AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPLEMEN HERBAL DAUN SIRSAK

advertisement
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SUPLEMEN HERBAL DAUN SIRSAK (Annona
muricata L.) DAN KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.):
KAJIAN PUSTAKA
Antioxidant Activity Herbal Supplements of Soursop Leaf (Annona muricata L.)
and Pericarp of Mangosteen (Garcinia mangostana L.): A Review
Mega Leny Puspitasari1*, Tara Viantya Wulansari 1, Tri Dewanti Widyaningsih1, Jaya Mahar
Maligan1, Nur Ida Panca Nugrahini1
1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, Email: [email protected]
ABSTRAK
Stres oksidatif merupakan suatu kondisi yang terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan sistem pertahanan antioksidan di
dalam tubuh. Konsumsi suplemen herbal menjadi trend saat ini untuk menjaga kesehatan
(preventif) karena dianggap lebih praktis dan tanpa efek samping. Daun sirsak (Annona
muricata L) dan kulit manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu bahan yang
digunakan sebagai suplemen herbal dan sangat popular di pasaran. Pada daun sirsak
ditemukan senyawa acetogenin yang bermanfaat mengobati berbagai penyakit. Senyawa αmangostin merupakan senyawa paling banyak yang ditemukan dalam kulit buah manggis
dan berfungsi sebagai antioksidan. Tingginya kandungan senyawa fenolik telah diketahui
memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas antioksidan melalui mekanisme sebagai
pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkhelat logam, peredam terbentuknya oksigen
singlet serta pendonor elektron.
Kata kunci: Daun sirsak, Kulit manggis, Stres oksidatif, Suplemen herbal
ABSTRACT
Oxidative stress is a condition which occurs due to the unbalanced condition between
the production of free radical and antioxidant defense system in the body. Nowdays,
consuming herbal supplement has become a trend to keep body’s health (preventive)
because it has been assumed more practical without side effects. Soursop leaves (Annona
muricata L) and mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L) are the material used for
herbal supplements which are popular in the market. It was found acetogenin compound in a
soursop leaves which has function to curves several diseases. And α-mangostin is a most
founded compound in a mangosteen pericarp which has function to be antioxidant. A high
compound of fenolik have been known having bunch of biological effect such as antioxidant
activity through mechanism as reductor, free radicals scavenging, metal chelators, singlet
oxygen absorber, and electron donor.
Keywords: Soursop leaf, Mangosteen skin, Oxidative stress, Herbal supplements
PENDAHULUAN
Pada dekade terakhir ini, perubahan gaya hidup manusia modern yang tidak sehat
serta tingkat stres yang semakin tinggi menyebabkan peningkatan penyakit degeneratif.
Kontributor utama terjadinya penyakit degeneratif adalah paparan oksidasi yang tinggi (stres
oksidatif). Menurut data statistik dari studi Global Status Report on Noncommunicable
Diseses WHO, hingga akhir tahun 2008 penyakit degeneratif telah menyebabkan kematian
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
hampir 36 juta orang di seluruh dunia dan diperkirakan akan terus meningkat sebanyak 70%
dari populasi global. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa
kematian per tahun akibat penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, stroke, dan diabetes
1.
Stres oksidatif merupakan ketidakseimbangan antara radikal bebas (pro oksidan) dan
antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum yaitu kurangnya antioksidan dan kelebihan
produksi radikal bebas 2. Paparan radikal bebas yang terjadi setiap saat menyebabkan
masyarakat menjadi lebih protektif sehingga muncul trend mengkonsumsi antioksidan dalam
bentuk suplemen herbal sebagai upaya preventif karena dianggap lebih praktis dan tanpa
efek samping. Antioksidan mampu bertindak sebagai penyumbang radikal hidrogen atau
dapat bertindak sebagai akseptor radikal bebas sehingga dapat menunda tahap inisiasi
pembentukan radikal bebas. Daun sirsak (Annona muricata L.) dan kulit manggis (Garcinia
mangostana L) merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai suplemen herbal dan
sangat popular di pasaran karena kaya akan kandungan antioksidan. Daun sirsak adalah
tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, tannin, fitosterol, kalsium oksalat, dan
alkaloid 3. Kulit buah manggis juga kaya akan antioksidan seperti xanthone dan antosianin
4.
Penelitian ini didasarkan pada banyaknya suplemen herbal dengan klaim tinggi
aktioksidan yang hanya mengacu dari penelitian ekstrak bahan dasarnya saja. Namun saat
ini bukti klinis menjadi penting adanya terkait dengan keamanan dan keefektifan produk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif dan aktivitas
antioksidan suplemen herbal yang diuji secara in vivo pada kondisi stres oksidatif.
Radikal Bebas dan Stres Oksidatif
Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai suatu molekul, atom, atau beberapa atom
yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbit luarnya sehingga
bersifat sangat reaktif. Suatu molekul bersifat stabil bila elektronnya berpasangan, tetapi bila
tidak berpasangan (single) molekul tersebut menjadi tidak stabil dan memiliki potensi untuk
merusak 5. Radikal bebas terdiri dari Reactive Oxigen Spesies (ROS), Reactive Nitrogen
Species (RNS), dan radikal lainnya. ROS mencakup Oxygen Free Radicals (OFRs) atau
radikal oksigen seperti anion superoksida (O2-), radikal hidroksil (OH), radikal peroksil
(ROO), hidrogen peroksida (H2O2), dan oksigen singlet (1O2) 6.
Stres oksidatif merupakan ketidakseimbangan antara radikal bebas (pro oksidan) dan
antioksidan yang dipicu oleh dua kondisi umum yaitu kurangnya antioksidan dan kelebihan
produksi radikal bebas 2. Istilah stres oksidatif juga didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadi peningkatan level Reactive Oxygen Spesies (ROS). Dalam jumlah normal,
ROS berperan pada berbagai proses fisiologis seperti sistem pertahanan, biosintesis
hormon, fertilisasi, dan sinyal seluler. Akan tetapi, peningkatan produksi ROS yang dikenal
dengan kondisi stres oksidatif memiliki implikasi pada berbagai macam penyakit seperti
hipertensi, aterosklerosis, diabetes, gagal jantung, stroke, dan penyakit kronis lainnya 7.
Peningkatan ROS tersebut dapat terjadi sebagai akibat dari metabolisme oksigen, reperfusi
oksigen saat kondisi hipoksia, oksidasi hemoglobin dan mioglobin, dan lain-lain 8. ROS
dapat memicu proses peroksidasi terhadap lipid. Peroksida lipid tidak saja bertanggungjawab
atas perusakan makanan, tetapi yang lebih penting adalah perusakan jaringan tubuh in vivo.
Peroksidasi terhadap lipid dalam membran sel akan sangat menganggu fungsi membran,
menimbulkan kerusakan yang irreversible terhadap fluiditas dan elastisitas membran yang
dapat menyebabkan ruptus membrane sel 9. Salah satu produk akhir dari peroksidasi lipid
adalah molondyaldehyde (MDA)
MDA terbentuk dari peroksidasi lipid pada membran sel yaitu reaksi radikal bebas
(radikal hidroksil) dengan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA). Reaksi tersebut terjadi secara
berantai, akibat dari akhir reaksi tersebut akan terbentuk hidrogen peroksida. Lipid
hidroperoksida dapat terurai dan dikatalisis oleh logam transisi menghasilkan senyawa
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
karbonil rantai pendek seperti aldehida dan keton yang bersifat sitotoksik. Pemecahan ikatan
karbon selama peroksidasi lipid menyebabkan pembentukan alkanal seperti MDA 10.
Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu
sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas 11.
Antioksidan juga dapat diartikan sebagai bahan atau senyawa yang dapat menghambat atau
mencegah terjadinya oksidasi pada substrat atau bahan yang dapat teroksidasi, walaupun
memiliki jumlah yang sedikit dalam makanan atau tubuh jika dibandingkan dengan substrat
yang akan teroksidasi 12.
Dikenal ada tiga kelompok antioksidan, yaitu antioksidan enzimatik, antioksidan
pemutus rantai dan antioksidan logam transisi terikat protein. Yang termasuk antioksidan
enzimatik adalah superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT), gluthathion peroksidase
(GPx), gluthation reduktase (GR) seruloplasmin. Mekanisme kerja antioksidan enzimatik
adalah mengkatalisir pemusnahan radikal bebas dalam sel. Antioksidan pemutus rantai
adalah molekul kecil yang dapat menerima dan memberi elektron dari atau ke radikal bebas,
sehingga membentuk senyawa baru yang stabil, contoh antioksidannya adalah vitamin E dan
vitamin C. Sedangkan antioksidan logam transisi terikat protein bekerja mengikat ion logam
seperti Fe2+ dan Cu2+ contohnya flavonoid dapat mencegah radikal bebas. Antioksidan jenis
ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas 12.
Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi
berantai pada radikal bebeas dari lemak yang teroksidasi dapat disebabkan oleh empat
macam mekanisme reaksi, yaitu: 1). Pelepasan hidrogen dari antioksidan, 2) Pelepasan
elektron dari antioksidan, 3). Adisi lemak ke dalam cincin aromatik pada antioksidan, 4).
Pembentukan senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik dari antioksidan 13.
Suplemen Herbal
Suplemen herbal merupakan produk suplemen yang menggunakan bahan-bahan dari
tanaman sehingga bersifat alami dan mengarah pada usaha mengembalikan mekanisme
tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Di Indonesia suplemen digolongkan sebagai
nutraceutical (masuk dalam golongan makanan). Itulah sebabnya oleh pemerintah makanan
suplemen boleh dijual secara bebas. Namun tidak boleh diklain memiliki khasiat untuk
mengobati penyakit tertentu seperti halnya obat 14.
Sampai dengan triwulan II tahun 2013, Badan POM telah mengevaluasi berkas
pendaftaran suplemen makanan sebanyak 649 berkas 743 dari berkas yang diterima dan
memberikan keputusan 361 produk disetujui. Sebanyak 361 produk yang disetujui tersebut
terdiri dari 277 produk lokal dan 84 produk impor. Pada triwulan II tahun 2013, sampel
suplemen makanan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat mutu untuk beredar sebanyak
29 produk dari 1152 produk 15. Hal ini menunjukkan bahwa produksi suplemen makanan
oleh industri obat dan makanan semakin meningkat setiap tahunnya dan beberapa
diantaranya tidak layak untuk diedarkan. Hal ini menyebabkan konsumen harus pandai
dalam memilih suplemen makanan yang berkualitas sehingga dapat membantu
meningkatkan derajat kesehatan konsumen.
Banyaknya iklan yang beredar di berbagai media juga mempengaruhi peningkatan
jumlah konsumen terhadap suplemen makanan. Hasil audit yang dilakukan BPOM tahun
2013, menunjukkan proporsi iklan tidak masuk ketentuan di media cetak sebesar 46.02%,
televisi 14.29%, radio 34.62%, media luar ruang 33.33%, dan iklan leaflet/brosur 74.53%. Hal
ini dikarenakan pencantuman klaim pada saat diiklankan dianggap berlebihan sehingga
dianggap tidak sesuai dengan ketentuan 14. Maraknya produksi berbagai suplemen herbal
dengan berbagai klaim untuk berbagai penyakit harus menjadi perhatian khusus. Segala
sesuatu yang dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan, yaitu pencegahan dan
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
pengobatan penyakit harus berdasarkan bukti ilmiah sehingga pemilihan suplemen herbal
perlu lebih dicermati 16.
Daun Sirsak (Annona muricata L.)
Daun sirsak memiliki kandungan kimia berupa alkaloid, tannin, dan beberapa
kandungan lainnya termasuk senyawa annonaceous acetogenins. Annonaceous acetogenins
merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik merupakan
senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel
kanker 17. Kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid,
kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk
penyakit kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh 18.
Daun sirsak dikenal memiliki zat anti-kanker yang dapat membunuh sel-sel kanker
tanpa mengganggu sel-sel sehat dalam tubuh manusia yang disebut acetogenins.
Acetogenins adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak
bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Salah satu gugus dari acetogenin
adalah fenol sehingga menyebabkan kandungan total fenol yang terdapat pada daun sirsak
tergolong tinggi 19. Ekstrak etanol daun sirsak ditemukan asam fenolat dalam bentuk
bebas, bentuk glikosida, dan bentuk ester adalah asam kafeat, asam p-kumarat, asam phidroksibenzoat, dan asam vanilat. Sedangkan asam ferulat hanya ada dalam bentuk
glikosida dan ester 20. Dari ekstraksi etanol maserasi-perkolasi ditemukan adanya flavanol
yang tersulih pada 3-O yang memiliki gugus hidroksi pada posisi 4’, 5, dan 7 serta memiliki
glukosa dan satu senyawa gula lain yang belum diketahui sebagai glikonnya. Flavonoid yang
ditemukan diduga kaemferol 20. Hasil identifikasi golongan flavonoid menunjukkan ekstrak
daun sirsak mengandung flavonoid golongan flavon, dihidroflavonol, flavonol, dan flavanon
21.
Daun sirsak dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif untuk pengobatan kanker,
yakni dengan mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain untuk pengobatan kanker,
tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, antikejang, anti jamur,
anti parasit, antimikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, dan lain-lain 17.
Daun sirsak berpotensi sebagai antihipertensi, antispasmodik, obat pereda nyeri,
hipoglikemik, antikanker, emetic (menyebabkan muntah), vermifuge (pembasmi cacing).
Daun sirsak juga memiliki efek yang bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas enzim
antioksidan dan hormon insulin pada jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga selsel β-pankreas 22.
Pada daun sirsak ditemukan senyawa acetogenin yang bermanfaat mengobati
berbagai penyakit. Acetogenin berperan serta dalam melindungi sistem kekebalan tubuh
serta mencegah infeksi yang mematikan [23]. Daun sirsak mengandung acetogenin yang
mampu melawan 12 jenis sel kanker. Banyaknya manfaat sirsak membuat orang mulai
beralih mengonsumsi suplemen herbal daun sirsak sebagai alternatif pencegahan dan
pengobatan konvensional 3. Pada daun sirsak, telah ditemukan 18 jenis annonaceous
acetogenin dan telah terbukti secara in vitro bersifat sitotoksik. Daun sirsak memiliki sifat
toksik yang tinggi terhadap sel kanker ovarium, serviks, dan sel kanker kulit pada dosis
rendah. Acetogenins sering disebut sebagai inhibitor I atau penghambat pertumbuhan sel
kanker paling kuat [24].
Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
Komponen utama yang terkandung dalam kulit buah manggis adalah xanton. Xanton
merupakan senyawa yang terdiri dari cincin aromatik trisiklik yang disubstitusi dengan
bermacam-macam gugus fenolik, metoksi, dan isoprene [25]. Kulit kayu, kulit buah, dan
lateks kering Garcinia mangostana L. mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal
dari dua metabolit yaitu mangostin dan β-mangostin [26]. Senyawa turunan xanton yang lain
adalah 9-hydroxycalabaxanthone, 3-isomangostin, gartanin, 8- desoxygartanin [25], γ-
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
mangostin dan metoksi-β-mangostin [27]. Senyawa α-mangostin merupakan senyawa paling
banyak yang ditemukan dalam kulit buah manggis [4].
Tabel 1. Kandungan Gizi Kulit Buah Manggis tiap 100 gram
Komposisi
Jumlah
Kalori
Protein
77 kal
3.02 %
Lemak
Karbohidrat
Air
Abu
Total Gula
Antosianin
Xanthone
Total fenol
6.45 %
82.50 %
5.87 %
2.17 %
2.10 %
5.70 - 6.20 mg/g
0.70 - 34.90 mg/g
50.51 - 54.60 mg/g
Sumber : [28]
Kulit buah manggis digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat,
sembelit. Ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai efek antiploriferatif dan antioksidan
yang poten [29]. Senyawa xanton yang terdapat dalam kulit buah manggis dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker payudara, epidermoid carcinoma, small cell lung
cancer dan hepatocellular carcinoma [30]. Senyawa xanton dalam kulit buah manggis dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker usus besar DLD-1 dengan nilai IC50 metoksi-βmangostin < β-mangostin < α-mangostin < γ-mangostin [27]. α-mangostin yang terdapat
dalam kulit buah manggis mempunyai aktivitas antiploriferatif 6 terhadap sel leukemia HL60
dengan cara menginduksi apoptosis [31]. α-mangostin mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap Mycobacterium tuberculosis dengan nilai IC50 6.25 μg/ml, dan mempunyai aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 1.00 μg/ml [4].
Senyawa α-mangostin merupakan senyawa paling banyak yang ditemukan dalam
kulit buah manggis. Senyawa α-mangostin merupakan suatu kristal amorf berwarna kuning
yang memiliki titik lebur 180-182°C. Serapan tertingginya pada daerah UV adalah pada
panjang gelombang 215, 243 dan 317 nm [32]. Senyawa α-mangostin cenderung bersifat
non polar, sehingga akan mudah larut dalam pelarut-pelarut yang bersifat non polar, seperti
heksan [25].
Fenol
Senyawa komplek fenol atau biasa disebut polifenol bisa dibagi atas 4 golongan yaitu
asam fenolat, flavonoid, stilben dan lignin. Secara umum kekuatan senyawa fenol sebagai
antioksidan tergantung dari beberapa faktor seperti ikatan gugus hidroksil pada cincin
aromatik, posisi ikatan, posisi hidroksil bolak balik pada cincin aromatik dan kemampuannya
dalam memberi donor hidrogen atau elektron serta kemampuannya dalam "merantas" radikal
bebas (free radical scavenger). Semua polifenol mampu "merantas" oksigen dan radikal alkil
dengan memberikan donor elektron sehingga terbentuk radikal fenoksil yang relatif stabil.
Ada hubungan antara kemampuan senyawa fenol sebagai antioksidan dan strukturnya
kimianya. Konfigurasi dan total gugus hidroksil merupakan dasar yang sangat mempengaruhi
mekanisme aktivitasnya sebagai antiokidan [33].
Fenol juga merupakan salah satu gugus dari acetogenin yakni senyawa metabolit
sekunder dari daun sirsak yang sebenarnya juga merupakan senyawa toksik. Fenol sering
digunakan sebagai antiseptik dan antibakteria. Mekanisme kerja senyawa ini adalah dengan
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
penghancuran dinding sel dan presipitasi (pengendapan) protein sel dari mikroorganisme
sehingga terjadi koagulasi dan kegagalan fungsi pada mikroorganisme tersebut [34].
Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu dari kelompok senyawa fenolik yang terbesar yang
ditemukan di alam, terutama dapat ditemukan di buah dan sayur. Flavonoid ini merupakan
bagian dari golongan polifenol sehingga sama halnya polifenol, flavonoid juga memiliki efek
kesehatan baik dalam menangkal radikal bebas. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi
yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim.
Flavonoid bertindak sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida dengan
demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Aktivitas antioksidannya
dapat menjelaskan mengapa flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang
digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan fungsi hati [18].
Di antara sifat-sifat utama yang dapat menjelaskan potensi manfaat kesehatan dari
flavonoid adalah aktivitas antioksidanny. Golongan flavonoid memiliki aktivitas antioksidan
meliputi flavon, flavonol, isoflavon, dan kalkon [11]. Senyawa flavonoid secara in vitro telah
terbukti merupakan inhibitor yang kuat pada lipid peroksidasi, menangkap senyawa oksigen
atau nitrogen (ROS atau RNS), menghambat kerusakan hem protein dan pengikatan ion
logam. Adanya hidroksilasi dan posisi relatif dari gugus OH merupakan faktor penting yang
menentukan kemampuan flavonoid sebagai antioksidan [35]. Flavonoid dapat mengikat
superoksida, radikal hidroksil dan peroksil, yang berpengaruh terhadap berbagai langkah
dalam aliran arakidonat melalui cyclooxygenase-2 atau lipoxygenase [36].
Kekuatan aktivitas antioksidan dari flavonoid bergantung pada jumlah dan posisi dari
gugus OH yang terdapat pada molekul Semakin banyak substitusi gugus hidroksi pada
flavonoid, maka aktivitas antiradikalnya semakin besar. Adanya gugus orto-katekol (3’4’-OH)
pada cincin B flavonoid merupakan faktor penentu kapasitas antioksidan yang tinggi [37].
SIMPULAN
Senyawa bioaktif yang terdapat pada suplemen herbal daun sirsak dan kulit manggis
mampu memberikan efek antioksidan dalam mencegah timbulnya stres oksidatif. Meskipun
suplemen herbal memiliki efek samping yang relatif kecil, perlu diperhatikan juga kepastian
bahan aktif dan konsistensinya untuk penggunaan secara rutin dalam jangka waktu tertentu.
Konsumsi suplemen herbal akan menjadi tidak efektif apabila faktor pemicu peningkatan
radikal bebas pada tubuh tidak dikurangi yang berdampak pada munculnya berbagai macam
penyakit degeneratif.
DAFTAR PUSTAKA
1) Kemenkes. 2012. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan: Penyakit Tidak Menular.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
2) Rush, J.W.E., Denniss, S.G., Graham, D.A. 2005. Vascular nitric oxide and oxidative
stress: Determinants of endothelial adaptations to cardiovascular disease and to physical
activity. Can J Appl Physiol 30(4): 442-474
3) Adjie, S. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda: Jakarta
4) Jung, HA, Su, BN, Keller, WJ, Mehta, RG, Kinghorn, AD. 2006. Antioxidant xanthones
from the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). J Agric Food Chem, 54(6):
2077- 2082
5) Yuniastuti, A., 2008. Gizi dan Kesehatan. Cetakan I. Graha Ilmu. Yogyakarta
6) Siswono. 2002. Fast food harus dikonsumsi tercerna. http://www.gizi.net/. Tanggal akses:
15/08/2014
7) Paravicini, T.M. dan Touyz, R.M. 2008. NADPH oxidase, reactive oxygen species, and
hypertention. Journal Diabetes Care, 31(2): S170-S180
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
8) Finaud, J., Lac, G., dan Filaire, E. 2006. Oxidative stress, relationship with exercise and
training. Journal Sports Med, 36(4): 327-358
9) Szocs, K. 2004. Endothelial dysfunction and reactive oxygen species production in
ischemia/reperfusion and nitrate tolerrance. Gen Physiol Biophys 23: 265-295
10) Evans, C.A.R., Diplock, A.T., and M.C.R Simons. 1991. Techniques in free radical
research. Elsevier Science Publishers BV, Amsterdam, 1-50, 125-149
11) Kumalaningsih, S. 2007. Konsentrasi Gula dan Tapioka Terhadap Penerimaan Gel
Cincau Hitam Manis Dalam Kemasan.Skripsi. THP-FTP. Universitas Brawijaya. Malang
12) Winarsi, H. 2011. Pembentukan Senyawa Oksigen Reaktif dan Radikal Bebas in:
Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta. Kanisius
13) Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Graha Ilmu. Surabaya
14) Karyadi, Darwin. 1997. Kajian Pengguanaan Rasionil Suplemen Gizi. Lokakarya “Gizi
Olahraga”. Depkes-KONI-Dep P & K. Jakarta
15) BPOM. 2013. Laporan Kinerja Badan Pengawas Obat dan Makanan Triwulan II Tahun
2013 Report To The Nation. www.pom.go.id. Tanggal akses: 20/08/2014
16) Purwantyastuti. 2009. Kajian Khasiat dan Keamanan “Daerah Abu-Abu” antara Obat dan
Makanan: Bagaimana Kebenaran Disampaikan?. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 59,
6:243-250
17) Mardiana, L., dan Ratnasari, J. 2011. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar Swadaya.
Jakarta
18) Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB. Bandung
19) Wiart, C., 2007. Goniothalamus species: A source of drugs for the treatment of cancers
and bacterial infections. Evid Based Complement Alternat Med., 4: 299-311
20) Ideasanti, Soediro S. dan Siti K. 1995. Telaah Senyawa Fenolik Daun Sirsak, Annona
muricata L., Annonaceae. Sekolah Farmasi ITB. http://bahan-alam.fa.itb.ac.id. Tanggal
akses: 01/07/2014
21) Latifah, Wakhidatul. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona
muricata L.) Gugur. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta
22) Adewole SO, Ezkiel A, Martins C. 2006. Morphological changes and hypoglycemic
effects of Annona Muricata Linn. (Annonaceae) leaf aqueous extract on pancreatic Βcells of streptozotocin-treated diabetic rats. African Journal of Biomedical Research 9:
173-187
23) Erlinger Thomas P. 2004. Wbc count and the risk of cancer mortality in a national sample
of u.s. adults: Results from the second national health and nutrition examination survey
mortality study. Cancer Epidemiology, Biomarker & Prevention 13:1052
24) Zuhud, E. A. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Agromedia Pustaka.
Jakarta
25) Walker, E.B., 2007. HPLC analysis of selected xanthones in mangosteen fruit. J. Sep.
Sci. 30,pp 1229–1234
26) Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo. 2002. Tumbuhan
Obat II, Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan. Pusat Studi Obat Tradisional.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
27) Akao, Y, Nakagawa, Y. 2008. Anti cancer effects of xanthones from pericarp of
mangosteen. International Journal of Molecular Sciences
28) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. 2010. Kulit Buah
Manggis dapat Menjadi Minuman Instan Kaya Antioksidan. Warta Penelitian dan
Pengembangan 32(2):3
29) Moongkarndi P, Kosem N, Kaslungka S, Luanratana O, Pongpan N, Neungton N. 2004.
Antiproliferation, antioxidation and induction of apoptosis by Garcinia mangostana
(mangosteen) on SKBR3 human breast cancer cell line. J Ethnopharmacol., 90(1):161166
Aktivitas Antioksidan Suplemen Herbal Daun Sirsak dan Manggis – Puspitasari, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 4 No 1 p.283-290, Januari 2016
30) Obolskiy, D., P. Ivo, S. Nisarat, dan H. Michael. 2009. Garcinia mangostana L.: A
Phytochemical and Pharmacological Review. http://www.interscience.wiley.com. Tanggal
akses: 06/07/2014
31) Matsumoto K, Akao Y, Kobayashi E, Ohguchi K, Ito T, Tanaka T, Iinuma M, Nozawa Y.
2003. Induction of apoptosis by xanthones from mangosteen in human leukemia cell
lines. J Nat Prod., 66(8):1124-1127
32) Ee GC, Daud S, Taufiq-Yap YH, Ismail NH, Rahmani M. 2006. Xanthones from Garcinia
mangostana (Guttiferae). Nat Prod Res. 20(12):1067-73
33) Mokgope, L.B. 2006. Cowpea Seed Coats and Their Exctrats: Phenolic Composition and
Use as Antioxidants in Sunflower Oil. University of Pretoria. Afrika
34) Prasetya, Galih H., dan Hendrawan Laksono. 2013. Ekstraksi daun sirsak (Annona
muricata l.) menggunakan pelarut etanol. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.2, No.
2, Hal 111-115
35) Halliwell, B dan Gutteridge, J.M.C. 2000. Free Radical in Biologi and Medicine. Oxford
University Press. Newyork
36) Tapas A.M, D.M Sakarkar and R.b Kakde. 2008. Flavonoids as nutraceuticals: A review.
Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 7(3):1089-1099
37) Amic D., Davidovic-Amic D., Beslo D., and Trinajstic N. 2003. Structure radical
scavenging activity relationship of flavonoids. Croatia Chemical Acta; 76:55-61
Download