- Free Documents

advertisement
Definisi Rujukan Konsultasi adalah .
upaya meminta bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang
ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli. Rujukan adalah
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat dan
kasuskasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik secara vertikal maupun horizontal
meliputi sarana, rujukan teknologi, rujukan tenaga ahli, rujukan operasional, rujukan kasus,
rujukan ilmu pengetahuan dan rujukan bahan pemeriksaan laboratorium permenkes /.
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik vertikal maupun horizontal. Pelimpahan wewenang dalam sistem rujukan dibagi
menjadi . Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya
kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut
dokter tsb tidak ikut menanganinya . Collateral referral, menyerahkan wewenang dan
tanggungjawab
penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja . Cross referral,
menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada
dokter lain untuk selamanya . Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab
penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka
waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut
campur.
Tujuan Tujuan Umum Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang
didukung mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
secara berdaya guna dan beerhasil guna Tujuan Khusus
a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif
klinik yang bersifat
secara berhasil guna dan berdaya guna yang bersifat preventif
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat dan promotif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
Keuntungan sistem rujukan . Pertolongan lebih cepat . Memberikan rasa aman kpd pasien
dan keluarganya . Dg penataan yg teratur, pengetahuan dan ketrampilan petugas daerah
meningkat masy. Desa dpt menikmati tenaga ahli
Syarat Rujukan Rujukan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi dan
wewenang untuk merujuk, mengetahui kompetensi sasaran/tujuan rujukan dan mengetahui
kondisi serta kebutuhan objek yang dirujuk. Rujukan dan rujukan balik mengacu pada
standar rujukan pelayanan medis Daerah Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan
memadai, maka suatu rujukan hendaknya memenuhi syaratsyarat sebagai berikut a. Adanya
unit yang mempunyai tanggungjawab dalam rujukan, baik yang merujuk atau yang menerima
rujukan. b. Adanya Tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyai kewenangan
melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan. c. Adanya
pencatatan/kartu/dokumen tertentu berupa Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh.
Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu Assuransi lain. Pencatatan dan dokumen hasil
pemeriksaan penunjang
d. Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerima rujukan. e. Adanya
pengertian petugas tentang sistem rujukan. f. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal,
dengan prinsip mengirim ke arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan
lengkap.
g. sarana transportasi/petugas kesehatan pendamping memiliki sistem komunikasi. f. c. c.
Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisi stabil selama perjalanan
menuju ketempat rujukan. pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih
lengkap yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula. e. harus ada kejelasan tentang
pembiayaan rujukan dan pembiayaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tujuan Rujukan .
Rujukan pasien/specimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan atau
lengkap hanya dapat dilakukan apabila a. khusus untuk pasien Jamkesda dan pemegang
Assuransi Kesehatan lainnya. pasien memerlukan pelayanan medis spesialis dan atau
subspesialis yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula. oksigen dan dapat menjamin
pasien sampai ke tempat rujukan tepat waktu. dari hasil pemeriksaan medis. rujukan tanpa
alasan medis dapat dilakukan apabila suatu rumah sakit kelebihan pasien jumlah tempat
tidur tidak mencukupi. h. rujukan dilaksanakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
yang diketahui mempunyai tenaga dan sarana yang dibutuhkan menurut kebutuhan medis
atau penunjang medis sesuai dengan rujukan kewilayahan. d. sudah terindikasi bahwa
keadaan pasien tidak dapat diatasi. sarana transportasi yang digunakan harus dilengkapi
alat resusitasi. b. b. pasien atau keluarganya menyadari bahwa rujukan dilaksanakan karena
alasan medis. rujukan sebagaimana dimaksud huruf f dirujuk ke rumah sakit yang setara
atau sesuai dengan jaringan pelayanannya. cairan infus. pasien didampingi oleh tenaga
kesehatan yang mahir tindakan kegawat daruratan. maka a.
diagnosa. termasuk pemeriksaan penunjang. Lihat format R/. tujuan rujukan penerima. .
yang berisikan antara lain nomor surat. tanggal pengambilan spesimen. ASKES atau
JAMSOSTEK. nama dan identitas pasien. tanggal dan jam pengiriman. nama dan identitas
pasien. hasil diagnosa setelah dirawat. jenis/ bahan spesimen dan nomor spesimen yang
dikirim. ASKES atau JAMSOSTEK. yang berisikan antara lain nomor surat. status pasien
keluarga miskin gakin atau non gakin termasuk umum. kondisi pasien saat keluar dari
perawatan dan follow up yang dianjurkan kepada pihak pengirim pasien. kemajuan
pengobatan dan keterangan tambahan yang dipandang perlu. status pasien keluarga miskin
gakin atau non gakin termasuk umum. Fasilitas Pelayanan Kesehatan/tenaga kesehatan
dilarang merujuk dan menentukan tujuan rujukan atas dasar kompensasi/imbalan dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. tujuan rujukan penerima. khusus untuk pasien Jamkesda
hanya dapat dirujuk ke rumah sakit yang setara yaitu ke PPK atau PPK lainnya yang
mengadakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan j. status pasien keluarga miskin gakin
atau non gakin termasuk umum. pemeriksaan fisik. tujuan rujukan penerima. jenis
pemeriksaan yang diminta. tindakan dan obat yang telah diberikan. ASKES atau
JAMSOSTEK. resume hasil anamnesa. Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang
telah menerima pasien rujukan dan setelah selesai merawat pasien tersebut mencatat
informasi balasan rujukan di surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada pengirim pasien
rujukan. Informasi pengiriman spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi Surat
Rujukan Spesimen. tanggal. Surat Rujukan Spesimen. Sistem Informasi Rujukan Informasi
kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan di catat dalam surat
rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan. nama dan identitas pasien asal
spesimen dan diagnos klinis. tanggal. yang berisikan antara lain nomor surat.i.
Adapun alur pelaporan rujukan akan mengikuti alur pelaporan yang berlaku. asal institusi
dan nomor telepon atau handphone yang bisa dihubungi pihak lain. spesimen dan alih
pengetahuan medis. Informasi petugas yang mengirim. perihal Permintaan Tenaga Ahli dan
menyebutkan jenis spesialisasinya. Kegiatan Yang Tercakup Dalam Sistem Rujukan . waktu
dan tempat kehadiran jenis spesialisasi yang diminta. untuk mendapatkan pengawasan
pengobatan dan perawatan termasuk rehabilitasi selanjutnya. yang berisikan antar lain
nomor surat. yang baku untuk Rumah Sakit dan format R. . Pemeriksaan . Pencatatan dan
Pelaporan sistem informasi rujukan menggunakan format RL.. Keterbukaan antara pihak
pengirim dan penerima untuk bersedia memberikan informasi tambahan yang diperlukan
masingmasing pihak melalui media komunikasi bersifat wajib untuk keselamatan pasien.
.Unit pelayanan kesehatan yang menerima rujukan harus merujuk kembali pasien ke sarana
kesehatan yang mengirim. merawat atau meminta tenaga ahli selalu ditulis nama
jelas.Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak
laboratorium penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan
format yang berlaku di laboratorium yang bersangkutan. Pengiriman spesimen atau
penunjang diagnostik lainnya a. untuk laporan rujukan puskesmas lihat lampiran. Pengiriman
pasien Pengiriman pasien rujukan harus dilaksanakan sedini mungkin untuk perawatan dan
pengobatan lebih lanjut ke sarana pelayanan yang lebih lengkap. maksud keperluan tenaga
ahli diinginkan dan sumber biaya atau besaran biaya yang disanggupi. tanggal. Informasi
permintaan tenaga ahli / dokter spesialis dapat dibuat oleh Kepala Puskesmas atau Rumah
Sakit Umum Kab/Kota yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau oleh
Dinas Kesehatan Kab/ Kota yang ditujukan ke Dinas Kesehatan Provinsi dengan mengisi
Surat Permintaan Tenaga Ahli.
a. Jenisjenis rujukan menurut lingkup pelayanan . Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan
yang terutama meliputi upaya penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitatif. Transfer Of
Specimen pengiriman bahanbahan pemeriksaan bahan laboratorium dari strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih mampu atau sebaliknya. untuk tindak
lanjut. Transfer Of Patient penatalaksanaan pasien dari strata pelayanan kesehatan yang
kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih sempurna atau sebaliknya untuk
pelayanan tindak lanjut b. dikirimkan ke laboratorium atau fasilitas penunjang diagnostic
rujukan guna mendapat pemeriksaan laboratorium atau fasilitas penunjang diagnostik yang
tepat b. diabetes mellitus ke rumah sakit umum daerah. Pengalihan pengetahuan dan
keterampilan Dokter Spesialis dari Rumah Sakit dapat berkunjung secara berkala ke
Puskesmas. Kegiatan menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi Dokter umum. Rumah
Sakit atau laboratorium lainnya boleh dikonfirmasi ke laboratorium yang lebih mampu untuk
divalidasi hasil pemeriksaan pertama. Misalnya. Pemeriksaan Konfirmasi Sebagian
Spesimen yang telah di periksa di laboratorium Puskesmas. Bidan atau Perawat dari
Puskesmas atau Rumah Sakit Umum Kabupaten / Kota dapat berupa magang atau
pelatihan di Rumah Sakit Umum yang lebih lengkap. .Bahan Spesimen atau penunjang
diagnostik lainnya yang dirujuk. merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis jantung
koroner. Dokter Asisten Spesialis / Residen Senior dapat ditempatkan di Rumah Sakit
Kabupaten / Kota yang membutuhkan atau Kabupaten yang belum mempunyai dokter
spesialis. hipertensi. .
Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular. Pemberian makanan.c. Keshatn lainnya Kriteria pembagian
wilayah pelayanan sistem rujukan Karena terbatasnya sumber daya tenaga dan dana
kesehatan yangdisediakan. Pemerintah telah menetapkankonsep pembagian wilayah .
Misalnya dari jejaring puskesmas puskesmas pembantu ke puskesmas induk Rujukan
Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unitunit dalam jenjang pelayanan kesehatan.
Yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk bimbingan dan
diskusi atau sebaliknya. Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya
berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan promotif dan pencegahan preventif.
Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah. kes. makaperlu diupayakan
penggunaan fasilitas pelayanan medisyang tersedia secara efektif dan efisien. laboratorium/
fasilitas pelay. untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan . baik horizontal dari puskesmas
rawat jalan ke puskesmas rawat inap maupun vertikal dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah. Tingkatan Rujukan Internal antar petugas di RS Antara puskesmas pembantu dan
puskesmas Antar masyarakat dan puskesmas Antar puskesmas dan RS. Contohnya. tempat
tinggal dan obatobatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam Menurut tata
hubungannya Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Transfer Of Knowledge/ personel pengiriman dokter/ tenaga
kesehatan yang lebih ahli dari strata pel.
. Ketentuan ini dikecualikan bagi rujukan kasus gawat darurat. Mekanisme/ alur rujukan
Jenjang hierarki Tingkat rumah tangga Tingkat masyarakat Komponen/ unsur pelayanan
kesehatan Yankes oleh indv/ klg sendiri Keg. Jamsostek dan Assuransi lain. Jamkesda.
Jamkesmas. Swadaya masy dlm menolong mrk sndr oleh klmpok . Bagi pasien korban
kecelakaan lalulintas. sehingga pembagian wilayah pelayanan dalam sistem rujukan tidak
hanya didasarkan pada batasbatas wilayah administrasi pemerintahan saja tetapi juga
dengan kriteria antara lain . Pembiayaan Pembiayaan rujukan dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku pada asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan. Puskesmas
Pembantu. Pembiayaan rujukan bagi pasien yang bukan peserta asuransi kesehatan atau
jaminan kesehatan menjadi tanggung jawab pasien dan/atau keluarganya. Keberadaan
jaringan transportasi atau fasilitas pengangkutan yang digunakan ke Sarana Kesehatan atau
Rumah Sakit rujukan.dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas dan
Rumah Sakit akan memberikan jasa pelayanannya kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan wilayah dan tingkat kemampuan petugas atau sarana. Biaya transportasi rujukan
merupakan bagian dari jasa pelayanan yang menjadi tanggung jawab pihak penjamin Askes.
misalnya fasilitas Rumah Sakit sesuai dengan tingkat klasifikasinya. biaya rujukan
ditanggung oleh PT Asuransi Jasa Raharja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
perusahaan asuransi tersebut.Dalam sistem rujukan ini setiap unit kesehatan mulai dari
Polindes. Kondisi geografis wilayah sarana kesehatan. . Kerja sama Rumah Sakit dengan
Fakultas Kedokteran. . Tingkat kemampuan atau kelengkapan fasilitas sarana kesehatan.
Rujukan horizontal rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan. dll Fasilitas
yankes profesional tk. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas. Fasilitas yankes profesionak tk. peralatan
dan/atau ketenagaan. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila a. praktik dokter swasta. PKK. .
Kshtn daerah Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal. peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. pusling. b. Rujukan vertikal dari
tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan
apabila a. Rujukan vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke
tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. poliklinik swasta RS
kabupaten.swasta RS kls A amp B serta lembaga specialis swasta. Puskesmas. b. lab.
pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik. Rujukan
vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan. lab. Rujukan
horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas. RS swasta. Fasilitas yankes
profesional tk. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.paguyupan.
bidan. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
menangani pasien tersebut. pustu.
nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan. tujuan rujukan.
diagnosis kerja. c. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi
pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan
pasien selama pelaksanaan rujukan. identitas pasien. pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan. . d. b. Perujuk sebelum melakukan rujukan harus . dan f.
peralatan dan/atau ketenagaan. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana. dan membuat surat
pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan. melakukan komunikasi
dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien
dalam hal keadaan pasien gawat darurat. prasarana. terapi dan/atau tindakan yang telah
diberikan.c. Surat pengantar rujukan sekurangkurangnya memuat a. pasien membutuhkan
pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih
rendah dan untuk alas an kemudahan. dan/atau d. efisiensi dan pelayanan jangka panjang.
hasil pemeriksaan anamnesis. . e.
melaksanakan catatan medik sesuai dengan ketentuan. ketentuanketentuan yang ada pada
Askes. f. membuat surat rujukan dengan melampirkan hasil diagnosis pasien dan resume
catatan medis. g. e. memberikan informasi medis kepada sarana pelayanan pengirim
rujukan. mencatat kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan rujukan c. c. i. menerima
surat rujukan dan membuat tanda terima pasien. melaksanakan konfirmasi dan memastikan
kesiapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dituju sebelum merujuk. Jamkesmas. d.
memberi penjelasan kepada pasien atau keluarganya bahwa karena alasan medis pasien
harus dirujuk. sebelum dikirim. h.Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kewajiban
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pengirim Rujukan a. . d. mencatat pada register dan
membuat laporan rujukan e. Jamkesda dan SKTM dan badan penjamin kesehatan lainnya
tetap berlaku Kewajiban sarana pelayanan kesehatan yang menerima rujukan a. Tenaga
Kesehatan yang mendampingi pasien menyerahkan surat rujukan kepada pihak yang
berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan PPK dan PPK tempat rujukan. atau karena
ketiadaan tempat tidur pasien harus dirujuk. membuat diagnosis dan melaksanakan tindakan
medis yang diperlukan. b. b. serta melaksanakan perawatan. surat rujukan pertama harus
dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar PPK kecuali dalam keadaan darurat. pasien harus
didampingi oleh tenaga kesehatan yang mengetahui keadaan umum pasien dan mampu
menjaga stabilitas pasien sampai pasien tiba di tempat rujukan. keadaan umum pasien
sudah distabilkan lebih dahulu dan stabilitas pasien dipertahankan selama dalam perjalanan.
Apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan pemeriksaan. Prosedur standar
memberi rujukan balik pasien. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu
diatasi. . Prosedur standar merujuk pasien a. Adapun kriteria pasien yang dirujuk adalah bila
memenuhi salah satu dari . dan mengirim tembusannya kepada sarana pelayanan
kesehatan pengirim pertama. pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan yang lebih
mampu. membuat surat rujukan ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Hasil
pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak mampu diatasi. .
Merujuk dan menerima rujukan pasien Pasien yang akan dirujuk harus sudah diperiksa dan
layak untuk dirujuk. apabila kondisi pasien tidak dapat diatasi. Prosedur standar menerima
rujukan pasien. . tetapi pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan. g. Prosedur
Klinis . . membuat rujukan balik ke PPK atau PPK untuk menindaklanjuti perawatan
selanjutnya yang tidak memerlukan pelayanan medis spesialistik atau subspesialistik setelah
kondisi pasien stabil. Prosedur standar merujuk pasien . . Tata Cara Pelaksanaan Sistem
Rujukan A. Dalam prosedur merujuk dan menerima rujukan pasien ada dua pihak yang
terlibat yaitu pihak yang merujuk dan pihak yang menerima rujukan dengan rincian beberapa
prosedur sebagai berikut . .f. Prosedur standar menerima rujukan balik pasien. Memerlukan
pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap.
a. . Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan prarujukan. Melakukan anamnesa. .
Prosedur Administratif . Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan. agar petugas dan
kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut
mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan. . . Memberikan Informed
Consernt persetujuan/penolakan rujukan . Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat
mungkin menjalin komunikasi dengan tempat tujuan rujukan. . b.. . Prosedur standar
menerima rujukan Pasien. . Lembar kedua disimpan sebagai arsip. . . . Prosedur Klinis .
Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan sesuai Standar Prosedur
Operasional SPO. pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan
diagnosa utama dan diagnose banding. Membuat catatan rekam medis pasien. Pengiriman
pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang bersangkutan.
Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional
SPO. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis / Paramedis yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien. Lembar pertama dikirim ke tempat
rujukan bersama pasien yang bersakutan. Membuat surat rujukan pasien rangkap form R//a
terlampir. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien. . Apabila pasien
diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau ambulans.
Apabila tidak sanggup menangani sesuai perlengkapan Puskesmas / RSUD yang
bersangkutan. . Membuat informed consent persetujuan tindakan. . meneruskan pasien ke
ruang perawatan elektif untuk perawatan selanjutnya atau meneruskan ke sarana kesehatan
yang lebih mampu untuk dirujuk lanjut. Prosedur standar membalas rujukan pasien a. .
Prosedur Administratif . Rumah Sakit atau Puskesmas yang menerima rujukan pasien wajib
mengembalikan pasien ke RS / Puskesmas / Polindes/Poskesdes pengirim setelah
dilakukan proses antara lain . . prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien. Bagi
Rumah Sakit. Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda terima
pasien sesuai aturan masingmasing sarana. . Melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan
klinis pasien. Setelah stabil... . . meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang
telah diterima untuk ditempelkan di kartu status pasien. Segera memberikan informasi
tentang keputusan tindakan / perawatan yang akan dilakukan kepada petugas / keluarga
pasien yang mengantar. Prosedur Klinis . mengisi laporan Triwulan pada RL. . b. persetujuan
rawat inap atau pulang paksa. maka harus merujuk ke RSU yang lebih mampu dengan
membuat surat rujukan pasien rangkap kemudian surat rujukan yang asli dibawa bersama
pasien. Menerima. . Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada kartu
catatan medis dan diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien.
Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan.
wajib mengisi laporan Triwulan pada RL. Pasien sudah meninggal. d. Rumah Sakit /
Puskesmas yang menerima rujukan pasien harus memberikan laporan / informasi medis /
balasan rujukan kepada Rumah Sakit / Puskesmas / Polindes / Poskesdes pengirim pasien
mengenai kondisi klinis terahir pasien apabila pasien keluar dari Rumah Sakit / Puskesmas.
diselesaikan tindakan kegawatan klinis. . Sesudah pemeriksaan medis. dianjurkan berkabar
lagi melalui sarana komunikasi yang memungkinkan seperti telepon. Sesudah pemeriksaan
medis. b.a. Prosedur Administratif . .. Melakukan pemeriksaan fisik dan mendiagnosa bahwa
kondisi pasien sudah memungkinkan untuk keluar dari perawatan Rumah Sakit / Puskesmas
tersebut dalam keadaan a. b. faksimili dan sebagainya. handphone. . Surat balasan rujukan
boleh dititip melalui keluarga pasien yang bersangkutan dan untuk memastikan informasi
balik tersebut diterima petugas kesehatan yang dituju. diobati dan dirawat tetapi
penyembuhan selanjutnya perlu di follow up oleh Rumah Sakit / Puskesmas /
Polindes/Poskesdes pengirim. . Bagi Rumah Sakit. c. tetapi pengobatan dan perawatan
selanjutnya dapat dilakukan di Rumah Sakit / Puskesmas / Polindes / Poskesdes pengirim.
b. Sehat atau Sembuh. Belum ada kemajuan klinis dan harus dirujuk ke tempat lain. Sudah
ada kemajuan klinis dan boleh rawat jalan. Rumah Sakit / Puskesmas yang merawat pasien
berkewajiban memberi surat balasan rujukan untuk setiap pasien rujukan yang pernah
diterimanya kepada Rumah Sakit / Puskesmas / Polindes/Poskesdes yang mengirim pasien
yang bersangkutan. .
B. Prosedur Administratif . kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang
bersangkutan dan memberi tanda tanggal/jam telah ditindaklanjuti. . Prosedur Klinis .. b. . .
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register pasien
rujukan. . Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien yang bersangkutan.
Prosedur Klinis . Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit/
Puskesmas yang terakhir merawat pasien tersebut. Segera memberi kabar kepada dokter
pengirim bahwa surat balasan rujukan telah diterima. Rumah sakit atau unit kesehatan yang
menerima rujukan specimen tersebut harus mengirimkan laporan hasil pemeriksaan
spesimen yang telah diperiksanya. Merujuk dan menerima rujukan specimen dan penunjang
diagnostik lainnya Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk
apabila pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/tehnik pemeriksaan laboratorium dan
penunjang diagnostik yang lebih lengkap. Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen
dan Penunjang Diagnostik lainnya a. Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan
masyarakat dan memantau follow up kondisi klinis pasien sampai sembuh. Melakukan
kunjungan rumah pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Prosedur standar menerima
balasan rujukan pasien a. Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.
Prosedur Administratif . kontaminasi penularan penyakit.. Prosedur standar menerima
rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya a. keselamatan pasien dan orang lain
serta kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan. Mencacat informasi yang
diperlukan di buku register yang telah ditentukan masingmasing intansinya. Mengisi format
dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostic lainnya secara cermat dan jelas termasuk
nomor surat dan status Gakin / NonGakin / ASKES / JAMSOSTEK. Memastikan bahwa
spesimen yang diterima tersebut layak untuk diperiksa sesuai dengan permintaan yang
diinginkan . keselamatan pasien. Prosedur Klinis . . kontaminasi penularan penyakit. . perlu
dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikirim dengan memperhatikan aspek
sterilitas. informasi jenis spesimen/penunjang diagnostic lainnya pemeriksaan yang
diinginkan. . orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan. Memastikan bahwa
pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan
identitas yang jelas. b. . Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke
alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. identitas pasien dan diagnosa
sementara serta identitas pengirim. . Mencari informasi perkiraan balasan hasil rujukan
spesimen/ penunjang diagnostik lainnya tersebut. Untuk spesimen. Menerima dan
memeriksa spesimen/penunjang diagnostic lainnya sesuai dengan kondisi pasien/bahan
yang diterima dengan memperhatikan aspek sterilisasi.
Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang diagnostik lainnya
dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan cara pemeriksaan yang diminta oleh
pengirim. Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip. Prosedur Administratif .
Prosedur Klinis . Memastikan bahwa permintaan pemeriksaan yang tertera di surat rujukan
specimen/ Penunjang diagnostik lainnya yang diterima. Mengirimkan hasil pemeriksaan
tersebut secara tertulis dengan format standar masingmasing sarana kepada pimpinan
institusi pengirim. . Prosedur standar mengirim balasan rujukan hasil pemeriksaan spesimen
dan Penunjang diagnostik lainnya. b. Memastikan bahwa hasil pemeriksaan bisa
dipertanggung jawabkan. Melakukan pengecekan kembali double check bahwa tidak ada
tertukar dan keraguan diantara beberapa spesimen. .. Meneliti isi surat rujukan spesimen
dan penunjang diagnostic lainnya yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor
surat dan status Gakin / NonGakin / ASKES / JAMSOSTEK. . . Mengisi format laporan hasil
pemeriksaan sesuai ketentuan masingmasing instansi. identitas pasien dan diagnosa
sementara serta identitas pengirim. Mencacat informasi yang diperlukan di buku register /
arsip yang telah ditentukan masingmasing instansinya. a. telah dilakukan sesuai dengan
mutu standar dan lengkap . Memastikan kerahasiaan pasien terjamin. . informasi
pemeriksaan yang diinginkan. b. Prosedur Administratif . .
. Ruang lingkup rujukan pengetahuan tenaga ahli /dokter spesialis meliputi antara lain .
Bimbingan klinis melakukan tindakan prarujukan. misalnya Rumah Sakit Umum Provinsi.
Mengirimkan segera laporan hasil pemeriksaan kepada alamat pengirim. .. Rumah Sakit /
Puskesmas yang memerlukan bantuan tenaga ahli. . Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
dimana Rumah Sakit yang akan memberikan bantuan tenaga ahli tersebut berada.
Permintaan dapat berasal dari Puskesmas atau Rumah Sakit Umum Kabupaten / Kota yang
ditujukan kepada pihak Rumah Sakit atau Dinas Kesehatan yang memang mampu
menyediakan tenaga ahli yang dibutuhkan. Pihakpihak yang terlibat dalam pelaksanaan
kegiatan rujukan tenaga ahli / dokter spesialis antara lain . . misalnya Rumah Sakit Umum
Kabupaten / Kota. . Memastikan bahwa hasil pemeriksaan tersebut terjaga kerahasiaannya
dan sampai kepada yang berhak untuk membacanya. . Rujukan pengetahuan dan tenaga
ahli /Dokter spesialis Kegiatan rujukan pengetahuan dapat berupa kegiatan permintaan dan
pengiriman dokter ahli dari berbagai bidang keahlian. Bimbingan klinis untuk deteksi dini
kasuskasus rujukan. Rumah Sakit / Instansi Kesehatan yang mapan memberikan bantuan
tenaga ahli . C. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dimana Rumah Sakit /
Puskesmas yang membutuhkan tersebut berada. dan memastikan laporan tersebut diterima
pihak pengirim dengan konfirmasi melalui sarana komunikasi yang memungkinkan.
Surat permintaan ditujukan kepada ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota atau Dinas
Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Puskesmas / Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang
memerlukan tenaga ahli membuat surat permintaan tenaga ahli. Membuat laporan
pelaksanaan ke Dinas Kesehatan di wilayahnya dengan tembusan ke Rumah Sakit atau
Instansi yang mengirim. . termasuk agenda. . . konsumsi dan honor atau insentif lainnya
sesuai Peraturan Daerah yang bersangkutan. . Bagi Rumah Sakit. Prosedur Standar
Pengiriman Tenaga Ahli . Bimbingan klinis untuk tindak lanjut follow up kasus kasus rujukan
balik yang diterima oleh puskesmas. akomodasi. . Rumah Sakit / Instansi Kesehatan yang
akan mengirimkan tenaga ahli berkonsultasi dengan pihak Dinas Kesehatan Provinsi untuk
disesuaikan dengan program rujukan di Provinsi tersebut. Melakukan monitoring dan
evaluasi proses dan pelaksanaannya. Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota atau Dinas
Kesehatan Provinsi melanjutkan permintaan tenaga ahli tersebut ke Direktur Rumah Sakit
tujuan dan tembusan kepada Kepala Staf Medik Fungsional SMF yang dituju paling lambat
hari sejak surat permintaan diterima. . Mempersiapkan penerimaan. Bimbingan klinis
penanganan kasuskasus yang masih menjadi kewenangan puskesmas melakukan
Pelayanan Obstetri Neonatal Dasar PONED. Prosedur Standar Permintaan Rujukan
Pengetahuan Tenaga Ahli . Kursus singkat atau penyegaran penatalaksanaan klinis
kasuskasus yang sering dijumpai di puskesmas. . . puskesmas pembantu dan polindes..
puskesmas pembantu dan polindes. . mengisi laporan Triwulan pada RL.
. .. . . dicatat juga pada buku register rawat inap. Setelah menerima surat rujukan balasan
maka dicatat tanggal rujukan balik diterima pada buku register rujukan pasien kolom balasan
rujukan. Setelah ada persetujuan dari Dinas Kesehatan Provinsi. Bagi Rumah Sakit. Pasien
umum yang masuk melalui rawat jalan loket . maka langsung dicatat pada buku register
rujukan pasien.Poliklinik dan UGD di catat pada buku register pasien di masingmasing unit
pelayanan.. maka Rumah Sakit / Instansi tersebut membuat jadwal kunjungan dan surat
tugas bagi tenaga ahli yang bersangkutan sesuai permintaan. mengisi laporan Triwulan pada
RL. . Apabila pasien telah mendapatkan perawatan baik di UGD. Melakukan evaluasi dan
membuat laporan pelaksanaan dan dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi dan arsip. dimana
setiap pasien rujukan yang diterima dan yang akan dirujuk dicatat dalam buku register
rujukan di satu unit pelayanan. Apabila pasien di rawat. . Alur Registrasi Pasien Rujukan di
sarana pelayanan kesehatan sebagai berikut . Rawat Inap dan unit pelayanan lainnya yang
diputuskan untuk dirujuk. Pasien datang dengan surat rujukan dari Polindes/Poskesdes/
Pustu/ Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya tetap dicatat pada buku register pasien di
masingmasing unit pelayanan dan selanjutnya juga dicatat pada buku registrasi rujukan.
Pencatatan Dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan ini merupakan bagian penting dalam
sistem rujukan pelayanan kesehatan meliputi . Pencatatan Pencatatan kasus rujukan
menggunakan satu Buku Register Rujukan.
Pada setiap akhir bulan. R/ Merupakan laporan rujukan Puskesmas yg mencakup berbagai
kegiatan Rujukan Pasien. rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan pengetahuan.
RL Merupakan laporan data kegiatan rujukan pengetahuan dan rujukan pasien di rumah
sakit. Rujukan Spesimen/Penunjang Diagnostik lainnya dan Rujukan Pengetahuan .
Pelaporan Secara rutin sarana pelayanan kesehatan melaporkan kasus rujukan
menggunakan format sebagai berikut . R/ Laporan rujukan Puskesmas yang menggunakan
format R/ dibuat setiap bulan oleh masingmasing Puskesmas berdasarkan registrasi pasien
rujukan. . Periode Laporan dan Format yang digunakan dijelaskan sebagai berikut . rujukan
spesimen/penunjang diagnostik lainnya dan . di rujuk dan rujukan balasan dijumlahkan dan
dicatat pada baris terakhirformat buku register rujukan pasien dan dilaporkan sesuai dengan
ketentuan. . Laporan ini dikirim ke Dinas Kesehatan Kab/Kota paling lambat minggu pertama
bulan berikutnya. Frekuensi.. R//a Merupakan laporan rekapan setiap bulan oleh
masingmasing Dinas Kesehatan Kabupaten/kota berdasarkan laporan Puskesmas R/ pasien
rujukan. semua pasien rujukan asal rujukan. Rujukan Spesimen/Penunjang Diagnostik
lainnya dan Rujukan Pengetahuan . R//a Format laporan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang merupakan rekapan R/ rujukan Puskesmas yg mencakup berbagai kegiatan Rujukan
Pasien.
RL Laporan kegiatan rujukan pasien yang mengunakan formulir RL dibuat setiap triwulan
oleh masingmasing Rumah Sakit berdasarkan kompilasi pencatatan harian /register pasien
rujukan setiap bulan.. yang mencakup kegiatan rujukan pasien ke Puskesmas. RSU Provinsi
dan fasilitas kesehatan lainnya yang dikelompokan untuk pasien Umum. R//b Merupakan
format monitoring dan evaluasi kegiatan rujukan pasienyang dilaksanakan oleh Puskesmas.
RSU Kab/Kota. Ibu Hamil dan Bayi. RSU Provinsi dan fasilitas . R//a Merupakan format
monitoring dan evaluasi kegiatan rujukan pasien yang dilaksanakan oleh
Polindes/Poskesdes/Pustu.pengetahuan. yang mencakup kegiatan rujukan pasien ke
Puskesmas PONED. satu rangkap untuk dilaporkan dan satu rangkap sebagai tertinggal/
arsip. Ibu Hamil dan Bayi. Puskesmas PONED. . . R//c Merupakan format monitoring dan
evaluasi kegiatan rujukan pasien yang dilaksanakan Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya. Laporan ini disampaikan paling lambat minggu pertama bulan pertama triwulan
berikutnya dan dilaporkan jadi satu dengan data kegiatan pelayanan rawat inap rumah sakit.
Seluruh laporan/format monitoring dan evaluasi dibuat rangkap dua. RSU Provinsi dan
fasilitas kesehatan lainnya yang dikelompokan untuk pasien Umum. Monitoring Dan Evaluasi
Format monitoring dan evaluasi Kegiatan Monitoring dan evaluasi menggunakan format
sebagai berikut . . RSU Kab/Kota. yang mencakup kegiatan rujukan pasien ke RSU
Kab/Kota. Laporan ini dikirim ke Dinas Kesehatan Provinsi setiap triwulan paling lambat
minggu pertama triwulan berikutnya. .
yang merupakan rekapan format R//b dan R//c.kesehatan lainnya yang dikelompokan untuk
pasien Umum. Ibu Hamil amp Bayi. Pimpinan unit pelayanan kesehatan ini menyusun
laporan pelaksanaan sistem rujukan format R/ untuk Puskesmas dan RL untuk Rumah Sakit.
R//d Merupakan format monitoring dan evaluasi kegiatan rujukan pasien yang dilaksanakan
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota. . Yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
monitoring dan evaluasi sistem rujukan adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala
. R/ Merupakan format monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit yang
berupa kuesioner untuk pasien rujukan mencakup identitas pasien. . Rangkap kedua dari
laporan ini disimpan sebagai arsip oleh unit pelayanan kesehatan tersebut. Mengumpulkan
data dan informasi mengenai kegiatan pelayanan rujukan yang telah dilaksanakan di unit
pelayanan kesehatannya. Rangkap pertama dari laporan ini dikirimkan ke Dinas Kesehatan
setempat untuk bahan penilaian dari pelaksanaan sistem rujukan. Pihakpihak yang terlibat
dalam sistem rujukan diwajibkan melakukan monitoring evaluasi dengan kegiatan sebagai
berikut . Laporan ini diketik spasi dan ditandatangani dalam rangkap dua. . . Prosedur
Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan . Data dan informasi kegiatan rujukan
dilakukan analisa sebagai masukan perencanaan perbaikan sistem rujukan di masingmasing
dan antar unit pelayanan kesehatan serta Dinas Kesehatan baik Kabupaten/Kota maupun
Provinsi. dan kegiatan rujukan pasien. informasi rujukan. . informasi kesehatan pasien
rujukan serta informasi kepuasan pelayanan di Rumah Sakit .
Peran dan tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi antara lain .Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Download