, kekerasan seksual (sexual abuse) terjadi ketika seseorang
melakukan pemaksaan hubungan seksual.
Menurut Vissing, Straus, Gelles dan Harrop (1991) kekerasan verbal
yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya dapat menyebabkan anak
memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan fisik, menjadi nakal dan
memiliki masalah interpersonal. Masalah interpersonal yang dihadapi oleh
anak seperti bermasalah dengan teman sebayanya, kurang mendapatkan
prestasi di sekolah, bermasalah dengan perilakunya atau bermasalah dengan
kedisiplinannya, baik di rumah maupun disekolah. Kekerasan verbal yang
dilakukan oleh orang tua lebih berpengaruh terhadap masalah psikososial pada
anak yaitu kesulita-kesulitan dalam proses pencarian identitas, dari pada orang
tua yang melakukan kekerasan fisik.
Berdasarkan bentuk-bentuk kekerasan, kekerasan verbal merupakan
tindak kekerasan yang tidak mudah dikenali (Suyanto, 2003). Banyak orangtua
yang melakukan tindak kekerasan ini, namun tidak menyadari apa yang mereka
lakukan. Seringkali orang tua menganggap bahwa yang mereka lakukan adalah
salah satu cara mudah untuk membuat anak mereka menjadi disiplin. Seperti
halnya orang tua yang memiliki anak remaja. Remaja sering kali menganggap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
dirinya paling benar dan mengabaikan perkataan orang tua. Ketika anak mulai
melakukan pemberontakan, orang tua akan memarahi anaknya, mencemooh
dan memberikan kata-kata kasar kepada anaknya sebagai bentuk hukuman atas
kesalahan yang dibuat oleh anaknya.
Menurut Surya (2007) lingkungan pada dasarnya memberikan
pengaruh terhadap pembentukan persepsi terhadap diri remaja. Pengaruh
lingkungan yang buruk dapat membentuk persepsi negatif pada remaja.
Lingkungan yang penuh dengan kekerasan verbal, yaitu tindakan seperti
melecehkan,
meremehkan,
mengejek,
mencemooh
dianggap
sebagai
lingkungan yang kurang baik. Selain itu, menurut Suyanto (2003) korban yang
mengalami kekerasan verbal akan mengalami situasi perasaan yang tidak aman
dan nyaman, menurunya harga diri, dan martabat korban.
Menurut Lindenfield (1997) ketika seseorang mengalami rasa tidak
aman atau mengalami ketakutan, maka hal tersebut akan menjadi musuh
terbesar bagi tumbuhnya rasa percaya diri. Menurut Puspasari (2007) persepsi
yang buruk terhadap diri sendiri dan harga diri yang rendah akan
menumbuhkan kepercayaan diri yang rendah. Menurut Ghufron (dalam
Ratnasari, Sari & Lukito, 2011) salah satu faktor yang membentuk
kepercayaan diri pada remaja adalah harga diri. Branden (dalam Sari, 2009)
mengungkapkan bahwa harga diri merupakan apa yang individu pikirkan dan
rasakan, bukan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Tumbuhnya harga
diri pada remaja dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu adanya perasaan
diterima, adanya perasaan mampu atau yakin dan adanya perasaan berharga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Pada saat remaja merasa tidak diterima oleh kelompok atau lingkungan
terdekatnya, merasa tidak yakin dapat mencapai suatu hal yang diinginkan
dan merasa tidak berharga keberadaannya, remaja akan memiliki penilaianpenilaian yang buruk tentang dirinya sendiri. Apabila remaja merasa dirinya
buruk, maka akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan dirinya.
Menurut Kartono (dalam Hamdan, 2009) masa remaja merupakan masa
bergejolak dimana seseorang sedang menghadapi berbagai masalah, konflik,
serta kebingungan dalam proses menemukan diri dan menemukan tempatnya di
masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan kepercayaan diri agar remaja dapat
menghadapi berbagai permasalahan.
Kepercayaan diri dapat muncul dalam setiap remaja apabila mereka
mendapat dukungan dan dorongan dari orang tua. Diperlukan lingkungan yang
mendukung. Lingkungan yang penuh dengan kekerasan verbal merupakan
lingkungan yang tidak baik, sehingga menurunkan kualitas kepercayaan diri
pada remaja. Oleh karena itu, peneliti menduga bahwa ada hubungan antara
kekerasan verbal pada remaja dengan kepercayaan diri. Peneliti tertarik untuk
meneliti hubungan antara kekerasan verbal pada remaja dengan kepercayaan
diri karena belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti hal tersebut.
Adapun penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan seperti persepsi
orang tua tentang kekerasan verbal pada anak (Putri & Santoso, 2012), studi
fenomenologis mengenai kekerasan verbal pada remaja (Arsih, 2010), analisis
bentuk, faktor penyebab dan dampak kekerasan verbal orang tua terhadap
perilaku tokoh “lola” dalam film “LOL” (Pradana, 2014).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka
dapat dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penelitian, yaitu:
Apakah ada hubungan antara kekerasan verbal pada remaja dengan
kepercayaan diri?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekerasan
verbal pada remaja dengan kepercayaan diri.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoritis
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat terutama bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya
psikologi sosial dan psikologi perkembangan serta dapat dijadikan bahan
referensi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan
kekerasan verbal dan kepercayaan diri pada remaja.
2.
Manfaat praktis
a.
Bagi remaja atau subyek
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada para remaja, terutama subyek mengenai tindak kekerasan
verbal yang dilakukan orang tua terhadap anak. Penelitian ini dapat
memberikan gambaran apa itu kekerasan verbal dan bentuk-bentuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
kekerasan verbal sehingga remaja yang mengalami hal tersebut,
dapat mewaspadai dan mengantisipasi agar terhindar dari kekerasan
verbal yang dilakukan oleh orang tua.
b.
Bagi orang tua
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan penjelasan secara empiris mengenai hubungan antara
kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja. Melalui
penelitian ini, diharapkan agar orang tua dapat memahami akan
tindakan kekerasan verbal itu sendiri dan mengerti dampak yang
ditimbulkan sehingga tidak melakukan tindak kekerasan verbal lagi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepercayaan Diri
1.
Pengertian Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri pada dasarnya dapat dimiliki oleh setiap orang.
Kepercayaan diri yang ada dalam diri setiap remaja sangat erat kaitannya
dengan bagaimana orang tua dalam memberikan kasih sayang dan
kebebasan yang sewajarnya (Santrock, 2003). Menurut Hartono (1997)
individu yang memiliki kepercayaan diri merasa lebih tenang dalam
menghadapi persoalan-persoalan pada lingkungannya dan memiliki
kemauan yang besar dalam mencoba hal-hal yang baru.
Menurut Liendenfield (1997) orang yang percaya diri adalah
orang yang merasa puas terhadap diri sendiri, sebaliknya orang yang
tidak percaya diri adalah orang yang tidak merasa puas terhadap diri
sendiri.
Menurut Al-Uqshari (2001) kepercayaan diri adalah suatu
pegangan dalam meraih kesuksesan. Rasa percaya diri merupakan salah
satu kunci kesuksesan bagi seseorang, karena tanpa rasa percaya diri
seseorang tidak akan sukses dalam berinteraksi dengan orang lain. Rasa
percaya diri pada diri seseorang secara alami akan memberikan
efektivitas kerja, kesehatan lahir-batin, kecerdasan, keberanian, daya
kreativitas, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, kontrol diri,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
sikap toleran, rasa puas dalam jiwa dan ketenangan jiwa. Individu yang
memiliki rasa percaya diri akan merasa bahwa ia adalah individu yang
positif dan dapat ikut bagian serta dapat bekerja sama dengan orang lain
dalam berbagai hal atau segmen.
Pendapat lain juga dikemukakan Lumpkin (2004) dimana
individu yang memiliki kepercayaan diri adalah individu yang tidak
terpaku pada kesalahan-kesalahan di masa lalu. Seseorang yang terpaku
pada masa lalu dan tidak berusaha untuk memperbaiki kesalahan
hidupnya, tidak akan meraih kesuksesan.
Menurut Rini (2002) kepercayaan diri merupakan sikap positif
yang
dimiliki
seseorang
yang
dapat
membuat
dirinya
dapat
mengembangkan pandangan positif terhadap diri, lingkungan sekitarnya
dan terhadap permasalahan yang sedang di hadapi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bandura (dalam Siska, Sudardjo
& Purmaningsih, 2003), kepercayaan diri merupakan keyakinan yang
dimiliki oleh seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang
dibutuhkan untuk dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, peneliti memberi
kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam berperilaku sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan
dapat mengatasi masalah dengan sikap dan pandangan-pandangan positif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
12
Aspek Kepercayaan Diri
Lauster (1990) mengungkapkan bahwa terdapat 5 aspek yang
terkandung dalam kepercayaan diri. 5 aspek tersebut adalah:
a.
Ambisi. Ambisi merupakan suatu keinginan yang dimiliki
seseorang dalam mencapai hasil yang diinginkan. Orang yang
percaya diri selalu berpikir positif dan merasa yakin akan
kemampuan yang dimiliki. Menurut Lindenfield (1997)
individu yang memiliki ambisi selalu memiliki tujuan hidup
yang jelas. Mereka cenderung dapat menentukan hal apa
yang akan dilakukan dan mengetahui hasil yang akan dicapai.
Individu yang memiliki tujuan hidup biasanya akan lebih
bersemangat dan memiliki motivasi, tekun dalam melakukan
hal-hal kecil yang mengarah pada tujuan hidupnya, mampu
menilai diri sendiri dan berani dalam membuat keputusan.
b.
Mandiri. Berani untuk melakukan suatu hal karena merasa
yakin akan kemampuan yang dimiliki. Lindenfield (1997)
berpandangan
bahwa
individu
yang
mandiri
dapat
mengetahui hal baik apa yang harus dilakukan untuk dirinya
sendiri.
c.
Optimis. Selalu merasa yakin akan memperoleh keberhasilan
dimana keberhasilan yang didapatkan berasal dari usaha dan
kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri. Menurut Gannis
(dalam Kasmayati, 2008) orang yang optimis adalah orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
yang merasa yakin bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk
mengendalikan diri. Rasa optimis merupakan panduan antara
dorongan fisik dan psikis dalam mempertahankan diri dan
mengembangkan diri.
d.
Tidak mementingkan diri sendiri. Tidak hanya peduli
terhadap diri sendiri tetapi juga peduli terhadap orang lain.
Lindenfield (1997) mengatakan bahwa individu akan
cenderung memikirkan perasaan, pikiran dan perilaku
mereka, serta selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang
lain tentang diri mereka.
e.
Toleran. Mau menerima perbedaan (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan) antara dirinya dan orang lain.
Menurut Lindenfield (1997) individu yang memiliki sikap
toleran mampu berpikir positif, sehingga dapat melihat
kehidupan dari sisi yang lain. Individu yang memiliki
pemikiran yang positif memiliki harapan hidup yang
menyenangkan, selalu memandang sisi positif seseorang,
percaya bahwa setiap masalah dapat dihadapi, selalu ingin
belajar dan percaya bahwa masa depan akan selalu lebih baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
3. Faktor Kepercayaan Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepercayaan
diri pada seseorang adalah:
a.
Pola asuh yang sesuai
Menurut Rini (2002) salah satu faktor yang paling mendasar
dalam mempengaruhi perkembangan kepercayaan diri
adalah pola asuh dan interaksi di usia dini. Orangtua yang
selalu memberikan kasih sayang kepada anak, memarahi
anak dengan cara yang wajar, dan tidak mengabaikan anak
akan membuat anak merasa diterima di dalam keluarga,
sehingga anak merasa aman dan percaya diri.
b.
Pola pikir positif
Menurut Rini (2002) orang yang memiliki kepercayaan diri
yang tinggi adalah orang yang selalu berpikir positif.
Pikiran-pikiran tersebut berasal dari diri sendiri. Menurut
AL-uqshari (2001) orang yang memiliki kepercayaan diri
adalah
orang
yang
mampu
menerima
kekurangan-
kekurangan yang ada di dalam dirinya. Orang yang mau
menerima kekurangan-kekurangan yang ada di dalam
dirinya mampu mengetahui hal apa yang harus dilakukan
sehingga dapat mengambil keputusan yang yang tepat dan
mampu melihat hal-hal positif dalam dirinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
15
Konsep diri yang positif
Menurut Ghufron (2011) terbentuknya kepercayaan diri
pada seseorang berawal dari perkembangan konsep dirinya.
Konsep diri itu sendiri merupakan gambaran atau gagasan
tentang diri sendiri. ketika seseorang memiliki pandangan
positif tentang dirinya, maka akan memiliki konsep diri
positif. Menurut Rogers (dalam Prabawa, 2009) tumbuhnya
konsep
diri
yang
positif
dipengaruhi
oleh
adanya
penghargaan yang diterima remaja dari lingkungannya,
adanya pujian dan penerimaan dari orang lain dan memiliki
kepribadian yang sehat.
d.
Harga diri yang tinggi
Menurut Ghufron (2011) harga diri merupakan penilaian
terhadap diri sendiri. Individu yang mempunyai harga diri
tinggi memandang dirinya sebagai individu yang berhasil,
individu yang dapat diterima oleh orang lain sehingga akan
merasa percaya diri dan tidak mengalami masalah sosial
dalam pergaulan. Perkembangan harga diri pada seseorang
di mulai pada saat usia dini. Perkembangan harga diri
berlangsung secara perlahan-lahan melalui proses interaksi
dengan orang tua. Menurut Rogers (dalam Prabawa, 2009)
tumbuhnya harga diri pada seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu adanya penghargaan dari orang di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
sekitar remaja, adanya pujian dan pengakuan dari orang
lain, adanya perasaan diterima di lingkungan sekitarnya,
dan memiliki kepribadian yang sehat.
e.
Dukungan dari orang tua
Menurut Santrock (2003) Dukungan yang diberikan orang
tua terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan
kepercayaan diri pada anak. Adapun dukungan sosial yang
dimaksudkan adalah memberikan kasih sayang terhadap
anak,
memberikan
perhatian-perhatian
yang
sedang
dihadapi oleh anak, lingkungan keluarga yang harmonis,
adanya aktivitas bersama di dalam keluarga, memberikan
saran dan mengarahkan anak pada hal-hal yang baik,
memberikan
peraturan
yang
baik
dan
memberikan
kebebasan yang sewajarnya bagi anak.
f.
Dukungan dari teman sebaya
Menurut Santrock (2003) dukungan dari teman sebaya juga
memiliki
peranan
yang
cukup
penting
terhadap
perkembangan kepercayaan diri. Dukungan teman sebaya
dapat berasal dari teman satu kelas maupun teman akrab.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
B. Kekerasan Verbal
1.
Pengertian Kekerasan Verbal
Menurut Suharto (1997) kekerasan verbal merupakan tindakan
yang meliputi penghardikan dan penyampaian kata-kata kasar. Sejalan
dengan itu, Lawson (1999) mengatakan bahwa verbal abuse atau
kekerasan verbal adalah tindakan yang berupa penghinaan, pelecehan,
dan memberi label seseorang dalam suatu pola komunikasi. Huraerah
(2012) mengatakan bahwa kekerasan verbal adalah tindakan yang
dilakukan seseorang dalam bentuk memarahi, memaki, mengomel dan
membentak secara berlebihan, termasuk mengeluarkan kata-kata yang
tidak patut terhadap anak. Pendapat lain mengatakan bahwa kekerasan
verbal merupakan jenis kekerasan yang tidak mudah untuk dikenali.
Wujud konkret dari kekerasan verbal adalah penggunaan kata-kata kasar,
penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan orang di depan umum
dan melontarkan ancaman yang berupa kata-kata (Suyanto, 2003).
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan
verbal merupakan tindakan lisan seseorang yang meliputi penyampaian
kata-kata kasar, penghinaan, memarahi, mengomel dan membentak
secara berlebihan, serta memberikan ancaman terhadap orang lain.
2.
Bentuk Kekerasan Verbal
Bentuk-bentuk kekerasan verbal orangtua terhadap anak menurut
Vardigan (dalam Noh & Talaat, 2012) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a.
18
Memanggil nama anak yang tidak sepantasnya, meremehkan,
menyumpahi dan menghina.
Misalnya: “heh anak bodoh” atau “kamu anak busuk”.
b.
Menolak atau mengancam dalam bentuk pengabaian.
Orangtua menciptakan rasa bahwa anak tidak diinginkan oleh
keluarga.
Misalnya: Ibu mengatakan kepada anak “Saya menyesal telah
melahirkan kamu”.
c.
Mengancam dengan membahayakan tubuh.
Kekerasan
verbal erat kaitannya dengan kekerasan fisik. Kekerasan
verbal yang intesitasnya semakin tinggi dapat disertai dengan
adanya kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang tua
terhadap anak.
d.
Mengkambing hitamkan atau menyalahkan. Hal ini akan
membuat anak merasa sebagai orang yang jahat dan tidak
layak mendapat kebahagiaan.
Misalnya: Ibu mengatakan “Kehadiranmu membuat keluarga
ini menjadi berantakan”.
e.
Menyindir anak.
Ketika
anak
melakukan
sebuah
kesalahan,
orangtua
memberikan pujian yang tidak sebenarnya. Misalnya: ketika
anak menumpahkan makanan di lantai, orangtua mengatakan
“Nah, itu baru namanya anak pintar”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
19
Karakteristik Kekerasan Verbal
Karakteristik kekerasan verbal menurut Hamptom (dalam Shafira,
1999) adalah:
a.
Kekerasan verbal merupakan suatu hal yang menyakitkan
bagi korban dan dapat membuat korban merasa ada yang
salah dalam dirinya sehingga merasa tidak berharga.
Kekerasan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat
korban, seperti: orang tua, kerabat dan teman.
b.
Kekerasan verbal dapat terjadi dalam tindakan yang tidak
tampak secara langsung, seperti: memberikan kata-kata yang
tidak pantas, merendahkan orang lain melalui tindakan lisan.
c.
Kekerasan verbal pada akhirnya bertujuan untuk mengontrol
korban, membuat korban merasa bingung dan akhirnya dapat
dikontrol.
d.
Kekerasan verbal membuat self esteem korban menurun,
korban akan menarik diri dari lingkungan, mengubah
perilaku dan pasrah pada apa yang terjadi.
e.
Tindakan kekerasan verbal tidak dapat diprediksi, biasanya
berupa makian dan komentar pedas.
f.
Kekerasan verbal dapat meningkat intensitasnya. Biasanya
berlanjut pada kekerasan fisik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
20
Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Melakukan Kekerasan
Verbal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi orang tua dalam
melakukan kekerasan verbal (Soetjiningsih, 1995).
Faktor-faktor
tersebut adalah:
4.1
Faktor Internal
a. Faktor Pengetahuan Orang Tua
Banyak orang tua yang tidak mengenal atau mengetahui
tentang perkembangan anak remajanya. Misalnya, anak
belum mampu untuk melakukan suatu hal, akan tetapi orang
tua tetap memaksakan kehendaknya. Ketika anak remajanya
tetap tidak bisa melakukan hal tersebut, orang tua bisa
menjadi marah, membentak dan mencaci karena harapannya
tidak sesuai dengan kenyataan. Selain itu, orang tua memiliki
pandangan yang salah mengenai posisi anak di dalam
keluarga. Beberapa orang tua memanggap bahwa anak
remajanya adalah orang yang tidak tahu apa-apa. Oleh karena
itu, orang tua mengganggap dapat melakukan apapun
terhadap anak.
b. Faktor Pengalaman Orang Tua
Orang tua yang mendapatkan pengalaman yang kurang
menyenangkan pada masa kecil merupakan salah satu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
pencetus terjadinya kekerasan. Individu yang mendapatkan
perilaku kekerasan pada masa kecil akan menjadikan individu
yang agresif. Oleh karena itu, ketika dewasa individu tersebut
akan melakukan kembali pengalaman di masa kecilnya
kepada anak-anaknya.
4.2 Faktor Eksternal
a. Faktor Ekonomi
Faktor yang paling mempengaruhi terjadinya kekerasan
terhadap anak adalah kemiskinan dan tekanan hidup. Orang
tua yang kecewa dan marah akan kondisi hidup yang
tertekan, rentan melampiaskan emosi terhadap anaknya. Oleh
karena itu, kekerasan baik secara fisik ataupun verbal sangat
mungkin terjadi.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi orang tua melakukan tindak kekerasan.
Televisi
menjadi
media
yang
paling
efektif
dalam
menyampaikan pesan dan berpotensial paling tinggi untuk
mempengaruhi orang tua melakukan kekerasan kepada anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
C. REMAJA
1.
Pengertian Remaja dan Batasan Usia
Menurut Santrock (2003) Remaja adalah masa perkembangan
dari setiap individu, dimana terjadi suatu transisi dari masa anak-anak
menuju masa dewasa. Transisi ini biasanya diawali pada 10-12 tahun dan
berakhir pada 18-22 tahun.
Menurut Papalia (2009) menyebutkan bahwa remaja merupakan
masa
peralihan
dari
anak-anak
menuju
dewasa
dalam
suatu
perkembangan hidup individu yang berlangsung dari usia 10 hingga 20
tahun.
Menurut WHO batasan usia remaja adalah 10 hingga 20 tahun.
WHO membagi remaja menjadi dua bagian, yaitu remaja awal adalah
remaja yang berusia 10 hingga 14 tahun dan remaja akhir adalah remaja
yang berusia 15 hingga 20 tahun.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang
dimulai dari umur 11 hingga 20 tahun.
2.
Masa Perkembangan Remaja
a.
Perkembagan Fisik
Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak
menuju dewasa. Dalam hal ini, perubahan yang terjadi tidak hanya
secara psikologis, melainkan secara fisik juga. Menurut Muss (dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Sarwono, 2013) perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan
seperti: terjadinya pertumbuhan tulang (sehingga anak bertambah
tinggi), pertumbuhan payudara, tumbuh bulu-bulu halus pada
kemaluan, mendapat haid dan tumbuh bulu-bulu pada ketiak.
Sedangkan perubahan fisik pada anak laki-laki seperti: testis mulai
membesar, tumbuh bulu-bulu di kemaluan, terjadi perubahan pada
suara, ejakulasi, bumbuh bulu-bulu pada ketiak dan dada, tumbuh
rambut halus di wajah (kumis dan jenggot), serta rambut di wajah
bertambah tebal dan gelap.
b. Perkembangan Kognitif
Menurut pendapat Piaget (dalam Papalia, 2009) remaja
sedang berada dalam tingkat perkembangan kognitif yang tertinggi,
yaitu tahap operasional formal (formal operation). Dalam tahap ini,
remaja mengembangkan kapasitas untuk berpikir abstrak. Remaja
akan cenderung lebih fleksibel dalam menerima informasi dan tidak
terpaku pada hal-hal yang ada saat ini saja, tetapi dapat lebih
memahami waktu dan ruang dalam konteks masa lalu.
Menurut Elkind (dalam Papalia, 2009) remaja memiliki
ketidakmatangan dalam berpikir. Hal tersebut disebutkan dalam
enam ciri, yaitu: idealis dan mudah mengkritik orang lain, selalu
berusaha untuk memamerkan penalaran mereka, sulit untuk
membuat keputusan, menganggap orang lain memiliki pemikiran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
yang sama dengan dirinya, menganggap diri sebagai pribadi yang
unik dan istimewa, serta kurang menyadari dalam perbedaan antara
mengekspresikan sesuatu yang ideal.
c. Perkembangan Psikososial
Menurut seorang tokoh, yaitu Erikson (dalam Papalia,
2009) berpandangan bahwa tugas utama yang dihadapi oleh remaja
adalah “krisis” dari tahap identitas versus kekacauan identitas
(identity versus role confusion). Dalam tahap ini remaja mengalami
“krisis”dalam menjadi individu dewasa yang unik dan memiliki
peran di dalam masyarakat. Pembentukan identitas pada remaja
merupakan penggabungan antara identifikasi yang sebelumnya.
Identitas pada remaja yang terbentuk merupakan penyelesaian dari
tiga permasalahan besar, yaitu: pekerjaan, pemilihan nilai-nilai
yang dianut dalam hidup dan identitas seksualnya.
3.
Penyesuaian Diri Remaja
Remaja seringkali dikatakan sebagai proses transisi dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Dalam proses transisi tersebut,
remaja mengalami kebingungan dalam diri sehingga harus melakukan
proses penyesuaian diri. Adapun proses penyesuaian diri yang harus
dilakukan oleh remaja (Sarwono, 2013) adalah:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a.
Menerima
perubahan
dan
pertumbuhan
fisik
25
serta
mengintegrasikannya dalam kepribadian.
b.
Menentukan peran dan fungsi seksual dalam kebudayaan
dimana ia berada.
c.
Mencapai proses kedewasaan dengan sikap kemandirian,
kepercayaan diri, dan kemampuan dalam menghadapi
kehidupan.
d.
Mencapai posisi yang dapat diterima oleh masyarakat sekitar.
e.
Mengedepankan tanggung jawab, moralitas, dan nilai-nilai
yang
dianggap
sesuai
dengan
lingkungan
dan
kebudayaannya.
f.
Dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan lingkungannya.
Menurut Blos (dalam Sarwono, 2013) terdapat tiga tahap
perkembangan
remaja
dalam
proses
penyesuaian
diri
menuju
kedewasaan, yaitu:
a.
Remaja awal
Dalam tahap ini, remaja masih terheran-heran akan
perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan timbul
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan fisik tersebut.
Pada tahap ini remaja menjadi mudah sekali untuk tertarik
pada lawan jenis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
26
Remaja madya
Pada tahap ini, remaja membutuhkan banyak teman yang
menyukai dirinya. Terdapat kecenderungan narcisistic pada
dirinya.
Selain
itu,
remaja
cenderung
mengalami
kebingungan dalam menentukan pilihan sikap.
c.
Remaja akhir
Pada tahap ini, remaja mulai mengembangkan egonya untuk
dapat bersatu dengan orang lain, identitas seksualnya mulai
terbentuk, tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga
mementingkan orang lain.
D. Hubungan Antara Kekerasan Verbal dengan Kepercayaan Diri Pada
Remaja
Remaja merupakan proses transisi dari anak-anak menuju dewasa.
Dalam proses transisi menuju kedewasaan, setiap remaja membutuhkan
proses untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik, kognitif, dan
sosialnya (Sarwono, 2013). Dalam proses penyesuaian diri yang dialami oleh
remaja, keluarga turut serta dalam membimbing proses tersebut sehingga
nantinya remaja dapat tumbuh menjadi remaja yang berkualitas dan dapat
diterima oleh masyarakat.
Keluarga pada dasarnya merupakan fondasi primer bagi pembentukan
karakter dan kepribadian individu (Huraerah, 2012). Dalam membentuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
karakter dan kepribadian individu diperlukan peran dari orangtua. Orangtua
menjadi bagian di dalam sebuah keluarga yang bertanggung jawab dalam
mendidik remaja. Orangtua yang berkualitas akan memberikan kebutuhankebutuhan bagi anak agar nantinya dapat berkembang dengan sewajarnya
sehingga anak memiliki karakter yang berkualitas pada saat remaja.
Pemenuhan kebutuhan kasih sayang, pengertian, perhatian dan
merawat remaja dengan sebaik-baiknya merupakan kebutuhan-kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi oleh orangtua (Huraerah, 2012). Dalam hal ini,
anak remaja tidak hanya di tuntut untuk selalu meraih prestasi akademis dan
non akademis saja, tetapi juga perlu diperhatikan apa saja kebutuhan yang
harus dipenuhi oleh orangtuanya. Melihat banyaknya tuntutan akademis dari
sekolah terhadap anak remaja, membuat orangtua fokus pada prestasi
akademis anak dan melupakan kebutuhan lain yang harus diberikan kepada
anak.
Saat ini banyak orangtua yang mengabaikan kebutuhan dasar yang
diperlukan oleh remaja. Ketika ada anak yang melakukan kesalahan, anak
justru akan dimarahi, di bentak-bentak, di cemooh, dan tindakan-tindakan
lisan lainnya yang berlebihan. Sebagai contoh ketika anak mendapatkan nilai
jelek saat menghadapi ujian semester, orangtua akan memarahi anak,
membentak-bentak, bahkan mengatakan bahwa anak tersebut sebagai anak
yang bodoh. Tindakan-tindakan seperti ini, termasuk dalam kekerasan verbal
yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
Saat ini, banyak orang tua yang justru melakukan tindak kekerasan
verbal terhadap remaja. Kegagalan orangtua dalam memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut akan berdampak negatif pada remaja. Dampak-dampak
tersebut seperti: terganggunya pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan
sosial remaja (Huraerah, 2012).
Tindak kekerasan verbal yang dilakukan orangtua terhadap anak
remajanya akan memberikan pengalaman buruk dan akan terbawa hingga
dewasa nanti apabila dilakukan secara terus menerus. Tidak hanya itu, katakata kasar yang diberikan orang tua kepada remaja dapat melukai
perasaannya dan membuat remaja memiliki pemikiran yang negatif tentang
dirinya sendiri. Ketika remaja memiliki pemikiran yang negatif terhadap diri
sendiri, akan ada kecenderungan untuk menganggap diri sebagai orang yang
buruk (Rini, 2002). Oleh karena itu remaja akan merasa rendah diri.
Pemikiran-pemikiran yang negatif terhadap diri sendiri dapat
mempengaruhi penilaian terhadap diri sendiri atau harga diri seseorang.
Menurut Handayani dkk (1998) harga diri dapat berkembang sesuai dengan
kualitas lingkungan di sekitarnya. Kekerasan verbal yang terjadi di dalam
keluarga, memberikan lingkungan yang buruk di dalam keluarga itu sendiri.
Menurut Surya (2007) lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi persepsi
atau penilaian terhadap diri remaja. Pengaruh lingkungan yang buruk dapat
membentuk penilaian atau harga diri yang buruk. Suyanto (2003) juga
menegaskan bahwa remaja yang mengalami kekerasan verbal di dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
keluarga akan mengalami perasaan yang tidak aman dan tidak nyaman, serta
menurunnya harga diri dan martabat korban.
Menurut Rogers (dalam Prabawa, 2009) tumbuhnya harga diri pada
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti adanya penghargaan dari
orang lain, mendapatkan pujian dari orang lain, merasa diterima oleh orang
lain, dan memiliki kepribadian yang sehat. Individu yang mendapatkan
kekerasan verbal di dalam keluarga, akan merasa bahwa dirinya kurang
diterima di dalam keluarga. Perasaan tidak diterima di dalam keluarga akan
mempengaruhi penilaian-penilaian terhadap dirinya sendiri.
Menurut Hampton (dalam Shafira, 1999) tingkat penilaian atau harga
diri seseorang berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Individu yang harga
diri nya rendah cenderung mengahargai diri sendiri dan menerima diri sendiri
sesuai dengan kondisi yang ada. Oleh karena itu, individu yang harga dirinya
rendah kurang percaya diri dan terbentur pada permasalahan sosial atau
pergaulan. Sejalan dengan itu, menurut Murbekti (2010) remaja yang harga
dirinya rendah maka kepercayaan dirinya juga rendah.
Menurut Kartono (dalam Hamdan, 2009) masa remaja merupakan
masa yang bergejolak dimana remaja akan mengalami banyak tantangan,
kebingungan dalam proses menemukan diri dan tempatnya di masyarakat.
Oleh karena itu, kepercayaan diri sangat penting dimiliki oleh setiap individu
termasuk remaja. Kepercayaan diri merupakan suatu modal dalam kehidupan
remaja yang penting untuk ditumbuhkan agar mereka dapat menjadi pribadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
yang mampu mengontrol berbagai aspek dalam dirinya sehingga dapat
mengatur tujuan dalam hidup yang mengarah pada keberhasilan (Rohayati,
2011). Kepercayaan diri tidak dapat datang begitu saja, tetapi perlu dipelajari
dan dibentuk oleh orangtua (Afiatin dan Andayani, 1998).
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan diatas, peneliti menduga
bahwa terdapat hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri
pada remaja. Peneliti menduga bahwa remaja yang sering mendapatkan
kekerasan verbal dari orangtuanya, akan memiliki kepercayaan diri yang
rendah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
Berikut ini adalah skema hubungan antara kekerasan verbal dengan
kepercayaan diri pada remaja:
Keluarga sebagai
pondasi primer dalam
pembentukan
kepribadian remaja
Tidak melakukan
kekerasan verbal.
Memberikan kasih
sayang, perhatian dan
merawat dengan baik.
Melakukan kekerasan
verbal terhadap anak.
Harga diri tinggi
Harga diri rendah
Kepercayaan diri
tinggi
Kepercayan diri rendah
Gambar 1.1 : Skema hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan
diri pada remaja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
E. Hipotesis
Berdasarkan pada uraian diatas, hipotesis yang diajukan oleh peneliti
adalah hipotesis negatif, yaitu: Semakin tinggi tingkat kekerasan verbal
yang diterima oleh remaja, maka tingkat kepercayaan diri remaja semakin
rendah. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kekerasan verbal yang diterima
oleh remaja, maka tingkat kepercayaan diri remaja semakin tinggi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah korelasional. Menurut Suryabrata (2011)
penelitian korelasional memiliki tujuan untuk mencari sejauh mana variasivariasi dalam suatu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain yang
didasarkan pada koefisien korelasi. Sama halnya dengan Narbuko dan
Achmadi (2007) yang mengatakan bahwa jenis penelitian korelasional
digunakan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan
dengan variasi pada faktor lain. Menurut Narbuko dan Achmadi (2007) ciriciri dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan beberapa variabel
dalam pengukurannya dan jenis penelitian ini akan menunjukkan ada atau
tidaknya hubungan dari variabel-variabel yang telah ditentukan tersebut.
B. Variabel Penelitian
Menurut Suryabrata (2011) variabel adalah sesuatu yang akan dijadikan
objek pengamatan penelitian. Sedangkan menurut Siregar (2013) variabel
merupakan konsep yang memiliki berbagai macam nilai, berupa nilai
kuantitatif maupun kualitatif. Sejalan dengan itu, Purwanto & Sulistyastuti
(2007) mengatakan bahwa variabel penelitian merupakan suatu konsep yang
akan mengalami berbagai variasi nilai. Terdapat beberapa jenis variabel
penelitian. Jenis variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
dependen. Menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007), variabel independen
atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi pengaruh pada perubahan
variabel dependen. Sedangkan variabel dependen atau variabel tergantung
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Sesuai dengan judul “Hubungan Antara Kekerasan Verbal Pada Remaja
Dengan Kepercayaan Diri”, maka variabel dari penelitian ini terdiri dari 2
(dua) variabel, yaitu:
1.
Variabel bebas
: Kekerasan verbal
2.
Variabel tergantung
: Kepercayaan diri
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Hadi (dalam Murbani, 2010) definisi operasional adalah
batasan-batasan dalam suatu variabel yang secara konkrit berhubungan
dengan realitas dan merupakan manifestasi dari apa yang akan diamati oleh
peneliti. Sedangkan menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007), definisi
operasional merupakan jembatan antara suatu teori dengan hasil observasi
yang ada.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Kekerasan Verbal
Kekerasan verbal adalah tindakan lisan seseorang yang
meliputi penyampaian kata-kata kasar, penghinaan, memarahi,
mengomel dan membentak secara berlebihan, serta memberikan
ancaman terhadap orang lain. Subyek yang mendapatkan skor tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
dalam skala ini, menunjukkan bahwa tingkat kekerasan verbal yang
diterima oleh subyek tergolong tinggi. Sebaliknya, subyek yang
mendapatkan skor rendah dalam skala ini menunjukkan bahwa
tingkat kekerasan verbal yang diterima subyek tergolong rendah.
2. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam berperilaku sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan dapat
mengatasi masalah dengan sikap dan pandangan-pandangan positif.
Subyek yang mendapatkan skor tinggi dalam skala ini, menunjukkan
bahwa subyek memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Sebaliknya, subyek yang memiliki skor rendah dalam skala ini
memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah.
D. Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua remaja yang
memenuhi kriteria, yaitu yang berumur 11-18 tahun. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil subyek sebanyak 116 siswa SMA di Magelang yang
terdiri dari kelas XI IPS 1, XI IPA, XI IPS 2, dan kelas XII IPA 1.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Menurut Siregar (2013) purposive sampling
adalah suatu metode yang digunakan untuk menetapkan responden yang akan
dijadikan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
mengambil sampel sebanyak 60 siswa. 60 siswa yang menjadi sampel adalah
siswa-siswi SMA kelas X IPS 1 sejumlah 31 siswa dan siswa-siswi SMA
kelas X IPS 2 sejumlah 29 siswa.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Menurut Siregar (2013) metode pengumpulan data merupakan proses
pengumpulan antara data primer dan sekunder pada sebuah penelitian.
Pengumpulan data merupakan suatu proses yang penting karena data-data
yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam suatu
penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala yang berisi pernyataan yang berkaitan dengan kekerasan
verbal dan kepercayaan diri. Pernyataan tersebut dibuat oleh peneliti melalui
bentuk –bentuk kekerasan verbal dan aspek kepercayaan diri. Metode skala
itu sendiri merupakan suatu metode dengan memberikan pertanyaan yang
telah disusun sedemikian rupa untuk mengungkap suatu atribut melalui
respon yang muncul dari pertanyaan yang diajukan (Azwar, 2012).
Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Menurut Siregar (2013)
skala Likert adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang mengenai suatu fenomena. Skala Likert
sendiri memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan
unfavorable. Sedangkan menurut Purwanto & Sulistyastuti (2007), skala
Likert digunakan untuk mengukur opini atau respon dari responden
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
berdasarkan pada tingkat persetujuan dan ketidaksetujuan. Skala ini memiliki
lima atau tujuh kategori peringkat dari sangat tidak setuju hingga sangat
setuju.
Dalam penelitian ini, pilihan jawaban yang digunakan dalam skala
kepercayaan diri menggunakan empat pilihan jawaban saja, yaitu: Sangat
Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
Pada skala kekerasan verbal, peneliti juga menggunakan empat pilihan
jawaban saja, yaitu: Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR), dan Selalu
(SL). Dalam setiap skala peneliti hanya menggunakan empat pilihan jawaban
dan meniadakan jawaban tengah atau netral dengan tujuan menghindari
adanya kecenderungan responden dalam memilih jawaban tengah (Central
Tendency effect). Pemberian skor yang digunakan pada kedua skala, untuk
setiap item favorable dan unforable dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1
Pemberian Skor Item Skala
Plihan Jawaban
Item Favorable
Sangat
Tidak 1
Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S)
3
Sangat Setuju (SS) 4
Item Unfavorable
4
3
2
1
Cara menjawab pernyataan pada skala kepercayaan diri adalah dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang ada
dan yang sesuai dengan kondisi subjek. Adapun pilihan jawaban yang
tersedia adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 2
Pemberian Skor Item Skala
Plihan Jawaban
Tidak Pernah (TP)
Jarang (JR)
Sering (SR)
Selalu (SL)
Item Favorable
1
2
3
4
38
Item
Unfavorable
4
3
2
1
Cara menjawab pernyataan pada skala kepercayaan diri adalah dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang ada
dan yang sesuai dengan kondisi subjek. Pilihan jawaban yang tersedia adalah
Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR) dan Selalu (SL). Adapun skala
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skala Kepercayaan Diri
Untuk mengukur kepercayaan diri pada remaja digunakan
skala kepercayaan diri. Skala ini disusun atas 5 aspek, yaitu:
a. Ambisi
b. Mandiri
c. Optimis
d. Tidak mementingkan diri sendiri
e. Toleran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 3
Spesifikasi Skala Kepercayaan Diri
(Sebelum Uji Coba)
No. Aspek
Nomer
Kepercayaan
Item
Diri
Favorable
1.
Ambisi
1, 3, 5, 7,
9
2.
Mandiri
11,
13,
15, 17, 19
3.
Optimis
21,
23,
25, 27, 29
4.
Tidak
31,
33,
mementingkan
35, 37, 39
diri sendiri
5.
Toleran
41,
43,
45, 47, 49
Jumlah Soal
2.
39
Nomer Item Jumlah
Unfavorable Soal
Bobot
2, 4, 6, 8, 10
10
20%
12, 14, 16, 10
18, 20
22, 24, 26, 10
28, 30
32, 34, 36, 10
38, 40
20%
42, 44, 46, 10
48, 50
50
20%
20%
20%
100%
Skala Kekerasan Verbal
Untuk mengukur tingkat kekerasan verbal yang dilakukan
orang tua terhadap remaja, peneliti menggunakan skala kekerasan
verbal. Skala kekerasan verbal berdasarkan pada bentuk-bentuk
kekerasan verbal. Adapun bentuk-bentuk kekerasan verbal adalah
sebagai berikut:
a.
Memanggil
nama
anak
yang
tidak
sepantasnya,
meremehkan, menyumpahi dan menghina.
b.
Menolak atau mengancam dalam bentuk pengabaian.
c.
Mengancam dengan membahayakan tubuh.
d.
Mengkambinghitamkan atau menyalahkan.
e.
Menyindir anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4
Spesifikasi Skala Kekerasan Verbal
(Sebelum Uji Coba)
No.
Aspek
Nomer Item Nomer
Kepercayaan Diri
Favorable
Item
Unfavor
able
1.
Memanggil nama 1, 3, 5, 7, 9 2, 4, 6,
anak yang tidak
8, 10
sepantasnya,
meremehkan,
menyumpahi, dan
menghina
2.
Menolak
atau 11, 13, 15, 12, 14,
mengancam dalam 17, 19
16, 18,
bentuk pengabaian
20
3.
Mengamcam
21, 23, 25, 22, 24,
dengan
27,
26, 28,
membahayakan
29, 30
tubuh
4.
Mengkambing
31, 33, 35, 32, 34,
hitamkan
atau 37, 39
36, 38,
menyalahkan
40
5.
Menyindir anak
41, 43, 45, 42, 44,
49
46, 47,
48, 50
Jumlah Soal
Jumlah
Soal
Bobot
10
20%
10
20%
10
20%
10
20%
10
20%
50
100%
40
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas
1. Validitas Alat Tes
Menurut Azwar (2011) Validitas pada dasarnya berasal dari kata
validity yang memiliki arti sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan
dari suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur atau
alat tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut
menjalankan fungsi pengukurannya dan memiliki hasil yang sesuai dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
tujuan pengukuran tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa valid atau
tidaknya suatu alat ukur bergantung pada mampu tidaknya alat tersebut
dalam mencapai tujuan dari penelitiannya (dalam Azwar, 2011).
Menurut Azwar (2011) validitas juga memiliki arti sebagai
kecermatan dari pengukuran. Suatu alat ukur yang dapat dikatakan valid
tidak sekedar dapat mengungkap data dengan tepat tetapi juga harus
cermat dalam menggambarkan data. Cermat yang dimaksud adalah
mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan kecil antara subjek
yang satu dengan subjek yang lain.
Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas
isi. Menurut Suryabrata (2008), validitas isi adalah validitas yang
dilakukan dengan cara menelaah dan merevisi setiap butir pertanyaan atau
pernyataan melalui professional judgment. Peneliti membuat skala
berdasarkan aspek kepercayaan diri dan bentuk-bentuk kekerasan verbal.
Skala yang dibuat telah di telaah dan di revisi melalui beberapa proses oleh
dosen pembimbing sebagai professional judgment.
2. Seleksi Item
Menurut Azwar (2011) setiap item yang diujikan pada uji coba akan
diketahui item mana yang kualitasnya sudah baik dan item mana yang
kualitasnya kurang baik. Apabila terdapat item yang kurang baik, maka
item tersebut akan digugurkan terlebih dahulu sebelum pengambilan data.
Pada saat pengambilan data, item yang disajikan dalam skala hanya itemitem yang memiliki kualitas baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Menurut Azwar (2011) pengujian fungsi item dengan fungsi tes
dilakukan dengan cara komputisasi koefisien korelasi antara distribusi skor
pada setiap item dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor
total. Komnputisasi ini pada umumnya menghasilkan korelasi item-total
(rix) atau indeks daya beda item.
Batasan yang digunakan dalam kriteria pemilihan item yang
berkualitas berdasarkan korelasi item-total adalah (rix) ≥ 0,3. Setiap item
yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,3 memiliki daya beda yang
baik dan setiap item yang memiliki koefisien korelasi dibawah 0,3
memiliki daya beda yang kurang baik.
Berdasarkan hasil uji coba pada 29 Agustus 2014 terhadap 60
subjek, prosedur analisis item yang dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan koefisien korelasi Pearson dengan program komputer SPSS
for windows versi 16.00. Berikut ini adalah distribusi item skala setelah
ujicoba:
a.
Skala Kepercayaan Diri
Hasil pengujian terhadap 50 item skala kepercayaan diri
menunjukkan bahwa 31 item lolos seleksi. Adapun item-item
yang gugur adalah item nomor 1, 3, 4, 5, 7, 9, 14, 15, 16, 18, 24,
25, 29, 31, 44, 45, 47, 48, dan 49. Pada aspek ambisi, kelima
item favorable gugur sehingga hanya ada item unfavorable saja.
Berikut ini adalah tabel distribusi skala kepercayaan diri setelah
ujicoba:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 5
Spesifikasi Skala Kepercayaan Diri
(Setelah Uji Coba)
No. Aspek
Nomer
Kepercayaan
Item
Diri
Favorable
1.
Ambisi
2.
Mandiri
11, 13,17,
19
3.
Optimis
21, 23, 27
4.
5.
Tidak
mementingkan
diri sendiri
Toleran
Jumlah Soal
43
Nomer Item Jumlah
Unfavorable Soal
Bobot
2, 6, 8, 10
12, 20
4
6
12,9%
19,3%
22, 26, 28, 7
30
33,
35, 32, 34, 36, 9
37, 39
38, 40
22,5%
41, 43
16,1%
100%
42, 46, 50
5
31
29%
Berdasarkan tabel distribusi, yaitu pada tabel 5, terlihat
bahwa persebaran item pada setiap aspek tidak rata. Oleh karena
itu, terdapat beberapa item yang digugurkan kembali agar
persebaran pada setiap aspek menjadi rata. Pada aspek ambisi,
tidak terdapat pernyataan favorable yang lolos seleksi. Oleh
karena itu, peneliti menggunakan item yang memiliki koefisien
korelasi ≥ 0,25 sehingga item nomor satu dapat dipakai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Tabel 5.1
Spesifikasi Skala Kepercayaan Diri
(Setelah Diratakan Pada Setiap Aspek)
No. Aspek
Nomer
Nomer Item
Kepercayaan
Item
Unfavorable
Diri
Favorable
1.
Ambisi
1
2, 4, 6, 8, 10
2.
Mandiri
11, 13,17, 12, 20
19
3.
Optimis
21, 23, 27 22, 28, 30
4.
Tidak
35, 37, 39 32, 38, 40
mementingkan
diri sendiri
5.
Toleran
41, 43
42, 44, 46,
50
Jumlah Soal
b.
Jumlah
Soal
Bobot
6
6
20%
20%
6
6
20%
20%
6
20%
30
100%
Skala Kekerasan Verbal
Hasil pengujian terhadap 50 item skala kekerasan verbal
menunjukkan bahwa 41 item lolos seleksi. Adapun item-item
yang gugur adalah item nomor: 3, 4, 10, 11, 13, 34, 41, 45, dan
49. Adapun item lain yang digugurkan karena double dengan
item lain adalah nomor: 19, 26, 42. Berikut ini adalah tabel
distribusi skala kekerasan verbal setelah ujicoba:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 6
Spesifikasi Skala Kekerasan Verbal
(Setelah Uji Coba)
No.
Aspek
Nomer Item Nomer
Kepercayaan Diri
Favorable
Item
Unfavor
able
1.
Memanggil nama 1, 5, 7, 9
2, 6, 8,
anak yang tidak
sepantasnya,
meremehkan,
menyumpahi, dan
menghina
2.
Menolak
atau 15, 17
12, 14,
mengancam dalam
16, 18,
bentuk pengabaian
20
3.
Mengamcam
21, 23, 25, 22, 24,
dengan
27
28, 29,
membahayakan
30
tubuh
4.
Mengkambing
31, 33, 35, 32, 36,
hitamkan
atau 37, 39
38, 40
menyalahkan
5.
Menyindir anak
43
44, 46,
47, 48,
50
Jumlah Soal
45
Jumlah
Soal
Bobot
7
18,42%
7
18,42%
9
23,68%
9
23,68%
6
15,78%
38
100%
Berdasarkan tabel distribusi, yaitu pada tabel 6, terlihat
bahwa persebaran item pada setiap aspek tidak rata. Oleh karena
itu, terdapat beberapa item yang digugurkan kembali. Peneliti
menggunakan enam item pada setiap aspek, karena angka
terkecil dari dari jumlah soal pada setiap aspek adalah enam.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 6.1
Spesifikasi Skala Kekerasan Verbal
(Setelah Diratakan Pada Setiap Aspek)
No.
Aspek
Nomer Item Nomer
Kepercayaan Diri
Favorable
Item
Unfavor
able
1.
Memanggil nama 1, 5, 7, 9
2, 8
anak yang tidak
sepantasnya,
meremehkan,
menyumpahi, dan
menghina
2.
Menolak
atau 15, 17
12, 16,
mengancam dalam
18, 20
bentuk pengabaian
3.
Mengamcam
21, 27
22, 24,
dengan
28, 29
membahayakan
tubuh
4.
Mengkambing
33, 37
32, 36,
hitamkan
atau
38, 40
menyalahkan
5.
Menyindir anak
43
44, 46,
47, 48,
50
Jumlah Soal
Jumlah
Soal
Bobot
6
20%
6
20%
6
20%
6
20%
6
20%
30
100%
46
3. Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Azwar (2011) Reliabilitas pada dasarnya berasal dari kata
rely dan ability. Suatu penelitian dapat dikatakan reliable apabila hasil dari
pengukuran tersebut dapat dipercaya. Dapat dikatakan dipercaya apabila
memperoleh hasil yang cukup sama jika dilakukan pengukuran berulang
kali apabila aspek yang di ukur sama.
Uji reliabilitas skala dalam pengukuran ini menggunakan formula
Alpha dari program SPSS for windows versi 16.00. Reliabilitas pada skala
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
kepercayaan diri mencapai 0,854 dan reliabilitas pada skala kekerasan
verbal mencapai 0,921
G. Metode Analisis Data
1.
Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Linearitas
Menurut Ghozali (2009) uji linearitas memiliki tujuan untuk
menguji apakah model penelitian regresi atau hubungan antara dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung membentuk
suatu garis yang lurus atau tidak.
Uji linearitas ini dapat di lihat melalui nilai p. Apabila nilai p <
0,05 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung linear. Apabila nilai p > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung tidak linear.
Menurut Santoso (2010) apabila suatu hubungan dalam
penilitian merupakan hubungan yang linear, berarti bahwa kuantitas
data pada variabel tergantung akan meningkat atau menurun sejalan
dengan variabel bebas secara linear.
b. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2009) uji normalitas memiliki tujuan untuk
menguji apakah model penelitian regresi, variabel pengganggu, atau
residual memiliki distribusi yang normal. Uji normalitas ini dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
dilihat melalui nilai p. Menurut Santoso (2010) apabila nilai p < 0,05
maka dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang
tidak normal. Sebaliknya, jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa data tersebut memiliki sebaran yang normal.
2.
Uji Hipotesis
Setelah memenuhi persyaratan analisis data, maka langkah
selanjutnya adalah proses pengujian hipotesis penelitian. Teknik analisis
data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah
teknik Correlation Product Moment dari Pearson dengan menggunakan
program SPPS for Windows versi 16.00 untuk menguji hipotesis
hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja.
H. Prosedur Pengambilan Data
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai
prosedur penelitian melalui tahap persiapan, yaitu:
1.
Membuat dan mempersiapkan alat ukur
Penelitian ini menggunakan alat ukur skala.Terdapat dua skala
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala kepercayaan
diri dan skala kekerasan verbal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
49
Melakukan uji coba
Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2014. Uji coba
diberikan kepada siswa-siswi SMA Tarakanita Magelang.
Terdapat 63 siswa yang mengikuti uji coba, yaitu siswa kelas X
IPS 1 sejumlah 34 anak dan X IPS 2 sejumlah 29 anak. Adapun
siswa yang memenuhi kriteria dalam memberikan respon
terhadap skala sebanyak 60 siswa.
3.
Menganalisis item-item skala
4.
Mengolah data hasil uji coba
5.
Menganalisis data dan menentukan item-item yang akan gugur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diawali dengan
proses perijinan. Pada tanggal 5 Agustus 2014 peneliti melakukan proses
perijinan pada salah satu sekolah swasta di Magelang dan peneliti
langsung mendapatkan ijin dari pihak sekolah.
Proses pengambilan data awal atau try out berlangsung pada hari
jumat tanggal 29 Agustus 2014. Peneliti diizinkan untuk mengambil data
try out di dua kelas, yaitu kelas X IPS 1 dan X IPS 2. Peneliti membagikan
angket ke dalam dua kelas tersebut secara bergantian. Pada saat
membagikan angket peneliti memberikan instruksi kepada siswa yang
berupa perkenalan, membacakan informed consent, pengisian identitas,
instruksi mengerjakan skala.
Proses pengambilan data yang kedua berlangsung pada bulan
September. Sebelumnya peneliti sudah melakukan proses seleksi item
pada skala sehingga skala yang dibagikan memiliki jumlah item yang
berbeda dengan skala yang dibagikan pada saat try out. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 20, 21 dan 24 September 2014. Pengambilan data
dilakukan di empat kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPA, dan XII
IPA 1. Proses pembagian angket dilakukan dengan cara yang sama pada
saat melakukan try out. Pada saat membagikan angket peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
memberikan instruksi kepada siswa yang berupa perkenalan, membacakan
informed consent, pengisian identitas, instruksi mengerjakan skala.
B. Deskripsi Subyek Penelitian dan Data Penelitian
1.
Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja yang masuk dalam
masa remaja madya dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun. Subyek
adalah para remaja yang bersekolah di SMA yang berada di Kota
Magelang. Subyek yang telah memenuhi karakteristik subyek dan
kuota sebanyak 116 orang. Akan tetapi, setelah melalui proses
penyaringan data hanya tersisa 111 orang yang dapat digunakan
sebagai data penelitian ini.
Tabel 7
Deskripsi Jenis Kelamin Subyek Penelitian
Jenis Kelamin
Lakilaki
Perempuan
55
Tidak
Teridentifikasi
55
1
Total
111
Tabel 8
Deskripsi Usia Subyek
Usia
15
9
Total
16
69
17
28
18
5
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Tabel 9
Deskripsi Kondisi Orang tua Subyek
Kondisi Orang tua Subyek
Keduanya masih
Salah satu atau
Tidak
hidup
keduanya sudah
teridentifikasi
meninggal
105
5
1
Total
111
2.
Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja, maka
peneliti memperoleh hasil data penelitian yang dapat membandingkan
data teoritik dan data empiris. Data tersebut digunakan untuk melihat
hubungan kekerasan verbal dan kepercayaan diri dengan cara
membandingkan mean teoritik dan mean empiris. Berikut hasil data
penelitian yang diperoleh :
Tabel 10
Deskripsi Data Penelitian
Teoritik
𝑋𝑚𝑖𝑛
𝑋𝑚𝑎𝑥
Kekerasan
30
120
verbal
Kepercayaan 30
120
diri
Mean
75
𝑋𝑚𝑖𝑛
79
Empirik
𝑋𝑚𝑎𝑥 Mean
109
93,10
75
35
98
51,02
Berdasarkan hasil data penelitian tersebut terlihat bahwa hasil
mean teoritik pada variabel kekerasan verbal sebesar 75 dan mean
empiris sebesar 51,02 (Mean Teoritik > Mean Empirik). Data ini
menunjukkan bahwa rata-rata subyek mendapatkan kekerasan verbal
dengan intensitas yang rendah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Pada variabel kepercayaan diri diperoleh mean teoritik sebesar
75 dan mean empirik sebesar 93,10 (Mean Teoritik < Mean Empirik).
Data ini menunjukkan bahwa rata-rata subyek memiliki tingkat
kepercayaan diri yang tinggi.
C. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan pengujian
asumsi terhadap data penelitian agar data tersebut dapat memenuhi syaratsyarat data yang tepat yang disesuaikan dengan analisis data yang
dilakukan. Pengujian asumsi terhadap data penelitian dilakukan melalui
dua cara, yaitu:
1. Uji Normalitas
Menurut Santoso (2010) uji normalitas merupakan suatu
langkah pengujian yang dilakukan untuk melihat data penelitian
yang dikumpulkan berasal dari populasi yang sebarannya normal
atau tidak. Uji normalitas ini penting untuk dilakukan agar semua
perhitungan statistik yang dilakukan memiliki asumsi normalitas
sebaran. Kaidah normalitas sebaran dapat dilihat melalui nilai p.
Apabila nilai p lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
data tersebut memiliki sebaran data yang tidak normal.
Sebaliknya, jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang normal
(Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan melihat outlier
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
dan uji Kolmogorov-Smirnov Z melalui SPSS versi 16.00 for
windows.
Tabel 11
(One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test)
Unstandarized Residual
Kolmogrov-Smirnov Z
.474
Asymp. Sig (2-Tailed)
.978
a. Test distribution is normal
Data awal pada penelitian ini sebanyak 116 subyek. Akan
tetapi terdapat beberapa data yang residualnya menjadi outlier
dan menyebabkan data tidak terdistribusi secara normal. Menurut
Santoso (2010) data outlier merupakan data yang memiliki nilai
yang dianggap ektrem yang disebabkan oleh situasi yang tidak
biasa. Misalnya: subyek mengisi skala dengan sembarangan
sehingga nilainya menjadi sangat rendah atau tinggi. Nilai-nilai
ekstrem ini dapat dihilangkan agar data dapat terdistribusi dengan
normal.
Berdasarkan pada tabel 10 menunjukkan bahwa uji
Kolmogrov-Smirnov Z memiliki nilai p> 0,05 yaitu (p 0,978).
Dari nilai p tersebut, dapat diketahui bahwa telah terdistribusi
secara normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
2. Uji Linearitas
Menurut Santoso (2010) uji linearitas digunakan untuk
melihat apakah hubungan antar variabel yang akan di analisis
mengikuti garis lurus atau tidak. Menurut Ghozali (2009), kaidah
uji linearitas dapat dilihat melalui nilai p. Apabila nilai p < 0,05
maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung
linear. Sebaliknya, apabila nilai p > 0,05 maka hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung tidak linear. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan Compare Mean pada SPSS 16.00
for windows.
Tabel 12
(ANOVA Uji Linearitas)
Between Groups (Combined)
Linearity
(Sig)
Mean_KD*Mean_KV
0.026
Berdasarkan tabel 11, data antara variabel bebas dan
variabel tergantung berada pada satu garis lurus atau linear. Hal
ini terlihat dari nilai p < 0,05, yaitu antara dara kepercayaan diri
dengan kekerasan verbal (p 0,026).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik korelasi Product Moment Pearson. Hasil yang didapat
menunjukkan bahwa skor korelasi untuk variabel kekerasan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
verbal dengan variabel kepercayaan diri adalah -0,300** dengan
p 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
diterima, yaitu adanya hubungan antara kekerasan verbal dengan
kepercayaan diri pada remaja.
D. Pembahasan
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan
negatif antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja. Dari
hasil uji hipotesis, didapatkan koefisien korelasi antara variabel kekerasan
verbal dengan variabel kepercayaan diri sebesar -0,300 (p 0,001). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif dan signifikan
antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja. Artinya,
semakin tinggi remaja mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua maka
semakin rendah kepercayaan diri pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah
remaja mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua maka semakin tinggi
kepercayaan diri pada remaja.
Menurut Suyanto (2003) kekerasan verbal merupakan salah satu
jenis kekerasan yang sulit untuk dikenali. Dampak yang dirasakan korban,
tidak memberi bekas yang nampak bagi orang lain. Tidak sama dengan
korban yang mengalami kekerasan fisik. Korban yang mengalami
kekerasan verbal akan mengalami situasi perasaan yang tidak aman dan
nyaman, menurunnya harga diri dan martabat korban.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Menurut Ghufron (2011) harga diri menjadi salah satu faktor bagi
terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang. Seseorang yang memiliki
harga diri yang tinggi akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi juga.
Menurut Rogers (dalam Prabawa, 2009) tumbuhnya harga diri pada
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya penghargaan
dari orang lain, adanya pujian dari orang lain, perasaan diterima oleh lain,
dan memiliki kepribadian yang sehat.
Remaja yang mendapatkan kekerasan verbal di dalam keluarganya,
akan mengalami situasi yang tidak nyaman berada di dalam lingkungan
tersebut. Remaja akan merasa rendah diri dan merasa tidak di terima oleh
orang tuanya. Ketika remaja memiliki harga diri yang rendah, maka
kepercayaan diri remaja juga akan rendah.
Selain itu, menurut Lindenfield (1997), ketika seseorang mengalami
rasa tidak aman atau mengalami ketakutan, maka hal tersebut menjadi
musuh terbesar bagi timbulnya rasa percaya diri. Seseorang yang
mengalami rasa tidak aman akan sulit mengembangkan pandangan positif
tentang diri mereka sendiri, orang lain dan pandangannya tentang dunia
luar.
Menurut Lidenfield (1997) setiap orang yang lahir memiliki
kecenderungan untuk menjadi orang yang percaya diri. Akan tetapi, hal
terpenting dalam menumbuhkan rasa percaya diri pada remaja adalah
bagaimana cara orang tua mendorong dan mengembangkan kepribadian
anak. Dalam menumbuhkan kepercayaan diri pada remaja tentu saja tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
dengan cara yang melibatkan kekerasan. Memberikan cinta dan kasih
sayang, memberikan rasa aman, memberikan contoh dan teladan yang baik
bagi anak, serta mengajarkan anak untuk mau berinteraksi dengan dunia
luar dirasa lebih efektif.
Kepercayaan diri merupakan hal yang penting bagi remaja. Menurut
Rohayati (2011) kepercayaan diri merupakan suatu modal yang sangat
penting untuk ditumbuhkan dalam diri remaja agar mereka mampu
menjadi pribadi yang dapat mengontrol berbagai aspek dalam dirinya
sehingga dapat mengatur tujuan hidup mereka yang mengarah pada
keberhasilan hidup. Selain itu, masa remaja adalah masa dimana prestasi
menjadi suatu hal yang dianggap penting. Menurut Hamdan (2009),
motivasi berprestasi pada remaja akan muncul apabila mereka mempunyai
kepercayaan diri dalam dirinya.
Menurut Suyanto (2003) seseorang yang menjadi korban kekerasan
verbal dari orang tuanya, akan menjadi pribadi yang rendah diri, mudah
minder, merasa dirinya tidak berharga dan lemah dalam membuat atau
menentukan keputusan. Hal ini menunjukkan, bahwa korban yang
mengalami kekerasan verbal memiliki penilaian-penilaian yang buruk
terhadap diri sendiri yang akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan
dirinya.
Pendapat yang disebutkan diatas sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dianalisis. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan
negatif antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Tingkat kepercayaan diri pada remaja akan lebih tinggi apabila remaja
tidak mendapatkan kekerasan verbal dari orang tuanya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Suyanto (2003) dimana seseorang yang mendapatkan
kekerasan verbal dari orang lain akan menurunkan harga diri korban,
sehingga kepercayaan diri korban juga akan menurun. Dalam penelitian
ini, subjek yang menjadi responden adalah remaja. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa remaja yang mendapatkan kekerasan verbal dari orang
tuanya, akan merasa rendah diri sehingga hal tersebut dapat menurunkan
kepercayaan dirinya juga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara kekerasan verbal dengan
kepercayaan diri pada remaja. Semakin tinggi kekerasan verbal yang
diterima remaja dari orang tuanya, maka semakin rendah tingkat
kepercayaan diri pada remaja. Semakin rendah kekerasan verbal yang
diterima remaja dari orang tuanya, maka semakin tinggi tingkat
kepercayaan diri pada remaja.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan akan penelitian.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1.
Penelitian yang sudah dilakukan kurang mendalam
2.
Jumlah subyek yang terbatas
C. Saran
1. Bagi Remaja
Penulis menyarankan pada remaja yang sering mendapatkan
kata-kata yang tidak pantas dari orang tua agar mulai mewaspadai
apakah tidakan yang dilakukan orangtua termasuk dalam kekerasan
verbal atau tidak. Apabila orangtua melakukan kekerasan verbal, remaja
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
diharapkan dapat memberi tahu orang di sekitarnya (saudara atau
anggota keluarga yang lain) agar orang tua dapat menghentikan
tindakan kekerasan verbal yang telah dilakukan.
2. Bagi Orang Tua
Penulis menyarankan kepada orang tua untuk tidak melakukan
kekerasan verbal kepada anak sebagai sarana mendisiplinkan anak.
Kekerasan verbal memberi dampak yang tidak baik terhadap remaja.
Dampak yang ditimbulkan antara lain adalah, membuat anak merasa
minder, rendah diri, mempunyai konsep diri yang buruk, dan memiliki
pola pikir yang negatif dalam memandang diri sendiri dan dunia luar.
Hal tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan diri pada remaja.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti lain yang tertarik untuk membuat penelitian
dengan
topik
kekerasan
verbal
atau
kepercayaan
diri
dapat
mengembangkan penelitian dengan variabel lain, seperti pola asuh. Pola
asuh dapat dihubungkan dengan kepercayaan diri pada remaja. Selain
itu, peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan waktu
penelitian, misalnya dalam melakukan pengambilan data di waktu yang
tepat agar subyek lebih dapat menjawab secara maksimal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, T & Andayani, B. (1998). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja
Penganggur Melalui Kelompok Dukungan Sosial. Jurnal Psikologi: 2,
35-46.
Al-Uqshari,Y. (2001). Percaya Diri Pasti. Jakarta: Bima Insani.
Arsih, F.Y. (2010). Studi Fenomenologis kekerasan kata-kata atau verbal pada
remaja. Semarang: Skripsi Undip.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ghozali, Iman. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hamdan. (2009). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Motivasi
Berprestasi pada Siswa SMUN 1 Bekasi. Jurnal Psikologi: Fakultas
Psikologi Universitas Gunadharma.
Hartono, B. (1997). Melatih Anak Percaya Diri. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Huraerah, A. (2012). Kekerasan Terhadap Anak. Bandung: Nuansa Cendekia.
Idrus, M & Rohmiati, A. (2011). Hubungan Kepercayaan Diri Remaja dengan
Pola Asuh Orang Tua Etnis Jawa. Jurnal Psikologi: Fakultas Psikologi
UII, 1-19.
Kroner, S & Biermann, A. (2007). The Relationship Between Confidence and Self
Concept- Toward a Model of Response Confidence. Journal of Science
Direct: 580-590.
Lauster, P. (1990). Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Liendenfield, G. (1997). Seri Keluarga: Mendidik Anak Agar Percaya
Diri.
Jakarta: Arcan.
Lumpkin, A. (2004). You Can Be Positive, Confident, and Courageous : Menjadi
Pribadi yang Positif, Percaya Diri dan Berani, diterjemahkan oleh Gisella
G. Astrid. Jakarta: Erlangga.
Murbani, B. (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Perilaku
Konsumtif Pada Remaja. Yogyakarta: Skripsi USD.
Narbuko, C & Achmadi, A. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Noh, C.H.C & Talaat,W.I.A.W. (2012). Verbal Abuse on Children: Does It
Amount to Child Abuse under the Malaysian Law?. Asian Social
Science, Vol.8 No.6.
Papalia, D.E, Olds, S.W, Fieldman, R.D. (2009). Human Development:
Perkembangan Manusia Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.
Prasetyo, T. (2012). Stop Abusing Our Children. (Online). Tersedia:
https://plus.google.com/+TeguhPrasetyo/posts/6MHbpRiowTX. Html (
20 Juni 2012).
Purwanto, E.G & Sulistyastuti, D.R. Metodologi Penelitian Kuantitatif: untuk
Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava
Media.
Puspasari, A. (2007). Cara Praktis Mengukur dan Mengembangkan Konsep Diri
Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Rini, J.F. (2002). Memupuk Rasa Percaya Diri. (Online). Tersedia: http://www.epsikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=84. Html (16 Oktober 2002).
Rohayati, I. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan
Percaya Diri Siswa (Studi Pre-Eksperimental pada Siswa SMA Negeri 13
Bandung Kelas XI Tahun Pelajaran 2010-2011). Jurnal Bimbingan &
Konseling: 1, 368-376.
60
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J.W. (2003). Life-Span Development: Perkembangan masa-hidup edisi
13. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S.W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shafira.
(1999).
-.
(Online).
Tersedia:
http://digilib.sunan-
ampel.ac.id/files/disk1/207/jiptiain--shafirairm-10304-2-hubungan-l.pdf
Siregar, Syofian. (2013). Statistik Parameristik Untuk Penelitian Kuantitatif
(Dilengkapi dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17).
Jakarta: Bumi Aksara.
Siska, Sudardjo & Purmaningsih. ( 2003). Kepercayaan Diri dan Kecemasan
Interpersonal pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi: 67-71.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit EGC.
Surya, H. (2007). Percaya Diri Itu Penting (Peran Orang Tua Dalam
Menumbuhkan Percaya Diri Anak). Jakarta: Elex Media Komputindo.
Suryabrata, S. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Suharto, M. (1997). Emangnya Gue Pikirin?. Yogyakarta: Kanisius.
Suyanto, B. (2003). Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana.
Vissing, Y.M, Straus, M.A, Gelles, R.J, & Harrop, J.W. (1991). Verbal
Aggression By Parents And Psychosocial Problems of Children. Journal
of Child Abuse and Neglect: 15, 223-238.
.
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1
SKALA KEPERCAYAAN DIRI
(SEBELUM UJI COBA)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INSTRUKSI
Teman-teman diharapkan menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan teman-teman
yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Cara menjawabnya adalah dengan
memberi tanda silang (X) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan teman-teman pada
kolom yang telah disediakan.
Contoh:
No.
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
(S)
Setuju
Setuju
(TS)
(SS)
(STS)
1.
Saya ingin menjadi
X
orang sukses.
Berdasarkan contoh diatas, responden memberi tanda X pada kolom setuju (S) yang berarti
setuju dengan pernyataan nomor satu.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
1.
Saya ingin menjadi juara kelas.
2.
Saya
merasa
biasa
STS
saja
apabila
mendapatkan nilai ulangan yang jelek.
3.
Saya ingin mengikuti ektrakulikuler yang
saya minati.
4.
Saya
malas
mengikuti
kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah.
5.
Saya ingin mempunyai teman sebanyakbanyaknya di sekolah.
6.
Saya
takut
menolak
ajakan
teman
meskipun saya tahu itu bukan hal yang
baik.
7.
Saya ingin melanjutkan pendidikan di
sekolah favorit.
8.
Saya malas bergaul dengan teman-teman
saya.
9.
Saya ingin mendapatkan beasiswa di
sekolah.
10.
Saya mengabaikan tugas-tugas yang saya
peroleh.
11.
Saya berusaha mengerjakan PR sendiri
meskipun saya mendapat kesulitan.
12.
Saya mencontek PR teman karena saya
merasa kesulitan dalam mengerjakannya.
13.
Saya belajar setiap hari atas kemauan
sendiri, bukan karena mengikuti teman.
14.
Saya lebih memilih bertanya pada guru
atau teman dari pada mencari jawaban
dengan membaca buku terlebih dahulu
pada saat mengalami kesulitan belajar.
15.
Saya
memilih
untuk
masuk
sekolah
TS
S
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
meskipun teman-teman mengajak saya
untuk membolos sekolah.
16.
Saya mengikuti kegiatan karena temanteman
saya
juga
mengikuti
kegiatan
tersebut.
17.
Saya
memilih
untuk
belajar
ketika
keesokan hari ada ulangan harian, dari
pada
mengikuti
ajakan
teman
untuk
bermain.
18.
Saya hanya mau belajar bersama-sama
dengan teman.
19.
Saya mampu mengerjakan tugas yang saya
miliki dan dapat mengikuti pelajaran
dengan baik.
20.
Prestasi belajar saya baik karena saya
mencontek teman saya.
21.
Saya merasa yakin bisa lulus dari Ujian
Nasional.
22.
Saya merasa sulit untuk mendapatkan nilai
yang bagus pada saat ulangan harian.
23.
Saya
merasa
yakin
dapat
diterima
disekolah yang saya inginkan.
24.
Saya merasa khawatir akan masa depan
saya.
25.
Saya merasa yakin dapat memperoleh nilai
yang baik pada saat ulangan harian.
26.
Saya merasa teman-teman saya jauh lebih
hebat dari pada saya.
27.
Saya merasa yakin suatu saat dapat
memiliki perkerjaan sesuai yang saya
inginkan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
STS
28.
Saya merasa menjadi anak yang tidak
memiliki prestasi.
29..
Saya merasa yakin suatu saat dapat
membahagiakan orang tua saya.
30.
Saya merasa sulit untuk memperbaiki
kegagalan saya.
31.
Saya menengok teman saya yang sedang
sakit.
32.
Saya suka menyinggung perasaan temanteman pada saat bercanda dengan mereka.
33.
Saya berusaha berhati-hati dalam berbicara
karena tidak ingin menyakiti perasaan
orang lain.
34.
Saya merasa enggan meminjamkan buku
atau catatan kepada teman saya.
35.
Saya berusaha mendengarkan teman yang
sedang menceritakan masalahnya kepada
saya
36.
Saya
teman
memilih-milih
saya
dalam
menolong
yang sedang mengalami
kesulitan.
37.
Saya membantu teman saya belajar apabila
dia
mendapatkan
kesulitan
dalam
memahami mata pelajaran tertentu.
38.
Saya membiarkan teman saya yang sedang
berjalan kaki menuju sekolah meskipun
TS
S
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pada saat itu saya sedang mengendarai
motor menuju sekolah.
39.
Saya meminjamkan catatan kepada teman
saya yang tidak masuk sekolah.
40.
Saya enggan meminjamkan uang kepada
teman saya yang lupa membawa uang
saku.
41.
Saya mempersilakan teman saya untuk
mengutarakan pendapatnya pada saat rapat
atau berdiskusi kelompok.
42.
Saya hanya berteman dengan orang yang
seiman dengan saya.
43.
Saya mau mendengarkan pendapat dari
teman saya.
44.
Saya sering menjelek-jelekan teman saya
karena dia berbeda agama dengan saya.
45.
Saya mau bertukar pikiran dengan teman
saya tentang banyak hal.
46.
Saya malas berteman dengan orang yang
tidak sependapat dengan saya.
47.
Saya menghargai teman saya yang berbeda
agama dengan saya.
48.
Saya merasa bahwa saya adalah orang
yang jauh lebih baik dari teman saya.
49.
Saya enggan mengolok-olok teman saya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50.
Saya suka menyebarkan kabar yang tidak
baik tentang teman saya meskipun belum
mengetahui kebenarannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2
SKALA KEPERCAYAAN DIRI
(SETELAH UJI COBA)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INSTRUKSI
Teman-teman diharapkan menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan
teman-teman yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Cara
menjawabnya adalah dengan memberi tanda silang (X) pada pernyataan yang
sesuai dengan keadaan teman-teman pada kolom yang telah disediakan.
Contoh:
No.
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
(S)
Setuju
Setuju
(TS)
(SS)
(STS)
1.
Saya
ingin
menjadi
orang
X
sukses.
Berdasarkan contoh diatas, responden memberi tanda X pada kolom setuju (S)
yang berarti setuju dengan pernyataan nomor satu.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
STS
1.
Saya ingin menjadi juara kelas.
2.
Saya mencontek PR teman karena
saya
merasa
kesulitan
dalam
mengerjakannya.
3.
Saya
malas
mengikuti
kegiatan
ekstrakulikuler di sekolah.
4.
Saya
merasa
sulit
untuk
mendapatkan nilai yang bagus pada
saat ulangan harian.
5.
Saya merasa teman-teman saya jauh
lebih hebat dari pada saya.
6.
Saya merasa menjadi anak yang
tidak memiliki prestasi.
7.
Saya
berusaha
mengerjakan
PR
sendiri meskipun saya mendapat
kesulitan.
8.
Saya mencontek PR teman karena
saya
merasa
kesulitan
dalam
mengerjakannya.
9.
Saya
belajar
kemauan
setiap
sendiri,
hari
bukan
atas
karena
mengikuti teman.
10.
Saya memilih untuk belajar ketika
keesokan hari ada ulangan harian,
dari pada mengikuti ajakan teman
untuk bermain.
11.
Saya mampu mengerjakan tugas
TS
S
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang
saya
miliki
dan
dapat
mengikuti pelajaran dengan baik.
12.
Prestasi belajar saya baik karena
saya mencontek teman saya.
13.
Saya merasa yakin bisa lulus dari
Ujian Nasional.
14.
Saya
merasa
sulit
untuk
mendapatkan nilai yang bagus pada
saat ulangan harian.
15.
Saya merasa yakin dapat diterima
disekolah yang saya inginkan.
16.
Saya merasa yakin suatu saat dapat
memiliki perkerjaan sesuai yang
saya inginkan.
17.
Saya merasa menjadi anak yang
tidak memiliki prestasi.
18.
Saya
merasa
sulit
untuk
memperbaiki kegagalan saya.
19.
Saya suka menyinggung perasaan
teman-teman pada saat bercanda
dengan mereka.
20.
Saya berusaha mendengarkan teman
yang
sedang
menceritakan
masalahnya kepada saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
STS
21.
Saya membantu teman saya belajar
apabila dia mendapatkan kesulitan
dalam memahami mata pelajaran
tertentu.
22.
Saya membiarkan teman saya yang
sedang berjalan kaki menuju sekolah
meskipun pada saat itu saya sedang
mengendarai motor menuju sekolah.
23.
Saya meminjamkan catatan kepada
teman
saya
yang
tidak
masuk
sekolah.
24.
Saya enggan meminjamkan uang
kepada
teman
saya
yang
lupa
membawa uang saku.
25.
Saya mempersilakan teman saya
untuk mengutarakan pendapatnya
pada saat rapat atau berdiskusi
kelompok.
26.
Saya hanya berteman dengan orang
yang seiman dengan saya.
TS
S
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27.
Saya mau mendengarkan pendapat
dari teman saya.
28.
Saya sering menjelek-jelekan teman
saya karena dia berbeda agama
dengan saya.
29.
Saya malas berteman dengan orang
yang tidak sependapat dengan saya.
30.
Saya suka menyebarkan kabar yang
tidak
baik
tentang
meskipun
kebenarannya.
belum
teman
saya
mengetahui
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 3
UJI RELIABILITAS
SKALA KEPERCAYAAN DIRI
(SETELAH UJI COBA)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
111
100.0
0
.0
111
100.0
Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.758
30
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
KD1
3.22
.529
111
KD2
2.32
.660
111
KD3
2.68
.776
111
KD4
2.68
.590
111
KD5
2.51
.631
111
KD6
3.14
.645
111
KD7
2.94
.576
111
KD8
2.32
.605
111
KD9
2.78
.609
111
KD10
2.98
.660
111
KD11
2.99
.437
111
KD12
3.29
.579
111
KD13
3.74
.441
111
KD14
2.74
.534
111
KD15
3.14
.658
111
KD16
3.47
.615
111
KD17
3.20
.658
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KD18
2.93
.614
111
KD19
2.80
.672
111
KD20
3.43
.533
111
KD21
3.13
.429
111
KD22
3.21
.574
111
KD23
3.14
.616
111
KD24
3.21
.691
111
KD25
3.38
.487
111
KD26
3.74
.461
111
KD27
3.37
.503
111
KD28
3.77
.461
111
KD29
3.36
.585
111
KD30
3.49
.586
111
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
KD1
89.88
37.720
.105
.760
KD2
90.79
35.465
.354
.747
KD3
90.43
35.451
.284
.752
KD4
90.43
36.379
.275
.752
KD5
90.59
36.650
.214
.755
KD6
89.96
36.426
.236
.754
KD7
90.16
35.417
.428
.744
KD8
90.78
35.779
.350
.748
KD9
90.32
35.951
.323
.749
KD10
90.12
36.637
.201
.756
KD11
90.11
36.042
.467
.745
KD12
89.81
36.334
.289
.751
KD13
89.36
38.170
.058
.761
KD14
90.36
36.911
.229
.754
KD15
89.96
36.265
.250
.753
KD16
89.63
36.444
.250
.753
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KD17
89.90
35.579
.340
.748
KD18
90.17
35.733
.351
.747
KD19
90.30
37.264
.118
.761
KD20
89.67
36.797
.248
.753
KD21
89.97
38.224
.052
.761
KD22
89.89
36.205
.311
.750
KD23
89.96
36.338
.265
.752
KD24
89.89
36.581
.195
.757
KD25
89.72
35.976
.423
.745
KD26
89.36
36.516
.350
.749
KD27
89.73
36.226
.364
.748
KD28
89.33
37.031
.257
.753
KD29
89.74
36.562
.252
.753
KD30
89.61
36.372
.279
.752
Scale Statistics
Mean
93.10
Variance
38.683
Std. Deviation
6.220
N of Items
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 4
SKALA KEKERASAN VERBAL
(SEBELUM UJI COBA)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INSTRUKSI
Teman-teman diharapkan menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan teman-teman
yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Cara menjawabnya adalah dengan
memberi tanda silang (X) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan teman-teman pada
kolom yang telah disediakan.
Contoh:
No.
Pernyataan
Tidak
Jarang
Sering
Selalu
Pernah
(JR)
(SR)
(SL)
(TP)
1.
Orang
tua
saya
X
memarahi saya tanpa
suatu alasan
yang
jelas.
Berdasarkan contoh diatas, responden memberi tanda X pada kolom Sering (SR) yang berarti
sering mengalami kejadian seperti pada pernyataan nomor satu.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
TP
1.
Orang tua saya menganggap bahwa saya
tidak bisa berprestasi di sekolah.
2.
Orang tua saya percaya bahwa saya bisa
menjadi anak yang berhasil.
3.
Orang tua saya memanggil saya dengan
sapaan yang tidak saya senangi.
4.
Orang tua saya tidak pernah membentakbentak saya.
5.
Orang
tua
saya
memanggil
sambil
berteriak atau membentak meskipun saya
berada di dekat mereka.
6.
Orang tua saya memanggil dengan sapaan
kesayangan dari mereka.
7.
Orang tua saya mengganggap saya sebagai
anak yang tidak berguna.
8.
Orang tua saya memberikan saya nasehat
ketika saya melakukan suatu kesalahan.
9.
Orang tua saya menyumpahi saya dengan
kata-kata yang tidak baik ketika saya
sedang melakukan suatu kesalahan.
10.
Orang tua saya selalu mengajarkan untuk
bertutur kata yang baik ketika sedang
berbicara dengan orang lain.
11.
Orang tua saya jarang memiliki waktu
luang untuk saya dan saudara kandung
saya.
12.
Orang tua saya mengkhawatirkan saya
ketika pulang terlalu malam.
13.
Orang
tua
tidak
mencemaskan
saya
JR
SR
SL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
meskipun saya tidak meminta izin saat
pergi.
14.
Orang tua saya mengkhawatirkan saya
ketika pulang terlalu malam.
15.
Orang tua saya merasa biasa saja apabila
nilai ulangan saya jelek.
16.
Orang tua saya selalu memperhatikan
segala kebutuhan saya.
17.
Orang tua saya sering memarahi dan
mengancam saya apabila saya melakukan
suatu kesalahan.
18.
Orang tua saya merasa khawatir apabila
saya sakit.
19.
Orang tua saya sering memarahi dan
mengancam saya apabila saya melakukan
suatu kesalahan.
20.
Orang tua saya merawat saya dengan baik
ketika saya sakit.
21.
Orang tua memarahi dan melakukan
tindakan
yang
(menampar,
menyakiti
fisik
mencubit,
saya
menjewer,
menjambak rambut, dll) pada saat tahu
bahwa saya dihukum oleh guru karena
melanggar peraturan di sekolah.
22.
Orang tua saya menasehati saya dengan
baik
ketika
saya
melakukan
suatu
kesalahan.
23.
Orang
tua
saya
memarahi
sambil
mendorong tubuh saya hingga terjatuh.
24.
Orang tua mau menerima dan memaafkan
ketika saya mengakui kesalahan yang telah
saya lakukan sambil memeluk saya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
TP
25.
Orang tua memarahi dan mendorong tubuh
saya pada saat saya membantah nasihat
dari orang tua.
26.
Orang tua mau memahami permasalahan
yang sedang saya hadapi dengan baik
sehingga tidak memarahi saya ketika saya
melakukan suatu kesalahan.
27.
Orang
tua
tindakan
memaki
yang
(menampar,
dan
menyakiti
mencubit,
melakukan
fisik
saya
menjewer,
menjambak rambut, dll) pada saat saya
pulang
hingga
larut
malam
setelah
bermain.
28.
Orang tua mau memahami permasalahan
yang sedang saya hadapi dengan baik
sehingga tidak memarahi saya ketika saya
melakukan suatu kesalahan.
29.
Orang tua saya menasehati saya dengan
baik
ketika
saya
melakukan
suatu
kesalahan.
30.
Orang tua saya tidak pernah kasar dengan
saya.
31.
Orang tua selalu mencari-cari kesalahan
yang pernah saya lakukan.
32.
Saat orang tua saya sedang marah karena
suatu hal, orang tua saya tetap memberikan
JR
SR
SL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
perhatian kepada saya.
33.
Orang tua memarahi saya meskipun saya
tidak melakukan kesalahan.
34.
Meskipun
saya
sedang
melakukan
kesalahan, orang tua saya enggan untuk
memarahi saya hingga saya menangis.
35.
Ketika sedang marah, orang tua selalu
mengungkit-ungkit kesalahan yang pernah
saya lakukan.
36.
Orang tua saya menanyakan apa yang saya
rasakan pada saat saya mengalami suatu
peristiwa yang kurang menyenangkan.
37.
Orang
tua
menyalahkan
saya
dalam
berbagai hal tanpa menanyakan terlebih
dahulu permasalahan yang sebenarnya.
38.
Saat saya melakukan suatu kesalahan,
orang tua saya memberitahu apa kesalahan
yang telah saya lakukan dengan baik tanpa
memarahi saya.
39.
Orang
tua
menyalahkan
saya
dalam
berbagai hal tanpa menanyakan terlebih
dahulu permasalahan yang sebenarnya.
40.
Orang tua saya tetap memberikan nasehat
dan dukungan positif pada saat saya
melakukan
suatu
kesalahan
tanpa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
memarahi saya secara berlebihan.
NO.
Pernyataan
41.
Orang tua memberikan pujian bahwa saya
anak pintar pada saat nilai ulangan saya
jelek.
42.
Orang tua memberikan pujian pada saat
saya mendapat juara kelas.
43.
Orang tua berkata dengan sinis bahwa saya
anak yang baik hati pada saat saya
menolak untuk mengantar orang tua saya
ke suatu tempat.
44.
Orang tua selalu berkata jujur kepada saya
jika tindakan saya keliru.
45.
Orang tua saya mengatakan bahwa saya
berbakti pada orang tua pada saat saya
ketahuan berbohong.
46.
Orang tua memperdulikan perasaan saya
pada saat saya merasa sedih.
47.
Orang tua memberikan pujian pada saat
saya mendapat juara kelas.
48.
Orang tua saya mengatakan bahwa saya
anak yang rajin pada saat saya belajar
untuk mempersiapkan ujian.
49.
Orang tua saya mengatakan bahwa saya
anak rajin padahal saya sedang bermalasmalasan di dalam kamar.
TP
JR
SR
SL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50.
Orang tua saya mengatakan bahwa saya
anak
yang
rajin
pada
saat
saya
memutuskan untuk berangkat les dari pada
bermain bersama teman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 5
SKALA KEKERASAN VERBAL
(SETELAH UJI COBA)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INSTRUKSI
Teman-teman diharapkan menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan
teman-teman yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Cara
menjawabnya adalah dengan memberi tanda silang (X) pada pernyataan yang
sesuai dengan keadaan teman-teman pada kolom yang telah disediakan.
Contoh:
No.
Pernyataan
Tidak
Jarang
Sering
Selalu
Pernah
(JR)
(SR)
(SL)
(TP)
1.
Orang tua saya
memarahi
X
saya
tanpa suatu alasan
yang jelas.
Berdasarkan contoh diatas, responden memberi tanda X pada kolom Sering
(SR) yang berarti sering mengalami kejadian seperti pada pernyataan nomor
satu.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
Pernyataan
1.
Orang tua saya menganggap bahwa
saya
tidak
bisa
TP
berprestasi
di
sekolah.
2.
Orang tua saya percaya bahwa saya
bisa menjadi anak yang berhasil.
3.
Orang tua saya memanggil sambil
berteriak atau membentak meskipun
saya berada di dekat mereka.
4.
Orang tua saya mengganggap saya
sebagai anak yang tidak berguna.
5.
Orang tua saya memberikan saya
nasehat ketika saya melakukan suatu
kesalahan.
6.
Orang tua saya menyumpahi saya
dengan kata-kata yang tidak baik
ketika saya sedang melakukan suatu
kesalahan.
7.
Orang tua saya mengkhawatirkan
saya ketika pulang terlalu malam.
8.
Orang tua saya merasa biasa saja
apabila nilai ulangan saya jelek.
9.
Orang
tua
memperhatikan
saya
segala
selalu
kebutuhan
saya.
10.
Orang tua saya sering memarahi dan
JR
SR
SL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mengancam
saya
apabila
saya
melakukan suatu kesalahan.
11.
Orang tua saya merasa khawatir
apabila saya sakit.
12.
Orang tua saya merawat saya dengan
baik ketika saya sakit.
13.
Orang tua memarahi dan melakukan
tindakan yang menyakiti fisik saya
(menampar, mencubit, menjewer,
menjambak rambut, dll) pada saat
tahu bahwa saya dihukum oleh guru
karena
melanggar
peraturan
di
sekolah.
14.
Orang tua saya menasehati saya
dengan baik ketika saya melakukan
suatu kesalahan.
15.
Orang
tua
mau
menerima
dan
memaafkan ketika saya mengakui
kesalahan yang telah saya lakukan
sambil memeluk saya.
16.
Orang tua memaki dan melakukan
tindakan yang menyakiti fisik saya
(menampar, mencubit, menjewer,
menjambak rambut, dll) pada saat
saya pulang hingga larut malam
setelah bermain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
17.
Pernyataan
Orang
tua
mau
TP
memahami
permasalahan yang sedang saya
hadapi dengan baik sehingga tidak
memarahi
saya
ketika
saya
melakukan suatu kesalahan.
18.
Orang tua saya menasehati saya
dengan baik ketika saya melakukan
suatu kesalahan.
19.
Saat orang tua saya sedang marah
karena suatu hal, orang tua saya
tetap memberikan perhatian kepada
saya.
20.
Orang tua memarahi saya meskipun
saya tidak melakukan kesalahan.
21.
Orang tua saya menanyakan apa
yang saya rasakan pada saat saya
mengalami suatu peristiwa yang
kurang menyenangkan.
22.
Orang tua menyalahkan saya dalam
berbagai
hal
tanpa
menanyakan
terlebih dahulu permasalahan yang
JR
SR
SL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sebenarnya.
23.
Saat
saya
kesalahan,
melakukan
orang
suatu
tua
saya
memberitahu apa kesalahan yang
telah saya lakukan dengan baik tanpa
memarahi saya.
24.
Orang tua saya tetap memberikan
nasehat dan dukungan positif pada
saat saya melakukan suatu kesalahan
tanpa
memarahi
saya
secara
berlebihan.
25.
Orang tua berkata dengan sinis
bahwa saya anak yang baik hati pada
saat saya menolak untuk mengantar
orang tua saya ke suatu tempat.
26.
Orang
tua selalu
berkata
jujur
kepada saya jika tindakan saya
keliru.
27.
Orang tua memperdulikan perasaan
saya pada saat saya merasa sedih.
28.
Orang tua memberikan pujian pada
saat saya mendapat juara kelas.
29.
Orang tua saya mengatakan bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
saya anak yang rajin pada saat saya
belajar untuk mempersiapkan ujian.
30.
Orang tua saya mengatakan bahwa
saya anak yang rajin pada saat saya
memutuskan untuk berangkat les
dari pada bermain bersama teman.
Periksalah kembali jawaban teman-teman, jangan sampai ada yang
terlewatkan.
Terima Kasih untuk partisipasinya 
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 6
UJI RELIABILITAS
SKALA KEKERASAN VERBAL
(SETELAH UJI COBA)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
111
100.0
0
.0
111
100.0
Excludeda
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.904
30
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
KV1
1.41
.623
111
KV2
1.41
.680
111
KV3
1.56
.735
111
KV4
1.21
.574
111
KV5
1.40
.592
111
KV6
1.23
.539
111
KV7
1.44
.628
111
KV8
1.88
.692
111
KV9
1.57
.669
111
KV10
1.71
.813
111
KV11
1.50
.672
111
KV12
1.37
.631
111
KV13
1.21
.507
111
KV14
1.50
.699
111
KV15
2.11
.994
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KV16
1.19
.531
111
KV17
2.18
.822
111
KV18
1.50
.686
111
KV19
1.92
.752
111
KV20
1.54
.723
111
KV21
2.49
.808
111
KV22
1.59
.803
111
KV23
2.27
.808
111
KV24
1.96
.808
111
KV25
1.48
.672
111
KV26
1.78
.730
111
KV27
2.08
.875
111
KV28
1.80
.932
111
KV29
2.32
.844
111
KV30
2.41
.994
111
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
KV1
49.62
121.269
.570
.899
KV2
49.61
123.527
.363
.902
KV3
49.46
121.570
.455
.901
KV4
49.81
123.532
.441
.901
KV5
49.62
124.663
.338
.903
KV6
49.79
123.837
.447
.901
KV7
49.58
125.876
.228
.904
KV8
49.15
126.284
.175
.905
KV9
49.45
124.756
.286
.904
KV10
49.31
122.118
.373
.902
KV11
49.52
121.755
.490
.900
KV12
49.65
120.081
.651
.898
KV13
49.81
125.439
.334
.903
KV14
49.52
119.475
.623
.898
KV15
48.91
116.309
.568
.899
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KV16
49.83
123.910
.448
.901
KV17
48.84
118.453
.578
.898
KV18
49.52
120.166
.588
.899
KV19
49.10
121.186
.467
.901
KV20
49.48
119.618
.590
.898
KV21
48.53
119.607
.522
.900
KV22
49.44
119.387
.539
.899
KV23
48.75
119.559
.524
.900
KV24
49.06
117.653
.638
.897
KV25
49.54
127.841
.078
.907
KV26
49.24
123.990
.305
.903
KV27
48.94
116.702
.635
.897
KV28
49.22
116.984
.577
.898
KV29
48.70
119.190
.520
.900
KV30
48.62
117.211
.524
.900
Scale Statistics
Mean
51.02
Variance
129.485
Std. Deviation
11.379
N of Items
30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 7
UJI LINEARITAS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Case Processing Summary
Cases
Included
N
MEAN_KD * MEAN_KV
Excluded
Percent
116
N
100.0%
Percent
0
.0%
Report
MEAN_KD
MEAN_KV
Mean
N
Total
Std. Deviation
1.13333333333333
3.77
1
.
1.16666666666667
3.25
2
.212
1.2
2.99
3
.139
1.23333333333333
3.43
4
.202
1.26666666666667
3.07
3
.167
1.3
2.87
2
.283
1.33333333333333
3.19
6
.203
1.36666666666667
3.06
4
.107
1.4
3.17
5
.123
1.43333333333333
3.13
2
.141
1.5
3.26
9
.638
1.53333333333333
3.21
8
.156
1.56666666666667
3.05
5
.176
1.6
3.28
2
.118
1.63333333333333
3.00
3
.219
1.66666666666667
3.21
4
.213
1.7
3.21
4
.032
1.73333333333333
3.09
5
.297
1.76666666666667
3.16
5
.135
1.8
3.22
2
.024
1.83333333333333
3.17
2
.047
1.86666666666667
3.05
5
.236
N
Percent
116
100.0%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.9
2.98
4
.213
1.93333333333333
2.97
1
.
1.93712872393502
3.17
1
.
1.96666666666667
2.99
3
.278
2
2.83
2
.047
2.03333333333333
3.20
4
.397
2.06666666666667
2.90
1
.
2.16666666666667
2.96
3
.102
2.2
3.10
1
.
2.3
2.87
2
.189
2.36666666666667
3.37
1
.
2.4
3.60
1
.
2.53333333333333
2.93
1
.
2.57291780099793
2.77
1
.
2.7
3.10
2
.236
2.73333333333333
2.93
1
.
3.26666666666667
2.90
1
.
Total
3.13
116
.275
ANOVA Table
Sum of
Squares
MEAN_KD * MEAN_KV
Between Groups
(Combined)
Mean
df
Square
2.702
38
.402
1
2.299
Within Groups
Total
Linearity
Deviation
from Linearity
R
MEAN_KD * MEAN_KV
-.215
R Squared
.046
Eta
.558
Sig.
.914
.612
.402 5.174
.026
37
.062
.772
5.988
77
.078
8.690
115
Measures of Association
Eta Squared
.311
.071
F
.799
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 8
UJI NORMALITAS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa
111
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
5.93271195
Absolute
.045
Positive
.038
Negative
-.045
Kolmogorov-Smirnov Z
.474
Asymp. Sig. (2-tailed)
.978
a. Test distribution is normal
Gambar 1
(Uji Outlier dari sebaran data)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 2
(Uji Outlier dari sebaran data)
Gambar 3
(Uji Outlier dari sebaran data)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 4
(Uji Outlier dari sebaran data)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 9
UJI KORELASI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Correlations
TS_KD
TS_KD
Pearson Correlation
TS_KV
1
-.300**
Sig. (2-tailed)
N
TS_KV
Pearson Correlation
.001
111
111
-.300**
1
Sig. (2-tailed)
.001
N
111
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
111
Download