PERTEMUAN 9 penilaian investasi

advertisement
Penilaian Investasi
Ardaniah Abbas
Penganggaran Modal (Capital
Budgeting)
• Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan
untuk produksi
• Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg
memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar
selama beberapa periode pada saat yg akan datang.
• Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran
aktiva tetap
• Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses
menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana
saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.
Pentingnya Penggangaran Modal
1.
2.
3.
Keputusan penggaran modal akan berpengaruh
pada jangka waktu yang lama sehingga
perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.
Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan
aktiva.
Pengeluaran modal sangatlah penting
Klasifikasi Proyek
1. Replacement: perawatan bisnis
mengganti peralatan yg rusak
2. Replacement: pengurangan biaya
mengganti peralatan yg sudah ketinggalan jaman sehingga mengurangi
biaya
3. Ekspansi produk atau pasar yg sudah ada
pengeluaran2 untuk meningkatkan output produk yg sudah ada atau
menambah toko.
4. Ekspansi ke produk atau pasar yang baru
5. Proyek keamanan atau lingkungan
6. Penelitian dan pengembangan
7. Kontrak2 jangka panjang: kontrak untuk menyediakan produk atau jasa
pada kustomer tertentu
8. Lain-lain: bangunan kantor, tempat parkir, pesawat terbang perusahaan.
METODE2 KEPUTUSAN PENGANGGARAN
MODAL
1. Payback period and Discounted Payback
Period
2. Net Present Value (NPV)
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Profitability Ratio
1.
PAYBACK PERIOD (Periode Pengembalian)
Periode waktu yang menunjukkan berapa lama
dana yang diinvestasikan akan bisa kembali
Contoh:
Cash inflows of $10.000
investment
Year
Project A
Project B
1
5.000
1.500
2
5.000
2.000
3
2.000
2.500
4
-
5.000
5
-
5.000
• Rumus:
Payback = tahun sebelum balik modal +biaya yang belum balik
pada awal tahun/aliran kas pada tahun tsb
• Proyek A payback period = 2 tahun
Proyek B payback period = 3.8 tahun
• Makin pendek payback period makin baik.
Payback Period
• Jika payback period suatu investasi kurang dari
payback period yang disyaratkan, maka usulan
investasi layak diterima semua.
• Masalah2 dgn payback period:
1. Mengabaikan aliran kas masuk setelah periode
cutofff. Contoh: $2000 di tahun 3 untuk proyek A
diabaikan. Juga $5000 di tahun 5 untuk proyek B.
Walaupun $5.000 diganti dgn $50.000, itu tidak
mempengaruhi decision pada metode payback
period.
2. Metoda payback tidak mempertimbangkan
nilai waktu uang.
Investment of
$10.000
Early
Returns
Late
Return
s
1
$9000
1000
2
1000
9000
3
1000
1000
Yea
r
• Proyek pertama lebih bagus karena
mendapatkan 9000 pada tahun pertama
Discounted Payback Period
Tahun
Arus Kas
PV Arus Kas (tingkat
diskonto 10%)
Arus Kas Kumulatif
0
(1.000.000)
(1.000.000)
(1.000.000)
1
500.000
454.545,45
(545.454,55)
2
400.000
330.578,51
(214.876,04)
3
300.000
225.394,44
10.518,4
4
100.000
68.301,35
78.819,75
214.876,04
Discounted Payback Period = 2+
= 2,95 Tahun
225.394,44
10
2. Net Present Value (NPV)
Adalah metode penilaian investasi yg
menggunakan discounted cash flow.
(mempertimbangkan nilai waktu uang pada
aliran kas yg terjadi)
Net Present Value - Present value of cash
flows minus initial investments.
Opportunity Cost of Capital - Expected rate
of return given up by investing in a project
PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI
Net Present Value (NPV)
NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital sebagai diskon faktor.
Rumus:
n
NPV   NBi (1  i) n
i 1
atau
n
NBi
n
(
1

i
)
i 1
NPV  
Dimana:
NB = Net benefit = Benefit – Cost
C = Biaya investasi + Biaya operasi
B = Benefit yang telah didiskon
= Cost yang telah didiskon
C
i = diskon faktor
n = tahun (waktu
atau
n
n
i 1
i 1
NPV   Bi  Ci   N Bi
12
Kriteria:
NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk
dilaksanakan
NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk
dilaksanakan
NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP
dimana
TR=TC dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan
biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta
perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
13
Contoh 1:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri
pengolahan hasil pertanian, diketahui:
Dana investasi: Rp. 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun
persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000,-. Kegiatan
pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi.
Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari
berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan
untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1.
Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan
hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan
jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti
terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas, apakah rencana pembukaan
industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan
bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?
14
Tabel 1: Persiapan Perhitungan NPV
Thn
Investasi Biaya
Operasi
Total
Cost
(dalam Rp.000,-)
Benefit
Net
Benefit
D.F.
18%
Present
Value
0
20.000 -
20.000
-
-20.000
1,0000
-20.000
1
15.000 -
15.000
-
-15.000
0,8475
-12,713
2
-
5.000
5.000
10.000
5.000
0,7182
3,591
3
-
6.000
6.000
12.000
6.000
0,6086
3,652
4
-
6.000
6.000
14.000
8.000
0,5158
4,126
5
-
7.000
7.000
17.000
10.000
0,4371
4,371
6
-
7.000
7.000
21.000
14.000
0,3704
5,186
7
-
8.000
8.000
25.000
17.000
0,3139
5,336
8
-
9.000
9.000
30.000
21.000
0,2660
5,586
9
-
10.000
10.000
36.000
26.000
0,2255
5,863
10
-
11.000
11.000
43.000
32.000
0,1911
6,115
NPV
11.115,73
Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka:
n
NPV   NBi (1  i) n
i 1
NPV  11.115.000
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha
(proyek) layak diusahakan.
Catatan:
•
Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut
proyeksi harus mendapat perhatian
•
Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan
menggunakan berbagai variabel (perkembangan trend,
potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa
datang, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen).
Tabel 2: Persiapan Perhitungan NPV
Th
n
Investasi
Biaya
Operasi
Total
Cost
(dalam Rp.000,-)
Benefit
Net
Benefit
D.F.
18%
B
C
0
20.000 -
20.000
-
-20.000
1,0000
-
20.000
1
15.000 -
15.000
-
-15.000
0,8475
-
12.713
2
-
5.000
5.000
10.000
5.000
0,7182
7.182
3.591
3
-
6.000
6.000
12.000
6.000
0,6086
7.304
3.652
4
-
6.000
6.000
14.000
8.000
0,5158
7.221
3.095
5
-
7.000
7.000
17.000
10.000
0,4371
7.431
3.060
6
-
7.000
7.000
21.000
14.000
0,3704
7.778
2.593
7
-
8.000
8.000
25.000
17.000
0,3139
7.848
2.511
8
-
9.000
9.000
30.000
21.000
0,2660
7.980
2.394
9
-
10.000
10.000
36.000
26.000
0,2255
8.118
2.255
10
-
11.000
11.000
43.000
32.000
0,1911
8.217
2.102
NPV
69.080
57.966
Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga
dihitung dengan bantuan Tabel 2 berikut. Pada tabel
tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF:
n
NPV   Bi  Ci
i 1
NPV  69.080  57.966
NPV  11.114  Rp11.114.000,
Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan
usaha (proyek) layak diusahakan.
Contoh 2:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan
mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara
teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama
dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin baru
mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage
value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima
sebesar Rp. 15.000.000,-. Berdasarkan pengalaman pengusaha,
cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin
ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
n
CFi
Sv
PV  

m
(1  r ) n
i 1 (1  r )
Di mana: PV = Present value
CF = Cash flow
n = periode waktu tahun ke n
m = periode waktu
r = tingkat bunga
Sv = salvage value
20.000.000 20.000.000 20.000.000
20.000.000 15.000.000



...


(1  0,18)
(1  0,18) 2
(1  0,18) 3
(1  0,18) 5
(1  0,18) 5
PV  16.949.153  14.363.689  12.172.617  10.315.778  8.742.184  6.556.638
PV 
PV  69.100.059
Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru dengan harga
Rp 75.000.000,- ternyata tidak feasible karena PV lebih kecil dari original outlays atau
original cost (harga beli).
NPV = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000 = - 5.899.941, dimana OO=original outlays
Berdasarkan perhitungan NPV diperoleh nilai negatif, maka pembelian mesin pun tidak
feasible.
3. IRR
• Adalah tingkat discount (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang
dari aliran kas yang akan terjadi (PV inflows) dengan nilai sekarang aliran
kas keluar mula2 (PV investment cost)
• PV (inflows) = PV (investment costs)
Atau
• Internal Rate of Return (IRR) - Discount rate at which NPV = 0.
• Mencari IRR dilakukan dengan prosedur coba2 (trial dan error)
• Jadi, apabila present value terlalu rendah maka kita merendahkan IRR nya.
Sebaliknya apabila PV terlalu tinggi, kita meninggikan IRRnya
IRR
Kriteria penerimaan:
Apabila suatu proyek mempunyai IRR lebih besar daripada biaya
dana (cost of fund) maka proyek diterima.
Ini berarti proyek menguntungkan karena ada kelebihan dana
bagi shareholder setelah dana yg dihasilkan proyek digunakan
untuk membayar modal.
IRR dibandingkan dengan cost of fund atau hurdle rate.
Perbandingan antara Metode NPV dan IRR
Apabila ada satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu
memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak
usulan proyek tersebut.
Tapi apabila ada proyek2 yang mutually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu
memberikan rekomendasi yg sama.
Ini disebabkan oleh dua kondisi:
1.
Ukuran proyek berbeda. Yg satu lebih besar daripada yg lain
2.
Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda. Satu
proyek aliran kasnya terjadi pada tahun2 awal sementara yg proyek yg
lain aliran kasnya terjadi pada tahun2 akhir
Intinya: untuk proyek2 yg mutually exclusive, pilih proyek dengan NPV yang
tertinggi.
Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol).
Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak
IRR = SOCC berarti proyek pada BEP
IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak.
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2
dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua
harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya.
Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV
negatif yaitu pada NPV = 0.
Rumus:
IRR  i1 
NPV1
i2  i1 
( NPV1  NPV2 )
dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
Dari Contoh 1 dibuat Tabel 3 berikut:
Tabel 3: Persiapan Perhitungan IRR (dalam Rp.000,-)
Thn
Net
Benefit
D.F.
18%
Present
Value
D.F.
24%
Present
Value
0
-20.000
1,0000
-20.000
1,0000
-20.000
1
-15.000
0,8475
-12,713
0,8065
-12,713
2
5.000
0,7182
3,591
0,6504
3,591
3
6.000
0,6086
3,652
0,5245
3,652
4
8.000
0,5158
4,126
0,4230
4,126
5
10.000
0,4371
4,371
0,3411
4,371
6
14.000
0,3704
5,186
0,2751
5,186
7
17.000
0,3139
5,336
0,2218
5,336
8
21.000
0,2660
5,586
0,1789
5,586
9
26.000
0,2255
5,863
0,1443
5,863
10
32.000
0,1911
6,115
0,1164
6,115
NPV
11.115,73
-48,94
IRR  i1 
NPV1
i2  i1 
( NPV1  NPV2 )
11.114
(0,24  0,18)
(11.114  48)
IRR  0,23974  23,97%
IRR  0,18 
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR 23,97% lebih
besar dari SOCC sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak
untuk dikerjakan.
Dari Contoh 2, IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli aset
(Original outlays) dengan present value. Jadi untuk mendapatkan nilai PV=OO harus dicari
dengan menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga I menghasilkan PV < OO dan tingkat
bunga II menghasilkan PV > OO.
PV I dengan DF=18% menghasilkan Rp.69.100.059,- dan PV II dengan DF=14% adalah:
20.000.000 20.000.000 20.000.000
20.000.000 15.000.000



...


(1  0,14)
(1  0,14) 2
(1  0,14) 3
(1  0,14) 5
(1  0,15) 5
PV  17.543.860  15.389.351  13.499.430  11.841.606  10.387.373  7.790.530
PV 
PV  76.452.149
Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, maka:
IRR  i1  ( PV1  OO )
i2  i1
PV2  PV1
IRR  14  (76.452.149  75.000.000)(
4
)
7.352.090
IRR  14  0,79  14,79%
IRR  14  (1.452.149)(
18  14
)
69.100.059  76.452.149
IRR=14,79% lebih kecil
dari tingkat bunga yang
berlaku (DF) yi 18%
berarti penggantian mesin
tidak layak.
4. Profitability Ratio
Profitability Ratio (PR)
PR adalah rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi
dan pemeliharaan dengan jumlah investasi. Nilai dari masng-masing variabel
dalam bentuk present value (telah didiskon dengan DF dari SOCC)
Rumus:
n
PR 
n
 B   OM
i 1
i 1
i
n
I
i 1
i
Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan
PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan
PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP.
Tabel 5: Jumlah Investasi, Biaya Operasi, dan Biaya Pemeliharaan dalam Harga Berlaku
dan dalam Present Value
(dalam Rp.000,-)
Thn
Investasi
Biaya
Operasi
Benefit
Net
18%
ī
OM
B
0
20.000
-
-
1,0000
-20.000
-
-
1
15.000
-
-
0,8475
-12.712
-
-
2
-
5.000
10.000
0,7182
-
3.591
7.182
3
-
6.000
12.000
0,6086
-
3.651
7.303
4
-
6.000
14.000
0,5158
-
3.095
7.221
5
-
7.000
17.000
0,4371
-
3.060
7.431
6
-
7.000
21.000
0,3704
-
2.593
7.778
7
-
8.000
25.000
0,3139
-
2.511
7.848
8
-
9.000
30.000
0,2660
-
2.394
7.980
9
-
10.000
36.000
0,2255
-
2.255
8.118
10
-
11.000
43.000
0,1911
-
2.102
8.217
25.253
69.078
32.712
n
PR 
n
 B   OM
i 1
i
i 1
n
I
i 1
PR
i
i
69.078  25.253
 1,3397  1,34
32.712
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PR > 1, berarti proyek tersebut
layak untuk dikerjakan.
Download