KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

advertisement
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/298/2016
TENTANG
KOMITE PENDAYAGUNAAN KONSULTAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.03.01/IV/SK/230/2014
tentang
Komite
Pendayagunaan Konsultan Kesehatan Untuk
Memperkuat Pelaksanaan Hibah Global Fund Dan
Program Kesehatan Lain Di Indonesia sudah tidak
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
hukum;
b.
bahwa dengan adanya alih tugas dan jabatan serta
untuk mengefektifkan pelaksanaan tugas Komite
Pendayagunaan
Konsultan
Kesehatan,
perlu
dilakukan perubahan susunan anggota komite;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Komite Pendayagunaan Konsultan Kesehatan;
1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
2.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang
Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);
:
-24.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun
2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE
PENDAYAGUNAAN KONSULTAN KESEHATAN.
KESATU
: Komite Pendayagunaan Konsultan Kesehatan yang
selanjutnya disingkat KPKK merupakan organisasi
nonstruktural di bawah Kementerian Kesehatan.
KEDUA
: KPKK bertugas membantu Menteri Kesehatan dalam
rangka pendayagunaan konsultan manajemen kesehatan
meliputi:
1.
melakukan
kajian
pendayagunaan
manajemen kesehatan;
2.
memfasilitasi pendayagunaan konsultan manajemen
kesehatan; dan
3.
melakukan
kesehatan.
registrasi
konsultan
konsultan
KETIGA
: Susunan organisasi KPKK
Pengarah, dan Pelaksana.
KEEMPAT
: Pembina sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga
mempunyai tugas menetapkan kebijakan pendayagunaan
konsultan manajemen kesehatan, melalui:
dan
terdiri
manajemen
dari
kebijakan
Pembina,
1.
menetapkan tujuan
tugas KPKK;
pelaksanaan
2.
memberikan petunjuk dan pertimbangan berkaitan
dengan kode etik, disiplin dan peraturan internal
KPKK;
3.
memberikan petunjuk, pertimbangan, dan nasihat
berkaitan dengan penyelesaian masalah yang
dikonsultasikan oleh Pengarah dan Pelaksana; dan
4.
mengusulkan kepada Menteri Kesehatan untuk
mengangkat dan memberhentikan Pelaksana.
-3KELIMA
KEENAM
KETUJUH
: Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga
mempunyai tugas membantu Pembina dalam:
1.
memberikan pengarahan kepada Pelaksana agar
mengikuti tujuan dan kebijakan yang ditetapkan
Pembina;
2.
menetapkan kode
internal KPKK; dan
3.
menyelesaikan
masalah-masalah
dikonsultasikan oleh Pelaksana.
etik,
disiplin
dan
peraturan
yang
: Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga
bertugas:
1.
merumuskan
kajian
di
bidang
konsultansi
manajemen kesehatan sebagai bahan Menteri
Kesehatan dalam rangka penetapan kebijakan; dan
2.
memfasilitasi pendayagunaan konsultan manajemen
kesehatan.
: Tugas Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Ketiga diselenggarakan melalui:
1.
penyiapan,
pemantauan,
evaluasi,
dan
pengembangan
kebijakan-kebijakan
di
bidang
konsultansi
dan
pendayagunaan
konsultan
manajemen kesehatan;
2.
pelaksanaan inventarisasi, registrasi, kategorisasi,
dan klasifikasi konsultan manajemen kesehatan,
baik konsultan tingkat nasional/lokal maupun
konsultan tingkat internasional; dan
3.
pemberian fasilitasi meliputi:
a.
Koordinasi untuk identifikasi kesenjangan dan
kebutuhan institusi di tingkat operasional dan
satuan
kerja
pelaksana
pembangunan
kesehatan;
b.
Pengaturan
mekanisme
koordinasi
dan
harmonisasi pemberian/penyediaan konsultan
manajemen kesehatan lokal/nasional dan
internasional;
-4c.
Penelaahan dan pemberian rekomendasi dalam
pembuatan Rencana dan Anggaran Pengadaan
Konsultan Kesehatan yang dibuat oleh satuan
kerja pelaksana pembangunan kesehatan;
d.
Penilaian
(assessment)
dan
pemberian
rekomendasi
atas
kebutuhan/permintaan
konsultan manajemen kesehatan dari satuan
kerja pelaksana pembangunan kesehatan;
e.
Koordinasi seluruh Rencana dan Anggaran
Pengadaan Konsultan Kesehatan dari satuan
kerja pelaksana pembangunan
kesehatan,
termasuk
deskripsi
tentang
hasil
yang
diharapkan, untuk dikirimkan dan mendapat
persetujuan dari instansi terkait; dan
f.
Pemberian
pelaksana
menjamin
manajemen
bantuan kepada satuan kerja
pembangunan kesehatan untuk
diperolehnya
jasa
konsultansi
kesehatan yang berkualitas.
KEDELAPAN
: Pembina KPKK sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Ketiga dijabat secara ex officio oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan.
KESEMBILAN
: Pengarah KPKK sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Ketiga dijabat secara ex officio oleh Kepala Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
KESEPULUH
: Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum Ketiga
terdiri dari:
KESEBELAS
1.
Ketua;
2.
Wakil Ketua;
3.
Sekretaris;
4.
Anggota; dan
5.
Tim Sekretariat.
: Struktur organisasi dan susunan keanggotaan KPKK
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
-5KEDUABELAS
: KPKK sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu
bertugas selama 3 (tiga) tahun.
KETIGABELAS
: Dalam melaksanakan tugasnya, KPKK berpedoman pada
Pedoman Pelaksanaan Komite Pendayagunaan Konsultan
Kesehatan yang tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.
KEEMPATBELAS : KPKK bertanggung jawab dan wajib menyampaikan
laporan kegiatan secara berkala kepada Menteri
Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal Kementerian
Kesehatan.
KELIMABELAS
: Pembiayaan atas pelaksanaan tugas KPKK dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Kementerian Kesehatan.
KEENAMBELAS
: Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, maka
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.03.01/IV/SK/230/2014 dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
KETUJUHBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Mei 2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
-6LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/MENKES/298/2016
TENTANG
KOMITE PENDAYAGUNAAN KONSULTAN
KESEHATAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN KPKK
I.
STRUKTUR ORGANISASI:
PEMBINA
PENGARAH
KETUA
SEKRETARIS I
SEKRETARIS II
TIM
SEKRETARIAT
WAKIL KETUA
BIDANG KAJIAN
WAKIL KETUA BIDANG
FASILITASI
PENDAYAGUNAAN
WAKIL KETUA
BIDANG
REGISTRASI
ANGGOTA
BIDANG KAJIAN
ANGGOTA BIDANG
FASILITASI
PENDAYAGUNAAN
ANGGOTA
BIDANG
REGISTRASI
-7II.
SUSUNAN KEANGGOTAAN
A.
PEMBINA
:
Sekretaris Jenderal Kementerian
Kesehatan
B.
PENGARAH
:
Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
C.
PELAKSANA
:
1. Ketua
:
Drg. Naydial Roesdal, M.Sc (PH), FICD
2. Wakil Ketua
:
DR. Dr. Hariadi Wibisono, MPH
:
a.
Dr. Sandra Dewi, MARS
b.
Arsil Rusli, SH, MH
Bidang Kajian
Anggota
3. Wakil Ketua
:
Dr. Thomas Suroso, MPH
:
a.
Dra. Zuraida Thoha, SKM, MPH
b.
Dr. Haikin Rahmat, M.Sc
Bidang Fasilitasi
Pendayagunaan
Anggota
4. Wakil Ketua
:
DR. Dr. Widyastuti Wibisana, M.Sc (PH)
:
a.
Drg. Titte Kabul, M.Sc
b.
Dr. Rita Kusriastuti, MPH
Bidang Registrasi
Anggota
5. Sekretaris I
:
Dr. Indriyono Tantoro, MPH
6. Sekretaris II
:
DR. Bambang Hartono, SKM, M.Sc
7. Tim Sekretariat
:
a.
R. J. Sukowidodo, SKM, MPH
b.
Heri Jati Santoso, SKM, M.Pd
c.
Turiman
d.
Nina Aryani, SH
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
-8LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/MENKES/298/2016
TENTANG
KOMITE
PENDAYAGUNAAN
KONSULTAN KESEHATAN
PEDOMAN PELAKSANAAN
KOMITE PENDAYAGUNAAN KONSULTAN KESEHATAN
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka upaya mencapai tujuan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Bidang Kesehatan, program-program/proyek-proyek
kesehatan, baik yang berskala nasional maupun yang berskala daerah,
perlu ditingkatkan kinerjanya. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) harus ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya, sehingga targettarget yang ditetapkan dalam setiap rencana tahunan dapat dicapai dengan
baik.
Untuk memperkuat kemampuan manajemen para pelaksana
program/proyek kesehatan serta memperkuat kemampuan Pemerintah
termasuk Pemerintah Daerah dalam mengawasi dan memfasilitasi
(oversight) pelaksanaan proyek/program kesehatan, telah dibentuk Komite
Pendayagunaan Konsultan Kesehatan (KPKK).
B. TUJUAN KPKK
KPKK dibentuk untuk memberikan fasilitasi kepada Kementerian dan
Lembaga dalam pengembangan kebijakan di bidang konsultansi manajemen
kesehatan, pelaksana program/proyek kesehatan dalam pelaksanaan
program/proyek kesehatan, serta Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah
dalam memperkuat fungsi fasilitasi dan pengawasan.
Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan KPKK adalah sebagai berikut:
1. Memfasilitasi Kementerian/Lembaga dalam penetapan, pemantauan,
pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan kebijakan di bidang
konsultansi manajemen kesehatan.
-92. Mengidentifikasi dan meregistrasi konsultan manajemen kesehatan,
serta membangun dan mengembangkan profesionalisme konsultan
manajemen kesehatan.
3. Membangun kapasitas pengelolaan jasa konsultan manajemen
kesehatan serta memberikan fasilitasi pengadaan jasa konsultan
manajemen kesehatan kepada pelaksana program kesehatan untuk
meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan dukungan kepada Pemerintah termasuk Pemerintah Daerah
untuk meningkatkan fungsi pengawasan/fasilitasinya.
C. PELAYANAN KPKK
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, KPKK memberikan pelayanan
berupa fasilitasi kepada Kementerian/Lembaga serta para pelaksana
program-program kesehatan yang meliputi:
1. Fasilitasi
Pengembangan
Manajemen Kesehatan.
Kebijakan
di
Bidang
Konsultansi
KPKK mempersiapkan, memantau, mengevaluasi, dan mengembangkan
materi kebijakan Kementerian/Lembaga di bidang konsultansi
manajemen kesehatan, seperti peraturan tentang pengalokasian
anggaran untuk konsultan manajemen kesehatan dalam setiap usulan
kegiatan dan anggaran, peraturan tentang sertifikasi konsultan
manajemen kesehatan, peraturan tentang kategorisasi dan klasifikasi
konsultan manajemen kesehatan, peraturan tentang standar biaya
personil dan non-personil untuk konsultan manajemen kesehatan,
peraturan tentang alih teknologi antarkonsultan (khususnya antara
konsultan asing dan konsultan nasional), dan lain-lain, serta memantau,
mengevaluasi, dan mengembangkannya.
2. Fasilitasi
Penyusunan
Manajemen Kesehatan.
Rencana
Pendayagunaan
Konsultan
Rencana Pendayagunaan Konsultan Manajemen Kesehatan yang
merupakan bagian dari rencana tahunan pelaksanaan program
kesehatan. Oleh sebab itu, ketika Pemerintah termasuk Pemerintah
Daerah menyusun rencana tahunan pembangunan bidang kesehatan
atau proposal, KPKK sudah mulai memfasilitasi para pelaksana program
kesehatan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsultannya.
- 10 3. Fasilitasi Penyusunan Kerangka Acuan.
Rencana Pendayagunaan Konsultan Manajemen Kesehatan yang sudah
dibuat kemudian dilengkapi dengan Kerangka Acuan atau Term of
Reference (TOR) untuk setiap jasa konsultansi/konsultan yang
dibutuhkan.
4. Fasilitasi Pengadaan
Kesehatan.
&
Pendayagunaan
Konsultan
Manajemen
KPKK memfasilitasi program kesehatan untuk mendapatkan tenaga
konsultan manajemen kesehatan dengan membuat dan mengelola data
konsultan manajemen kesehatan dalam negeri dan mengembangkan
jejaring dengan konsultan/penyedia jasa konsultan internasional. Jika
konsultan yang dibutuhkan dapat ditemukan dalam data konsultan,
maka kebutuhan konsultan tersebut dipenuhi dari dalam negeri. Akan
tetapi jika konsultan yang dibutuhkan ternyata tidak dapat ditemukan
dalam data konsultan, maka KPKK mencarinya melalui jejaring
internasional.
Untuk
memfasilitasi
pengadaan
konsultan
individu
atau
organisasi/perusahaan penyedia jasa konsultan yang nilai kontraknya
mengharuskan dilakukannya lelang (tender), mengikuti peraturan
perundangan-undangan yang berlaku dalam hal pengadaan barang/ jasa
pemerintah yakni dengan membantu Unit Layanan Pengadaan (ULP)
dalam menyeleksi konsultan individu atau organisasi/perusahaan
konsultan yang akan direkrut.
5. Fasilitasi Pemantauan & Evaluasi Kinerja Konsultan Manajemen
Kesehatan.
Dalam rangka fasilitasi pemantauan kinerja konsultan manajemen
kesehatan dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. KPKK menyediakan sistem
kesehatan dan analisisnya.
pelaporan
konsultan
manajemen
b. Konsultan manajemen kesehatan pada waktu-waktu yang ditentukan
mengisi formulir pemantauan dan mengirimnya ke program
kesehatan dan KPKK.
c. KPKK dan program kesehatan mereview laporan konsultan
manajemen kesehatan, menganalisis, dan merumuskan rekomendasi
tindakan-tindakan koreksi.
d. Program kesehatan melaksanakan tindakan-tindakan koreksi.
- 11 Hasil penilaian terhadap konsultan manajemen kesehatan ini, setelah
mendapat konfirmasi dari konsultan manajemen kesehatan yang
bersangkutan, selanjutnya dapat dicantumkan dalam profil konsultan
manajemen kesehatan tersebut di database/website konsultan
manajemen kesehatan oleh program kesehatan untuk referensi.
6. Pengembangan
Kesehatan.
Kapasitas
(Pelatihan)
Konsultan
Manajemen
Kapasitas konsultan manajemen kesehatan dalam negeri dengan
sendirinya akan berkembang setelah yang bersangkutan melaksanakan
tugas sebagai konsultan manajemen kesehatan. Pengalaman yang
diperolehnya selama menjadi konsultan manajemen kesehatan, akan
menambah pengetahuan dan kecakapannya. Bilamana dalam bertugas
tersebut yang bersangkutan menjadi pendamping (counterpart) konsultan
manajemen kesehatan internasional, maka ia juga akan memperoleh alih
pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill) dari
konsultan manajemen kesehatan internasional yang didampinginya.
Tetapi, pengembangan kapasitas konsultan manajemen kesehatan dalam
negeri secara sistematis dan terencana dapat dilakukan oleh KPKK
melalui pelatihan-pelatihan konsultan manajemen kesehatan, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri, bekerjasama dengan pihak-pihak
lain yang berkompeten.
D. PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan ini digunakan sebagai acuan yang bersifat fleksibel
bagi
pelaksanaan
tugas-tugas
KPKK.
Perbaikan-perbaikan
atau
penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan dengan persetujuan dari
Pembina.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NILA FARID MOELOEK
Download