RETAINING WALL DAN BASEMENT

advertisement
RETAINING WALL DAN
BASEMENT
AR 3120
STUDIO KONSTRUKSI DAN BAHAN BANGUNAN
ASMA ROSYIDAH
15211085
RETAINING WALL DAN BASEMENT
Berdasarkan letaknya, struktur bangunan dibagi kedalam 2 bagian, Upperstuctures untuk
struktur yang berada di atas permukaan tanah dan substructures untuk struktur yang berada di
bawah permukaan tanah. Substructures memerlukan perhatian khusus karena letaknya yang berada
di bawah muka tanah sehingga harus bisa menahan tekanan horizontal dari tanah dan air tanah
serta terbuat dari bahan yang kedap air. Selain itu harus kuat untuk menahan tekanan dari bawah
lantai akibat berat bangunan. Isu aliran udara pada ruang bawah tanah juga penting dan harus
diperhatikan. Biasanya substruktur ini berbentuk Basement dengan retaining wall, meskipun ada
juga retaining wall yang ada di atas permukaan tanah.
RETAINING WALL
Retaining Wall adalah dinding yang menahan tanah di tanah berkontur atau pada lahan
miring dengan perbedaan ketinggian yang berbeda. Secara singkat dinding penahan merupakan
dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat.
Bangunan dinding penahan umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton hingga baja.
Desain struktural dari dinding penahan harus memperhatikan faktor-faktor seperti jenis tanah yang
ditahan, ketinggian dinding, air tanah di belakang dinding, dan karakter tanah di bawah dinding yang
harus mendukung dinding untuk berpijak. Beberapa kesalahan struktur dinding penahan akan
berakibat pada Overturning, Sliding, dan undermining.
Gambar 1 Kesalahan dinding Penahan
Dinding penahan tanah dapat dibedakan menjadi 3 jenis
1. Dinding gravitasi
Dinding yang menahan tekanan dengan beratnya sendiri. Karena
itu umumnya terbuat dari bahan-bahan berat seperti batu atau
beton tanpa tulangan.
2. Dinding Semigravitasi
Dinding ini selain mengandalkan beratnya sendiri untuk menahan beban, ia juga
memanfaatkan berat tanah tertahan untuk kestabilan strukturnya. Bentuknya mirip dinding
gravitasi, hanya saja memakai tulangan baja.
3. Dinigng kantilever
Dinding ini mengandalkan konstruksi dan sistem bahan untuk menjaga kestabilannya. Terdiri
dari kombinasi dinding dan fondasi beton bertulang yang berbentuk T. Ketebalannya relatif
tipis dan diberi tulangan secara penuh unutk menahan momen dan gaya lintang yang
bekerja.
4. Dinding Counterfourt
dinding beton bertulang yang tipis pada bagian dalam
dinding pada jarak tertentu didukung oleh plat /
dinding vertikal yang disebut counterfort. Ruang di atas
plat fondasi, diantara counterfort diisi dengan tanah.
BASEMENT
Basement jarang digunakan pada bangunan-bangunan kecil dengan beberapa lantai dikarenakan
harganya yang lebih mahal 1.5 kali dibandingkan harga struktur normal. Namun dikarenakan adanya
keterbatasan lahan menjadikan pembangunan basement adalah salah satu jalan keluar dari
permasalahan kurangnya lahan. Basement ini bisa berfungsi sebagai tempat uttilitas, area parkir,
water heater, dan lain-lain. Pada saat kita hendak membangun basement, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan
1. Memperhatikan garis sempadan
Pada saat akan mulai membangun, perhatikan
posisi garis sempadan basement. Biasanya posisi
garis
sempadan
basement
lebih
maju
dibandingkan Garis Sempadan Bangunan (GSB)
dan mendekati garis sempadan pagar.
2. Perhatikan kondisi sekitar bangunan
Seringkali lahan bawah tanah digunakan oleh saluran utilitas seperti listrik. Untuk itu penting
sekali memperhatikan sekitar kita, termasuk tetangga bangunan kita.
3. Posisi muka air tanah
Kondisi muka air tanah pada tiap wilayah tentu berbeda-beda. Jika muka air tanah di lahan
terbangun cukup tinggi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Langkah pertama adalah
dengan mempersiapkan pompa, kemudian mem-blocking area kerja di sekitarnya dengan
plastik atau terpal. Hal ini dilakukan untuk mengatisipasi gangguan genangan air pada saat
proses pengerjaan konstruksi (pengecoran dan perakitan tulangan). Selanjutnya buatlah
parit-parit di sekitar area pembangunan basement untuk mengalirkan air di sekitar lokasi
kemudian memompanya ke luar area kerja. Dengan kondisi area kerja yang kering akan
memperlancar pengerjaan konstruksinya.
4. Antisipasi Air tanag
Jika pada bangunan normal, prinsip dasar utilitas pemipaan air menggunakan metode
gravitasi, dimana air dialirkan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang rendah, namun
dalam perancangan basement perencanaan utilitas pemipaannya harus dibantu dengan alat
mekanis. Misalnya pada bagian basement dibangun kamar mandi atau toilet jika mengacu
pada prinsip gravitasi, maka air buangan harus dialirkan ke tempat yang lebih rendah,
mengingat area basement memiliki level lantai yang sudah rendah maka air buangannya
harus dipompa ke atas agar bisa dikeluarkan. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan
membuat septic tank yang lebih rendah dari lantai basement. Mengingat peran pompa
sangat penting maka untuk mengantisipasi kerusakan mekanik pada pompa, disarankan agar
menyediakan pompa cadangan. Untuk memudahkan sistem utilitasnya, biasanya di sekitar
basement dibuat saluran air (selokan) keliling yang berfungsi mengalirkan air buangan ke
dalam tempat penampungan. Dari tempat penampungan inilah air dipompakan ke atas.
5. Dinding Basement
Dinding pada basement harus dirancang agar kokoh dan kuat, mengingat fungsinya
sebagai retaining wall (penahan beban tekanan tanah dan air). Ketebalan dinding betonnya
berkisar antara 15-17.5 cm, bergantung pada kedalaman lantai basement-nya. Sementara
untuk mengantisipasi adanya rembesan air, dinding mutlak diberi lapisan waterproofing.
6. Material
Masalah utama yang sering muncul pada area basement adalah kelembaban, mengingat
letaknya yang berada di bawah dan prosentase waktu terkena cahaya matahari yang tidak
terlalu banyak. Sementara permasalahan air tanah yang tidak teratasi dengan benar dan
tuntas saat pembangunan basement-pun akan menimbulkan kondisi yang lembab. Selain
tidak sehat, kondisi lembab juga dapat merusak ruangan dan benda-benda yang ada di
dalamnya. Dinding basement yang cenderung lembab dan basah mengakibatkan proses
pengecatan tidak bisa berlangsung dengan sempurna dan membuat cat menjadi tidak rata.
Solusi untuk mengatasinya adalah menggunakan cat yang bersifat waterproof untuk melapisi
dindingnya. Material lain yang akan mengisi ruang pada basement tersebut juga harus
diperhatikan terkait isu kelembaban ini.
7. Sirkulasi Udara
Basement adalah ruangan yang berada di bawah tanah, jadi sangat dimungkinkan kalau
memiliki tingkat kelembaban tinggi. Untuk menghindarinya rencanakan sistem sirkulasi
udara yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu dipikirkan tentang sirkulasi udara di
dalamnya. Ada 2 jenis sirkulasi udara yang bisa diterapkan pada basement.
a. Sirkulasi udara alami. Sirkulasi ini tidak memerlukan bantuan alat sirkulasi udara
mekanis. Ada beberapa cara untuk memperoleh sirkulasi udara alami pada basement.
1.Semi basement
2.Sunken Level
3.Membuat salah satu sisi
basement terbuka.
Ini bisa dilakukan di lahan
dengan kontur miring.
METODE KONSTRUKSI BASEMENT
Struktur utama dari basement adalah dinding dan lantainya. Seperti yang sudag disebutkan diatas,
basement harus dirancang untuk dapat menahan gaya lateral dari bumi dan juga beban vertikal dari
bangunan di atasnya. Biasanya konstruksi dimulai dengan wall footings, selanjutnya membangun
dinding basement dan plat basement. Namun sebenarnya pondasi rakit juga bisa digunakan untuk
basement.
Sistem drainase dan waterproofing basement menjadi sangat penting untuk menghindari struktur
basement dari tekanan air dan kelembaban.
Drainase dapat menarik air tanah jauh dari pondasi sehingga mengurangi tekanan air di dinding
pondasi dan slab, sementara water proofing bertindak sebagai penghalang air untuk mencapai
pondasi dan lewat menuju ke dalam basement.
Drainase
Salah satu cara yang lumayan mudah untuk sistem
drainase adalah Drainage Mat. Drainage mat bisa
dibuat dari bahan berpori yang menghadap keluar
dengan kain filter yang mencegah tanah masuk dan
menyumbat drainase. Setiap air tanah yang
mendekati dinding akan turun melalui bahan berpori
tersebut dari mat ke pipa pembuangan pada pondasi.
Pipa saluran diletakkan di sekitar perimeter pondasi
dengan ukuran 4-6 inci.
Download