KULIAH PAI 2, PERTEMUAN KE 4

advertisement
KULIAH PAI 2, PERTEMUAN KE 5
5. PRILAKU EKONOMI DALAM ISLAM
A. Tipologi Manusia Perpektif Sosioekonomi
1). Materialisme (Dahriyyin)
2). Spritualisme (Rabbaniyyun)
3). Insan Sejati (al-Mukminun)
B. Prilaku Produsen dalam Islam
1). Faktor-faktor Produksi dalam Islam
a. Alam
b. Tenaga Kerja
c. Modal
d. Skill atau Manajemen
2). Prinsip-prinsip Produksi
C. Prilaku Distributor dalam Islam
Prinsip Distribusi
D. Prilaku Konsumen dalam Islam
Prinsip Konsumsi
5.
PRILAKU EKONOMI DALAM ISLAM
Q.S. Fathir: 27-29
Artinya:
”Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan
dari langit lalu kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung
itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam
warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat (27).
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang
melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacammacam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama
(orang-orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah).
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (28).
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki
yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi (29).”
Q.S. Al-LAIL: 4 - 19
A. Tipologi
Manusia
Perpektif
Sosioekonomi
tujuan sebagai isme atau orientasi hidup
bagi para pelaku ekonomi, Dapat
disimpulkan bahwa secara umum
orientasi hidup manusia dikelompokan
menjadi tiga kategori
1).
Materialisme (Dahriyyin)
2).
Spritualisme (Rabbaniyyun)
3).
Insan Sejati (al-Mukminun)
1). Materialisme (Dahriyyin)
adalah manusia yang hidup hanya untuk dunia
dan kesenangan, mereka ini orang-orang yang
berkeyakinan dan berprilaku materialis yang
lekat dengan doktrin materialistik, tidak
mempercayai adanya akhirat dimana manusia
akan diminta pertanggungjawabannya atas
kebaikan dan keburukan yang dilakukannya
Artinya:
”Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang Telah ditentukan waktunya. barang siapa
menghendaki pahala dunia (yaitu berupa
kemenangan-kemenangan, memperoleh harta
rampasan, pujian-pujian dan lain-lain), niscaya
kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan
barang siapa menghendaki pahala akhirat, kami
berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan
kami akan memberi balasan kepada orang-orang
yang bersyukur”.
”Karena itu Allah memberikan kepada mereka
pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.
dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan”. (Q.S. Ali ’Imran: 145 dan 147)
Ciri-ciri Kelompok Materialisme:
1. Berorientasi pada aspek kebendaan, segala
ikhtiar dan usaha manusia hanya terfokus
pada pencapaian kebendaan.
2. Mengabaikan aspek moral, menghalalkan
segala cara untuk memperoleh kekayaan baik
dengan jalan benar atau salah.
3. mereka tidak ada persaudaraan, kasih sayang
semua tertumpu kepada kebutuhan ekonomi
semata
2). Spritualisme (Rabbaniyyun)
Adalah Paham yang lebih menekankan pada
aspek moral, kerohanian dan mengesampingkan
aspek kebendaan dalam kehidupan manusia.
Ciri-cirinya:
a) mereka percaya kepada Tuhan dan hari
kiamat, dan secara teratur pergi ketempat
ibadah,
ttp
sepenuhnya
memisahkan
keyakinan dan pelaksanaan agama
dari
kehidupan nyata sehari-hari
b) menganggap semua aktivitas ekonomi dalam
rangka memenuhi kehidupannya bertumpu
pada do’a
Q.S. al-Kahfi: 103-105,
Artinya:
“Tanyakanlah, “ Akankah kami, ceritakan
kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi dalam amalnya”, mereka yang sia-sia
usahanya dalam hidup didunia ini, sedang
mereka mengira melakukan pekerjaan yang
baik, merekalah yang mengingkari ayat-ayat
Tuhannya,
dan
pertemuan
dengan
(Tuhannya), maka sia-sialah amal mereka.
Dan tiada amalnya itu, kami anggap berharga
pada hari kiamat”.
3). Insan Sejati (al-Mukminun)
adalah mereka yang menerima kehidupan dunia
sebagai tempat menanam benih bagi kehidupan
di akhirat dan percaya kepada Allah dan
mengetahui intisari dan makna kehidupan dunia
dan akhirat
serta mampu menghubungkan
keduanya
Al-Qur’an surat al-Baqoroh: 201,
Artinya:
“Dan diantara mereka ada yang berdo’a,
Tuhan kami berilah kami kebaikan di atas
dunia, dan berilah kami kebaikan di akhirat.
Lindungilah kami dari azab api neraka”.
juga surat al-Qashash: 77,
Artinya:
“Tapi carilah dengan kekayaan yang
dianugrahkan Tuhan kepadamu negeri
akhirat, dan janganlah lupa bagianmu didunia
ini”.
Ciri-cirinya:
1. Menunaikan peran abidnya dan peran
pemakmur bumi
2. Menjadikan duniawi sebagai media untuk
pengabdian
3. Berkesimbangan dalam duniawi dan ukhrowi
4. Berkeseimbangan antara diri dengan orang
lain untuk menuju selamat. Sejahtera dunia
dan akhirat
B. Prilaku Produsen dalam Islam
1).Faktor-faktor Produksi dalam Islam
a. Alam
b. Tenaga Kerja
c. Modal
d. Skill atau Manajemen
2).Prinsip-prinsip Produksi
2).Prinsip-prinsip Produksi
a) Berproduksi adalah ibadah, sama saja seorang muslim
mengaktualisasikan Ibadah bersama dengan bisnis yang
dijalankan
b) Optimis, artinya faktor produksi yang digunakan untuk
menyelenggarakan produksi sifatnya tidak terbatas, untuk
menggunakan manusia perlu berusaha mengoptimalkan
segala kemampuan yang telah Allah berikan. Seorang muslim
tidak akan kecil hati bahwa sesungguhnya rizki adalah dari
Allah
c) Seorang muslim yakin bahwa Sesuatu yang dikerjakan dengan
ajaran islam tidak membuat hidupnya menjadi sulit.
d) Berproduksi bukan hanya mencari keuntungan belaka. Dalam
islam harta adlah titipan Allah sebagai amanah untuk dikelola
mencapai kemaslahatan.
e) Seorang muslim menghindari praktek produksi yang
mengandung unsur haram atau riba, pasar gelap dan
spekulasi.
C. Prilaku Distributor dalam Islam Prinsip
Distribusi
distribusi juga menjadi penentu keseimbangan
antara produksi dan konsumsi
prinsip-prinsip distribusi yang mendasar adalah:
1. Berkeseimbangan
2. Berkeadilan
3. Ketaatan
4. Toleransi
5. Ketelitian
6. kerja keras
Distribusi
merupakan
faktor
penentu
keberhasilan tujuan dari ekonomi. Islam
mengatur dengan ketat etika distribusi untuk
menolak ribawi, dan monopolistik, agar harta
tidak hanya berputar diantara segelintir orang
mampu
Distributor tidak terbatas pada kewajiban
berzakat, infak, sedekah, hibah, hadiah, waris,
pajak, tapi lebih luas pada bidang bisnis
Kepercayaan, keadilan dan kejujuran adalah
elemen pokok dalam mencapai suksesnya
suatu bisnis
Kode etik bisnis sebagai yang diatur dalam ekonomi Islam adalah sebagai berikut:
1. Menghindari tirani dan sifat-sifat yang jelek. Seperti; sombong dan serakah.
2. Kerja sama dengan orang lain, baik waktu susah maupun waktu gembira.
3. Mematuhi peraturan dari tiap perjanjian.
4. Membeli dan menjual dengan cara yang sopan dan sederhana.
5. Jangan menipu dan berbohong waktu membeli dan menjual, timbangan yang
adil.
6. Pelajari ilmu transaksi
7. Menghindari transaksi jika anda ragu.
8. memberikan toleransi dalam transaksi peminjaman, dengan memperpanjang
jatuh tempo peminjaman sebanyak tiga kali.
9. Membayar hutang pada tanggal jatuh tempo, pembayaran lewat waktu dianggap
tidak etis dalam Islam.
10.Jangan menjual barang yang dilarang dalam Islam.
11.Jangan membeli dan menjual produksi curian.
12.Jangan berjudi untuk tujuan apapun
D.Prilaku
Konsumen
Prinsip Konsumsi
dalam
Islam
Konsumsi merupakan bagian akhir dan sangat
penting dalam pengolahan kekayaan dan akhir
dari keseluruhan proses produksi.
Prilaku Seorang konsumen muslim yang harus
diperhatikan adalah:
1. Penggunaan barang-barang yang bersih, baik
dan bermanfaat.
• H.M. Junus, OpCit., hal 134-138
2. Kewajaran dalam membelanjakan harta
3. Sikap sederhana dan adil
4. Sikap Kemurahan hati dan Moralitas yang
tinggi
5. Mendahulukan kebutuhan yang lebih
prioritas
Kebutuhan digolongkan menjadi tiga prioritas:
1. Keperluan, biasanya meliputi semua hal yang
diperlukan untuk memenuhi segala kebutuhan
yang harus dipenuhi.
2. Kesenangan, boleh didefinisikan sebagai komoditi
yang penggunaannya menambah efesiensi pekerja,
akan tetapi tidak seimbang dengan biaya komoditi
semacam itu.
3. Kemewahan, menunjuk kepada komoditi serta jasa
yang penggunaannya tidak menambah efesiensi
seseorang bahkan mungkin menguranginya, seperti
pakaian, perhiasan, mobil, mebel mahal, gedunggedung yang merupai istana dan kesemuanya itu
merupakan kemewahan bagi kebanyakan orang
Prinsip-prinsip konsumsi secara menyeluruh
bersumber dari al-Qur’an dan hadits
Rasulullah SAW., sebagai berikut:
1. Adil, Q.S. al-Dzaariyaat: 19, 19.
Artinya:
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk
orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bagian (orang miskin
yang tidak mendapat bagian maksudnya
ialah orang miskin yang tidak memintaminta”.
2. Halal, Q.S. al-Baqarah: 168
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu.
3. Sederhana, Q.S. al-Isra’: 26-27,
Artinya:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat
akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
4. Berbagi (derma), Q.S. al-Taubah: 103
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan (dari
kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda) dan mensucikan
(menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
mereka dan memperkembangkan harta benda
mereka). mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”.
`5.Nilai ibadah, Q.S. al-Baqarah: 177
Artinya:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”.
Download