8 BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Deskripsi Konseptual a. Analisis

advertisement
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK
1. Deskripsi Konseptual
a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Analisis kesalahan dalam menyelesaikan masalah matematika perlu
dilakukan, agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat diketahui
dan dapat ditindaklanjuti cara terbaik untuk memaksimalkan hasil belajar
siswa. Menurut Sudjana (2009) analisis adalah usaha memilah suatu
integritas menjadi unsur-unsur/ bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya
dan susunannya. Lebih lanjut Sudjana juga mengemukakan bahwa dengan
analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehesif
dan dapat memilih integritas menjadi bagian – bagian yang tetap terpadu.
Menurut Bungin (2008) Analisis kesalahan merupakan suatu analisis yang
berbentuk analisis kualitatif. Hal ini dikarenakan analisis kesalahan tidak
digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi namun dapat
digunakan sebagai alat menganalisis dan memahami proses dan fakta yang
ada. Menurut Bogdan & Biklen sebagaimana dikutip oleh Moleong (2005)
analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
8
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
9
Di dalam menyelesaikan permasalahan matematika tentu banyak
kesalahan-kesalahan
yang
dialami.
Sukirman
(Wardoyo,2013)
mengemukakan bahwa kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan
terhadap hal yang benar dan sifatnya sistematis, konsisten, maupun
insidental pada daerah tertentu. Dalam proses pembelajaran, guru harus
mampu memahami kesalalahan-kesalahan yang dialami siswanya beserta
penyebab-penyebab dari kesa
lahan tersebut. Dengan memahami dan mengetahuinya maka guru
dapat mengupayakan penyelesaian masalah tersebut. Menurut Wulandari
(2015) masalah dalam matematika biasanya berhubungan dengan soal-soal
matematika. Menyelesaikan soal atau suatu masalah matematika merupakan
bagian yang sangat penting dalam pembelajaran, siswa dapat menggunakan
pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman yang dimiliki untuk
diterapkan dalam penyelesaian suatu soal atau sebuah masalah (Umam,
2014).
Dari beberapa uraian para ahli di atas tentang kesalahan-kesalahan
siswa maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan merupakan
kegiatan memilah-milah kesalahan yang sering terjadi pada siswa ketika
menyelesaikan persoalan di dalam matematika. Diantaranya pada saat
menyelesaikan permasalahan dalam bentuk soal cerita. Soal cerita dalam
pembelajaran matematika sangatlah penting, sebab diperlukan dalam
pengembangan proses berpikir siswa. Kemampuan siswa yang dibutukan
untuk menyelesaikan soal cerita tidak hanya kemampuan skil ataupun
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
10
algoritma tertentu, tetapi dibutuhkan kemampuan yang latin. Menurut
Hartini (2008) soal cerita merupakan salah satu bentuk soal yang
menyajikan permasalahan terkait dengan kehidupan sehari-hari dalam
bentuk soal cerita. Soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Soal cerita yang berbentuk tulisan berupa
sebuah kalimat dan pertanyaan ataupun yang mengilustrasikan kegiatan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam matematika, soal cerita banyak terdapat
dalam aspek pemecahan masalah, dimana dalam menyelesaikannya siswa
harus
mampu memahami
maksud dari
permasalahan
yang akan
diselesaikan, dapat menyusun model matematikanya serta mampu
mengaitkan permasalahan tersebut dengan materi pembelajaran yang telah
dipelajari
sehingga
dapat
menyelesaikannya
dengan
menggunakan
pengetahuan yang telah dimilikinya.
Menurut Soedjadi (2000) untuk menyelesaikan soal cerita matematika
dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membaca soal cerita dengan cermat untuk menangkap makna pada tiap
kalimat
b. memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui dalam soal dan apa
yang ditanyakan dalam soal
c. Membuat model matematika dari soal
d. Menyelesaikan model matematika menurut aturan matematika sehingga
mendapat jawaban dari soal tersebut
e. Mengembalikan jawaban ke dalam konteks soal yang ditanyakan.
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
11
b. Newman Error Analysis (NEA)
Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada
tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di
Australia. Newman Error Analysis (NEA) adalah suatu metode analisis
kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita yang telah dikembangkan oleh
Anne Newman. Menurut Newman (White : 2005) mengklasifikasikan ada 5
jenis kesalahan berdasarkan prosedur Newman yaitu :
1. Kesalahan Membaca (Reading Error)
Kesalahan membaca yaitu ketika siswa tidak dapat membaca sebuah kata
kunci atau simbol yang tertulis dalam masalah, sehingga tidak mampu
memproses lebih lanjut ke pemecahan masalah yang tepat
2. Kesalahan Pemahaman (Comprehension Error)
Kesalahan pemahaman yaitu ketika siswa mampu membaca semua kata
dalam pertanyaan, tetapi tidak memahami arti keseluruhan dari kata-kata
dan oleh karena itu tidak mampu memproses lebih lanjut ke pemecahan
masalah yang tepat
3. Kesalahan Transformasi (Transformation Error)
Kesalahan Transformasi yaitu ketika siswa telah mengerti pertanyaan
yang telah ia baca tetapi tidak mampu mengidentifikasi operasi hitung
yang diperlukan untuk memecahkan masalah
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
12
4. Kesalahan Ketrampilan Proses (Process Skill Error)
Kesalahan ketrampilan proses yaitu siswa mampu mengidentifikasi
operasi yang sesuai tetapi tidak mengetahui prosedur yang diperlukan
untuk melaksanakan operasi ini secara akurat.
5. Kesalahan Penyimpulan (Encoding Error)
Kesalahan menarik kesimpulan yaitu siswa secara benar dalam
memecahkan solusi sebuah masalah, tetapi tidak bisa mengungkapkan
sebuah solusi dalam bentuk tertulis yang tepat.
Menurut Newman (Singh,2010) mendefinisikan bahwa ada 5 hierarki
yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan soal matematika uraian,
kelima hirarki tersebut adalah reading, comprehension, transformation,
procces skill, dan encoding. Menurut Newman (White,2005) ketika peserta
didik ingin mencoba mendapatkan solusi yang tepat dari suatu masalah
matematika dalam bentuk soal uraian, maka peserta didik diminta untuk
melakukan lima kegiatan berikut :
1. Silahkan bacakan pertanyaan tersebut
2. Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan
3. Katakan metode apa yang kamu gunakan untuk menemukan jawaban
4. Tunjukkan apa saja langkah-langkah yang kamu lakukan dan ceritakan
bagaimana kamu berpikir untuk menemukan jawaban
5. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
13
Dalam proses penyelesaian masalah, ada banyak faktor yang
mendukung peserta didik untuk mendapatkan jawaban yang benar.
Prakitipong dan Nakamura (2006) menyatakan bahwa dalam menyelesaikan
masalah menggunakan metode Newman terdapat dua jenis rintangan yang
menghalangi peserta didik untuk mencapai jawaban yang benar, yaitu :
1. permasalahan dalam membaca dan memahami konsep yang dinyatakan
dalam tahap memaca dan memahami masalah, dan
2. permasalahan dalam proses perhitungan yang terdiri atas transformasi,
ketrampilan proses, dan penulisan jawaban
Berdasarkan uraian di atas kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika yang berkaitan dengan kesalahan dalam menyelesaikan soal
cerita
matematika. Jenis
kesalahan
yang dilakukan
siswa
dalam
menyelesaikan soal cerita matematika dapat diketahui berdasarkan langkahlangkah penyelesaian soal cerita. Kesalahan (Reading error) dan
(Comprehension error) merupakan kesalahan dalam memahami soal, dalam
aspek ini siswa harus mampu membaca keseluruhan kalimat dan mencari
informasi penting saat membaca dan memahami soal cerita. Kesalahan
transformasi (Transformation error) merupakan kesalahan dalam mengubah
kalimat soal kedalam model matematika, dalam aspek ini siswa harus
mampu mengubah kalimat soal ke dalam model matematika. Kesalahan
ketrampilan proses (Process skill error) merupakan kesalahan proses dalam
menyelesaiakn soal cerita matematika, dalam aspek ini siswa dapat
melakukan kesalahan komputasi yaitu siswa melakukan kesalahan dalam
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
14
operasi aritmatik atau kesalahan prosedural. Kesalahan penulisan jawaban
akhir (Encoding error) merupakan kesalahan menarik kesimpulan yaitu
siswa tidak dapat menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan konteks soal
yang ditanyakan.
Berdasarkan uraian di atas, indikator kesalahan yang akan dipakai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1). Indikator kesalahan membaca soal sebagai berikut
a. siswa salah dalam membaca kata kunci dalam soal cerita
b. siswa salah dalam membaca simbol dalam soal cerita
2). Indikator kesalahan memahami soal sebagai berikut
a. siswa tidak mengetahui apa yang diketahui dari soal cerita
b. siswa tidak mengetahui apa yang ditanyakan dari soal cerita
3). Indikator kesalahan transformasi sebagai berikut
a. siswa tidak dapat mengubah kalimat soal cerita ke dalam kalimat
matematika
b. siswa tidak dapat menentukan operasi hitung yang diperlukan
4). Indikator kesalahan ketrampilan proses yaitu
a. siswa tidak menguasai prosedur
b. siswa kurang menguasai teknik menghitung
5). Indikator kesalahan penyimpulan
a. siswa tidak dapat menuliskan jawaban akhir
b. siswa tidak menuliskan satuan yang sesuai dengan soal cerita
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
15
Tabel 1.1
Batasan – batasan indikator Kesalahan
Indikator
Batasan
1. Kesalahan membaca soal
a. Siswa salah dalam membaca kata
kunci dalam soal cerita
b. Siswa salah dalam membaca
simbol dalam soal cerita
2. Kesalahan memahami soal
a. Siswa tidak mengetahui apa
yang diketahui dari soal cerita
b. Siswa tidak mengetahui apa yang
ditanyakan dari soal cerita
3. Kesalahan transformasi
a. siswa tidak dapat mengubah
kalimat soal cerita ke dalam
kalimat matematika
b. siswa tidak dapat menentukan
operasi hitung yang diperlukan
4. Kesalahan ketrampilan proses
a. siswa tidak menguasai prosedur
b. siswa kurang menguasai teknik
menghitung
5. Kesalahan penyimpulan
a. siswa tidak dapat menuliskan
jawaban akhir
b. siswa tidak menuliskan satuan
yang sesuai dengan soal cerita
- Siswa tidak mampu membaca
apa yang dimaksud dari soal
- Siswa salah membaca simbol
dalam soal tersebut
- Siswa tidak mampu
menyebutkan apa yang
diketahui dari soal tersebut
- Siswa tidak mampu
menyebutkan apa yang
ditanyakan dari soal tersebut
- Siswa salah dalam mengubah
kalimat soal ke dalam kalimat
matematika
- Siswa salah dalam menentukan
operasi hitung yang sesuai
dengan soal
- Siswa salah menggunakan
prosedur yang sesuai dengan
soal tersebut
- Siswa salah dalam melakukan
perhitungan, misalnya dalam
menjumlah, mengurang,
mengali dan membagi
- Siswa salah dalam menuliskan
hasil akhir
- Siswa salah dalam menuliskan
satuan yang sesuai dengan soal
c. Gaya Belajar
Menurut Soenarjadi (2014) mengemukakan gaya belajar merupakan
kecenderungan cara atau teknik seseorang untuk mempermudah dirinya
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
16
memproses informasi dalam rangka melakukan perubahan yang lebih baik
dari sebelumnya. Menurut Nunan (1999) mengemukakan bahwa “ Leaning
Style are Simply Different Approachers or ways of learning”. Gaya belajar
sebagai suatu bentuk pendekatan, atau cara terbaik dan yang disukai oleh
seseorang untuk memperoleh pengetahuan selama proses belajar.
Menurut Gunawan (2012) menjelaskan bahwa gaya belajar adalah
cara yang lebih kita sukai dalam kegiatan berpikir, memproses, dan
mengerti suatu informasi. Menurut Nasution (2008) gaya belajar adalah cara
yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam mengangkap
stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan
masalah. Menurut DePorter dan Hernacki (2010) gaya belajar merupakan
kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur dan
mengolah informasi. Menurut Parshning (2007) gaya belajar adalah cara
manusia mulai berkosentrasi, menyerap, memproses, dan menampung
informasi yang baru dan sulit. Gaya belajar merupakan cara yang dianggap
paling mudah dan sesuai dengan karakter masing-masing individu dalam
proses
belajarnya
sehingga
dalam
kegiatan
belajar
mampu
mengkombinasikan antara kosentrasi, menyerap, dan menampung informasi
dengan baik. Seorang siswa tidak akan terlepas dari penggunaan gaya
belajar dalam kegiatan belajarnya.
Gaya belajar merupakan cerminan karakteristik seseorang, setiap
orang akan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik masing-masing. Gaya belajar siswa yang diutarakan oleh
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
17
Hamzah, B.U (2007) adalah cara yang paling disukai oleh siswa dalam
kegiatan belajarnya sehingga siswa tersebut dapat menangkap dan
memahami materi yang sedang dipelajari. Menurut Samples (2002) gaya
belajar siswa adalah cara yang lebih disukai oleh siswa untuk memproses
pengalaman dan informasi.
Menurut DePorter (2000) gaya belajar dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu sebagai berikut :
1. Gaya belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar yang mengakses secara
visual, yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : Warna, hubungan
ruang, potret mental, dan gambaran.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar ini merupakan gaya belajar yang mengakses segala jenis
bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat. Contohnya : musik,
nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengakses segala
jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Contohnya :
gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik.
Gaya belajar setiap individu merupakan keunikan yang dimiliki oleh
seseorang untuk memudahkan dirinya belajar. Secara umum dalam proses
belajar, manusia menggunakan tiga media, yaitu berdasarkan penglihatan
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
18
(visual), pendengaran (auditori), dan sentuhan atau gambaran (kinestetik).
Ciri-ciri dari setiap gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Orang – orang visual
Menurut De Porter (2003), ciri-ciri individu dengan gaya belajar visual,
yaitu :
a. Rapi dan teratur
b. Berbicara dengan cepat
c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti terhadap detail
e. Mementingkan penampilan, baik dalam hal
f. pakaian maupun presentasi
g. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikiran mereka
h. Mengingat apa yang dilihat, daripada apa yang didengar
i. Mengingat dengan asosiasi visual
j. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
k. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya
l. Pembaca cepat dan tekun
m. Lebih suka membaca daripada dibacakan
n. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap
waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah
atau proyek
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
19
o. Mencoret – coret tanpa arti selama berbicara ditelepon dalam rapat
p. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
q. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
r. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
s. Lebih suka seni daripada musik
2. Orang – orang auditori
Menurut DePorter (2003), ciri-ciri dindividu dengan gaya belajar
auditorial yaitu:
a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama, dan warna
suara
f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g. Berbicara dalam irama yang terpola
h. Biasanya pembicara yang fasih
i. Lebih suka musik daripada seni
j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihat
k. Suka bicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
20
l. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama
lain
m. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
n. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
3. Orang – orang kinestetik
Menurut DePorter (2003), ciri-ciri individu dengan gaya belajar kinestetik
yaitu :
a. Berbicara dengan perlahan
b. Menanggapi perhatian fisik
c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
h. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
i. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
j. Banyak menggunakan isyarat tubuh
k. Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama
Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar merupakan cara yang paling disenangi oleh siswa untuk
mempermudah menangkap atau memahami materi yang sedang dipelajari
atau materi yang sudah didapatkan. Gaya belajar dibagi menjadi tiga yaitu
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
21
gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik. Gaya
belajar visual merupakan gaya belajar yang mengakses secara visual, yang
diciptakan maupun diingat, sedangkan gaya belajar auditorial merupakan
gaya belajar yang mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan
maupun diingat, dan Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang
mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat.
d. Materi
Standar Kompetensi :
6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya
Kompetensi Inti :
6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta
menggunakkannya dalam pemecahan masalah
Indikator :
6.3.1 Siswa mampu menentukan nilai hitung luas dari bangun segiempat
6.3.2 Siswa mampu menentukan nilai hitung luas dari bangun persegi dan
persegi panjang
6.3.3 Siswa mampu menentukan nilai hitung keliling dari bangun persegi
panjang
6.3.4 Siswa mampu menentukan nilai hitung keliling dan luas dari bangun
persegi panjang
2. Penelitian Relevan
Menurut Dewi. dkk. (2013) bahwa siswa kelas VIII SMPN 2 Kerinci
cenderung dengan gaya belajar visual, hal ini tergambar dari 10 orang siswa
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
22
atau 43,48% dan terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya belajar
terhadap hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP N
2 kerinci. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
pengaruh gaya beljar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Kerinci.
Menurut Manibuy, dkk. (2014) menjelaskan berdasarkan hasil penelitiannya
yang dilakukan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP
Unpatti memiliki kecenderungan pada salah satu gaya belajar. Dari 39
mahasiswa diperoleh bahwa 6 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya
belajar visual, 20 mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial, 1
mahasiswa memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik, dan 12 siswa
memiliki kecenderungan gaya belajar campuran antara gaya belajar visual dan
gaya belajar auditorial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya
belajar mahasiswa.
Menurut Yuda, dkk. (2013) bahwa siswa memiliki kecenderungan
tertinggi dalam menyelesaikan masalah matematik dengan gaya belajar visual.
Dalam setiap kecenderungan gaya belajar yang sama, siswa juga memiliki
aktivitas atau perilaku yang belum tentu sama. Untuk menyelesaikan masalah
matematika, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Menurut Nurul (2015) mengatakan bahwa siswa masih salah dalam
mengubah informasi yang diberikan ke dalam ungkapan matematika karena
siswa tidak memperhatikan soalnya, siswa masih salah menggunakan rumus
karena siswa cenderung menghafal rumus yang diberikan oleh guru sehingga
siswa cepat lupa dengan rumus yang sudah diberikan, siswa masih salah dalam
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
23
aspek konsep karena terjadi miskonsepsi pada diri siswa, siswa masih salah
dalam menafsirkan solusi karena tidak memperhatikan apa yang ditanyakan
dalam soal, hampir semua siswa masih salah dalam menuliskan kesimpulan
bahkan tidak menuliskan kesimpulan tersebut cenderung ingin menyingkat
jawabannya, dan siswa masih salah dalam perhitungan karena terburu-buru dan
kurang teliti dalam melakukan perhitungan.
Menurut Asih (2015) bahwa analisis kesalahan siswa dalam memecahkan
masalah open ended berdasarkan metode Newman pada pokok bahasan persegi
dan persegi panjang di SMP N 11 Jember terdapat kesalahan membaca dan
memahami soal diantaranya siswa salah dalam membaca ukuran panjang,
lebar, sisi, luas, keliling, satuan dan siswa tidak menuliskan yang diketahui dan
ditanyakan dari soal. Siswa juga mengalami kesalahan transformasi yaitu tidak
menggunakan rumus yang tepat. Kesalahan ketrampilan proses seperti salah
dalam perhitungan atau komputasi dan tidak melanjutkan perhitungan.
Terdapat kesalahan penyimpulan yaitu salah dalam menuliskan kesimpulan dan
tidak menuliskan kesimpulan.
3. Kerangka Pikir
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh
sebagian besar siswa. Salah satu materi yang dipelajaran matematika yang di
anggap sulit adalah materi segiempat. Hal ini dapat dilihat dari presentasi daya
serap peserta didik tentang kemampuan menyelesaikan masalah matematika
yang berkaitan dengan soal cerita dalam materi segiempat. Kurangnya daya
serap materi selanjutnya berakibat dengan hasil belajar yang rendah dengan
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
24
indikasi banyak kesalahan yang dilakukan dalam proses pekerjaan siswa.
Dalam menindaklanjuti kesalahan-kesalahan siswa, guru terlebih dahulu
melakukan suatu proses analisis kesalahan yang dilakukan siswa. Analisis
kesalahan Newman merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menganalisis kesalahan siswa. Sesuai dengan penjabaran sebelumnya bahwa
dalam menyelesaikan soal cerita sesuai dengan kesalahan Newman ada lima
yaitu : reading, comprehension, transformation, process skill, dan encoding.
Siswa bisa saja melakukan kesalahan di salah satu langkah atau semuanya. Hal
ini dapat memudahkan guru untuk mengetahui kesalahan mana yang menjadi
penyebabnya dalam menyelesaikan soal cerita tersebut.
Salah satu guru dalam memberikan solusi untuk meminimalisir kesalahan
siswa adalah perbedaan kecenderungan gaya belajar siswa. Perbedaan gaya
belajar siswa dapat menjadikan solusi yang diberikan oleh guru haruslah
berbeda pula. Menurut DePorter & Mike Hernacki (2003) menjelaskan ada tiga
jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya
belajar kinestetik. Dengan mengetahui kecenderungan gaya belajar diharapkan
dapat membantu mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal cerita materi segiempat.
Analisis Kesalahan Siswa..., Ferandika Romadona, FKIP UMP, 2017
Download