I. PENDAHULUAN

advertisement
I. PENDAHULUAN
Hutan rakyat merupakan lahan milik rakyat yang digunakan untuk menanam
berbagai komoditas komersil yang biasanya berupa tanaman tegakan yang dipadukan
dengan tanaman semusim. Tegakan pada hutan rakyat dapat bersifat heterogen
maupun homogen. Tujuan pengembangan hutan rakyat adalah untuk merehabilitasi
dan meningkatkan produktivitas lahan serta kelestarian sumber daya alam agar
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada pemiliknya dan untuk
meningkatkan kesejahteraan pemiliknya (Sudiana et al., 2009).
Salah satu tegakan hutan rakyat yang sedang marak dikembangkan oleh
masyarakat adalah jabon (Neolamarckia cadamba Roxb.). Tinggi pohon jabon dapat
mencapai 40-45 m dengan tinggi bebas cabang 30 m dan diameter setinggi dada
(100-160 cm). Tajuk pohon berbentuk payung dan percabangan menyebar secara
horizontal (Halawane et al., 2011). Masa pertumbuhan jabon yang paling cepat
adalah umur 4-6 tahun dengan usia optimal panen 10-15 tahun. Namun demikian
banyak petani memanen jabon pada umur 5-6 tahun apabila diameter batang
setinggi dada telah mencapai lebih dari 30 cm. Pada umumnya pertumbuhan lingkar
batang pada usia 6 tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm (Anonim, 2010).
Kehadiran hutan tidak terlepas dari kehadiran tumbuhan bawah yang berfungsi
sebagai penutup tanah. Oleh karena itu vegetasi tumbuhan bawah sangat
dipengaruhi oleh vegetasi pepohonan yang ada di atasnya, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa struktur vegetasi tumbuhan bawah mempunyai korelasi yang nyata
dengan tegakan pepohonan dan tempat tumbuhnya (habitat) dalam hal penyebaran
jenis, kerapatan, dan dominansinya (Soerianegara dan Indrawan, 2008). Kerapatan
suatu spesies dapat diketahui dengan menghitung jumlah individu suatu spesies per
satuan luas, maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesies
pada lokasi penelitian (Ariijani, 2008). Tumbuhan yang mempunyai frekuensi relatif
dan indeks nilai penting menunjukkan bahwa spesies tersebut mempunyai daya
adaptasi lebih baik bila dibandingkan dengan spesies lain (Desmukh, 1992).
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tumbuhan bawah
pada suatu tegakan adalah umur suatu tegakan. Pada suatu tegakan, umur tegakan
akan berbanding lurus dengan struktur tegakan tersebut yang meliputi tinggi
tegakan, diameter batang tegakan, jumlah, dan kerapatan tegakan, serta crown
canopy (penutupan tajuk) tegakan. Semakin tua umur suatu tegakan maka akan
semakin sedikit keanekaragaman tumbuhan bawahnya. Semakin muda umur suatu
3
tegakan maka akan semakin melimpah keanekaragaman tumbuhan bawahnya. Hal
tersebut dikarenakan umur suatu tegakan akan mempengaruhi besarnya kanopi
pohon. Semakin tua umur tegakan maka akan semakin besar kanopi pohon, sehingga
masuknya sinar matahari pada suatu lantai hutan semakin berkurang. Menurut
Dahlan (2011) Keanekaragaman dan komposisi tumbuhan bawah pada tegakan
sengon umur 5 tahun jauh lebih beragam dibandingkan dengan tegakan sengon umur
15 tahun. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sudiana et al. (1991) bahwa
keragaman dan komposisi tumbuhan bawah pada tegakan pinus umur 5 tahun jauh
lebih beragam dibandingkan dengan tegakan pinus umur 13 tahun dan 21 tahun.
Selain umur, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan bawah
adalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah suatu tegakan dipengaruhi oleh suplai
seresah. Jabon memiliki sifat self pruning (menggugurkan dahan sendiri) sehingga
dapat memproduksi seresah relatif tinggi untuk terjadinya dekomposisi. Tingginya
dekomposisi memungkinkan terjadinya peningkatan kesuburan tanah di lantai hutan
sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan yang pesat terhadap tumbuhan
bawah di sekitar tegakan jabon. Umur, sinar matahari, dan kesuburan tanah pada
suatu tegakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi perkembangan vegetasi
tumbuhan
bawah.
Selain
itu
beberapa
faktor lain
yang
mempengaruhi
perkembangan vegetasi tumbuhan bawah adalah kelembapan, pH tanah, dan
ketinggian tempat di atas permukaan laut (Kosasih, 2008). Atas dasar hal-hal itu perlu
dikaji tentang pengaruh umur tegakan hutan rakyat berbasis jabon terhadap struktur
vegetasi tumbuhan bawah. Adapun permasalahan yang diajukan adalah sebagai
berikut: (1) Bagaimanakah struktur vegetasi tumbuhan bawah pada hutan rakyat
berbasis jabon pada berbagai umur tegakan. (2) Bagaimanakah pengaruh umur dan
struktur tegakan jabon terhadap komposisi vegetasi tumbuhan bawah. Tujuan yang
ingin dicapai dengan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui struktur vegetasi
tumbuhan bawah pada hutan rakyat berbasis jabon pada berbagai umur tegakan. (2)
Mengetahui pengaruh umur dan struktur tegakan jabon terhadap komposisi vegetasi
tumbuhan bawah. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang
jenis tumbuhan bawah yang terdapat pada hutan rakyat sehingga dapat dijadikan
dasar dalam mengelola hutan rakyat tanpa mempengaruhi fungsi dan manfaat yang
dapat diambil dari hutan rakyat tersebut.
4
Download