penerapan model team based learning pada mata kuliah pengantar

advertisement
PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING PADA MATA KULIAH
PENGANTAR PENGELOLAAN PEMBANGUNAN
1
Enni Lindia Mayona dan Ira Irawati
2
Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas)
Abstrak
Pembelajaran adalah serangkaian tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar
peserta didik, di mana pada prosesnya dilakukan penyediaan sistem lingkungan yang
mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri mahasiswa. Proses belajar tersebut dirancang
dengan memperhatikan bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan dalam perkuliahan
(metode, tindakan belajar mengajar, dan presentasi), sehingga proses belajar pada diri mahasiswa
terjadi secara efektif. Jurusan Teknik Planologi Itenas sebagai institusi pendidikan bertujuan untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang perencanaan dan pengelolaan ruang wilayah
dan kota
Secara umum pembelajaran adalah bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan dalam
perkuliahan (metode, tindakan belajar mengajar, dan presentasi). Proses pembelajaran ditentukan
oleh strategi perkuliahan yang dilakukan, media pembelajaran, cara mengajar dosen dan cara
belajar mahasiswa. Pengantar Pengelolaan Pembangunan merupakan mata kuliah dasar yang
sangat penting karena berkaitan erat dengan spesifikasi dan tujuan pendidikan di Jurusan Teknik
Planologi Itenas yaitu pada spesifikasi pengelolaan pembangunan. Kuliah ini memberikan
wawasan mengenai pembangunan, tahapan pembangunan, serta dasar-dasar pengelolaan
pembangunan.
Permasalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran matakuliah tersebut adalah materi
perkuliahan yang sulit untuk dilihat contohnya secara nyata di lapangan, mahasiswa tidak
termotivasi sehingga kurang menyentuh pemahaman awal tentang pengelolaan pembangunan dan
proses pembelajaran yang kurang menarik sehingga kurangnya minat mahasiswa mengikuti
perkuliahan. Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dikembangkannya metode pembelajaran
yang dapat menciptakan suatu lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa peserta MK Pengantar
Pengelolaan Pembangunan untuk mampu menyerap dan memahami materi perkuliahan, aktif
dan partisipatif di dalam perkuliahan serta menyelesaikan tugas yang diberikan selama satu
semester.
Metode pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah Team Based Learning
(TBL). Pada metode Team-Based Learning pengajar lebih memberikan banyak kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama karena memberikan bobot
yang lebih besar kepada proses diskusi (peer discussion) dan belajar individu ( individual
study)dibandingkan dengan proses penjelasan konsep (instructor input/lecture). Saat ini yang telah
diterapkan pada perkuliahan MK Pengantar Pengelolaan Pembangunan adalah bentuk Lecturebased cases dan Case-Based lectures yang memberikan bobot kecil pada kemampuan Selfdirected learning mahasiswa. Perumusan metode pembelajaran yang baru dapat mencapai
dampak positif tidak hanya memberi bobot besar kepada kemampuan Self-directed learning
mahasiswa tetapi juga motivasi belajar.
Manfaat yang dirasakan pada penerapan metode TBL adalah terselenggaranya diskusi interaktif
mengenai persoalan aktual tentang pengelolaan pembangunan ruang. Pada model ini dosen
berperan sebagai fasilitator, dapat dilakukan penerapan beberapa metode seperti simulasi dengan
cardsort dan readingguide; digunakannya gambaran nyata mengenai proses-proses yang terjadi
1
Enni Lindia Mayona, ST., MT, Jl. PKH. Hasan Mustapha No. 23 Bandung, Nomor Telefon/fax +6222-7272215/ +6222-7202892,
[email protected]
2
Ira Irawati, ST., MT., Jl. PKH. Hasan Mustapha No. 23 Bandung, Nomor Telefon/fax +6222-7272215/ +6222-7202892,
[email protected]
254
dalam tahapan pengelolaan melalui berbagai media seperti audio-visual, poster, foto, gallery
mapping dll yang didesain untuk mengarah kepada pengelolaan pengetahuan; dan
dikembangkannya proses belajar dalam kelompok, yang dilakukan dengan metode diskusi
kelompok kecil, belajar koperatif, dan gallery session
Komponen pembelajaran yang dikembangkan adalah mahasiswa bersikap lebih aktif, dosen
sebagai sumber pengetahuan menjadi fasilitator atau mediator, materi pembelajaran disiapkan
berupa modul yang dapat digunakan untuk kegiatan Team-based Learning yang disusun sebagai
bagian dari buku ajar dan lengkap berisikan ringkasan materi dan panduan diskusi, dan sarana
pembelajaran berupa kelas yang mendukung desain Team-based Learning ( proses diskusi dan
gallery session) dan didukung alat multi media disiapkan untuk menunjang proses pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran menggunakan metode TBL tersebut adalah meningkatnya nilai
kelulusan rata-rata mahasiswa dan kehadiran rata-rata mahasiswa.
Keywords:pembelajaran, team based learning,
PENDAHULUAN
Praktek perencanaan saat ini menghadapi tantangan besar, karena sebagaimana
diungkapkan oleh Kitchen (2007), perencanaan saat ini bukan hanya terkait dengan
penyelenggaraan barang publik, namun juga bagaimana sektor privat difasilitasi dan
didukung dalam sistem perencanaan. Lebih lanjut sistem perencanaan menghadapi tiga
tantangan besar, yaitu : 1) pengenalan kebutuhan publik atas keamanan dalam
pembangunan kotanya, 2) sinergitas yang dapat dicapai melalui interaksi antara elemenelemen kunci pada sistem perkotaan, dan 3) kebutuhan untuk melihat kota secara holistik.
Hal ini menunjukkan perlunya penguatan kompetensi perencana yang dapat menjawab
tantangan tersebut dalam institusi pendidikan pencetak perencana tersebut.
Jurusan Teknik Planologi sendiri, sejak Tahun 2003, melalui kurikulum berbasis
kompetensi, telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis
kompetensi sendiri adalah kurikulum yang dalam proses menyusun struktur keterkaitan
antar matakuliah untuk menghasilkan lulusan suatu program studi berbasiskan pada
kemampuan akhir yang diharapkan dari lulusan, yang dibentuk oleh kemampuankemampuan sebelumnya. Kemampuan-kemampuan tersebut dicapai dari hasil akhir
setiap struktur mata kuliah yang telah dibentuk (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 045/U/2002). Secara umum, kompetensi tersebut dibagi
menjadi tiga kompetensi, yaitu: Skills (Keahlian), kemampuan dan keahlian dalam profesi
yang bersangkutan; Knowledge (Pengetahuan), pengetahuan yang digunakan sebagai
alat dalam melaksanakan profesi; dan Personal Attributes (Karakteristik Kepribadian),
dapat berupa kepribadian, kejujuran, kemampuan bekerja dalam tim, kemampuan
berinteraksi dengan orang lain, moral dsb. Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
tersebut, selanjutnya kompetensi skill, knowledge, dan personal attribute di bidang
perencanaan dan pengelolaan pembangunan dijabarkan dalam silabus dan rancangan
pembelajarannya.
Berdasarkan hasil evaluasi dalam sistem pembelajaran, dan penerapan pembelajaran
aktif yang diterapkan di Itenas dan implementasinya di Jurusan Teknik Planologi, tuntutan
atas perlunya pergeseran dari teaching centered ke student centered menjadi lebih tinggi
karena efektivitasnya dalam mencapai kompetensi yang diharapkan lebih baik. Hal ini
terjadi karena pada sistem pembelajaran student centered learning tersebut kemampuan
hard skill mahasiswa atas substansi mata kuliah tertentu sangat ditunjang oleh
keberhasilannya dalam mengasah kemampuan soft skill-nya. Evaluasi rutin yang
dilakukan oleh Unit Penjaminan Mutu Itenas pun menunjukkan tingkat kepuasan dan
pemahaman mahasiswa atas materi yang lebih baik.
Mata Kuliah Pengantar Pengelolaan Pembangunan merupakan mata kuliah di tingkat
dua yang memberikan dasar-dasar kerangka pemikiran logis dan rasional dalam
pengelolaan pembangunan ruang yang selanjutnya dapat diterapkan dalam seluruh mata
255
kuliah perencanaan dan pengelolaan lainnya. Tahun 2008, secara keseluruhan
penyelenggaraan pembelajaran pada mata kuliah ini dilakukan dengan pembelajaran aktif
dengan metode pembelajaran yang digunakan adalah team based learning. Melalui
proses pembelajaran dalam kelompok ini, pemahaman atas proses pengelolaan secara
umum yang diterapkan dalam tema-tema perencanaan dan pengelolaan spesifik untuk
setiap kelompok sebagai bentuk hard skill yang diharapkan, dipadukan dengan
kemampuan soft skill terkait kerja sama, inisiatif, komunikasi, dan presentasi.
KOMPETENSI PERENCANA
Kompetensi lulusan di bidang perencanaan secara umum merupakan kompetensi yang
harus dapat menjawab kebutuhan perkembangan di masyarakat di bidang perencanaan
dalam menjalankan praktek perencanaan. Kitchen (2007) menyebutkan keterampilan
yang harus dimiliki dalam praktek perencanaan tersebut, yaitu:
1. Technical Skills, adalah keterampilan perencana dalam melakukan proses
penyusunan rencana pembangunan, dimulai dari a) pemahaman konteks dan kondisi
kekinian, b) brainstorming dan konsultasi atas trend dan kemungkinan dampak pada
kawasan yang direncanakan, c) pengusulan dan konfirmasi atas tujuan perencanaan,
d) identifikasi strategi, e) pengujian atas implementasi rencana, f) identifikasi proyek
utama yang akan diimplementasikan, g) konsultasi atas waktu dan kemungikina
penerapan, h) penerapan strategi dan mekanisme implementasi, j) monitoring dan
evaluasi, dan k) konfirmasi atas keberhasilan penerapan;
2. Planning System and Process Skills, merupakan kemampuan untuk memahami
prosedur dalam perencanaan, yang meliputi kemampuan untuk menjalankan proses
penyusunan rencana pembangunan secara efektif, kemampuan untuk mengontrol
pembangunan, kemampuan untuk bekerja dengan komunitas (konsultasi dan
keterlibatan publik), kemampuan dalam pemberian saran atau arahan.
3. Place skills, kemampuan untuk memahami bagaimana ruang bekerja dan apa yang
dipikirkan atau diharapakan orang atas ruang tersebut.
4. Customer skills, kemampuan yang terkait dengan kegiatan dalam sektor publik untuk
memenuhi keinginan konsumen terutama dalam pelayanan publik.
5. Personal skills,
kemampuan individual perencana untuk memimpin dan
mempresentasikan dirinya, terutama dalam interaksi langsung dan juga kemampuan
komunikasi.
6. Organizational, managerial, and political context skills, kemampuan untuk memahami
sumber daya, program, dan prosedur dalam perencanaan, serta kemampuan untuk
memahami proses pengambilan keputusan baik dari pihak legislatif (politik) dan
maupun politik dalam arti distribusi dan alokasi sumber daya.
7. Synoptic and integrative skills, yaitu kemampuan melihat perencanaan secara
integratif.
Berdasarkan keterampilan-keterampilan tersebut, dapat dilihat terdapat dua
keterampilan/kompetensi yang harus dimiliki perencana yaitu kemampuan hard skill
terkait dengan kemampuan profesinya, dan kemampuan soft skill (yaitu keterampilan
yang menunjukkan kualitas individu, kebiasaan, perilaku, dan kemampuan sosial sebagai
pekerja yang baik dan sebagai rekan kerja yang dapat diandalkan, Kate Lorenz).
Khusus terkait dengan kemampuan soft skill Kate Lorenz (careerbuilder.com)
mengungkapkan sepuluh soft skill yang umumnya harus dimiliki oleh setiap pekerja dan
sangat relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh perencana, yaitu
1. Strong Work Ethic
2. Positive Attitude
3. Good Communication Skills
4. Time Management Abilities
5. Problem-Solving Skills
256
6. Acting as a Team Player
7. Self-Confidence
8. Ability to Accept and Learn From Criticism
9. Flexibility/Adaptability
10. Working Well Under Pressure
TEAM BASED LEARNING
Team Based Learning (TBL) adalah salah satu metode pembelajaran aktif di mana
pembelajaran aktif tersebut, menurut Bonwell (dalam Michaelsen, 2002) memiliki
karakteristik sebagai berikut:
• Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar
melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap
topik atau permasalahan yang dibahas.
• Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kulihan secara pasif tetapi mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah.
• Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi kuliah
• Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan
evaluasi.
• Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran
Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum proses pembelajaran aktif
memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses
pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence di mana konsolidasai
pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui
eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua setiap individu harus terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan pengajar harus dapat menilai setiap mahasiswa sehingga terdapat
individual accountability. Ketiga proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan
efektif diperlukan tingkat kerjasana yang tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaaan materi
juga meningkat.
Bekerja dalam suatu kelompok merupakan bagian penting dari kegiatan belajar aktif.
Pembentukan kelompok secara cepat dan efisien, pada saat bersamaan, memvariasikan
komposisi serta besaran kelompok di dalam kelas merupakan hal yang sangat penting
guna menunjang proses pembelajaran aktif.
Konsep Team Learning (Michaelsen, Knight & Fink, 2002) berawal dari ide dasar bahwa
kelompok mahasiswa yang terdiri dari 5 hingga 7 orang dapat menjadi tim belajar yang
efektif karena keterkaitan antar mereka merupakan kekuatan utama yang dapat saling
mendukung dalam proses pembelajaran. Manfaat yang dapat diperoleh dari konsep
Team Learning adalah :
• Memfasilitasi proses pembelajaran mahasiswa secara lebih mendalam
• Dapat mendukung semangat belajar mahasiswa secara sosial dan akademis
• Meningkatkan keahlian proses bekerjasama dalam kelompok
Pada metode Team-Based Learning pengajar lebih memberikan banyak kesempatan
kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama karena
memberikan bobot yang lebih besar kepada proses diskusi (peer discussion) dan belajar
individu ( individual study)dibandingkan dengan proses penjelasan konsep (instructor
input/lecture). Dampak metode tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
257
Gambar 1
Dampak TBL dalam Mengarahkan Proses Pembelajaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam metode Team-Based Learning berusaha untuk
memperbaiki metode pembelajaran satu arah yang telah ada saat ini. Perbedaan metode
Team-Based Learning (TBL) dengan metode tradisional yang ada terletak pada sasaran
pembelajaran yang hendak dicapai. Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan berfikir
di dalam menanggapi permasalahan dan mengembangkan kemampuan berinteraksi dan
bekerjasama yang lebih baik. Perbedaan sasaran yang hendak dicapai antara TBL
dengan metode tradisional dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2
Proses Penilaian Kelompok
Prinsip penting dalam pelaksanaan team based learning adalah (Michaelsen, Knight &
Fink, 2002) :
1. Pembentukan dan pengelolaan kelompok mahasiswa
• Distribusi sumber daya pada masing-masing kelompok
• Ukuran dan variasi kelompok
• Keterlibatan proses bekerjasama dalam kelompok
2. Transparansi proses terhadap mahasiswa
258
• Persiapan individu
• Kontribusi di dalam kelompok
3. Perkuliahan yang dapat mencakup pembelajaran dan pembentukan kelompok
• Membutuhkan Interaksi kelompok
• Meminta kelompok untuk mengambil keputusan dan melaporkan kembali
• Tidak terlalu sederhana dan tidak terlalu kompleks.
4. Mahasiswa membutuhkan umpan balik yang terstruktur
• Proses ujian kesiapan
• Ujian produk hasil
Proses evaluasi yang dilakukan pada proses pembelajaran berbasiskan TBL adalah :
1. Tes kesiapan individu (Individual readiness assurance test (IRAT) ), tes ini diberikan
pada seluruh mahasiswa pada setiap awal sesi perkuliahan.
2. Tes kesiapan tim (Group readiness assurance test (GRAT)), tes ini diberikan pada
setiap kelompok.
3. Penilaian terhadap kelompok secara efektif .
4. Kontribusi individu (Peer Assessment)
Proses pelaksanaan TBL dilakukan dengan cara :
• Membentuk kelompok dengan jumlah tertentu
• Beranggotakan 5-7 orang
• Alokasi pelaksanaan tes kesiapan proses pengajaran : IRAT selama 20 menit,
GRAT selama 30 menit, proses belajar dalam tim 60-90 menit
Proses pelaksanaan TBL dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3
Proses Pelaksanaan TBL
PENERAPAN TEAM BASED LEARNING
Di dalam proses pembelajaran MK Pengantar Pengelolaan Pembangunan yang
mendukung Team-Based Learning, dosen memberikan penjelasan konsep materi pada
dua pertemuan di awal perkuliahan yang di dalamnya mencakup penjelasan bentuk dan
aturan perkuliahan. Proses berikutnya mahasiswa mempelajari materi perkuliahan dalam
bentuk kelompok dengan beberapa strategi pembelajaran seperti : Diskusi Kelompok
Kecil, Simulasi, Belajar Kooperatif, Resource-Based Learning, Blended learning, dan
Gallery Session. Laporan kegiatan mahasiswa pada akhir perkuliahan ditampilkan dalam
bentuk Gallery Session.
259
Bentuk proses pembelajaran yang mendukung Team-Based Learning di MK Pengantar
Pengelolaan Pembangunan adalah sebagai berikut:
• Dosen berperan di dalam menyampaikan materi dasar dan aturan perkuliahan pada
pertemuan awal perkuliahan. Pada pertemuan berikutnya dosen lebih berperan
sebagai fasilitator di kelas yang mengamati proses pembelajaran TBL. Persiapan
yang perlu dilakukan oleh dosen adalah menentukan daftar topik/kasus dari materi
yang akan diajarkan dan mempersiapkan modul. Peran dosen di awal pertemuan
adalah sebagai berikut :
- Menjelaskan konsep dasar materi perkuliahan dan aturan perkuliahan di awal
pertemuan. Penjelasan meliputi metode pembelajaran yang dapat membantu
pemahaman mahasiswa mengenai alasan pemilihan metoda pembelajaran,
penilaian yang akan dilakukan, pembagian kelompok dan pola hubungan antar
kelompok
- Memberikan gambaran kasus/tema yang akan diberikan dalam proses
perkuliahan
- memberikan daftar beberapa bahan bacaan mengenai materi yang diajarkan
- Mempersiapkan berbagai macam fasilitas pendukung kelas agar strategi
pembelajaran dapat tercapai
• Pada dua pertemuan berikutnya dosen memberikan penjelasan konsep garis besar
materi pengantar pengelolaan pembangunan.
• Mahasiwa di dalam kelas dibagi ke dalam kelompok beranggotakan +7 orang. Dosen
membagikan modul yang akan dipakai di dalam setiap pertemuan. Mahasiswa
diharuskan membaca modul yang dibagikan agar dapat memahami materi pada
setiap pertemuan.
• Pada setiap awal pertemuan, mahasiswa diberi tes kesiapan individu dan kelompok
dan di akhir perkuliahan mahasiswa diberi tes akhir individu untuk menilai
pemahaman materi yang diberikan.
Setiap kelompok diharuskan membuat logbook yang berisi kegiatan pada setiap
pertemuan. Logbook terdiri dari bukti kehadiran setiap kelompok, rincian proses
diskusi dan resume setiap kegiatan yang telah dilakukan. Logbook ditandatangani
dan dikomentari oleh pengajar pada setiap pertemuannya. Selain logbook, setiap
kelompok diharuskan mengumpulkan setiap bahan penunjang materi perkuliahan.
• Hasil setiap kegiatan mahasiswa di setiap pertemuan di sajikan pada papan poster
atau papan buletin.
• Pada akhir proses perkuliahan, hasil setiap kegiatan kelompok mahasiswa disajikan
dalam desain gallery session. Mahasiswa menyajikan hasil kerjanya dalam berbagai
bentuk penyajian kreasi poster. Dalam desain ini, mahasiwa selain belajar dan
bekerjasama di dalam kelompok juga melakukan tugas kooperatif dengan cara
menemui anggota kelompok lain yang memiliki contoh kasus berbeda. Pada proses
ini mahasiswa tidak hanya ahli di dalam materi yang diterimanya tetapi juga mampu
menjelaskannya pada mahasiswa lainnya yang memiliki materi berbeda.
• Proses monitoring dan evaluasi proses pembelajaran dilakukan melalui penilaian
individu dan kelompok. Penilaian individu berasal dari nilai IRAT, dan kontribusi
berdasarkan logbook, sedangkan penilaian kelompok berasal dari GRAT dan hasil
laporan kegiatan.
- Tes kesiapan individu (Individual readiness assurance test (IRAT) ), tes ini
diberikan pada seluruh mahasiswa pada setiap awal sesi perkuliahan dilengkapi
dengan tes akhir individu untuk membandingkan tingkat pemahaman mahasiswa.
- Tes kesiapan tim (Group readiness assurance test (GRAT)), tes ini diberikan
pada setiap kelompok.
- Penilaian terhadap kelompok melalui hasil setiap kegiatan pada setiap
perkualiahan dan hasil akhir pada gallery session .
260
-
Kontribusi individu (Peer Assessment) melalui logbook dan penguasaan materi
pada saat gallery session.
Pada penerapan metode TBL, kelas di persiapkan dalam kelompok-kelompok yang
masing-masing didesain duduk dalam satu lingkaran meja. Desain tersebut memiliki
keunggulan antara lain mahasiswa dapat berkomunikasi dalam kelompok tanpa
mengganggu kelompok lainnya. Setiap kelompok dapat leluasa menggunakan berbagai
media pembelajaran (poster, white board, OHP dll) tanpa mengganggu kelompok
lainnya.
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penerapan metode TBL adalah :
1. Menyelenggarakan diskusi interaktif mengenai persoalan aktual tentang pengelolaan
pembangunan ruang. Proses tersebut diharapkan dapat mengasah mahasiswa berfikir
secara logis dan analitis serta melatih mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran
mengenai fenomena permasalahan pengelolaan pembangunan ruang dalam bentuk
catatan dan poster sehingga mampu lebih peka akan permasalahan pembangunan.
Pada model ini dosen berperan sebagai fasilitator, dapat dilakukan penerapan
beberapa metode seperti simulasi dengan cardsort dan readingguide.
2. Menggunakan gambaran nyata mengenai proses-proses yang terjadi dalam tahapan
pengelolaan melalui berbagai media seperti audio-visual, poster, foto, gallery mapping
dll yang didesain untuk mengarah kepada pengelolaan pengetahuan.
3. Mengembangkan proses belajar dalam kelompok, sehingga dapat dikenalkan prinsipprinsip bekerjasama. Proses belajar dalam kelompok dapat dilakukan dengan metode
diskusi kelompok kecil, belajar koperatif, dan gallery session.
4. Belajar mencari bukti dari konsep dan teori yang dipelajari dari kejadian yang telah
terjadi di lingkungannya khususnya pada proses belajar di akhir kuliah (pemahaman
POAC secara keseluruhan), dilakukan dengan metode Blended learning.
Terdapat beberapa komponen pembelajaran yang dikembangkan yaitu:
1. Mahasiswa perlu didorong untuk bersikap aktif agar dapat lebih mengembangkan diri.
Pada awal kuliah mahasiwa perlu diberi penjelasan mengenai metode perkuliahan
yang akan diterapkan.
2. Dosen sebagai sumber pengetahuan menjadi fasilitator atau mediator perlu disadari
supaya mahasiswa dapat mengkonstruksi pengetahuan.
3. Materi pembelajaran disiapkan berupa modul yang dapat digunakan untuk kegiatan
Team-based Learning. Modul disusun sebagai bagian dari buku ajar dan lengkap
berisikan ringkasan materi dan panduan diskusi.
4. Sarana pembelajaran berupa kelas yang mendukung desain Team-based Learning (
proses diskusi dan gallery session) dan didukung alat multi media disiapkan untuk
menunjang proses pembelajaran.
Berikut ini rancangan proses pembelajaran yang mendukung Team-Based Learning di
MK Pengantar Pengelolaan Pembangunan pada setiap pertemuannya.
261
Tabel 1
Metode pembelajaran MK pengantar pengelolaan pembangunan
No. Pokok Bahasan
(1)
(2)
01 Pengantar
Sub Pokok Bahasan
(3)
Penjelasan garis besar
perkuliahan




02 Prinsip dasar
pengelolaan &
sejarah
pengelolaan
1. Pengertian & falsafah
pengelolaan
organisasi dan
kebutuhan akan
manajemen
definisi – definisi
organisasi,
goal (sasaran)
management dan
peran manajer
bagaimana menilai
organizational
performance
managerial dan
performance
tantangan organisasi
2. Sejarah & perkembangan
pengelolaan
PendekatanPendekatan
Manajemen
Manajemen Abad 21
3. Keterkaitan antara
pengelolaan dan ilmu
perencanaan
262
Tahapan Kegiatan
(4)
Penjelasan garis besar
proses pembelajaran
Penjelasan garis besar
materi
Penjelasan aturan main
perkuliahan
Simulasi berupa permainan
untuk mengenal proses
‘mengelola’
 Penjelasan konsep
 Interaksi diskusi
pemahaman prinsip dasar
pengelolaan & sejarah
pengelolaan
Media
(5)
LCD,
White
Board,
Card Sort
LCD,
White
Board.
No. Pokok Bahasan
(1)
(2)
03 Prinsip dasar
pembangunan
dan Proses
pengelolaan
04 Perencanaan
05
Sub Pokok Bahasan
(3)
Pengertian dan falsafah
pembangunan
definisi
lingkup pembangunan
pembangunan dan
pengembangan
wilayah
paradigma
pembangunan
2. Aspek-aspek pengelolaan
pembangunan
3. Tahapan umum dalam
proses pengelolaan
Planning/perencanaa
n
Organizing/Pengorga
nisasian
Actuating / Leading /
Directing/
Pengarahan/
Pelaksanaan
Controlling /
Pengontrolan
4. Tindakan/aktivitas
pengelola & perannya
Penetapan visi, misi, tujuan,
strategi organisasi
1.
Proses Perencanaan
263
Tahapan Kegiatan
(4)
Media
(5)
 Penjelasan konsep
 Interaksi diskusi prinsip
dasar pembangunan dan
proses pengelolaan
LCD,
White
Board,
Card Sort
 Pre test
 Mahasiswa dibagi dalam 4
kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari (7
mhs).
 Masing-masing kelompok
diberikan kasus seperti
kasus kebersihan kota,
transportasi umum,
pengelolaan RTH,
penyediaan air bersih.
 Masing-masing kelompok
diberikan materi dalam
bentuk kartu (card sort)
yang harus dicocokkan
kesesuaiannya.
 Pre test
 Mahasiwa dalam kelompok
yang sama dengan
pertemuan sebelumnya
diberikan bahan bacaan
singkat (reading guide)
terkait dengan proses
perencanaan
 Setiap kelompok
diharuskan menyebutkan
tahapan dari proses
perencanaan di setiap
kasus
Modul,
White
Board
Card Sort,
poster,
Logbook
Modul,
LCD,
White
Board,
reading
guide,
poster,
Logbook
No. Pokok Bahasan
(1)
(2)
06 Pengorganisasian
(Organizing)
Sub Pokok Bahasan
(3)
Penyusunan struktur
organisasi dan pembagian
tugas
07 Actuating
Tipe Kepemimpinan dan
Motivasi
08
Tim kerja
09 Controlling
Tahapan proses kontrol
manajemen
10
Tipe control
264
Tahapan Kegiatan
(4)
 Pre test
 Mahasiswa dalam
kelompok menyusun
struktur organisasi dan
jenis tugas dalam bentuk
poster
 Pre test
 Setiap kelompok diberikan
kasus tentang tipe
follower, setiap kelompok
diharuskan menetapkan
tipe kempemimpinan yang
tepat dan jenis motivasi
yang perlu diberikan.
 Setiap kelompok
menyusun dalam bentuk
poster dan presentasi
 Review dosen
 Pre test
 Setiap kelompok dengan
menggunakan kasus dari
materi struktur organisasi,
menentukan jenis tim kerja
yang dibutuhkan, dan
fungsi dari pemimpin di
setiap tim kerja
 Setiap kelompok
menyusun dalam bentuk
poster dan dipresentasikan
 Review dosen
 Pre test
 Dosen memberikan tujuan,
indikator, serta reading
guide berupa kondisi
capaian kasus.
 Setiap kelompok harus
menentukan status
capaian indikator dari
bacaan yang disampaikan
dan menyebutkan
rekomendasi yang
diperlukan
 Pre test
 Setiap kelompok
mengelompokkan jenis
pengawasan dalam 3 tipe
(feedforward, concurent,
feedback control) pada 4
kasus
 Setiap kelompok
menyusun dalam bentuk
poster dan dipresentasikan
Media
(5)
Modul,
LCD,
White
Board,
poster,
Logbook
Modul,
LCD,
White
Board,
poster,
Logbook
Modul,
LCD,
White
Board,
poster,
Logbook
Modul,
LCD,
White
Board,
reading
guide,
poster,
Logbook
Modul,
White
Board
Card Sort,
poster,
Logbook
No. Pokok Bahasan
(1)
(2)
11- Keterkaitan
14 Proses
Sub Pokok Bahasan
(3)
POAC
Setiap kelompok diberikan
kasus untuk menyusun POAC
dipandu dengan modul
POAC
 Presentasi setiap
kelompok
 Review Dosen
 Gallery Session
Pengelolaan
15
&1
6
Tahapan Kegiatan
(4)
Media
(5)
Modul,
White
Board,
poster,
Logbook
Modul,
LCD,
White
Board,
poster,
Logbook
Berdasarkan uraian di atas, maka kompetensi hard skill yang merupakan kompetensi
dasar (masih pada pengantar dalam tataran cognitif) sebagai perencana terkait dengan
pemahaman proses perencanaan (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) yang
terkait dengan keterampilan yang dalam praktek perencanaan technical skill, planning
system and procedur skills, place skills, sebagian (awal) dari organizational, managerial
skills, dan synoptic and integratif skills. Keterampilan ini dibentuk dengan tujuan
mahasiswa mampu berpikir rasional, sistematis dalam menyusun proses perencanaan
dalam tema-tema pembangunan dan perencanaan yang ada di sekitarnya. Namun baru
pada tahapan pemahaman awal atas pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki,
karena tema-tema tersebut selanjutnya akan diberikan lebih spesifik di mata kuliah-mata
kuliah di tingkat atau semester selanjutnya.
Adapun kompetensi soft skill yang dapat dihasilkan adalah terkait dengan kerja kelompok,
komunikasi, manajemen waktu, team player, self confidence, kemampuan untuk
menerima dan belajar dari kritik, fleksibel, dan bekerja dalam tekanan (dalam hal ini
waktu).
Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran ini, terdapat beberapa permasalahan
yang harus diperbaiki antara lain waktu yang kurang (hanya 2 jam pelajaran) karena
proses evaluasi atas kerja kelompok harus disampaikan pada saat setiap kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya, dan kesulitan penilaian kontribusi individu dalam kerja
kelompok.
KESIMPULAN
Kompetensi dan keterampilan perencanaan dalam praktek merupakan salah satu hasil
dari proses pembelajaran dalam sistem pendidikan yang formal. Menghadapi tantangan
praktek perencanaan saat ini yang makin besar, bukan hanya kemampuan substansi atau
teknis perencanaan, namun pemahaman atas karakter, potensi, dan permasalahan
belajar setiap mahasiswa makin penting. Oleh karena itu, proses pembelajaran aktif
menjadi salah satu bentuk yang dapat mendukung tantangan tersebut. Kemampuan hard
skill dapat ditunjang oleh kemampuan soft skill. Melalui TBL, mahasiswa menjadi pusat
pembelajaran, dan mereka akan bekerja dalam kelompok, sebagaimana praktek
perencanaan yang sebagian besar merupakan kerja kolektif. Kemampuan soft skills akan
memberikan kemudahan dalam memahami substansi.
Melalui prosees belajar aktif ini, personal skills yang akan menjembatani kemampuan
teknis dalam berelasi dengan seluruh stakeholder dalam praktek perencanaan
disimulasikan di dalam kelas. Hal ini menjadi bekal mahasiswa dalam memahami dunia
kerja dan tuntuntan pekerjaan di masa datang.
265
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang-bidang Ilmu,
Dikti, 2005
Kitcheen, Ted, Skills for Planning Practice, Palgrave Macmillan, Hampsire, 2007.
Melvin. L, Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung,
Nusamedia & Nuansa, 2004.
Michaelsen, L. K., Knight, A. B., & Fink, L. D. (Eds.). Team-based learning: A
transformative use of small groups. Westport, CN: Praeger, 2002.
Schermerhorn, Jr. Management. New York: John Wiley & Sons, Inc, 2002.
Sukarno, Pudjo, Kurikulum dan Pembelajaran, Modul Pelatihan Workshop Teaching
Grant and Research Methodology, ITENAS, 2005.
Sukarno, Pudjo, Pembelajaran Efektif, Modul Pelatihan Workshop Teaching Grant and
Research Methodology, ITENAS, 2005.
Zaini, Hisyam dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD, Yogyakarta, 2005.
www.carrerbuilder.com, diunduh 18 Juli 2008.
www.learningaccount.net, diunduh 20 Oktober 2009.
www.teambasedlearning.org, diunduh 3 April 2008.
266
Download