II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Pemasaran

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Tujuan Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting yang perlu dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan usaha dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Disamping kegiatan pemasaran perusahaan juga perlu
mengkombinasikan fungsi-fungsi dan menggunakan keahlian mereka agar
perusahaan berjalan dengan baik.
Dalam hal ini perlu diketahui beberapa definisi pemasaran. Menurut
Kotler(1997) “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain”.
Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai
tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan pangsa
pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dapat
dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah
kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang
terpadu.
Pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang
saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama
pelanggan,
pemasok,
distributor
dalam
rangka
mendapatkan
serta
mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka
(kotler, 2002).
9
10
2.2 Perencanaan Strategi
Pengertian Perencanaan Strategi adalah suatu rencana jangka panjang yang
bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan,
dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka
waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan
Strategi (Strategi Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang
diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut David (2010).
Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategi David
(2010).
1
Perencanaan strategi memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentukbentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.
2
Pemahaman terhadap perencanaan strategi akan mempermudah pemahaman
bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3
Pemahaman terhadap perencanaan strategi akan mempermudah pemahaman
bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
Dengan adanya perencanaan strategi ini maka konsep perusahaan menjadi
jelas sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencanarencana lain dan dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif.
Perencanaan strategi tidak mengenal standar baku, dan prosesnya mempunyai
variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri
sesuai kebutuhan,situasi dan kondisi setempat. Meskipun demikian, secara umum
proses perencanaan strategi memuat unsur-unsur Robbins dan Coulter (2007).
11
a Perumusan visi dan misi,
b Pengkajian lingkungan eksternal,
c Pengkajian lingkungan internal,
d Perumusan isu-isu strategi,
e Penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan
sasaran).
2.3 Pengertian Strategi Pemasaran
Menurut Chandra (2002) Strategi pemasaran merupakan rencana yang
menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau
program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar
sasaran tertentu.
Strategi tersebut berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan
posisi, bauran pemasaran, dan besarnya pengeluaran pemasaran. Pada umumnya
perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep
pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang
mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Di dalam pandangan konsep
pemasaran, tujuan perusahaan dicapai melalui kepuasan konsumen. Kepuasan
konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui
kegiatan pemasaran yang terpadu. Dengan demikian ada 4 (empat) unsur pokok
dalam konsep pemasaran, yaitu 1) orientasi pada kebutuhan dan keinginan
konsumen, 2) kepuasan konsumen, 3) kegiatan pemasaran yang terpadu, 4) tujuan
perusahaan.
Menurut Jurini (2003) setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada 3 (tiga) tahap yang ditempuh
12
perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu 1) memilih konsumen
yang dituju, 2) mengidentifikasi keinginan konsumen, dan 3) menentukan bauran
pemasaran. Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau
beberapa marketing mix (bauran pemasaran).
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan
eksternal dan internal perusahaan. Masing-masing faktor lingkungan dapat
menimbulkan adanya kesempatan atau ancaman bagi pemasaran produk suatu
perusahaan, yaitu terdiri atas: keadaan pasar, persaingan, teknologi, ekonomi,
sosial budaya, hukum dan peraturan. Sedangkan faktor-faktor internal perusahaan
menunjukkan adanya keunggulan atau kelemahan perusahaan, meliputi keuangan,
produksi, personalia, dan khususnya bidang pemasaran yang terdiri atas produk,
harga, promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik Jurini (2003).
Analisa tersebut merupakan penilaian apakah strategi pemasaran yang telah
ditetapkan dan dijalankan sesuai dengan keadaan saat ini. Hasil penilaian tersebut
digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang
dijalankan perlu diubah, dan untuk menyusun atau menentukan strategi yang akan
dijalankan pada masa yang akan datang.
Strategi pemasaran tidak terlepas dari strategi perusahaan secara
keseluruhan. Strategi perusahaan adalah suatu rencana induk yang merinci pokokpokok arah usaha perusahaan dalam mencapai tujuan dan uraian mengenai cara
penggunaan sumber daya untuk memanfaatkan kesempatan dan mengatasi
ancaman masa kini maupun masa datang. Perumusan strategi perusahaan
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut Robbins dan Coulter (2007).
13
1. Titik tolak peyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan.
2. Mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.
3. Dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.
Adapun dimensi lingkungan mempunyai pengaruh strategi pada strategi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, meliputi lingkungan
demografis, teknologi, sosial budaya, persaingan pasar, hukum dan peraturan dan
ekonomi.
2.4 Jenis-Jenis Strategi Pemasaran
Suatu aspek yang paling penting dalam melaksanakan segmentasi pasar
adalah aspek operasional. Hal ini berarti bahwa kita harus menghindarkan diri dari
dimensi yang tidak dapat dilaksanakan. Dasar segmentasi yang dipakai haruslah
dapat dilaksanakan.
Dasar pelaksanaan segmentasi umumnya dipergunakan
segmentasi atas dasar demografis (kependudukan) seperti umur, jenis kelamin,
penghasilan
daerah,
penghasilan
keluarga
dan
sebagainya.
Informasi
kependudukan semacam itu sangat mudah memperolehnya dan sangat berguna
dalam hal promosi dan distribusi.
Setelah diketahui bahwa pasar yang dihadapi dapat dibagi-bagi ke dalam strategi
yang mungkin dilakukan terhadap keadaan tersebut.
Menurut Sofyan Assaury (2008) bahwa strategi pemasaran secara umum ini,
dapat dibedakan tiga jenis strategi pemasaran yang dapat ditempuh perusahaan
yaitu.
1) Undifferentiated marketing
Dengan strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar ini,
perusahaan menganggap pasar sebagai suatu keseluruhan, sehingga perusahaan
14
hanya memperhatikan kebutuhan konsumen secara umum. Oleh karena itu
perusahaan hanya menghasilkan dan memasarkan satu macam produk saja dan
berusaha menarik semua pembeli dan calon pembeli dengan suatu rencana
pemasaran saja. Strategi ini bertujuan untuk melakukan penjualan secara massal,
sehingga menurunkan biaya. Perusahaan memusatkan perhatiannya pada seluruh
konsumen dan kebutuhannya, serta merancang produk yang dapat menarik
sebanyak mungkin para konsumen tersebut. Perusahaan yang menggunakan
strategi ini, tidak menghiraukan adanya kelompok pembeli yang berbeda-beda.
Pasar dianggap sebagai suatu keseluruhan dengan ciri kesamaan dalam
kebutuhannya.
Salah satu keuntungan strategi ini adalah kemampuan perusahaan untuk
menekan biaya sehingga dapat lebih ekonomis. Sebaliknya, kelemahannya adalah
apabila banyak perusahaan lain juga menjalankan strategi pemasaran yang sama,
maka akan terjadi persaingan yang tajam untuk menguasai pasar tersebut (hyper
competition), dan mengabaikan segmen pasar yang kecil lainnya. Akbatnya,
strategi ini dapat menyebabkan kurang menguntungkannya usaha-usaha
pemasaran perusahaan, karena banyak dan makin tajamnya persaingan.
2) Differentiated marketing
Dengan strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar ini, perusahaan
hanya melayani kebutuhan beberapa kelompok konsumen tertentu dengan jenis
produk tertentu pula. Jadi perusahaan atau produsen menghasilkan dan
memasarkan produk yang berbeda-beda untuk tiap segmen pasar. Dengan
perkataan lain, perusahaan atau produsen menawarkan berbagai variasi produk
dan product mix, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok
15
konsumen atau pembeli yang berbeda-beda, dengan program pemasaran yang
tersendiri diharapkan dapat dicapai tingkat penjualan yang tertinggi dalam
masing-masing segmen pasar tersebut. Perusahaan yang menggunakan strategi ini
bertujuan untuk mempertebal kepercayaan kelompok konsumen tertentu terhadap
produk yang dihasilkan dan dipasarkan, sehingga pembeliannya akan dilakukan
berulang kali.
Dengan demikian diharapkan penjualan perusahaan akan ebih tinggi dan
kedudukan produk perusahaan akan lebih kuat atau mantap di segmen pasar.
Keuntungan strategi pemasaran ini, penjualan dapat diharapkan akan lebih tinggi
dengan posisi produk yang lebih baik di setiap segmen pasar, dan total penjualan
perusahaan akan dapat ditingkatkan dengan bervariasinya produk yang
ditawarkan. Kelemahan strategi ini adalah, terdapat kecenderungan biaya akan
lebih tinggi karena kenaikan biaya produksi untuk modifikasi produk, biaya
administrasi, biaya promosi, dan biaya investasi.
3) Concentrated marketing
Dengan
strategi
pemasaran
yang
terkonsentrasi
ini,
perusahaan
mengkhususkan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar, dengan
pertimbangan keterbatasan sumberdaya perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
produsen memilih segmen pasar tertentu dan menawarkan produk yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan kelompok konsumen yang ada pada segmen
pasar itu, yang tentunya lebih spesifik. Strategi pemasaran ini mengutamakan
seluruh usaha pemasaran pada satu atau beberapa segmen pasar tertentu saja. Jadi
perusahaan memusatkan segala kegiatan akan memberikan keuntungan yang
terbesar. Keuntungan penggunaan strategi ini, perusahaan dapat diharapkan akan
16
memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat di dalam segmen pasar tertentu
yang dipilih. Hal ini karena, perusahaan akan mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang lebih baik dalam melakukan pendekatan bagi pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen dari segmen pasar yang dilayaninya. Di
samping itu perusahaan memperoleh keuntungan karena spesialisasi dalam
produksi, distribusi dan usaha promosi, sehingga apabila segmen pasar dipilih
secara tepat, akan dapat memungkinkan berhasilnya usaha pemasaran produk
perusahaan tersebut.
Kelemahan strategi pemasaran ini adalah perusahaan akan menghadapi
risiko yang besar bila hanya tergantung pada satu atau beberapa segmen pasar
saja. Hal ini karena, kemungkinan terjadinya perubahan selera para konsumen,
atau peningkatan kemampuan daya saing perusahaan lain yang dapat melebihi
kemampuan perusahan ini dalam melayani pasar secara baik dan efektif.
Sehubungan dengan kondisi pasar yang bersifat heterogen dan dapat
disegmentasikan menjadi homogen, pengusaha dapat memilih salah satu dari 3
strategi pemasaran yang pada dasarnya berpangkal dari 2 tipe pengusaha yaitu.
1. Pengusaha yang mensegmentasikan pasar
Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar disebut segmenter. Pengusaha
dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan kemudian
melayani pasar atau menerapkan strategi pemasaran (marketing mix) yang
berbeda pula sesuai dengan perbedaan sifat yang dimiliki oleh masing-masing
segmen. Dalam strategi ini berarti pengusaha menyajikan produk yang berbeda,
dengan harga yang berbeda, serta promosi maupun distribusi yang berbeda pula
terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara inilah yang biasa disebut sebagai
17
“pemasaran serba ada” atau “diffrentiated marketing”. Dalam hal ini pengusaha
memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix)
yang berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara ini lebih menjamin
adanya kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan
yang lebih baik (competitive advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan
dapat memberikan pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
2. Pengusaha yang tidak melakukan segmentasi pasar
Pengusaha ini berarti menggabungkan semua segmen yang ada dalam pasar
yang dihadapinya itu, oleh karena itu biasanya disebut sebagai pengusaha yang
combiner. Pengusaha yang tidak mengelompokkan dan tidak mencari sasaran
pada sekelompok segmen tertentu tetapi dia bergerak dalam pasar umum
(masyarakat) yang sangat heterogen maka hal ini berarti dia memperlakukan
konsumen yang berbeda-beda itu dengan cara atau strategi penyampaian,
penyajian dan pelayanan atau marketing mix yang sama. Jadi dalam hal ini
perusahaan berpandangan bahwa semua orang (konsumen) adalah sama, jadi
perlakuan
terhadapnya
juga
sama.
Tindakan
semacam
ini
disebut
“undifferentiated marketing” atau “pemasaran serba sama” Swatsha (2010).
2.5 Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan perusahaan yang ada didalam suatu
perusahaan. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan relatif di banding para pesaingnya.
William Glueck dan Jauch (1999) memberikan pengertian analisis
lingkungan internal, yaitu.“Analisis lingkungan internal adalah merupakan proses
18
dengan mana perencana strategi mengkaji pemasaran, dan distribusi perusahaan,
penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan
perusahaan serta faktor-faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana
perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan
memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani
ancaman didalam lingkungan”.
Menurut Pearce dan Robinson (1997) sedikitnya ada lima faktor yang harus di
pertimbangkan dalam analisis lingkungan internal, yaitu.
1. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
usahanya. Bagian dari pemasaran antara lain produk atau jasa perusahaan
luasnya lini produk, konsentrasi penjualan dalam produk yang sedikit atau
kepada pelanggan yang sedikit, kemampuan mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk pasar.
2 Keuangan dan akuntansi adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
modal jangka pendek dan modal jangka panjang.
Bagian keuangan dan
akutansi antara lain kemampuan modal, hubungan dengan investor dan
pemegang saham, biaya, laporan rugi laba, neraca, analisis rasio keuangan,
sistem anggaran.
3 Sumber daya manusia dalam perusahaan sangat dibutuhkan demi kelancaran
suatu perusahaan, yang menjadi bagian dari sumberdaya manusia antara lain,
manajemen personalia, moral dan ketrampilan karyawan, dan efektivitas
penggunaan insentif untuk memotivasi kinerja karyawan.
19
4 Operasional bagiannya antara lain lokasi fasilitas tata letak dan utilitas fasilitas,
efisiensi dan biaya atau manfaat dari peralatan, merek dagang, dan
perlindungan hukum yang sejenis.
5 Organisasi dan manajemen umum antara lain struktur organisasi, citra, prestasi,
budaya organisasi, teknik pengambilan keputusan, sistem perencanaan strategi,
sistem pengendalian.
2.6 Analisis Lingkungan Eksternal
Interaksi antara organisasi dengan lingkungan di luar ruang lingkup
organisasi disebut lingkungan eksternal. Analisa ini meliputi penilaian tentang
peluang dan ancaman perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor lingkungan eksternal yang relevan
dengan aktivitas operasionalnya.
Analisa lingkungan eksternal berfungsi untuk memastikan usaha-usaha
perusahaan
untuk
mencapai
tujuan-tujuannya.
Hal
ini
memungkinkan
dilakukannya tindakan antisipasi dan penyesuaian diri terhadap perubahanperubahan lingkungan dengan sedemikian rupa sehingga membuka peluang baru
untuk pertumbuhan dan profitabilitas.
Wheelen and Hunger (2002) berpendapat bahwa “Analisa lingkungan
eksternal adalah suatu proses yang terdiri dari peluang dan ancaman yang berada
diluar organisasi dan umumnya tidak didalam kendali jangka pendek manajemen
puncak.” Sedangkan Pearce dan Robinson (1997) membagi lingkungan eksternal
berdasarkan prioritas kepentingan menjadi.
20
1. Lingkungan Jauh lingkungan ini memberikan peluang, ancaman, dan batasan
bagi perusahaan, tetapi jarang sekali ada perusahaan yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik yang cukup besar.
a Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah system ekonomi tempat suatu
perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan
relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strateginya setiap perusahaan
harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang
mempengaruhi industrinya.
b Masyarakat dan demografi
Kekuatan sosial bersifat dinamis dan selalu berubah sebagai akibat upaya
orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian
dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan. Menerjemahkan
perubahan sosial ke dalam ramalan mengenai dampak-dampak terhadap bisnis
merupakan proses yang sukar. Namun perkiraan dampak dari perubahan seperti
perubahan geografis dalam populasi dan perubahan nilai kerja, standar etika dapat
membantu perusahaan dalam usahanya untuk tetap berjaya.
c Ekologi
Ekologi mengacu pada hubungan antara manusia dan mahluk hidup lainnya
dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka. Ancaman
terhadap ekologi, bisnis sekarang memikul tanggung jawab untuk meniadakan
hasil limbah dari proses manufaktur mereka dan untuk membersihkan kembali
lingkungan yang telah tercemar akibat ulah sebelumnya. Oleh karena itu, untuk
menjaga agar beban biaya pengendalian ekologi dapat terkurangi, maka
21
diperlukan perencanaan tentang pemeliharaan ekologi dalam lingkungan
operasional bisnis.
d Politik
Arah dan stabilitas politik merupakan pertimbangan penting untuk para
manajer
dalam
merumuskan
strategi
perusahaan.
Faktor-faktor
politik
menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan.
Karena itu, perusahaan harus mampu meramalkan perubahan keputusan politik
dalam lingkungan bisnis.
e Teknologi
Perubahan teknologi membantu perusahaan untuk menghindari keusangan
dan mendorong inovasi, perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang
mungkin mempengaruhi industrinya. Kunci peramalan kemajuan teknologi yang
bermanfaat terletak pada dugaan yang akurat mengenai kemampuan teknologi
masa depan dan dampak yang mungkin terjadi.
2 Lingkungan Industri adalah serangkaian factor-faktor ancaman dari pelaku
bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti dan intensitas persaingan di
antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan.
a. Pendatang baru
Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan
untuk merebut bagian pasar (market share), dan seringkali sumber daya yang
cukup besar. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan masuk yang
ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan
calon pendatang baru.
22
b. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para
anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang dan
jasa yang dijualnya. Karenanya, pemasok yang kuat dapat menekan laba suatu
industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya dengan menaikkan
harganya sendiri.
c. Produk dan jasa substitusi
Penetapan batas harga tertinggi akan membatasi potensi produk atau jasa
substitusi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas produk
atau mendefinsikannya, laba dan pertumbuhan industri dapat terancam. Produk
dan jasa substitusi tidak hanya membatasi laba dalam masa-masa normal
melainkan juga mengurangi laba maksimal yang dapat diraih industri dalam masa
keemasan.
d. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli memiliki kemampuan untuk menekan harga, menuntut kualitas
lebih tinggi atau layanan lebih banyak, dan mengadu domba sesama anggota
industri. Pembeli cenderung lebih peka terhadap harga jika mereka membeli
produk yang tidak terdiferensiasi, relatif lebih mahal terhadap penghasilan
mereka, dan jika kualitas tidak terlalu penting bagi mereka.
e. Persaingan dikalangan peserta
Perusahaan memiliki keleluasaan tertentu untuk memperbaiki keadaan
melalui perubahan strategi. Pemusatan usaha penjualan pada segmen industri yang
paling cepat tumbuh atau pada wilayah pasar yang biaya tetapnya paling rendah
dapat mengurangi dampak persaingan antar anggota industri.
23
3 Lingkungan operasional, meliputi.
a. Posisi bersaing
Menilai posisi bersaing dapat meningkatkan kesempatan perusahaan untuk
merancang strategi yang mengoptimalkan peluang yang muncul dari lingkungan.
Pengembangan profil pesaing memungkinkan suatu perusahaan memperkirakan
secara lebih akurat baik potensi pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang
maupun potensi labanya.
b. Profil pelanggan dan perubahan pasar
Pengembangan profil pelanggan dan perubahan pasar meningkatkan
kemampuan para manajer untuk merencanakan operasi startegi. Selain itu
rancangan ini dapat mengantisipasi perubahan pada pasar dan alokasi sumber
daya guna mendukung perubahan pola permintaan.
c. Hubungan dengan pemasok
Hubungan antara suatu perusahaan dan pemasoknya sangat penting bagi
kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Perusahaan
selalu bergantung pada pemasok untuk mendukung keuangan, layanan, bahan
baku dan peralatan.
d. Kreditor
Kreditor memberikan gambaran yang jelas terhadap posisi modal kerja
suatu perusahaan.
e. Pasar tenaga kerja
Pasokan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman yang berbeda-beda
memberikan peluang bagi kebutuhan karyawan atau tenaga kerja bagi suatu
perusahaan.
24
2.7 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Internal Factor Evaluation (IFE) matriks adalah alat manajemen strategi
untuk audit atau mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam bidang
fungsional bisnis (David, 2010). Matriks IFE juga menyediakan dasar untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara area bidang fungsional
bisnis tersebut yang selanjutnya digunakan dalam perumusan strategi. Matrix IFE
bersama-sama dengan matriks EFE merupakan alat strategi formulasi yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi bagaimana kinerja sebuah perusahaan dalam hal
kekuatan internal dan kelemahan perusahaan diidentifikasi.
Matriks IFE dapat dibuat dengan menggunakan lima langkah berikut.
1. Identifikasi faktor kunci internal
Pada tahap ini manajer melakukan audit internal dan mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dalam semua bidang bisnis perusahaan. Disarankan
untuk mengidentifikasi 10 sampai 20 faktor internal, tetapi semakin banyak factor
internal yang relevan teridentifikasi maka kekuatan analisis matriks IFE akan
semakin baik.
2. Pemberian bobot
Setelah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam matriks IFE,
selanjutnya menetapkan bobot (yang menunjukkan derajat kepentingan atau
mengacu pada skala prioritas atau faktor yang menjadi kunci sukses bisnis
perusahaan) yang berkisar antara angka 0,00 sampai dengan 1,00 untuk setiap
faktor. Bobot ditetapkan pada faktor menunjukkan kepentingan relatif dari faktor
tersebut. Angka Nol berarti tidak penting sedangkan angka satu menunjukkan
sangat penting. Faktor dengan derajat kepentingan terbesar dalam kinerja
25
organisasi harus diberi bobot tertinggi. Setelah menetapkan bobot pada masing
masing faktor maka perlu dipastikan bahwa jumlah dari semua bobot harus sama
dengan 1,00 (atau 100 jika menggunakan 0 sampai 100 bobot skala).
3. Penetapan skala
Menetapkan Peringkat untuk masing-masing faktor. Skala rating dapat
sesuai preferensi yang dikehendaki. Para praktisi atau peneliti biasanya
menggunakan rating pada skala dari 1 sampai 4. Dengan kriteria untuk 1 berarti
tidak baik, 2 kurang baik, 3 baik dan 4 sangat baik. Penetapan skala tidak baku
seperti contoh tersebut namun bisa disesuaikan dengan obyek yang akan dinilai
secara lebih fleksibel.
4. Kalkulasi bobot dan skala
Setelah matrik IFE terbentuk (faktor bobot dan skala telah ditetapkan) serta
langkah selanjutnya adalah mengalikan komponen bobot dan skala penilaian.
5. Menjumlahkan bobot dengan skala penilaian
Langkah
terakhir
dalam
membangun
matriks
IFE
adalah
untuk
menjumlahkan nilai tertimbang untuk masing-masing faktor. Hasil dari tahap ini
adalah skor akhir.
Metode ini mempunyai kelemahan yang terkesan sangat subyektif pada saat
penetapan faktor maupun bobot. Reliabilitas dan validitas metode ini sangat
tergantung pada seberapa kuat intuitif manajer menetapkan berbagai indicator
yang merupakan kekuatan dan kelemahan lingkungan internal perusahaan. Agar
hasil lebih akurat disarankan proses penetapan faktor dan bobot ditunjang dengan
hasil penelitian pendahuluan terhadap kondisi internal perusahaan dikaitkan
dengan lingkungan industri yang relevan dengan perusahaan.
26
2.8 Matriks External Factor Evaluation (EFE )
Matriks External Factor Evaluation (EFE) dibuat untuk menilai respon
perusahaan terhadap kondisi eksternalnya. Nilai matriks ini kemudian akan
dimasukkan ke dalam Matriks Internal-Eksternal (Matriks IFE) untuk mengetahui
posisi perusahaan. Metode External Factor Evaluation (EFE) matriks adalah alat
manajemen strategi yang sering digunakan untuk penilaian kondisi bisnis saat ini.
Matriks EFE adalah alat yang baik untuk memvisualisasikan dan memprioritaskan
peluang dan ancaman yang dihadapi bisnis.
Matriks EFE sangat mirip dengan matriks IFE. Perbedaan utama antara
matriks EFE dan matriks IFE adalah jenis faktor yang termasuk dalam model.
Sementara IFE matriks berkaitan dengan faktor internal, sedangkan matriks EFE
berhubungan dengan faktor eksternal.
Faktor eksternal dapat dikelompokkan ke dalam kelompok sebagai berikut
a. Variabel sosial, budaya, demografi, dan lingkungan
b. Variabel ekonomi
c. Variabel politik, kebijakan pemerintah, tren bisnis, dan hukum
Langkah kerja membuat matrik EFE sebagai berikut (David, 2004).
1) Buat daftar critical success factor. Faktor ini sudah dikategorikan kedalam
peluang dan ancaman pada tahap sebelumnya kemudian tempatkan faktor di
bagan.
2) Tentukan bobot (weight) dari critical success factor. Faktor ini sesuai dengan
hasil dari langkah sebelumnya. Jumlah bobot harus sebesar 1,0 kemudian bobot
diletakkan dibagan sebelah kanan dari critical success factor.
3) Tentukan rating dari setiap critical success factor antara 1-4 yang meliputi.
27
1 = dibawah rata-rata,
2 = rata-rata,
3 = diatas rata-rata
4 = sangat bagus
Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan yang nilainya
didasarkan pada kondisi perusahaan. Poin rating ditempatkan disebelah bobot
kanan.
4) Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua
critical success factor.
5) Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Skor total mengidikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara
luar biasa terhadap peluang yang ada dan menghindari ancaman di luar.
2.9 Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Metode analisis Boston Consulting Group (BCG) merupakan metode yang
digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisnis strategi dengan
melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan (Kotler,
2002).
Tujuan utama Matriks Boston Consulting Grup (BCG) adalah untuk
mengetahui produk manakah yang layak mendapat perhatian dan dukungan dana
agar produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor terhadap kinerja
perusahaan dalam jangka panjang. Setiap produk memiliki siklus hidup produk,
dan setiap tahap dalam siklus hidup-produk mewakili profil risiko yang berbeda.
Secara umum, perusahaan harus menjaga portofolio yang seimbang dari produk
yang dipasarkan. Portfolio tersebut bisa dalam rentang produk dengan
prtumbuhan tinggi maupun pertumbuhan rendah. Sebuah produk dengan
28
pertumbuhan tinggi membutuhkan beberapa upaya dan sumber daya untuk
memasarkannya, untuk membangun saluran distribusi, dan untuk membangun
infrastruktur penjualan, dengan harapan produk tersebut dapat membawa
keuntungan di masa depan.
Matriks Boston Consulting Group digunakan untuk memahami pasar,
optimasi portofolio dan alokasi sumber daya yang efektif. Untuk memahami
matriks BCG, kita perlu memahami bagaimana pangsa pasar dan pertumbuhan
pasar saling berhubungan. Pangsa pasar adalah persentase dari total pasar yang
sedang dilayani oleh perusahaan, baik dalam hal pendapatan atau dalam satuan
volume. Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi proposi pasar yang akan
dikontrol.
Matriks BCG mengasumsikan bahwa jika kita menikmati pangsa pasar yang
tinggi, maka kita akan menghasilkan uang. Pertumbuhan pasar digunakan sebagai
ukuran dari daya tarik pasar. Jika pasar mengalami pertumbuhan pasar tinggi dari
total perkembangan pasar, maka akan relatif mudah bagi bisnis untuk menambah
keuntungan mereka, bahkan jika pangsa pasar mereka tetap stabil. Sebaliknya
kondisi pangsa pasar yang rendah tidak menambah keuntungan, namun kondisi
pangsa pasar yang tinggi belum tentu juga menguntungkan jika tidak ada upaya
memberikan diskon secara agresif.
Metode analisis BCG matrix membantu unit bisnis untuk mengetahui posisi
dirinya di dalam empat kategori, yakni kategori Anjing (Dog), Tanda Tanya
(Question Mark), Star (Bintang), dan Cash Cow (Kas Sapi), yang penentuannya
didasarkan pada kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatif
terhadap pesaing terbesar, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Matriks ini juga
29
dapat digunakan untuk menetakan atribut produk strategi yang dapat
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Lindgren dan Bandhold, 2003).
Matriks BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling mudah.
Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah melihat di
posisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan perhatian
pada arus kas, karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi organisasi.
Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing menjadi tanda tanya, tanda
tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah, dan sapi perah menjadi anjing.
Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang searah jarum jam.
Pengaplikasian matriks Boston Consulting Grup memiliki keterbatasan
dalam beberapa hal menurut Wheelen and Hunger (2006) yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan segmen-segmen produk/pasar yang tidak mudah
b. Menggunakan strategi standar yang dapat mengakibatkan terlewatnya peluangpeluang atau menjadi tidak praktis
c. Adanya kenyataan bahwa posisi-posisi bisnis didasarkan kepada penilaian yang
subyektif
d. Penggunaan istilah-istilah “cash cow” dan “dog” dapat mengarah kepada
prediksi-prediksi yang sangat tergantung pada masing-masing individu
e. Tidak selalu ada kemungkinan untuk menentukan apa yang membuat suatu
industri dinilai atraktif, atau menentukan pada tahap apa suatu produk dalam
daur hidupnya
f. Jika menetapkan metode ini dengan ketidak telitian, maka akan mengakibatkan
ketidak tepatan pemilihan strategi yang harus dilakukanSebuah pangsa pasar
yang tinggi tidak selalu mengakibatkan profitabilitas.
30
Model ini mengabaikan efek sinergi antar unit bisnis. Dan terpenting adalah
pertumbuhan pasar bukan satu-satunya indikator untuk daya tarik pasar. Untuk itu
dimungkinkan ada lebih banyak lagi aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
penggunaan model BCG.
Matriks BCG terdapat 4 kuadran yang menggambarkan posisi suatu unit
bisnis dipandang dari segi pertumbuhan pasar serta pangsa pasarnya, keempat
kuadran atau kategori tersebut adalah.
A Dog (anjing)
Kategori anjing memiliki pangsa pasar yang rendah dan tingkat
pertumbuhan yang rendah dan dengan demikian tidak menghasilkan atau
mengkonsumsi uang dalam jumlah besar. Unit ini biasanya 'impas', menghasilkan
sedikit uang untuk mempertahankan pangsa pasar bisnis. Pada posisi anjing,
produk berada pada pangsa pasar rendah dan kondisi pasar yang tumbuh sangat
sedikit. Posisi ini memerlukan beberapa investasi, karena sumber daya manusia
dan sumber uangnya sanagat rendah. Karena posisi internal dan eksternalnya
lemah, bisnis ini sering kali dilikuidasi, divestasi, atau dipangkas dengan
retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat menjadi
strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak anjing yang mencuat
kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-besaran, menjadi bisnis yang
mampu bertahan dan menguntungkan Wheelen and Hunger (2006).
B Question (pertanyaan)
Kategori ini memiliki posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka
bersaing dalam industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas
perusahaan ini tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda
31
Tanya karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini
dengan menjalankan strategi intensif atau menjualnya. Unit bisnis ini memerlukan
banyak uang untuk mempertahankan pangsanya. Manajemen harus berpikir keras
tentang tanda tanya mana yang harus dicoba untuk dibangun menjadi bintang dan
mana yang harus dibuang.
C Star (bintang)
Kategori ini memiliki peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan
dan profitabilitas bagi organisasi. Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi
dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang
besar untuk mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori
ini adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas positif
bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk memenangkan
pasar dan mengantisipasi para pesaingnya.
D Cash cow (kas sapi)
Kategori ini memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi tetapi bersaing dalam
industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut sapi perah karena menghasilkan
kas yang lebih dari yang dibutuhkannya, mereka seringkali diperah. memiliki
pangsa pasar relatif tinggi tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya
lambat. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu, divisi sapi perah
harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya selama mungkin. SBU
(strategic business units) yang terkenal dan berhasil ini memerlukan investasi
yang lebih kecil untuk mempertahkankan pangsa pasarnya. SBU ini menghasilkan
banyak uang yang digunakan perusahaan untuk membayar tagihannya dan untuk
mendukung SBU lain yang memerlukan investasi.
32
2.10 Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah
identifikasi sistematis atas kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman
berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Dengan
analisis ini diharapkan perusahaan dapat menyusun strategi bersaing berdasarkan
kombinasi antara faktor-faktor tersebut. Perumusan alternatif strategi dari matriks
SWOT terdiri dari empat alternarif strategi, yaitu strategi S-O atau strategi
kekuatan-peluang
menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan
untuk
memanfaatkan peluang eksternal, strategi W-O atau strategi kelemahan-peluang
bertujuan untuk mernperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang
eksternal, strategi S-T atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal, dan
strategi W-T atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman
lingkungan eksternal (David, 2002).
2.11 Usaha Tani Kopi
Jenis kopi yang paling populer adalah arabika. Para penikmat kopi
menghargai jenis kopi arabika lebih dibanding jenis kopi lainnya. Faktor penentu
mutu kopi selain jenisnya antara lain habitat tumbuh, teknik budidaya,
penanganan pasca panen dan pengolahan biji. Jenis kopi yang ada di bumi ini
sangat banyak ragamnya. Namun hanya empat jenis kopi yang dibudidayakan dan
diperdagangkan secara masal. Sebagian hanya dikoleksi pusat-pusat penelitian
dan ditanam secara terbatas. Sebagian lagi masih tumbuh liar di alam.
33
Dikutip dari Alamtani.com (2014), terdapat empat jenis kopi yang banyak
dibudidayakan di dunia, yaitu jenis kopi arabika, robusta, liberika, dan excelsa.
Sekitar 70% jenis kopi yang beredar di pasar dunia adalah kopi arabika. Disusul
jenis kopi robusta menguasai 28%, sisanya adalah kopi liberika dan excelsa. Di
Indonesia kopi yang dibudidayakan ada dua yaitu kopi arabika dan robusta.
a. Kopi arabika
Kopi arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling disukai
karena rasanya dinilai paling baik. Jenis kopi ini disarankan untuk ditanam di
ketinggian 1000 s.d 2100 meter dpl. Namun masih bisa tumbuh baik pada
ketinggian di atas 800 meter dpl. Bila ditanam di dataran yang lebih rendah, jenis
kopi ini sangat rentan terhadap penyakit HV.
Arabika akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 16 s.d 20oC. Untuk mendapatkan
hasil panen yang baik, kopi arabika membutuhkan bulan kering sekitar tiga bulan
per tahun. Arabika mulai bisa dipanen setelah berumur empat tahun. Dengan
produktivitas rata-rata sekitar 350 s.d 400 kg/ha/tahun. Namun bila dipelihara
secara intensif bisa menghasilkan hingga 1500 s.d 2000 kg/ha/tahun.
Apabila telah matang, buah arabika berwarna merah terang. Buah yang telah
matang mudah sekali rontok, jika dibiarkan buah tersebut akan menyerap baubauan yang ada di tanah sehingga mutunya turun. Arabika sebaiknya dipanen
sebelum buah rontok ke tanah. Rendemen atau persentase antara buah yang panen
dengan biji kopi (green bean) yang dihasilkan sekitar 18 s.d 20%. Para petani
kopi arabika biasa mengolah buah kopi dengan proses basah. Meski memerlukan
biaya dan waktu lebih lama, tetapi mutu biji kopi yang dihasilkan jauh lebih baik.
34
b. Kopi robusta
Kopi robusta (Coffea canephora) lebih toleran terhadap ketinggian lahan
budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian 400 s.d 800 meter dpl
dengan suhu 21 s.d 24oC. Budidaya jenis kopi ini sangat cocok dilakukan di
dataran rendah dimana kopi arabika rentan terhadap serangan penyakit HV.
Dahulu setelah ada serangan penyakit HV yang masif, pemerintah colonial
mereplanting tanaman kopi arabika dengan kopi robusta. Jenis kopi robusta lebih
cepat berbunga dibanding arabika. Dalam waktu sekitar 2,5 tahun robusta sudah
mulai bisa dipanen meskipun hasilnya belum optimal. Produktivitas robusta
secara rata-rata lebih tinggi dibanding arabika yakni sekitar 900 s.d 1.300
kg/ha/tahun. Dengan pemeliharaan intensif produktivitasnya bisa ditingkatkan
hingga 2000 kg/ha/tahun. Untuk berbuah dengan baik, jenis kopi robusta
memerlukan waktu panas selama 3 s.d 4 bulan dalam setahun dengan beberapa
kali hujan. Buah robusta bentuknya membulat dan warna merahnya cenderung
gelap. Buah robusta menempel kuat di tangkainya meski sudah matang.
Rendemen kopi robusta cukup tinggi sekitar 22%. Para penggemar kopi
menghargai robusta lebih rendah dari arabika. Karena harganya yang murah, para
petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih
rendah biaya.
2.12 Kerangka Pemikiran Operasional
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dari sebuah aktivitas
perusahaan.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas
usahanya dapat diukur dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat memasarkan
produknya sampai ke tangan konsumen.
Pelaksanaan strategi pemasaran
35
dilakukan oleh perusahaan agar mampu meningkatkan nilai jual produknya dan
memperoleh laba. Dalam melakukan strategi pemasaran maka perusahaan harus
dapat melihat kondisi lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Penelitian
dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama diawali dengan pengenalan Perusahaan Kopi Banyuatis guna
mengetahui visi dan misi Perusahaan Kopi Banyuatis dan melakukan analisis
lingkungan perusahaan dengan mengidentifikasi kondisi lingkungan internal dan
kondisi eksternal menggunakan matriks IFE dan EFE.
Faktor internal dan
eksternal perusahaan ini dianalisis dengan menggunakan analsis SWOT. Tahap
kedua adalah menggunakan analisis matriks BCG unuk mengatehui posisi bisnis
dari Perusahaan Kopi Banyuatis dan pesaing utamanya. Setelah melakukan dua
tahap tersebut, penulis dapat melihat dan merumuskan alternatif strategi yang
direkomendasikan kepada Perusahaan Kopi Banyuatis pada Gambar 2.1.
36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Operasional
Download