bahasa indonesia

advertisement
MODUL
BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TERPADU
YOGYAKARTA
2012
“Kalau umurmu tak cukup, tuliskanlah pikiranmu untuk
memperpanjangnya”
BAB 1
BAHASA DAN TATA BAHASA
1. Pengertian Bahasa
Apabila orang berbicara, ia mengeluarkan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia dan dikeluarkan melalui mulutnya. Bunyi itu bersistem dan menandai suatu konsep
atau pengertian tertentu. Pemakaian bunyi sebagai tanda atau lambang yang mewakili
suatu konsep itu sifatnya arbitrer dan didasarkan konvensi. Konsep yang diungkapkan oleh
manusia dapat berupa buah pikiran atau perasaan. Dengan media bahasa itulah pikiran dan
perasaan manusia disampaikan kepada manusia yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah tanda yang berupa bunyi
yang dikeluarkan melalui mulut manusia, bersifat arbitrer dan berdasarkan konvensi, dan
dengan tanda-tanda itu manusia saling berhubungan (berkomunikasi). Pikiran dan perasaan
adalah isi bahasa, sedangkan bunyi yang teratur itu adalah bentuk bahasa.
Untuk maksud tertentu kadang-kadang manusia tidak mengekspresikan gagasannya
dengan bunyi bahasa (lisan), melainkan dengan cara lain. Bunyi-bunyi itu digambarkan
dengan tanda-tanda yang disebut huruf. Selain itu terdapat penanda konsep yang lain yang
biasa digunakan manusia, yaitu gerak anggota wajah (mimik), atau gerak tubuh
(pantomimik) yang biasa juga disebut gesture. Dalam masyarakat Indonesia mengangguk
berarti ‘ya’ atau ‘setuju’, menggeleng berarti ‘tidak’. Orang-orang kapal biasa menggunakan
permainan lampu, sedangkan pramuka menggunakan bendera untuk menyatakan maksud.
Media untuk menyatakan maksud yang bukan merupakan bunyi bahasa dan bukan tulisan
disebut bahasa isyarat.
Penguasaan bahasa tidak terjadi dengan sendirinya walau nampaknya demikian,
berbeda dengan makan atau minum dan berjalan. Manusia dewasa sejak anak-anak
mencoba mengenali kata-kata yang didengarnya, memperhatikan cara penggunaannya,
mengingat-ingat dan mencoba menggunakannya. Melalui ‘trial and error’ akhirnya ia dapat
menguasai bahasa ibu seperti orang lain dalam masyarakat. Jadi tindak berbahasa
merupakan bagian dari kebudayaan, sedangkan makan, minum, berjalan, misalnya, bersifat
alamiah, yang dengan sendirinya dapat dilakukan manusia meskipun tidak dipelajarinya
kecuali ada gangguan. Bagaimana cara makan, cara minum, cara berjalanlah yang bersifat
kebudayaan.
2. Pengertian Tata Bahasa
Dalam tindak berbahasa sering terjadi peristiwa yang berulang-ulang. Peristiwa yang
berulang-ulang itu membentuk suatu sistem. Sistem itu merupakan keseluruhan aturan
yang ditaati tiap pemakai bahasa. Wujud peristiwa itulah yang disebut tata bahasa (Slamet
Muljana, 1956:1).
Tata bahasa dapat juga diartikan sebagai studi tentang bentuk kata dan cara
menyusun kata-kata hingga menjadi kalimat. Tata bahasa yang kaidah-kaidah bahasanya
dirumuskan tidak berdasarkan pemakaian bahasa secara empiris, melainkan berdasarkan
keinginan penulisnya, disebut tata bahasa preskriptif dan bersifat subjektif. Sedangkan yang
kaidah-kaidahnya dirumuskan berdasarkan kenyataan empiris tanpa menambah maupun
mengurangi disebut tata bahasa deskriptif dan bersifat objektif.
3. Bidang Tata Bahasa
Deskripsi suatu bahasa meliputi subdisiplin ilmu bahasa (linguistik) fonologi,
morfologi, sintaksis dan semantik. Jika orang mengadakan pendekatan kesejarahan akan
dibicarakan etimologi, dan bila menjelaskan bahasa tulis akan dibicarakan ejaan. Namun
pada umumnya orang membicarakan tata bahasa meliputi morfologi dan sintaksis.
3.1. Morfologi
Morfologi adalah studi tentang morfem dan bagaimana hubungannya dengan morfem
lain sehingga terbentuk kata disertai makna yang ditimbulkannya. Proses pembentukan
tersebut meliputi:
1) Afiksasi, yaitu proses pembubuhan afiks pada morfem dasar. Misal menyusun,
disusun, susunan, penyusunan. Kata-kata tersebut mempuyai bentuk dasar
susun yang masing-masing mendapat imbuhan awalan me-, di-, -an, dan
gabungan awalan-akhiran pe-an.
2) Reduplikasi, yaitu proses pengulangan. Misal pohon-pohon, tukar-menukar,
orang-orang tua.
3) Persenyawaan, yaitu proses komposisi. Misal kereta api, mata air, anak sungai
adalah persenyawaan antara unsur-unsur kereta dan api, mata dan air, anak
dan sungai. Unsur-unsur tersebut melebur membentuk makna baru yang
disebut kata jadian atau kata majemuk.
3.2. Sintaksis
Sintaksis adalah studi tentang seluk-beluk frase dan kalimat. Dalam sintaksis
dibicarakan
struktur frase, kalimat dan proses pembentukannya. Seluk-beluk frase meliputi antara
lain hubungan antara unsur-unsurnya, misalnya, apakah sifat hubungan itu subordinatif
(bergantung) seperti frase pertandingan yang seru, ataukah koordinatif (setara) seperti
frase pertandingan dan perlombaan.
Seluk beluk kalimat meliputi antara lain:
1) Urutan kata
2) Fungsi kata dalam kalimat
3) Peran intonasi dan jeda dalam kalimat
*****
BAB 2
KALIMAT
1. Pengertian Kalimat
Satuan tutur yang didahului oleh kesenyapan awal dan diakhiri kesenyapan akhir
serta mengungkapkan pikiran yang utuh disebut kalimat. Dalam bahasa tulis satuan tutur
selesai itu ditandai oleh huruf besar pada permulaan dan tanda baca akhir pada batas akhir.
Tanda tersebut yakni /./,/?/,dan /!/.
Selain kesenyapan awal dan kesenyapan final, dalam penuturan juga terdapat
kesenyapan antara (jeda).
Contoh:
#Ketika hujan turun / kami sudah tiba di rumah#
2. Makna Kalimat
Makna kalimat ditentukan oleh beberapa hal:
1) Pilihan kata, contoh
a) Pak Amin memanggil Dika.
b) Pak Amin dipanggil Dika.
c) Mereka sedang belajar.
d) Mereka sedang bermain.
Kalimat a berbeda maknanya dengan kalimat b karena kata yang dipergunakan
berbeda yakni memanggil vs dipanggil. Demikian pula kalimat c dan d, yakni belajar vs
bermain.
2) Urutan kata, contoh
a) Polisi mencurigai orang itu.
b) Orang itu mencurigai polisi.
3) Intonasi, contoh
a) Ahmad sudah datang.
b) Ahmad sudah datang?
4) Pengelompokan kata, contoh
a) Menurut cerita teman / Ali lulus.
b) Menurut cerita / teman Ali lulus.
3. Struktur dan Unsur Kalimat
Struktur atau bangun kalimat diisi oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap.
Unsur kalimat adalah jabatan kata atau kelompok kata sebagai subjek (S), predikat (P), objek
(O), pelengkap (Pel) atau keterangan (K) dalam kalimat.
3.1. Subjek
Subjek (S) adalah dasar tuturan atau pangkal pembicaraan.
Contoh:
1) Mereka mengadakan penelitian.
2) Pencemaran itu bisa berbahaya.
3) Orang-orang menyaksikan gerhana matahari pada hari Sabtu yang lalu.
Kalimat 1 terdiri atas kata ‘mereka’ sebagai satuan (unit) yang berfungsi sebagai
subjek, ‘mengadakan’ sebagai predikat dan ‘penelitian’ sebagai objek. Kalimat 2 terdiri
atas kelompok kata ‘pencemaran itu’ sebagai subjek, dan ‘bisa berbahaya’ sebagai
predikat. Sedangkan kalimat 3 terdiri atas ‘orang-orang’ sebagai subjek, ‘menyaksikan
gerhana matahari’ sebagai predikat yang berobjek, dan yang berfungsi sebagai
keterangan adalah ‘pada hari Sabtu lalu’.
Dari contoh 1,2,3 diketahui bahwa wujud subjek dapat sebuah kata atau kelompok
kata, sedangkan jenis kata atau kelompok katanya bersifat substantif (kata benda,
termasuk juga kata ganti). Pada pola kalimat 1, kata ‘mereka’ dapat disubstitusikan
dengan kata atau kelompok kata lain yang sejenis, misal:
a. Mereka
/ mengadakan penelitian.
b. Amin
/ mengadakan penelitian.
c. Kami
/ mengadakan penelitian.
d. Mahasiswa semester akhir / mengadakan penelitian.
Tidak mungkin:
- Sakit mengadakan penelitian.
- Belajar mengadakan penelitian.
Deret kata vertikal atau kelompok kata di bawah kata ‘mereka’ semua dapat
berfungsi sebagai subjek karena berjenis yang sama dengan ‘mereka’, yaitu substantif.
Dengan mengambil pola kalimat 2, kita dapat membuat kalimat berikut ini:
(1) Pencemaran itu
/ bisa berbahaya.
(2) Narkotika itu
/ bisa berbahaya.
(3) Penyakit itu
/ bisa berbahaya.
(4) Merokok itu
/ bisa berbahaya.
Di dalam contoh substitusi terakhir terdapat bentuk kata me-. Menurut bentuknya
kata ini biasa digolongkan kata kerja, dan biasa menduduki posisi predikat, akan tetapi
kata ‘merokok’ mengalami transposisi sehingga menjadi kata benda dan berfungsi
sebagai subjek. Juga kata ‘itu’ yang mengikutinya menjadi ciri substantifnya.
3.2. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitakan tentang subjek. Predikat
dapat berjenis kata kerja dapat pula tidak.
(1) Saudara
/ siapa?
(2)
(3)
(4)
(5)
Saya
/ Ahmad.
Ayamnya
/ seratus.
Pohon kelapa itu
/ tinggi.
Dia
/ dari medan.
Dengan melihat contoh di atas dapatlah dinyatakan bahwa predikat kalimat selain
berupa verba (kata kerja)dapat pula berjenis kata/kelompok kata.:
a. Substantif (siapa, Ahmad);
b. Numeral (seratus);
c. Adjektif (tinggi);
d. Kelompok preposisional (dari Medan).
3.3. Objek
Objek adalah kata atau kelompok kata yang melengkapi predikat inti, yang apabila
kalimat itu diubah bentuknya menjadi pasif fungsinya berubah menjadi subjek.
Bentuk aktif:
(1) Tiap manusia mendambakan kebahagiaan.
Bentuk pasif:
(2) Kebahagiaan didambakan (oleh)tiap manusia.
3.4. Keterangan
Keterangan kalimat dapat terletak di muka, tengah, atau bagian belakang kalimat,
dan dapat berupa sebuah kata maupun kelompok kata.
(1) Sekarang dia rajin solat malam.
(2) Pada waktu tanah air kita dipimpin Presiden Soekarno, jiwa nasionalisme dapat
dikatakan lebih baik daripada sekarang.
(3) Air matanya menggenang ketika ayahnya dikebumikan.
Kalimat no 1 mempunyai satu fungtor keterangan yakni ‘sekarang’.Kalimat
nomor 2 mempunyai 2 fungtor keterangan yakni ‘pada waktu tanah air kita
dipimpin Presiden Soekarno’ dan ‘daripada sekarang.’ Sedangkan kalimat no 3
mempunyai keterangan ‘ketika ayahnya dikebumikan.’
3.5. Pelengkap
Pelengkap adalah bagian dari kalimat yang berpredikat aktif intransitif (tidak
memerlukan objek).
(1) Aqil bermain bola.
(2) Hafidz suka berenang.
(3) Baju Fahmi berwarna hijau.
(4) Rofi berkata bahwa bundanya belum pulang.
Latihan dan Tugas Mandiri 1
1. Tentukan subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan kalimat berikut ini!
(1) Ia menjadi direktur.
(2) Iqbal menendang bola.
(3) Mereka bermain bola.
(4) Membaca adalah hobinya sejak kecil.
(5) Kambingnya berjumlah tujuh puluh.
(6) Ia membawakan saya roti.
(7) Mereka para ustadzah yang rajin belajar.
(8) Dia mahasiswa terbaik Prodi Manajemen Pendidikan Islam.
(9) Setiap Sabtu pagi hingga siang mereka belajar di kampus STAIT Yogyakarta.
(10) Meskipun banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan mereka tetap belajar
dengan sungguh-sungguh.
2. Buatlah sebuah paragraf pengantar tentang Managemen dakwah sekurangnya-kurangnya
terdiri dari 10 kalimat, lalu analisalah unsur-unsur kalimat yang terdapat dalam paragraf
tersebut!
*****
BAB 3
PENGGOLONGAN KALIMAT BERDASAR KUANTITAS KLAUSANYA
Kalimat dapat terdiri atas satu atau beberapa klausa. Klausa adalah sebuah satuan bahasa
yang memiliki pengertian dan unsur yang utuh. Sehubungan dengan klausanya, kalimat
terbagi atas:
4.1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat atau satu klausa
dan sekurang-kurangnya memiliki unsur S dan P.
(1) Udara sangat dingin.
(2) Dia datang paling awal.
Bentuk 1 adalah sebuah konstruksi yang disebut klausa karena unsur yang
membentuknya berupa subjek (udara) dan predikat (sangat dingin), demikian pula
bentuk 2. Klausa tunggal ini membentuk kalimat tunggal.
4.2. Kalimat Majemuk
Berdasarkan relasi klausanya kalimat majemuk terbagi atas kalimat majemuk
bertingkat (KMB) dan kalimat majemuk setara (KMS).
A. Kalimat majemuk bertingkat
(1) Sebelum hujan reda dia sudah datang.
Bentuk 1 mempunyai dua klausa yaitu
- sebelum hujan reda.
Bentuk di atas mempunyai unsur subjek (hujan) dan predikat (reda) yang
didahului konjungsi sebelum.
- dia sudah datang.
Bentuk di atas mempunyai unsur subjek (dia) dan predikat (sudah datang).
Klausa pertama merupakan klausa bawahan (anak kalimat) dari keseluruhan
konstruksi yang membentuk kalimat 1 yang didahului oleh konjungsi sebelum
sebagai penanda relasinya dengan klausa kedua sebagai klausa utama. Dengan
demikian klausa pertama menerangkan klausa kedua (induk kalimat).
Untuk lebih jelasnya kalimat majemuk bertingkat terbagi atas:
a. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai subjek.
(2) Kuterangkan pula bahwa aku tak dapat menolak.
P
____________S_____________
(konjungsi) +
s’
+
p’
b. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai predikat.
(3) Perkuliahan ini setengah jam lamanya.
S
_________P_________
P’
+
s’
c. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai objek.
(4) Azam semalam mangatakan bahwa kepalanya pusing.
S
K
P
_________O__________
(konjungsi) + s’ + p’
d. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai keterangan.
(5) Meskipun rumahnya jauh, dia tidak pernah datang terlambat.
_________K__________ S
P
(konjungsi) + s’ + p’
e. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai pelengkap.
(6) Rofi berkata bahwa bundanya belum pulang.
S
P ___________Pel____________
(konjungsi) + s’
+
p’
B. Kalimat Majemuk Setara.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang klausanya mempunyai
hubungan setara (tidak saling membawahi). Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a. KMS penjumlahan
Ditandai oleh konjungsi ‘lalu, dan, kemudian, baik…maupun’, dan sejenisnya.
(1) Dia menggeleng-geleng dan menyatakan tidak.
(2) Dia rajin membaca baik sewaktu menjadi mahasiswa maupun setelah bekerja.
b. KMS pemilihan
Ditandai oleh konjungsi ‘atau’.
(3) Dia sedang belajar atau sedang melamun?
c. KMS pertentangan
Ditandai oleh konjungsi ‘tetapi, namun, bukan…melainkan, tidak…tetapi,’ dan
sejenisnya.
(4) Saya tidak memperhatikan penjelasan itu, tetapi dapat menjawab semua
pertanyaan.
(5) Tabungannya bukan untuk ke tanah suci, melainkan untuk ke Hongkong.
LATIHAN DAN TUGAS MANDIRI 2
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah yang dimaksud dengan klausa?
Apakah yang dimaksud dengan kalimat tunggal?
Apakah perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk?
Ada berapa macam kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia?
Apakah yang dimaksud dengan anak kalimat dan induk kalimat? Buatlah sebuah contoh
kalimat, kemudian analisislah anak dan induk kalimat beserta unsur-unsur kalimatnya!
BAB 4
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat dan jelas serta mampu menyampaikan
informasi secara tepat. Ciri-cirinya adalah:
a. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten dalam
kalimat, misal:
- Kesatuan, kemakmuran, kedamaian, keimanan, kesejahteraan, dsb.
- Pertanian, perikanan, perusahaan, dsb.
- Mengerjakan, menyanyikan, melambaikan, dsb.
(1) Gozi segera menangkap Arman karena dikejarnya dengan cepat. (salah)
(2) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
a. pertemuan dengan penasihat akademik (salah)
b. mengajukan topik
c. melapor kepada ketua jurusan
d. bertemu pembimbing (salah)
(3) Ibu ke pasar membeli minum, makanan, dan sayuran.(salah)
Seharusnya:
(1) Gozi segera menangkap Arman karena mengejarnya dengan cepat.
(2) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
e. menemui penasihat akademik
f. mengajukan topik
g. melapor kepada ketua jurusan
h. menemui pembimbing
(3) Ibu ke pasar membeli minuman, makanan, dan sayuran.
b. Kesatuan Gagasan
Kesatuan gagasan kalimat dapat terganggu apabila kedudukan subjek dan predikat tidak
jelas dikarenakan kerancuan kata depan.
1.1. Di Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata. (salah)
1.2. Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia akan bangkit jika
hukum ditegakkan. (salah)
1.3. Petani yang bekerja di sawah. (salah)
Seharusnya:
1.1. Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata.
1.2. Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia akan bangkit jika hukum
ditegakkan.
1.3. Petani bekerja di sawah.
c. Kehematan Kata
Kesalahan umum:
- Kalimat memiliki subjek ganda.
- Kalimat memiliki superordinat dan subordinat sekaligus.
- Kalimat mengandung kata-kata yang bersinonim.
Bentuk tidak efektif:
- Buku ini saya sudah membaca.
- Saat ini Selly memakai baju berwarna merah jingga.
- Banyak anak-anak berlarian menuju lokasi kejadian.
- Sekarang ini ia sedang membersihkan motornya di halaman belakang.
- Setiap kali bertemu mereka saling bersalam-salaman.
Bentuk efektif:
- Saya sudah membaca buku ini.
- Saat ini Selly memakai baju merah jingga.
- Anak-anak berlarian menuju lokasi kejadian.
- Ia sedang membersihkan motornya di halaman belakang.
- Setiap kali bertemu mereka saling bersalaman.
d. Kelogisan Makna
Bentuk tidak efektif:
- Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini dengan…
- Kepada Ibu Direktur, waktu dan tempat kami persilakan.
- Antara penderitaan manusia dan Pencipta.
- Acara itu berjalan tersendat karena sistem penerangan di kampus itu kurang
terang.
Bentuk efektif:
- Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini dengan…
- Yang kami hormati, Ibu Direktur, dipersilakan untuk…
- Kepada Ibu Direktur, waktu dan tempat kami serahkan.
- Antara Pencipta dan penderitaan manusia.
- Acara itu berjalan tersendat karena sistem penerangan di kampus itu kurang
baik. Atau …
- Acara itu berjalan tersendat karena lampu-lampu di kampus itu kurang terang.
e. Struktur dan Bentuk Rancu
Bentuk tidak efektif:
- Sudah berulang kali saya menjelaskan kepadanya.
- Ia sedang menginventarisir perabot sekolah.
-
Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa harus menyelesaikan administrasi
keuangan sebelum ujian berlangsung.
Baik mahasiswa baru atau lama dikenakan peraturan yang sama.
Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan.
Sejak dari dulu sampai sekarang metode penelitian bahasa tidak pernah
diperbarui oleh linguis.
Bentuk efektif:
- Sudah berulang-ulang saya menjelaskan kepadanya.
- Ia sedang menginventarisasi perabot sekolah.
- Sesuai dengan ketentuan yang berlaku…
- Baik mahasiswa baru maupun lama…
- Karena harga terus melambung tinggi, rakyat…
- Sejak dulu sampai sekarang…
PERTANYAAN DAN LATIHAN 3
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Jelaskan 5 ciri kalimat efektif!
3. Suntinglah kalimat-kalimat di bawah ini agar menjadi kalimat yang efktif!
a. Gozi segera menangkap Arman karena dikejarnya dengan cepat.
b. Di Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata.
c. Setiap kali bertemu mereka saling bersalam-salaman.
d. Kepada Ibu Direktur, waktu dan tempat kami persilakan.
e. Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa harus menyelesaikan administrasi
keuangan sebelum ujian berlangsung.
BAB 5
PARAGRAF
1. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran/
ide/gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide pokok yang dikemas dalam
kalimat topik atau kalimat utama. Dari kalimat utama itulah kalimat-kalimat penjelas
dituliskan. Perincian tergantung kepada kadar ketajaman intuisi lingual penulis/penutur
meliputi aspek kepandaian, keluasan cakrawala pandang dan pengalaman, faktor
personal dan psiko-sosial, dsb. Secara visual paragraf atau alinea ditandai oleh baris
pertama yang ditulis/diketik menjorok ke dalam sebanyak lima ketukan dari marjin kiri.
2. Unsur-unsur Paragraf
Lazimnya paragraf tersusun dari: (1) kalimat topik atau kalimat utama; (2) kalimat
pengembang atau kalimat penjelas; (3) kalimat penegas; (4) kata transisi. Dalam
paragraf naratif, ide pokok tersebar di dalam keseluruhan kalimat yang membangun.
Jadi paragraf naratif tidak selalu harus mengikuti ciri-ciri lahiriah paragraf pada lazimnya.
3. Pola Pengembangan Paragraf
a. Pola Runtutan Ruang dan Waktu
Pola ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian/peristiwa atau
cara membuat sesuatu, selangkah demi selangkah menurut runtutan ruang dan
waktu.
b. Pola Sebab-Akibat
Pola ini digunakan untuk mengemukakan alasan tertentu, alasan terjadinya sesuatu,
menjelaskan suatu proses yang berpautan dari terjadinya hal-hal tertentu.
c. Pola Pembanding
Pola ini digunakan untuk membandingkan dua hal atau lebih tentang persamaam
ataupun perbedaan hal tersebut.
d. Pola Ibarat
Pola ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang memiliki keserupaan atau
kemiripan dengan hal tertentu.
e. Pola Contoh
Dalam paragraf ini, kalimat rinciannya lazim menggunakan contoh-contoh tentang
apa yang dimaksudkan dalam kalimat topik.
f. Pola Difinitif
Pola ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu secara difinitif.
g. Dll
4. Teknik Pemaparan Paragraf
a. Teknik Deskriptif
Paragraf ini disebut juga paragraf lukisan, yakni melukiskan apa saja yang dilihat di
depan mata penulisnya. Bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata objek yang
dilukiskan dan segala sesuatu yang diserap oleh pancaindera.
b. Teknik Ekspositoris
c. Teknik Argumentatif
d. Teknik Naratif
5. Karangan
Karangan adalah rangkaian paragraf yang membentuk suatu ide yang utuh. Adapun
paragraf yang membentuknya terdiri dari beberapa fungsi paragraf di bawah ini.
a. Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Sebagai pengantar, paragraf pembuka
harus benar-benar menarik.
Berikut ini beberapa tips untuk menarik pembaca dalam paragraf pembuka.
- Menyampaikan berita hangat
- Menyampaikan anekdot
- Memberikan latar belakang pembicaraan
- Memberikan contoh konkret
- Mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas
- Menyentak pembaca dengan pertanyaan yang tajam
- Menyentak pembaca dengan perbandingan yang kontras
- Mengungkapkan isu yang belum terungkap
- Mengungkapkan peristiwa luar biasa
b. Paragraf Pengembang
Paragraf ini mengemukakan inti persoalan yang hendak disampaikan, dapat
berupa penjelasan, contoh, alasan, argumentasi, rincian, dsb. Jumlahnya tidak
terbatas. Yang menjadi ukuran adalah ketuntasan pengungkapan gagasan.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan kesimpulan pembicaraan yang telah
dipaparkan. Mungkin sebuah rangkuman, atau penegasan pokok. Kalimatkalimat reflektif, pertanyaan-pertanyaan retoris, sering kali dipakai untuk
mengakhiri agar meninggalkan bekas-bekas akhir yang tidak mudah untuk
dilupakan dan menuntut pemikiran lanjut.
PERTANYAAN DAN LATIHAN MANDIRI 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jelaskan pengertian paragraf!
Apa sajakah unsur-unsur paragraf?
Jabarkan pola-pola pengembangan paragraf!
Jelaskan dengan contoh teknik-teknik pemaparan paragraf!
Apakah yang dimaksud dengan karangan?
Buatlah sebuah karangan, lalu analisislah, apakah sudah terdapat unsur-unsur paragraf yang
baik di dalamnya? Memakai pola pengembangan dan teknik pemaparan yang bagaimanakah
paragraf yang anda buat?
Cobalah menganalisis kalimat dalam paragraf pertama yang anda buat. Sudahkah struktur
dan unsurnya sesuai dengan kaidah umum kalimat bahasa Indonesia? Bila belum cobalah
anda diskusikan dan revisi bersama teman!
----------------------------------------------------------------------
Download