1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keunggulan kompetitif suatu organisasi diawali oleh manusia dan diakhiri oleh
manusia juga, dengan demikian organisasi harus mengembangkan sumber daya
manusia (SDM) sebagai aset yang paling berharga dibandingkan seluruh aset yang
ada (Pela dan Inayati : 2011). Untuk itu sumber daya manusia perlu dijaga dan
dipelihara sehingga dapat memberikan hasil yang optimal (Hutapea dan Thoha:
2008). Tanpa adanya sumber daya manusia yang kompeten, perusahaan tidak akan
berjalan dengan baik. Terlebih lagi di dalam persaingan ekonomi saat ini yang
meningkat dan telah memperpendek daur hidup dari produk, teknologi serta strategi
persaingan membuat lingkungan bisnis berubah dengan cepat (Hasibuan : 2012).
Terkait dengan perubahan lingkungan bisnis yang ada perusahaan tidak hanya harus
dapat memajukan usaha mereka saja, tetapi harus mampu bersaing dan mampu
bertahan di dalam zaman yang modern ini. Setiap perusahaan baik pada sektor
industri ataupun jasa harus memiliki manajemen sumber daya manusia yang baik dan
benar di dalam perusahaannya. Manajemen sumber daya manusia yang baik sangat
berperan penting di dalam keberlangsungan sumber daya manusia yang ada di dalam
perusahaan guna meningkatkan kinerja maupun untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan lancar.
Untuk dapat bersaing bahkan unggul dalam komponen-komponen perubahan
lingkungan bisnis dibutuhkan adanya tenaga sumber daya manusia yang
berkompeten agar dapat mendukung dengan baik kinerja perusahaan itu sendiri
karena, pada dasarnya setiap perusahaan menginginkan keunggulan yang berbeda.
Kreativitas yang dimiliki dan dihasilkan oleh karyawan merupakan alternatif yang
dapat diaplikasikan agar perusahaan memiliki keunggulan bersaing. Sehubungan
dengan hal tersebut, banyak pimpinan perusahaan yang mencoba mengaitkan usaha
pencarian keunggulan bersaing dengan penggunaan sistem kompetensi. Oleh karena
itu, dibutuhkan persiapan pengembangan dari perusahaan di mana perusahaan tidak
hanya menyiapkan SDM yang mampu menguasai IPTEK (Ilmu pengetahuan dan
Teknologi) tetapi mempunyai keterampilan dan mau atau siap belajar sepanjang
hayatnya agar memiliki kompetensi yang baik. Menurut Spencer dan Spencer dalam
1
2
(Hutapea dan Thoha : 2008) mengungkapkan bahwa ada tiga komponen pembentuk
kompetensi, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan perilaku
(attitude).
Kompetensi berkaitan dengan motivasi, di mana apabila karyawan memiliki
kompetensi yang baik tetapi tidak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak maka
kompetensi tersebut tidak akan berjalan optimal. Oleh karena itu, seberapa pun
tingkat kompetensi yang dimiliki oleh seorang manusia pasti membutuhkan motivasi
(Mangkuprawira : 2007). Tanpa adanya motivasi, karyawan tersebut tidak memiliki
semangat serta daya dorong dalam melakukan segala tugas yang diberikan. Pendapat
Harold Koonzt dalam (Suharto dan Cahyono : 2005) mengatakan bahwa motivasi
sebagai salah satu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang menumbuhkan
keinginan atau upaya mencapai tujuan, selanjutnya akan menimbulkan tensi
(ketegangan) berupa keinginan yang belum terpenuhi, yang menyebabkan timbulnya
tindakan yang mengarah kepada tujuan dan akan memuaskan keinginan. Pegawai
termotivasi untuk meningkatkan kinerja karena adanya dorongan yang kuat untuk
memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi serta sebagai proses aktualisasi diri
karyawan yang dibuktikan lewat kemampuan dalam mengemban tugas dan pekerjaan
yang diberikan.
Tahun-tahun belakangan ini, pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan
kemampuan yang tinggi semakin banyak dibandingkan dengan pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan yang rendah maka, setiap perusahaan membutuhkan
pengembangan multi skill serta peran dari manajemen sumber daya manusia yang
dapat mendukung hal tersebut. Pada dasarnya industri diklasifikasi menjadi sektor
produksi dan jasa. Setiap industri sekarang memiliki skenario yang sama yaitu, untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi agar dapat bertahan di lingkungan bisnis yang ada
dengan cara meningkatkan kinerja dan efisiensi dari operasional perusahaan yang
berbasis pada kemampuan dan pengetahuan. Terlebih lagi pada industri produksi,
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan menjadi kewajiban dari setiap
perusahaan produksi agar mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Yuvaraj (2011) meneliti bahwa penggunaan
program competency mapping merupakan hal yang penting dan aktivitas esensial
bagi perusahan karena setiap organisasi yang memiliki manajemen yang baik harus
memiliki penetapan-penetapan peran yang baik serta daftar kompetensi yang
dibutuhkan untuk dapat menjalankan peran yang ada secara efektif. Hal ini dapat
3
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan karyawan agar mereka dapat mengerti
kemampuan diri sendiri dan dapat mengarahkan perkembangan karir mereka
sehingga bisa memicu adanya peningkatan motivasi dari dalam diri. Peneliti
terdahulu
menyatakan
bahwa
competency
mapping
sangat
akurat
dalam
mengidentifikasi kompetensi pekerjaan serta perilaku seorang karyawan di
organisasi. Competency mapping dapat juga digunakan oleh karyawan kontrak agar
dapat mengetahui karyawan yang mempunyai potensi-potensi tertentu. Kompetensi
merupakan satu set pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang dapat membuat
pekerjaan dikerjakan secara efektif dan efisien. Sebuah kompetensi merupakan
sesuatu yang dapat menggambarkan bagaimana sebuah pekerjaan dapat terselesaikan
secara baik.
Kompetensi memang merupakan hal yang penting dan harus dikembangkan
oleh setiap perusahaan agar mendapatkan SDM yang berkualitas serta dapat bekerja
secara efektif dan efisien namun, Zameer, et.al (2014) meneliti bahwa motivasi
merupakan faktor utama yang memengaruhi sumber daya manusia di dalam sebuah
organisasi.
Organisasi
harus
memotivasi
karyawan
mereka
untuk
dapat
menghasilkan kinerja yang terbaik. Faktanya, motivasi merupakan hal yang
mengarahkan karyawan untuk serius dalam melakukan tugas dan juga tanggung
jawabnya (Azar dan Shafighi : 2013). Motivasi mempunyai peran yang penting
dalam
organisasi
manapun
karena
apabila
perusahaan
tidak
memotivasi
karyawannya, maka karyawan di perusahaan tidak akan mau melaksanakan dan
mencapai tujuan perusahaan. Menurut Iqbal, et.al (2012) motivasi karyawan dan
kemampuan mereka merupakan hal yang secara bersama-sama memengaruhi kinerja
karyawan. Banyak penelitian yang lebih terfokus pada bagaimana menghasilkan
produktivitas secara maksimum, kesempurnaan dan kemampuan dalam bekerja,
padahal kebutuhan dan keinginan karyawan sendiri tidak kalah pentingnya. Motivasi
atau keinginan karyawan merupakan salah satu hal yang penting apabila seorang
manajer menginginkan produktivitas yang maksimum. Oleh karena itu, organisasi
harus menangani hal ini secara baik, dengan penanganan yang baik maka seorang
karyawan akan lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Terlebih lagi, karyawan pun memainkan peranan penting bagi persepsi
konsumen tentang perusahaan. Perusahaan sering kali mengeluarkan banyak biaya
untuk meningkatkan loyalitas konsumen dan sering mengabaikan motivasi
karyawannya padahal, konsumen akan melihat dan menilai karyawan yang ada di
4
perusahaan. Penilaian perilaku karyawan oleh konsumen tersebut akan menimbulkan
image perusahaan di pikirannya sehingga, perusahaan harus memberikan perhatian
pada motivasi kerja karyawan. Sekarang, zaman sudah memasuki era globalisasi
dimana perusahaan dihadapkan oleh kompetisi pasar yang semakin ketat. Apabila
perusahaan tidak dapat memotivasi karyawannya, perusahaan tersebut tidak akan
mampu bertahan di kompetisi lingkungan bisnis yang ada (Ruky :2006).
PT. Kayaba Indonesia (PT. KYBI) merupakan perusahaan yang sudah 39
tahun bergerak di bidang industri automotif. PT. Kayaba Indonesia berdiri pada 25
Februari 1976. PT. Kayaba Indonesia adalah pabrik shock absorber terbesar di
Indonesia yang memproduksi shock absorber menggunakan mesin berkualitas tinggi
yang memenuhi standar kualitas OEM (Original Equipment Manufacturer). Produk
dari PT. Kayaba Indonesia digunakan oleh sekitar 90% pabrikan mobil dan motor di
Indonesia, seperti Toyota, Mitsubishi, Daihatsu, dll untuk mobil serta Yamaha,
Suzuki, Vespa, Daytona, dll untuk motor.
Sebagai perusahaan yang bergerak di dalam bidang produksi, sumber daya
manusia merupakan salah satu tonggak utama bagi perusahaan untuk mencapai
tujuannya, khususnya sumber daya manusia di level operator pada divisi produksi
yang bersentuhan secara langsung dengan pembuatan barang yang akan diterima
konsumen oleh perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan
kekuatan yang utama bagi perusahaan karena, sumber daya manusia merupakan
elemen yang paling penting dan sangat erat kaitannya dengan produktivitas yang
tinggi. Terlebih lagi, dalam bidang produksi shock absorber pengetahuan,
kemampuan, serta kemauan karyawan dalam menjalankan hal-hal teknis maupun
non-teknis merupakan kunci keberhasilan. Untuk itu, penting bagi perusahaan dalam
memedulikan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya agar dapat
memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan, tetapi perusahaan tidak boleh hanya
terfokus pada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tanpa mementingkan aspekaspek yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Kompetensi digunakan sebagai
karakteristik dasar yang mempunyai hubungan kepada seorang individu untuk
menghasilkan kinerja yang efektif (Boyatzis : 2007) dan motivasi merupakan salah
satu faktor yang memengaruhi kinerja karyawan (Suharto dan Cahyono : 2005)
Peneliti sebelumnya telah mengamati bahwa penggunaan competency mapping
dianggap penting dalam menunjang kinerja perusahaan serta pertumbuhan
profitabilitas, namun konsep competency mapping sendiri masih awam dan belum
5
banyak diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pada dasarnya,
competency mapping didefinisikan sebagai proses dari pengidentifikasian kunci
kompetensi untuk sebuah perusahaan atau sebuah organisasi dan pekerjaan serta
fungsi yang menyertainya. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa konsep
penggunaan competency mapping pada perusahaan tidak hanya akan membuat
seorang individu bekerja dengan efektif dan efisien serta dapat membantu
perusahaan mencapai tujuan yang diinginkan. Konsep ini juga mampu menguatkan
keyakinan diri dan tingkat motivasi dengan mengatasi perbedaan kemampuan
karyawan terhadap tujuan dari perusahaan serta membuat karyawan dapat melihat
status yang sebenarnya dari kinerja mereka (Yuvaraj : 2011)
Sebagai perusahaan yang menghasilkan barang setengah jadi (intermediate
goods) berupa shock absorber untuk mobil dan motor, karyawan di PT. Kayaba
Indonesia sudah akrab dengan iklim organisasi yang selalu berubah mengikuti
perubahan manajemen, permintaan pasar dan relasi serta teknologi yang akan
merubah juga jalannya proses produksi. Selain itu, karyawan pun diharuskan untuk
dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan target yang memang diperlukan untuk
mensupply barang ke beberapa relasi perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya
perubahan-perubahan yang semakin berkembang pesat dan banyaknya karyawan
yang dimiliki perusahaan, PT. Kayaba Indonesia harus mampu mengidentifikasi hal
yang menjadi kunci utama kompetensi perusahaan dalam mencapai tujuan
produktivitasnya dan hal yang dapat memotivasi karyawannya untuk mau
menjalankan tujuan tersebut. Berikut merupakan hasil survei produktivitas kerja
karyawan, total produksi dan kehadiran karyawan pertahun pada PT. Kayaba
Indonesia.
Tabel 1.1 Produktivitas Kerja Karyawan (satuan: upmh*)
Tahun
Target
Actual
GAP
2011
4,04 upmh
4,25 upmh
+ 0,21 upmh
2012
4,90 upmh
4,83 upmh
0,07 upmh
2013
5,80 upmh
5,33 upmh
0,47 upmh
*upmh : Unit Per Man Hour (Output yang dihasilkan perorang per satu jam kerja)
Sumber : PT. Kayaba Indonesia
6
TingkatKehadiran
PersentaseHadir
100.00%
99.50%
99.00%
98.50%
98.00%
97.50%
97.00%
96.50%
2011
2012
2013
Tahun
Gambar 1.1 Tingkat Kehadiran Karyawan
Sumber : PT. Kayaba Indonesia
Tabel 2.1 Total Produksi
Tahun
Total Produksi
2011
3.654.488
2012
2.919.911
2013
3.063.349
Sumber : PT. Kayaba Indonesia
Berdasarkan hasil survei terhadap populasi karyawan PT. Kayaba Indonesia
yang pada saat ini berjumlah 1443 orang, terjadi gap atau jarak antara target yang
harus dicapai perorang dalam waktu per jam dengan keadaan yang terjadi di
lapangan. Adanya gap yang terjadi dimulai pada tahun 2012 dan berlanjut pada
tahun 2013. Persentase tingkat kehadiran karyawan pun semakin menurun setiap
tahunnya dan total produksi pada tahun 2012 dan 2013 yang lebih rendah
dibandingkan tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan
produktivitas pada 2012 dan 2013 dibandingkan tahun 2011. Tentu, keadaan ini akan
menjadi masalah serius bila tidak segera diperbaiki oleh perusahaan karena pada
industri yang menghasilkan suatu produk, produktivitas perusahaan merupakan salah
satu indikator kesuksesan perusahaan tersebut. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
7
produktivitas perusahaan dapat meningkat apabila kinerja karyawan serta motivasi
karyawan tersebut juga meningkat.
Berkaitan dengan pentingnya competency mapping terhadap motivasi dan
kinerja seperti yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya, sebaiknya perusahaan
mengetahui bagaimana persepsi karyawan tentang penggunaan competency mapping.
Penggunaan competency mapping di perusahaan dapat meningkatkan motivasi
karyawan yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri sehingga,
hal ini dapat bermanfaat untuk perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan
yang akan berpengaruh terhadap hasil barang yang akan disupply ke perusahaan lain.
Apabila nyatanya konsep competency mapping belum digunakan secara efektif di
perusahaan, hal ini dapat membuat karyawan tidak mengetahui tujuan dari
perusahaan ataupun dirinya sendiri yang akan mengakibatkan turunnya motivasi
untuk bekerja dan akan berakibat pada turunnya kinerja karyawan setiap tahunnya.
Bila kinerja karyawan terus menurun setiap tahunnya, perusahaan akan sulit
mencapai tujuannya. Tentu hal ini akan merugikan perusahaan terlebih lagi, apabila
hal ini terus dibiarkan maka perusahaan tidak akan mampu bertahan dalam
menghadapi ketatnya persaingan bisnis dan perusahaan akan bangkrut.
Dari dasar inilah peneliti mengambil topik penelitian tentang “ANALISIS
PENGARUH COMPETENCY MAPPING TERHADAP MOTIVASI KERJA
DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN DI LEVEL OPERATOR
PADA PT. KAYABA INDONESIA”, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam usaha perbaikan yang dilakukan oleh PT.
Kayaba Indonesia.
1.2
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pengaruh competency mapping terhadap motivasi kerja pada PT.
Kayaba Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh competency mapping terhadap kinerja karyawan pada
PT. Kayaba Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.
Kayaba Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh competency mapping terhadap kinerja karyawan
melalui motivasi kerja pada PT. Kayaba Indonesia?
8
1.3
Ruang Lingkup
Dalam melakukan penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian
dikarenakan keterbatasan waktu. Penulis menjadikan beberapa populasi karyawan
bagian operator divisi produksi pada PT. Kayaba Indonesia yang berlokasi di
Kawasan Industri MM2100, Jl. Jawa Blok II untuk dijadikan sampel pada penelitian
ini
1.4
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh competency mapping terhadap motivasi kerja
pada PT. Kayaba Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruh competency mapping terhadap kinerja
karyawan pada PT. Kayaba Indonesia
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
pada PT. Kayaba Indonesia
4. Untuk mengetahui pengaruh competency mapping terhadap kinerja
karyawan melalui motivasi kerja pada PT. Kayaba Indonesia.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal untuk
membangun sistem bisnis perusahaan yang baik dan secara menyeluruh. Program
aplikasi yang dibuat juga dapat dijadikan bahan untuk penelitian yang lebih lanjut
pada bidang yang berkaitan.
a. Bagi Perusahaan
1. Memberikan gambaran tentang penggunaan competency mapping
yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
2. Memberikan
informasi
tentang
motivasi
kerja
karyawan
di
perusahaan tersebut
3. Membantu perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkannya
serta terus bertahan dan berkembang ke arah yang lebih baik
b. Bagi Peneliti Lain
1. Memberikan referensi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
penelitian selanjutnya
2. Memberikan
tambahan
wawasan
dan
informasi
pengetahuan ataupun perusahaan yang bersangkutan
mengenai
9
c. Bagi Penulis
1. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah wawasan
dan mengembangkan pola berpikir dalam penggunaan competency
mapping serta motivasi kerja dari seorang karyawan yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan yang bersangkutan.
1.6
State of The Art
Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Competency Mapping Terhadap
Motivasi Kerja Dan Dampaknya Pada Kinerja Karyawan Di Level Operator Pada
PT. Kayaba Indonesia”, terkait dengan judul di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh ada pengaruh antara competency mapping terhadap
motivasi kerja yang akan berdampak pada kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian-penelitian
terdahulu yang diteliti oleh yang menyatakan setuju bahwa competency mapping
dapat memengaruhi motivasi kerja, competency mapping pun dapat memengaruhi
kinerja karyawan dan motivasi kerja dapat memengaruhi kinerja karyawan. Pada
penelitian ini pun hasil yang dihasilkan adalah bahwa competency mapping dapat
memengaruhi motivasi kerja dan kinerja karyawan serta motivasi kerja juga dapat
memengaruhi kinerja karyawan. Tetapi, terdapat perbedaan pada penelitian ini
dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian ini mengambil sampel
responden dari karyawan di level operator pada PT. Kayaba Indonesia. Perbedaan
lainnya adalah penelitian ini menggunakan metode path analysis yang berbeda
dengan metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya.
Didalam penelitian ini pembaca akan mendapatkan informasi tentang
bagaimana pentingnya competency mapping di dalam organisasi dan bagaimana
pengaruhnya terhadap motivasi kerja yang akan berdampak pada kinerja karyawan.
Penelitian ini mampu membantu perusahaan yang diteliti ataupun perusahaan lain
yang mengalami masalah sama seperti topik yang dijadikan penelitian ini dalam
mengatasi masalah tersebut, memecahkan masalah yang ada dan mencegah masalah
timbul kembali, karena kegunaan hasil penelitian ini akan terhubung dengan saransaran yang nantinya akan diajukan setelah simpulan didapatkan. Di sisi lain,
penelitian ini pun dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang manajemen sumber daya manusia. Competency mapping
sebelumnya jarang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur tingkat kompetensi,
10
motivasi dan kinerja karyawan. Pada penelitian ini terdapat hal yang baru dalam
bidang ilmu pengetahuan yang terkait pada topik yang diteliti berupa penggunaan
competency mapping secara continue di dalam perusahaan mulai dari awal karyawan
masuk ke dalam perusahaan tersebut akan efektif dan efisien dalam membantu
perusahaan meningkatkan motivasi kerja karyawannya yang akan berdampak pada
kinerja karyawan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya.
Selain itu, penelitian ini dapat mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori ilmiah
dari ilmu pengetahuan yang sebelumnya telah di teliti. Melalui penelitian ini, dapat
diketahui konsep atau teori yang lebih sesuai dengan keadaan atau fakta yang ada
saat ini. Terlebih lagi, penelitian ini dapat memberikan gambaran informasi akan
penerapan model penilaian dan pengembangan karyawan dalam meningkatkan hasil
kinerja karyawan di sebuah organisasi.
Download