BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manajemen sumber daya manusia merupakan hal yang penting karena
sumber daya yang menentukan jalannya operasi perusahaan adalah manusia.
Manusia sangat kompleks sifatnya dan memiliki hal-hal yang khusus mengenai
sikap, tingkah laku dan kebiasaan yang terbentuk oleh lingkungan dan
pengalamannya.
Dalam agenda bisnis, para pemimpin perusahaan yang berhasil adalah
mereka yang mampu melihat sumber daya manusia sebagai asset yang dikelola
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Mereka berusaha mengerahkan asset
sumber daya mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam waktu
dekat. Sumber daya manusia dilimpahi kecerdasan, perasaan, bakat, keahlian dan
kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup yang lainnya. Pada dasarnya
manusia membutuhkan manusia lain untuk melaksanakan kerjasama dalam
mencapai suatu tujuan.
Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.
Terlebih-lebih di saat sekarang ini, dimana kondisi perekonomian yang tidak
menentu membawa akibat bagi perusahaan dan buruh. Bagi perusahaan
membengkaknya biaya operasional dan bagi buruh dengan kondisi upah yang
tetap semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup.
Permasalahan tenaga kerja dari tahun ke tahun menarik perhatian banyak
pihak. Permasalahan tenaga kerja yang menimbulkan konflik-konflik pada buruh,
seperti kasus konflik perburuhan, kekerasan, penipuan, pemecatan yang semenamena, upah yang tidak sesuai standar, semakin hari semakin kompleks. Kasus
tersebut penting mendapatkan perspektif perlindungan hak-hak asasi tenaga kerja
dalam undang-undang yang tegas memberikan perlindungan bagi hak-hak tenaga
kerja.
Terlebih-lebih pada saat sekarang ini, yang mana banyak perusahaan
memperkerjakan karyawan dalam ikatan kerja outsourcing yang sedang menjadi
trend atau model bagi pemilik atau pemimpin perusahaan baik itu perusahaan
milik negara maupun perusahaan milik swasta. Secara legal tidak ada hubungan
organisatoris antara organisasi dengan pekerja karena secara resmi pekerja adalah
tetap karyawan dari perusahaan outsourcing. Gajinya pun dibayarkan oleh
perusahaan outsourcing setelah pihaknya memperoleh pembayaran dari
perusahaan pemakai tenaga kerja. Tentu saja gaji itu diberikan setelah dipotong
oleh perusahaan outsourcing. Perintah kerja walaupun sejatinya diberikan oleh
perusahaan pemakai tenaga akan tetapi resminya juga diberikan oleh perusahaan
outsourcing.
Cara seperti tersebut di atas adalah untuk melindungi perusahaan pemakai
tenaga kerja dari kerepotan dalam hubungan karyawan dan majikan bagi
perusahaan pemakai tenaga kerja. Perusahaan tidak perlu memikirkan berbagai
kesulitan tentang tuntutan kenaikan upah (UMR), tidak menanggung biaya
kesehatan, biaya pemutusan hubungan kerja dengan karyawan outsourcing, dan
lain-lain hal yang sepatutnya menjadi beban majikan bahkan dapat juga
diperjanjikan bahwa semua kerugian dan tuntutan disebabkan kesalahan pihak
karyawan menjadi tanggung jawab pihak perusahaan outsourcing. Apabila terjadi
pemutusan hubungan kerja dengan perusahaan pemakai tenaga kerja maka
karyawan outsourcing ini juga tidak akan mendapatkan hak-hak normatif
layaknya karyawan biasa walaupun dia sudah lama bekerja pada perusahaan
pengguna tenaga kerja tersebut.
Ruang gerak karyawan atau buruh semakin sempit dan memperluas
kekuasaan bagi pengusaha untuk melakukan PHK. Dalam hal PHK, antara
pengusaha dengan pekerja atau karyawan harus melakukan upaya untuk
menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja. PHK dapat dilakukan
perusahaan setelah karyawan atau buruh melakukan kesalahan fatal yang
merugikan perusahaan atau atas kesepakatan bersama. Tetapi kenyataan yang
sering terjadi perusahaan melakukan secara sepihak memutuskan hubungan kerja
dengan buruhnya tanpa ada alasan.
Akibatnya dari pemberhentian berpengaruh besar terhadap pengusaha
maupun karyawan. Untuk karyawan dengan diberhentikannya dari perusahaan
atau berhenti dari pekerjaan, berarti karyawan tersebut tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhan secara maksimal untuk karyawan dan keluarganya. Atas dasar tersebut,
maka manajer sumber daya manusia harus sudah dapat memperhitungkan berapa
jumlah uang yang seharusnya diterima oleh karyawan yang berhenti, agar
karyawan tersebut dapat memenuhi kebutuhannya sampai pada tingkat dapat
dianggap cukup.
CV. Purnama Tirtatex adalah sebuah perusahaan jasa makloon kain yang
bergerak dibidang pertekstilan yang melayani berbagai proses produksi kain mulai
dari proses pencelupan (dyeing), penyempurnaan (finishing), pengecapan
(printing) serta kalender. Perusahaan melayani kebutuhan proses kain perorangan
maupun perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil. Bagi CV. Purnama
Tirtatex Sumber daya manusia merupakan salah satu asset terpenting dalam
mendukung lajunya suatu kegiatan operasional CV. Purnama Tirtatex. Jika CV.
Purnama Tirtatex berjalan tanpa adanya pekerja yang berkualitas maka
perusahaan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Jadi
CV. Purnama
Tirtatex harus memiliki individu-individu dengan kualifikasi yang sesuai dan
tersedia pada saat yang tepat. Oleh karena itu CV. Purnama Tirtatex memberikan
penghargaan atau perlakuan yang sesuai atas sikap dan perbuatan yang telah
dilakukannya. Baik memberikan suatu penghargaan atas prestasi yang telah
dilakukan pekerja untuk perusahaan ataupun memberikan sanksi jika pekerja
tersebut melakukan kesalahan atau penyimpangan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan kerja
praktek yang hasilnya akan dituangkan dalam Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“TINJAUAN PROSES PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARYAWAN
PADA CV. PURNAMA TIRTATEX”.
1.2
Identifikasi Masalah
Pemutusan hubungan kerja adalah proses pelepasan keterkaitan kerja sama
antara perusahaan dengan tenaga kerja. Penyelenggaraan dan pengembangan
perusahaan tidak terlepas dari pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia.
Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan dengan terpaksa memutuskan
hubungan kerja dengan tenaga kerja atau mengapa tenaga kerja meminta berhenti
bekerja dari perusahaan tersebut. Salah satu yang mendasari mengapa manajer
tenaga kerja harus memutuskan hubungan kerja dengan tenaga kerja karena
keadaan perusahaan sudah tidak cocok lagi dengan tenaga kerja atau sebaliknya.
Sering kali bagi tenaga kerja pemutusan hubungan kerja merupakan proses
yang menyakitkan karena selain tenaga kerja yang bersangkutan kehilangan mata
pencaharian, juga merupakan titik kehampaan untuk melangkah berjuang kembali
dalam rangka menghidupi diri dan keluarga. Demikian pula bagi perusahaan,
hubungan kerja merupakan proses yang memaksa dan jalan satu-satunya yang
harus ditempuh dan tidak dapat dikompromikan lagi.
Karena luasnya permasalahan yang menyangkut pemutusan kerja pada
karyawannya, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka hal-hal yang
menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai
berikut:
1. Apa yang menjadi dasar hukum dalam proses pemutusan hubungan kerja di
CV. Purnama Tirtatex?
2. Apa saja alasan-alasan yang menjadi dasar dalam proses pemutusan hubungan
kerja di CV. Purnama Tirtatex?
3. Dampak-dampak apa saja yang timbul dan bagaimana solusi atas dampak
yang timbul karena proses pemutusan hubungan kerja di CV. Purnama
Tirtatex?
1.3
Maksud dan Tujuan
Maksud dilaksanakannya penelitian adalah untuk mendapatkan data baik
primer maupun sekunder yang dapat dijadikan sebagai analisis untuk menyusun
Tugas Akhir pada Fakultas Bisnis dan Manajemen jurusan Manajemen D3
Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dasar hukum proses pemutusan hubungan kerja di CV.
Purnama Tirtatex.
2. Untuk mengetahui alasan-alasan apa saja yang menjadi dasar dalam proses
pemutusan hubungan kerja di CV. Purnama Tirtatex.
3. Untuk mengetahui dampak-dampak apa saja yang timbul dan bagaimana
solusi atas dampak yang timbul karena proses pemutusan hubungan kerja di
CV. Purnama Tirtatex.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
yang berarti bagi semua pihak yang berkepentingan antara lain adalah:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi mengenai proses
pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan proses PHK.
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai informasi yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak lain yang
mempunyai kepentingan serta menaruh minat terhadap permasalahan yang
dibahas sebagai suatu pengetahuan.
3. Bagi Penulis
Merupakan pengembangan dari ilmu manajemen sumber daya manusia
yang telah penulis dapat dalam bangku perkuliahan sehingga dapat menambah
wawasan sarta pengetahuan penulis tentang sumber daya manusia terutama
yang menyangkut proses pemutusan hubungan kerja (PHK).
1.5
Metode Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yang menurut Nazir (2003:63) bahwa: “Metode Deskriptif merupakan
suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu
penelitian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai perusahaan khususnya mengenai aspek-aspek
yang sedang diteliti dan melakukan hubungan terhadap variabel yang diteliti”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah:
1.
Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan adalah teknik yang dilakukan dengan menalaah teori-
teori, pendapat-pendapat, serta pokok pikiran yang terdapat dalam literatur yang
ada relevansinya dengan masalah yang ditinjau, contohnya seperti buku yang
membahas manajemen dan manajemen sumber daya manusia.
2.
Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu mengadakan penelitian dan praktek kerja secara langsung ke objek
penelitian dengan cara:
a. Teknik Observasi
Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi partisipan, dimana
pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung dengan turut serta aktif dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
perusahaan.
b. Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data dimana penulis mengadakan tanya jawab dengan
pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
1.6
Lokasi dan Waktu Praktek Kerja
Dalam memperoleh fakta dan data penyusunan Laporan Tugas Akhir ini,
penulis melakukan praktek kerja di kantor CV. Purnama Tirtatex yang berlokasi
di Jl. Rancajigang No. 198 Majalaya-Bandung. Sedangkan waktu praktek kerja
dilakukan mulai 1 Oktober 2009 hingga 30 Oktober 2009 di kantor CV. Purnama
Tirtatex.
Download