pengembangan fisik motorik

advertisement
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Perkembangan anak usia dini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh sitiap guru
PAUD, sehingga guru dapat memberikan stimulus dengan benar, karena kita yakin ketika
benar memberikan stmulus setiap area perkembangan, maka anak akan berkembang secara
optimal. Ada 5 area perkembangan anak yang harus dikembangkan oleh para pendidik, yaitu
: Perkembangan Fisik motorik, kognitif, sosial, emosional dan Spiritual
1.
Perkembangan Fisik Motorik
Ketika anak mencapai tahapan usia TK ( 3-6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda
dengan usia bayi.. perbedaanya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang
badan serta ketrampilan yang dimiliki. Kalau kita perhatikan, pada anak usia TK telah tampak
otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis
ketrampilan. Dengan bertambahnya usia perbandingan antara bagian tubuh berubah. Selain
itu, letak gravitasi makin berada bagian bawah tubuh sehingga keseimbangan ada pada
tungkai bagian bawah.
Karena gerakan anak usia TK lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola
seperti menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjungkai dengan santai serta
mampu
melangkah
dengan
menggerakkan
tungkai
dan
kaki.
Pola-pola
tersebut
memungkinkan anak untuk memberikan respon dalam berbagai situasi yang mereka hadapi.
Pada masa ini ketrampilan motorik kasar dan halus sangat pesat perkembangannya. Karena
pada umumnya anak usia TK sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan terhadap tubuhnya
dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
Karakteristik keterampilan koordinasi gerakan motorik anak usia dini terdiri dari 2
yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus.
a.
Keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar.
Keterampilan koordinasi motorik kasar mencakup ketahanan, kecepatan, kelenturan,
ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Keterampilan koordinasi motorik kasar dapat
dibagi kedalam tiga kelompok yaitu :
1. Keterampilan lokomotor, meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat yaitu: berjalan,
berlari, melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri, dan bersepeda.
Makalah Perkembangan Anak Usia Dini
Page 1 of 5
2. Keterampilan non lokomotor, yaitu menggerakkan anggata tubuh dengan posisi tubuh
diam (keseimbangan) di tempat seperti : berayun, mengangkat, bergoyang, merentang,
memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong.
3. Keterampilan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot
kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Keterampilan gerakan
manipulatif, antara lain meregang, memeras, menarik, menggegam, memotong, meronce,
membentuk, menggunting dan menulis. Keterampilan memproyeksi, menangkap dan
menerima. Keterampilan ini dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring
bola, melempar bola , menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik.
b. Keterampilan Gerak Motorik halus
Keterampilan motorik halus menyangkut koordinasi gerakan jari-jari tangan dalam
melakukan berbagai akktivitas, diantaranya adalah menggunting, memasang dan
memmbuka kancing /resleting, menahan kertas dengan satu tangan , sementara tangan
yang lain digunakan untuk menggambar, menulis atau kegiatan lainnya.
2.
Perkembangan Kognitif
Aspek lain yang harus dipahami juga adalah aspek kognitif (kemampuan berpikir). Untuk
memahaminya teori yang dipergunakan adalah teori dari Jean Piaget. Tahapan-tahapannya
meliputi:
a. Tahap Sensori Motor, terjadi pada rentang usia 0 – 24 bulan. Pada masa ini panca
indera dan aktifitas motorik dipergunakan anak untuk mengenal lingkungan dan
obyek-obyek yang ada.
b. Tahap Pra-Operasional (2 – 7 tahun). Kemampuan menggunakan simbol terutama
dalam bahasa. Sudah dapat berpikir tentang sesuatu tanpa harus ada benda yang nyata
dihadapannya, misalnya ketika memegang penggaris anak bisa menyebutkan itu
adalah pisau, pistol, alat pemukul, sapu dan lain-lain;
c. Tahap Kongkrit – Operasional (7- 11 Tahun), pada saat ini anak sudah mulai bisa
melaksanakan 3-4 perintah sekaligus dalam satu kali instruksi.
Makalah Perkembangan Anak Usia Dini
Page 2 of 5
3.
Perkembangan Sosial
Proses sosialisasi tampaknya terpisah, tetapi sebenarnya saling berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock(1978),yaitu :
a.
Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
b.
Belajar memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat.
c.
Mengembangkan sikap / tingkah laku sosial terhadap individu lain dan aktivitas sosial
yang ada di masyarakat.
Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periode, yaitu :
a.
Periode bayi

Usia 1-2 bulan, anak belum mampu untuk membesarkan objek dan benda.

Usia 3-4 bulan, mata sudah kuat melihat orang atau objek, tersenyum dengan bayi
lain.

Usia 5-9 bulan, bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah atau tidak,kadangkadang agresif, memegang, melihat, mengikuti suara dan tingkah laku yang
sederhana.

Usia 12 bulan, mengenal larangan.

Usia 24 bulan, Anak sudah membantu melakukan aktivitas sederhana
b. Periode pra sekolah. Adapun ciri – ciri sosialisasi periode pra sekolah adalah sbb :

membuat kontak sosial dengan orang di luar rumahnya

dikenal dengan istilah pregang age

hubungan dengan orang dewasa

hubungan dengan teman sebaya

3-4 tahun mulai bermain bersama
c. Periode Usia Sekolah

Membantu anak untuk belajar bersama dengn orang lain dan bertingkah laku yang
dapat diterima oleh kelompok

Membantu anak mengembangkan nilai – nilai sosial lain diluar nilainya

Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan
kepuasan emosional dari rasa berkawan.
Makalah Perkembangan Anak Usia Dini
Page 3 of 5
4.
Perkembangan Emosional
Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan / pikiran yang
ditandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang. Pada fase anak usia
dini merupakan saat ketidakseimbangan dimana anak mudah terbawa ledakan-ledakan
emosional sehingga sulit di bimbing dan diarahkan. Menurut Hurlock(1978) perkembangan
emosi ini mencolok pada saat anak berusia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun.
Karakteristik reaksi emosi pada anak antara lain :
a. Reaksi emosi anak sangat kuat. dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak, dan
semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam
memilih dan memilih kadar keterlibatan emosionalnya.
b. Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya.
Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya, mereka akan belajar
mengontrol diri dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara yang dapat diterima
lingkungan.
c. Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain.
d. Reaksi emosi bersifat individual
e. Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.
5.
Perkembangan Spiritual
Teori Fowler dalam Desmita (2009:279) mengusulkan tahap perkembangan spiritual dan
keyakinan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan intlektual dan emosional
yang dicapai oleh seseorang. Dan ketujuh tahap perkembangan agama itu adalah :
a.
Tahap Prima Faith. Tahap keprcayaan ini terjadi pada usia 0-2 tahun yang ditandai
dengan rasa percaya dan setia anak pada pengasuhnya. Kepercayaan ini tumbuh dari
pengalaman relasi mutual. Berupa saling memberi dan menerima yang diritualisasikan
dalam interaksi antara anak dan pengasuhnya.
b.
Tahap Intuitive-Projective, yang berlangsung antara usia 2-7 tahun. pada tahap ini
kepercayaan anak bersifat peniruan, karena kepercayaan yang dimilikinya masih
merupakan gabungan hasil pengajaran dan contoh-contoh signivikan dari orang dewasa,
anak kemudian berhasil merangsang, membentuk, menyalurkan dan mengarahkan
perhatian seponten serta gambaran intuitif dan proyektifnya pada ilahi.
Makalah Perkembangan Anak Usia Dini
Page 4 of 5
c.
Tahap Mythic-Literal Faith, Dimulai dari usia 7-11 tahun. pada tahap ini, sesuai
dengan tahap kongnitifnya, anak secara sistematis mulai mengambil makna dari tradisi
masyarakatnya. Gambaran tentang tuhan diibaratkan sebagai seorang pribadi, orangtua
atau penguasa, yang bertindak dengan sikap memerhatikan secara konsekuen, tegas dan
jika perlu tegas.
d.
Tahap Synthetic-Conventional Faith, yang terjadi pada usia 12-akhir masa remaja atau
awal masa dewasa. Kepercayaan remaja pada tahap ini ditandai dengan kesadaran tentang
simbolisme dan memiliki lebih dari satu cara untuk mengetahui kebenaran.
e.
Tahap Individuative- Reflective Faith, yang terjadi pada usia 19 tahun atau pada masa
dewasa awal, pada tahap ini mulai muncul sintesis kepercayaan dan tanggung jawab
individual terhadap kepercayaan tersebut.
f.
Tahap Conjunctive-Faith, disebut juga paradoxical-consolidation faith,yang dimulai
pada usia 30 tahun sampai masa dewasa akhir. Tahap ini ditandai dengan perasaan
terintegrasi dengan symbol-simbol, ritual-ritual dan keyakinan agama.
g.
Tahap Universalizing Faith, yang berkembang pada usia lanjut. Perkembangan agama
pada masa ini ditandai dengan munculnya sisitem kepercayaan transcendental untuk
mencapai perasaan ketuhanan, serta adanya desentransasi diri dan pengosongan diri.
Pristiwa-prisiwa konflik tidak selamanya dipandangan sebagai paradoks, sebaliknya,
pada tahap ini orang mulai berusaha mencari kebenaran universal.
Makalah Perkembangan Anak Usia Dini
Page 5 of 5
Download