pengaruh gaya kepemimpinan, gaji, dan kondisi kerja terhadap

advertisement
0
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI
KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
PADA PT. ASURANSI KESEHATAN
SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Disusun Oleh :
LYNDA MARETA NINGRUM
A 210 050 104
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan mengelola berbagai tipe sumber daya untuk
mencapai tujuan-tujuan dari perusahaan tersebut. Sumber daya yang dimiliki
perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, yaitu : sumber
daya finansial, fisik manusia serta kemampuan teknologis dan sistem.
Pengembangan Sumber Daya Manusia dibagi menjadi dua, yaitu :
1.
2.
Pengembangan secara Informal
Karyawan mempunyai kesadaran untuk mengembangkan diri sendiri
dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pekerjaannya
Pengembangan secara Formal
Disini perusahaan sengaja mengirim atau menugaskan karyawan untuk
mengikuti program pendidikan dan latihan di luar perusahaan (Hasibuan,
2000:552).
Untuk itu, efektivitas manajer dalam melakukan pengelolaan terhadap
berbagai tipe sumber daya sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
perusahaan.
Manajer
melaksanakan
fungsi-fungsi
manajemen
seperti
“perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, memandang ke
depan, pengembangan loyalitas dan pengambilan keputusan” (Heidjrahman
dan Suad Husnan, 1998:46). Manajemen Personalia secara garis besar
diartikan bahwa manajemen yang menitikberatkan perhatiannya pada soal-soal
kepegawaian atau personalia dalam suatu badan tertentu. Jadi manajemen
personalia adalah suatu cabang dari manajemen yang khusus menitikberatkan
kepada soal kepegawaian. Bidang manajemen personalia memerlukan
pengetahuan yang luas yang menyangkut bidang ilmu jiwa atau psikologi,
1
2
sosiologi,
ekonomi,
dan
administrasi.
Disamping
juga
memerlukan
kemampuan untuk memahami suatu yang tidak logis, kemampuan untuk
memproyeksikan diri ke dalam suatu posisi yang lain tanpa kehilangan
tingkah laku dan reaksi manusia.
Dari sedikit uraian diatas tadi hampir setiap ahli memberikan definisi
manajemen personalia yang berbeda-beda. Secara lebih terperinci, dibawah ini
akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai definisi manajemen
personalia diantaranya adalah :
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga
kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan
perusahaan, individu dan masyarakat (Heidjrachman dan Suad
Husnan, 1998:5).
Pengertian manajemen personalia yang agak berbeda dari definisi
diatas yaitu :
Manajemen personalia adalah seni dan ilmu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan adanya
kepuasan hati pada diri pekerja, atau dengan kata lain manajemen
personalia adalah suatu ilmu mempelajari cara bagaimana
memberikan fasilitas untuk perkembangan pekerja dan partipasi
pekerja dalam suatu unit aktivitas (Manulang, 1994:5).
Namun demikian, seluruh fungsi manajemen tidak akan menghasilkan
sesuatu apabila manajer tidak memahami bagaimana memimpin orang dan
mengerti unsur-unsur manusiawi dalam beroperasi agar dapat dicapai hasil
yang diinginkan.
3
Kepemimpinan
merupakan
aspek
pengelolaan
yang
penting.
Sesungguhnya kemampuan untuk memimpin secara efektif merupakan salah
satu kunci untuk menjadi manajer yang efektif. Melalui fungsi memimpin,
para manajer akan membantu individu-individu memuaskan kebutuhannya
dan menggunakan potensi diri serta pada waktu yang sama memberikan
sumbangan untuk mencapai tujuan perusahaan. Kepemimpinan itu sendiri
merupakan “suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan untuk
memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu” (Gibson, Ivancevich,
Donnely dalam Handoko, 2001:334).
Organisasi
yang
berhasil
memiliki
sebuah
ciri
utama
yang
membedakan dengan organisasi yang tidak berhasil, yaitu kepemimpinan yang
dinamis dan efektif (Paul Harsey, Ken Blanchard dalam Ardiani, 1999:98).
Kepemimpinan yang efektif merupakan prasyarat utama bagi kelangsungan
hidup
dan
keberhasilan
suatu
organisasi
atau
perusahaan.
Tanpa
kepemimpinan yang efektif maka hubungan antara tujuan perseorangan
dengan tujuan organisasi menjadi renggang. Keadaan ini menimbulkan suatu
situasi dimana perusahaan bekerja mencapai tujuanya sendiri, sementara itu
keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien. Agar dapat efektif dalam
memimpin, masing-masing pemimpin perlu mempergunakan berbagai gaya
kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Gaya kepemimpinan sebagai “pola perilaku yang dilakukan seseorang pada
waktu berusaha mempengaruhi aktivitas orang lain, seperti yang dipersepsikan
orang lain yang dipengaruhinya” (Paul Harsey dan Ken Blanchard dalam
4
Ardiani, 1999:14). Dengan demikian kepemimpinan merupakan suatu proses
mempengaruhi dan mengarahkan perilaku orang lain, baik individu maupun
kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kepemimpina terdapat
unsur-unsur seperti pemimpin, kelompok yang dipimpin, sasaran, aktivitas,
interaksi dan kekuatan. Keberhasilan seorang pemimpin tidak terlepas dari
bantuan orang-orang disekitarnya serta kemampuan dalam mempengaruhi
pikiran orang-orang tersebut untuk menyetujui dan melakukan apa yang
diharapkan pimpinannyadalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan yang
berhasil memerlukan perilaku yang menyatukan dan merangsang pengikut
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam situasi tertentu. Tidak terdapat
suatu gaya kepemimpinan yang terbaik untuk segala situasi. Gaya
kepemimpinan yang manapun dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada
tanggapan terhadap gaya tersebut dalam situasi tertentu. Pemimpin yang
efektif harus mampu mengadaptasi gaya perilaku mereka terhadap kebutuhan
pengikut
dan
situasi.
Manajer
perlu
mengadaptasi
gaya
perilaku
kepemimpinan mereka untuk memenuhi tuntutan situasi tertentu dan
kebutuhan pengikut mereka, maka cenderung akan makin efektif pula mereka
dalam upaya mencapai tujuan pribadi dan organisasi.
Berdasarkan dari uraian tersebut di atas harapan karyawan adalah
memperoleh imbalan yang layak. Imbalan dalam hal ini deapat berupa gaji
dan jaminan sosial. Gaji adalah “balas jasa yang dibayar secara periodik
kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti” (Hasibuan,
2000:65). Atau gaji “merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
5
kepada para karyawan yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai
kecenderungan diberikan secara kontinyu” (Nitisemito, 2000:149). Kepuasan
kerja karyawan suatu perusahaan tidak terlepas dari faktor gaji yang diterima
karena dengan meningkatnya tingkat pendapatan karyawan, akan dapat
meningkatkan semangat kerja yang pada akhirnya karyawan akan merasa puas
dengan apa yang diperolehnya, untuk itu manajer harus memperhatikan
kebutuhan fisik karyawan, karena karyawan sangat memerlukan kebutuhankebutuhan yang bersifat psikologis maupun sosial, untuk itu seorang
pemimpin juga perlu memberikan kesempatan kepada semua karyawan untuk
menyalurkan aspirasinya, keinginan-keinginannya, maupun keluhan-keluhan
yang dirasakan demi kemajuan suatu perusahaan. Upaya-upaya tersebut
dilakukan dengan maksud untuk menjaga kondisi kerja yang harmonis antara
pimpinan dan karyawan.
Realitanya, tidak semua perusahaan memberikan imbalan yang layak
kepada karyawan, sehingga menimbulkan permasalahan seperti karyawan
merasa tidak puas dalam bekerja. Dalam kondisi yang tidak sehat seperti itu
sudah barang tentu akan merugikan perusahaan sendiri. Untuk mengatasi hal
tersebut langkah yang banyak ditempuh adalah dengan memberikan gaji yang
layak dan adil. Adapun untuk menentukan besarnya gaji ada berbagai macam
ketentuan. Ketentuan yang paling umum dipakai adalah gaji rata-rata yang
berlaku di perusahaan sejenis dengan standar hidup, menurut kemampuan
perusahaan, produktifitas karyawan, peraturan pemerintah, organisasi buruh
serta penawaran permintaan tenaga kerja.
6
Pemberian gaji dari perusahaan kepada karyawan bertujuan agar
karyawan puas dengan jerih payahnya sehingga karyawan diharapkan akan
bekerja dengan baik. Sebab tenaga kerja manusia mempunyai perasaan
sehingga tidak dapat diperas sedemikian rupa demi kepentingan perusahaan
saja. Menurut penelitian bahwa ketidakpuasan kerja merupakan reaksi yang
akan dapat merugikan.
Kondisi kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan. Pencapaian visi dan misi perusahaan tidak dapat dilaksanakan
secara efektif bilamana tidak didukung dengan kondisi kerja yang
menyenangkan. Kondisi kerja adalah “keadaan lingkungan atau tempat
seseorang karyawan dalam bekerja yang dapat mempengaruhi dalam semangat
kerja, yang meliputi kondisi fisik dan kondisi non fisik” (Nitisemito,
2000:183). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kerja dalam
suatu organisasi atau perusahqaan adalah “lingkungan yang bersih,
penerangan yang cukup, pertukaran udara yang baik, jaminan terhadap
keamanan, tingkat kebisingan, hubungan kerja yang harmonis” (Nitisemito,
2000:183). Kondisi kerja yang baik akan mendorong karyawan senag bekerja
dan meningkatkan tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan yang lebih
baik menuju ke arah peningkatan produktivitas.
Mewujudkan kondisi kerja yang baik, memerlukan keikhlasan
pengorbanan bagi semua pihak. Sedangkan keikhlasan pengorbanan sangat
diwarnai oleh kesejahteraan seseorang (karyawan) terutama gaji dan
tunjangan-tunjangan lainnya (kompensasi).
7
Manajer sebagai pimpinan dalam suatu perusahaan dituntut untuk
mampu memerankan berbagai gaya kepemimpinan yang pada akhirnya juga
akan mempengaruhi kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu
faktor penting yang harus diperhatikan oleh manajer. Berbicara tentang
kepuasan kerja sebagai salah satu keberhasilan gaya kepemimpinan yang
diterapkan, maka perlu diketahui sampai sejauh mana karyawan menilai
kepemimpinan atasannya dari sudut kepuasan kerja yang dirasakannya.
“Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenagkan atau tidak
menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka”
(Handoko, 2001:193). Kepuasan kerja didefinisikan sebagai :
Suatu kondisi emosional karyawan dengan adanya kesesuaian atau
ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan, apabila harapan yang
ada pada individu dapat terjadi atau sesuai dengan kenyataan, maka
ada kepuasan karyawan dalam bekerja, sebaliknya bila harapan yang
diinginkan tidak baik hal inilah yang harus dipertimbangkan oleh
pimpinan untuk memberikan kompensasi sesuai dengan prestasi yang
ada pada karyawan (Tri Murnawangsih, 2000:71).
Kepuasan
kerja
mencerminkan
perasaan
seseorang
terhadap
pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap karyawan terhadap pekerjaan dan
segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Pada dasarnya kepuasan
kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang
berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada
masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang
sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat
kepuasan yang dirasakannya. Sebaliknya, semakin sedikit aspek-aspek
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu maka semakin rendah
8
tingkat kepuasan yang dirasakan. Aspek-aspek pekerjaan yang mempengaruhi
kepuasan kerja tersebut meliputi : gaji, tunjangan, hubungan kerja,
kepemimpinan, kondisi kerja, ketentraman kerja dan faktor-faktor yang lain.
Perseroan Terbatas Asuransi Kesehatan Surakarta merupakan
perusahaan jasa yang bersifat sosial, berarti prinsipnya tidak mengutamakan
laba, sebaliknya mengutamakan pelayanan kepada para pelanggan dan ada
standarisasi pelayanan dan bersifat wajib.
Perseroan Terbatas Asuransi Kesehatan Surakarta dalam usaha
meningkatkan kepuasan kerja karyawannya perlu memperhatikan aspek
tingkat gaji, kondisi kerja dan gaya kepemimpinan yang digunakan, karena
pada dasarnya seseorang karyawan dalam bekerja sangat memerlukan tingkat
gaji yang cukup, kondisi kerja yang dinamis serta gaya kepemimpinan yang
selalu mengikutsertakan bawahan dalam berbagai kegiatan yang ada.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengkaji
permasalahan tersebut dalam penelitian yang berjudul : “PENGARUH
GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP
KEPUASAN
KERJA
KARYAWAN
PADA
PT.
ASURANSI
KESEHATAN SURAKARTA”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka diidentivikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Kelangsungan sebuah perusahaan sangat tergantung pada kinerja
karyawan
9
2. Karyawan akan bekerja dengan optimal apabila merasakan kepuasan
kerja
3. Indikator kepuasan kerja dapat dilihat dari gaya kepemimpinan, jumlah
gaji dan kondisi kerja suatu perusahaan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah dan menghindari kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam penafsiran judul, maka masalah-masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada:
1. Gaya kepemimpinan kepala cabang PT. Asuransi Kesehatan Surakarta.
2. Gaji yang diterima Karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta pada
Bulan Februari 2009.
3. Kondisi kerja pada PT. Asuransi Kesehatan Surakarta.
4. Kepuasan Kerja Karyawan
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaji terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta?
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan kondisi kerja terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta?
10
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan, gaji dan
kondisi kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
Asuransi Kesehatan Surakarta
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan titik pijak untuk merealisasikan aktivitas
yang akan dilaksanakan sehingga perlu dirumuskan secara jelas Dalam
penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta
2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh gaji terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta
3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kondisi kerja terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. Asuransi Kesehatan Surakarta
4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan, gaji, dan
kondisi kerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
Asuransi Kesehatan Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait:
1. Bagi PT. Asuransi Kesehatan Surakarta
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunkan sebagi
bahan evaluasi untuk meninjau kembali kebijakkan perusahaan dalam
meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
11
2. Bagi Penulis
Sebagi media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam penelitian
sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam perkulihan
pada keadaan yang sebenarnya dalam lapangan.
3. Bagi Pihak Lain
Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian
lanjutan tentang masalah manajemen sumber daya manusi di masa
mendatang.
G. Sistematika Penyusunan Skripsi
Untuk mengetahui gambaran dari skripsi maka disusun sistematika
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada Bab II memuat tentang pengertian kepuasan kerja karyawan,
pengertian gaya kepemimpinan, pengertian gaji, kondisi kerja, kerangka
pemukiran dan hipotisis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab III memuat tentang pengertian tentang metode penelitian,
jenis penelitian, empat dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan sampling,
teknik pengumpulan data, metode analisis data, uji prasarat analisis data dan
teknis analisis data.
12
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada Bab IV memuat tentang keadaan geografis, latar belakang
berdirinya perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan, karyawan dan tenaga
administrasi, stuktur oranisasi, visi, misi, tujuan perusahaan, pelaksanaan uji
coba angket, uji prasarat analisis, dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini disajikan kesimpulan dari hasil analisis data yang
dilakukan penulis dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Download