Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk

advertisement
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 4 Kombo
Kecamatan Dampal Selatankabupaten Tolitoli
Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
pada mata pelajaran IPA materi gerak benda melalui penerapkan metode diskusi
di SDN 4 Kombo. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah
siswa kelas IV SDN 4 Kombo dengan jumlah siswa 20 orang. 12 orang siswa laki
laki dan 8 orang siswa perempuan. Dari hasil tindakan pada siklus I nilai rata rata
perolehan siswa adalah 58 serta ketuntasan belajar klasikal siswa 50%, hasil
observasi kegiatan guru 60% dan hasil observasi kegiatan siswa 60% sedangkan
pada siklus II nilai rata rata siswa 82,5 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa
90%, hasil kegiatan observasi guru 90% dan hasil observasi kegiatan siswa 90%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode diskusi kelompok
pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN
4 Kombo Kecamatan DampalSelatan Kabupaten Tolitoli.
Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar IPA, dan Metode Diskusi Kelompok.
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran di sekolah merupakan proses kegiataan terencana dan
teroganisir yang terdiri atas kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengembangkan intelektual siswa. Guru dituntut untuk menyampaikan
segala macam pengetahuan dan pemahaman kepada anak didik. Hal ini
dimaksudkan untuk menjadikan anak didik sebagai generasi penerus yang cerdas,
terampil, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat
menyongsong masa depan yang lebih baik.
Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mencerdaskan kehidupan
bangsa, merupakan tanggung jawab bersama antara guru, orang tua dan
pemerintah. Untuk mewujudkan semua itu guru dan orang tua memegang peranan
penting dalam meningkatkan kemajuan belajar anak didik.
133
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Kemampuan siswa ditentukan oleh kualitas yang dimilikinya sedangkan
daya dorong dipengaruhi oleh sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal
lain diluar dirinya. Daya dorong yang ada dalam diri siswa, sering disebut motif.
Daya dorong tersebut harus dibangkitkan oleh orang-orang terdekat, karena hal
tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan siswa. Oleh sebab itu, salah satu
faktor yang mendorong dalam peningkatan prestasi belejar siswa adalah motivasi.
Namun terkadang peran motivasi tersebut sering diabaikan oleh sebagian kepala
sekolah, guru, maupun orang tua siswa itu sendiri. (Depdiknas:2010).
Guru harus senantiasa menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk
dapat mendorong keberhasilan belajar siswa. Pencapaian hasil ditentukan oleh
kompetensi atau kemampuan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar.
Kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan yang
hendak
dicapai
dan
pencapaian
tujuan
pembelajaran
melalui
strategi
pembelajaran. Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah memilih dan
menetapkan metode pengajaran serta menggunakan suatu pendekatan yang tepat
dalam pembelajaran yaitu metode diskusi kelompok (Depdiknas: 2010).
Metode diskusi yang dimaksud adalah suatu metode yang dilakukun oleh
guru untuk memberikan umpan balik atau berkomunikasi secara langsung dengan
siswa, kenyataannya sekarang masih banyak guru yang belum menggunakan
metode diskusi secara maksimal.
Tujuan dari metode diskusi dalam proses belajar mengajar IPA yang
diterapkan oleh guru adalah upaya untuk membelajarkan siswa yaitu usaha untuk
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Pada
umumnya proses belajar mengajar, guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada
siswa dan siswa diharapkan dapat memberikan jawaban. Cara guru mengajukan
pertanyaan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan peningkatan
cara berpikir siswa. Dengan metode tersebut maka secara langsung dapat
memberikan suatu dorongan kepada siswa untuk berani berbicara mengemukakan
argumentasinya. Seorang guru disekolah yang terampil menggunakan metode
diskusi akan selalau mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan
134
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
berfikir kritis, logis, sistimatis ketaraf yang lebih tinggi dalam belajar (Depdiknas:
2010).
Berdasarkan Hasil Observasi kelemahan yang ditemukan pada siswa Kelas
IV SDN 4 Kombo dalam memahami mata pelajaran IPA diakibatkan antara lain
karena penggunaan metode yang kurang tepat yaitu metode konvensional
sehingga nilai rata-rata siswa hanya mencapai 58,73. Nilai ini masih berada di
bawah nilai rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan
disekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA yakni lebih dari atau sama dengan
65.
Peneliti berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian dengan tujuan
“untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode diskusi kelompok di kelas IV SDN 4 Kombo”.
II. METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang
mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis
dan Mc Taggart dalam Suharsimi (2010:137) yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN
4 Kombo. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV berjumlah 20
orang siswa, terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan
yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014.
135
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Keterangan
0
: pra tindakan
1
: Rencana
2
: Pelaksanaan
3
: Observasi
4
: Refleksi
5
: Rencana
6
: Pelaksanaan
7
: Observasi
8
: Refleksi
a.
: Siklus 1
b. : Siklus 2
Gambar 1. Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc.
Taggart (Suharsimi: 2010, 137).
Rencana tindakan yaitu menyusun rencana yang akan dikembangkan di
dalam
pembelajaran.
Perencanaan
ini
disusun
secara
fleksibel
untuk
mengantisipasi berbagai pengaruh yang timbul di lapangan, sehingga penelitian
dapat dilaksanakan secara efektif. Dalam kaitan ini, maka rencana penelitian
disusun secara reflektif dan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas. Pelaksanaan
Tindakan, yaitu praktek pembelajaran nyata berdasarkan rencana tindakan yang
telah disusun bersama peneliti dan guru sebelumnya. Tindakan ini dimaksudkan
untuk memperbaiki keadaan atau kegiatan pembelajaran di kelas yang belum
sesuai dengan yang diharapkan. Observasi, tahap observasi adalah mengamati
seluruh proses tindakan dan pada saat selesai tindakan. Fokus observasi adalah
aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru dapat diamati mulai pada tahap
pembelajaran, saat pembelajaran, dan akhir pembelajaran. Kegiatan observasi
dilakukan secara kolaboratif antara guru dan teman sejawat. Refleksi dilakukan
untuk mengkaji dan merenungkan kembali informasi-informasi awal berkenaan
dengan adanya ketidaksesuaian dengan praktek pembelajaran. Refleksi dilakukan
berdasarkan hasil analisis data, baik observasi maupun data hasil evaluasi.
136
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Refleksi ini dilakukan secara bersama (kolaboratif) antara peneliti, teman sejawat,
dan guru untuk menemukan bahan perbaikan untuk rencana tindakan selanjutnya.
Apabila kriteria yang ditetapkan tecapai, maka siklus tindakan dihentikan.
Sebaliknya, jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti
mengulang siklus tindakan dengan memperbaiki kinerja pembelajaran pada
tindakan berikutnya sampai berhasil.
Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian,
pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran. Teknik yang digunakan
adalah teknik analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman (1992), yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yaitu: 1) mereduksi data,
2) menyajikan data, dan 3) menarik kesimpulan dan verifikasi.
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apabila
hasil belajar siswa kelas IV SDN 4 Kombo selama proses pembelajaran
mengalami peningkatan. Hal ini akan ditandai dengan daya serap individu
minimal 65% dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80% dari jumlah siswa
yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
diberlakukan di SDN 4 Kombo.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini didahului dengan wawancara singkat dengan kepala sekolah
SDN 4 Kombo Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli. Berdasarkan
hasil
wawancara
tersebut, maka
diputuskan untuk menerapkan model
pembelajaran metode diskusi kelompok pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN
Kombo.
Selanjutnya dilaksanakan tes awal dengan maksud untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami materi pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di kelas IV SDN Kombo. Kemampuan awal tersebut digunakan sebagai
patokan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Soal soal tes awal dibuat dari materi
yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Hasil tes awal menunjukkan
bahwa penguasaan siswa terhadap konsep Ilmu Pengetahuan Alam sebesar 50%,
siswa telah memperoleh nilai minimal 55. Hal ini menunjukkan bahwa masih
137
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
banyak siswa yang belum menguasai konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang
diajarkan.
Tabel 1. Hasil Tes Awal
Nomor soal/ bobot soal
No
Nama siswa
1/10
2/10
3/10
4/10
5/10
6/10
7/10
8/10
9/10
10/1
Skor
Nilai
DSK
0
1
Heri
10
10
0
10
10
0
10
0
10
10
100
70
70
2
Putra
10
0
0
10
0
0
10
0
0
0
100
30
30
3
Adi santaria
10
0
0
0
10
0
0
10
0
0
100
30
30
4
Diki W
10
10
0
10
0
10
10
0
10
10
100
70
70
5
Ida M
10
10
0
10
0
10
0
10
10
10
100
70
70
6
Melda
0
10
0
0
10
0
0
10
0
10
100
40
40
7
Ayu w
10
0
10
10
10
10
0
10
10
10
100
80
80
8
Samsul
10
0
0
10
0
0
10
0
0
0
100
30
30
9
Suharni
10
0
0
10
0
10
0
0
10
0
100
40
40
10
Sulema
10
0
10
10
10
10
0
10
10
10
100
80
80
11
Ade S
10
0
10
0
10
10
0
0
10
0
100
50
50
12
Sindi
10
10
0
10
0
10
10
10
0
10
100
70
70
13
Desi Muslimah
10
0
0
10
0
0
0
10
10
0
100
40
40
14
Riswan
10
0
10
0
10
10
0
10
10
10
100
70
70
15
Rahman
0
10
10
0
10
10
0
0
10
0
100
50
50
16
Sulastri
0
10
10
0
10
10
0
0
10
0
100
50
50
17
Ramzah
10
10
0
10
10
0
10
10
10
10
100
80
80
18
Ridwan
10
0
10
0
0
10
10
10
0
10
100
60
60
19
Zainuddin
10
0
10
10
10
0
10
10
0
10
100
70
70
20
Zainal
10
10
10
0
10
10
10
10
0
10
100
80
80
Jumlah
170
90
90
120
120
120
90
120
120
120
2000
1160
1160
Skor Maksimal
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
2000
2000
2000
Hasil Siklus I
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan dikelas IV SDN 4 Kombo dengan materi
ajar gerak benda. Pada pelaksanaan tindakan ini di terapkan metode diskusi
dengan mengikuti skenario pembelajarandan rencana pembelajaran.Pelaksanaan
tindakan ini juga menggunakan lembar kerja siswa.
Hasil obsevasi aktifitas siswa dan guru, serta hasil analisis tes formatif
pada siklus I dan siklus II tampak terjadi peningkatan yang cukup baik.Hal ini
138
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
menunjukan bahwa penerapan metode diskusi cukup efektif dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga berdampak hasil belajar siswa
yang lebih baik.
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Setelah hasil pelaksanaan siklus I dengan menerapkan metode diskusi,
kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang diberikan dalam bentuk tes
pilihan ganda dengan soal sebanyak 10 nomor. Lengkapnya dapat dilihat pada
Hasil analisis tes formatif siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah
Tabel 2. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus I
No
Aspek Perolehan
Hasil
1
Skor tertinggi
80
2
Skor terendah
30
3
Skor rata-rata
55
4
Jumlah seluruh siswa
20 orang
5
Banyak siswa yang tuntas
10 orang
6
Persentase Ketuntasan Klasikal
50%
7
Persentase Daya Serap klasikal
60%
Berdasarkan hasil analisis soal dalam tes formatif pada siklus I diperoleh
skor tertinggi 80, skor terendah 30 sehingga rata-rata nilai yang diperoleh siswa
adalah 60. Dari 20 siswa, yang tuntas sebanyak 10 orang siswa dengan persentase
ketuntasan klasikal 50% dan persentase daya serap klasikal 60%.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru siklus I. Hasil tes
tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I ini
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya. Adapun hasil
evaluasi siklus I yaitu:
1. Dalam pemberian motivasi pada siswa, guru masih dikategorikan cukup
2. Siswa dalam mencari informasi baik dari buku maupun dari sumber lain masih
dikategorikan kurang
139
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
3. Siswa dalam melakukan praktek dikategorikan masih kurang karena siswa
tidak memperhatikan penjelasan guru.
Hasil Siklus II
Perencanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkian hasil refleksi siklus I, maka dilakukan tindakan siklus II
dengan perencanaan sebagai berikut:
1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan penerapan metode diskusi.
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi ajar gerak benda.
3. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan obsevasi akifitas guru
4. Membuat lembar kerja siswa.
5. Membuat tes diakhir tindakan siklus I.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan di SDN 4 Kombo dengan materi ajar
gerak benda. Pada pelaksanaan tindakan ini diterapkan metode diskusi dengan
mengikuti rencana pembelajaran. Selama pelaksanaan tindakan dilakukan
obsevasi terhadap aktifitas siswa dan guru. Observasi dilakukan observer dengan
cara mengamati kegiatan siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi yang
telah disediakan.
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan metode
diskusi, kegiatan selanjutnya memberikan tes formatif yang merupakan akhir
siklus II. Soal dalam tes formatif yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda,
dengan soal sebanyak 10 nomor. Hasil analisis tes formatif siklus II dapat dilihat
pada tabel 3
Tabel 3. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek Perolehan
Skor tertinggi
Skor terendah
Skor rata-rata
Jumlah Seluruh Siswa
Banyak siswa yang tuntas
Persentase Ketuntasan Klasikal
Persentase Daya Serap
Hasil
100
50
82
20
18
90%
82%
140
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Berdasarkan hasil analisis tes formatif pada siklus II diperoleh skor
tertinngi 100, skor terendah 50, skor rata-rata diperoleh 82. Dari 20 siswa, siswa
yang tuntas sebanyak 18 orang dengan persentase ketuntasan klasikal 90% dan
persentase daya serap klasikal 82%.
Refleksi Siklus II
Berdasarkan data yang diperolah dari hasil obsevasi aktifitas siswa dan
guru, tes hasil siklus II, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui dampak
dari tindakan yang diberikan.
1. Dalam pemberian motivasi pada siswa sangat baik sehingga dapat menarik
minat dan perhatian siswa dengan menggunakan metode dengan lebih baik.
2. Siswa dalam mencari informasi baik dari buku maupun dari sumber lain sangat
baik, karena didukung adanya sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah.
3. Siswa dalam melakukan praktek sangat baik, mengerjakan sesuai dengan
langkah-langkah yang dijelaskan oleh guru.
Pembahasan
Pada penerapan metode diskusi, siswa dihadapkan dengan kegiatan diskusi
yang dilakukan beberapa kelompok siswa yang mengacu pada langkah-langkah
diskusi yang sesuai dengan materi ajar baik pada siklus I dan siklus II kemudian
dari kegiatan diskusi tersebut siswa bertukar pikiran antar sesama teman
kelompok ataupun antar kelompok lain dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan dan tanggapan. Dari hasil diskusi tersebut, siswa mengisi LKS yang
dibagikan pada masing-masing siswa yang sesuai dengan materi ajar baik pada
siklus I maupun siklus II.
Berdasarkan hasil obervasi aktifitas siswa pada siklus I diperoleh skor
60% dikategorikan cukup. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan
kegiatan pembelajaran menggunakan metode diskusi sehingga siswa masih
terlihat pasif dan belum berani untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan
terhadap permasalahan yang mereka temukan pada saat kegiatan praktek
langsung. Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II skor perolehan
hasil pengamatan aktivitas sudah meningkat. Hal ini disebabkan karena sudah
mulai termotivasi untuk aktif dalam model pembelajara sehingga diperoleh
141
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
persentase nilai rata-rata aktifitas siswa sebesar 90%. Hal Ini berarti aktifitas
siswa berada dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktifitas siswa dari siklus I
ke siklus II disebabkan karena siswa lebih termotivasi untuk berdiskusi baik
dalam mengajukan pertanyaan maupun dalam menaggapi setiap pertanyaan lebih
kritis dan lebih memahami cara berdiskusi.
Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru pada siklus II diperoleh skor
60% dengan kategori cukup. Dan pada siklus II meningkat menjadi 90%. hal Ini
menunjukan terjadi kenaikan aktifitas guru dalam mengeloala pembelajaran.
Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktifitas guru siklus I dan siklus II
menunjukan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktifitas guru dari siklus I
ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran ini merupakan
inti dari model pembelajaran yang
diterapkan yaitu metode diskusi.
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II yaitu guru membantu dan
membimbing siswa dalam kegiatan diskusi karena guru berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik.
Sehingga meningkatnya persentase daya serap klasikal dan ketuntasan belajar
klasikal pada siklus II ini disebabkan karena siswa mampu menjawab beberapa
soal dari hasil diskusi walaupun masih ada 2 orang siswa yang belum mampu
menjawab tes formatif dengan benar hal ini dikategorikan sangat baik.
Menurut Moejino (2004:20) Metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi, kesempatan kepada para siswa (kelompokkelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, suatu masalah.
142
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siswa
Nomor soal/ bobot soal
No
Nama siswa
1/10
2/10
3/10
4/10
5/10
6/10
7/10
8/10
9/10
10/1
Skor
Nilai
DSK
0
1
Heri
10
10
10
10
0
10
10
10
10
10
100
90
90
2
Putra
10
10
0
10
0
10
0
10
0
10
100
60
60
3
Adi santaria
10
10
0
10
10
0
10
0
10
10
100
70
70
4
Diki W
10
10
10
0
10
10
10
10
10
10
100
90
90
5
Ida M
10
10
10
10
0
10
10
10
10
10
100
90
90
6
Melda
10
0
10
10
10
0
10
10
0
10
100
70
70
7
Ayu w
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
100
100
8
Samsul
10
10
0
10
10
10
0
10
10
10
100
80
80
9
Suharni
10
10
10
0
10
10
0
10
10
10
100
80
80
10
Sulema
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
100
100
11
Ade S
10
0
10
10
10
10
10
0
10
10
100
80
80
12
Sindi
10
10
0
10
10
10
0
10
10
10
100
80
80
13
Desi Muslimah
10
10
10
0
10
10
10
0
10
0
100
70
70
14
Riswan
10
10
10
10
0
10
10
10
10
10
100
90
90
15
Rahman
10
0
10
0
10
10
0
10
0
0
100
50
50
16
Sulastri
10
10
0
10
10
10
10
0
10
10
100
80
80
17
Ramzah
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
100
100
18
Ridwan
10
10
10
0
10
0
10
10
10
10
100
80
80
19
Zainuddin
10
10
10
10
10
10
0
10
10
10
100
90
90
20
Zainal
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
100
100
Jumlah
200
170
150
150
160
170
150
150
170
180
2000
1650
1650
Skor Maksimal
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
2000
2000
2000
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode diskusi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak benda di SDN 4
Kombo. Hal ini berdasarkan hasil penelitian pada siklus I nilai rata rata perolehan
siswa adalah 58 serta ketuntasan belajar klasikal siswa 50%, hasil observasi
kegiatan guru 60% dan hasil observasi kegiatan siswa 60% sedangkan pada siklus
II nilai rata rata siswa 82,5 dengan ketuntasan belajar klasikal siswa 90%, hasil
kegiatan observasi guru 90% dan hasil observasi kegiatan siswa 90%.
Saran
143
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi dapat dijadikan salah
satu alternatif untuk meningkatkan pembelajaran baik pada mata pelajaran IPA
maupun pada mata pelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2010. Mutu Pendidikan. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku
Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.
Moejiono, 1994. Strategi Belajar Mengajar. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
144
Download