Radioaktivitas Lingkungan Perairan Sekitar Muria - ANSN

advertisement
RADIOAKTIVITAS
LlNGKUNGAN
PERAIRAN SEKITAR MURIA
.s~y
Sumining, Agus Taftazani
P 3TM -BA TAN, Yogyakarta
ABSTRAK
RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN PERAIRAN SEKITAR MURIA. Pengukuran radioaktifitas
dan identifikasi radionuklida di perairan, sungai dan pantai di kawasan Semenanjung Muria
telah dilakukan untuk merldapatkan data basis radioekologi untuk memantau kemungkinan
adanya pencemaran radionuklida di masa yang akan datang. Sampel diambil dari Sungai
Balong, Sepalung Tubanan, Banjaran, Hulu Putih, Gelis dan air taut Krakal, Baron, dan
Lemah Abang. Pengukuran radioaktifitas dilakukan secara gross untuk pemancar alpha dan
beta sedangkan untuk pemancar gamma secara gross dan dengan identifikasi radionuklida.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Blat cacah alpha, beta, dan spektrometer
gamma. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tidak ada pencemaran dalam kelima cuplikan
air sungai. Radioaktifitas tahun 1997 dan 1998 tidak ada perbedaan yang nyata menunjukkan
bahwa tidak ada perubahan kondisi di kawasan tersebut. Radioaktifitas cuplikan air taut lebih
tinggi daripada air sungai tetapi tidak terdeteksi adanya radionuklida. Perbedaan aktifitas di
daerah pantai disebabkan karena perbedaan jenis aliran air yang mempengaruhi distribusi
radionuklida.
ABSTRACT
ENVIRONMENTAL RADIOACTIVITY IN SURROUNDING MURIA PENINSULA. Radioactivity
measurement and radionuclides identification of river water and coastal water of Muria
Peninsula area have been carried out in order to get radioecological data base. The data can
be used for obseNation of radionuclides pollution possibility in future. The samples were taken
from river water of Balong, Sepalung Tubanan, Banjaran, Hulu Putih and Gelis, and sea water
of Kraka/, Baron, and Lemah Abang. The gross alpha, betha and gamma radioactivity
measurements have been done using alpha spectrometel; betha spectrometer and gamma
spectrometer. The gamma spectrometer was also used for radionuclides identification. The
results show that there are no radioactive pollution in the river samples. The radioactivity of
sea water was higher than the river watel; but the radionuclides can not be identified. The
radioactivity gradient of each coastal water samples shows the different types of the sea water
flow which influence the radionuclides distribution.
KeberadaankepulauanIndonesiadi antara
dua samudera sangat memungkinkan terjadinya
Velestarian sumberdaya alam hayati daD nabati cemaranbawaan dari negara-negaralain melalui
.J.""-PerairanIndonesia perlu dijamin daD harus gerakanmassaair yang sangatbesar dari samudera
Pasiflk mengalir ke Samudra Hindia melewati
tetap dipertahankan. Kemajuan teknologi yang
perairan
Indonesia(l)
sekarangberkembangdi Indonesiatentujuga akan
Perairan
mengandung
sejumlah
menimbulkan suatu dampak negatif, yaitu radionuklida alam maupun
radionuklida buatan.
kerusakanlingkunganyang akan mengurangidaya
Radionuklidaalam adalahradionuklida yang sudah
dukung alam bagi kelangsunganhidup manusiadi
ada semenjak bumi terbentuk atau radionuklida
muka bumi ini. Pencemaran perairan dapat yang terbentuk dari hasil interaksi antara sinar
menimbulkan kerugian yang dapat memusnahkan
kosmis dengan atom-atom unsur di lapisan
berbagai komunitas biota akuatik yang berperan
sebagaipenyumbangekosistemair. Apabila kondisi atmosfer.
Sumber utama cemaran radionuklida
ekologi berubah, maka organisme yang hidup buatanyang ditemukan di taut umumnya berasal
didalamnya tidak dapat mentoleransinyasehingga dari hasil uji coba nuklir di atmosfer dan jatuh
akan berakibatreproduksiorganismetersebutturun
atauorganismetersebutmati ataupindahke daerah secaraglobalke LauP)'
Untuk
mengantisipasi kemungkinan
yang lebih sesuai.
adanyabentukcemaranyang akanterjadipadamasa
PENDAHULUAN
~
yang akan datang maka perlu dipelajari distribusi
radionuklida
dan
radioaktivitasnya
serta
diperkirakan asal dan sifat-sifat radionuklida
tersebut dalam ekosistem perairan laut di Indonesia.
Dalam penelitian ini dipilih perairan Semenanjung
Muria. Dipilih Semenanjung Muria karena lokasi ini
berdekatan dengan kawasan padat industri seperti
Semarang
dan
Gresik,
dan
diperkirakan
Semenanjung Muria akan berkembang menjadi
daerah industri. Data yang diperoleh nantinya dapat
pencacahanmenggunakan spektrometer a, /3 dan y
Demikian pula untuk air laut, 1 liter air laut
diuapkan sampai 25 ml diteteskan pacta plan set
aluminium sambil diuapkan sampai kering untuk
dilakukan
pencacahan dengan menggunakan
spektrometer a, /3 dan y. Untuk menghitung
aktivitas
sesungguhnya ditentukan
efisiensi
pencacahan alpha dihitung dengan menggunakan
Am-241, beta dengan menggunakan K-40 daD
gamma
menggunakan
Co-60.
Sedangkan
radionuklida pemancar gamma diidentiftkasi dengan
menentukan tenaga puncak sinar gamma yang
muncul.(2.4).
menjadi pembandingsetelah industri di kawasan
tersebut berkembang (3).
TATA
KERJA
HASIL
Bahan
Air sungai Balong, Sepalung Tubanan,
Banjaran, Hulu Putih daD Gelis, Air laut pantai
Krakal, Baron daD Lemah Abang, Standar
radionuklidaAm-241 untukpencacahanalpha,K-40
untukpencacahanbetadaDCo-60 untukpencacahan
gamma, Vial polietilen, Plansetaluminium, Asam
nitrat.
Peralatan
Spektrometri
alpha 361 Schlumberger,
spektrometri beta (GM), dan spektrometri gamma
EG & G Ortec 7010, Reaktor Kartini, Kompor
Listrik & lampu pemanas
Tata kerja
Sebagianair sungaimasing-masingdiambil
sebanyakI liter diuapkanmenjadi25 mI, kemudian
dituang sedikit demi sedikitpadaplansetaluminium
sambil diuapkan sampai kering untuk dilakukan
Tabell.
DAN
PEMBAHASAN
Hasil pencacahandaDperhitungan aktivitas
Ct, J3daD Y secara gross untuk cuplikan air laut
Krakal, Baron daD Lemah Abang daD air sungai
Balong, Sepalung Tubanan, Banjaran, Hulu Putih
daDGelis dapat dilihat dalam tabel 1 daD2. Evaluasi
basil dilakukan dengan memperhatikan kondisi
pencacahan yaitu efisiensi pencacahan Ct sebesar
35%, J3 sebesar 30% daD Y sebesar 22,5% ,
minimum detectable concentration (MDC) sebesar
1,16.10.23 %, Factor Of Merit (FOM)sebesar 762
daD Limit deteksi sebesar 0,02 Bq. Apabila
radioanukliuda yang diamati tidak terdeteksi, maka
kadarnya dibawah 1,16.10-23%, ataU aktivitasnya
kurang dari 0,02 Bq.
Menurot balm mutu yang ditetapkan oleh
Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta tentang
gross alpha untuk air sungai yang digunakan untuk
pertanian adalah 0,1 Bq/l, tetapi peraturan ini
berlainan untuk setiap daerah, sedangkan ketetapan
BAT AN adalah 30 Bq/l. Dari data yang diperoleh,
meskipun sedikit lebih tinggi dari ketentuan untuk
Hasil pengukuran daDperhitungan aktivitas gross alpha, beta daDgamma cuplikan air laut Krakal,
Baron, daDLemah Abang
Sampel
Krakal
Baron
LemahAban
Aktivitas (aQ/L) 1998
Aktivitas IL 1997
a
13
y
_0;
I
O,10:t 0,021 O,10:t 0,01 0,35:t 0,03 O,26:t 0,041
O,09:t 0,017 0,08:t 0,02 0,19:t 0,07
-0,49:t 0,091
13
I
~
y
I
O,35:t 0,08
0645
lJ,97:t 0,26
Tabel2. Hasil pengukurandan perhitungan gross alpha, beta dan gan1maSungai Balong, Sepalung
Tubanan,Banjaran,Hulu PutihdanGelis
Sampel
Balong
Sepalung
Tubanan
Banjaran
HuluPutih
Gelisi
ISSN 0216-3128
~[=:[=L7_rj
0,032
0,22
0,38
Aktivitas(8Q/L)1998
a
I
0,031
0,132
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
13
0,22
0,21
0,157
0,23
0,24
I
y
0,329
0,272
0,070
0,090
0,263
Sumining,
dkk
ProsidingPertemuan
danPresentasi
llmiah
P3TM-BA
TANYogyakarta
14-15Ju/i1999
DIY, tetapi air sungai di daerah Balong, Sepalung
Tubanan, Banjaran, Hulu Putih dan Gelis masih
menunjukkan
belum
adanya
pencemaran
radionuklida. Untuk perairan laut untuk budidaya
belum ada ketentuan, tetapi dari data yang diperoleh
menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dari pada
air laut. penyebaran radionuklida dan bahan beracun
di Perairan laut dipengaruhi oleh faktor-faktor suhu,
salinitas, pola arus, pola gelombang, ukuran dan
kedalaman air. Ada 3 faktor yang mempengaruhi
konsentrasi radionuklida di perairan laut, yaitu
pencemaran, persebaran, dan interaksi air laut
dengan sedimen dan material biologis (5).
Meskipun
tidak
terdeteksi
adanya
radionuklida pada pengamatan sinar gamma tetapi
hasil pengukuran ini dapat dijadikan data basis
untuk menilai dan memantau kualitas perairan
dalam kaitannya dengan kemungkinan adanya
kontaminasi radioaktif perairan. Bila tingkat
paparan membesar dan melebihi ambang batas,
maka perlu dilakukan lebih lanjut identiflkasi
radionuklida untuk mengetahui jenis dan toksisitas
radionuklida di perairan tersebut. Radioaktifitas
pada tahun 1997 hampir sarna dengan tahun 1998
menunjukkan kondisi lingkungan yang tidak
berubah.
Tabel 3. Daftar radionuklida alam yang penting
sebagai
penyumbang
radioaktifitas
393
Buku II
Gross beta di Krakal, Baron sangat berbeda
dengan di Lemah Abang, hal ini kemungkinan
bentuk aliran di Lemah Abang berbentuk turbulen
secara kuat sehingga merata secara vertikal,
sedangkan secara lateral terjadi gradient meliputi
gradien salinitas, densitas maupun distribusi
radionuklida. Berbeda dengan pengamatan gross
alpha, tidak actaperbedaan berarti di ketiga lokasi
tersebut, karena apabila pemancar alpha adalah
thorium-232, daD thorium tersebut mengalir di
lapisan bawah sungai kelaut, maka dapat terjadi
difusi thorium secara cepat dari larutan membentuk
hidroksida daD mengendap(6,7).
KESIMPULAN
Dari basil pengamatantidak terdeteksi
adanyapencemaranradionuklida di perairan sungai
kawasanMuria. Perbedaanradioaktivitasperairan
laut di lokasi Lemah Abang agak berbeda
dikarenakanadanya perbedaali bentuk aliran air
yang mempengaruhipencampuran radionuklida.
Radioaktivitasperairan laut lebih tinggi dari pacta
perairan sungai tetapi tidak terdeteksi adanya
radionuklida.
DAFTAR
PUSTAKA
lingkungan
1. TAFTAZANI A, SASONGKO D.P., BASUKI
K. T, Radioaktivitas Lingkungan Pesisir
Semarang Prosiding Temu Ilmiah Jaringan
KerjasamaKimia Indonesia, Sem VI, Kimia
Dalam Industri, Yogyakarta 16-17 Desember
1997ha16-13.
2. LUBIS, E. PaparanRadiasiGlobalDari Lepasan
RadionuklidaBuatanKe Lingkungan,Prosiding
PertemuanDan PresentasiIlmiah Radioekologi
Dan Lingkungan Kelautan, Jakarta, 15-16
Desember1998.PTPLR BATAN (1998).
3. HERMAN CHEMBER, Introduction to Health
Physics,PergamonPress(1969).
4. ERDTMANN, G, Neutron Activation Analysis
Tables Vol 6 Weinheim, New York, Verlag
Chemie(1979).
5. BKLH, Himpunan Peraturan PerundangundanganPengendalianPencemaranAir, Biro
BKLH SekwildaDIY (1993).
6. KLECHKOVSKI, V.M, POLIKARPOV, G.G,
ALEKSAKHIN, R.M, Radioecology. John
Wiley & SonsNew York-Toronto(1979).
7. SALO, A.; VOIPIO, A. Transports Of
Radionuclides In Lake And River Syatems
Flowing Through Areas Characterized By
Precambrian Bedrock And
Peat-Bogs.
Radioactive Contamination Of The Marine
Sumining, dkk
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
ISSN 0216-3128
394
Prosiding
Perlemuan
danPresentasi
Ilmiah
P3TM-BATAN
Yogyakarla14-15Juli
1999
BukuII
Environment. Proceedings of a symposium
Seattle10 -14 July 1972.IAEA (1973).
~ Dari kesimpulan tidak terdeteksi adanya
radionuklida, padahaldinyatakan di bawahnya
adanya campuran radionuklida. Radionuklida
yangmana?
Sumining
TANYA
JAWAB
H. Muryono
:
~ Mengapa digunakan pantai Selatan (Krakal)
sebagaipembanding?
Sumining :
..0..Pantai
Se/atan
digunakan
sebagai
pernbanding karena pantai tersebut be/urn
tercernar (berfungsi sebagai kontro/).
Hadi Suntoko
:
..}. Kemungkinan radionuk/ida pemancar r
meratalarut dalam air, sedangkanpemancar
a don p cenderungdi lapisanbawah Kadar
yang tinggi disebabkankarena gelombang
turbulensehinggaair lapisanbawahnaik ke
alas.
..}. Radionuklidayang ado adalah radionuk/ida
alam, sedangkan yang tidak terdeteksi
adalah radionuklida buatan (radionuklida
pencemarlingkungan).
:
~ Kenapadari tahun97 sid 98 aktivitasy tidak ada
perbedaannya,
sedangkan
a. clan~ adaperbedaan
yang cukupmenyolok?
ISSN 0216-3128
Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan
Sumining.dkk
Download