identifikasi kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap

advertisement
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN(PRESCRIBING) RAWAT JALAN
DI POLI ANAK RUMAH SAKIT X AMBARAWA
PERIODE OKTOBER – DESEMBER 2016
ARTIKEL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Farmasi
Oleh :
SASKIA ISYARORA AGADIWANTI
050113a056
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
Scanned by CamScanner
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Richa Yuswantina1), Fania Putri L2), Saskia Isyarora A3)
4)
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmi Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
INTISARI
Latar belakang : Pemicu medication error salah satunya adalah prescribing
error. Kesalahan dalam peresepan (prescribing) merupakan hal yang sering
terjadi dalam kesalahan pengobatan. Angka kejadian prescribing error paling
besar terjadi pada kelompok anak. Anak rentan terhadap error karena anak
memiliki perbedaan perkembangan fungsi organ tubuh dan farmakokinetika
dengan orang dewasa. Seringkali tenaga kesehatan menyetarakan pengobatan
anak dengan dewasa tanpa melihat perbedaan tersebut dan timbullah error.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase medication error
pada tahap prescribing rawat jalan di poli anak Rumah Sakit X di Ambarawa
periode Oktober – Desember 2016.
Metode : Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif non
eksperimental. Pengumpulan data secara retrospektif menggunakan teknik random
sampling, sehingga didapat sebanyak 80 sampel resep.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan medication error pada tahap prescribing
rawat jalan di poli anak Rumah Sakit X di Ambarawa pada bulan Oktober–
Desember 2016 yang tertinggi berturut-turut adalah pada parameter berat badan
pasien (100%) dan aturan waktu minum obat (2,5%).
Kesimpulan : Berat badan pasien merupakan medication error tertinggi di Poli
Anak rawat jalan RS X Ambarawa yaitu sebesar 100%.
Kata kunci : medication error, prescribing, anak, berat badan.
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
ABSTRACT
Background: The most common cause of medication errors in children
is prescribing error. Children are vulnerable to error because the child has
different developmental organ functions and pharmacokinetics with adults. Health
workers often equalize treatment between adults has children regardless of these
differences and than will cause error.
Objective: This study aimed to determine the percentage of medication errors in
prescribing stage. Subjects of the research were outpatients children polyclinic at
Hospital X in Ambarawa period from October to December 2016.
Methods: This research was descriptive non-experimental research. Data
collections used random sampling techniques, in order to get as many as 80
prescription sample.
Results: The results showed the highest medication errors in prescribing stage
respectively was parameters of the patients’ body weight (100%) and the rules of
the time in taking medication (2.5 %).
Conclusion: Patient body weight is the highest medication error in outpatients
children polyclinic at Hospital X in Ambarawa which is equal to 100%.
Keywords: medication error, prescribing, children, body weight.
A. PENDAHULUAN
Sampai saat ini medication error tetap menjadi salah satu permasalahan
kesehatan yang banyak menimbulkan berbagai dampak bagi pasien mulai dari
resiko ringan bahkan resiko yang paling parah yaitu menyebabkan suatu
kematian (Aronson, 2009).
Angka kejadian medication error di Indonesia belum terdata secara
akurat dan sistematis, tetapi angka kejadian medication error sangat sering
kita jumpai diberbagai institusi pelayanan kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan penelitian dari Perwitasari (2010), ditemukan 226 resep
medication error yang terjadi di instalasi rawat jalan pada rumah sakit
pemerintahan di Yogyakarta. Kejadian medication error, tersebut berturutturut adalah prescribing error (99,12%), pharmaceutical error (3,02%) dan
dispensing (3,66%).
Medication error untuk tahap prescribing memiliki potensi kesalahan
paling tinggi pada parameter berat badan pasien yaitu sebesar 88 % (Susanti,
2013).
Angka kejadian prescribing error paling besar terjadi pada kelompok
anak. Anak rentan terhadap error karena anak memiliki perbedaan
perkembangan fungsi organ tubuh dan farmakokinetika dengan orang dewasa.
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Seringkali tenaga kesehatan menyetarakan pengobatan anak dengan dewasa
tanpa melihat perbedaan tersebut dan timbullah error (Elisabeth, 2011)
Sampai saat ini belum ada penelitian mengenai medication error di
Rumah Sakit X Ambarawa. Berdasarkan permasalahan kesalahan pengobatan
pada tahap peresepan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang medication error pada tahap prescribing agar dapat
meminimalisir kesalahan pengobatan selanjutnya khususnya di Poli Anak
rawat jalan Rumah Sakit X Ambarawa, Rumah Sakit X Ambarawa menerima
kurang lebih 100 pasien rawat jalan setiap harinya dan apabila terjadi
medication error pada pasien rawat jalan akan sulit untuk ditangani.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui medication error pada tahap peresepan (prescribing) rawat
jalan di poli anak Rumah Sakit X Ambarawa periode Oktober – Desember
2016.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui presentase angka kejaian kesalahan pengobatan (medication
error) pada tahap peresepan (prescribing) rawat jalan di poli anak Rumah
Sakit X Ambarawa periode Oktober – Desember 2016
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental, yaitu dengan cara
pengambilan data secara retrospektif. Pengumpulan data dilakukan secara
retrospektif untuk memperoleh gambaran mengenai kemungkinan adanya
angka kejadian medication error pada tahap peresepan (prescribing) di Poli
Anak Rumah Sakit X Ambarawa. Dalam penelitian ini pengambilan data
dengan melakukan pengambilan data resep pasien anak usia 5-11 tahun
(Depkes RI, 2009).
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini merupakan resep anak rawat jalan di Poli
Anak Rumah Sakit X Ambarawa yang masuk di bulan Oktober-Desember
2016. Jumlah populasi yang didapat sebesar 401 resep.
2. Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi
yaitu 80 sampel. Teknik pengambilan yang digunakan adalah Random
Sampling.
KRITERIA SAMPEL:
a. Kriteria Inklusi
1) Resep pasien anak rawat jalan usia 5-11 tahun (DepKes RI, 2009) di
Poli Anak Rumah Sakit X Ambarawa.
2) Resep yang utuh/tidak sobek dan masih bisa terbaca
3) Resep BPJS
b. Kriteria Eksklusi
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Resep yang tidak jelas printoutnya / tidak bisa terbaca saat pengambilan
acak.
ANALISIS DATA
Data hasil penelitian yang diperoleh dicatat dan dikelompokkan.
Kemudian dianalisis dengan metode deskriptif non analitik menggunakan
rumus persentase sebagai berikut :
Persentase :
P = F/N x 100%
Keterangan :
P
: Persentase
F
: Frekuensi (jumlah)
N
: Responden (total jumlah)
100%
: Pengali tetap
Data yang dikelompokkan disajikan dalam bentuk persentase dan tabel,
meliputi :
1. Karakteristik pasien
a) Distribusi presentase umur
b) Distribusi presentase penggunaan bentuk sediaan obat
2. Distribusi Hasil Identifikasi
a) Kajian Administratif
b) Kajian Farmasetis
c) Kajian Pertimbangan Klinis
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Distribusi Pengambilan Sampel Resep
Pengambilan sampel dengan metode random sampling didapat 80 sampel
dengan distribusi pengambilan sampel tiap bulandapat dilihat pada :
Gambar 4.1 Distribusi jumlah pengambilan resep
II. Karakteristik Pasien
a. Distribusi presentase umur
Tabel 4.1 Distribusi hasil presentase umur
Rentang Umuur
Jumlah
Presentase (%)
Keterangan
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
5-6
49
61,25
6,1-8
6
7,5
8,1-10
14
17,5
Umur
10-11
11
13,75
80
100
Total
Dari table diatas, presentase distribusi umur paling bnayak adalah
pasien dengan rentang usia 5-6 tahun dengan presentase sebesar 61,25%.
b. Distribusi presentase penggunaan bentuk sediaan obat
Tabel 4.2 Distribusi hasil presentase penggunaan bentuk sediaan obat
Keterangan
Jenis bentuk
Jumlah
Presentase (%)
sediaan
Sirup
64
80
Tablet
7
8,75
Tetes mata
1
1,25
Inhaler
5
6,25
Bentuk sediaan
obat
Injeksi
2
2,5
Cream
1
1,25
80
100
Total
Tabel diatas menunjukkan presentase distribusi penggunaan sediaan
obat berupa sirup paling banyak yaitu sebesar 80%.
III.
Hasil Analisa Data
1. Kajian Admisintratif
Tabel 4.3 Distribusi hasil identifikasi kajian administratif
Frekuensi jumlah
Persentase
Kajian Administratif
kejadian
(%)
(sampel : 80 resep)
Tidak ada nama pasien
0
0
Tidak ada umur pasien
0
0
Tidak ada BB pasien
80
100
Tidak ada alamat pasien
0
0
Tidak ada nama dokter
0
0
Parameter BB pasien (100%) merupakan kejadian prescribing error
terbesar pada tahap kajian aministratif. Parameter nama pasien, umur
pasien, alamat pasien dan nama dokter tidak ditemukan kesalahan (Tabel
4.3.
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Gambar 4.2 Distribusi hasil identifikasi kajian administrative
Kesalahan peresepan akibat tidak ada nama pasien merupakan
kelompok potensi resiko tinggi yang dapat menyebabkan kegagalan
pengobatan karena dapat mengakibatkan bertukarnya obat (Gunadi, 2015).
Pada penelitian tidak ditemukan prescribing error pada pencantuman
nama pasien (0%).
Berat badan merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan dalam
perhitungan dosis, khususnya dosis anak (Mamarimbing et al., 2012).
Anak-anak merupakan kelompok pasien yang beresiko terhadap
penggunaan obat-obatan, apabila terjadi medication error (kajian
administratif, kajian farmasetik dan kajian pertimbangan klinis). Hasil dari
identifikasi resep di Poli Anak rawat jalan RS X Ambarawa ditemukan
medication error pada parameter BB sebesar 100%. Hal ini dapat menjadi
faktor penyebab medication error dosis pada bayi dan anak. Sehingga
intervensi untuk mengurangi risiko kesalahan perhitungan dosis sangat
dibutuhkan (Conroy, 2007).
Tidak ada umur pasien didalam peresepan dapat menyebabkan
kesalahan didalam mempertimbangkan dosis (Susanti, 2013). Perkiraan
berat berdasarkan usia dan perkiraan berbasis usia mengungguli perkiraan
matematis "standar emas" yang diterima saat ini diterapkan pada anakanak sampai usia 11 tahun (sekitar 35 kg). Perkiraan berbasis durasi secara
statistik lebih unggul, namun keterbatasan fisik dan kendala teknis yang
ditimbulkan saat mengukur secara akurat lebih digunakan penggunaan usia
anak-anak untuk memberikan perkiraan berat badan mereka (Emerg Med
J. 2009).Hasil dari identifikasi resep di Poli Anak rawat jalan RS X
Ambarawa ditemukan medication error pada parameter umur pasien
sebesar 0%.
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Pencantuman alamat diperlukan karena dalam proses pelayanan
peresepan sebagai pembeda ketika ditemukan nama pasien yang sama agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Keadaan darurat (misalnya
salah obat) juga memerlukan informasi alamat pasien, dimana pasien dapat
langsung dihubungi oleh pihak IFRS (Perwitasari, 2009). Identifikasi
sampel resep di Poli anak RS X Ambarawa tidak ditemukan prescribing
error pada alamat pasien (0%).
Nama dokter sangat penting dalam penulisan resep, agar ketika
petugas atau apoteker melakukan skrining resep kemudian terjadi
kesalahan mengenai kesesuaian farmasetik, dokter penulis resep tersebut
bisa langsung dihubungi untuk melakukan pemeriksaan kembali resep
yang sudah dituliskannya. Hasil identifikasi di Poli anak RS X Ambarawa
tidak ditemukan prescribing error pada nama dokter (0%).
2. Kajian Farmasetik
Tabel 4.3 Distribusi hasil identifikasi kajian farmasetik
Frekuensi jumlah
Persentase
Kajian Farmasetik
kejadian
(%)
(sampel : 80 resep)
Ketidaksesuaian bentuk
0
0
sediaan obat
Kesesuaian
stabilitas
0
0
obat
Berdasarkan tabel 4.4 tentang menunjukkan prescribing error baik
dari bentuk maupun stabilitas sediaan obat tidak mengalami kesalahan
(0%).
Gambar 4.3 Distribusi hasil identifikasi kajian farmasetik
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Penulisan bentuk sediaan jika tidak dituliskan akan merugikan
pasien. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan, bentuk sediaan yang akan
digunakan dan efek samping yang mungkin terjadi (Aslam dkk., 2003).
Pada identifikasi resep yang diteliti, bentuk sediaan yang paling baik
digunakan umumnya adalah sirup sebesar 80%, tablet 8,75%, dan inhaler
sebesar 6,25%.
Produk obat yang sudah didistribusikan kepada konsumen memenuhi
standar mutu QC dan QA produk obat dari suatu pabrik, sehingga obat
yang diberikan kepada pasien dapat dikatakan stabil dalam sediaan obat.
Dalam peresepan ada yang mendapat sediaan sirup kering, biasanya
diresepkan hanya untuk7-12 hari saja. Setalah dilakukan pelarutan, obat
sediaan bentuk ini akan stabil hnaya pada 7-12 hari saja. Hasil identifikasi
pada 80 resep pasien tidak terjadi prescribing error (0%).
3. Kajian Pertimbangan Klinis
Tabel 4.5 Distribusi hasil identifikasi kajian pertimbangan klinis
Frekuensi jumlah
Kajian pertimbangan
Persentase
kejadian
klinis
(%)
(sampel : 80 resep)
Duplikasi
0
0
Tidak ada aturan waktu
2
2,5
minum obat
Tidak ada pemberian
0
0
dosis obat
Pada tahap kajian pertimbangan klinis, parameter duplikasi dan
pemberian dosis obat masing masing 0% atau tidak terdapat prescribing
error (0%). Kejadian prescribing error pada parameter aturan waktu
minum obat adalah 2,5%.
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Gambar 4.4 Distribusi hasil identifikasi kajian pertimbangan klinis
Penelitian yang dilakukan dengan mengidentifikasi 80 resep didapat
presentase 0% (tidak ada kesalahan). Duplikasi adalah pemberian lebih dari
satu regimen obat tunggal/beberapa regimen yang berbeda denan efek
terapetik yang sama dalam satu resep. Dimana pada evaluasi resep sampel
yang didapat, tidak ditemukan adaya duplikasi pemberian obat dalam resep.
Makin banyak jumlah obat yang digunakan maka akan semakin besar pula
terjadinya DRPs pada pasien (Viktil dkk., 2006).
Penggunaan obat dalam jumlah banyak juga dapat menyebabkan
meningkatnya resiko pengobatan tidak tepat (interaksi obat dan duplikasi
terapi), ketidakpatuhan dan efek samping obat (Hajjar, Hanlon dan Cafiero,
2007).
Penelitian yang dilakukan dengan mengidentifikasi 80 resep didapat
prescribing error sebesar 2,5%. Aturan waktu minum obat diperlukan untuk
menghindari efek samping obat yag tidak diinginkan, seperti kekurangan dosis
obat (misalnya resisten pada antibiotik) dan kelebihan dosis obat.
Pemberian dosis yang berlebih akan mengakibatkan hepatotoksik, iritasi
system pencernaan, dan timbul beberapa efek samping lainnya. Bukan hanya
dosis berlebih saja yang akan merugikan pasien. Pemberian dosis yang kurang
juga akan mengakibatkan tidak tercapainya sasaran terapi sehingga
memperlama kesembuhan pasien.
Dosis atau takaran suatu obatadalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seseorang penderita untuk obat dalam
maupun obat luar (Syamsuni, 2006). Oleh karena itu, dosis merupakan bagian
yang sangat penting dalam resep.
Menentukan dosis obat yang benar untuk pasien tertentu sangat penting
untuk khasiat obat yang tepat dan juga membantu dalam mengurangi efek obat
yang tidak diinginkan, dengan beberapa metode untuk merancang rejimen
dosis (Ankith, K et al., 2013). Hasil identifikasi pada 80 resep pasien terjadi
prescribing error sebesar 0%.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesalahan pengobatan (medication error) pada tahap peresepan
(prescribing) rawat jalan di poli anak Rumah Sskit X di Ambarawa pada
bulan Oktober–Desember 2016 yang tertinggi berturut-turut adalah pada
parameter BB pasien (100%) dan aturan waktu minum obat (2,5%).
2. Hasil identifikasi presentase kejadian kesalahan pengobatan pada tahap
peresepan (prescribing) rawat jalan di Poli anak Rumah Sskit X di
Ambarawa pada bulan Oktober–Desember 2016 menunjukkan bahwa :
a. Kajian administratif
 Nama pasien (0%)
 Umur pasien (0%)
 BB pasien (100%)
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
 Alamat pasien (0%)
 Nama dokter (0%)
b. Kajian farmasetik
 Bentuk sediaan (0%)
 Stabilitas obat (0%)
c. Pertimbangan klinis
 Duplikasi (0%)
 Aturan waktu minum obat (2,5%)
 Penggunaan dosis obat (2,5%)
E. UCAPAN TERIMAKASIH
Seluruh civitas akademika UNIVERSITAS Ngudi Waluyo Ungaran, Richa
Yuswantina,S.Farm.,Apt.,M.Si selaku ketua Program Studi Farmasi dan
selaku pembimbing utama, Fania Putri L.,S.Farm.,Apt.,M.Si selaku
pembimbing pendamping dan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta
serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
F. SARAN
Perlu ditambahakan parameter BB pasien pada kelengkapan administratif
resep untuk menentukan kebutuhan dosis pasien anak di Poli Anak Rumah
Sakit X Ambarawa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ankith Kumar Reddy B*, Subhashis Debnath, M. Niranjan Babu. 2013. A
Review On Dosage Regimen. Indian Journal of Pharmaceutical Science &
Research. Tersedia di : www.ijpsrjournal.com
2. Aslam, M., Chik, K. W., Adji, P. 2003. Farmasi Klinis. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta
3. Aronson JK. 2009. Medication errors  : definitions and classification. Br J
Clin
4. Conroy S1, Sweis D, Planner C, Yeung V, Collier J, Haines L, Wong IC.
2007. Interventions to reduce dosing errors in children: a systematic review of
the literature. 30(12):1111-25.
5. Daniel R. Neuspiel1,2 and Melissa M. Taylor1. 2013. Reducing the Risk of
Harm From Medication Errors in Children. Health Services Insights. 6 47–
59.
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan
Nasional. Depkes RI,Jakarta
7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014. Tentang standar
pelayanan kefarmasian di Apotek. Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia. Jakarta.
8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014. Tentang Standar
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
9. Emerg Med J. 2009. Can age-based estimates of weight be safely used when
resuscitating children? . Jan;26(1):43-7. doi: 10.1136/emj.2008.061119.
10. Hajjar, ER, Cafiero, AC, Hanlon, JT 2007, ‘Polypharmacy in Elderly
Patients’, The American Journal of Geriatric Pharmacotherapy, 5(4), pp. 345351
11. Mamarimbing, M., Fatimawali, Bodhi, W. 2012. Evaluasi Kelngkapan Resep
dari Dokter Spesialis Anak padaTiga Apotek di Kota Manado. Journal of
Pharmachon, 1(2) ; 45-51.
12. NCCMERP. 2016. Medication errors. Diunduh 06 maret 2017. Tersedia dari:
http://www.nccmerp.org/about-medication-errors.
13. Notoatmodjo, S., 2012. Pengolahan dan Analisa Data. Dalam: Notoatmodjo,
S., ed. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
14. Perwitasari DA, Abror J, Wahyuningsih I. 2010. Medication errors in
outpatients of a goverment hospital in Yogyakarta Indonesia, 1(1), 8–10.
15. Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. EGC, Jakarta.
16. Vadas, E.B. 2010. Stability of Pharmaceutical Products. The Science and
Pactice of Pharmacy vol. 1 : 988-989.
17. Viktil, KK, Blix, HS, Moger, TA, Reikvarn, A 2006. ‘Polypharmacy as
Commonly Defined is an Indicator of Limited Value in the Assessment of
Drug-Related Problems’, British Journal of Clinical Pharmacology, (63)2, pp.
187-192.
IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR)
PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) RAWAT JALAN DI POLI
ANAK RUMAH SAKIT X DI AMBARAWA PERIODE OKTOBER–
DESEMBER 2016
Download