59 Pada ibu hamil, pemeriksaan Antenatal Care sangatlah penting

advertisement
HUBUNGAN USIA IBU HAMIL TRIMESTER 3 DENGAN KETERATURAN
ANTENATAL CARE K4 DI BPS NY. S DESA SIDOMUKTI
KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN
Laily Mufidah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko***
…………......……….…… ……
. .….ABSTRAK…… … ......………. ……
…… . .….
Pada ibu hamil, pemeriksaan Antenatal Care sangatlah penting yang bertujuan
membantu ibu hamil dalam proses penyesuaian pada perubahan fisik dan mental serta
untuk memantau kondisi ibu dan janin. Akan tetapi masih banyak didapati ibu hamil yang
tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Hal ini dibuktikan dari hasil survei awal di
BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan yang didapatkan bahwa ternyata masih banyak yang
tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Secara teoritis salah satu penyebab ketidak
teraturan Antenatal Care yaitu usia ibu hamil dimana pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun
ibu hamil sering kali tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan usia ibu hamil trimester 3 dengan
keteraturan Antenatal Care K4
Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan populasi yaitu seluruh ibu hamil
trimester 3 yang periksa di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan, sampel yaitu sebagian
ibu hamil trimester 3 yang periksa di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan sebanyak 21
responden dengan menggunakan consecutiv sampling, pengumpulan data menggunakan
kuesioner tertutup dan lembar observasi, pengolahan data dengan scoring, tabulating,
editing, coding kemudian diprosentase dan dianalisis dengan uji Exact Fisher
Hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian responden sudah melakukan
Antenatal Care secara teratur sebanyak 18 orang (61,90%) dan kurang dari sebagian yang
tidak teratur melakukan Antenatal Care sebanyak 3 orang (38,10%). Untuk mengetahui
adanya hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4
dianalisis menggunakan uji Exact Fisher didapatkan p = 0,014 < 0,05, sehingga H1
diterima, artinya terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan
Antenatal Care K4
Melihat hasil penelitian diatas, perlunya petugas kesehatan khususnya bidan agar
meningkatkan penyuluhan tentang Antenatal Care untuk mencegah terjadinya resiko
bahaya pada ibu dan janin.
Kata kunci: Usia, Keteraturan, Antenatal Care K4
fisik dan mentalnya (Wiknjosastro H,
2002:155).
Menurut Saifuddin Abdul B (2002),
pemeriksaan dan pemberian konseling harus
dilakukan secara teratur yaitu semakin tua
usia kehamilan, semakin cepat pemeriksaan
harus diulang dengan ketentuan minimal satu
kali pada trimester ke I (sebelum minggu ke14), minimal satu kali pada trimester ke II
(pada saat usia kehamilan 14-28 minggu) dan
PENDAHULUAN. …… .
… ….
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah
satu pelayanan kesehatan yang utama dalam
masa kehamilan, dengan tujuan membantu
ibu hamil dalam proses penyesuaian pada
perubahan fisik dan mental serta untuk
memantau kondisi ibu dan janin, sehingga
diharapkan
keadaan
keduannya
saat
kehamilan, kelahiran, dan setelah kelahiran
selalu dalam kondisi sehat dan normal baik
SURYA
59
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
minimal dua kali pada trimester ke III (yaitu
satu kali pemeriksaan pada minggu ke 28-36
dan satu kali pemeriksaan setelah minggu ke
36). Antenatal care secara teratur penting
untuk menjamin proses alamiah selama
kehamilan (Pusdiknakes, 2001). Akan tetapi
masih banyak didapati ketidakteraturan
wanita hamil melakukan Antenatal Care
yang dapat berpengaruh pada status
kesehatan ibu, ketidakteraturan ini dapat
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
diantaranya usia ibu hamil, pendidikan,
pengetahuan, jumlah anak (paritas), jarak
tempat tinggal ibu hamil dengan tempat
pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga
(Djakfar M Shadik, 2007).
Pada masa kehamilan, Antenatal Care ini
penting agar kelainan dan penyulit yang
terjadi dapat segera diobati agar kehamilan
dan persalinan dapat dilalui dengan baik dan
selamat (Dep Kes RI, 1992:48). Selain itu
Antenatal Care secara teratur sangatlah
penting untuk mendapatkan penyuluhan dan
agar dilakukan pemeriksaan pada penyakit
genetik sehingga kesehatan ibu dan bayi baik
(Llewellyn Derek, Jones, 2002:47).
Ketidakteraturan Antenatal Care pada ibu
hamil dapat mempengaruhi status kesehatan
ibu dan janin yang dikandungnya, bahkan
dapat mengakibatkan kematian. Hal ini
terbukti bahwa angka kematian ibu di
Indonesia berada pada urutan teratas di
Negara-negara ASEAN, pada tahun 2005
AKI sebesar 290,8 / 100.000 kelahiran hidup
dan diharapkan pada tahun 2010 AKI
menurun menjadi 225 / 100.000 kelahiran
hidup. Tingginya AKI disebabkan oleh halhal yang berkaitan saat kehamilan,
persalinan, dan saat nifas (Ahmad Fuady,
2008). Faktor resiko terjadinya komplikasi
yang dapat menyebabkan kematian ibu salah
satunya yaitu karena ibu tidak pernah ANC.
Di jawa timur pada tahun 2007 pencapaian
kunjungan Antenatal Care K4 sebanyak
77,04%. Dikabupaten Lamongan tercatat
bahwa Antenatal Care K4 mencapai 85,46%.
Pencapaian ini masih jauh dari target yang
diharapkan pemerintah yaitu 100% pada
kunjungan Antenatal Care K4 (Depkes,
2008).
SURYA
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan penulis pada tanggal 24 September
2008 di BPS desa Sidomukti Lamongan,
diambil data pada bulan Januari sampai
Desember 2007 terdapat 312 wanita hamil,
dari jumlah tersebut yang telah melakukan
Antenatal Care secara teratur sebanyak 132
orang (42,31%) dan sebanyak 180 orang
(57,69%) yang tidak melakukan Antenatal
Care secara teratur. Dan pada tahun 2008
dari bulan Januari sampai September yaitu
dari 302 wanita hamil terdapat 210 orang
(69,54%) yang melakukan Antenatal Care
secara teratur dan yang tidak teratur
melakukan Antenatal Care sebanyak 92
orang (30,46%) dengan usia responden < 20
tahun sebanyak 41 orang (44,56%), yang
berusia 20-35 tahun 23 orang (25%) dan
yang berusia > 35 tahun sebanyak 28 orang
(30,43%)
Keteraturan ibu hamil dalam melakukan
Antenatal Care dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Salah satu diantaranya adalah karena
usia (M Djakfar Shadik, 2007). Pada usia
dibawah 20 tahun cenderung berpendidikan
rendah yang mengakibatkan berada pada
kondisi ekonomi dan pengetahuan yang
rendah, sehingga pengetahuan tentang
Antenatal Care cenderung sedikit (Bobak
Irene M, Deitra LL, Margaret Duncan
Jensen, 2005:839). Selain itu ibu hamil
dengan usia kurang dari 20 tahun sering kali
mengalami ketidak siapan mental tentang
kehamilannya, sehingga kesadaran untuk
melakukan Antenatal Care kurang, yang
dapat mengakibatkan kecenderungan naiknya
tekanan darah dan pertumbuhan janin yang
terhambat (Tobing N L, 2006). Sedangkan
pada ibu hamil usia diatas 30 tahun
cenderung tidak teatur melakukan Antenatal
Care yang disebabkan oleh jumlah paritas
ibu
lebih
banyak
sehingga
lebih
berpengalaman
dalam
menangani
kehamilannya (M Djakfar Shadik, 2007). Hal
ini dapat mengakibatkan kegawatan pada
kondisi ibu dan bayi yang dapat mengancam
jiwa ibu dan janin dalam kandungan.
Untuk mencapai indikator pelayanan
Antenatal Care tersebut diharapkan adanya
dukungan dan partisipasi dari masyarakat
yang secara suka rela berperan aktif.
60
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
Disamping itu peranan petugas atau bidan
yang ada yang ada didesa, kualitas dan
kuantitas
pelayanan
kesehatan
perlu
ditingkatkan terutama di kabupaten yang
cakupannya masih rendah (Mitha S Indah,
2008). Peningkatan pelayanan kesehatan
dapat dilakukan dengan adanya program
keringanan biaya pada masyarakat dengan
kondisi ekonomi yang rendah yang banyak
terjadi pada ibu hamil usia kurang dari 20
tahun, sedangkan pada ibu hamil dengan
pengetahuan
yang
kurang
dibidang
kesehatan, dapat dilakukan penyuluhan pada
kader-kader
sehingga
diharapkan
pengetahuan yang telah diberikan dapat
disampaikan pada masyarakat umumnya dan
pada Ibu hamil khususnya dengan cara
pemberitahuan dari mulut kemulut, contoh
pemberian penyuluhan untuk ibu hamil
dengan usia kurang dari 20 tahun yaitu
tentang pentingnya memenuhi kebutuhan
nutrisi saat hamil, sedangkan untuk ibu hamil
dengan usia diatas 35 tahun dapat diberikan
penyuluhan tentang pentngnya melakukan
Antenatal Care pada semua ibu hamil yang
telah memiliki anak sedikit ataupun banyak.
Rumusan masalah pada Karya Tulis Ilmiah
ini adalah ”Adakah hubungan usia ibu hamil
trimester 3 dengan keteraturan Antenatal
Care K4”. Sedangkan tujuan Penulisan
Karya
Tulis
Ilmiah
ini
adalah
mengidentifikasi tingkat usia ibu hamil yang
melakukan Antenatal Care K4 di BPS Ny. S
desa Sidomukti Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan dan mengidentifikasi
keteraturan Antenatal Care K4 pada ibu
hamil di BPS Ny. S desa Sidomukti
Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan
dan menganalisis hubungan tingkat usia ibu
hamil dengan keteraturan melakukan
kunjungan Antenatal Care K4 di BPS Ny.S
desa Sidomukti Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan
dependen hanya satu kali pada satu saat
(Nursalam, 2003:85).
Analisa data ini juga menggunakan
bantuan piranti lunak SPSS atau statiscal
product and service solution
HASIL .PENELITIAN
1) Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Responden Di BPS Ny.S Desa
Sidomukti-Lamongan
No
Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
(%)
1
SD
9
42,86
2
SMP
6
28,57
3
SMA
5
23,81
4
PT
1
4,76
Jumlah
21
100
Berdasarkan tabel 1. menunjukkan
bahwa kurang dari sebagian responden
adalah berpendidikan SD yaitu sebanyak 9
orang (42,86%)
2) Jenis Pekerjaan Responden
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Responden Di BPS Ny. S
Desa Sidomukti-Lamongan
No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
(%)
1
Wiraswasta
2
9,52
2
Tidak
Bekerja
19
90,48
Jumlah
21
100
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang diteliti tidak
bekerja yaitu sebanyak 19 orang (90,48%)
dan sebagai wiraswasta sebanyak 2 orang
(9,52%)
METODE PENELITIAN.…
… .…
Desain penelitian ini adalah menggunakan
metode analitik yaitu mencari keterkaitan
antara dua variabel. Pendekatannya dengan
cara Cross Sectional yaitu jenis penelitian
yang menekankan pada waktu pengukuran
atau observasi variabel independen dan
SURYA
…
a. Data Umum
61
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
3) Jumlah Kehamilan Responden
5) Jarak Tiap anak Responden
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah
Kehamilan Responden Di BPS
Ny. S Desa SidomuktiLamongan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jarak Anak
Responden Di BPS Ny. S
Desa Sidomukti-Lamongan
No
Jarak Tiap Anak
Frekuensi
Prosentase
(%)
1
8
38,10
2
Belum memiliki
anak
1-2 tahun
2
9,52
28,57
3
2-10 tahun
10
47,62
2
9,52
4
≥ 11
1
4,76
1
4,76
Jumlah
21
100
21
100
No
Hamil
Ke
Frekuensi
Prosentase
1
1 (satu)
8
38,10
2
2 (dua)
4
19,05
3
3 (tiga)
6
4
4
(empat)
>5
Jumlah
5
Berdasarkan tabel 5. menunjukkan
bahwa kurang dari sebagian responden yang
diteliti saat itu memiliki anak dengan jarak
tiap anak 2-11 tahun (47,62%)
b. Data Khusus
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan
bahwa kurang dari sebagian responden yang
diteliti saat itu sedang hamil ke-1 yaitu
sebanyak 8 responden (38,10%)
1) Karakteristik Umur Responden
4) Jumlah Anak Responden
Tabel
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jumlah
Anak Responden Di BPS Ny. S
Desa Sidomukti-Lamongan
No
1
2
Jumlah Anak
Belum
memiliki anak
1 (satu)
Frekuensi
Prosentase
(%)
No
8
38,10
1
2
3
4
19,05
3
2 (dua)
6
28,57
4
3 (tiga)
2
9,52
5
>5
1
4,76
Jumlah
21
100
Umur
Frekuensi
Prosentase
(%)
< 20 tahun
3
14,28
20-35 Ahun
12
57,15
> 35 tahun
6
28,57
Jumlah
21
100
Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa
sebagian besar umur responden yang diteliti
berkisar antara 20-35 tahun sebanyak 12
orang (57,15%), yang merupakan usia
produktif.
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan
bahwa kurang dari sebagian responden yang
diteliti saat itu belum memiliki anak yaitu
sebanyak 8 responden (38,10%)
SURYA
6.
Distribusi
Frekuensi
Karakteristik
Umur
Responden di BPS Ny. S Desa
Sidomukti-Lamongan
62
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
2) Keteraturan
Responden
Antenatal
Care
didapatkan 5 cell (83,3 %) nilai harapannya
kurang dari 5 dan maksimum nilai harapan
yang kurang dari jumlah cell adalah 1,14 %,
sehingga disederhanakan menggunakan 2 x 2
tabel menjadi:
K4
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Keteraturan
Antenatal Care K-4 Pada
Responden Di BPS Ny. S Desa
Sidomukti-Lamongan
N
o
Keteraturan
Antenatal Care
Frekuensi
Prosentase
(%)
1
Teratur
13
61,90
2
Tidak Teratur
8
38,10
Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan
Antenatal Care K-4 adalah yang berusia <2035 tahun sebanyak 12 orang (80 %) dan
kurang dari sebagian ibu hamil yang tidak
melakukan Antenatal Care K-4 adalah yang
berusia >35 tahun
sebanyak 5 orang
(83,33 %)
Dari uji Chi Square X² hitung =
7,289 dan p = 0,014, tetapi dari hasil analisa
didapatkan 2 cell (50 %) nilai harapannya (Fe)
kurang dari 5 dan maksimum nilai harapan
yang kurang dari jumlah cell adalah 2,29 %,
sehingga diuji dengan uji Fisher’s Exact
didapatkan p hitung = 0,014, Dimana p <
0,05. sehingga H1 diterima, artinya terdapat
hubungan antara usia ibu hamil trimester 3
dengan keteraturan Antenatal Care K-4
Berdasarkan tabel 7. menunjukkan bahwa
lebih dari sebagian responden teratur
melakukan Antenatal Care K-4 yaitu
sebanyak 13 orang (61,90 %) dan selebihnya
ibu hamil trimester 3 tidak melakukan
Antenatal Care K-4
3) Hubungan Antara Usia Ibu Hamil
Trimester 3 Dengan Keteraturan
Antenatal Care K4
Tabel 8. Hubungan Antara Usia Ibu
Hamil Trimester 3 Dengan
Keteraturan Antenatal Care
K-4 Di BPS Ny. S Desa
Sidomukti-Lamongan
PEMBAHASAN .…
.…
Pada pembahasan disajikan hasil penelitian
a. Ibu Hamil Trimester 3 Yang
Melakukan Antenatal Care K-4 Di
BPS Ny. S Desa SidomuktiLamongan
Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan
Antenatal Care K-4 adalah ibu hamil yang
berusia 20-35 tahun sebanyak 11 responden
(91,67) dan lebih dari sebagian ibu hamil
yang tidak melakukan Antenatal Care secara
teratur adalah yang berusia >35 tahun
sebanyak 5 orang (16,67 %).
Untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara usia ibu hamil dengan
keteraturan Antenatal Care K-4, maka
dilakukan uji Chi Square dimana X² hitung =
10,752 dan p = 0,005, tetapi dari hasil analisa
SURYA
Berdasarkan tabel 1. hasil
identifikasi usia ibu hamil yang
melakukan Antenatal Care yaitu sebagian
besar adalah pada ibu hamil dengan usia
<20-35 tahun sebanyak 15 dari 21
responden (71,43%), hal ini dikarenakan
rata-rata ibu hamil trimester 3 berusia
<20-35 tahun.
63
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
termasuk menganjurkan ibu melakukan
Antenatal Care secara teratur. Menurut
Sunaryo (2004: 128). Bahwa pada
umumnya seseorang mengharapkan dari
orang lain adanya sikap perhatian, minat
dan simpati terhadap peristiwa yang
sedang dialami, yang mana tingkat
keberhasilan dan kebahagian bersandar
pada kehidupan bersama sebagai
makhluk sosial. Adanya sikap perhatian
dari tenaga kesehatan khususnya bidan
pada ibu hamil dapat menjadikan ibu
hamil rutin melakukan Antenatal Care
secara teratur karena perhatian yang
diberikan bidan menimbulkan rasa
percaya ibu hamil tersebut untuk
memeriksakan kehamilannya di bidan
tersebut.
Akan tetapi masih ada ibu hamil
yang tidak melakukan Antenatal Care
secara teratur sebanyak 8 dari 21
responden (38,1%). Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh faktor usia, yang mana
usia ibu hamil dapat mempengaruhi
ketidakteraturan melaksanakan Antenatal
Care, hal ini disebabkan karena keadaan
ibu hamil yang dipengaruhi oleh banyak
hal, seperti: jumlah paritas ibu. Hasil
penelitian yang telah dilakukan, terdapat
responden yang tidak melakukan
Antenatal Care secara teratur adalah
banyak didapati pada usia >35 tahun
(62,5%). Menurut M Djakfar Shadik
(2007), bahwa ibu hamil yang berusia
diatas 30 tahun cenderung tidak
meakukan Antenatal Care secara teratur,
hal ini disebabkan karena paritas ibu
lebih
banyak
sehingga
lebih
berpengalaman
dalam
menangani
kehamilannya sendiri tanpa dibantu
tenaga kesehatan. Jumlah paritas yang
banyak cenderung tidak lagi merasa
khawatir
saat
hamil,
mereka
mengganggap bahwa tanpa periksa ke
tenaga kesehatanpun, ibu tersebut mampu
untuk menangani keadaannya. Hal ini
terbukti dengan jumlah responden yag
b. Tingkat Keteraturan Antenatal
Care K-4 Pada Ibu Hamil
Trimester 3 Di BPS Ny. S Desa
Sidomukti Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan
Berdasarkan tabel 2. hasil
identifikasi keteraturan Antenatal Care
K4, lebih dari sebagian responden sudah
melakukan Antenatal Care secara teratur
(61,90%). Banyaknya ibu hamil yang
melakukan Antenatal Care secara teratur
disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya jumlah paritas. Menurut M
Dachlan dkk (2002: 447), bahwa ibu-ibu
yang memiliki anak yang banyak atau
terlalu dekat jaraknya maka akan
cenderung lebih repot jika melakukan
perawatan
pada
dirinya
karena
kemungkinan sibuk mengasuh anaknya.
Berarti ibu hamil dengan jumlah paritas
(anak) yang masih sedikit, cenderung
merasa
lebih
khawatir
dengan
kehamilannya.
Karena
mereka
menganggap
masih
belum
berpengalaman
dalam
menangani
kehamilannya, sehingga ibu hamil
tersebut menjadi lebih rajin untuk
memeriksakan kehamilannya pada tenaga
kesehatan. Hal ini terbukti dengan jumlah
responden yang teratur melakukan
Antenatal Care K4 adalah ibu hamil
trimester 3 yang belum memiliki anak
(53,85%), yang memiliki 1 dan 2 anak
masing-masing sebanyak (23,08%).
Selain itu peranan tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan juga dapat mempengaruhi ibu
hamil melakukan Antenatal Care secara
teratur. Yang dalam penelitian ini
peranan petugas kesahatan (bidan) pada
ibu hamil yaitu berbentuk perhatian bidan
yang diberikan kepada ibu hamil dengan
melakukan kunjungan rumah pada ibu
yang baru hamil untuk memberikan
pelayanan berupa pemeriksaan kehamilan
dan konseling yang dibutuhkan oleh ibu,
SURYA
64
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
tidak melakukan Antenatal Care secara
teratur yaitu banyak pada ibu hamil
dengan jumlah paritas >2 (62,5%).
Menurut Koentjoronigrat yang
dikutip oleh Nursalam dan Siti pariani
(2002). “makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah untuk menerima
informasi, sehingga makin banyak pula
pengetahuan
yang
dimiliki,
dan
sebaliknya bila pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan”. Lebih dari sebagian ibu
hamil trimester 3 yang tidak melakukan
Antenatal Care secara teratur adalah
berpendidikan SD sebanyak 5 dari 8
responden (62,5%). Rendahnya tingkat
pendidikan menjadikan pengetahuan
yang dimiliki tentang Antenatal Care
sangat sedikit.
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan. Tiap organ (fisik dan
psikis) dapat dikatakan matang jika ia
telah
mencapai
kesanggupan
menjalankan
fungsinya,
sehingga
kematangan berhubungan erat dengan
umur seseorang. Kondisi mental dan
kesiapan ibu hamil usia 20-35 tahun
dalam menghadapi kehamilannya lebih
siap jika dibandingkan dengan ibu hamil
dengan usia yang terlalu muda. Sehingga
cenderung melakukan Antenatal Care
secara
teratur
dalam
meghadapi
kehamilannya. Menurut Tobing NL
(2006). Usia ibu hamil yang terlalu muda
sering kali mengalami ketidaksiapan
mental tentang kehamilannya, sehingga
kesadaran untuk melakukan Antenatal
Care kurang.
Selain itu ibu hamil usia 20-35 tahun
biasanya masih memiliki anak sedikit,
sehingga merasa tidak mampu menangani
keadaanya selama hamil. Menurut M
Djakfar Shadik (2007). Bahwa ibu hamil
yang berumur dibawah 30 tahun
cenderung melakukan Antenatal Care
secara teratur, hal ini disebabkan karena
jumlah anak yang dimiliki masih sedikit
atau bahkan belum memiliki anak. Hal ini
terbukti dengan jumlah responden yang
melakukan Antenatal Care K4 secara
teratur adalah ibu hamil trimester 3 yang
belum memiliki anak (53,85%).
c. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil
Trimester 3 Dengan Keteraturan
Antenatal Care K4 Di BPS Ny. S
Desa
Sidomukti
Kabupaten
Lamongan Kecamatan Lamongan
Berdasarkan tabel
2 hasil
identifikasi hubungan antara usia ibu
hamil trimester 3 dengan keteraturan
Antenatal Care K4 di BPS Ny. S Desa
Sidomukti-Lamongan,
maka
hasil
penelitian dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact yaitu p = 0,014, dimana p
< 0,05. sehingga H1 diterima, artinya
terdapat hubungan antara usia ibu hamil
trimester 3 dengan keteraturan Antenatal
Care K-4.
Usia ibu hamil mempengaruhi
dalam melakukan Antenatal Care secara
teratur. Dalam penelitian ini jumah
responden yang melakukan Antenatal
Care secara teratur adalah pada usia 2035 tahun sebanyak 11 dari 13 responden
(84,62%). Menurut Drs. M. Ngalim
Purwanto, MP (2007). Mengatakan
bahwa tiap organ dalam tubuh manusia
SURYA
KESIMPULAN DAN SARAN
.
1. SIMPULAN.
1) Sebagian besar usia ibu hamil
yang melakukan Antenatal Care
adalah pada usia <20-35 tahun
(71,43%).
2) Lebih dari sebagian responden
sudah melakukan Antenatal Care
secara teratur (61,90%). 3)
Terdapat hubungan antara usia ibu
hamil trimester
65
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
3) dengan keteraturan Antenatal
Care K-4, hal ini dibuktikan
dengan uji Fisher’s Exact yaitu p
= 0,014, dimana p < 0,05.
2.
SURYA
ibu hamil trimester 3 dengan
keteraturan Antenatal Care K4
. .
.DAFTAR PUSTAKA
.
. .
A. Azis Alimul H. (2007). Metodologi
Penelitian Untuk Kebidanan Dan
Analisa Data. Jakarta: Selemba
Medika.
SARAN
Dapat digunakan sebagai
masukan dalam perencanaan
peningkatan pelayanan kesehatan
khususnya pemberian pelayanan
pada ibu hamil.
Masyarakat perlu tahu
akan pentingnya Antenatal Care
secara teratur selama kehamilan
terutama pada usia yang belum
dan sudah tidak reproduktif,
karena
usia
yang
bukan
reproduktif,
kehamilannya
semakin banyak resiko pada ibu
dan janin. Sehingga Antenatal
Care
yang
teratur
dapat
mengurangi resiko gangguan
kesehatan pada ibu dan janin.
Pentingnya
keaktifan
tenaga kesehatan terutama bidan
dalam pemberian penyuluhan
pada
seluruh
masyarakat,
sehingga diperlukan pembentukan
kader-kader untuk memberikan
informasi pada ibu hamil tentang
Antenatal
Care
sehingga
pengetahuan ibu hamil tentang
Antenatal Care bertambah.
Sebagaimana yang telah
dikemukakan, bahwa penelitian
memiliki keterbatasan jumlah
sampel yang terlalu kecil dan
kurang dapat mewakili populasi,
maka penelitian ini masih perlu
dilanjutkan dengan jumlah sampel
yang lebih besar untuk dapat
mewakili populasi. Akan tetapi
diharapkan karya tulis ini menjadi
bahan masukan bagi peneliti yang
akan datang untuk melanjutkan
penelitian tentang hubungan usia
A. Azis Alimul H. (2007). Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta:
Selemba Medika
Arisma. (2007). Gizi Dalam
Kehidupan. Jakarta: EGC
Azrul
Daur
Azwar. (2006). Pedoman umum
pengelolaan posyandu. Jakarta:
Departemen kesehatan RI.
Bambang
Prasetyo.
(2006).
Metode
Penelitian Kuantitatif Teori Dan
Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Departemen
kesehatan
RI.
(2006).
Penggerakkan dan pemberdayaan
masyaakat melalui kemitraan modul
2. Jakarta: Departemen kesehatan RI.
Departemen kesehatan RI. (2005). Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan
Intervesi Dini Tumbuh Kembang
Anak Di Tinngkat Pelayanan
Kesehatan
Dasar.
Jakarta:
Departemen kesehatan RI.
Dwi Prayitno. (2008). Mandiri Belajar SPSS.
Yogyakarta: MediaKom.
Eko
Budiarto.
(2003).
Metodologi
PenelitianKedokteran.
Jakarta:
EGC
Friedman,
Marilyn
M
.(1998).
Keperawatan Keluarga Teori Dan
Praktik. Jakarta: EGC.
IDN Supariasa, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar.
(2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta
EGC.
66
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4
IBG Manuaba, Chandradinata dan IBG Fajar
Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC.
Ridwan. (2003). Dasar – Dasar Statistik.
Bandung : Alfa Beta.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang
Anak . Jakarta: EGC.
John Th Ire. (2006). Posyandu, Sebuah
Konsep Pendekatan Hak Anak Dan
Perempuan.
Available
from:
http://www.indomedia.com.
Accessed on June 2008.
Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi
kesehatan dan ilmu prilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Luknis Sabri dan Sutanto Priyo H. (2007).
Statistik Kesehatan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Soekidjo Notoatmodjo. (2002). Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Maria Ulfah Anshor. (2005). Revitalisasi
Posyandu.
Available
from:
http://64.203.71.11/kompascetak/0507/02/swara/1836943.htm.
Accessed on June 2008.
Sudjana. (1997). Statiska Untuk Ekonomi
Dan Niaga II. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2006). Metode penelitian
administrasi. Bandung: Alfa Beta.
Sri
Moersintowarti
B
Narendra.
(2003).
Kumpulan Makalah Pertemuan
Ilmiah Jawa Timur Tahunan I &
Seminar Perkani Jawa Timur.
Surabaya:
PPNI dan PERKANI
Jawa timur.
Poerdji Hastoety Djaiman. (2002).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Balita Berkunjung Ke Posyandu.
Available
from:
http://digilib.litbang.depkes.go.id.
Accessed on June 2008.
Effendi. (1998). Dasar-dasar
keperawatan kesehatan masyarakat
edisi 2. Jakarta: EGC.
Sudiharto. (2007). Asuhan keperawatan
keluarga
dengan
pendekatan
kepeawatan transkultural. Jakarta:
EGC.
Nursalam, M Nur, Rekawati S dan Sri Utami.
(2005). Asuhan Keperwatan Bayi
Dan Anak Untuk perawat dan bidan.
Jakarta : Salemba medika.
Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep Penerepan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Wahid Igbal M, Nurul Chayatin, Khoirul
Rozikin, Supradi. (2007). Promosi
Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.
Jakarta: Graha Ilmu.
Nasrul
Poerdwandarminta. (2006). Kamus Umum
Bahasa Indonesia Edisi Ke 3. Jakarta:
Balai Pustaka.
Zulkifli. (2003). Posyandu Dan Kader
Kesehatan.
Available
from:
http://library.usu.ac.id. Accessed on
June 2008.
Purnamawati (2007). Bayiku Anakku. Jakarta:
PT Gramedia.
SURYA
67
Vol.01, No.V, Aprl 2010
Download