UPAYA MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI LAYANAN

advertisement
Jurnal Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling
Vol. 1, No. 3, September 2015
ISSN 2442-9775
UPAYA MENINGKATKAN MINAT MENGIKUTI LAYANAN
INFORMASI BK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL
Mardliyah, Maufur dan Suriswo
Prodi BK Universitas Pancasakti Tegal
Abstrak
Tujuan penelitian ini mengetahui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat
mengikuti layanan informasi bimbingan konseling. Subyek penelitian berjumlah 32 siswa Kelas IX
H dengan metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan
angket. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan cara
menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian yaitu penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan minat mengikuti layanan informasi bimbingan konseling.
© 2015 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling
Kata Kunci: Layanan Informasi; Minat; Metode Audio Visual
PENDAHULUAN
Layanan bimbingan konseling merupakan usaha membantu peserta didik untuk
mengoptimalkan potensi dan kemampuannya dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kegiatan belajar, dan perencanaan serta pengembangan karir agar dapat berkembang secara
optimal. Salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling adalah layanan Informasi. Informasi
yang disampaikan oleh Peneliti direfleksikan kembali agar peserta didik lebih paham, lebih
menghayati, dan bisa mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Layanan informasi bertujuan membekali peserta didik dengan berbagi pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan
mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman
yang diperoleh melalui layanan informasi dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan
kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menjalani kehidupan sehari-hari dalam
mengambil keputusan (Prayitno, 2012).
Hasil observasi peneliti dari bulan Oktober sampai November 2014 menunjukkan
rendahnya minat peserta didik kelas IX mengikuti layanan informasi secara klasikal di kelas, terlihat
dari perilaku mereka yang kurang memperhatikan yang disampaikan Peneliti BK. Peserta didik
lebih asyik berbicara dengan temannya, bersifat pasif saat diajak berinteraksi dalam kegiatan, ada
pula yang terlihat seolah-olah memperhatikan penjelasan Peneliti tetapi terlihat terkejut ketika
diajak berinteraksi, bahkan terkadang mereka mengikuti layanan informasi tetapi juga melakukan
aktifitas yang lain seperti mengerjakan tugas atau pekerjaaan dari Peneliti mata pelajaran lain. Dari
sembilan kelas pada kelas IX, kelas yang mempunyai minat terendah yaitu kelas IX H.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa persentase minat peserta didik kelas IX H
mengikuti layanan informasi bimbingan konseling baru mencapai 61%. Padahal sebagai salah satu
46
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015
SMP favorit di kabupaten Tegal diharapkan peserta didiknya mempunyai minat yang tinggi dalam
belajar. Kenyataannya dari kondisi ideal sebesar 100%, masih terdapat 39% peserta didik yang
kurang berminat mengikuti layanan informasi bimbingan konseling. Dari kenyataan tersebut ada
hal-hal yang menyebabkan peserta didik kurang berminat pada penyampaian materi yang dilakukan
oleh Peneliti BK diantaranya penggunaan metode ceramah yang monoton.
Slameto (2013) mendefinisikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatankan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatau di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu
akan terlihat melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya.
Untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan menganalisa kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang terhadap objek yang disenanginya, karena minat dapat mendorong
seseorang untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Indikator adanya minat pada seseorang dapat
disimpulkan, yaitu adanya perasaan senang, pernyataan lebih menyukai daripada hal yang lain,
adanya rasa keterikatan, adanya pemusatan perhatian, adanya aktivitas untuk terlibat langsung pada
aktivitas tersebut.
Atas dasar fakta dan telaah teoritik tersebut maka diperlukan upaya untuk menumbuhkan
minat peserta didik dalam mengikuti layanan informasi bimbingan konseling. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan media pembelajaran. Peneliti memilih media yang
efektif untuk memberikan layanan pada peserta didik dan salah satu media yang dapat digunakan
adalah media audio visual. Penggunaan media audio visual dapat membantu penyampaian
informasi menjadi lebih jelas dan konkret.
Sanjaya (2011) menjelaskan bahwa, “Media audio visual adalah jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Media ini dianggap lebih baik dan
lebih menarik.” Media yang digunakan dalam kegiatan belajar disebut dengan media pembelajaran
sedangkan media yang digunakan dalam layanan bimbingan konseling disebut dengan media
layanan BK.
Media layanan BK adalah segala sesuatu yang digunakan menyalurkan pesan atau
informasi dari Peneliti BK kepada peserta didik yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat sehingga peserta didik akan mengalami perubahan perilaku, sikap dan
perbuatan ke arah yang lebih baik. Manfaat dari media tersebut benar-benar dapat dirasakan jika
Peneliti sebagai pemberi pesan mampu mengelola media dengan baik.
Rumusan penelitian ini yaitu apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
minat mengikuti layanan informasi bimbingan konseling? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini
mengetahui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan minat mengikuti layanan
informasi bimbingan konseling.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). . Prosedur
penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2008) model bagan penelitian tindakan secara garis
besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,
dan (4) Refleksi.
Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan November
sampai April 2015 bertempat di SMP Negeri 1 Adiwerna Tegal dengan subjek penelitian yaitu 32
siswa kelas IX H. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi
dan angket.
47
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015
Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dengan cara
menggunakan rumus persentase, yaitu dengan cara skor yang diperoleh dibagi dengan skor total
dikalikan 100%. Analisis ini digunakan untuk mengolah data observasi dan angket minat. Teknik
analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil observasi berupa catatan lapangan dan
wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan peneliti dalam penyelenggaraan layanan informasi bimbingan konseling
yang dilakukan secara klasikal di kelas menunjukkan kurangnya minat peserta didik kelas IX H.
Hal tersebut terlihat dari perilaku mereka yang kurang memperhatikan materi yang disampaikan
Peneliti BK, terlihat asyik berbicara dengan temannya, bersifat pasif saat diajak berinteraksi,
mengerjakan tugas mata pelajaran lain pada saat layanan berlangsung. Data dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Hasil Observasi Minat Siswa pada Kondisi Awal
Aspek
Ya
Memperhatikan penjelasan Peneliti
24
Aktif menyimak dan mendengarkan penjelasan Peneliti
20
Bila diberi kesempatan, peserta didik aktif bertanya atau memberikan pendapat
1
Fokus terhadap materi yang disampaikan Peneliti
20
Tidak berbicara dengan teman saat Peneliti memberikan materi
24
Tidak mengerjakan pekerjaan lain saat Peneliti memberikan materi
28
Jumlah
117
Rata-rata
20
Tidak
8
12
31
12
8
4
75
12
Siklus I
1. Perencanaan
Peneliti mendata pesera didik yang kurang minatnya mengikuti layanan informasi
bimbingan konseling, menyiapkan rencana pelaksanaan layanan (RPL), materi dan media yang
akan digunakan. Peneliti juga menyiapkan angket, lembar observasi Peneliti dan peserta didik serta
pedoman wawancara.
2. Pelaksanaan
Pada pertemuan ini Peneliti BK memulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar
dan mengecek kehadiran peserta didik, Selanjutnya Peneliti BK menyampaikan tujuan layanan dan
memberikan gambaran mengenai pentingnya cara belajar yang tepat berdasarkan karakteristik
seseorang. Peneliti menyebutkan beberapa kebiasaan belajar dan meminta peserta didik untuk
mencocokkan kebiasaan belajar tesebut dengan cara mengacungkan tangan bila sesuai dengan
kebiasaan belajar mereka. Kemudian dengan bantuan media power point Peneliti menjelaskan
tentang gaya belajar, karakteristik belajar dan hubungan keduanya. Peneliti menjelaskan macammacam karakteristik perilaku seseorang berdasarkan gaya belajarnya. Peneliti menayangkan
beberapa video tentang cara belajar seseorang dan peserta didik diminta untuk menebak gaya
belajarnya dan Peneliti mencocokkan dengan jawaban yang benar.
Pada pertemuan kedua Peneliti mereview kembali materi yang diberikan pada pertemuan
pertama agar peserta didik dapat mengingat materi yang pernah disampaikan. Kemudian Peneliti
membagikan lembar kerja dan menjelaskan cara mengisinya. Peserta didik diminta mengisinya
sesuai dengan kondisi dirinya. Setelah selesai Peneliti menjelaskan cara menilai lembar kerjanya dan
48
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015
peserta didik diminta untuk menjumlahkan skornya dan menyimpulkan hasilnya. Peneliti
memberikan kesempatan untuk bertanya pada peserta didik, kemudian memberikan tips belajar
sesuai gaya belajarnya. Peneliti memotivasi agar peserta didik dapat mengaplikasikan cara belajar
sesuai dengan gaya belajarnya dan terus mencari informasi terkait materi yang disampaikan.
Peneliti membagikan lembar penilaian segera (laiseg) dan angket tentang minat mengikuti
layanan informasi bimbingan konseling dan menjelaskan cara mengisi angketnya. Selanjutnya
peserta didik untuk mengisinya sesuai dengan kondisi dirinya. Peneliti melakukan wawancara
terhadap peserta didik yang tingkat minatnya masih kurang berdasarkan angket dan data hasil
observasi.
3. Observasi
Hasil observasi peserta didik mengikuti layanan informasi menggunakan media audio visual
berupa power point dan video menunjukkan hasil 74%.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi terdapat peningkatan hasil di siklus I dibandingkan hasil dari
kondisi awal, tetapi hasil di siklus II belum mencapai indikator yang ditetapkan, selanjutnya
peneliti berupaya menggali kekurangan pada siklus I dengan berdiskusi bersama kolaborator dan
melakukan refleksi dalam rangka perbaikan siklus II. Berdasarkan refleksi, ditemukan kelemahan
pada siklus I, yaitu :
a) Suara guru ketika mengajar di laboratorium kurang keras sehingga kurang dapat didengar
b) Ritme bicara guru terlalu cepat, sehingga peserta didik kesulitan menangkap materi yang
diberikan
c) Guru kurang menggunakan humor
d) Pandangannya dan perhatiannya dianggap kurang menyeluruh, hanya tetuju pada satu atau dua
orang saja
e) Tampilan power pointnya terlalu polos sehingga kurang menarik
Siklus II
1. Perencanaan
Rencana tindakan sama dengan rencana tindakan siklus I, namun siklus II dilaksanakan
dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus II dan melakukan tindakan perbaikan untuk
mengatasi kelemahan pada siklus I.
2. Pelaksanaan
Guru memulai pertemuan dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan
menanyakan kehadiran peserta didik pada hari tersebut. Kemudian guru menginformasikan bahwa
materi yang akan dibahas, yaitu Membina Hubungan dengan Teman Sebaya dan menjelaskan
tujuan layanan serta memberi motivasi pada peserta didik.
Guru mengilustrasikan tentang perkembangan remaja dan menjelaskan bentuk-bentuk
hubungan antar remaja, kemudian guru menayangkan video yang menggambarkan hubungan
dengan teman sebaya. Peserta didik kemudian diminta untuk menanggapi video tersebut. Nanda
dan Winda memberikan tanggapan. Guru kemudian bertanya dengan menunjuk pada Imel dan
Khasan serta member mereka motivasi memberi tanggapan mengenai video yang ditayangkan. Imel
dan Khasan dapat memberikan tanggapan, Setelah itu guru meminta peserta didik berbagi
pengalaman terkait dengan topik yang sedang dibahas. Winda menceritakan pengalaman mengenai
kesalahpahaman dengan teman.
Guru melakukan eksplorasi dengan meminta peserta didik mengemukakan pendapat
kemungkinan penyebab terjadinya permasalahan dalam hubungan dengan teman sebaya dan
alternatif pemecahan masalahnya. Pada awalnya guru memberikan kesempatan pada semua peserta
didik, kemudian mendorong beberapa peserta didik yang minatnya masih kurang untuk
49
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015
mengemukakan pendapat.
Pada pertemuan kedua, guru mereview kembali materi yang disampaikan pada minggu
sebelumnya, kemudian meminta peserta didik untuk menyimak video lagu dan menugasi untuk
merefleksikan syair dari lagu kepompong. Sebelumnya guru memberi contoh refleksi syair lagu agar
peserta didik tidak bingung mengerjakan tugasnya. Selama mengerjakan tugas guru berjalan
berkeliling menghampiri peserta didik sambil melihat hasil pekerjaannya. Guru juga memberikan
kesempatan bertanya jika mengalami kesulitan dalam merefleksikan lagu. Guru juga memberi
perhatian dan motivasi sebagai reward yang ditujukan kepada peserta didik yang masih kurang
minatnya berdasarkan refleksi siklus I.
Guru menampilkan hasil refleksi syair lagu kepompong, versi guru, kemudian meminta
mencocokkan dengan hasil pekerjaan peserta didik. Guru memberi penjelasan, melakukan tanya
jawab dan menyimpulkan materi yang dibahas. Guru memberikan motivasi agar peserta didik dapat
menjalin hubungan baik dengan teman dan menjaganya agar terbina hubungan yang harmonis.
Kemudian peserta didik diajak untuk menyanyikan lagu kepompong bersama-sama.
Guru membagikan lembar penilaian segera (laiseg) dan angket minat meminta peserta didik
untuk mengisinya. Wawancara dilakukan pada peserta didik yang minatnya masih kurang
berdasarkan data observasi dan angket. Peneliti juga melakukan wawancara kepada tiga peserta
untuk mencari informasi mengenai kebiasaan-kebiasaan peserta didik yang masih kurang minatnya
pada saat mengikuti mata pelajaran yang lain.
3. Observasi
Hasil observasi peserta didik mengenai minat mengikuti layanan informasi bimbingan
konseling pada siklus I menunjukkan hasil yang meningkat bila dibandingkan dengan siklus awal,
dari yang semula 74% menjadi 83%.
4. Refleksi
Setelah melakukan tindakan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan minat
mengikuti layanan informasi bimbingan konseling. Dari hasil observasi telihat peningkatan hasil di
siklus II yaitu dari 74% di siklus I menjadi 83% pada siklus II. Sementara dari hasil observasi
aktivitas guru juga mengalami peningkatan yaitu dari 78% menjadi 87%. Hal ini memunjukkan ada
perbaikan kinerja guru dalam memberikan layanan.
Peningkatan minat peserta didik pada tiap siklusnya berdasarkan skor rata-rata data
observasi minat peserta didik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Skor Rata-rata Hasil Observasi Minat
Tahapan
Sebelum tindakan
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
61%
74%
83%
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berdasarkan grafik pada Gambar 1.
50
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015
Gambar 1. Perbandingan minat peserta didik berdasarkan skor rata-rata hasil observasi
SIMPULAN
Layanan informasi bimbingan konseling yang dilaksanakan menggunakan bantuan media
audio visual terbukti dapat meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti layanan tersebut.
Upaya meningkatkan minat peserta didik mengikuti layanan informasi bimbingan konseling dapat
dilakukan dengan menggunakan media audio visual, menciptakan suasana yang menyenangkan
serta menggunakan reward berupa perhatian dan motivasi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Bapak Heri Saptadi Ismanto,M.Pd. Kons. Sebagai
Dosen Pembimbing Skripsi dan Kepala Sekolah, Peneliti dan Siswa kelas VIII SMP PGRI Jati
Kudus atas segala bantuannya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: FIP Universitas Negeri Padang
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
51
Download