BAB III TEKNOLOGI TERAPAN DAN TEPAT - Stikes Al

advertisement
BAB III
TEKNOLOGI TERAPAN DAN TEPAT GUNA
DALAM PELAYANAN KEHAMILAN
Pertemuan 4&5
A. OBAT DAN VAKSIN PADA KEHAMILAN
Vaksin
Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan merupakan tindakan
preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu terhadap infeksi parasit, bakteri, dan
virus. Pemberian vaksin dari virus yang hidup tidk dianjurkan. Karena, selama hamil daya
tahan tubuh ibu sedikit menurun sehingga pemberian vaksin hidup dikhawatirkan malah
menyebabkan infeksi dan membahayakan janin. Imunisasi boleh diberikan jika vaksinnya
mengandung virus mati atau tidak aktif.
Pemberian vaksinasi untuk ibu hamil adalah atas dasar pertimbangan bila penyakit
infeksi yang ingin dicegah itu mempunyai kemungkinan besar bisa menginfeksi ibu hamil
dan efek jelek dari penyakit tersebut adalah sedemikian buruknya, misal menimbulkan cacat
bawaan janin yang melebihi “kemungkinan efek jelek” yang mungkin disebabkan oleh vaksin
itu sendiri.
1.
Vaksin yang diberikan kepada calon ibu yang akan hamil bertujuan sebagi berikut:
1. Vaksinasi pada awal atau sebelum kehamilan berlangsung, tujuannya adalah untuk
mencegah agar supaya selama kehamilan berlangsung, maka ibu akan terhindar dari
beberapa penyakit yang bila diderita oleh ibu yang sedang hamil, akan menyebabkan cacat
fisik bawaan bagi janin yang nanti dilahirkan, misalnya cacat fisik dan kelainan bayi yang
disebut “congenital rubella syndrome“, yang terjadi pada ibu sedang hamil dan
mendapatkan infeksi virus rubella, yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi MMR
pada ibu yang merencanakan akan hamil. Juga jangan dilupakan vaksin tetanus untuk
calon ibu untuk mencegah infeksi kuman tetanus melalui tali pusat bayi atau “tetanus
neonatorum” yang sangat tinggi angka kematiannya pada bayi.
2. Pada saat kehamilan berkangsung, diberikan vaksin untuk mencegah si ibu hamil terhindar
dari penyakit infeksi pernafasan seperti penyakit influenza yang banyak terdapat sekeliling
kita. Dengan pemberian vaksin influenza ini, maka kita dapat mencegah keguguran janin
atau aborsi, atau janin lahir prematur, atau bayi lahir dengan berat badan lahir yang rendah
dan lain-lain hal buruk pada ibu dan janinnya, akibat pengaruh buruk dari penyakit
influenza yang diderita si ibu selama kehamilan.
3. Setelah bersalin dan kehamilan telah selesai, maka si ibu masih perlu diberikan atau
mengulang vaksin untuk mencegah batuk rejan atau pertusis atau “batuk seratus hari“.
Dari penelitian yang dilakukan para ahli kedokteran, terbukti bahwa ibu merupakan
sumber infeksi utama penyakit batuk rejan untuk bayi mereka, setelah itu baru orang tua
dan saudara yang ada disekeliling bayi tersebut,yang akan menjadi sumber yang potensial
untuk menularkan penyakit batuk rejan kepada bayi yang baru lahir ini.
1
Fajar Sari Tanberika SST MKes
-
Vaksin Rubella atau campak Jerman: infeksi campak Jerman bisa menyebabkan
janin dalam kandungan menderita cacat fisik yang serious dan berlangsung seumur hidup
sang bayi, atau bahkan meninggal sewaktu masih dalam kandungan atau segera setelah
dilahirkan. Periksalah diri apakah Anda telah mengandung zat antibody terhadap penyakit
ini sebelum menjadi hamil.
Umumnya kita semua pernah mendapatkan vaksinasi MMR semasa kecil, namun
karena telah begitu lama vaksinasi itu pernah kita terima, sehingga ada kemungkinan zat
antibody kita sudah hampir tidak ada lagi dalam tubuh kita, akibatnya tubuh kita sudah
tidak kebal lagi terhadap infeksi virus ini, dan invasi virus ini menyebabkan infeksi
sewaktu kita sedang hamil dan menimbulkan cacat fisik bawaan bagi janin yang sedang
dikandungan, bahkan kematian janin sebelum atau sewaktu dilahirkan. Ini yang dikenal
sebagi Congenital Rubella Syndrome
Seandainya Anda harus mendapatkan vaksinasi ulangan vaksin MMR, maka vaksinasi
MMR ini harus dilakukan sebelum Anda menjadi hamil, atau tepatnya minimal satu bulan
atau bahkan lebih setelah vaksinasi MMR dilakukan Anda TIDAK BOLEH MENJADI
HAMIL.
-
Vaksin Hepatitis B: Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi hati yang disebabkan
oleh virus, penyakit ini bisa mengakibatkan kerusakan hati berat seperti hati yang
mengeras atau sirosis hati dan bahkan kanker hati dan menyebabkan kematian pada
akhirnya. Sebelum menjadi hamil, seharusnya calon ibu memeriksakan diri untuk
memastikan bahwa dirinya tidak sedang terinfeksi dengan virus Hepatitis B. Karena
untuk bayi yang lahir ini akan terinfeksi juga dari ibu yang positif terinfeksi virus
Hepatitis B, maka begitu bayi dilahirkan, kita harus segera memberikannya vaksin
Hepatitis B ditambah dengan zat immunoglobulin anti Hepatitis B, untuk melawan
infeksi virus Heppatitis B dari ibunya.
-
Vaksin Pertusis (batuk rejan atau batuk seratus hari) : batuk rejan atau pertusis
adalah salah satu jenis penyakit yang mudah bisa dicegah dengan vaksinasi. Penyakit ini
disebabkan oleh bakteri yang sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
kontak fisik, atau sewaktu batuk dan bersin . Penyakit ini bisa menjadi sedemikian beratnya
bagi bayi, bayi akan batuk-batuk hebat, hingga terjadi sesak nafas dan pada bayi yang masih
2
Fajar Sari Tanberika SST MKes
sangat muda, penykait ini bisa menyebabkan kematian. Gangguan pernafasan ini menjadi
salah satu penyebab utama bayi harus dirawat secara intensif dirumah sakit.
Bayi mendapatkan infeksi bakteri ini dari angggota keluarga yang tinggal
bersamanya, misalnya dari kakak-kakanya atau dari orang tuanya atau kakek nenek yang
tinggal serumah dengan mereka, yang orang-orang tersebut bahkan tidak sadar bahwa
mereka menjadi sumber penularan penyakit batuk rejan ini bagi bayi mereka. Wanita hamil
yang belum pernah mendapatkan vaksin Tdap baik sebelum hamil, atau sedang hamil atau
setelah melahirkan harus diberikan vaksin Tdap ini untuk mencegah penularan batuk rejan
bagi bayi mereka. Demikian juga anggota keluarga dekat atau yang merawaat bayi harus
diberikan vaksinasi Tdap ini sebelumnya. Ini yang dikenal sebagai “cocoon strategy“,
yaitu memvaksinasi naggota keluarga agar menjadi kebal sehingga bisa mencegah transmisi
penyakit infeksi batuk rejan untuk bayi yang baru dilahirkan.
-
Vaksin Influenza: Vaksin ini aman dan sangat penting untuk wanita hamil sepanjang
waktu musim penyakit influenza, karena wanita hamil bila menderita penyakit influenza
akan mendapatkan komplikasi yang serius baik bagi dirinya sendiri juga bagi janin yang
sedang dalam kandungan. Misalnya ada kemungkinan terjadi kelahiran prematur, bayi lahir
dengan berat badan rendah, dan komplikasi serius lainnya. Vaksinasi influenza untuk wanita
hamil bisa diberikan kapan saja sepanjang waktu kehamilan berlangsung. Sedangkan
vaksinasi influenza bagi bayi adalah setelah bayi berusia 6 bulan atau lebih, demi menjaga
bayi jangan sampai terkena penyakit infleunza, maka sangat dianjurkan vaksinasi influenza
bagi anggota keluarga atau yang merawat bayi tersebut. Vaksinasi influenza sebaiknya
diulang setiap tahun untuk melindungi diri kita terhadap infeksi virus influenza.
-
Vaksin Tetanus : Penyakit tetanus adalah sangat berbahaya bagi bayi yang baru
dilahirkan (tetanus neonatorum)dan juga bagi wanita hamil, dengan angka kematian
3
Fajar Sari Tanberika SST MKes
yang tinggi. Untuk mencegah hal ini, maka setiap wanita yang menikah dan akan menjadi
hamil, sangat dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi vaksin Tetanus ini, untuk
- memproteksi dirinya sendiri disaat melahirkan juga melindungi bayinya yang baru
dilahirkan. Jenis vaksinnya bisa dalam bentuk vaksin Tdap atau bentuk TT (tetanus
toksoid)
Jenis vaksin yang tidak boleh diberikan kepada wanita hamil:
Sebagai panutan umum, bahwa setiap vaksin yang mengandung antigen hidup yang
dilemahkan (life attenuated vaccines) adalah KONTRA INDIKASI bagi wanita hamil, karena
resiko (meskipun secara teoritis dan kebenarannya belum terbukti) kemungkinan transmisi
virus atau bakteri yang berasal dari vaksin ke janin dan terjadi gangguan perkembangan janin.
Berikut ini adalah jenis vaksin hidup yang dilemahkan (life attenuated vaccines) yang tidak
boleh diberikan kepada wanita hamil, kecuali dalam keadaan luar biasa atau keadaan darurat
medis :










2.
Vaksin influenza hidup (bentuk vaksin influenza semprot hidung), bentuk vaksin
influenza ini belum beredar di Indonesia
Oral Polio Vaccine (OPV), vaksin polio tetes kedalam mulut
Vaksin yang mengandung antigent virus campak
Vaksin yang mengandung antigent virus gondongan
Vakisn yang mengandung antigent virus campak Jerman
Vaksin MMR yang mengandung antigent virus campak, campak Jerman dan
gondongan
Vaksin cacar air Variola
Vaksin typhus oral yang mengandung bakteri hidup yang dilemahkan (Ty21a)
Vaksin Varicella dengan antigent virus hidup yang dilemahkan
Vaksin Demam Kuning atau Yellow fever
Obat
Perempuan hamil tidak boleh sembarangan mengonsumsi obat meski ada beberapa
obat yang aman untuk dikonsumsi. Biasanya obat aman itu direkomendasikan oleh dokter.
Obat untuk perempuan hamil dikategorikan sesuai dengan prosedur keselamatan dan sesuai
dengan trimester kehamilan. Ada kategori yang aman dan berbahaya. Inilah kategori obat ibu
hamil:

Obat hamil kategori A merupakan obat paling aman dikonsumsi selama kehamilan,
bahkan aman untuk trimester pertama. Contoh: Vitamin B6, Asam Folat, dan obat
Tiroid

Obat hamil kategori B merupakan obat yang sering dikonsumsi perempuan hamil
tanpa menyebabkan kerusakan atau efek samping. contoh: Antipiretik seperti
Accetaminophen, Antidiabetics seperti Amoksisilin dan sefalosporin, Antikonvulsan
seperti Magnesium Sulfat, Prednisolon, Damotidine
4
Fajar Sari Tanberika SST MKes

Obat hamil kategori C adalah obat hamil yang hanya digunakan jika diperlukan

Obat hamil kategori D adalah Obat dapat memengaruhi perkembangan janin.
Contoh: alkohol, lithium, dan phenytoin

Obat hamil kategori X paling berbahaya dikonsumsi perempuan hamil karena dapat
menyebabkan cacat lahir. Contoh: thalidomide, salisilat, dan Asprin. Jika obat-obat
ini dikonsumsi pada trimester terakhir dapat meningkatkan risiko perdarahan

Obat yang harus dihindari: Ciprofloxacin dan Flukonazol
B. ALAT
- Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi, yang
menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik, alat ini adalah sangat
berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki
dirumah sebagai deteksi harian, selain aman juga mudah dalam penggunaannya serta
harga yang sangat terjangakau untuk dimiliki
-
Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah sangat
sederhana pada disainnya karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan
ketika akan digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala teratas,
sehingga dapat diketahui tinggi badan orang tersebut
-
Eye Protector Photo Therapy
5
Fajar Sari Tanberika SST MKes
Adalah alat bantu yang digunakan untuk melindungi bagian mata bayi pada saat
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X-ray atau jenis pemeriksaan lain
yang menggunakan media sinar agar tidak menggangu pengelihatan bayi yang akan
diperiksa.
-
-
Menggunakan stetoskop (stethoscope). Stetoskop adalah symbol alat kesehatan
yang paling umum dan hampir tak tergantikan. Aneh rasanya seorang tenaga medis
memeriksa pasien tanpa alat stetoskop. Fungsi stetoskop adalah untuk memperkuat
suara internal dalam tubuh kita seperti jantung dan paru-paru.
Menggunakan Pinard Horn (bentuknya seperti terompet). Gambarnya adalah seperti
yang ada di atas tulisan ini. Pinard horn adalah alat yang terbuat dari kayu dan
digunakan pada jaman dulu untuk mendengar jantung bayi. Bagian datar yang lebar
ditempatkan pada telinga suami, dokter atau bidan, sedangkan bagian ujung yang
menyerupai
cerobong
ditempelkan
pada
perut ibu
hamil.
Penggunaan pinard horn juga baru bisa dilakukan setelah janin berusia 18 – 20
minggu. Sekalipun alat ini sederhana tapi masih ada yang menggunakan.
C. PROCEDUR : SCREENING DAN DETEKSI DINI
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara
teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang
biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan
demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.
a. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)
Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya
terlambat sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada
kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan segera dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap
wanita hamil sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1
(sebelum minggu ke 14).
Tujuan pemeriksaan dini pada awal kehamilan adalah :
1) Kemungkinan hamil
6
Fajar Sari Tanberika SST MKes
2) Menetukan usia kehamilan
3) Melakukan deteksi adanya faktor resiko dan komplikasi pada kehamilan
4) Perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan
5) Melakukan rujukan dan kolaborasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan faktor resiko
yang memungkinakan komplikasi terjadi
Faktor resiko yang berhubungan dengan kehamilan, yaitu :
1) Perdarahan pervaginam
2) Hipertensi (kenaiakan sistole 30 mmHg & diastole 15 mmHg)
3)
Kenaikan atau penurunan BB > 13 kg atau < 9 kg selama kehamilan atau kenaikan < ½
kg/minggu pada triwulan akhir kehamilan
4) Oedema (terutama pada wajah dan kelopak mata)
5) Pusing dan pandangan berkunang-kunang
6) Kehamilan ganda (kembar)
7) IUFD
8) Usia kehamilan < 37 minggu atau > 42 minggu
9) Ibu hamil dengan penyakit menahun
10) Primigravida dengan penurunan kepala belum masuk PAP pada akhir kehamilan
11) Proteinuria (++)
12) Muntah berlebihan
13) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu banyak penyulit
Faktor resiko lain yang berada di luar kehamilan, meliputi ;
1) Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
2) Pendidikan ibu rendah
3) Paritas > 5
4) Mempunyai riwayat penyakit menahun / infeksi
5) Jarak antara 2 kehamilan < 2 tahun
6) Riwayat kematian janin/bayi/anak > 1
7) Persalinan preterm
b. Kontak Dini Kehamilan Trimester I
Deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan penilaian sebagai berikut :
1)
Pada trimester pertama 1x dengan kriteria tanda bahaya yaitu :adanya anemia, penyakit
keturunan, infeksi dan degeneratif, perdarahan (abortus, KET, mola hidatidosa), HEG,
kelainan genetik janin (jika memiliki riwayat atau resiko)
7
Fajar Sari Tanberika SST MKes
2) Pada trimester kedua 1x dengan kriteria tanda bahaya yaitu : perdarahan, pre eklampsia dan
eklampsia, gangguan pertumbuhan janin.
3)
Pada trimester ketiga 2 x dengan kriteria tanda bahaya yaitu : adanya kehamilan ganda,
perdarahan prvaginam (plasenta previa, solusio plasenta)
c.
Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
Pelayanan ANC yang diberikan petugas kesehatan kepada setiap ibu hamil berbedabeda tergantung dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individunya. Misalnya persetujuan
ANC yang diberikan terhadap ibu hamil dengan hipertensi tentunya akan berbeda dengan
pelayanan
yang
diberikan
kepada
ibu
hamil
dengan
varises.
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan
kondisi janin setiap minggunya.
Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu
dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu anjurkan ibu pula untuk cukup istirahat menjauhi
emosi dan jangan bekerja terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu dianjurkan untuk diet
tinggi protein rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam. Hal ini bertujuan untuk
mencegah pertambahan berat badan yang agresif.
Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, di samping pemeriksaan biasa, dapat
dilakukan pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran
biparietal (USG), Penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya.
Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan
bila ada tanda-tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat). Apalagi
bila janin telah meninggal dalam kandungan pengakhiran kehamilan ini sebaikanya
dirundingkan antar disiplin : dengan ahli penyakit dalam ; apakah ada ancaman terhadap jiwa
ibu.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan antara lain :
1) Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai ikat pinggang
terlalu kencang.
2)
Anjurkan kepada ibu supaya jalan-jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran
darah.
3) Anjurkan ibu untuk memakai kaos kaki atau pembalut tungkai elastis.
4) Dapat diberikan obat-obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.
Skrining untuk deteksi dini meliputi :
1) Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :
a) Anamnesa
8
Fajar Sari Tanberika SST MKes
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak
keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosa kehamilan,
antara lain :
Anamnesa Sosial (biodata dan latar belakang sosial)
Anamnesa Keluarga
Anamnesa Medik
Anamnesa Haid
Anamnesa Kebidanan
b) Pemeriksaan Umum
Tinggi badan
Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu diukur tinggi badannya. Seorang
wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko
tinggi karena kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar. Perbandingan tinggi
dan berat badan memberi gambaran mengenai keadaan gizi dan balita.
Berat badan
Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik yang pertama kali atau ulangan, berat badan perlu
ditimbang. Kenaikan berat badan yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi
kehamilan yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat badan wanita hamil biasanya belum
naik bahkan biasanya menurunkarena kekurangan nafsu makan. Dalam trimester terakhit
terutama karena pertumbuhan janin dan uri berat badan naik sehingga pada akhir kehamilan
berat badan wanita hamil bertambah kurang lebih 11 kg dibanding sebelum hamil. Pada
trimester terakhir berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu, bila penambahan berat badan
tiap minggu lebih dari 0.5 kg harus diperhatikan kemungkinan preeklampsi.
Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal tekanan darah daloam kehamilan trimester terakhir sistolik tidak
melebihi 140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Bila terdapat tekanan darah
melebihi diatas maka kemungkinan adanya preeklampsi.
Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan inspeksi. Pemeriksaan ini
meliputi seluruh bagian kepala dan leher. Jika pada pemeriiksaan mata sklera ikterik dan
konjungtiva anemis maka kemungkinan anemia.
Pemeriksaan payudara
Pada wanita hamil payudara terlihat besar dan tegang serta sedikit nyeri. Hal ini karena
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
9
Fajar Sari Tanberika SST MKes
Pemeriksan payudara dengan cara palpasi meliputi bentuk dan ukuran payudara, putting susu
menonjol atau tidak, adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe.
Pemeriksaan jantung, paru dan organ dalam tubuh lainnya
Pemeriksaan abdominal
Pemeriksaan abdominal dilakukan dengan palpasi. Dari pemeriksaan ini diperoleh mengenai
ukuran dan bentuk uterus.
Pemeriksan genetalia
Untuk memeriksa genetalia biasanya dengan pemeriksaan ginekologi. Pada pemeriksaan ini
vulva, vagina dan porsio diperiksa dan dilihat inspekulo.
Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya varises dan oedema.
c) Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa
golongan darah, Hb, protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal
kehamilan bertujuan untuk mengetahui adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga
bertujuan untuk mengetahui adanya protein urine dan glukosa urine. Protein dalam urine
merupakan hasil kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran kencing atau penyakit
ginjal. Pada saat hamil jika dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi
tanda serius dari preeklampsi. Untuk glukosa urin berhubungan dengan diabetes.
2) Pemeriksaan Penunjang - USG
USG merupakan suatu media diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik
untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultrasonik.
Pemeriksaaan USG saat ini dipandang sebagai metode pemeriksaan yang aman.
Pemeriksaan USG pada kehamilan normal usia 5 minggu struktur kantong gestasi
intrauterin dapat dideteksi dimana diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Jika dihubungkan
dengan kadar HCG pada saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mlU/ ml. Dari
kenyataan ini bisa juga diartikan bahwa kadar HCG yang lebih dari 6500 mlU/ ml tidak
dijumpai adanya kantong gestasi intrauterin, maka kemungkinan kehamilan ektopik.
Gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan,
ada tidaknya gangguan kehamiulan (ruptura, abortus) serta banyak dan lamanya perdarahan
intra abdomen. Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan jika
terlihat kantong gestasi berisi janin hidup yang letaknya di luar kavum uteri.
Pada kehamilan 7 minggu diameter kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang
embrio mencapai 10 mm dan menjadi lebih mudah dilihat. Struiuktur kepala sudah dapat
10
Fajar Sari Tanberika SST MKes
dibedakan dari badan. Selain denyut jantuing mungkin juga dapat dideteksi adanya gerakan
embrio yang dapat dirangsang dengan melakukan perkusi pada dinding perut. Jika tidak ada
tanda-tanda kehidupan seperti yang telah disebutkkan maka kemungkinan terjadi miss
abortion. Jika dijumpai lebih dari 1 embrioyang menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka
kemungkinan kehamilan multipel.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur embrio
dapat dilihat lebih jelas lagi. Sering kali terlihat kuning telur dalam (yolk salk) berupa struktur
vasikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak
dijumpai adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka kemungkinan kehamilan
anembrionik.
D. SISTIM
- Pelayanan Deteksi Kehamilan Dengan Program Mobile Obstretical Monitoring Melalui
MOM, dapat mengindentifikasi kehamilan para ibu sesegera mungkin supaya mereka bisa
mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
- Klas Ibu hamil : Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatankehamilan persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi
baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
11
Fajar Sari Tanberika SST MKes
Download