Page | 1 PENGETAHUAN KANKER CERVIKS DAN PRILAKU

advertisement
Page |1
PENGETAHUAN KANKER CERVIKS DAN PRILAKU MELAKUKAN
IMUNISASI HPV PADA ANAK REMAJA WANITA
DI WILAYAH KAMPUNG BADRAN KOTA YOGYAKARTA
Budi Punjastuti
Email : [email protected]
DiplomaIII Keperawatan
Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta
ABSTRACT
Latar belakang : Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan
oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Di
Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker Leher Rahim,
sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut
(IIIB ke atas). Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan
program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis
ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear
dan imunisasi. Pemberian imunisasi atau vaksinisasi terbukti bisa mengurangi
resiko Kanker cerviks karena itu vaksinisasi memiliki potensi untuk mengurangi
angka kematian akibat kanker serviks sebanyak dua - pertiga wanita.
Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan ibu tentang Kanker cerviks
dengan perilaku ibu melakuakan imunisasi HPV pada anak remaja wanita ,
mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang kanker cerviks dan
mengidentifikasi perilaku Ibu melakukan imunisasi HPV pada anak remaja
wanita
Metode : Penelitian analitik observasional dengan bentuk pelaksanaanya survey.
Desain penelitian menggunakan pendekatan waktu Cross sectional. Lokasi
penelitian di kampung Badran Kota Yogyakarta Pengambilan sampel dilakukan
secara Cluster Sample Random Sampling
Hasil : Tingkat pendidikan dari 50 responden yang paling banyak pendidikanya
adalah SMA sebanyak 28 ( 60 % ) dan yang paling sedikit adalah pendidikan SD
yaitu 5 orang ( 10 % ). Pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai
IRT ( Ibu Rumah Tangga ) 30 Orang ( 60 % ), Tingkat pengetahuan tentang
kanker cerviks yang pengetahuan paling tinggi berjumlah 31 Orang ( 62 % ),
Perilaku ibu yang melakukan imunisasi HPV pada anak remaja wanita adalah
tidak melakukan sebanyak 44 orang ( 88 % ) . Uji statistic yang digunakan adalah
dengan korelasi product moment untuk menganalisis semua variabel yang diteliti
dan mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna pada tingkat kepercayaan
( P > 00.5 ) dimana hasilnya menunjukan bahwa p value sebesar 0.902 > 0.05 (α =
5 % ) yang berati tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu
tentang kanker cerviks dengan perilaku ibu melakukan imunisasi pada anak
remaja wanita.
Page |2
Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang kanker cerviks dengan perilaku imunisasi HPV pada anak remaja
wanita di wilayah kampung Badran. Tingkat pengetahuan memang tidak selalu
berkolerasi dengan tindakan atau perilaku . Orang yang memiliki persepsi yang
benar belum tentu akan melaksanakan pengetahuanya dengan benar pula.
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah sejenis
penyebab utama pada 70% kasus
kanker yang 99,7% disebabkan oleh
dari infeksi HPV hingga menjadi
human
(HPV)
kanker serviks memakan waktu yang
onkogenik, yang menyerang leher
cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga
rahim. Di Indonesia hanya 5 persen
20
yang melakukan Penapisan Kanker
penginfeksian
Leher Rahim, sehingga 76,6 persen
disadari oleh para penderita, karena
pasien
sudah
proses HPV kemudian menjadi pra-
memasuki Stadium Lanjut (IIIB ke
kanker sebagian besar berlangsung
atas), karena Kanker Leher Rahim
tanpa gejala. Karena itu, Vaksinasi
biasanya tanpa gejala apapun pada
Kanker Serviks sangat dianjurkan,
stadium awalnya. Penapisan dapat
demikian juga Penapisan
papilloma
ketika
virus
terdeteksi
kanker serviks di dunia. Perjalanan
dilakukan dengan melakukan tes Pap
tahun.
Namun
ini
Berdasarkan
sering
proses
tidak
data
riset
smear dan juga Inspeksi Visual
Kesehatan Dasar ( RisKesDas )
Asam Asetat (IVA). Di negara
tahun
berkembang, penggunaan secara luas
tertinggi se – Indonesia Terdapat di
program pengamatan leher rahim
DIY yaitu 4,1 persen atau 4,1 dari
mengurangi insiden kanker leher
1000
rahim yang invasif sebesar 50% atau
Indonesia sedikitnya terjadi 20 kasus
lebih.
kematian
Kebanyakan
penelitian
2013,
Prevalensi
penduduk.
akibat
kanker
Khususnya
kanker
di
cerviks
menemukan bahwa infeksi human
perharinya untuk mengatasi hal itu
papillomavirus (HPV) bertanggung
maka masyarakat perlu mengetahui
jawab untuk semua kasus kanker
tentang kanker cerviks dan juga
leher rahim.
bagai mana mangatasinya secara dini
Human
(HPV)
16
dan
papilloma
18
virus
merupakan
dari
gejala
tersebut
dengan
melakukan deteksi dini/ skrining
Page |2
kanker cerviks. Saat ini di negara
untuk kanker serviks adalah kurang,
maju,
sudah
hanya 3,2% partisipan pada wanita
berkat
usia 25-75 tahun yang menyebutkan
program deteksi dini melalui pap
HPV (Human Papillomavirus) atau
smear.
berhasil
virus sebagai faktor resiko dan hanya
menurunkan tingkat kematian hingga
1,5% yang pernah mendengar HPV
50%.
(Human Papillomavirus). Sementara
kanker
mengalami
serviks
penurunan
Metode
itu
Selain melakukan pap smear
dalam
penelitian
Mount,
(1999)
juga dapat dilakukan imunisasi HPV.
dikatakan bahwa sebanyak 3,8% lesi
Dimana vaksinasi dianggap cara
intraepitelial squamous pada 10.296
yang paling efektif untuk mencegah
sitologi smears terjadi pada usia 10-
inkubasi
19 tahun dan sebesar 18% dari lesi
manusia,
virus
di
termasuk
dalam
tubuh
didalamanya
tersebut adalah grade tinggi.
human papilloma virus (HPV), virus
penyebab
kanker
serviks
(leher
Pencegahan terhadap kanker
serviks
dapat
dilakukan
dengan
rahim). Sama seperti imunisasi yang
program skrinning dan pemberian
selama ini dikenal. Di dalam tubuh
vaksinasi. Di negara maju, kasus
vaksinasi yang diberikan melalui
kanker
suntikan ini akan membentuk sistem
menurun berkat adanya program
kekebalan tubuh dan pertahanan
deteksi dini melalui pap smear dan
terhadap masuknya virus HPV ke
imunisasi.
dalam
Dengan
diberikan pada perempuan usia 10
demikian, virus HPV tidak akan bisa
hingga 55 tahun melalui suntikan
masuk
sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan
leher
rahim.
apalagi
tumbuh
dan
membesar di dalam tubuh
Klug
ke
nol,
jenis
ini
Vaksin
satu,
dan
sudah
HPV
enam.
mulai
akan
Dari
(2007)
dalam
penelitian yang dilakukan, terbukti
mengatakan
bahwa
bahwa respon imun bekerja dua kali
setelah dilakukan survey berbasis
lebih tinggi pada remaja putri berusia
populasi di Bielefeld, Jerman pada
10 hingga 14 tahun dibanding yang
tahun 2000 didapatkan hasil bahwa
berusia 15 hingga 25 tahun.
penelitiannya
pengetahuan mengenai faktor risiko
Page |3
Pemberian
imunisasi
atau
Dari
data
vaksinisasi terbukti bisa mengurangi
kecamatan
resiko Kanker cerviks karena itu
Yogyakarta bahwa pasangan usia
vaksinisasi memiliki potensi untuk
subur yang terbanyak di wilayah
mengurangi angka kematian akibat
kerja puskesmas tersebut adalah di
kanker serviks sebanyak dua
-
kelurahan Bumijo yaitu sekitar 1.149
pertiga wanita. Selain itu, pada saat
Kepala keluarga ( sumber data
vaksinisasi juga dilakukan skrining
primer pada bulan Desember 2012 )
dan
merupakan
Wilayah kampung badran didapatkan
pemberian
jumlah kepala keluarga 350 dan
papsmeer
prosedut
yang
normal
saat
Jetis
puskesmas
Bumijo
Kota
bisa
jumlah anak remaja wanita antara 9 –
mendeteksi atau mengetahui keadaan
26 tahun adlah 115 orang ( sumber
dan kelainan-kelainan yang mungkin
data primer bulan nopember 2015 ).
vaksinisasi.
Sehingga
ada pada tubuh sejak dini. Ini juga
Berbagai hal dilakukan untuk
merupakan salah satu keuntungan
memahami tentang kanker cerviks
yang bisa menjadi alasan mengapa
beserta
seorang
dilakukan oleh orang tua terutama
wanita
remaja
harus
melakukan imunisasi HPV
ibu
imunisasi
dalam
yang
mencegah
harus
terjadinya
Menurut sumber data dari
kanker cervik kepada anak remaja
Dinas Kesehatan DIY tahun 2013
wanitanya. namun masih banyak
bahwa masih rendahnya
orangtua
kendala untuk memahaminya tentang
pentingnya
kanker cerviks begitu juga untuk
imimunisasi HPV pada anaknya
Imunisasi Kanker cerviks ( HPV ).
sehingga terhindar dari penyakit
Sehubungan dengan hal tersebut di
karker
atas,
mengetahui
tentang
cerviks.
Angka
cakupan
peneliti
tertarik
penelitian
untuk
imunisasi HPV sangat rendah ini di
melakukan
hubungan
pengaruhi oleh pengetahuan, sikap
tingkat
orang tua sehingga mereka mau
kanker cerviks dengan perilakuibu
melakukan imunisasi HPV pada
melakukan
anaknya.
anak
pengetahuan ibu
tentang
imunisasi HPV pada
remaja wanita di wilayah
kampung Badran kota Yogyakarta
Page |4
Tempat
penelitian
akan
TUJUAN
dilaksanakan di Seluruh Wilayah
Tujuan Umum penelitian ini adalah
Kampung Badran Kota Yogyakarta.
Untuk
Hubungan
Populasi yang diteliti adalah Ibu
Pengetahuan ibu tentang Kanker
yang memiliki anak remaja wanita
cerviks
ibu
antara 9 -26 tahun. yang tinggal
imunisasi HPV pada
diwilayah Kampung Badran Kota
mengetahui
dengan
melakuakan
perilaku
anak remaja wanita di Wilayah
Yogyakarta.
Kampung Badran. Adapun tujuan
berdasarkan
khususnya mengidentifikasi tingkat
badran yogyakarta dengan dilakukan
pengetahuan
pengendalian
cerviks
ibu
tentang
dan
kanker
mengidentifikasi
ataupun
Sampel
data
pada
dari
diambil
Kampung
variabel
variabel
pengganggu.
perilaku Ibu melakukan imunisasi
Pengambilan
HPV pada anak remaja wanita di
secara cluster random sampling,
wilayah
yaitu dengan cara mengacak jumlah
Kampung
Badran
kota
Yogyakarta “
sampel
luar
dilakukan
RW di Kampung badran Yogyakarta
dan diambil Satu RW Di kampung
badran sebagai responden penelitian.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian
analitik
observasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan bentuk pelaksanaan survey
HASIL
yaitu suatu penelitian deskriptif yang
Tabel 1. Distribusi frekuensi menurut
dilakukan
karakteristik responden ibu yang
terhadap
sekumpulan
objek yang biasanya cukup banyak
memiliki anak remaja wanita
dalam jangka waktu tertentu ( Noto
No Karakteristik
atmojo,
2002
).
responden
Rancangan
1.
Frekuensi ( f) Prosentase ( %)
Pendidikan
Penelitian menggunakan pendekatan
a.
SD
5
10
waktu
b.
SMP
6
12
c.
SMA
28
56
d.
PT
11
22
croos
mengumpulkan
sectional
data
dilakukan pada satu waktu.
yaitu
sekaligus
2.
Pekerjaan
a.
PNS
3
6
b.
Swasta
17
34
Page |5
c.
IRT
30
60
( sumber data primer, 2015 )
Pada table diatas menunjukan
bahwa tingkat pendidikan dari 50
responden
yang
paling
banyak
pendidikanya adalah SMA sebanyak
28 ( 60 % ) dan yang paling sedikit
adalah pendidikan SD yaitu 5 orang (
Tabel diatas menujukan dari
50 responden perilaku ibu yang
melakukan imunisasi HPV pada anak
remaja
wanita
Ibu Rumah Tangga ) 30 Orang ( 60
tidak
melakukan sebanyak 44 orang ( 88
% ) sedangkan yang melakukan
sebanyak 6 orang ( 12 % )
Uji statistic yang digunakan
10 % ). Pekerjaan responden yang
paling banyak adalah sebagai IRT (
adalah
adalah
dengan
korelasi
product
moment untuk menganalisis semua
variabel yang diteliti dan mengetahui
% )
Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan
ibu
tentang
kanker
cerviks
ada
tidaknya
bermakna
hubungan
pada
kemaknaan
yang
tingkat
(α=
tingkat
0,05)
dan
Confidence Interval (95%). Hasil
No Tingkat
Pengetahuan
Frekuensi ( F) Prosentase ( %)
1.
Tinggi
31
2.
Rendah
19
62
analisis bivariabel terdapat pada
table 4 yaitu :
38
( sumber data primer, 2015 )
Menurut tabel diatas tingkat
Tabel
4
Hasil
analisis
anatara
pengetahuan tentang kanker cerviks
hubungan tingkat pengetahuan ibu
dari
tentang
50
responden
adalah
kanker
cerviks
dengan
pengetahuan paling tinggi berjumlah
perilaku ibu melakukan Imunisasi
31 Orang ( 62 % )
HPV pada anak remaja wanita
Hipotesis
Tabel 3 Distribusi fekuensi prilaku
ibu melakukan imunisasi HPV pada
1.
2.
Frekuensi ( F)
Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang kanker
cerviks dengan
perilaku melakukan imunisasi pada
anak remaja wanita
anak remaja wanita
No Perilaku
p-value
0.902
tidak signifikan ( p = < 0.05 )
Prosentase ( %)
Tabel
diatas
menunjukan
Tidak
melakukan
44
88
bahwa p>0.902 yang berati tidak ada
Melakukan
6
12
hubungan yang bermakna antara
( sumber data primer, 2015 )
pengetahuan
ibu
tentang
kanker
Page |6
cerviks
dengan
melakukan
perilaku
imunisasi
ibu
pada
anak
remaja wanita
tersebut
itu
beberapa
responden mengatakan bahwa tahu
tentang imunisasi pencegah penyakit
kanker
cerviks
namun
harganya
terlalu mahal dan dilakukannnya
PEMBAHASAN
Hasil uji bivariabel antara
pengetahuan
selain
ibu
tentang
lebih dari 1 kali serta didapatkan data
kanker
dari responden bahwa mereka juga
cerviks dengan perilaku imunisasi
belum tersosialisasi tentang pentinya
menunjukan tidak ada hubungan
imunisasi HPV pada anak remaja
yang signifikan ( p < 0,05 ). hal ini
wanita.
menunjukan bahwa semangkin tinggi
pendidikan
serta
seseorang
belum
pengetahuan
tentu
merubah
Pekerjaan menurut Freeman
(1989) berkaitan dengan bagaimana
memprioritaskan
sumber-sumber
prilaku sesuai dengan pendidikan
yang dimiliki untuk kelangsungan
dan pengetahuan yang dimilikinya.
hidup. Orang-orang dengan sosial
Dari
hasil
penelitian
ini
ekonomi rendah mengalami kesulitan
menunjukan ada beberapa factor
untuk
yang
pencegahan dan skrining/ imunisasi
mempengaruhi
ibu
untuk
memprioritaskan
melakukan imunisasi HPV pada anak
karena
remaja wanitanya diantaranya adalah
kebutuhan kelangsungan hidup yang
:
kanker
diperlukan segera seperti makanan,
pentingnya pengetahuan
perumahan, keamanan dan pakaian.
pengetahuan
cerviks,
tentang
tentang
lebih
aktifitas
mengutamakan
imunisasi
HPV,
sosial
Sosial ekonomi rendah dan tidak
angka
kejadian
pada
adanya asuransi kesehatan adalah
ekonomi,
keluarga yang menderita kanker
salah
cerviks serta sumber informasi.
meningkatkan insiden dan kematian
Data
beberapa
mengatakan
responden
satu
faktor
dalam
bahwa
karena kanker dan juga salah satu
mengetahui
hambatan penting untuk aktifitas dan
tentang kanker cerviks namun belum
pengawasan
tersosialisasinya tentang imunisasi
miskin
HPV
yang luar biasa untuk memperoleh
untuk mencegah penyakit
kanker.
Orang-orang
memerlukan
pengorbanan
Page |7
dan membayar pelayanan kesehatan
faktor
sehingga menurunkan kesempatan
demografi,
mereka memiliki akses terhadap
kepercayaan.
pelayanan
kesehatan.
hal
ini
lainnya
seperti
social
kebudayaan
dan
Menurut
Harsono
(1985),
dibuktikan dari beberapa responden
(Disitasi Anggraini, 2000) tingkat
mengatakan bahwa mereka belum/
pengetahuan memang tidak selalu
tidak melakukan imunisasi karena
berkolerasi
biaya
serta
perilaku.
kali.
persepsi yang benar belum tentu
sementara masih ada kebutuhan yang
akan melaksanakan pengetahuanya
harus terpenuuhi.
dengan benar pula.. Hal ini terjadi
terlalu
dilakukanya
mahaal
tidak
Health
satu
Belief
Model
dengan
Orang
tindakan/
yang
memiliki
pada intelektual atau fase kognitif.
merupakan teori yang digunakan
Pada
untuk mengidentifikasi faktor-faktor
memberikan respon berupa reaksi
yang
preventive
emosional dalam bentuk sedia atau
(perilaku
ingin melakukan tindakan namun
seperti
belum memberikan respon berupa
pemeriksaan kesehatan berkala dan
perilaku. Selain itu juga masih
imunisasi (Rosenstock, 1974). Teori
menurut Harsono, manusia pada
ini
hakekatnya sangat selektif terhadap
mempengaruhi
health
behavior
pencegahan
kesehatan)
menganut
konsep
bahwa
fase
afektif
orang
seseorang atau individu hidup pada
rangsangan
lingkup kehidupan sosial. Komponen
didapat
kunci
menerapkan berbagai pengetahuan
dari teori
perceived
akan
ini
susceptibility
kerentanan),
b)
adalah a)
sehingga
(persepsi
yang
perceived
kebutuhan.
severity (persepsi akan keparahan
pengetahuan
telah
dirasa
Menurut
hanya
yang
akan
sesuai
dengan
Ajzen
(1980)
suatu penyakit), c) perceived benefit
(disitasi Azwar S, 2003) respon
(persepsi akan manfaat), d) perceived
perilaku ditentukan tidak saja oleh
baries ( persepsi hambatan suatu
sikap individu akan tetapi juga oleh
perilaku pencegahan), e) cues to
norma subjektif yang ada dalam diri
action (isyarat untuk bertindak), f)
individu
yang bersangkutan dan
Page |8
dijelaskan
pula
perilaku
kanker cerviks 31 orang ( 62
faktor
% ) dan perilaku ibu tidak
kepribadian individual dan faktor
melakukan imunisasi HPV
lingkungan.
pada anak remaja wanita
merupakan
bahwa
fungsi
dari
Pengetahuan ibu dipengaruhi
oleh beberapa factor antara lain
sosial
ekonomi,
kultur
(budaya,
sebanyak 44 orang ( 88 % )
2. Tidak ada hubungan yang
signifikan
agama), pendidikan dan pengalaman.
pengetahuan
Pengetahuan
kanker
itu
diperoleh
dari
antara
tingkat
ibu
tentang
cerviks
dengan
berbagai sumber media informasi
perilaku imunisasi HPV pada
(TV, radio, media massa), dan juga
anak
penyuluhan dari petugas kesehatan.
wilayah kampung Badran
Perilaku
manusia
sangat
sulit
remaja
3. Tingkat
wanita
di
pengetahuan
diramalkan kemunculannya hal ini
memang
sangat
kepada
berkolerasi dengan tindakan
kepribadian yang juga dipengaruhi
atau perilaku . Orang yang
oleh factor pengetahuan , angka
memiliki persepsi yang benar
kejadian pada keluarga ( keturunan ),
belum
social ekonomi yang tentu saja akan
melaksanakan pengetahuanya
berbeda
bagi
dengan benar pula.
individu.,
sehingga
bergantung
masing-masing
kita
sulit
meramalkan perilaku.
tidak
tentu
selalu
akan
4. Perilaku manusia sangat sulit
diramalkan
kemunculannya
hal ini sangat bergantung
kepada kepribadian yang juga
KESIMPULAN
1. Dari 50 responden didapatkan
bahwa ibu
dipengaruhi
oleh
factor
berpendidikan
pengetahuan , angka kejadian
SMA sebanyak 28 orang ( 56
pada keluarga ( keturunan ),
% ), pekerjaan ibu terbanyak
social ekonomi
adalah sebagai ibu rumah
tangga 30 orang
( 60 % )
serta pengetahuan ibu tentang
SARAN
Page |9
1.
Sebagai
masukan
atau
Masyarakat, Universitas
mengembangkan
Indonesia
ilmu
Aklimunnessa, K., Mori, M., Khan,
pentingnya imunisasi HPV
M.M.H., Sakauchi, F.,
pada anak remaja wanita usia
Kubo, T., Fujino, Y.,
9 – 26 tahun sehingga anak
Suzuki, S., Tokudome, S.
tersebut terhindar dari kanker
& Tamakoshi, A. (2006)
cerviks serta meningkatkan
Effectiveness of Cervical
kesehatan reproduksi
cancer screening over
Bagi Dinas Kesehatan untuk
Cervical cancer mortality
memprogram pengenalan dan
among Japanese women.
penyuluhan
tenang
Jpn J Clin
pentingnya
imunisasi HPV
pada
remaja
wanita
agar
terhindar dari kanker cerviks
3.
Kesehatan
menambah informasi untuk
pengetahuan terutama tentang
2.
Fakultas
Bagi
Dinas
kesehatan
memprogramkan
imunisasi
Oncol,36(8):511–518.
Azwar. S. 2003. Sikap Manusia:
Teori dan
Pengukurannya.Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Bosch, F.X., Munoz, N. (2000)
Cervical cancer In:
HPV dengan biaya murah
agar
masyarakat
menggunakan
sehingga
kanker
fasilitas
kejadiaan
cerviks
berkurang
sampai hilang atau tidak ada
di
Hatch,M.C. ed. Women
ini
angka
khususnya
Goldman, M.B.,
mampu
Daerah
Istimewa Yogyakarta.
and health. New York:
Academic Press.
Burd,
E.M.
(2003)
Human
papillomavirus
and
cervical
Clin
cancer.
Microbiol Rev; 16.1.: 117
DAFTAR PUSTAKA
Canavan TP, Doshi NR. Cervical
Ahmadi, A (1999). Pengembangan
Tenaga
Kesehatan,
cancer.
Am
Fam
P a g e | 10
Physician 2000;61:1369-
Educational
76.
Environmental Approach
Castellsagué X, Bosch FX, Munoz
ed),
N, Meijer CJ, Shah KV,
Publishing
de Sanjose S, Eluf-Neto
London
J, Ngelangel CA,
Mayfield
Company,
Klug, S.J., Hukelmann, M. &
Chichareon S, Smith JS,
Blettner, M. (2007)
Herrero R, Moreno V,
Knowledge about
Franceschi S;
infection with human
International Agency for
papillomavirus: a
Research on Cancer
systematic review. Prev
Multicenter Cervical
Med, 46, 87-98
Cancer Study Group.
Leach, C.R. & Schoenberg, N.E.
Male circumcision,
(2007) The vicious cycle
penile human
of inadequate early
Papillomavirus infection,
detection: A
and cervical cancer in
complementary study on
female partners. N Engl J
barriers to cervical
Med 2002;346:1105-12.
cancer screening among
Freeman, H.P. (1989) Cancer in the
middle-aged and older
socioeconomically
women. Prev Chronic
disadvantaged. CA
Dis, Public Health Res,
Cancer J Clin; 39; 266-
Practice, and Police,
288
4(4): 1-12
Garungan, W.A., (2004). Psikologi
Green,
(2nd
and
L.W.
Menczer J. The low incidence of
Sosial, PT. Refika
cervical cancer in Jewish
Aditama
women: has the puzzle
Bandung.
finally been solved? Isr
&
(1991).
Kreuter,
M.W
Health
Promotion Planning an
Med Assoc J 2003;5:1203.
P a g e | 11
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan
Intruduction to Health
Perilaku Kesehatan.Rineka Cipta.
Educational and Health
Jakarta
Promotion,
Sarjadi & Trihartini, P. (2001)
Press, Inc, USA.
Cancer registration in
Waveland
Smith, J.S., Green, J., de Gonzalez,
Indonesia. Asian
A.B., Appleby, P., Peto,
Pacific J Cancer Prev, 2,
J. & Plummer, M (2003)
IACR Supplement:21-24.
Cervical cancer and use
Saslow, D., Runowicz, C.D.,
of
hormonal
Solomon, D., Moscicki,
contraceptives:
A.B., Smith, R.A., Eyre,
systematic
H.J. & Cohen, C. (2002)
Lancet,
American cancer society
1167Lehtinen M, Dillner
guideline for the early
J.
detection of cervical
papillomavirus
neoplasia and cancer. CA
vaccination. Sex Transm
Cancer J Clin, 52: 342-
Infect 2002;78:4-6.
362
Siahpus, M. & Singh, G.K. (2002)
A
review.
361:1159–
Preventive
human
Walboomers JM, Jacobs MV, Manos
MM,
Bosch
FX,
Sociodemographic
Kummer JA, Shah KV,
predictors of pap test
Snijders
receipt, currency and
Meijer CJ, Munoz N.
knowledge among
Human papillomavirus is
Australian women. Prev
a necessary cause of
Med, 35: 362-368.
invasive cervical cancer
Silverberg, S.G., & Ioffe, O.B.
(2003). Pathology of
cervical cancer. Cancer
J,9: 335–347.
Simons-Morton, B.G, Green, W.H.,
Gottlieb, H.H., (1995).
PJ,
worldwide.
Peto
J
1999;189:12-9.
J,
Pathol
Download