permasalahan dalam pembangunan bangunan kaizen

advertisement
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
STUDI PENURUNAN PLASTISITAS TANAH - KAPUR
Oleh
Enita Suardi, Yelvi, Desmon Hamid
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang
Kampus Limau Manis Padang
ABSTRAK
Pada tanah berbutir halus, plastisitas menggambarkan kemampuan tanah untuk berdeformasi pada volume tetap
tanpa terjadi retakan, sehingga plastisitas merupakan salah satu karakteristik yang penting. Umumnya tanah
berbutir halus secara alamiah berada pada kondisi plastis. Salah satu usaha untuk menurunkan plastisitas tanah
adalah dengan cara stabilisasi tanah. Jenis tanah yang distabilisasi / yang menjadi objek penelitian ini adalah
tanah lempung, yaitu dengan cara menambahkan bahan aditif kapur pada tanah lempung. Adapun kadar kapur
yang digunakan dalam campuran ( yang merupakan variabel penelitian ) adalah 5%, 10% dan 15% dari berat
tanah kering. Nilai Indeks Plastisitas (IP) tanah yang dicampur 5% kapur, 10 % kapur maupun yang ditambah
15% kapur menurun dibanding tanah asli ( tanah tanpa campuran aditif kapur ). Seiring meningkatnya
persentase penambahan bahan aditif kapur pada tanah, maka indeks plastisitas (IP) tanah juga akan semakin
turun
Kata kunci : plastisitas, stabilisasi tanah, bahan aditif, kapur, lempung, indeks plastisitas
PENDAHULUAN
tergelincir
Plastisitas merupakan karakteristik yang
relative
terhadap
sesamanya,
dengan tetap mempertahankan kohesi diantara
penting pada tanah berbutir halus. Istilah
mereka.
Penurunan
kadar
air
juga
plastisitas menggambarkan kemampuan tanah
mengakibatkan reduksi volume tanah, baik
untuk berdeformasi pada volume tetap tanpa
dalam kondisi cair, plastis maupun semi padat.
terjadi retakan. Plastisitas terdapat pada tanah
Tujuan penelitian
yang memiliki mineral lempung atau bahan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
organic. Suatu kondisi fisis dari tanah berbutir
mengetahui pengaruh stabilisasi tanah lempung
halus pada kadar air tertentu dikenal sebagai
menggunakan aditif kapur terhadap penurunan
konsisensi. Berdasarkan kadar airnya, tanah
palstisitas tanah.
digolongkan pada tiga kondisi, yaitu kondisi
cair, plastis, semi padat atau padat. Kadar air
dimana
terjadi
perubahan
kondisi
TINJAUAN PUSTAKA
tanah
bervarisasi antara tanah yang satu dengan
Plastisitas Tanah
tanah yang lain. Konsistensinya tergantung
Umumnya tanah berbutir halus secara alamiah
pada interaksi antar partikel-partikel mineral
berada pada kondisi plastis. Batas atas dan
lempung. Penurunan kadar air mengakibatkan
batas bawah dari rentang kadar air dimana
penipisan
tebal
kation
dan
juga
tanah
nilai
gaya
tarik
disebut batas cair (LL) dan batas plastis (PL).
menarik antar partikel. Untuk suatu jenis tanah
Rentang kadar air itu sendiri didefinisikan
yang akan mencapai kondisi plastis, besarnya
sebagai indeks plastisitas (PI), yaitu :
menyebabkan
lapisan
naiknyanya
gaya-gaya antar partikel harus sedemikian rupa
sehinggga
partikel-partikel
tersebut
masih
besifat
plastis
berturut-turut
PI = LL – PL
bebas
23
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
Tetapi perubahan antara kondisi yang satu
2mm. Besaran ini dinamakan aktifitas ( A ),
dengan yang lain terjadi secara lambat laun
yaitu :
dan batas cair serta batas plastis dapat
ditentukan berdasarkan kondisi yang ada.
Lempung
merupakan
tanah
kohesif
A
IndeksPlastisitas (%)
PersentaseFraksiLempung (%)
yang
mempunyai indeks plasitsitas sesuai dengan
Aktifitas (A) digunakan sebagai indeks untuk
batas-batas Atterberg. Batas-batas Atterberg
mengidentifikasi
mineral lempung mempunyai rentang yang
dari suatu tanah lempung. Harga dari aktifitas
sangat
(A) untuk berbagai mineral lempung diberikan
lebar
meskipun
mineral
tersebut
mempunyai kemampuan sama dalam menarik
kemampuan
mengembang
pada tabel 1 berikut :
kation. Untuk setiap mineral lempung harga
batas cair lebih besar dari harga batas plastis
Tabel 1. Nilai Aktifitas Mineral Lempung
dimana variasi harga batas cair mempunyai
Mineral
perbedaan lebih besar dari harga batas plastis.
Type kation yang tertarik sangat berpengaruh
pada
mineral
dengan
plastisitas
tinggi,
kenaikan valensi kation akan menurunkan
batas
cair
ekspansive
lempung,
tetapi
Aktifitas
Na-montmorillonite
4–7
Ca- montmorillonite
1,5
Illite
0,5 – 1,3
Kaolinite
0,3 – 0,5
mempunyai kecendrungan maniakkan batas
Halloysite (dehydrated)
0,5
cair non-ekspansive material.
Halloysite (hydrated)
0,1
Sifat plastis dari suatu tanah disebabkan oleh
Attapulgite
0,5 – 1,2
air
Allophane
0,5 – 1,2
yang
terserap
disekeliling
permukaan
partikel lempung, maka type dan jumlah mineral
Mica (muscovite)
0,2
lempung
Calsite
0,2
Quartz
0
yang
dikandung
tanah
akan
mempengaruhi batas plastis dan batas cair
yang
bersangkutan.
Skempton
(1953)
Sumber : (Skempton, 1953 & Mitchell, 1976 )
mengemukakan, bahwa Indeks plastisitas ( PI )
bertambah menurut garis lurus sesuai dengan
bertambahnya persentase dari fraksi berukuran
lempung (persentase butiran yang berukuran
lebih kecil dari 2 mm ).
Stabilitas Tanah Dengan Kapur
Stabilisasi tanah dengan kapur adalah
campuran tanah dengan kapur dan air dengan
komposisi tertentu sehingga tanh tersebut
mempunyai sifat lebih baik dari tanah semula.
Derajat
lempung
plastisitas
dinyatakan
suatu
sebagi
fraksi
ukuran
perbandingan
antara indeks plastisitas dan persentase ukuran
butiran
partikel
lempung
dalam
tanah.
Bila kapur dicampurkan pada tanah, maka
pada tanah yang ada kandungan airnya akan
terjadi reaksi sebagai berikut :
CaO + H2O → Ca(OH)2 + 15,6 Kcal/mol
Skempton mendefinisikan suatu besaran yang
merupakan
kemiringan
dari
garis
yang
menyatakan hubungan antara indeks plastisitas
(PI) dan persentase butiran yang lolos ayakan
Melalui reaksi kimia ini 0,321 kg air bereaksi
dengan 1 kg kapur dan menimbulkan panas
sebesar 278 Kcal. Pada saat bersamaan,
24
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
volume kapur menjadi kira-kira dua kali lebih
Syarat
besar dari volume asla, sehingga berakibat
hidrated lime adalah 100% lewa saringan no.
turunnya
50, tidak lebih 15% lewat saringan no. 75.
kandungan
air
di
dalam
tanah
kehalusan
untuk
quick
lime
atau
Spesifikasi kimia untuk kapur kembang (quick
tersebut.
Butiran lempung dalam kandungan tanah
lime)
berbeda
untuk
yang
kapur
padam
berbentuk halus dan bermuatan negative. Ion
(hidrated lime). Biasanya ditentukan minimum
positif seperti ion hydrogen, ion sodium, ion
kadar kalsium ( atau kalsium dan magnesium )
kalsium serta air yang berpolarisasi, semuanya
oksidanya, yaitu :
melekat
-
pada
permukaan
butiran-butiran
The Nasional Lime Association of the USA
lempung tadi. Jika kapur ditambahkan pada
(9159), mengusulkan minimum 75% kalsium
tanah dengan kondisi seperti diatas tersebut,
atau kalsium-magnesium oksida untuk kapur
maka pertukaran ion segera terjadi dan ion
kembang (quick lime) dan 55% untuk kapur
sodium yang berasala dari kapur diserap oleh
padam (hidrated lime).
permukaan butiran lempung. Ini diikuti oleh
flokulasi
butir-butir
lempung
-
menjadi
The
California
mensyaratkan
Division
minimum
of
Highway,
85%
kalsium
gumpalan-gumpalan butir kasar yang gembur.
hidroksida untuk pekerjaan stabilisasi. Pada
Efeknya adalah pada umumnya menambah
tahun
batas plastis dan memperkecil batas cair. Efek
kemudian pada tahun 1968 dinaikkan lagi
keseluruhan
menjadi 85%.
adalah
memperkecil
indeks
plastisitas (PI).
-
Dengan berlalunya waktu, maka silica (SiO2)
1961
diturunkan
menjadi
75%,
Di Australia digunakan spesifikasi sebagai
berikut :
alumin (Al2O3) yang terkandung dalam tanah
lempung dengan kandungan mineral reaktif,
Tabel
akan
stabilisasi di Australia
bereaksi
dengan
kapur
dan
akan
membentuk kalsium silikat hidrat, kalsium
aluminat
hidrat
dan
gehlenite
2.
Spesifikasi
kimia
Spesifikasi
hidart.
Pembentukan senyawa-senyawa kimia ini terus
Kalsium&magnesium
menerus berlangsung untuk waktu yang lama
oksida
dan menyebabkan tanah menjadi keras, kuat
Karbon dioksida
kapur
untuk
quick
hidrate
lime
d lime
> 92%
> 95%
< 3%
< 5%
serta awet karena ia berfungsi selaku binder
< 2%
(pengikat).
Tanah
Syarat Material Tanah - Kapur
Tanah
Kapur
yang
akan
distabilisasi
harus
dihancurkan terlebih dahulu dari gumpalan-
Biasanya kapur yang digunakan
untuk
gumpalannya dalam kondisi yang kering udara
stabilisasi adalah kapur biasa atau kapur yang
dan
umumnya
pembuatan
mengandung zat-zat kimia yang tinggi, tidak
bangunan. Kapur kembang (quick lime) atau
terlalu besar dipengaruhi kapur, juga bila tanah
kapur padam (hidrated lime) yang lebih rendah
yang
mutunya dapat digunakan untuk stabilisasi.
mengandung
digunakan
untuk
lolos
saringan
sedikit
no.
atau
lempung.
4.
sama
Tanah
sekali
Pengaruh
yang
tidak
lempung
25
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
akan mempunyai reaksi yang berbeda pada
laboratorium dengan bermacam-macam persen
lempung yang banyak mengandung mineral
kapur sampai dicapai criteria yang diinginkan.
montmorillonite
daripada
kallonite.
Pada
mineral montmorillonite, plastisitasnya akan
METODOLOGI PENELITIAN
segera berkurang dan hal ini tidak terjadi pada
mineral kallonite.
Penelitian ini dilakukan terhadap tanah
yang seluruhnya merupakan tanah terganggu
Air
Air
diperlukan
untuk
memudahkan
(undisturb)
yaitu
tanah
mengetahui
pengaruh
lempung.
bahan
Untuk
aditif
kapur
pelaksanaan pencampuran, disamping itu juga
terhadap plastisitas tanah, dilakukan pengujian
diperlukan untuk proses hidrasi kapur pada
yang dilakukan dalam skala laboratorium.
reaksi kapur tanah yang akan menurunkan
plastisitas
tanah
dengan
cepat.
Untuk
Pengambilan dan Persiapan Tanah
keperluan ini maka air tersebut harus bersih
Pengambilan
contoh
tanah
langsung
dan harus memenuhi syarat seperti pada tabel
dilakukan di lokasi dan tanah dimasukkan
3. berikut :
kedalam
karung
dengan
jumlah
sesuai
keperluan untuk dibawa ke laboratorium. Tanah
Tabel 3. Ketentuan air untuk stabilisasi
dikeringkan dengan suhu udara dan maksimum
Pengujian
Nilai Izin
Cara Pengujian
PH
4,5 – 8,5
AASHTO T26-79
Bahan
Maks. 2000
organic
pm
Minyak
< 2% berat
mineral
kapur
dengan
suhu
panas
matahari,
kemudian
dihancurkan dengan palu karet sampai kira-kira
butiran tanah tersebut lolos saringan no. 4 (4,75
Ion sulfat
Ion khlor
AASHTO T26-79
SNI 06-2502-1991
mm).
Pengujian Sifat Fisik Tanah
Pengujian sifat fisik tanah dilakukan pada
< 10000
ppm
< 20000
ppm
SNI 06-2426-1991
SNI 06-2431-1991
tanah yang tanpa dicampur kapur atau tanah
asli, yang berpedoman pada ASTM. Pengujian
sifat fisik tanah yang dilakukan meliputi :
-
Batas cair (Liquid Limit)
(ASTM D 854 - 83)
Desain Campuran
Desain campuran tanah kapur dimaksudkan
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas
untuk menentukan persentase kapur yang
antara keadaan cair dan keadaan plastis (yaitu
diperlukan dalam stabilisasi tanah dengan
batas atas dari daerah plastis).
diperlukan
Cara menentukannya ialah dengan memakai
tergantung dari maksud dan criteria yang
alat batas cair (Cassagrande). Tanah yang
digunakan. Prosedurnya dapat dimulai denagn
telah dicampur dengan air ditaruh dalam cawan
taksiran
yang
dan di dalamnya dibuat alur dengan memakai
diperlukan, kemudian dibuat pengujian detail di
alat spatel (grooving tool). Bentuk alur ini
kapur.
Banyaknya
berapa
kapur
persen
yang
kira-kira
sebelum dan sesudah percobaan dapat dilihat
26
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
pada gambar. Engkol alat diputar sehinga
plastis. Ini disebut dengan Indeks Plastisitas
cawan dinaikkan dan dijatuhkan pada dasar,
(Plasticy Index) (PI).
dan banyaknya pukulan dihitung sampai dua
PI = LL - PL
tepi alur tersebut berimpit sepanjang ± 1,25 cm.
dimana :
Batas cair adalah kadar air tanah bilamana
PI = Indeks plastisitas
diperlukan 25 pukulan untuk maksud ini.
LL = Batas cair
Biasanya percobaan ini dilakukan terhadap
PL = Batas plastis
beberapa contoh dengan kadar air yang
Analisa Butiran ( ASTM D 421 – 85 )
berbeda, dan banyaknya pukulan dihitung
-
untuk
Dengan
Analisa ukuran butir dari suatu tanah, adalah
demikian dapat dibuat suatu grafik kadar air
penentuan variasi dari partikel-partikel yang
terhadap banyaknya pukulan. Dari grafik ini
ada pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan
dapat dibaca kadar air pada 25 pukulan.
dalam persentase dari berat kering total.
Gambar berikut adalah alat pengujian batas
Pengujian analisa butiran terbagi dua yaitu
cair yaitu Casagrande
analisa saringan untuk tanah berbutir kasar dan
masing-masing
kadar
air.
analisa hidrometer untuk tanah berbutir halus
Pengujian analisa saringan dilakukan pada
tanah berbutir kasar, yakni untuk ukuran
partikel-partikel
berdiameter
>
0.075
mm
(tertahan pada saringan no. 200). Analisa
saringan adalah menggetarkan dan mengayak
suatu sample tanah melalui satu set ayakan
yang disusun berurutan dari yang lubangnya
berdiameter palin besar di bagin atas dan
Gambar 1. Alat pengujian batas cair
semakin ke bawah diameternya semakin kecil.
Adapun ukuran saringan standar Amerika
-
Batas Plastis (Plastic Limit)
adalah sebagai berikut :
( ASTM D 854 - 83 )
Batas plastis adalah kadar air pada batas
Tabel 4 Ukuran saringan standar Amerika
bawah daerah plastis. Kadar air ini ditentukan
Nomor
dengan menggiling-giling tanah pada plat kaca
saringan
sehingga diameter dari batang tanah yang
Diameter
Nomor
Diameter
lubang
Saringan
lubang
( mm )
( mm )
dibentuk demikian, mencapai 1/8 inchi atau 3
4
4.75
50
0.425
mm.
6
3.35
60
0.300
Bilamana tanah mulai menjadi pecah pada
8
2.35
70
0.250
saat diameternya mencapai 1/8 inchi maka
10
2.36
80
0.180
kadar air tanah itu adalah batas plastis. Selisih
16
2.00
100
0.150
antara batas cair dan batas plastis ialah daerah
20
1.18
140
0.106
dimana tanah tersebut adalah dalam keadaan
30
0.85
170
0.088
40
0.60
200
0.075
27
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
Gambar berikut adalah alat pengujian
ISSN : 1858-3695
Pembuatan Benda Uji
analisa saringan (satu set saringan standar
Untuk melaksanakan stabilisasi maka harus
Amerika)
dibuat
formula
Pencampuran
campuran
terlebih
dilakukan
dahulu.
berdasarkan
perbandingan berat. Adapun kadar kapur yang
digunakan dalam campuran (yang merupakan
variabel penelitian) adalah 5%, 10% dan 15%
dari berat tanah kering.
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Dalam bab ini akan ditampilkan data hasil
penelitian dan analisis dari hasil tersebut, yaitu
meliputi pengujian terhadap tanah asli serta
Gambar 2. Satu set saringan standar Amerika
Pengujian analisa hidrometer merupakan
analisa
yang
didasarkan
pada
tanah yang telah dicampur kapur.
Pengujian Batas Cair ( Liquid Limit )
prinsip
Dari hasil pengujian batas cair terhadap tanah
sedimentasi (pengendapan) butir-butir anah
asli, diperoleh batas cair tanah asli adalah
dalam air. Bila suatu sample tanah dilarutkan
70.70 % dengan grafik batas cair seperti terlihat
dalam air maka partikel-partikel tanah akan
pada gambar 1 berikut :
mengendap dengan kepekatan yang berbeda-
Curve of liquid limit
beda , tergantung pada bentuk, ukuran dan
74.0
berat tanah itu sendiri. Analisa hidrometer
ukuran butiran partikelnya berdiameter < 0.075
mm.
Gambar berikut adalah alat pengujian analisa
hidrometer
73.0
Mouster content (%)
dilakukan pada tanah berbutir halus, dimana
72.0
71.0
70.0
69.0
68.0
67.0
10
No. of blows
100
Gambar 4. Grafik batas cair tanah asli
Pengaruh penambahan bahan aditif kapur pada
tanah asli, terlihat merubah batas cair tanah,
dimana hasil batas cair untuk berturut-turut
tanah + 5% kapur, 10% kapur dan 15% kapur
terlihat pada tabel 3. berikut :
Gambar 3. Alat pengujian hidrometer
28
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
Tabel 5. Hasil pengujian batas cair
Pengujian Analisa Butiran
Material
Kadar (%)
Batas cair (%)
Tanah asli
0
70.70
5
63.60
10
61.50
15
61.30
Kapur
ISSN : 1858-3695
Pengujian Batas Plastis (Plastic Limit )
Hasil pengujian analisa butiran yang hanya
dilakukan pada tanah asli adalah sebagai
terlihat pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 8. Hasil pengujian analisa saringan
No.
Ukuran
saringan
butiran
(mm)
% komulatif
Tertahan
Lolos
Dari hasil pengujian batas plastis terhadap
4
4.75
0
100
asli adalah 41.08 % . Setelah ditambah bahan
10
2
0.175
99.825
aditif kapur pada tanah asli, terlihat merubah
20
0.84
0.6
99.4
nilai batas plastis tanah, dimana hasil batas
40
0.425
2.475
97.525
60
0.25
4.975
95.025
100
0.15
8.225
91.775
200
0.075
10.225
89.775
tanah asli, diperoleh nilai batas plastis tanah
plastis untuk berturut-turut tanah + 5% kapur,
10% kapur dan 15% kapur terlihat pada tabel 4.
berikut :
Tabel 6. Hasil pengujian batas plastis
Material
Kadar kapur
Batas plastis
(%)
(%)
Diameter butiran
Komulatif lolos
0
41.08
(mm)
(%)
5
45.24
0.0549
80.4792
0.0285
75.9375
Tanah asli
Kapur
Tabel 9. Hasil pengujian analisa hidrometer
10
46.08
0.013
71.3958
15
48.22
0.0078
64.129
0.004
55.3635
0.0029
50.5039
0.0024
46.8705
0.0013
45.0993
Dari pengujian batas cair dan batas plastis
diperoleh nilai Indeks plastisitas tanah seperti
terlihat pada tabel 5. berikut :
Dari hasil pengujian analisa saringan dan
Tabel 7. Nilai indeks plastisitas
Material
Tanah
asli
Kapur
Kadar kapur
Indeks Plastisitas
(%)
(%)
analisa hidrometr seperti terlihat pada dua tabel
diatas
dapat
digambarkan
grafik
analisa
butiran, seperti pada gambar berikut
0
29.62
5
18.36
10
15.42
15
13.08
29
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
(Plastic Limit) akibat penambahan kapur pada
Grafik Analisa Butiran
tanah. Pada gambar 6 berikut, dapat dilihat
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
pengaruh penambahan kapur terhadap nilai
plastisitas tanah.
Grafik Plastisitas Tanah - Kapur
0.001
0.01
0.1
1
Diameter butiran (mm)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
10
Gambar 5. Grafik Distribusi Butiran
L
L
P
L
0
Dari tabel dan grafik distribusi butiran dapat
5
10
15
20
Kadar kapur ( % )
ditentukan fraksi butiran sebagai berikut :
-
Kerikil
= 0.0 %
Gambar 6. Grafik pengaruh penambahan kapur
-
Pasir
=10.225
terhadap Atterberg Limit tanah
-
Lanau
= 43.55 %
-
Lempung
= 46.226 %
Dari gambar di atas terlihat kalau pengaruh
-
Material lolos # 200
= 89.775 %
penambahan kapur terhadap plastisitas tanah
adalah indeks plastisitas (IP) tanah dicampur
kapur lebih kecil dibanding indeks plastisitas
PEMBAHASAN
(IP) tanah asli.
terlihat
Disamping itu terlihat seiring meningkatnya
perubahannya pada hasil pengujian Atterberg
persentase kapur maka indeks plastisitas (IP)
limit yaitu pengujian batas cair (Liquid Limit)
tanah akan semakin turun.
Pengaruh
penambahan
kapur
dan batas plastis (Plastic Limit). Seiring dengan
penambahan kapur akan terjadi penurunan
Berdasarkan hasil pengujian Atterberg limit dan
batas cair (Liquid Limit). Tanah asli yang
analisa butiran, dimana indeks plastisitas (IP)
semula memiliki batas cair (LL) 70.7 %, setelah
tanah asli 29.62% dan fraksi lempung sama
ditambah berturut-turut 5%, 10% dan 15%
dengan 46.23%, maka nilai Aktifitas (A) tanah
kapur nilai batas cairnya menjadi 63.6 % ,
asli = 0.64. Dari rumus Skempton dengan nilai
61.5% dan 61.3%. Begitu juga dengan nilai
aktifitas (A) = 0.64 (< 0.75) maka termasuk
indeks plastisitas (IP) dimana tanah asli yang
tanah yang tidak aktif. Perubahan nilai aktifitas
semula memiliki indeks plastisitas (IP) 29.62%,
tanah
setelah ditambah kapur untuk tanah yang
selengkapnya seperti pada tabel berikut :
setelah
distabilisasi
dengan
kapur
dicampur berturut-turut 5%, 10% dan 15%
kapur indeks plastisitasnya menjadi 18.36%,
15.42% dan 13.08%. Hal ini disebabkan karena
terjadinya
peningkatan
dari
batas
plastis
30
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
SARAN
Tabel 10. Nilai aktifitas tanah
Material
Kadar
IP
kapur
(%)
A
Ket.
0
baik, maka ada beberapa yang disarankan :
29.62
0.64
asli
Tidak

18.36
10
15
15.42
13.08
0.40
0.33
0.28
Tidak
Melakukan penelitian lebih lanjut yang tidak
hanya mengkaji plastisitas tanah saja.
aktif
5
Kapur
Penelitian ini masih belum sempurna. Untuk
memperoleh dan memperluas hasil yang lebih
(%)
Tanah
ISSN : 1858-3695

Untuk memperoleh hasil atau kesimpulan
aktif
yang akurat, perlu dilakukan pengujian
Tidak
yang lebih banyak, tidak hanya pengujian
aktif
sifat fisis saja, juga pengujian sifat mekanis
tanah
Tidak
aktif

Perlu dilakukan pengujian dengan adanya
masa perawatan
Dari tabel di atas terlihat nilai aktifitas (A) tanah
yang telah dicampur kapur lebih kecil dibanding
DAFTAR PUSTAKA
nilai aktifitas (A) tanah asli. Disamping itu
terlihat dengan adanya stabilisasi tanah dengan
Abdi PRB, Bigman MH, 2002, Studi Pengaruh
kapur dapat menurunkan nilai aktifitas tanah.
Aditif Kapur Terhadap Pengembangan, Kuat
Tekan Bebas dan Kuat Geser Tanah Ekspansif
KESIMPULAN
di Cikampek (Jawa Barat), Tesis S-2 ITB,
Pada penelitian tanah lempung yang telah di
Bandung
stabilisasi dengan bahan aditif kapur, diperoleh
Bowles J. E. 1978. Engineering Properties of
kesimpulan antara lain :
Soil And Their Measurement. Mc Graw-Hill

Tanah lempung yang digunakan pada
International Student Edition 2nd
penelitian ini merupakan tanah lempung
Craig R F. 1973. Soils Mechanic. Lecture in
yang tidak aktif
Civil Engineering University of Dundee, Dundee
Nilai Batas Cair tanah yang dicampur 5%
Enita S. Suyud K. 2002.
kapur, 10 % kapur maupun yang ditambah
Penggunaan
15% kapur menurun dibanding tanah asli
Stabilisasi Tanah Lempung Padang. Tesis S-2
Nilai Batas Plastis tanah yang dicampur 5%
ITB. Bandung
kapur, 10 % kapur maupun yang ditambah
Iskandar, Ilyas.
15% kapur meningkat dibanding tanah asli
Katalis RFCC Sebagai Bahan Campuran Kapur
Nilai Indeks Plastisitas (IP) tanah yang
Pada Stabilisasi Tanah Dengan Cara Kompaksi
dicampur 5% kapur, 10 % kapur maupun
Ditinjau Dari Unconfined Compressive Strength.
yang ditambah 15% kapur
Tesis S-2 ITB, Bandung



menurun
Seiring
meningkatnya
penambahan bahan aditif
2002.
Katti R K. 1994.
dibanding tanah asli

Semen
persentase
kapur pada
dan
Studi Pengaruh
Kapur
Pada
Pemanfaatan Limbah
Behaviour of Saturated
Expansive Soil and Control Method.
A A
Balkema/Rotterdam
tanah, maka indeks plastisitas (IP) tanah
Lambe T William. 1951.
Soil Testing for
akan semakin turun.
Engineering. John Wiley & Son Inc. New York
31
Rekayasa Sipil Volume VII, Nomor 1, April 2011
ISSN : 1858-3695
Liong Gouw Tjie. 2000. Teknologi Perbaikan
Tanah dan Perkembangannya. Pelatihan Soil
Imrovement. Bandung
M Shouman. 2000. Kriteria Pemilihan Teknik
Perbaikan Tanah. Pelatihan Soil Imrovement.
Bandung
Masyhur I. 2000. Midification By Admixture.
Pelatihan Soil Imrovement, Bandung
SK SNI T – 15 1992 – 03, 1994, Tata Cara
Pembuatan Rencana Stabilisasi Tanah Dengan
Semen ortland Untuk Jalan, Dep. PU
32
Download