PENDAHULUAN yang diterapkan oleh negara tersebut. Bila Di zaman era globalisasi ini mata uang suatu negara mengalami persaingan perekonomian antar negara depresiasi, ekspor bagi pihak luar negeri semakin ketat, ketika globalisasi ekonomi menjadi semakin murah, sedangkan impor terjadi, batas-batas suatu negara akan bagi penduduk negara itu semakin mahal. menjadi kabur dan keterkaitan antara Apresiasi menimbulkan dampak yang ekonomi nasional dengan perekonomian sebaliknya, harga-harga produk negara itu internasional bagi pihak luar negeri menjadi semakin akan semakin erat. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata mahal, uang Dollar AS dipengaruhi oleh banyak penduduk faktor.Beberapa dibandingkan sebelumnya. diantaranya adalah kondisi makro ekonomi suatu negara. sedangkan harga domestik impor lebih bagi murah Mata uang dari negara yang Kondisi makro ekonomi yang digunakan mengalami sebagai dalam mengalami depesiasi. Sebaliknya mata tukar uang dari negara yang mempunyai tingkat variabel mempengaruhi bebas perubahan nilai rupiah adalah ekspor, impor, tingkat inflasi inflasi, dan tingkat suku bunga. apresiasi. inflasi rendah tinggi cenderung cenderung mengalami Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan Indikator makro ekonomi lain oleh relasi penawaran-permintaan (supply- yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah demand) atas mata uang tersebut. Jika adalah tingkat suku bunga SBI. Fluktuasi permintaan nilai atas sebuah mata uang tukar yang berimplikasi pada meningkat, sementara penawarannya tetap perubahan tingkat inflasi pada akhirnya atau menurun, maka nilai tukar mata uang mengakibatkan itu akan naik. Kalau penawaran sebuah penurunan suku bunga domestik. mata uang meningkat, sementara pula Sedangkan kenaikkan menurut Madura permintaannya tetap atau menurun, maka (2006:128), nilai tukar mata uang itu akan melemah. mempengaruhi Dengan demikian, Rupiah melemah karena diantaranya tingkat inflasi relatif, suku penawaran sementara bunga relatif, tingkat pendapatan relatif, rendah pengendalian pemerintah, dan prediksi permintaan atasnya tinggi, atasnya (www.indoprogres.com). Menurut Nopirin (2000) kurs faktor-faktor dan pergerakan yang dapat nilai tukar pasar. Berdasarkan penelitian yang valuta asing suatu negara juga sangat dilakukan oleh Samuelson dan Nordhaus ditentukan oleh sistem kurs valuta asing (2004), Madura (2006), Murni (2006), Triyono (2008), Sholehuddin Suhadak, Putra (2013), Zahroh menganalisis (2009), Puspitaningrum, (2014)maka mengenai penulis bagaimana b. Suku Bunga Relatif Perubahan pada suku bunga relatif mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akan mempengaruhi pengaruhEkspor, Impor, Tingkat Inflasi, permintaan dan penawaran mata uang dan dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai karenanya mempengaruhi kurs nilai tukar. Tukar Rupiah”. Suku bunga rill umumnya dibandingkan KAJIAN TEORI antarnegara untuk melihat pergerakan kurs 1. NilaiTukar Rupiah nilai Nilai tukar uang atau yang biasa tukar karena menggabungkan suku suku bunga bunga ini nominal disebut dengan kurs mata uang adalah dengan inflasi, yang mempengaruhi kurs catatan harga pasar dari mata uang asing nilai tukar. Jika hal lain tidak berubah, dalam harga mata uang domestik, atau seharusnya terdapat korelasi tinggi antara resiprokalnya yaitu harga mata uang perbedaan suku bunga rill dengan domestik dalam mata uang asing. (Karim, dolar. 2007: 157) Kurs valuta asing adalah nilai c. Tingkat Pendapatan Relatif nilai yang menunjukkan jumlah mata uang Faktor ketiga yang mempengaruhi kurs dalam negeri yang diperlukan untuk mata uang adalah tingkat pendapatan mendapat satu unit mata uang asing. relative. (Sukirno, 2000:358). mempengaruhi jumlah permintaan barang Keseimbangan nilai tukar akan impor, Karena maka pendapatan pendapatan dapat berubah seiring dengan perubahan atas mempengaruhi kurs mata uang. Perubahan permintaan dan penawaran valuta asing tingkat yang Madura mempengaruhi kurs nilai tukar secara tidak (2006: 128) adapun faktor-faktor yang langsung melalui dampaknya pada suku mempengaruhi keseimbangan nilai tukar bunga. adalah sebagai berikut: d. Pengendalian Pemerintah bersangkutan. Menurut a. Tingkat Inflasi Relatif Perubahan pada pendapatan Faktor tingkat relatifdapat mempengaruhi perdagangan internasional inflasi aktivitas yang akan juga keempat dapat yang mempengaruhi kurs mata uang adalah pengendalian pemerintah. Pemerintah negara asing dapat mempengaruhi kurs mempengaruhi permintaan dan penawaran keseimbangan suatu termasuk (1) mengenakan batasan atas mata uang dan mempengaruhi kurs nilai tukar. karenanya pertukaran dengan mata uang berbagai asing, cara (2) mengenakan batasan atas perdagangan 3. Impor asing, (3) mencampuri pasar mata uang Di dalam pasar bebas perubahan asing (dengan membeli dan menjual mata kurs tergantung pada beberapa faktor yang uang), dan (4) mempengaruhi variabel mempengaruhi permintaan dan penawaran makro seperti inflasi, suku bunga dan tingkat pendapatan. valuta asing. diperlukan e. Prediksi Pasar Bahwa guna valuta melakukan asing transaksi pembayaran keluar negeri (impor). Makin Faktorkelimayang mempengaruhi tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan kurs mata uang adalah prediksi pasar (relatif terhadap negara lain) makin besar mengenai kurs mata uang dimasa depan. kemampuan untuk impor makin besar pula Seperti pasar keuangan lain, pasar mata permintaan akan valuta asing. Kurs valuta uang asing juga beraksi terhadap berita asing cenderung meningkat dan harga yang memiliki dampak masa depan. Berita mata uang sendiri turun. Demikian juga adanya kemungkinan kenaikan inflasi AS inflasi akan menyebabkan impor naik dan menyebabkan ekspor turun kemudian akan menyebabkan menjual pedagangan dolar, mata sebagai uang antisipasi penurunan nilai dolar di masa depan. Tindakan ini dengan seketika memberikan valuta asing naik (Nopirin, 2000). 4. Tingkat Inflasi Teori yang menerangkan hubungan tekanan yang menurunkan nilai dolar. antara nilai tukar dan tingkat inflasi di 2. Ekspor antara dua negara dengan kurs kedua Ekspor salah satu sektor perekonomian negara tersebut adalah teori paritas daya yang memegang peranan penting dalam beli (purchasing power parity-PPP). Teori melalui perluasan pasar sektor industri paritas daya beli yang diungkapkan oleh akan mendorong sektor industri lainnya Madura (2006:322) menyatakan bahwa dan perekonomian (Meier, 1996:313). keseimbangan kurs akan menyesuaikan Kesimpulannya ekspor sangat berpengaruh terhadap nilai yang di antara dua negara. Hal ini akan melemah berakibat daya beli konsumen untuk maupun menguat..Ekspor dapat dikatakan membeli produk-produk domestik akan injeksi bagi perekoomian namun impor sama dengan daya beli mereka untuk merupakan kebocoran dalam pendapatan membeli nasional (Amir MS, 2003). “Teori paritas daya beli nilai tukar mengakibatkan tukar kurs rupiah dengan besaran perbedaan tingkat inflasi rupiah produk-produk luar negeri. berpendapat bahwa pergerakan nilai tukar terutama disebabkan oleh perbedaan 4. Tingkat tingkat inflasi antar negara” (Dornbusch, sukubungaberpengaruhpositifdansi 2004:485). gnifikanterhadapnilaitukar rupiah. 5. Tingkat suku bunga merupakan 5. Tingkat Suku Bunga Kebijakan yang dapat digunakan variable untuk mencapai sasaran stabilitas harga atau pertumbuhan kebijakan-kebijakan ekonomi adalah moneter dengan menggunakan instrumen moneter (suku tukar, berpendapat bahwa pengetatan moneter yang mendorong peningkatan suku bunga akan mengakibatkan apresiasi nilai tukar karena adanya pemasukan modal dan luar negeri (Arifin, 1998: 4). berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. METODE PENELITIAN Jenis dan sumber data Jenis data yang digunakan adalah bunga atau agregat moneter). Salah satu jalur yang digunakan adalah jalur nilai dominan data sekunder yang terdiri dari satu variable terikat yaitu nilai tukar rupiah dan empat variable bebas yaitu ekspor, impor, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga. Data sekunder ini bersumber pada Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan rumusan masalah yang ada dan dikaitkan dengan teori-teori Definisi Operasional Variabel 1. Nilai Tukar Rupiah yang ada, maka dapat diambil suatu hipotesis yang merupakan jawaban yang bersifat sementara dan masih harus diuji Nilai tukar rupiah adalah nilai dari suatu mata uang Negara yang diukur dengan mata uang Negara kebenarannya sebagai berikut; yang lain (Karim, 2007). Dengan menggunakan data kurs 1. Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah. 2. Ekspor Ekspor adalah proses transportasi 2. Impor berpengaruh positif dan signifikan dalam satuan rupiah periode 2009-2013. terhadap nilai tukar rupiah. barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Nilai barang dan jasa 3. Tingkat inflasi berpengaruh positif yang dikirim keluar negeri dan signifikan terhadap nilai tukar US dollar (Apridar, 2009). rupiah. dalam satuan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ …+bkXk 3. Impor Impor (X2) adalah pengiriman barang Model regresi dalam penelitian ini dagangan dari luar negeri ke pelabuhan dinyatakan sebagai berikut: diseluruh NTR (Y)= a+ b1(Eksp) + b2(Imp) + b3 wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang diangap luar negeri, (Inf)+ b4 (SB) yang bersifat komersial maupun bukan Keterangan: komersial. Nilai barang dan jasa yang NTR = Nilai Tukar Rupiah diperoleh dari luar negeri dalam satuan US a = konstanta (Amir MS, 2003). b1,b2,b3, b4 = koefisien regresi 4. Tingkat Inflasi Mengingat Inflasi adalah ukuran aktivitas ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional atau tentang peningkatan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi sistem perekonomian (Sukirno, 2000). Data yang digunakan adalah data selama periode penelitian yaitu tahun 2009 – 2013 dalam persen. Suku bunga bank Indonesia merupakan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh sentral operasional meningkatkan moneter. Data untuk sebagai kebijakan efektivitas sasaran moneterguna kebijakan suku bunga yang di gunakan dalam penelitian ini adalah BI rate dalam satuan persen periode 2009 – 2013. rupiah, Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Adapun persamaan model regresi berganda tersebut adalah (Suharyadi dan Purwanto, 2011:210): Impor-rupiah, tingkat inflasi- persen, dan tingkat suku bunga-persen) dan mempunyai range yang lebar, maka dilakukan penyesuaian atau penyederhanaan terhadap data variabelvariabel tersebut. Dalam penelitian ini, dilakukan dengan mentransformasikan data dalam bentuk log natural (ln). Uji dalam Penelitian 1. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi linier berganda yang meliputi asumsi normalitas, tidak terjadi Analisis Data variabel berbeda-beda (nilai tukar rupiah, Ekspor- penyesuaian 5. Tingkat Suku Bunga bank besaran autokorelasi, heteroskedastisitas dan tidak terjadi tidak terjadi Determinasi (R2) multikolonearitas. 2. PengujianHipotesis a) Koefisien Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel-variabel diketahui independen hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang terhadap variabel dependen. dapat b) Uji Parsial dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: NTR Uji t digunakan untuk menguji = koefisien regresi secara parsial dari 1.037-0.723X1+0.662-8 0.013X3+0.715X4 Koefisien variabelin dependennya. X2- determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan HASIL DAN PEMBAHASAN regresi Hasil analisis dengan menggunakan terhadap varian total.Hasil model regresi linier berganda yang telah koefisien determinasi dapat dilihat dalam memenuhi uji normalitas dan uji asumsi tabel 4.7 sebagai berikut: klasik antara variabel bebas (Ekspor, Impor, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Model R Durbinwatson R Square Bunga) terhadap variabel terikat (Nilai 1 .761a Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .525 .02580 .579 .980 Tukar Rupiah), dapat dilihat pada tabel dibawah ini: a. Unstandardized Standardized Coefficients Model (Consta nt) Imp logx1 Eksp logx2 Inf logx3 B Std. Error Predictors: (Constant), logx4, logx1, logx3, logx2 Sumber: Data diolah peneliti Coefficients Beta Dari tabel 4.7 di atas, dapat dilihat t Sig. 1.037 1.067 .972 -.723 .142 -.846 .662 .114 1.003 5.810 5.094 .339 bahwa nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,525. hal ini berarti menunjukkan bahwa .000 .000 variabel bebas hanya dapat menjelaskan pola pergerakan variabel terikat yaitu Nilai Tukar Rupiah sebesar 52,5%, sedangkan sisanya sebesar 47,5% -.013 .009 -.182 1.492 .146 dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil SB logx4 .715 .137 .705 5.206 .000 penelitian yang dilakukan oleh Table 1. hasil Model Regresi Linier Puspitaningrum, Suhadak, dan Zahroh Berganda (2014) yang menyimpulkan bahwa hasil penelitian diperoleh nilai koefisien Dari hasil perhitungan regresi linier determinasi (R2 ) sebesar 47,5% yang berganda pada table 4.6 di atas, dapat berarti variabel bebas seperti Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, dan menunjukkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi sebesar 47,% dan meningkat sisanya sebesar 58% dijelaskan oleh melemah. variabel lain yang tidak disertakan dalam 3. Tingkat Inflasi apabila impor tukar rupiah makanilai model penelitian ini. Sedangkan yang Hasil dari uji regresi pada tabel 4.13 uji tercantum dalam penelitian ini hanyalah parsial (uji t) yang telah dilakukan, variabel Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku diperoleh nilai (p value) sebesar 0.146, Bunga saja. karena signifikansi nilai α > 0.05 dan nilai 1. Ekspor koefisien regresi sebesar -0.013 maka secara tidak Hasil dari uji regresi pada tabel 4.8 uji parsial (uji t) yang telah dilakukan, parsial tingkat inflasi berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. diperoleh nilai signifikansi (p value) Pada tahun 2009 hingga 2012 Inflasi sebesar 0.000, karena signifikansi nilai α < masih stabil dibawah 5%, akan tetapi pada 0.05 dan nilai koefisien regresi sebesar - tahun 2013 inflasi melambung tinggi 0.723, tanda negatif koefisien regresinya hingga menunjukkan mengidentifikasikan menurun bahwa maka rupiahmelemah.Hal apabila nilai ini terjadi ekspor mencapai 8.38%. Hal bahwasanya ini pada tukar tahun 2013 harga-harga barang mulai naik, karena sehingga inflasi tinggi. Oleh karena itu, ekspor pada tahun 2013 menurun sehingga wtingkat inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap signifikan dan nilai tukar rupiah, jika pada tahun 2013 berbanding terbalik terhadap nilai tukar ekspor Indonesia meningkat maka ekspor Rupiah. akan berpengaruh positif terhadap nilai 4. Tingkat Suku Bunga tukar rupiah. 2. Impor tidak berpengaruh memiliki pengaruh Hasil dari uji regresi pada tabel 4.13 uji parsial (uji t) yang telah dilakukan, Hasil dari uji regresi pada tabel 4.8 uji diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000, parsial (uji t) yang telah dilakukan, karena signifikansi nilai α <0.005 dan nilai diperoleh nilai signifikansi (p value) koefisien regresi sebesar 0.715, dapat sebesar 0.000, karena signifikansi nilai α < diketahui 0.05 dan nilai koefisien regresi sebesar terbukti berpengaruh positif dan signifikan 0.662, dapat diketahui bahwa impor terhadap nilai tukar rupiah. Pada penelitian terbukti berpengaruh positif dan signifikan ini, tanda positif koefisien regresinya terhadap nilai tukar rupiah. Pada penelitian menunjukkan bahwa apabila tingkat suku ini, tanda positif koefisien regresinya bahwatingkat suku bunga bunga naik maka nilai tukar rupiahmelemah. ditetapkan. Hal ini, guna memenuhi tujuan utama dari Bank Indonesia yakni mencapai dan memelihara nilai Rupiah KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang stabil untuk mendorong mengenai pengaruh Ekspor, Impor,Tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. inflasi, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Bukan Nilai Tukar Rupiah periode Januari 2009 menarik Foreign Direct Investment sampai (investasi modal asing langsung) ke Desember 2013 dengan menggunakan teknik analisis regresi linear hanya semata-mata untuk Indonesia. berganda, dapat diketahui variabel Ekspor, 2. Pemerintah agar melakukan usaha- Impor,Tingkat inflasi, dan Tingkat Suku usaha agar nilai tukar tetap terkendali. Bunga memiliki pengaruh sebesar 52,5% Upayaini terhadap perubahan nilai tukar Rupiah. memperkuat cadangan devisa terletak Yang ditunjukkan oleh hasil Adjusted R dahulu melalui peningkatan ekspor dan Square meminimalkan impor. (Koefisien Determinasi) menunjukkan nilai sebesar 0,525 atau 52,5 %. Menunjukkan bahwa kemampuan harus 3. Mengingat didukung variabel dengan bebas dalam penelitian ini merupakan hal penting menjelaskan variabel independent (Ekspor dalam (X1), Impor (X2), Tingkat Inflasi (X3), dan Rupiah, diharapkan hasil penelitian ini Tingkat dapat Suku Bunga (X4)) terhadap mempengaruhi dipakai nilai sebagai acuan selanjutnya tukar bagi variabel Y (NilaiTukar Rupiah) sebesar peneliti untuk 52,5%, sedangkan sisanya sebesar 47,5% mengembangkan penelitian ini dengan dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang mempertimbangkan tidak dimasukkan dalam penelitian. lain yang tidak dimasukkan dalam SARAN penelitian ini. variabel-variabel Berdasarkan hasil penelitian dan 4. Dalam penelitian seperti ini yang kesimpulan pada penelitian ini, beberapa mungkin dilakukan untuk selanjutnya saran sebagai berikut: yaitu 1. Bank Indonesia sebagai bank sentral diharapkan mengeluarkan berhati-hati ketika kebijakan dalam menaikkan tingkat suku bunga dan tetap memperhatikan laju inflasi yang telah menambah variabel ekonomi lainnya dengan beberapa metode yang berbeda sehingga kita dapat membandingkan hasilnya. Selanjutnya diharapkan dijadikan penelitian sebagai ini dapat penunjang untuk penelitian selanjutnya.