strategi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

advertisement
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN BERDASARKAN PARADIGMA PAKEM
OLEH
Muh. Anwar
ABSTRAK
Proses pembelajaran dapat dikatakan active learning bila dalam pelaksanaannya
mengandung unsur:1) Komitmen (Keterlekatan pada tugas), berarti, materi, metode dan
strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa(meaningful), sesuai dengan kebutuhan
siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal), 2).Tanggung jawab (Responsibility),
merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk krtitis, guru
lebih banyak mendengar daripada bicara, menghormat ide-ide siswa, memberi pilihan dan
memberi kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri,3) Motivasi, motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa
agar proses belajar yang ditekuninya muncul berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri.
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan,
melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainnya. Dalam pengembangan
strategi pembelajaran penjasorkes ada tiga komponen penting yang perlu diperhatikan
oleh guru penjas, yaitu: 1) metode pembelajaran, 2) pengorganisasian kelas dan 3) model
komunikasi. Ketiga komponen yang terkait dengan strategi pembelajaran penjasorkes ini
dalam penentuannya harus dilakukan secara hati-hati, agar dapat digunakan secara efektif
dapat digunakan untuk menyajikan beberapa mata pelajaran
Sebelum guru Penjasorkes mulai merencanakan untuk memilih strategi dan
perencanaan pelaksanaan pembelajaran, maka dia harus menegatahui dan memahami
tujuan apa yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran selesai.
Ada tiga tujuan yang harus dicapai dalam penjasorkes, yaitu: 1).Mengembangkan
keterampilan gerak yang bermakna bagi siswa (anak dapat mengaktualisasikan diri
terhadap keterampilan gerak yang direncanakan dan yang tidak direncanakan).
2).Menjadikan anak sadar akan makna, signifikan, perasaan, senang bergerak baik
sebagai pelaku maupun sebagai penonton. 3).Memperoleh dan menerapkan pengetahuan
yang terkait dengan gerak manusia.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Penjasorkes, Pakem
A. PENDAHULUAN
Setiap guru memiliki cara sendiri untuk menentukan urutan kegiatan
pembelajarannya. Setiap cara yang dipilih atas dasar keyakinan akan berhasil
menggunakannya dalam proses pembelajaran. Pemilihan cara mengajar mungkin
didasarkan atas intuisi, kepraktisan, atau mungkin pula atas dasar teori tertentu
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru beraneka ragam. Ada guru yang
memulai kegiatannya dengan menunggu pertanyaa dari siswa, ada yang aktif
memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, ada pula mulai dengan
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan, dikaitkan dengan
pelajaran yang baru. Sebagian, ada yang melanjutkan dengan kegiatan menjawab
pertanyaan siswa, membentuk kelompok kecil untuk melakukan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup, atau menggunakan media untuk dilihat bersamasama. Biasanya kegiatan pembelajaran itu ditutup dengan tes atau rangkuman
materi yang telah dijelaskan dan dipraktikkan.
.
Dalam tulisan ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan
bagaimana sebaiknya kita sebagai guru mengatur urutan kegiatan pembelajaran
setiap kali mengajarkan suatu pokok bahasan. Bagi seorang guru, kemampuan
menyusun strategi pembelajaran merupakan modal utama dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran secara sistematis.
Sampai sejauh mana yang apa telah kita ketahui tentang pembelajaran,
seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memilih Metode pembelajaran
yang efektif dari mata pelajaran yang dipresentasikan dan bagaimana cara
mengorganisasi kelas yang sesuai dengan metode pembelajaran yang telah dipilih.
Dalam kenyataannya ada sejumlah metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mempresentasikan materi pembelajaran dan pengorganisasian kelas.
Namun pertanyaan yang perlu dijawab adalah, dari beberapa macam metode
tersebut metode pembelajaran mana yang dapat memberi pengaruh yang
terbaikterhadap hasil belajar siswa?
Dalam pengembangan strategi pembelajaran penjasorkes ada tiga
komponen penting yang perlu diperhatikan oleh guru penjas, yaitu: (1) metode
pembelajaran, (2) pengorganisasian kelas dan (3) model komunikasi. Ketiga
komponen yang terkait dengan strategi pembelajaran penjasorkes ini dalam
penentuannya harus dilakukan secara hati-hati, agar dapat digunakan secara
efektif dapat digunakan untuk menyajikan beberapa mata pelajaran; masingmasing memiliki keuntungan dan ketidak beruntungan, hal ini tergantung kondisi
dan situasi kelas secara khusus, materi yang diajarkan, dan proses belajara yang
diinginkan (Gabbar, 1983). Kriteria penting yang perlu diperhatikan oleh guru
pada saat akan memilih strategi pembelajaran penjasorkes berbasis paradigma
Pakem adalah mengetahui suatu “proses”, yaitu karakteristik yang ada di
dalamnya, dan implikasinya untuk pengembangan peserta didik, agar mampu
belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Meskipun data penelitian
yang terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih mampu
menggunakan metode pembelajaran mereka dengan cara yang variatif, terkait
dengan hasil temuan tersebut disarankan bahwa untuk dapat mengembangkan
proses pembelajaran penjasorkes yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
maka guru yang efektif adalah mereka yang mampu mengelola proses
pembelajaran dengan memvariasikan metode pembelajaran, pengorganisasian
kelas, dan model komunikasi, serta lingkungan belajar (Dougherty dan Bonnano,
1979).
Sedangkan dalam proses pembelajaran Penjasorkes menurut Moston
(1981) seorang guru penjas mampu membuat berbagai pertimbangan yang terkait
dengan pencapaian mengajar, mendiskripsikan mengajar sebagai serangkaian
pembuatan keputusan berbagai kejadian yang bersifat konstan. Guru pada semua
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
mata pelajaran, tidak terkecuali guru penjasorkes akan terlibat dalam pengambilan
keputusan mengenai tujuan, pengorganisasian kelas, mata pelajaran, penilaian,
dan kekhususan-kekhususan yang berhubungan dengan lingkungan. Selain itu,
setiap proses pembelajaran yang berhasil dikembangkan dari sejumlah keputusan,
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: (1) persiapan (sebelum
pertemuan dengan siswa), (2) selama pertemuan dengan siswa (kegiatan inti), dan
(3) setelah pertemuan (refleksi dari pelajaran). Hal ini dapat dilihat secara jelas
pada Tabel 1 yang terkait dengan beberapa pembuatan keputusan yang terjadi
sebelum, selama, dan sesudah selesai setiap pelajaran.
jika seorang guru penjasorkes tidak memperhatikan misalnya komponen
jumlah siswa, jumlah waktu, dan sumber daya lain yang tersedia, mungkin
menjadikan proses pembelajaran sulit untuk dapat dilaksanakan dengan baik.
Pemilihan strategi pembelajaran sangat tergantung pada pemahaman yang teliti
dari sejumlah faktor yang ada pada bagian persiapan. Misalnya, jika koordinasi
mata-tangan (menggunakan bola) yang dipilih sebagai tema atau materi ajar,
pemilihan satu dari strategi pembelajaran mungkin ada beberapa keterbatasan atau
tergantung pada peralatan, fasilitas, dan jumlah siswa.
Guru pada saat merencakan pembelajaran hal penting yang perlu
diperhatikan adalah membuat persiapan untuk sesuatu hal yang tidak diharapkan.
Sebagai contoh, jika anda memilih lokasi pembelajara di luar dan hujan! Atau
lapangannya basah dan secara prinsip (anda) lupa bahwa pelajaran untuk kelas
lima dijadwal berlatih untuk permainan sekolah di dalam ruang senam! Maka
akan sulit, bagi guru penjasorkes jika tidak memiliki variasi pengalaman dari
kejadian-kejadian yang tidak diharapkan ini. Jadi seorang guru penjasorkes dalam
melaksanakan proses pembelajaran harus memiliki sejumlah pilihan dari rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan, atau minimal di dalam
pikiran seorang guru
Untuk dapat membuat perencanaan pembelajaran yang baik seorang guru
penjasorkes harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam proses perencanaan pembelajaran yang dapat
diaktualisasikan sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan. Oleh karena itu,
seorang guru penjasorkes sebelum membuat perencanaan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menurut Logdon, dkk (1997) ada tiga pertanyaan penting
yang harus diketahui dan dipahami, yaitu: (1) Siapa yang saya ajar (2) Mengapa
saya memilih materi pembelajaran (3) Bagaimana saya akan mengajar
B.Strategi Pembelajaran
Sebelum guru Penjasorkes mulai merencanakan untuk memilih strategi
dan perencanaan pelaksanaan pembelajaran, maka dia harus menegatahui dan
memahami tujuan apa yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah proses
pembelajaran selesai.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
Hal ini terkait dengan karakter yang harus dipahami oleh guru sebelum dia
melakukan perencanaan dan memilih strategi pembelajaran Penjasorkes yang
tepat, yaitu:
a) Perkembangan usia kronologis
b) Tingkatan kelas
c) Keperluan yang perlu dikembangkan
d) Ciri-ciri khusus
e) Pengalaman yang dimiliki sebelumnya
Ada tiga tujuan yang harus dicapai dalam penjasorkes, yaitu:
a) Mengembangkan keterampilan gerak yang bermakna bagi siswa (anak dapat
mengaktualisasikan diri terhadap keterampilan gerak yang direncanakan dan
yang tidak direncanakan)
b) Menjadikan anak sadar akan makna, signifikan, perasaan, senang bergerak
baik sebagai pelaku maupun sebagai penonton
c) Memperoleh dan menerapkan pengetahuan yang terkait dengan gerak
manusia
Dalam proses pembelajaran Penjasorkes seorang guru harus memahami
filosofi dalam belajar gerak, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, dan
filosofi ini harus menjadi gaya hidup seorang guru penjasorkes yang ingin
berhasil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu, pernyataan
yang harus diyakini oleh seorang guru penjasorkes adalah:
a) Siswa adalah seorang individu, dan secara individu mereka memiliki variasi
dari hari ke hari, dari tugas ke tugas, dan dari waktu ke waktu
b) Guru harus memiliki respek terhadap integritas siswa dan menerima
tanggungjawab untuk mendidik menjadi manusia yang utuh.
c) Guru perlu menunjukkan dedikasi untuk mengajar siswa agar dapat
membantu anak mencapai hasil potensi mereka secara penuh, sehingga
menjadikan dia seorang siswa yang meningkat kemandiriannya.
d) Siswa mampu membuat keputusan, dan pendidikan bertanggungjawab untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan membuat alasan dan pilihan
yang tepat sehingga dia dapat menyesuaikan dengan peran mereka secara
tepat jika terjadi perubahan di lingkungan secara fisik maupun sosial
e) Memahami pentingnya bebagai keterampilan gerak dasar yang penting untuk
ditingkatkan, yang dapat dikembangkan oleh siswa pada saat yang berbeda
melalui pengalaman yang berbeda.
f) Penjasorkes, menjadikan siswa mampu menshering kebermaknaan dalam
pendidikan secara umum, sehingga harus menyediakan pengalaman yang
dapat meningkatkan kemampuan bergerak, melibatkan diri dalam suatu
proses, dan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan sistem
nilai dan penghargaan terhadap diri sendiri maupun orang lain.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
C.PEMBAHASAN
Pembelajaran yang menyenangkan, Guru dapat menyajikan dengan
atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa belajar secara
aktif .
, Sehingga proses pembelajaran dapat dikatakan active learning bila dalam
pelaksanaannya mengandung unsur:
a. Komitmen (Keterlekatan pada tugas), berarti, materi, metode dan strategi
pembelajaran bermanfaat untuk siswa(meaningful), sesuai dengan kebutuhan
siswa (relevant) dan bersifat pribadi (personal)
b. Tanggung jawab (Responsibility), merupakan suatu proses belajar yang
memberi wewenang pada siswa untuk krtitis, guru lebih banyak mendengar
daripada bicara, menghormat ide-ide siswa, memberi pilihan dan memberi
kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri
c. Motivasi, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, dengan lebih
mengembangkan motivasi intrinsik siswa agar proses belajar yang ditekuninya
muncul berdasarkan, minat dan inisiatif sendiri, bukan karena dorongan
lingkungan atau orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat karena
ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan
kepada siswa (Student centred approach), guru tidak hanya menyuapi atau
menuangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi
sekelilingnya, dan bersikap positif kepada siswa.
Pembelajaran
kreatif
adalah
kemampuan
untuk
menciptakan,
mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik
lainnya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru. Dibentuk
melalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan.
Dirancang untuk mesimulasikan imajinasi.
Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang
tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi
kuantitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah. Menurut Kirton (1976) membedakan ciri kepribadian kreatif
kedalam dua gaya berfikir : Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut
merupakan pendekatan dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba
membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode,
nilai, kebijakan, dan prosedur. Mereka percaya pada standard dan konsesus yang
diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan implementasi ide-ide baru.
Sedangkan innovator suka merekonstruksi masalah, berpikir .
Penyajian dalam pembelajaran ini dapat dilakukan dengan, pemecahan
masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by
doing),menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan kontek, kerja
kelompok. Para siswa menyelesaikan permasalahan, menjawab pertanyaanpertanyaan, memformulasikan pertanyaan-pertanyaan menurut mereka sendiri,
mendiskusikan, menerangkan, melakukan debat, curah pendapat selama pelajaran
di kelas, dan pembelajaran kerjasama, yaitu para siswa bekerja dalam tim untuk
mengatasi permasalahan dan kerja proyek yang telah dikondisikan dan diyakini
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
agar terjadi ketergantungan yang positif dan tanggung jawab individu yang
mendalam.
Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, sebelumnya siswa dilatih cara konsentrasi, ketelitian, kesabaran,
ketekunan, keuletan , peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode
bayangan.. Proses tersebut akhirnya siswa dapat menguasai materi sesuai yang
diharapkan dengan benar. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam
cara atau dalam bentuk permainan (games).
Guru harus selalu memberikan motivasi kepada semua siswa bahwa materi
pelajaran tidak ada yang sulit, semua siswa akan mampu menguasai materi
tersebut dengan baik. Hindarilah menakut-nakuti atau menyampaikan, bahwa
pelajarannya sangat sulit, hal ini akan mengurangi motivasi siswa untuk belajar,
seolah-olah kemampuan otaknya tidak mampu untuk menerimanya/ seolah-olah
otaknya tertutup untuk menerimanya, karena pelajaran sangat dipandang sulit.
Sehingga seorang guru harus mencari berbagai cara/metode pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa, baik melalui metode permainan atau metode lain
yang dapat bermanfaat bagi perkembangan kompetensi siswa baik yang terkait
dengan aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif.
Strategi pembelajaran adalah “taktik” yang digunakan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran agar dapat mempengaruhi peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan). Strategi pembelajaran
menurut Dick dan Carey dalam Robinson, dkk (2004) adalah menjelaskan
komponen-komponen umum suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur
yang akan digunakan secara bersama-sama untuk menghasilkan hasil belajar
tertentu pada peserta didik.
Rumusan penting dalam suatu strategi pembelajaran adalah suatu Metode
yang digunakan untuk menyajikan materi ajar. Sejauh dengan Metode
pembelajaran yang dimaksudkan, seorang guru dapat memilih dari sejumlah polapola pengorganisasian dan Metode komunikasi (Gambbar, 1987).
Hal penting yang perlu dijaga di dalam pikiran setiap guru penjasorkes
adalah tidak ada suatu metode pembelajaran yang paling baik yang dapat
digunakan dalam setiap situasi. Dalam suatu kontinum tidak diperlukan suatu
penyajian “Metode dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain”, namun
sesuatu yang saling terkait satu dengan yang lain. Setiap metode pembelajaran
yang dipilih memiliki keuntungan yang unik untuk metode pembelajaran itu
sendiri dan menjadi lebih efektif bila bertemu dengan keunikan dari setiap kelas
(yaitu, siswa, peralatan yang tersedia, dan variabel yang lain), materi ajar, dan
hasil belajar yang ditetapkan oleh guru. Seorang guru “profesional” adalah
seorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam memadukan berbagai
kondisi dan isi dengan berbagai metode pembelajaran dan pola pengorganisasian
untuk menghasilkan suatu hasil yang terbaik.
Guru yang terbaik adalah mereka orang-orang yang mempunyai daftar
atau catatan yang luas dari berbagai strategi pembelajaran. Mereka tidak takut
mencampur atau mengkombinasikan berbagai metode pembelajaran yang ada.
Setelah mengujicobakan dengan setiap metode pembelajaran dan menjadikan
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
benar-benar sangat berpengalaman dengan karakteristik masing-masing metode
pembelajaran, belajar memodifikasi mereka untuk menyesuaikan kebutuhan anda
secara individual dan hasil yang diinginkan. Tidak ada sesuatu yang se monoton
guru yang menggunakan beberapa metode pembelajaran yang berlebih lebihan.
D.DESKRIPSI METODE PEMBELAJARAN
1.Anatomi Metode pembelajaran komando
Hal penting yang perlu dipahami oleh guru terkait dengan Metode
pembelajaran komando ini adalah terkait dengan stimulus yang diberikan oleh
guru akan direspon dengan segera oleh siswa. Stimulus (berupa komando) dari
guru yang kemudian direspon dengan segera oleh siswa, sehingga setiap
gerakan yang ditampilkan oleh siswa sesuai perintah yang diberikan oleh guru.
Dalam setiap proses pembelajaran berlangsung ada dua keputusan yang
harus dibuat, yaitu keputusan yang dibuat oleh guru dan siswa.
Metode
pembelajaran komando dicirikan oleh guru yang membuat semua keputusan
dalam anatomi dari Metode pembelajaran ini. Artinya, guru berperan dalam
membuat semua keputusan yang terkait dengan kegiatan persiapan sebelum
pertemuan, selama pertemuan, dan setelah pertemuan, sedangkan peranan
siswa pada bagian yang lain adalah menampilkan, mengikuti, mematuhi atau
mentaati semua keputusan guru.
Pada saat tugas atau materi ajar disajikan menggunakan Metode
pembelajaran komando, seorang guru biasanya menyediakan suatu demonstrasi
dan penjelasan secara verbal dari setiap tugas yang akan dilakukan oleh siswa,
atau menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan instruksi tugas
“langsung” secara tertulis (kartu tugas).
2.Metode Pembelajaran Tugas/Latihan
Keputusan untuk kegiatan pembelajaran sebelum dan setelah pertemuan
keputusan masih dipegang oleh guru, sedangkan siswa berperan dalam
pengambilan keputusan selama pertemuan. Pembelajaran penjasorkes yang
penyajian materi ajar menggunakan Metode
pembelajaran tugas/latihan,
maka dicirikan adanya proses perpindahan tanggung jawab peran pada kegiatan
inti pembelajaran, yaitu dari peran guru pada Metode pembelajaran komando,
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
kemudian dipindah ke peran siswa yang lebih aktif. Untuk keterlaksanaan
Metode ini ada 9 keputusan yang perlu diikuti: (1) Bentuk kegiatan, (2) Lokasi,
(3) Penawaran tugas (kapan dirancang secara acak), (4) Kapan waktu memulai
setiap tugas, (5) Kecepatan dan irama, (6) Kapan waktu mengakhiri setiap
tugas, (7) Interval di antara tugas, (8) Pakaian dan penampilan, dan (9)
Pertanyaan inisiatif untuk mengklarifikasi.
Ciri utama penyajian materi ajar menggunakan Metode pembelajaran
tugas/latihan adalah guru dalam penyajian materi menggunakan kartu/lembar
tugas yang akan diberikan kepada siswa. Fungsi dari kartu/lembar tugas yang
dibuat oleh guru adalah:
1.Membantu siswa mengingat apa yang akan dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya.
2.Untuk memotong sejumlah penjelasan yang berulang-ulang oleh guru.
3.Untuk membangkitkan konsentrasi yang besar dari siswa pada saat pertama kali
diberikan penjelasan.
4.Mengajarkan kepada siswa mengikuti perintah yang ditulis secara spesifik dan
meningkatkan kinerja yang jelas, dan
5.Memungkinkan seorang guru dalam “kontrol” dan mengurangi ketidak
disiplinan siswa selama mengikuti pelajaran.
3.Metode Pembelajaran Resiprokal
Ciri dari Metode pembelajaran ini adalah kelas dioarganisasi/dibuat
formasi dalam bentuk pasangan-pasangan, setiap anggota pasangan memiliki
peran khusus dlm proses umpan balik. Satu orang dirancang sebagai pelaku
(doer), yang lain sebagai pengamat (observer). Peran pelaku (doer), menampilkan
tugas dan membuat sembilan keputusan seperti yg terdapat dlm Metode latihan
(b) Peran pengamat (observer) memberikan umpan balik kepada pelaku
berdasarkan kriteria yang disiapkan oleh guru. Umpan balik ini terjadi selama
pelaku melakukan unjuk kerja atau selesai menampilkan keseluruhan tugas yang
ada. Bila sudah selesai melakukan tugas masing-masing maka kedua pasangan
akan berganti peran, seorang pelaku menjadi pengamat dan seorang pengamat
berganti menjadi pelaku. Peran seorang di sini memastikan apakah seorang
pengamat telah melakukan tugasnya sesuai yang diperankan mereka, oleh karena
itu garis komunikasi hanya berlaku antara seorang pengamat dengan guru, sedang
pelaku tidak boleh berkomunikasi dengan guru.
Metode ini memungkinkan seorang siswa dalam proses pembelajaran dapat
memperoleh umpan balik dengan segera dari pasangannya terhadap apa yang
telah dilakukan dari suasana sosial dan psikologis yang berbeda di dalam kelas.
Pengaturan dalam kelompok setelah pertemuan diberikan kepada siswa dua peran
yang jelas.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
Tujuan metode pembelajaran resiprokal
1.Mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya hubungan di
antara teman
2.Mengembangkan rasa toleransi di antara teman
3.Memberikan dan menerima umpan balik dari teman sendiri
4.Kebenaran umpan balik berdasarkan kriteria yang dibuat oleh guru
5.Mengembangkan respek terhadap tugas pengamat
6.Lembar tugas yang diberikan memungkinkan adanya umpan balik dengan
segera atas apa yang dilakukan oleh teman yang bertugas.
4.Metode Pembelajaran Periksa Diri
Pada metode tersebut siswa telah berlatih keterampilan dengan
menggunakan kriteria sebagai dasar untuk umpan balik kepada pasangannya,
langkah berikutnya adalah menggunakan kriteria dan umpan balik untuk dirinya
sendiri. Oleh karena itu, model pembelajaran ini disebut sebagai Metode
pembelajaran periksa diri. Pada metode ini, setiap siswa telah menampilkan tugas
seperti Metode pembelajaran latihan, kemudian membuat keputusan pada akhir
pertemuan untuk dirinya sendiri. Keterampilan membandingkan, menyamakan,
dan menggambarkan kesimpulan mengenai keterampilan yang telah dipraktikkan,
kemudian kriteria ini digunakan untuk menilai apa yang telah diprketikkan oleh
dirinya sendiri..
Tujuan Metode pembelajaran Periksa Diri
Tujuan yang dapat dicapai pada saat Metode pembelajaran ini digunakan
adalah:
1.Peserta didik memperluas pengalaman dalam bekerja secara mandiri
2.Mereka belajar untuk “mengamati” penampilan mereka sendiri
3.Mereka belajar menggunakan kriteria/lembar kerja sebagai acuan untuk
meningkatkan penampilan mereka sendiri
4.Mereka belajar menyadari dan obyektif mengenai penampilan mereka
sendiri
5.Mereka belajar mengenai kesenjangan dan keterbatasan mereka sendiri
6.Mereka belajar lebih mandiri dari seorang guru sehingga menemukan
sumber umpan balik sendiri
7.Mereka belajar lebih banyak penggunaan waktu yang efisien sejak dimulai
kegiatan pembelajaran.
8.Lebih banyak individualisasi dalam Metode sebelumnya. Peserta didik
membuat keputusan secara mandiri mengenai dirinya sendiri baik dalam
kegiatan inti maupun penutup
9.Apakan anda mengidentifikasi tujuan lain yang dapat dicapai dari Metode
pembelajaran ini?
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
5. Metode Pembelajaran Inklusi
Guru dalam menyajikan tugas gerak dengan menawarkan berbagai pilihan
terbuka. Tiap siswa dapat memilih tugas dan belajar sesuai dg tingkat
kemampuannya masing-masing. Penggunaan gaya ini memerlukan kelengkapan
sarana prasarana (Metode ini bisa dikembangkan menjadi belajar tuntas)
Tujuan Metode pembelajaran inklusi
1.Cakupan secara keseluruhan dari siswa
2.Kenyataan bahwa terakomodasinya perbedaan individu
3.Suatu kesempatan memasuki suatu aktivitas dimana seorang siswa dapat
melakukan sesuai kemampuan
4.Kesempatan untuk mengambil suatu langkah kembali agar berhasil di
dalam melakukan aktivitas
5.Pilihan untuk bergerak jika hal itu diinginkan atau diputuskan untuk
dikerjakan
6.Belajar menilai dirinya sendiri dan menjelaskan hubungan antara
keinginan dan kenyataan
7.Belajar tugas secara khusus
8.Lebih mengemabngakn kemampuan individual dibanding Metode yang
sebelumnya karena adanya berbagai alternatif pilihan dengan tingkat
keslutitan yang berbeda.
6.Metode Pembelajaran Penemuan Terpimpin
Langkah yang perlu dilakukan dalam metode ini adalah:
1.Guru menyiapkan materi pembelajaran dalam bentuk kartu-kartu tugas
individu atau kelompok.
2.Kartu tugas berisi pertanyaan/ permasalahan yang sifatnya bertingkat
mengarah pada penemuan yang seharusnya dicapai oleh siswa.
3.Siswa menentukan sendiri respons yang sesuai dengan tahapan
pertanyaan/ permasalahan yang harus dijawab sebelum pertanyaan yang
berikutnya.
Guru mempunyai kemauan untuk investasi waktu belajar dengan
struktur kegiatan dan dirancang sesuai urutan dari pertanyaan.Guru
percaya kemampuan kognitif yang dimiliki peserta didik.Guru
berkeinginan menunggu respons dan akan menunggu meskipun waktunya
lama, jika peserta didik memerlukan beberapa menit lebih banyak
dibanding yang diperkirakan, agar dapat menemukan suatu jawaban yang
benar.Siswa dapat mengikuti serangkaian penemuan “meskipun kecil”
melalui penemuan suatu konsep.
Tujuan Metode pembelajaran Penemuan Terpimpin
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
1.Mengembangkan hubungan yang tepat antara respon siswa dan
pertanyaan yang disajikan oleh guru
2.Mengembangkan hubungan antara guru dan siswa yang di dasarkan pada
penemuan
oleh siswa (inilah perbedaan mendasar dari hubungan
stimulus-respon yang terjadi
3.Mengembangkan keterampilan menemukan yang runtut yang secara
logis mengarahkan penemuan suatu konsep.
4.Mengembangkan kesabaran (baik guru dan siswa) yang diperlukan
selama proses penemuan.
5.Dapatkah anda mengidentifikasi tujuan tambahan yang dapat anda capai
melalui Metode ini.
7.Metode Pembelajaran Penemuan Terbuka
Guru merancang pembelajaran melalui pertanyaan/permasalahan yang
ditulis dalam kertas tugas dan menyediakan alat. Siswa diberi kebebasan penuh
untuk menjawab pertanyaan yang ada dikertas tugas sesuai kemampuan, dengan
menjelajah tanpa batas dan tanpa intervensi guru, kecuali bila berkaitan dengan
faktor keselamatan atau cara menggunakan peralatan dengan benar.
Dalam mendisain permasalahan agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, maka persyaratan awal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah
kesesuaian. Artinya, semua masalah yang disajikan untuk siswa harus sesuai
dengan memperhatikan tiga syarat, yaitu:
Implikasi Metode Pembelajaran Penemuan Terbuka
1.Pembelajaran penjasorkes yang disajikan dalam bentuk pemecahan
masalah akan memungkin siswa untuk menemukan sesuatu untuk
memotivasi dirinya sendiri.
2.Pemecahan masalah adalah suatu proses buka tutup, karena materi
pembelajaran itu sendiri adalah bersifat buka tutup.
3.Pemecahan masalah dapat mendorong siswa untuk terus mencari
pemecahan, pemilihan dan pengembangan ide-ide yang lebih banyak.
4.Guru harus kreatif dalam mendisain permasalahan yang diberikan
kepada siswa sesuai materi pelajaran yang akan dipelajari.
5.Melalui penemuan terbuka, siswa akan mampu berkolaborasi di antara
mereka, karena pengalaman yang berbeda.
Tujuan Metode Pembelajaran Penemuan Terbuka
1.Mengajarkan kepada siswa bahwa tiap-tiap dari diri mereka memiliki
penalaman dan pengetahuan terkait dengan masalah yang dihadapi.
2.Mengajarkan siswa bagaimana dia mampu berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
3.Metode pembelajaran ini untuk menciptakan suasana belajar aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
E.POLA PENGORGANISASIAN
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
Seperti yang telah tertuang sebelumnya bahwa metode pembelajaran dan
pola-pola pengorganisasian kelas merupakan sesuatu yang saling tergantung,
sebelum strategi pembelajaran harus mengkombnasikan kedua elemen tersebut.
Pola pengorganisasian diperlukan untuk mengorganisasi siswa sehingga Metode
pembelajaran yang diinginkan dapat disajikan. Pola-pola dasar pengorganisasian
adalah: pembelajaran klasikal, kelompok (dua atau lebih), dan individual.
Sejumlah kombinasi (Metode dan pola) dimungkinkan. Beberapa mungkin lebih
menguntunkan berdasarkan kondisi ideal (kelas dengan ukuran kecil dan peralatan
yang banyak); meskipun banyak guru yang mendapatkan hal tersebut lebih sedikit
dibanding latar belakang yang ideal.
Pembelajaran kelompok dan individual.
Jika seorang guru
memutuskan mengorganisasikan anak sehingga lebih dari satu kegiatan dan dapat
disajikan pada waktu yang bersamaan, membagi kelas ke dalam unit-unit
(kelompok-kelompok atau individu) adalah sangat baik. Penggunaan pos-pos,
juga diketahui sebagai pusat belajar, telah menjadi suatu yang sangat populer dan
teknik yang sangat berguna yang dirancang untuk mengakomodasi pembelajaran
secara kelompok atau individu (pos-pos individual). Dengan membagi ke dalam
pos-pos, unit-unit yang ditugaskan, atau disediakan pilihan bebas, untuk
melaksanakan tugas atau sekelompok tugas pada sejumlah bidang kegiatan yang
biasanya berhubungan dengan tema secara khusus.
Pembelajaran klasikal. Dalam pola ini, siswa disajikan informasi sebagai
keseluruhan. Menggunakan Metode pembelajaran yang di inginkan, seorang guru
berkomunikasikan pesan yang sama (komando atau masalah) untuk memasuki
kelas pada waktu yang sama. Siswa bekerja sebagai satu unit, biasanya dalam
formasi menyebar atau terpencar-pencar, menanggapi terhadap pembelajaran yang
disajikan.
Pola ini adalah salat satu yang banyak digunakan dalam pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan, mendapat banyak pujian untuk keefektifan dari
pola ini di dalam menyediakan latihan yang menguntungkan dari suatu
keterampilan. Kualitas yang unik dari setiap pos adalah bahwa setiap pos
mungkin dapat dikombinasikan dengan berbagai Metode pembelajaran yang
sedikit agak efektif. Di antaranya pilihannya adalah:
a. Memecah ke dalam unit-unit (kelompok-kelompok) dimana pelaksanaan
tugas didemonstrasikan atau diarahkan melalui materi yang ditulis, di
dengar, dan/atau dilihat (kertas tugas, lember tugas, poster, tape recorder)
pada setiap pos.
b. Kelas dibagi bagi ke dalam unit-unit dimana aktivitas penemuan terpimpin
yang dirangsang melalui informasi
tertulis, pendengaran, dan/atau
penglihatan.
Ada berbagai formasi yang mungkin dapat digunakan oleh guru untuk
menyampaikan perintah dan mengorganisasi aktivitas gerak. Meskipun hal ini
agak umum untuk memasuki kelas (unit satu) yang telah diatur di dalam formasi
tunggal, salah satu ciri formsi yang positif adalah mereka dapat menggunakan
untuk membagi kelas ke dalam unit-unit kecil. Pada saat digunakan dengan
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
benar, formasi dapat menyediakan waktu secara efisien dan mudah dalam
mengorganisasi baik untuk jumlah anak yang sedikit maupun banyak. Mengingat
beberapa pengaturan menekankan pada bentuk yang sama dan mungkin memeiliki
ciri Metode pembelajaran berpusat pada guru (contoh, Metode komando),
penekanan lain lebih bebas dengan ruang gerak, yang pada umumnya lebi sesuai
dengan Metode pembelajaran berpusat pada siswa (penemuan terpimpin,
pemecahan masalah, dan eksplorasi).
Hoffman, Young dan Klesius dalam Gabbar (1987) memberikan saran
tambahan terkait dengan pengorganisasian siswa sebagai berikut:
1) Jika pempelajaran dilaksanakan di luar kelas, maka muka siswa dijauhkan
dari atau pada suatu sudut yang tidak langsung berhadapan dengan
matahari sehingga mereka tidak melihat matahari secara langsung.
2) Muka siswa diarahkan ke sudut angin ke arah suara guru, pada saat berdiri
di depan dari siswa, sehingga dibawa ke arah mereka oleh angin.
3) Peralatan dipelihara untuk digunakan pada pelajaran berikutnya, baik di
dalam tas, kereta peralatan, atau bidang yang lain, agar untuk menghindari
gangguan siswa.
4) Memilih tempat aktivitas yang memiliki gangguan paling sedikit.
5) Tanda-tanda yang ditempatkan di lapangan dapat diamati untuk ruang
bergerak sehingga memudahkan siswa merespon daripada perintah yang
abstrak. Tanda-tanda pembatas diberi tong/kaleng plastik, bendera,
kerucut, atau garis yang dicat sehingga mudah melekat bagi siswa
dibandingkan perintah seperti, “jangan pergi terlalu jauh” atau tetap di
garis dengan pahon.”
6) Seorang guru harus berputar di antara siswa untuk menyediakan petunjuk
pengajaran secara individual, tanyakan dan menanggapi setiap pertanyaan,
berikan penguatan, atau compur tangan dalam suat situasi yang berpotensi
membahayakan
7) Pada saat berbicara untuk seluruh kelas, guru harus mengambil posisi
untuk melihat semua anak, sesuai dengan formasi yang dipilih, dan untuk
mengamati perilaku setiap siswa.
F.MODEL KOMUNIKASI
Suatu pilihan tambahan dalam memilih strategi mengajar adalah Metode
komunkasi, yaitu suatu Metode dimana seorang guru memutuskan untuk
menyajikan materi. Pilihan umum (sering dikompbinasikan) adalah lisan, tertulis,
visual, dan auditory. Metode komunikasi lisan berisi komunikasi pembicaraan
melalui kontak perseorangan, biasanya antara guru dan siswa (bentuk yang
umumnya digunakan). Metode komunikasi dengan cara mendengar dapat
disajikan melalui rekaman atau tape yang digunakan untuk menyampaikan
Metode penyajian yang dipilih. Peringatan dari bagian ini diputuskan untuk
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
Metode komunikasi tertulis dan dan visual; keduanya telah terbukti efektif dan
alternatif memotivasi dalam proses belajar.
Kartu tugas, lembar tugas, dan poster dapat digunakan dengan lebih efektif
dengan pola pengorganisasian secara individu maupun kelompok. Menetapkan
informasi tertulis/atau penglihatan, teknik ini secara individual meningkat dan
menyampaikan Metode pembelajaran yang diinginkan oleh guru. Melalui media
ini, tugas-tugas mungkin disajikan secara langsung (komando), atau dirancang
untuk menstimulasi/mendorong kemampuan anak untuk pemecahan masalah.
G.KESIMPULAN
Strategi pembelajaran adalah “taktik” yang digunakan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran agar dapat mempengaruhi peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. Proses
pembelajaran Penjasorkes PAKEM yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
akan dapat diwujudkan bila seorang guru dalam merancang pelaksanaan
pembelajaran mampu memahami berbagai faktor yang terkait, di antaranya adalah
strategi pembelajaran yang dipilih. Dalam strategi pembelajaran ada lima
komponen umum yang perlu dipehatikan guru, yaitu: (1) kegiatan pembelajaran,
(2) penyajian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) tindak lanjut.
Strategi pembelajaran Penjasorkes adalah proses memanipulasi terhadap
lingkungan belajar. Setiap strategi merupakan penggabungan dari beberapa
variabel yang memungkinkan, di antaranya adalah metode/gaya/Metode
pembelajaran, pola pengorganisasian, dan Metode komunikasi yang dapat dipili.
Pola pengorganisasian kelasnya, dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu: (1)
Klasikal, (2) Kelompok/Beregu, dan (3) Individual. Metode komunikasi dapat
dibedakan ke dalam empat macam, yaitu: (1) verbal, (2) tulisan, (3) pendengaran,
dan (4) audiovisual. Metode komunikasi yang digunakan untuk menyampaiakan
materi pembelajaran.
Ketiga komponen yang terkait dengan strategi pembelajaran tersebut,
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat dipengaruhi oleh pola
pengorganisasian kelas yang dipilih.
DAFTAR PUSTAKA
Gabbar Carl; Elizabeth LeBlanc; and Susan Lowy. (1987). Physical Education
For Childrent: Building The Foundation, Englewood Cliffs, New Jersey:
Prentice Hall, Inc.
Logdon, Bette J; Luann M. Alleman; Sue Ann Straits; David E. Belka; and Dawn
Clark, (1997). Phyisical Education Unit Plans For Grades 1-2. Learning
Experiences in Games, Gymnastics, and Dance, New Zealand: Human
Kinetics.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
Moston, M. (1983). Teaching Style of Physical Education. Colombus OH: Chs. E.
Merrill.
Vickers, Joan N. (1990). Instructional Design For Teaching Physical Activities,
A Knowledge Structures Approach. Champaign, Illinois: Human Kinetics
Books
Situmorang, Robinson; Atwi Suparman; dan Rudi Susilana. (2004). Desain
Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=315:strategi-pakem&catid=42:ebuletin&Itemid=215
E-Buletin LPMP SulSel Bulan Februari 2015 ISSN. 2355-3189
Download