Modul Kewarganegaraan [TM10]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
GEOSTRATEGI
Modul Standar untuk digunakan
dalam Perkuliahan di Universitas
Mercu Buana
Fikom
Program Studi
Disini diisi Fakultas
penerbit Modul
Broadcasting
Tatap Muka
09
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230
H.Ghazaly ama la nora,S.IP.,M.Si
Abstract
Kompetensi
Petunjuk Penggunaan Template
Modul Standar untuk digunakan
dalam modul perkuliahan
Universitas Mercu Buana
Dosen Pengampu dapat menerapkan
dan menggunakan template modul
standar untuk modul-modul yang akan
dipergunakannya
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat:
1.
Menyebutkan pengertian dan latar belakang geostrategi.
2.
Menguraikan tujuan dan fungsi geostrategi.
3.
Menjelaskan sifat-sifat Ketahanan Nasional.
4.
Mengetahui konsepsi dasar dan strategi astra gatra.
5. Mengetahui implementasi Ketahanan Nasional dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hukum,
Deskripsi Singkat
Dalam bab ini Anda akan mempelajari pengertian dan iatar belakang, tujuan dan fungsi
geostrategi. Pada tahap selanjutnya mengetahui konsepsi dasar strategi Ketahanan Nasional.
Pada akhir perku- liahan dilakukan diskusi yang membahas implementasi
Pokok Bahasan
Geostrategi
I. Bahan Bacaan
1. Bodenhamer David, J. 2001. Federalism and Democracy. Working Paper. US
Department of State. Washington D.C.
2. ICCE UIN. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
Masyarakat Madani. UIN dan Prenada Media. Jakarta.
3. Kusnardi, M. dan Bintan Saragih. 2000. Ilmu Negara. Gaya Media Pratama. Jakarta.
4. Mansur, Hamdan, dkk. 2002. Pendididikan Kewarganegaraan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
5. Muluk Hadi, 2005. Otonomi Daerah Akibatkan Perubahan Identitas Nasional.
Perspektif, Ok- tober 2005.
‘13
2
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Sedarmayanti. 2003. Good Governance dalam Rangka Otonomi Daerah. Mandar
Maju. Bandung.
7. Syarbaini, Syahrial (Editor). 2005. Materi Perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn). Sus- cadoswar, Dikti. Jakarta.
II. Pertanyaan Kunci
1. Jelaskan pengertian dari geostrategi.
2. Uraikan fungsi dan tujuan geostrategi.
3. Jelaskan apa hubungan antara letak geografis Indonesia dan potensi ekonomi bagi
kesejahteraan masyarakat.
4. Jelaskan bagaimana upaya meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia
supaya bisa mempertahankan Bangsa Indonesia dari ancaman globalisasi?
III.
Tugas
Anda harus membaca isi Bab 9 dan menuliskan pemahaman Anda pada Formulir 1 serta
menyerahkannya kepada dosen sebelum pertemuan dimulai.
A. Pengertian Geostrategi/Ketahanan Nasional
K a s u s impor beras membuat DPR Rl berencana membuat hak /y angket yaitu hak
menyeJidiki kebijakan pemerintah. Tindakan 11 \ ini diperlukan karena impor tersebut
menunjukkan lemahnya daya talwrlaangsa terhadap ketahanari pangan nasional. Pada
kasus lain ada kegamangan dalam pertahanan budaya, di mana generasi muda mulai enggan menggunakan budaya nasional dan mulai terimbas budaya global. Oleh sebab itu,
perjuangan mengisi kemerdekaan pada saat ini harus berdasarkan kemampuan nasional
dan dibina secara berkelanjutan walaupun dihadap- kan pada berbagai jenis kendala,
seperti pluralisme masyarakat, kondisi geo- grafis, dan dinamika lingkungan yang
dampaknya tidak mungkin diabaikan. Untuk itu diperlukan suatu strategi guna
mewujudkan cita-cita tersebut.
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai (Kamus Besar
‘13
3
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bahasa Indonesia, 2002). Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan citacita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman dan
sejahtera.
Geostrategi/Ketahanan Nasional Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan
konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana
untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia, serta memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk ke- pentingan politik
dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam wujud konsepsi "Ke- tahanan Nasional."
Geostrategi/Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus
diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus- menerus dan sinergis
mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional. Proses berkelanjutan untuk
mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa konsepsi
yang dirancang dan dirumuskan dengan memerhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia.
B. Latar Belakang Geostrategi/Ketahanan Nasional
Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan negara Indonesia
tidak
3
C. Tujuan Geostrategi/Ketahanan Nasional
Geostrategi/Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang keber- hasilan tugas pokok
pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran,
terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta
ter- dapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri.
‘13
4
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
D. Fungsi Geostrategi/Ketahanan Nasional
Geostrategi/Ketahanan Nasional Indonesia Mempunyai fungsi Bagi :
1.
Daya Tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalanGeostrategi Indonesia
ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan
terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan Negara Indonesia dalam aspek :
a.
Ketahanan pada aspek ideologi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman
dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa
dan negara Republik Indonesia.
b.
Ketahanan pada aspek politik. Untuk mengejar ketinggalan dari negara maju, kita perlu
mengadakan proses perubahan atau mo- dernisasi, penegakan hukum, dan menegakkan disiplin
nasional.
c.
Ketahananan pada aspek ekonomi. Ketangguhan kekuatan nasio- nal dalam kegiatan yang
berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, usaha untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
d.
Ketahanan pada aspek sosial budaya. Ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi
ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan sosial
budaya bangsa dan negara Republik Indonesia.
e.
Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan. Ketangguhan kekuat- an pertahanan nasional dan
upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi
kelangsungan hidup bangsa.
Berfungsi sebagai pengarah bagi pengembangan potenSi kekuatan bangsa dalam ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan (hankam) sehingga tercapai kesejahteraan
rakyat. Ketahanan Nasional sebagai pengarah berfungsi menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara
kerja intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selan- jutnya diterjemahkan dalam RJP
(rencana jangka panjang) yang dulu dike- nal dengan GBHN. RJP yang dibuat pemerintah dan disetujui
DPR memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk niencapai tujuan
nasional masyarakat adil dan makmur.
‘13
5
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
E. Sifat Geostrategi/Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, dilaksanakan dengan me- ngelola dan
menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional. Sebagai
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan
dan pengkajian
Ketahanan Nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan pendekatan kes- ejahteraan. Sifat-sifat
Ketahanan Nasional adalah sebagai berikut:
1.
Manunggal
Dalam membangun Ketahanan Nasional adanya kesatuan yang bersi- fat komprehensif-integral antara
trigatra dan pancagatra. Sifat integratif tidak mempunyai arti mencampuradukkan semua aspek sosial
secara begitu saja, tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan harmonis.
2.
Mawas ke Dalam
Geostrategi/Ketahanan Nasional ditujukan ke dalam diri bangsa dan Negara sendiri karena bertujuan
untuk mewujudkan hakekat dan sifat nasional
3.
Kewibawaan Geostrategic/Ketahanan Nasional bertujuan untuk mewujudkan kewibawaan
nasional, dan harus diperhitungkan oleh pihak lain.
4.
Berubah menurut Waktu
Geostrategi/KetahanafT Nasional bersifiat dinamis dan dapat berubah se- suai dengan situasi dan
kondisi bangsa.
5.
Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu
Kekuatan Konsepsi Ketahanan Nasional dapat dipandang sebagai suatu alternatif lain dari konsepsi
yang mengutamakan penggunaan adu kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh
negara-negara maju pada umum- nya.
6.
Percayapada Diri Sendiri
Geostrategi/KetahananNasional dikembangkan dan ditingkatkan berdasar- kan sikap mental
percaya pada diri sendiri. Suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin,
bahwa ia dapat mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak tergantung
ke- pada bantuan luar. Andai kata diperlukan bantuan, maka hal tersebut bersifat komplementer.
7.
‘13
Tidak Tergantung pada Pihak Lain
6
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Geostrategi/Ketahanan Nasional dibangun dan dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri
dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan
nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak
lain. Walaupun kebanyakan negara berkembang merupakan bekas daerah jajahan yang masih
dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung kepada bekas penjajahnya.
F. Konsepsi Dasar Geostrategi/Ketahanan Nasional
Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan Ketahanan
Nasional melalui pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh aspek yang dimaksud
adalah meliputi aspek trigatra (tiga gatra) dan aspek pancagatra (lima gatra) yang keduanya dikenal
dengan astagatra (delapan gatra).
Model-model yang ada dalam konsepsi Ketahanan Nasional meliputi:
1.
Model Astagatra
Model astragatra merupakan model yang berisi delapan gatra yang ter- diri atas trigarta
(Geografi, SDA, Demografi) dan Pancagatra (Ideologi, Poli- tik, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta
Pertahanan, dan Keamanan). Secara matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
K (n) - f (Trigatra, Pancagatra) t - f (G, D, A), (I, P, E, S, H)t
Keterangan:
K(n) - Kondisi Kekuatan Nasional yang Dinamis
‘13
G
- Kondisi Geografi
D
- Kondisi Demografi
A
- Kondisi Kekayaan Alam
1
- Kondisi Pemahaman dan Pengamatan Ideologi
P
- Kondisi Sistem Politik
E
- Kondisi Sistem Ekonomi
S
- Kondisi Sistem Sosial Budaya
H
- Kondisi Sistem Hankam
f
- Fungsi dalam Pengertian Matematis
t
- Dimensi Waktu
7
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Antara trigatra dan pancagatra ada korelasi atau hubungan dan interdepensi atau salin
ketergantungan. Juga keduanya bersifat komprehensif integral di dalam astagatra.
2.
Model Morgenthau
Morgenthau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat dari luar
sehingga ketahanan masyarakat bangsa ditampil- kan sebagai kekuatan.
Secara matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
K (n) - f (Unsur Stabil), (Unsur Berubah)
K (n) - f (G,A),(T, M, D, C, L, O)
Keterangan
K(n) - Kekuatan Nasional
G
- Kemampuan Geografi
A
- Kemampuan SDA
T
- Kemampuan Industri
M - Kemampuan Mil iter
D
- Kemampuan Demografi
C
- Karakter Nasional
L
- Moral Nasional
O
- Kualitas Diplomasi
Model yang menekankan pentingnya Kekuatan Nasional dibina dalam kai- tannya dengan negaranegara lain. Artinya model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power
position (posisi yang kuat) dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapatZadvokasi
untuk mem- peroleh power position sehingga muncul strategi ke arah balance of power (kekuatan
penyeimbang).
3.
Model Alfred Thayer Mahan
Model ini menganggap bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa
tersebut memenuhi unsur-unsur berikut: geografi, bentuk dan wujud bumi, luas wilayah, jumlah
penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan. Menurut Mahan, kekuatan negara
tidak hanya tergantung pada luas wilayah daratan, akan tetapi sangat tergantung juga pada faktor
luasnya akses ke lautdan bentuk pantai dari wilayah negara. Mahan juga berpendapat bahwa ada
Kempat faktor yang membentuk kekuatan laut suatu negara.
‘13
8
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keempat faktor tersebut adalah.
a.
Situasi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang di- kait-kan dengan akses
ke laut dan penyebaran penduduk.
b.
Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampuan industri serta ke- mandirian dalam
penyediaan pangan.
c.
Konfigurasi wilayah negara yang akan memengaruhi karakter rakyat dan orientasinya.
d.
Jumlah penduduk
4.
Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya
hubungan antarnegara pada hakikatnya sangat dipenga- ruhi oleh persepsi suatu negara terhadap
negara lainnya, termasuk di dalam- nya persepsi atas sistem penangkalan dari negara lainnya. Dalam
bentuk matematis, model cline ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
P(p) - (Cr + M + E) (S + W)
Keterangan
P(p)
- Perceived Power, Kekuatan Nasional Sebagaimana Dipersepsikan oleh negara lain
Cr
- Critical mass, yaitu Strategi antara Potensi Demografi dengan Geografi
M
- Kemampuan Militer
E
- Kemampuan Ekonomi
S
- Strategi Nasional
W
- Kemauan Nasional atau Tekad Rakyat untuk Mewujudkan Strategi nasional.
Model ini (Cr + M + E) merupakan faktor yang berwujud (tangible), sedangkan (S + W) yaitu
bagian yang tidak berwujud (intangible). Faktor yang tangible, yaitu critical mass, yang
dipresentasikan sebagai penjumlah- an dari potensi demografi dan geografi yang efektif untuk
menunjang pem- bentukan Kekuatan Nasional.
Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sebagai kekuatan be- sar apabila ia memiliki
potensi geografi besar (wilayah besar) dan SDA yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu
negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan bisa memproyeksikan diri sebagai negara besar
Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah pen- duduknya yang kecil juga
tidak akan menjadi negara yang besar walaupun berteknologi maju.
‘13
9
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
G. Komponen Strategi Astagatra
Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas delapan ga- tra (aspek). Delapan gatra
(aspek) ini dapat diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi:
1. Trigatra
Adalah komponen yang bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu:
a.
Aspek Geografi
Aspek Geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada.
Pengaruh letak geografi terhadap politik mela- hirkan geopolitik (Wawasan Nusantara) dan geostrategi
(Ketahanan Nasional). Beberapa Wawasan Nasional yang tumbuh karena pengaruh geografi adalah
seperti:
1)
Wawasan benua adalah cara pandang negara yang dilandasi ling- kungan negara yang serba
daratan (benua) atau yang dikenal dengan Land Locked Country.
2)
Wawasan bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang
bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri bersifat daratan.
3)
Wawasan dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah
dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4)
Wawasan kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis
negara yang memiliki wilayah daratan, iau- tan, dan udara yang strategis (relatif berimbang).
Dalam kaitan dengan Wawasan Nasional di atas, negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara
kesatuan yang menganut wawasan kombinasi atau Wawasan Nusantara.
b.
Sumber Daya Alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan,
yaitu:
1)
Hewan i (fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal
dari binatang (hewan).
2)
Nabati (flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang
berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
3)
Mineral (tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki ni- lai tambah bagi devisa negara
yang berasal dari eksplorasi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di atas, dilakukan berdasar- kan pada asas.
‘13
10
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a.
Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-
sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan negara.
b.
Lestari, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelang- sungan lingkungan hidup
secara berkelanjutan (sustainable).
c.
Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang
bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar negeri).
Untuk mengatasi kesenjangan (gap) antara potensi SDA dengan pen- duduk, maka diupayakan:
1)
Menyusun pola pengelolaan SDA.
2)
Mengembangkan IPTEK.
3)
Membina kesadaran nasional.
4)
Mengadakan program pembangunan yang serasi.
5)
Mengadakan pembentukan modal yang cukup.
6)
Menciptakan daya beli konsumen yang cukup.
c.
Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat
status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah meliputi:
1)
Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk adalah makin
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik dirinya, masyarakat, dan negara.
2)
Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, dan pendidikan.
3)
Distribusi Penduduk. Hal yang menjadi masalah dalam distribusi penduduk adalah penyebaran
penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah air).
2. Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang meliputi lima aspek Ketahanan Nasional dalam
kehidupan sosial (intangible). Komponen pancagatra meliputi:
a.
Ketahanan di Bidang Ideologi
Adalah Ketahanan Nasional yang berintikan pemahaman dan penga- malan nilai ideologi
Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi segala ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang
membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar falsa- fah dan ideologi bangsa
dan negara Indonesia.
‘13
11
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b.
Ketahanan Nasional di Bidang Politik
Adalah" Ketahanan Nasional yang berintikan kehidupan politik yang da- mai, tertib, adil, jujur dan
demokratis, serta tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik yang
datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat membahayakan kelangsungan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
c.
Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pangan, sandang, la- pangari kerja, perumahan,
menurunnya angka kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari
luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa
dan negara Indonesia.
d.
Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya
Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya pendidikan murah dan berkualitas, hormatmenghormati, sopan santun, beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya
ketahanan sosial dan budaya di atas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala
ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
e.
Ketahanan Nasional di Bidang Hankam
Ketahanan Nasional yang berintikan adanya rasa aman, damai, tidak sen- gketa dengan bangsa
dan negara lain, percaya pada kemampuan sendiri. Melalui hal di atas, diharapkan mampu
mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang
membahayakan kelangsungan kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara
Indonesia.
H. Hubungan Komponen Strategi Antargatra
1.
Komponen Strategi Trigatra
a.
Gatra Geografi dan Sumber Kekayaan Alam
Hubungan gatra geografi dan SDA dapat menjadi sumber/tempat bagi tumbuh dan
berkembangnya potensi sumber kekayaan alam yang dapat memberi nilai tambah bagi
kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia.
‘13
12
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Demikian pula sebaliknya, potensi sumber kekayaan alam yang dieks- plorasi dari geografi (bumi)
dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan dan pelestarian kondisi
geografis Indonesia. Asas pengelolaan dan pengembangannya adalah; a) kemanfaatan, b) kelestarian lingkungan hidup, c) kesinambungan, d) pemerataan, e) keadil- an, serta f) Pasal 33 UUD
1945.
b.
Gatra Geografi dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra geografi dapat menjadi sumber/tempat bagi penduduk untuk
memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan per kapita, dan
lingkungan hidup yang sehat bagi kesejahteraan seluruh rakyat negara Indonesia. Sebaliknya,
potensi penduduk (demografi) dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan
dan pelestarian kondisi geografis Indonesia.
Untuk itu dalam pembinaan dan pengelolaan penduduk perlu beberapa
strategi, yaitu:
1. penciptaan kualitas penduduk,
2. distribusi penduduk (transmigrasi) yang merata.
C.
Gatra Kekayaan Alam dan Penduduk
Hubungannya adalah gatra kekayaan alam dapat menjadi sumber bagi penduduk untuk
memperoleh nilai tambah dalam meningkatkan taraf hidup, pendapatan per kapita, dan
lingkungan hidup yang sehat bagi 'kesejahteraan keseluruhan rakyat Indonesia. Sebaliknya,
potensi penduduk (demografi) dapat memberi nilai tambah (nilai ekonomis) bagi pengembangan
dan pelestarian kondisi kekayaan alam agar tidak habis atau rusak bagi kelangsungan kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.
2.
Hubungan Antar komponen dalam Pancagatra
Komponen ini bersifat intangible atau bersifat kehidupan sosial. Kom- ponen ini meliputi:
a.
Gatra Ideologi
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa
mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
Membina ideologi pada hakikatnya adalah merupakan upaya meningkatkan Ketahanan Nasional.
Hubungan gatra ideologi memengaruhi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam
(POLEKSOSBUD- HANKAM)
b.
‘13
Gatra Pplitik
13
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Politik dalam arti kebijakan merupakan suatu proses alokasi sistem nilai dan norma kehidupan
bernegara yang diyakini benar oieh suatu bangsa yang dilakukan oleh sebuah institusl yang
berwenang, agar menjadi pe- doman pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya. Hubungan
gatra politik memengaruhi aspek ideologi, ekonomi, sosial budaya, dan hankam
(EKSOSBUDHANKAM).
c.
Gatra Ekonomi
Proses kehidupan ekonomi mempunyai pengaruh yang positif dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kesimbangan antara pengadaan, per- mintaan dan distribusi barang dan jasa.
Karenanya ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap Ketahanan Nasional. Hubungan gatra
ekonomi
memengaruhi
aspek
ideologi,
politik,
sosial
budaya,
dan
hankam
(POLSOSBUDHANKAM).
d.
Gatra Sosial Budaya
Pada kenyataannya nilai budaya hanya dapat berkembang dalam situasi aman dan damai.
Kemegahan nilai sosial budaya biasanya mencermin- kan tingkat kesejahteraan bangsa, baik fisik
maupun dan kejiwaan warg- anya. Sebaliknya keadaan sosial yang timpang serta adanya erosi
dan kemerosotan warga negara dalam memahami dan menghayati nilai-nilai iuhur kebudayaan
bangsa dapat menimbulkan ketegangan sosial (social entrophy) yang dapat membahayakan
Ketahanan Nasional. Hubungan gatra sosial budaya memengaruhi aspek ideologi, politik,
ekonomi, dan hankam (IPOLEKHANKAM).
e.
Gatra Hankam
Kondisi hankam yang baik, stabilitas nasional yang aman dan damai merupakan prasyarat bangsa
untuk dapat membina dan mengembang- kan aspek-aspek kehidupan bangsa (IPOLEKSOSBUD).
Hubungan gatra hankam memengaruhi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya
(IPOLSOSBUD).
L Implementasi Ketahanan Nasional
Implementasi Ketahanan Nasional diartikan melaksanakan atau meng- gunakan kemampuan
berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi si- kap ulet dan tangguh untuk mengembangkan
‘13
14
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan dihormati di dunia.Untuk menjadikan
bangsa yang berdaya saing, maka bangsa Indonesia harus mampu memecahkan permasalahan
yangdihadapi dengan efisien, transparan, dan accountable. Beberapa permasalahan besar adalah
masalah politik yang terkait dengan kesiapan menghadapi globalisasi, politik luar negeri yang bebas
dan aktif, masalah disintegrasi dan otonomi, sistem partai politik dan birokrasi. Permasalahan dalam
bidang ekonomi adalah ekonomi biaya tinggi dengan adanya pungutan liar (pungli), kebijakan ekonomi
yang tidak berorientasi produk domestik, ekspor kebutuhan pangan, dan masih kecilnya investasi.
Masalah dalam bidang sosial budaya dicerminkan ren- dahnya angka HDI (human development
index) pada tahun 2004 pada no- mor 117 dari 175 negara, pendidikan 60% penduduk masih SD,
kesadaran akan lingkungan dan disiplin yang masih rendah. Kondisi ini di atas tahun 2007 menurut
data HDI, Indonesia masih berada pada posisi yang banyak berubah yaitu berada pada urutan 103 dari
133 negara. Masalah dalam bidang hukum adalah lemahnya penegakan hukum, banyaknya kasus
korupsi, dan pelanggaran HAM.
1.
Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejum- lah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta situasi politik yang kon- dusif bagi peningkatan daya saing bangsa.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah:
a.
Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu diambil langkah-langkah mengadakan proses
perubahan atau modernisasi. Peningkatan kompetensi diplomat diperlukan dalam rangka
menghadapi berbagai perundingan internasional seperti ASEAN, AFTA, APEC, PBB, dan WTO,
sehingga kondisi Indonesia memperoleh keuntungan. Modernisasi juga menyangkut sumber
daya manusia (SDM) melalui pendidikan sehingga kompetensinya sama dengan SDM luar negeri,
membangun watak bangsa, serta modernisasi sarana pertahanan nasional untuk mempertahankan wilayah NKRI, dan mengembangkan paradigma baru dalam TNI atau reformasi TNI.
Peningkatan anggaran dalam bidang pendidikan dan pertahanan merupakan salah satu
implementasi dalam bidang politik.
b.
Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini dilaku- kan dengan berperan
serta dalam proses perdamaian di dunia internasional dan berpartisipasi aktif dalam peristiwa
yang bersifat global.
c.
Masalah disintegrasi dan otonomi. Masalah disintegrasi bangsa harus diselesaikan dengan baik.
Banyak kasus disintegrasi disebabkan ada ketidakadilan dalam bidang hukum politik,
ekonominya, dan budaya. Keberhasilan kasus Aceh merupakan wujud dari Ketahanan Nasional.
‘13
15
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Oleh sebab itu, implementasi HAM, pemberlakuan hukum sesuai de- gan adat, serta memberikan
otonomi dalam pengelolaan ekonomi merupakan kunci masalah disintegrasi dan otonomi.
Pemberlakuan otonomi harus terus disempurnakan, yaitu memberi kebebasan sesuai dengan
kebutuhan lokal, namun menghindari kebanggaan daerah yang sempit yang justru menjadi bibit
disintegrasi.
d.
Penataan sistem politik yang menjamin kestabilan pemerintahan. Pengembangan demokrasi
berupa pemilihan umum langsung ternyata berjalan damai, baik DPR, Presiden, maupun Kepala
Daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kedewasaan warga negara semakin tinggi dan merupakan
kekuatan bangsa di masa depan. Dalam bidang politik juga perlu dilakukan pengembangan
sistem yang terbuka dan demokratis, meningkatkan kemandirian partai serta melakukan
pendidikan politik yang intensif dan komprehensif.
e.
Sistem birokrasi yang efisien. Efisiensi birokrasi dilakukan dengan penataan tanggung jawab yang
sesuai dengan fungsinya, sistem penilaian kinerja yang adil dan terbuka serta sistem numerasi
yang memadai dan layak. Dalam bidang birokrasi juga perlu dilakukan penataan peran lem- baga
pemerintahan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan.
2.
Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Ekonomi
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang ekonomi, maka se- jumlah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi perekonomi- an yang kondusif untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan. Beberapa hal yang harus dilaksanakan
adalah:
a. Menata kebijakan fiskal terutama yang terkait dengan pajak serta restribusi. Persatuan
baik UU maupun Perda yang memberatkan dunia indus- ekonomi: menata kebijakan tri harus
dicabut. Kebijakan fiskal harus mampu membuat dunia industry efisien dan efektif serta
berdaya saing untuk ekspor.
b. Mengembangkan industri yang berorientasi pada produk dalam negeri.Krisis moneter sudah
meruntuhkan industri elektronika dan tekstil. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan industri
berbasis pertanian, karena kondisi Indonesia sangat cocok untuk pertanian dan hampir 50% penduduknya hidup dari pertanian.
c. Menggiatkan swasembaga pangan. Pangan adalah kebutuhan pokok, krisis pangan dapat
membuat stabilitas politik terganggu. Indonesia merupakan negara dengan penduduk mericapai
200 juta dan kebutuh- an pangan mencapai 50 juta ton. Oleh sebab itu, program swasembada
pangan harus dikembangkan dan memberikan harga yang memadai bagi petani.
‘13
16
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d.
Mengembangkan iklim investasi yang baik. Pembenahan sistem investa- si dilakukan dengan
mempermudah prosedur perizinan dan memberi insentif yang memadai seperti keringanan
pajak, sarana infrastruktur, dan kepastian hukum dalam ketenagakerjaan.
e.
Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan mendorong usaha ke- cil dan menengah
dengan mengembangkan kredit mikro dan penunjang yang memadai seperti pengembangan
informasi pasar dan teknologi.
f. Mengembangkan sistem pasar dengan mengurangi campur tangan pemerintah dengan mendirikan
lembaga yang mengawasi persaingan usaha sehingga tidak terjadi monopoli yang merugikan
konsumen.
g. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien untuk menjadi sumber
permodalan.
h.
Mengelola kebijakan mikro dan makro secara hati-hati sehingga tingkat inflasi rendah dan tingkat
suku bunga rendah untuk mendorong pertum- buhan ekonomi.
i.
Meningkatkan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan reorga- nisasi dan restrukturisasi,
sehingga fungsi dan tanggung jawab BUMN berjalan dengan baik.
3. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan Budaya
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang sosial dan budaya, maka sejumlah tindakan
harus dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi sosial budaya yang mendukung daya saing bangsa
dengan terciptanya sumber daya manusia yang kompeten, kondisi sosial yang stabil, dan
berkembangnya budaya sebagai hasil karya manusia Indonesia. Beberapa hal yang harus dilaksanakan
adalah:
a.
Meningkatkan HDI Indonesia dengan melakukan: peningkatan mutu pendidikan dengan
penerapan standardisasi pendidikan, meningkatkan jumlah wajib belajar sembilan tahun,
meningkatkan daya saing perguru- an tinggi, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta
peningkatan fasili- tas lingkungan.
b.
Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi lebih tinggi dengan memberikan
dana pendidikan minimal 20% dari APBN.
c.
Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya: penataan daerah industri melalui tata guna
lahan, pengendalian konversi hutan, pengelo- laan sampah, dan pengendalian pencemaran
udara, air, dan tanah.
‘13
17
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d.
Meningkatkan disiplin masyarakat dengan upaya pemberian penyulu- han tentang kedisiplinan,
sosialisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah, serta memberikan sanksi sosial
yang tegas untuk memberikan efek jera.
e.
Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama, dan mempermudah umat
beragama dalam menjalankan ibadahnya dengan upaya peningkatan toleransi antarumat
beragama, dialog, dan ker- ja sama antarumat beragama.
f.
Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga negara untuk memberikan
perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan pelayanan hari tua.
g.
Mengembangkan kebebasan berekspresi dalam bidang kesenian, kebu- dayaan, dan pariwisata
dengan memerhatikan etika, moral, estetika, dan agama.
h.
Meningkatkan peran serta perempuan dalam bidang politik dan eko- nomi sesuai dengan
peranan kaum pria.
j.
Mengembangkan iklim yang kondusif bagi pemuda untuk mengembangkan kegiatan organisasi
dan olahraga dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan prestasi.
k.
Mempercepat proses pembangunan daerah tertinggal sehingga terjadi keseimbangan
antardaerah dalam menikmati hasil pembangunan.
4.
Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Hukum
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang hukum, maka sejum- lah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta kondisi tertib hukum dan menjamin kepastian hukum, sehingga
tercipta tertib sosial dan kondusif bagi investasi dalam mendukung perkembangan bangsa Indonesia.
Beberapa hal yang harus dilaksanakan adalah:
a.
Meningkatkan profesionalitas aparat penegak hukum dan dukungan sa- rana penunjang yang
memadai. Lemahnya penegakan hukum diupayakan dengan melengkapi peraturan baik undangundang maupun peraturan pemerintah sehingga penegak hukum mempunyai dasar yang kuat
dalam menjalan tugasnya dan tidak melanggar HAM. Koordinasi antarpenegak hukum seperti
Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dan Badan Peradilan (Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan
Mahkamah Agung, serta Mahkamah Konstitusi) yang lebih intensify sehingga penanganan suatu
permasalahan hukum dapat cepat diselesaikan.
b.
Meningkatan pemberantasan korupsi.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi, maka pemberantasan
korupsi harus membuat efek jera. Beberapa lem- baga pemberantasan korupsi seperti KPK,
‘13
18
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Timtastipikor, dan peradilan korupsi dibentuk dengan maksud menurunkan tingkat korupsi, di
samp- ing lembaga penegak hukum lainnya.
c.
Meningkatkan kesadaran HAM.
Penegak hukum, aparat keamanan, serta masyarakat masih banyak yang melakukan pelanggaan
HAM. Oleh sebab itu, pendirian Komnas HAM, pengadilan HAM dimaksudkan untuk memberikan
pendidikan tentang HAM, sehingga kasus pelanggaran HAM menurun.
d.
Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat. Dengan menata sistem
hukum yang menyeluruh dan terpadu, dengan melakukan reorganisasi sistem peradilan yang di
bawah satu payung MA, dan mengembangkan Mahkamah Konstitusi untuk menguji perun- dangan
dan Mahkamah Yudisial untuk memberikan pengawasan kinerja aparat peradilan dalam menjamin
kepastian hukum dan keadilan.
e.
Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat, mudah, murah, dan terbuka untuk
meningkatkan kepastian hukum. Semua tindakan yang disampaikan di atas diharapkan dapat
mengatasi segala permasalahan, sehingga kehidupan bangsa dapat berjalan baik dan mempunyai
daya saing untuk terus berkembang di tengah per- caturan dunia. Keberhasilan dari implementasi
Ketahanan Nasional juga ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Kepercayaan diri akan kompetensi, kemampuan, dan kekuatan sendiri yang didasari sikap jujur
dan disiplin.
b.
Kesadaran, kepatuhan, dan ketaatan pada hukum yang berlaku.
c.
Menjaga keseimbangan diri antara tuntutan hak dan menjalankan kewajiban.
d.
Mengembangkan ilmu dan pengetahuan sesuai dengan perkembang- an zaman dan
mendayagunakan terhadap kebutuhan masyarakat.
e.
Meningkatkan etos kerja, pengabdian, displin, dalam rangka meningkatkan kesadaran akan cinta
tanah air.
f.
Mengembangkan kepribadian yang berisi semangat kerja sama tim (team work) dan beriman
kepada Tuhan
‘13
19
Nama Mata Kuliah dari Modul
Dosen Pengampu
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download