6 BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan
diterapkan
seiring
dengan
pemanfaatan
media
dan
sumber
belajar
(Prawiradilaga, 2008).
Menurut Majid (2014) metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Oleh karena itu, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru
menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Jadi metode pembelajaran adalah teknik yang digunakan untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang
telah disusun tercapai secara optimal.
Dibawah ini adalah macam-macam metode pembelajaran (Majid, 2014).
1. Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Metode Problem Based Learning (PBL)
Howards Borrows dan Kelson (Amir, 2015) mengungkapkan bahwa
problem based learning adalah kurikulum dan proses pembelajaran.
Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut
mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka
6
7
mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri
serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran
menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah
atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan
kehidupan sehari-hari.
Problem based learning adalah pembelajaran berdasarkan masalah
yang merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dimana siswa
mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan
berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan kemandirian
dan kepercayaan diri (Trianto, 2007).
Jadi metode problem based learning adalah suatu metode
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi peserta didik untuk belajar, dengan membangun cara
berpikir
kritis
dan
terampil
dalam
pemecahan
masalah,
serta
mengkonstruksi pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi
pelajaran.
b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Problem Based Learning (PBL)
1) Kelebihan
Sebagai suatu metode pembelajaran, problem based learning memiliki
beberapa kelebihan, sebagai berikut (Sanjaya, 2009).
a) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa, meningkatkan motivasi
8
dan aktivitas pembelajaran siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhson (2009)
dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan Minat Belajar dan
Pemahaman Mahasiswa Melalui Penerapan Problem Based
Learning” didapatkan hasil bahwa penerapan metode problem
based learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu
meningkatkan minat belajar mahasiswa baik minat belajar di
dalam maupun di luar kelas. Selain itu juga penerapan problem
based learning dalam pembelajaran statistika lanjut mampu
meningkatkan
pemahaman
mahasiswa
karena
proses
pembelajaran lebih ditekankan pada penerapan teknik dan
prosedur statistika sehingga memudahkan mahasiswa untuk
memahami konsep dan penerapannya.
b) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata.
Berkaitan dengan hasil belajar mahasiswa terdapat penelitian
yang telah dilakukan oleh Renityas (2013) dalam jurnal yang
berjudul “Efektifitas Model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Program
Diploma” dihasilkan bahwa hasil belajar pada model Problem
Based Learning lebih efektif daripada diskusi kelompok.
c) Membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
9
d) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utomo, Wahyudi dan
Hariyadi (2013) dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Model
Problem Based Learning Terhadap Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa” didapatkan hasil bahwa
model problem based learning berpengaruh terhadap pemahaman
konsep siswa dan juga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
e) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
f) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
g) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.
h) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang seharusnya menjadi
sasaran mata kuliah tetap dapat terliputi dengan baik (Amir,
2015).
2) Kelemahan
Disamping kelebihan diatas, PBL juga memiliki kelemahan,
diantaranya (Sanjaya, 2009):
10
a) apabila siswa mengalami kegagalan atau kurang percaya diri
dengan minat yang rendah maka siswa enggan untuk mencoba
lagi;
b) PBL membutuhkan waktu yang cukup lama; dan
c) pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah-masalah yang
dipecahkan maka siswa kurang termotivasi untuk belajar.
c. Prosedur Pelaksanaan Metode Problem Based Learning (PBL)
Pada pelaksanaan PBL ada tujuh langkah proses PBL yang biasa
dikenal dengan “Seven Jumps” (Amir, 2015). Langkah pertama adalah
mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap
anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah.
Langkah ini membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang
yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
Langkah kedua adalah merumuskan masalah. Jika terdapat
perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua
masalah harus diperjelas dahulu. Notulen membuat daftar masalah yang
sudah disepakati untuk dibahas.
Langkah
ketiga
adalah
menganalisis
masalah.
Peserta
mengeluarkan pengetahuan terkait apa dimiliki yang anggota tentang
masalah. Pada langkah ini terjadi diskusi dan brainstorming (curah
gagasan). Notulen mencatat semua pokok diskusi.
Langkah
keempat,
menata
gagasan
dan
secara
sistematis
menganalisisnya. Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya
11
satu sama lain dan dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana
yang bertentangan, dan sebagainya.
Langkah
kelima,
memformulasikan
tujuan
pembelajaran.
Kelompok menyepakati tujuan pembelajaran dan pendidik memastikan
bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif dan
tepat.
Langkah keenam, mencari informasi tambahan dari sumber yang
lain (di luar diskusi). Semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
Langkah ketujuh, menggabungkan, menguji informasi baru dan
membuat laporan. Mahasiswa mengidentifikasi sumber belajar dan
berbagi hasilnya, sedangkan pendidik memeriksa pembelajaran dan
menilai kinerja kelompok.
2. Metode Pembelajaran Ceramah
a. Pengertian Metode Ceramah
Menurut Syah M. dalam Simanora (2009) metode ceramah adalah sebuah
metode pengajaran dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Metode ceramah merupakan metode yang sangat ekonomis
untuk menyampaikan informasi dan efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli serta daya
paham peserta didik.
12
Majid (2014) metode ceramah dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan
langsung kepada sekelompok siswa.
Jadi metode pembelajaran ceramah adalah metode pembelajaran
yang digunakan melalui penuturan atau penerangan secara lisan oleh
guru terhadap siswa di kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini
adalah “berbicara”. Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan
pertanyaan-pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama
mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting, yang
dikemukakan oleh guru.
b. Kelebihan dan kekurangan Metode Ceramah
1) Kelebihan metode ceramah
Menurut Majid (2014) kelebihan metode ceramah diantaranya
ceramah merupakan metode yang murah dan mudah. Murah
maksudnya ceramah tidak memerlukan peralatan yang lengkap,
sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru
dan tidak memerlukan persiapan yang rumit. Ceramah dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang
banyak dapat dijelaskan pokok-pokoknya saja oleh guru. Ceramah
dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan dan
ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Melalui
ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, karena kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah. Selain
13
itu organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur
menjadi lebih sederhana.
2) Kekurangan metode ceramah
Kelemahan metode ceramah antara lain (Simanora, 2009):
a) membuat peserta didik pasif;
b) mengandung unsur paksaan kepada peserta didik;
c) mengandung sedikit daya kritis peserta didik;
d) materi yang dikuasi siswa dari hasil ceramah akan terbatas pada
yang dikuasai guru (Majid, 2014)
e) bagi peserta didik dengan versi belajar visual akan lebih sulit
menerima pelajaran dibandingkan dengan peserta didik yang
memiliki versi belajar audio;
f) sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman belajar peserta
didik;
g) kegiatan pengajaran menjadi verbalisme; dan
h) jika terlalu lama membuat jenuh.
c. Langkah-langkah Metode Ceramah
Langkah-langkah penggunaan metode ceramah bervariasi sesuai dengan
metode tambahan yang dipakai sebagai variasi. Langkah-langkah pokok
yang harus diperhatikan dalam metode ceramah, yaitu (Majid, 2014):
1) Tahap Persiapan
Menurut Supriadie dalam Majid (2014), hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyiapkan ceramah adalah: analisis sasaran, baik
14
dari sisi jumlah, usia, maupun kemampuan awal yang dimilikinya;
analisis sifat materi yang sesuai dan cukup apabila hanya dengan
dituturkan; menyusun durasi waktu yang akan digunakan untuk
ceramah secara efektif dan efisien serta memperkirakan variasi yang
dapat dikembangkan; memilih dan menetapkan jenis media yang akan
digunakan; menyiapkan sejumlah pertanyaan sebagai bentuk kontrol
dan upaya memperoleh umpan balik; memberikan contoh dan analogi
yang sesuai dengan pengalaman yang pernah diperoleh; dan
menyiapkan ikhtisar yang akan membantu kelancaran ceramah.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
a) Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah
yang menentukan keberhasilan pelaksanaan ceramah.
b) Langkah penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran
dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode
pembelajaran, guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap
terarah pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
c) Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok materi agar
materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak
menguap
kembali.
Menciptakan
kegiatan-kegiatan
yang
15
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran,
misalnya dengan tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain.
3. Metode Pembelajaran Lainnya
Adapun metode pembelajaran lainnya menurut Majid (2014) adalah.
a. Metode Demonstrasi
Memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan.
b. Diskusi
Bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama.
c. Simulasi
Cara penyajian dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami
tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
d. Tugas dan Resitasi
Memberikan tugas penghafalan, pembacaan, pengulangan, pengujian,
dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri dalam
menyampaikan suatu atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai
dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai.
e. Tanya Jawab
Menjalin komunikasi yang bersifat two way traffic untuk merangsang
berpikir peserta didik dan membimbingnya dalam mencapai atau
mendapatkan pengetahuan.
16
f. Kerja Kelompok
Bekerja dalam situasi kelompok dimana siswa dalam satu kelas
dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi
atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).
g. Sistem Regu (Team Teaching)
Metode yang dilakukan dengan dua orang guru atau lebih bekerjasama
mengajar sebuah kelompok siswa.
h. Latihan (Drill)
Digunakan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan dari apa
yang telah dipelajari.
i. Karyawisaya
Melakukan kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana (Jihad dan Abdul Haris, 2008) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
Dimyati dan Mujiono (2006) mengatakan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes
hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh peserta
didik menjadi acuan untuk melihat penguasaan peserta didik dalam
menerima pelajaran.
17
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui tes yang diberikan
pada setiap akhir pelajaran. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian ini hasil belajar
yang akan dilihat adalah dari segi aspek kognitif peserta didik.
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan-kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi
kegiatan dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan
pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali
ketika informasi itu diperlukan untuk menyelesaikan masalah (Purwwanto,
2011).
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006) menyebutkan
enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingtan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya menggunakan
prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
18
baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil
ulangan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di
kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri.
Sugihartono,
dkk (2007) menyebutkan faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:
a. Faktor internal dalah faktor yang ada dalam diri individu, meliputi:
faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu, meliputi: faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas,
peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan metode
pembelajaran PBL dan ceramah.
3. Pengukuran Hasil Belajar
Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang
merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan
peserta
didik.
Maka
pengukuran
yang
dilakukan
guru
lazimnya
menggunakan tes sebagai alat pengukur. Di institusi pendidikan, tes hasil
19
belajar dapat berbentuk tes formatif dan tes sumatif (Arikunto, 2012).
a. Tes Formatif
Tes ini diberikan pada akhir setiap program tertentu. Tes ini merupakan
post-test atau tes akhir proses. Tes ini dapat disamakan dengan ulangan
harian.
b. Tes Sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sebuah
program. Tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksanakan pada tiap tengah semester (UTS) atau akhir
semester (UAS).
Pada penelitian ini, pengukuran hasil belajar dilaksanakan dengan
menggunakan tes yang dinyatakan dalam wujud angka untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah
diajarkan oleh pendidik. Kriteria hasil belajar yang akan diambil dengan
menggunakan tes formatif.
C. Hubungan Metode Pembelajaran PBL dan Ceramah Terhadap Hasil
Belajar
Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi
kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Di institusi
pendidikan, metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah.
Namun saat ini sedang dikembangkan metode pembelajaran yang berpusat
20
pada peserta didik yaitu PBL.
Metode PBL dikembangkan terutama untuk membantu peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan berpikir, menganalisa dan memecahkan
masalah. Pada PBL, peserta didik akan diberikan kasus sebagai awal
pembelajaran. Setelah itu, peserta didik diminta untuk melakukan seven jumps
PBL, yaitu mengidentifikasi istilah yang belum dikenal, mendefinisikan
masalah yang akan dibahas, brainstorming, membuat solusi sementara,
merumuskan tujuan pembelajaran, belajar mandiri dan membuat kesimpulan.
Metode pembelajaran ceramah adalah metode penyampaian materi yang
hanya berupa menjelaskan konsep. Proses pembelajaran ini mengandalkan
hanya ingatan sehingga kemampuan menelusuri permasalahan dan proses
pengambilan keputusan dalam menangani sebuah kasus masih kurang. Dalam
kegiatannya, ceramah hanya terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran.
Adapun penguasaan konsep pada mata kuliah yang biasa dihadapi oleh
mahasiswa D III Kebidanan menuntut mahasiswa sebagai tingkatan dimana
seorang siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep kebidanan, melainkan
benar-benar
memahaminya
dengan
baik,
yang
ditunjukkannya
oleh
kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal evaluasi belajar. Selain itu,
dengan penerapan metode problem based learning maka kemampuan peserta
didik dalam berpikir kritis akan lebih meningkat. Jika peserta didik memiliki
kemampuan berpikir baik maka penguasaan konsep dan pemahaman materi
dalam pengetahuan akan lebih baik. Peningkatan kemampuan berpikir ini akan
21
berdampak pada peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa melalui tes yang
diberikan pada akhir pembelajaran. Adapun dalam hasil belajar dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi jasmaniah dan
psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Hal tersebut sudah dibuktikan oleh Ersila (2012) dalam jurnal yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Problem Based Learning
dan Ceramah Pada Mahasiswa Kebidanan di Surakarta” mengatakan bahwa
prosentase ketuntasan belajar menggunakan metode PBL lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
D. Kerangka Pemikiran
Metode Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
Ceramah
Menganalisa dan memecahkan
masalah serta merumuskan tujuan
pembelajaran dari suatu kasus
Menjelaskan konsep
Mengidentifikasi istilah yang
belum dikenal
Persiapan pembelajaran
Mendefinisikan masalah yang
akan dibahas
Pelaksanaan berupa menyajikan
materi dan tanya jawab
Brainstorming
Membuat solusi sementara
Merumuskan tujuan
pembelajaran
Belajar mandiri
Membuat kesimpulan
Pemahaman
Faktor internal
meliputi:
1. faktor jasmaniah
2. faktor psikologis
Evaluasi Belajar
Hasil Belajar
Faktor eksternal
meliputi:
1. faktor keluarga
2. faktor sekolah
3. faktor masyarakat
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Perbedaan Pembelajaran Problem Based
Learning dan Ceramah Terhadap Hasil Belajar
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
6
23
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas, hipotesis penelitian ini
adalah terdapat perbedaan
antara pembelajaran PBL dan pembelajaran
ceramah terhadap hasil belajar mahasiswa.
Download