127 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tahapan terpenting di

advertisement
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tahapan terpenting di dalam penelitian adalah tahap analisa dan pembahasan.
Tujuan utama dari analisa dan pembahasan adalah menganalisa sejauh mana model
yang dipergunakan di dalam penelitian ini sesuai dengan sistem nyata. Jika model
bersesuaian dengan sistem nyata maka model dalam penelitian ini dapat
dipergunakan sebagai alternatif di dalam pengelolaan manajemen pengetahuan.
Selain itu, juga bertujuan untuk mengukura tingkat keeratan hubungan dan tingkat
signifikansi hubungan antar faktor yang ada dalam model penelitian
Tahapan ini berisi tentang interpretasi yang bisa didapatkan dari data-data
pengolahan statistik yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Interpretasi pada
penelitian ini berusaha menerjemahkan data statistik, mengaitkan data statistik
dengan fakta dan informasi yang diperoleh baik dari wawancara ataupun dari review
dokumen yang diperoleh dari perusahaan. Untuk memudahkan di dalam melakukan
analisa, maka analisa akan dilakukan bertahap yaitu berawal dari analisa yang
didasarkan pada model secara keseluruhan, model struktural dan model pengukuran.
Di akhir bab ini akan disampaikan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh
penelitian ini.
5.1
Analisis yang didasarkan pada model secara keseluruhan
Secara umum, model yang dipakai dalam penelitian ini memiliki tingkat
kesesuaian yang relatif cukup (tidak terlalu tinggi). Faktor-faktor yang dilibatkan di
dalam model penelitian ini adalah top management commitment, technological
infrastucture,
methodology,
organizational
structure,
orgnizational
culture,
motivation and reward, staff retirement, staff defection and ownership of problem.
Jika dikaitkan dengan konteks implementasi manajemen pengetahuan di PT KS
maka nilai goodness of fit yang cukup bagus adalah sangat wajar. Hal tersebut karena
dua hal yaitu aspek waktu dan aspek komitmen manajemen.
a.
Dalam hal aspek waktu, PT KS baru saja meresmikan program implementasi
manajemen pengetahuan kira-kira 1,6 tahun yang lalu. Oleh karena itu, pada
saat penelitian ini dilakukan situasi implementasi manajemen pengetahuan
masih dalam kondisi tahap awal. Ada manfaat yang sudah dirasakan tapi
127
banyak juga manfaat yang masih harus menjadi tantangan untuk dicapai.
Manfaat yang cukup besar dirasakan adalah adanya KM online. KM online
memudahkan karyawan PT KS untuk mencari pengetahuan yang ada di dalam
perusahaan, walaupun kemampuan KM online masih kurang bagus karena
akses yang kurang cepat dan banyak virusnya.
b.
Dalam hal
aspek
berkepentingan
komitmen
dengan
manajemen,
manajemen
manajemen
pengetahuan
puncak
karena
hanya
manajemen
pengetahuan merupakan salah satu OFI (opportunity for improvement) dari
penilaian MBNQA. Namun dukungan secara khusus belum diberikan oleh
manajemen puncak. Rancangan dan gagasan manajemen puncak lebih didorong
pada level bawah (dalam hal ini adalah PUSDIKLAT). Manajemen puncak
juga belum menyediakan server khusus untuk pengelolaan KM online,
sementara ini server KM online masih “menumpang” pada server SAP. Selain
itu, manajemen puncak juga belum menetapkan struktur organisasi resmi yang
mengelola manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan masih dikelola
oleh tim lintas unit kerja (PUSDIKLAT, P2PK, PSDM dan Teknologi
Informasi). Jika dilihat dari otoritas dan kewenangannya, pengelolaan
manajemen pengetahuan ada di bawah unit PSDM. Penempatan pengelolaan
manajmen pengetahuan perlu diperbaiki supaya lebih mandiri dan mempunyai
akses yang lintas departemen/unit kerja.
Dalam proses implementasi manajemen pengetahuan, PT KS banyak terbantu
oleh sistem manajemen mutu (ISO). Dari hasil wawancara pada saat pengisian
kuesioner, responden sering menceritakan mengenai dokumen-dokumen mutu (SOP,
Work instruction, 5R, gugus kendali mutu dll) sebagai properti pengetahuan. Ada
responden juga yang menyampaikan bahwa (dahulu) di PT KS pernah ada forum
engineer, dalam forum tersebut, para engineer menyampaikan temuan-temuan yang
ada di dalam unit kerjanya dan mendiskusikannya pada sesama engineer. Banyak hal
yang sudah dilakukan oleh PT KS dalam aspek-aspek manajemen pengetahuan dan
terkadang hal tersebut tidak dipahami oleh para karyawan sebagai bagian dari
program implementasi manajemen pengetahuan. Sementara ini, ada anggapan bahwa
manajemen pengetahuan PT KS adalah KM online. Padahal KM online hanyalah
bagian kecil dari manajemen pengetahuan.
128
5.2
Analisis Model Struktural dan Analisis Hipotesis
Berdasarkan pada analisa hipotetik maka ada beberapa hal yang bisa diterjemahkan
dalam konteks perusahaan PT KS. Analisa berikut ini merupakan analisa yang
bersifat mencari aspek yang kurang di dalam implementasi manajemen pengetahuan
di PT KS antara lain :
a.
Komitmen manajemen puncak memang memiliki pengaruh dalam penyusunan
struktur
organisasi
manajemen
pengetahuan
dan
methodologi/cara
implementasi manajemen pengetahuan. Namun, ternyata ada pengaruh lain
yang cukup besar dibanding komitmen manajemen puncak. Oleh karena itu,
perlu dicari variabel pengaruh lain tersebut supaya bisa dikelola lebih lanjut.
Kondisi ini mencerminkan adanya kesenjangan yaitu visi dan komitmen
manajemen puncak belum terformalisasi dalam bentuk struktur organisasi dan
methodologi implementasi manajemen pengetahuan. Saat ini, pengelolaan
manajemen pengetahuan di PT KS baru ditangani oleh tim gugus tugas, yang
mana tim tersebut tidak memiliki otoritas dan kewenangan yang jelas. Selain
itu, sosialisasi mengenai keberadaan tim dan tugas/tanggung jawab tim juga
masih lemah, sehingga banyak karyawan yang tidak mengetahuinya
(khususnya karyawan yang ada di lingkungan pabrik). Situasi ini akan
berdampak pada jangka panjang.
b.
Manajemen puncak memang telah menunjukkan komitmennya dalam
implementasi manajemen pengetahuan namun komitmen tersebut belum
bersifat otonom, belum tersistematisasi dan belum terintegasi. Beberapa
komitmen manajemen puncak antara lain : mendorong untuk dilakukannya
proses dokumentasi pengetahuan baik yang bersifat tacit maupun eksplisit
seperti penyusunan database pengetahuan di KM online, proses magang kepada
pakar teknologi baja yang akan pensiun dan adanya kewajiban setiap unit kerja
untuk menulis karya ilmiah inovatif terkait dengan proses bisnis unit kerja
(bagi yang menang dalam kompetisi akan diberi insentif).
c.
Dalam aspek methodologi, PT KS belum menetapkan pengelolaan manajemen
pengetahuan dalam jangka panjang, namun PT KS sangat terbantu dengan
129
implementasi ISO. Pengelolaan ISO cukup mirip dengan pengelolaan
pengetahuan, seperti adanya gugus tugas untuk melakukan improvement di
suatu unit kerja tertentu dan mencatat seluruh proses kerja yang dilakukan.
Banyak para karyawan yang memahami beberapa program ISO sebagai bentuk
manajemen pengetahuan.
d.
Inisiatif melakukan pengelolaan manajemen pengetahuan di PT KS lebih
didorong oleh inisiatif di level bawah (dalam hal ini pusdiklat). Hal ini
mencerminkan
bahwa
sebenarnya
kesadaran
melakukan
pengelolaan
pengetahuan telah dipahami oleh karyawan. Kondisi seperti ini akan sangat
efektif untuk jangka pendek dan untuk tahapan awal dari implementasi
manajemen pengetahuan, namun tidak akan cukup efektif untuk pengelolaan
pengetahuan dalam jangka panjang.
e.
Manajemen puncak perlu segera membentuk struktur organisasi manajemen
pengetahuan dan tahapan melakukan implementasi manajemen pengetahuan
(khususnya dalam jangka panjang) karena kedua hal tersebut sangat
berpengaruh di dalam melakukan investasi di bidang teknologi informasi. Saat
ini, PT KS memang telah memiliki KMKS namun ada indikasi bahwa KMKS
akan mengalami kendala dalam jangka panjang. Indikasi yang muncul antara
lain tingkat akses karyawan terhadap KMKS yang kurang dan pemahaman
manajemen pengetahuan yang belum tersosialisasi secara menyeluruh.
f.
Pemanfaatan
teknologi
informasi
yang
didukung
oleh
methodologi
implementasi KM dan struktur organisasi manajemen pengetahuan yang
mandiri dan profesional akan mampu menumbuhkan budaya pengetahuan yang
bagus.
g.
Budaya pengetahuan yang bagus akan bisa terjaga dengan didukung oleh
sistem pemberian insentif dan penghargaan.
h.
Keputusan seorang karyawan untuk keluar atau mengajukan pensiun dini dari
perusahaan ternyata tidak terlalu dipengaruhi oleh sistem insentif dan
penghargaan. Ada pengaruh variabel lain yang cukup kuat dan mampu
mempengaruhi karyawan untuk keluar dari perusahaan (Loquercio, 2006).
Walaupun, dengan adanya sistem insentif dan pemberian penghargaan
130
mempunyai kemungkinan untuk memcegah karyawan keluar/mengajukan
pensiun dini dari perusahaan.
i.
Sistem pemberian insentif PT KS bagi karyawan yang menulis karya ilmiah
ternyata memiliki dampak positif dan negatif. Dampak negatif muncul jika
tidak ada pengawasan terhadap karya ilmiah tersebut, semisal hasil karya
ilmiah tidak diimplementasikan, kalaupun diimplementasikan tidak diawasi
kinerjanya (hal ini seperti disampaikan oleh Carillo, et.al, 2003).
j.
Adanya karyawan yang keluar dari perusahaan atau mengajukan pensiun dini
dari perusahaan ternyata tidak terlalu mempengaruhi pada sikap rasa memiliki
terhadap persoalan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mencari
variabel yang mempengaruhi rasa memiliki terhadap implementasi manajemen
pengetahuan. Perusahaan perlu membangun KM Awareness melalui sosialisasi
manfaat dan teminologi manajemen pengetahuan sehingga para karyawan
memiliki pandangan yang sama tentang manajemen pengetahuan (Handzic,
2006).
Berikut ini adalah analisa model berdasarkan pada pencapaian nilai CR :
a.
Pada tabel tersebut, hanya ada tiga variabel laten yang nilai CR-nya cukup
bagus yaitu komitmen manajemen puncak, methodology dan infrastruktur
teknologi.
Ini
menunjukkan
gambaran
bahwa
memang
implementasi
manajemen pengetahuan oleh perusahaan masih dalam tahap awal, sehingga
baru faktor-faktor dasar yang bisa terbaca oleh responden penelitian.
b.
Para karyawan dimudahkan dalam memahami manajemen pengetahuankarena
pada perusahaan sudah diterapkan ISO (gugus kendali mutu, 5 R dan
sebagainya) dan responden memahami dokumen dan proses di dalam ISO
adalah mirip dengan proses manajemen pengetahuan.
c.
Keberadaan media
KM Online cukup menjadi representasi awal dari
keberadaan pengelolaan manajemen pengetahuan.
d.
Sedangkan struktur organisasi memiliki nilai CR yang kecil karena memang
manajemen pengetahuan belum mendapatkan posisi struktur organisasi yang
tepat dan mempunyai kewenangan/otoritas yang jelas.
e.
Sedangkan variabel laten selain ketiganya yaitu budaya organisasi, motivasi
dan reward, staff defection, staff retirement dan ownership of problem memiliki
131
nilai CR yang rendah disebabkan (kemungkinan) pengaruh implementasi
manajemen pengetahuan (secara formal) belum sampai pada faktor-faktor
tersebut.
Berdasarkan analisis diatas maka saran yang bisa diberikan kepada perusahaan
adalah :
1.
Menjaga tingkat komitmen manajemen puncak terhadap implementasi
manajemen pengetahuan (kalau perlu ditingkatkan)
2.
Memastikan struktur organisasi pengelola manajemen pengetahuan
3.
Meningkatkan budaya pengetahuan, sistem pemberian motivasi dan
penghargaan bagi karyawan sesuai dengan tingkat pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawan.
Dengan semakin baiknya ketiga faktor diatas maka faktor staff defection, staff
retirement dan ownership of problem akan bisa dikendalikan.
5.3
Keterbatasan-keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan khususnya dalam hal generalisasi
pemakaian model yang dipergunakan di dalam penelitian ini. Keterbatasan
penelitian ini antara lain :
1.
Model yang dipergunakan di dalam penelitian ini hanya diujicobakan
dalam satu lokasi penelitian. Oleh karenanya, jika model tersebut
diujicobakan di lokasi yang lain maka akan menghasilkan tingkat
kesesuaian yang berbeda pula.
2.
Model dalam penelitian ini hanya menggunakan hubungan antar faktor
yang sifatnya satu arah. Oleh karena itu, jika asumsi hubungan antar
faktor tersebut bukan satu arah maka hasil model akan berubah.
3.
Model ini berusaha melihat implementasi manajemen pengetahuan dari
aspek yang sifatnya intangibel/tidak bisa diukur langsung. Oleh
karenanya, untuk bisa mengevaluasi kinerja implementasi manajemen
pengetahuan maka perlu dilengkapi dengan data-data yang sifatnya
kuantitatif. Data-data yang sifatnya kuantitatif tersebut bisa saja berasal
dari data dampak dari implementasi manajemen pengetahuan pada proses
bisnis atau yang lainnya.
132
133
134
Download