SKRIPSI - perpus iain salatiga

advertisement
PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY
MELALUI METODE BERNYANYI
PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM
JAMBEYAN, WONOSEGORO, BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Srata I Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh:
HENI ARIYANI
NIM: 11507023
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2011
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara :
Nama
: Heni Ariyani
Nim
: 11507023
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: Peningkatan Penguasaan Vocabulary melalui Metode
Bernyanyi pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum
Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012
telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 13 September 2011
Dosen Pembimbing
Dra. Woro Retnaningsih, M.Pd
NIP. 196810171993032002
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama
: Heni Ariyani
Nim
: 11507023
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 13 September 2011
Yang Menyatakan
Heni Ariyani
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan:
1. Bapak dan Ibuku tercinta (Sutanto dan Nasrikhatun) yang senantiasa mencurahkan
kasih sayangnya beserta doa sebagai penguat dalam hidupku
2. Kakakku (Maftuhul Arifin) beserta adik-adikku (Nanang dan Syifa) yang selalu
menghiasi hidupku dengan kebahagiaan dan keceriaan.
3. Bapak dan Ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
4. Sahabat-sahabatku (Memey dan Ifa) yang selalu jadi inspirator dan motivator
untukku.
5. Teman-teman kos Afi beserta teman-teman PGMI angkatan 2007 yang saya
sayangi.
6. Serta calon pendampingku, terimakasih atas dukungan dan semangatnya.
vi
MOTTO
.....ٍ‫ ﯾَﺮْﻓَﻊِ اﻟﻠﱠﮫُ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آﻣَﻨُﻮا ﻣِﻨﻜُﻢْ وَاﻟﱠﺬِﯾﻦَ أُوﺗُﻮا اﻟْﻌِﻠْﻢَ دَرَﺟَﺎت‬....
“.... Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi pengetahuan, beberapa derajat......”
Q.S Al Mujaadalah (58:11)
vii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut asma Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya. Dengan rahmat-Nyalah penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peningkatan Penguasaan Vocabulary melalui
Metode Bernyanyi pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro,
Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012” dengan tepat waktu.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
3. Miftachurrif’ah, M. Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Dra. Woro Retnaningsih, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberi pengarahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
5. Semua Bapak Ibu dosen serta karyawan-karyawan yang telah memberi bekal dan
pengetahuan serta pelayanan kepada penulis.
6. Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada
penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Seluruh sahabat seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan
2007 yang saya sayangi.
viii
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Teriring doa semoga amal dan budi baik yang mereka berikan kepada penulis
menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Kritik dan saran membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan umumya pada pembaca.
Salatiga, 13 September 2011
Penulis
ix
ABSTRAK
Ariyani, Heni. 2011. Peningkatan Penguasaan Vocabulary melalui Metode
Bernyanyi pada Siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro,
Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Woro Retnaningsih, M. Pd.
Kata kunci: penguasaan vocabulary dan metode bernyanyi.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan vocabulary siswa
kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Salah
satu penyebab rendahnya penguasaan vocabulary siswa adalah kurangnya variasi
metode yang digunakan guru. Selama ini metode yang digunakan dalam
pembelajaran adalah metode tradisional yaitu metode ceramah. Metode ceramah ini
ternyata belum membangkitkan minat siswa untuk mau menguasai vocabulary
bahasa Inggris yang mengakibatkan rendahnya tingkat penguasaan vocabulary siswa.
Masalah yang dikaji adalah (1) Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi
dapat meningkatkan penguasaan vocabulary siswa dalam pembelajaran bahasa
Inggris siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boylali tahun
ajaran 2011/2012?, (2) Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas
IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali?, (3) Apakah dengan
menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan,
Wonosegoro, Boyolali tahun ajaran 2011/2012?
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas
(classroom action research) dengan menggunakan metode bernyanyi. Data dalam
penelitian ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku guru dan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran. Dan metode dokumentasi berupa nilai evaluasi
siswa. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data observasi dianalisis
secara kualitatif, sedangkan data berupa nilai dianalisis secara kuantitatif.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahapan yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Pelaksanaan tindakan tindakan ini membuahkan hasil berupa peningkatan
penguasaan vocabulary siswa dan minat siswa. Setelah dianalisis, perilaku siswa
menunjukkan kenaikan kualitas sikap siswa yang awalnya pasif menjadi aktif. Dari
segi hasil belajar diperoleh hasil pada siklus I rata-rata nilai adalah 5,92 dengan
siswa tuntas adalah 15 siswa. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata nilai 7,03
dengan siswa tuntas adalah 26 siswa. Pada siklus III diperoleh hasil rata-rata nilai
adalah 7,64 dengan siswa tuntas ada 29 siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
peneliti merekomendasikan model pembelajaran bernyanyi menjadi salah satu
alternatif untuk meningkatkan penguasaan vocabulary siswa.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO .......................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN......................... ..................................................
vi
HALAMAN MOTTO...........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
viii
ABSTRAK ...........................................................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................
5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...................................
6
E. Kegunaan Penelitian ..............................................................................
7
F. Penegasan Istilah ...................................................................................
8
xi
G. Metode Penelitian ..................................................................................
9
H. Sistematika Penulisan ..........................................................................
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Vocabulary dalam Pembelajaran bahasa Inggris.................................
20
B. Metode .................................................................................................
31
C. Metode Bernyanyi ................................................................................
40
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................
43
B. Subyek Penelitian .................................................................................
45
C. Pelaksanaan .........................................................................................
47
D. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I ..........................................................
48
E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II .........................................................
54
F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus III .......................................................
60
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
66
B. Pembahasan .........................................................................................
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................
78
B. Saran ....................................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1. 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa Inggris kelas IV
2. 3.1 Nama siswa MI Miftahul Ulum Jambeyan, Wonosegoro, Boyolali
3. 4.1 Hasil belajar bahasa Inggris sebelum pelaksanaan tindakan kelas
4. 4.2 Rekapitulasi ketuntasan siswa pratindakan
5. 4.3 Hasil pengamatan sikap siklus I
6. 4.4 Rekapitulasi hasil belajar siswa I
7. 4.5 Hasil Pengamatan sikap siklus II
8. 4.6 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus II
9. 4.7 Hasil pengamatan sikap siklus III
10. 4.8 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus III
11. 4.9 Hasil pengamatan sikap siklus I, siklus II, siklus III
12. 4.10 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I, siklus II, siklus III
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS I
LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS II
LEMBAR TES FORMATIF SIKLUS III
PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS I
PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS II
PEDOMAN OBSERVASI GURU SIKLUS III
PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS I
PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS II
PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS III
PENGOLAHAN PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS I, SIKLUS II,
SIKLUS III
DATA REKAPITULASI HASIL TES FORMATIF SIKLUS I
DATA REKAPITULASI HASIL TES FORMATIF SIKLUS II
DATA REKAPITULASI HASIL TES FORMATIF SIKLUS III
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengajaran bahasa
Inggris di sekolah dasar bertujuan untuk
mempersiapkan siswa dalam menghadapi pengajaran bahasa Inggris yang lebih
formal di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Tujuan ini diarahkan
kepada dua hasil yaitu memotivasi siswa belajar bahasa Inggris dan
memberikan
pengetahuan dasar bahasa Inggris kepada siswa (Ikasari,
2003:V). Hasil yang pertama diwujudkan dalam bentuk pembelajaran bahasa
Inggris yang menyenangkan sehingga siswa merasa senang belajar bahasa
Inggris. Hasil yang kedua diwujudkan dengan memberikan
materi-materi
bahasa Inggris yaitu materi reading, listening, speaking, dan writing.
Pada umumnya komponen bahasa Inggris terdiri dari tiga komponen
yaitu grammar (tata bahasa), vocabulary (kosakata), dan pronounciation
(pelafalan). Salah satu target pembelajaran bahasa Inggris yang mutlak
diperlukan adalah dalam hal penguasaan vocabulary. Dalam hal ini target
yang harus dicapai oleh peserta didik yaitu peningkatan perbendaharaan
kosakata sesuai target capaian sekolah dan pemahaman makna dari kosakata
tersebut. Diharapkan setelah lulus dari sekolah dasar, siswa didik sudah
mempunyai perbendaharaan kosakata yang memadai dan mampu memahami
bacaan yang sederhana maupun melafalkan diolog sehari-hari secara benar.
1
2
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan saat ini merupakan
bahasa yang mendunia, karena tidak sedikit buku-buku ilmu pengetahuan yang
dikemas dalam bahasa Inggris. Dalam hal ilmu pengetahuan, pendidikan,
bisnis, dan perkantoran, penggunaan bahasa Inggris sangat urgen diperlukan.
Karena tuntutan persaingan globalisasi yang dalam proses persaingan tersebut
menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi.
Penggunaan bahasa Inggris saat ini sangat penting, untuk itu dirasa
menjadi kebutuhan mendasar bagi siswa untuk mempelajari bahasa Inggris.
Maka selain menjadi pelajaran wajib dan menjadi salah satu mata pelajaran
yang diujikan di ujian nasional pada tingkat lanjutan juga sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Karena di era globalisasi ini telah banyak produkproduk yang berbahasa Inggris dan diharapkan siswa didik mampu membaca
dan memahami maksudnya agar tidak tertinggal dengan bangsa lain.
Pada kenyataanya perbendaharaan kosakata bahasa Inggris peserta
didik masihlah rendah. Selain itu peserta didik merasa kesulitan dalam
menerima mata pelajaran bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan pelajaran bahasa
Inggris bukan bahasa ibu melainkan merupakan bahasa asing dan sulit
dimengerti siswa. Siswa didik merasa malas dan sulit dalam menghafal
kosakata-kosakata bahasa Inggris, karena dalam menghafal tersebut peserta
didik merasa terbebani dalam penggunaan dua bahasa sekaligus yaitu bahasa
Inggris dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
3
Cakupan materi yang begitu banyak dan kompleks juga membuat siswa
merasa jenuh. Karena pelajaran bahasa Inggris memiliki empat kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa yaitu reading, listening, speaking, dan writing
dimana tiap-tiap kompetensi memiliki karakter khusus dari segi penulisan dan
pelafalan yang berbeda.
Selain itu, faktor guru juga mempengaruhi peserta didik dalam
pencapaian penguasaan vocabulary siswa. Dalam penyampaian materi tidak
sedikit guru yang memberikannya secara monoton tanpa adanya variasi yang
membuat siswa tertarik dan antusias mengikuti pelajaran. Metode ceramah
menjadi metode andalan yang sering digunakan guru dalam proses
pembelajaran tanpa adanya penyajian pembelajaran yang kreatif, menarik dan
membekas dalam pikiran siswa. Sehingga pembelajaran menjadi membosankan
dan tidak menarik.
Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru harus mampu membuat
siswa tertarik dan berminat mengikuti mata pelajaran bahasa Inggris, membuat
siswa merasa butuh dan senang akan mata pelajaran bahasa Inggris. Menjadi
tantangan bagi guru dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah bagaimana cara
mengajarkan pelajaran tersebut agar membuat peserta didik tidak jenuh atau
bosan, tetapi sebaliknya bagaimana peserta didik itu bersemangat dan aktif
dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar,
seorang guru harus memiliki kompetensi profesional, yaitu guru harus mampu
4
mengolah materi dan mampu menciptakan proses pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan sehingga peserta didik antusias untuk menerima pelajaran.
Dalam hal ini guru harus mengolah materi pelajaran menjadi semenarik
mungkin dengan menggunakan metode-metode yang sistematis dan relevan
dengan materi dan mampu mengatur pengelolaan kelas yang menjadikan
proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Salah satu metode
yang menyenangkan untuk siswa adalah metode bernyanyi.
Melalui metode bernyanyi, diharapkan siswa mampu meningkatkan
perbendaharaan kosakata mereka dan mampu menghafal kosakata-kosakata
dengan baik dan benar. Dengan menggunakan lagu-lagu yang familiar dengan
siswa guru mengubah syair lagu dengan kosakata bahasa Inggris sesuai materi.
Melalui metode ini siswa akan senang sekaligus cepat mudah menghafal
kosakata-kosakata bahasa Inggris dan tidak membuat siswa jenuh apalagi
merasa takut dan terbebani dengan mata pelajaran bahasa Inggris. Melalui
penggunaan metode ini peserta didik diharapkan mampu menguasai
vocabulary dengan baik dan mampu menerapkannya dalam percakapanpercakapan sederhana hingga kompleks.
Penciptaan suasana yang fun dan guru yang kreatif akan membuat
peserta didik tidak akan merasa bosan dan tidak akan merasa kesulitan dalam
memperoleh materi pembelajaran. Anak-anak akan lebih nyaman belajar jika
suasana belajar terasa menyenangkan (Yudha, 2009:37). Karena pada dasarnya
secara psikologis peserta didik di tingkat dasar adalah peserta didik yang
cenderung masih menyukai permainan dan lagu-lagu.
5
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk
melakukan
penelitian
PENGUASAAN
dan
VOCABULARY
mengangkat
MELALUI
judul
“PENINGKATAN
METODE
BERNYANYI
SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL ULUM JAMBEYAN, WONOSEGORO,
BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan nilai
hasil belajar bahasa Inggris (fokus pembelajaran vocabulary) kelas IV MI
Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali
tahun ajaran 2011/2012?
2. Apakah dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris kelas IV di MI
Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali
tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat
meningkatkan nilai hasil belajar bahasa Inggris (fokus pembelajaran
vocabulary)
kelas
IV
MI Miftahul
Ulum
Jambeyan,
Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui bahwa dengan menggunakan metode bernyanyi dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris
6
kelas IV di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo yang berarti di bawah
(lemah), tesis yang berarti kebenaran. Hipotesis penelitian adalah
rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling
tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan dipahami sebagai suatu
dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan
(Basrowi, 2008:90).
Berdasarkan rumusan masalah di atas dalam penelitian tindakan
kelas ini penulis mengambil hipotesis tindakan melalui penggunaan metode
bernyanyi dapat:
a. Meningkatkan penguasaan vocabulary bahasa Inggris siswa kelas IV MI
Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali
tahun ajaran 2011/2012.
b. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris
kelas IV di MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
7
c. Meningkatkan nilai hasil belajar bahasa Inggris pada fokus vocabulary
siswa kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode bernyanyi ini dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis adalah sebagai berikut:
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus pertama ke
siklus kedua dan seterusnya.
b. Meningkatnya keaktifan dan minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa
Inggris setelah penerapan dengan menggunakan metode bernyanyi.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan peneliti mengetahui pengaruh
penggunaan metode bernyanyi terhadap penguasaan vocabulary dalam
pembelajaran bahasa Inggris sehingga dapat dijadikan perkembangan
strategi dalam memperbaiki mutu pembelajaran.
8
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat yang diharapkan adalah:
a. Melalui penelitian ini diharapkan guru dapat menambah wawasan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Sebagai bahan masukan bagi para guru agar menggunakan metode
pembelajaran yang baik dan relevan dengan materi.
c. Sebagai bahan masukan untuk siswa agar memperhatikan pelajaran
dengan baik serta tercapai nilai yang maksimal.
d. Dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa
Inggris.
F. Penegasan Istilah
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di
atas maka dijelaskan di bawah ini:
1. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan ( usaha, kegiatan,
dsb) (Fajri dan Senja, 2005:594). Dalam hal ini yang penulis maksud adalah
peningkatan perbendaharaan kosakata.
2. Vocabulary (dalam Bahasa Inggris) adalah perbendaharaan kata, daftar kata,
kosakata (M. Echols, 2005:631).
9
3. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang diinginkan (tim penyusun KBBI, 2007:740).
4. Bernyanyi adalah melantunkan tembang (Fajri dan Senja, 2005:820). Dalam
hal ini yang penulis maksud adalah merangkai materi dan menyajikannya
dalam bentuk lagu anak yang familiar dengan siswa.
5. Metode bernyanyi adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan melantunkan lagu-lagu agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai maksimal.
G. Metode Penelitian
1.
Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat (Wardani, 2009:1.4). Jadi secara garis besarnya
penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru
di kelas untuk memecahkan masalah/meningkatkan mutu pembelajaran
dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
10
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas
karena melalui penelitian ini peneliti terjun langsung dan ikut berperan
langsung dalam proses penelitian. Peneliti mengumpulkan data observasi
guru dan siswa, hasil nilai dan dokumentasi. Dalam penelitian ini kelas
dijadikan sebagai obyek penelitian.
SIKLUS PENELITIAN
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
(Arikunto, 2006:16)
2.
Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Jambeyan,
Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali pada kelas IV yang
siswanya berjumlah 32 siswa. Peneliti merupakan seorang mahasiswa
11
yang sedang study S1 di STAIN Salatiga jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Penelitian dilakukan selama 4 minggu dari
tanggal 5 Agustus 2011 sampai tanggal 23 Agustus 2011.
3.
Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 4 tahap yang harus
dilakukan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap
observasi, dan tahap refleksi.
a. Perencanaan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran berlangsung.
3) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa
dalam proses pembelajaran.
4) Melakukan evaluasi.
5) Membuat simulasi perbaikan.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru
membuat
konsep
pembelajaran
menyenangkan.
2) Guru mengadakan proses pembelajaran
yang
inovatif
dan
12
c. Observasi
Pada tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap peserta
didik apakah peserta didik antusias dan berminat dalam pembelajaran
bahasa Inggris serta melakukan pengamatan tentang peningkatan
perbendaharaan kosakata dan pelafalan kosakata yang benar.
d. Analisis dan Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian.
4.
Instrumen Penelitian
Prinsip pengukuran adalah melakukan pengukuran dan penilaian.
Oleh karena itu, harus ada alat ukur. Alat ukur inilah yang disebut
instrumen. Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial (Hasan, 2007:76).
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini berisi aspek-aspek perilaku guru dan siswa
dalam pembelajaran. Pedoman observasi ini untuk menggali data nonkuantitatif. Artinya pedoman observasi ini untuk menggali data
deskriptif perilaku guru dan siswa ketika pelaksanaan tindakan
berlangsung.
13
b. Tes
Instrumen tes berisi pertanyaan-pertanyaan baik lisan maupun
tulisan yang berhubungan dengan materi bahasa Inggris. Pada
penelitian ini materi yang dipilih adalah “Lets go to School”.
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian namun melalui dokumentasidokumentasi (Hasan, 2002:87). Pedoman ini berupa dokumen-dokumen
nilai hasil belajar sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan dan
membuat RPP dari silabus.
5.
Pengumpulan Data
Data merupakan keterangan tentang suatu hal yang merupakan
fakta yang bisa digambarkan melalui angka, simbol, kode, dan lain-lain
(Sudjana, 2006:214). Dalam penelitian ini peneliti meminta bantuan
observer lain yakni guru sejawat dan observasi dilakukan bersama dengan
pelaksanaan pembelajaran.
Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan
adalah:
a. Observasi
Teknik ini akan dipandu dengan lembar pengamatan yang
dilakukan dengan
memperoleh data.
bantuan
rekan
sejawat
(guru
lain)
untuk
14
Lembar observasi yang digunakan peneliti terdiri dari 2 jenis:
1) Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap
perkembangan siswa mengenai kemampuan mengungkapkan
ide/gagasan, pemahaman materi dan keaktifan dalam bertanya
maupun menjawab pertanyaan dari guru.
2) Lembar Observasi Guru
Lembar ini disusun untuk mencatat perkembangan dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru selama pelaksanaan
tindakan berlangsung.
b. Tes
Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat
dan menggunakan lembar tes tertulis guna mengetahui sejauh mana
siswa menguasai materi.
c. Dokumentasi
Instrumen
yang
dapat
peneliti
gunakan
dalam
teknik
dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan tindakan (RPP) dan
nilai siswa sebelum diterapkan metode bernyanyi.
Silabus merupakan rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan oleh peneliti sebagai
landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP sendiri merupakan
perangkat
pembelajaran
yang
digunakan
sebagai
pedoman
pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran pembelajaran.
15
Nilai siswa sebelum penggunaan metode bernyanyi penulis gunakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
6.
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas
ini digunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif
a. Analisis Deskriptif Kualitatif
Deskriptif kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh.
1) Analisis data deskriptif kualitatif dari aspek guru
Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh melalui
kegiatan observasi. Adapun analisis data berdasarkan acuan yang
ditetapkan (Sudjana, 2006:214). Ada beberapa langkah-langkah
analisis data kualitatif yaitu sebagai berikut:
a) Reduksi Data
Reduksi data yaitu kegiatan evaluator menelaah kembali
seluruh catatan yang diperoleh melalui teknik observasi,
wawancara, dan sebagainya. Reduksi data adalah kegiatan
mengabstraksi atau merangkum data dalam suatu laporan
evaluasi. Setelah direduksi, data akan memberikan gambaran yang
tajam mengenai hasil observasi dan dapat mempermudah
evaluator dalam mencari data yang masih diperlukan.
16
b) Display data
Display data yaitu merangkum hal-hal pokok kemudian
disusun dalam bentuk deskriptif yang naratif dan sistematik
sehingga dapat memudahkan untuk mencari tema sentral sesuai
dengan fokus atau rumusan unsur-unsur yang dievaluasi serta
mempermudah untuk memberi makna.
c) Verifikasi Data
Verifikasi data yaitu melakukan pencarian makna dari data
yang dikumpulkan secara lebih teliti. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mencari pola, tema, bentuk, hubungan, persamaan,
dan perbedaan. Hasil kegiatan ini adalah kesimpulan hasil
evaluasi secara utuh, menyeluruh dan akurat.
Data yang dianalisis
dari pihak guru dalam penelitian ini
meliputi:
(1) Kemampuan membuka dan menutup pelajaran.
(2) Penguasaan materi ajar.
(3) Keterampilan menjelaskan.
(4) Penggunaan bahasa.
(5) Ketepatan dalam menggunakan metode dalam pembelajaran.
(6) Keterampilan menggunakan fasilitas pembelajaran.
(7) Kemampuan menguasai dan mengelola kelas.
(9) Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi.
(10)Kemampuan dalam mengorganisasikan waktu pembelajaran.
17
2) Analisis Data dari Pihak Siswa
Data yang dianalisis meliputi:
a) Mengungkapkan Ide atau Gagasan
Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa
dalam mengemukakan pendapat.
b) Pemahaman Materi
Aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab
pertanyaan guru baik secara lisan maupun tertulis.
c) Keaktifan
Aspek ini dapat diamati dengan mengamati keaktifan siswa
dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru.
b. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang materi pelajaran. Analisis ini dapat diperoleh melalui rumus:
P= X/Xi x 100%
Keterangan:
P : Prosentase
X : Jumlah skor jawaban
Xi : Jumlah skor maksimal
(Hartiny, 2010:94).
18
H. Sistematika Panulisan
Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar berlogo,
halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan dan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran.
BAB I berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. Metode penelitian
mencakup rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah
penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
BAB II berisi kajian pustaka yang mencakup vocabulary atau
kosakata dalam pembelajaran bahasa Inggris, berisi tentang vocabulary
atau kosakata; kiat-kiat peningkatan kosakata; teknik-teknik pengajaran
kosakata, pembelajaran bahasa Inggris, mencakup: tujuan mata pelajaran
bahasa Inggris, ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris; metode
mencakup pengertian metode, kedudukan metode dalam proses belajar
mengajar, pentingnya pemilihan dan penentuan metode; metode bernyanyi
mencakup: pengertian metode bernyanyi,
BAB III berisi tentang pelaksanaan tindakan yang mencakup
subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan
siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang
mencakup kondisi awal, hasil pelaksanaan siklus I, hasil pelaksanaan
siklus II, hasil pelaksanaan siklus III.
19
BAB V penutup berisi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar
riwayat hidup penulis, daftar riwayat hidup rekan sejawat.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Vocabulary atau Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
1. Vocabulary atau Kosakata
a. Kiat-kiat peningkatan Vocabulary atau Kosakata
Vocabulary (dalam Bahasa Inggris) adalah perbendaharaan kata,
daftar kata, kosakata (M. Echols, 2005:631). Djamaluddin (2010:10)
mengungkapkan ada beberapa cara untuk memperkaya vocabulary yaitu:
1) Meluangkan sedikit waktu untuk menghafal vocabulary tiap harinya 510 kata.
2) Dalam menghafal, bisa membuat daftar kata dengan cara:
- Mencari persamaannya (synonim).
- Mencari lawan katanya (antonym).
- Memberikan batasan pengertian agar mudah diingat.
3) Cara lain memperkaya perbendaharaan kata ialah dengan cara
menghafalkan satu kata beserta turunanya
Selain cara di atas, Subyakto (1993:118) menambahkan, ada
beberapa langkah dalam mempelajari kosakata:
20
21
1) Terjemahan. Dalam menerjemahkan terjemahan tidak boleh secara
harfiah, tetapi menurut makna atau fungsi bahasa apa yang
diungkapkan.
2) Aplikasi. Penerapan kosakata pada situasi yang sebenarnya.
3) Latihan. Guru harus memberi latihan-latihan penggunaan kosakata
dalam berbagai macam situasi, dengan menekankan bahwa satu kata
bisa memiliki beberapa makna tergantung dengan konteks kalimat.
b. Teknik-teknik Pengajaran Kosakata
1) Pengajaran idiom (peribahasa-peribahasa, ungkapan, dan istilahistilah). Guru dapat memberi idiom yang semua berisi satu kata yang
sama bentuknya, tetapi dalam konteks-konteks tetentu berbeda
arti/maknanya.
2) Pengajaran kosakata dalam kelompok arti. Guru mengajarkan kosakata
dalam kelompok arti yang wajar.
3) Pengajaran kosakata menurut tingkat jumlah kata yang harus dikuasai
sesuai kemampuan peserta didik.
4) Pemberian konteks. Guru memberi arti makna dari kata yang
diajarkan.
5) Pengulangan kata. Peserta didik harus mengulang lafal kata tanpa
konteks sampai mereka mampu melafalkannya dengan cukup baik.
22
Kasihani (2007:48) memaparkan bahwa pembelajaran kosakata
dapat dilakukan melalui empat tahap yang dapat digambarkan dalam
siklus berikut:
1.
2.
Modeling
Introducing
4.
Applying
3.
Practicing
a. Introducing, dalam tahap ini guru memperkenalkan kata baru dengan
ucapan yang jelas dan benar, menggunakan gambar atau benda nyata.
b. Modeling, pada tahap ini guru memberi contoh dengan bertindak
sebagai model.
c. Practicing, dalam tahap ini guru melatih siswa-siswa untuk menirukan
dan berlatih.
d. Applying, pada tahap ini siswa menerapkan dalam situasi yang tepat
dengan bantuan guru.
Pada umumnya peserta didik di tingkat dasar lebih cepat belajar
kata-kata atau kosakata bila ditunjang dengan alat peraga, misalnya
gambar atau benda nyata (Kasihani, 2007:47). Dengan menggunakan alat
peraga atau benda nyata maka kosakata tersebut akan lebih mempunyai
arti dan akan lebih memberikan pembelajaran yang lebih bermakna.
23
2. Pembelajaran Bahasa Inggris
a. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang di dalamnya
terdapat
interaksi
antara
guru
dan
siswa.
Suparlan
(2006:52),
mengungkapkan bahwa ada tujuh kaidah dalam proses pembelajaran dan
pengajaran yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu:
1) Oppurtunity to Learn (kesempatan untuk belajar dan melakukan
sendiri)
Proses belajar mengajar harus memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar ini memungkinkan siswa
untuk mengamati, memilih, dan menggunakan proses-proses nyata.
Dalam hal ini siswa tidak hanya secara verbalistik menerima
penjelasan dari sang guru, melainkan siswa juga harus melakukanya
sendiri (independence practice). Guru harus memberikan banyak
contoh dan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya sendiri,
menanyakan, dan mengecek apakah siswa tersebut telah mencapai
kompetensi yang diharapkan.
2) Connection and Challenge (kaitan dan tantangan)
Pengalaman belajar siswa harus terkait dengan pengetahuan yang
telah dimiliki, kecakapan, dan nilai-nilai yang diharapkan untuk
dikuasai dan dimiliki oleh siswa. Proses belajar mengajar tidak hanya
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Pengalaman belajar
juga harus memiliki kaitan dengan pengalaman mereka dalam
24
kehidupan sehari-hari. Pelajaran akan menarik jika memiliki kaitan
dengan kebutuhan dan kehidupan sehari-hari.
3) Action and Reflection (melakukan sendiri dan menghayati sendiri)
Pengalaman belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan
kesempatan untuk melakukan, menghayati, dan mampu menemukan
kesimpulan
sendiri.
Dengan
melakukan
sendiri,
siswa
akan
memperoleh penghayatan yang tidak mungkin mereka lupakan dalam
kehidupannya.
4) Motivation and Purpose (motivasi dan tujuan)
Pengalaman belajar harus menarik minat siswa. Para siswa akan
lebih tertarik untuk mempelajari sesuatu apabila mereka mengetahui
apa tujuan dan relevansinya dengan kehidupan. Pembelajaran harus
mampu memotivasi siswa agar mampu mengoptimalkan kemampuan
yang dimiliki.
5) Inclusivity and Difference (inklusivitas dan perbedaan)
Pengalaman belajar harus menghargai perbedaan di antara siswa.
Semua siswa harus merasa bahwa mereka menjadi satu bagian yang
tak terpisahkan. Dalam hal ini guru harus memperhatikan perbedaan
gaya belajar siswa dan perbedaan individual. Guru harus menyadari
adanya perbedaan sosial ekonomi, kecepatan belajar, dan sosial
budaya siswa.
25
6) Autonomy and Collaboration (otonomi dan kolaborasi)
Pengalaman belajar harus dapat meningkatkan siswa untuk
belajar, baik belajar secara mandiri maupun secara berkelompok. Guru
sebagai fasilitator harus mampu memberikan fasilitas baik ketika
pembelajaran secara individual maupun secara kelompok.
7) Supportive Environtment (lingkungan yang mendukung)
Sekolah dan ruang kelas harus ditata sedemikian mungkin agar
aman, nyaman, dan kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran yang
efektif.
b. Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris merupakan alat untuk komunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam hal pengertian yang utuh
adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis.
Pelajaran bahasa Inggris merupakan pelajaran muatan lokal sekolah
(mulok sekolah) yang diberikan kepada peserta didik mulai dari kelas 4
hingga kelas 6 sekolah dasar yang bertujuan untuk membekali peserta
didik di sekolah lanjutan. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam
pelajaran (2x35) menit dalam seminggu.
26
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang jarang sekali diterima.
Oleh sebab itu peserta didik merasa kesulitan dalam menghafal dan
memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam belajar bahasa
Inggris tidak bisa dipelajari secara serampangan, tetapi harus berdasarkan
metode yang sistematis (Djamaluddin, 2010:14). Tanpa metode yang
sistematis, belajar bahasa Inggris akan terasa sulit dan akan membuat
peserta didik merasa putus asa karena tidak cepat dalam memahami
materi pelajaran.
Djamaluddin (2010:14) mengungkapkan ada beberapa kiat khusus
dalam mempelajari bahasa Inggris agar mudah memahaminya. Kiat-kiat
tersebut adalah:
1) You Should Tthink that English is Easy
Berfikir bahwa bahasa Inggris itu mudah. Jangan pernah
berfikir bahwa bahasa Inggris itu sulit dipelajari. Jika berfikir bahasa
Inggris itu sulit dipelajari, maka kita akan merasa malas untuk belajar
dan akhirnya kita tidak akan pernah bisa.
2) Kuasai dasar-dasar tata bahasa yang ada.
3) Practice English with Your Friend
Dengan praktik, pelafalan bahasa Inggris kita akan menjadi
baik. Latihan percakapan dengan intensif sangat membantu dalam
peningkatan kualitas bahasa Inggris.
27
4) Banyak latihan menerjemahkan teks bahasa Inggris. Dengan latihan
yang terus-menerus akan meningkatkan keterampilan bahasa Inggris
kita.
5) Bring Your Dictionary Whenever and Wherever You Go On.
Sering membuka dan menggunakan kamus kapanpun dan di
manapun akan memudahkan dalam menghafal vocabulary.
6) Don’t be Shy to Ask
Jangan pernah malu untuk bertanya kepada orang lain yang
lebih mampu dan tahu yang bisa membantu kita untuk memperbaiki
kualitas bahasa Inggris kita.
7) Make English Fun
Membuat pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan
dengan penggunaan metode yang tepat sesuai materi dan kreatif.
8) Sisakan waktu untuk menghafal vocabulary. Sisakan waktu dalam
sehari untuk menghafal 5-10 kosakata bahasa Inggris.
c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara
terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action)
dalam konteks sekolah.
2) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
28
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI kelas IV
mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks
sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Mendengarkan (listening)
2) Berbicara (speaking)
3) Membaca (reading)
4) Menulis (writing)
Keterampilan membaca dan menulis diarahkan untuk menunjang
pembelajaran komunikasi lisan. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa
Inggris dapat digambarkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Bahasa Ingggris Kelas IV semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Daar
Mendengarkan
1. Memahami instruksi sangat 1.1 Merespon dengan melakukan
sederhana dengan tindakan
tindakan
dalam konteks kelas
secara
sesuai
berterima
instruksi
dalam
konteks kelas.
1.2 Merespon instruksi sangat
sederhana
secara
dalam konteks kelas.
verbal
29
Berbicara
2. Mengungkapkan
dan
informasi
sederhana
kelas.
dalam
instruksi 2.1 Bercakap-cakap untuk
sangat
menyertai tindakan secara
konteks
berterima yang melibatkan
tindak tutur: mengenalkan
diri, memberi salam/sapaan,
memberi salam perpisahan,
dan memberi aba-aba.
2.2Bercakap-cakap untuk
meminta/memberi jasa/barang
secara berterima yang
melibatkan tindak tutur:
meminta bantuan, meminta
barang, dan memberi barang.
2.3Bercakap-cakap untuk
meminta/memberi informasi
secara berterima yang
melibatkan tindak tutur:
berterima kasih, meminta
maaf, memberi maaf,
melarang, memuji, dan
30
mengajak.
2.4 Mengungkapkan kesantunan
secara berterima yang
melibatkan ungkapan: thank
you, sorry, please, dan excuse
me.
Membaca
3. Memahami tulisan bahasa 3.1Membaca
Inggris
sangat
sederhana
dalam konteks kelas
nyaring
dengan
melafalkan alfabet dan ucapan
yang tepat yang melibatkan
kata,
frasa
dan
kalimat
sederhana.
3.2 Memahami kalimat dan pesan
tertulis angat sederhana.
Menulis
4. Mengeja
dan
menyalin 4.1Mengeja ujaran bahasa Inggris
tulisan bahasa Inggris sangat
sangat sederhana secara tepat
sederhana
dan berterima dengan tanda
kelas
dalam
konteks
baca
yang
benar,
yang
melibatkan kata, frasa, dan
31
kalimat sangat sederhana.
4.2Menyalin
Inggris
tulisan
sangat
bahasa
sederhana
secara tepat dan berterima
seperti: ucapan selamat dan
pesan tertulis.
Sumber: BSNP Depdiknas 2007
B. Metode
1. Pengertian Metode
Poerwadarminta
dalam
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
(1982:649), metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb). Selain itu
dijelaskan juga bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan (Iskandarwasid, 2008:56).
Syaiful (1995:86) menyatakan metode adalah suatu cara yang
memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini
Iskandarwasid (2008:40) menjelaskan bahwa metode adalah prosedur untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengajaran bahasa, metode
digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses
pembelajaran. Proses itu tersusun dalam rangkaian kegiatan yang sistematis,
tumbuh dari pendekatan yang digunakan sebagai landasan.
32
Sebuah realita bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih
disenangi oleh siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan
sesungguhnya tidak terlalu menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik
jika disampaikan dengan cara yang kurang menarik maka materi itu kurang
dapat dicerna oleh siswa (Ismail, 2009:2). Dalam penggunaan metode,
seorang guru harus mengetahui kekurangan dan kelebihan dari metode yang
hendak diterapkan agar pembelajaran menjadi efektif sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Metode bertujuan
mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah
tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang diinginkan
(Ismail, 2009:18). Metode berfungsi agar pembelajaran dapat dilaksanakan
dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan
motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk
diterima peserta didik.
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
a. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam
kegiatan
belajar-mengajar.
Sardiman
(dalam
Syaiful,
1995:83)
mengartikan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Karena itu metode
berfungsi sebagai alat perangsang yang dapat membangkitkan belajar
seseorang.
33
b. Metode sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik
terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat,
ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi
daya serap anak didik dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh
guru.
Untuk mengatasi perbedaan kemampuan peserta didik yang
beraneka ragam, seorang guru memerlukan strategi pengajaran yang tepat.
Dalam hal ini metode adalah salah satu jawaban dari permasalahan
tersebut (Syaiful, 1995:84). Roestiyah (dalam Syaiful, 1995:84)
mengemukakan bahwa guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai
alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar-mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana
kegiatan belajar mengajar yang telah dirumuskan (Syaiful, 1995:84).
Dalam proses pembelajaran, metode merupakan salah satu
komponen untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengguanaan metode
tidak boleh bertolak belakang dengan tujuan pembelajaran yang hendak
34
dicapai.
Artinya
metode
harus
menunjang
pencapaian
tujuan
pembelajaran (Syaiful, 1995:85).
d. Pemilihan dan Penentuan Metode
1) Nilai Strategi Metode
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai
pendidikan. Dalam prosesnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan
murid. Dalam hal ini metode berperan strategis dalam mempengaruhi
jalannya kegiatan belajar mengajar (Syaiful, 1995:86).
2) Efektivitas Penggunaan Metode
Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung seorang guru harus
mencari solusi pemecahan masalah di dalam kelas ketika suasana kelas
yang sudah tidak kondusif, peserta didik yang sudah merasa bosan
dalam
menerima
pelajaran,
dan
ketika peserta
didik
sudah
menunjukkan sikap kegaduhan. Dalam hal ini guru harus mencari
faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi misalnya
dikarenakan faktor penggunaan metode yang tidak efektif.
Penggunaan
metode
yang
tidak
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan (Syaiful, 1995:87). Oleh karena itu efektivitas penggunaan
metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua
komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan
pelajaran.
35
3. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang nyaman dan kreatif bagi kegiatan belajar anak didik
di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan
pemilihan dan menentukan metode yang sesuai dengan materi yang
diajarkan. Dalam hal ini guru harus menguasai metode-metode tersebut
sebelum disampaikan kepada siswa.
Guru harus mengetahui karakteristik metode yang digunakan
meliputi keunggulan dan kelemahan dari tiap-tiap metode. Penerapan
metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar (Ismail, 2009:2).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan
pendidikan (Syaiful, 1995:89). Setiap siswa memiliki karakter yang
berbeda antara siswa satu dengan siswa lainnya.
Secara psikologis, sifat antara siswa laki-laki dengan siswa
perempuan memiliki kecenderungan yang berbeda-beda baik secara
emosional maupun dari segi fisik. Dari segi intelektual, setiap anak
memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Diantara siswa ada yang
sangat kesulitan dalam menerima materi pelajaran namun ada juga yang
36
sangat mudah dalam menyerap materi pelajaran. Sedangkan dari segi
psikologis antara siswa satu dengan yang lainnya juga memiliki
perbedaan. Misalnya ada siswa yang cenderung memiliki sifat pendiam,
ada yang bersifat introvert, ada yang extrofert, dan lain sebagainya.
Perbedaan-perbedaan tersebut di atas sangat mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode yang hendak diterapkan untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan serta
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Tujuan sebagai pedoman yang memberi arah kemana kegiatan
belajar mengajar akan dibawa. Salah satu komponen untuk mencapai
tujuan adalah dengan penggunaan metode. Metode yang baik harus
mendukung sepenuhnya agar tujuan pembelajaran tercapai.
c. Situasi
Situasi belajar juga mempengaruhi pemilihan metode. Misalnya
ketika pembelajaran dilakukan di luar kelas maka metode yang digunakan
berbeda ketika pembelajaran diadakan di dalam kelas. Ketika seorang
guru menciptakan situasi untuk membagi peserta didiknya menjadi
beberapa kelompok maka metode yang digunakan juga akan berbeda jika
materi disampaikan kepada tiap-tiap individu.
37
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang
menunjang belajar siswa di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar
mengajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Misalnya
ketiadaan laboratorium akan mengakibatkan kurang mendukungnya
penggunaan metode eksperimen.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Misalnya
kecakapan guru dalam penyampaian materi tertentu antara guru satu
berbeda dengan guru yang lainnya. Latar belakang pendidikan guru diakui
mempengaruhi kompetensi saat mengajar. Kompetensi guru sarjana
pendidikan akan berbeda dengan guru yang bukan guru sarjana
pendidikan.
5. Macam-macam Metode Mengajar Bahasa Inggris
Sudah menjadi tugas guru untuk memilih diantara ragam metode
yang tepat untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan. Ketepatan penggunaan metode sangat bergantung pada
tujuan pembelajaran.
Berikut dipaparkan beberapa metode pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran bahasa:
38
a. Metode Terjemahan Tata Bahasa (Grammar/Translation Method)
Metode
ini
memandang
pengajaran
bahasa
terdiri
dari
penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat
dipahami
dan
dilakukan
penerapan
kaidah-kaidahnya
(Subyakto,
1993:12). Metode ini dapat membantu pebelajar untuk lebih memahami
bahasa yang dipelajarinya dengan cara menganalisis tatabahasa dan
terjemahan bahasa yang menjadi sasarannya (Iskandarwassid, 2008:57).
b. Metode Membaca
Tujuan dari metode ini adalah untuk memberi kemampuan pada
peserta didik untuk memahami teks-teks bahasa asing (bahasa Inggris)
dan melatih kemampuan kefasihan dalam pelafalan bahasa Inggris
(Subyakto, 1993:20).
Pembelajaran berlangsung dengan aktivitas
membaca teks secara mendalam (intensive reading). Kemudian guru
bersama siswa mendiskusikan isi bacaan.
c. Metode Langsung (Direct Method)
Tujuan utama metode langsung ialah penguasaan bahasa asing
secara lisan agar pelajar mampu berkomunikasi dalam bahasa asing
(Subyakto, 1993:16). Untuk mencapai tujuan ini, pelajar diberi latihanlatihan untuk mengasosiasikan kata-kata dan kalimat-kalimat dengan artiartinya melalui demonstrasi, peragaan-peragaan, gerakan-gerakan, serta
mimik untuk keterampilan berbicara.
39
d. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode tradisional yang sejak dulu
digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini menuntut keaktifan guru
daripada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan dalam
kegiatan pembelajaran. Ketidaksediaan fasilitas belajar mengajar yang
memadai juga sangat mempengaruhi penggunaan metode ceramah ini.
e. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik,
tetapi dapat pula pertanyaan dari siswa kepada guru. Melalui metode ini
siswa diharapkan aktif ikut serta berperan mengemukakan pendapat.
Metode tanya jawab merupakan salah satu metode untuk meningkatkan
keaktifan siswa.
f. Metode Latihan
Metode latihan disebut juga training method. Merupakan cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Selain itu metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
40
C. Metode Bernyanyi
Bernyanyi merupakan aktivitas melantunkan tembang (Fajri dan Senja,
2005:820). Nyanyian adalah serangkaian kata-kata yang dilagukan dengan
irama dan nada tertentu (Kasihani, 2007:113).
Bernyanyi merupakan kegiatan yang disenangi anak-anak. Lagu dengan
kata-kata yang dengan mudah dapat diperagakan merupakan kegiatan yang
menyenangkan. Belajar kata-kata dari lagu sederhana merupakan cara yang
baik sekali untuk mengembangkan keterampilan berbahasa (Sindoro,
2006:88). Dengan menyanyikan lagu, guru mengajak siswa untuk melakukan
yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari (Kasihani, 2007:113).
Dalam hal ini yang penulis maksud adalah merangkai materi dan
menyajikannya dalam bentuk lagu anak yang familiar dengan siswa.
Benyanyi merupakan aktifitas memadukan nada dan musik. Musik
adalah bahasa universal atau musik sebagai ekspresi diri (Yudha, 2009:54).
Kecerdasan bermusik mencakup kepekaan atau penguasaan terhadap nada,
irama, pola-pola, ritme, tempo, instrumen, dan ekspresi musik.
Belajar bahasa Inggris merupakan belajar bahasa asing yang tidak bisa
dipelajari secara serampangan, tetapi harus berdasarkan metode yang
sistematis (Djamaluddin, 2010:14). Tanpa metode yang sistematis, belajar
bahasa Inggris akan terasa sulit dan akan membuat kita putus asa karena kita
tidak dapat cepat memahaminya. Untuk mengatasi hal tersebut seorang guru
harus kreatif dan inofatif dalam pencarian/pemilihan metode.
41
Pengajaran dan pembelajaran bahasa terutama bahasa asing akan lebih
menarik bila dikemas dalam serangkaian kegiatan yang menarik pula. Belajar
bahasa melalui nyanyian membuat anak-anak merasa senang belajar karena
mereka menikmati lagu, sambil bernyanyi mereka bisa belajar bahasa Inggris.
Lagu yag diciptakan untuk pembelajaran anak-anak di kelas biasanya
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Kasihani, 2007:114):
1. Berisi kata, frasa, atau kalimat dengan tema tertentu.
2. Unsur bahasa diulang-diulang.
3. Umunya nyanyian berkonteks sehingga mudah dihafal.
4. Lagu dinyanyikan dengan gerakan-gerakan anggota badan (action songs).
5. Lagu bisa dinyanyikan anak di luar kelas.
6. Bernada gembira dan cepat.
Ketika mengajar bahasa Inggris dengan lagu, guru perlu memperhatikan
hal-hal berikut (Kasihani, 2007:115)
1. Pilihlah lagu yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tingkat
perkembangan bahasa.
2. Lirik lagu janganlah terlalu panjang supaya tidak sulit untuk dihafal.
3. Lagu sebaiknya menarik, dinamis, dan bernada gembira.
4. Dalam pemilihan lagu, perlu dipertimbangkan penggunaan kata-kata
sederhana dan mudah diucapkan.
5. Nyanyian pendek dengan kata-kata sederhana dan bernada gembira akan
cepat dihafal.
42
Untuk mengajarkan bernyanyi, sebelum menyanyi guru memberi
contoh lirik lagu tersebut. Setelah kata-kata diperkenalkan siswa diminta
menirukan. Kemudian guru melantunkan lagu tersebut dan siswa menirukan
gurunya. Guru harus melafalkan dengan benar dan jelas agar siswa dapat
menyimak dan kemudian menirukan dengan benar. Selain itu, guru dapat
menggunakan kaset apabila tidak menguasai melodi lagu tersebut.
43
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Madrasah ini
terletak di jalan raya Wonosegoro-Karanggede, Jambeyan, Kelurahan
Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten
Boyolali berdiri pada tahun 1951. Pada tahun 2011 ini MI Miftahul Ulum
Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali telah mencapai usia
60 tahun. Dalam rentang waktu yang lama itu banyak tantangan yang dihadapi
oleh lembaga pendidikan dasar ini. Menjamurnya sekolah-sekolah dasar telah
memicu semangat madrasah ini untuk berkompetisi secara sehat dalam
mempertahankan eksistensinya. Ini terbukti dari peningkatan jumlah peserta
didik tiap tahunnya yang selalu meningkat. Selain itu, Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali
merupakan sekolahan yang jumlah siswanya terbanyak se-Kecamatan
Wonosegoro di tingkat madrasah ibtidaiyah. Usaha untuk selalu membangun
kepercayaan di hati masyarakat selalu ditingkatkan melalui peningkatan
kualitas SDM peserta didik agar menjadi lulusan yang cerdas dan mampu
mengantarkannya ke masa depan yang cerah.
43
44
Salah satu strategi yang digunakan untuk mengukuhkan eksistensi
lembaga tersebut di tengah masyarakat adalah melalui peningkatan kualitas
tujuan, visi dan misinya. Adapun tujuan, visi dan misi dari MI Miftahul Ulum
Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali adalah sebagai
berikut:
1. a. Tujuan MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali adalah meningkatkan pengetahuan siswa untuk
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan membekalinya
ilmu pengetahuan, agama, teknologi, keterampilan, dan kesenian.
b. Membentuk siswa sebagai anggota masyarakat yang mampu mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan dan berakhlakul karimah.
2. Visi Misi Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan
Wonosegoro, Kabupaten Boyolali
Visi Madrasah ini adalah terwujudnya kelulusan dan ketamatan
siswa dengan nilai yang baik berkesinambungan antara IMTAQ dan IPTEK
sehingga mampu berkompetisi di masyarakat secara sehat dan berakhlakul
karimah.
Adapun misi dari madrasah ini adalah:
a. Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kecerdasan bangsa.
b.Melaksanakan pengelolaan pendidikan dengan sistem School Basic
Management secara optimal dan profesional serta penerapan kurikulum
berbasis komputer.
45
c. Membangun sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta agama secara berkesinambungan.
Dalam mewujudkan visi misi tersebut salah satu upaya yang
dilakukan adalah mengadakan kegiatan ekstra kurikuler untuk siswasiswanya. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di madrasah ini
adalah:
a. Komputer
Pelatihan diberikan kepada siswa agar siswa mempunyai bekal
kemampuan di bidang teknologi. Diharapkan setelah lulus dari madrasah
siswa mempunyai bekal yang dapat bermanfaat untuk dirinya dan untuk
masyarakat.
b. Pramuka
Kegiatan Pramuka diadakan untuk melatih kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa baik dalam berkata maupun bertindak. Selain itu
melalui kegiatan Pramuka ini diharapkan peserta didik mampu
mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh di madrasah
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan Dasa Dharma Pramuka.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV di MI Miftahul Ulum
Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Siswa yang menjadi
subyek penelitian ini berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki
46
dan 13 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester pertama pada
tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian tindakan kelas ini adalah salah satu upaya dalam rangka
penerapan metode bernyanyi untuk meningkatkan penguasaan vocabulary
siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris kelas IV MI Miftahul Ulum
Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Adapun nama-nama
siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tebel
berikut:
Tabel 3.1
Nama Siswa Kelas IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali
No
Nama
Keterangan
Laki-laki
Perempuan

1.
M. Wahyudi
2.
Isti Indarsih
3.
M. Amirul Ikhsan

4.
M. Arif Al Azar

5.
Widya Dendi

6.
Miftahul Munir

7.
Bayu Prasetyo

8.
M. Indra Wondo S.

9.
Adelia Ismi Wijayanti

10. Adresna Endar Malika

11. Amira Amilia


47

12. Aminatun Khasanah
13. Aprilianto Tri Widodo

14. Arif Nur Hidayat


15. Ayesya Nasta Listiyorini
16. Chosy Ardiyansyah M

17. Dani Adi Saputro

18. Dani Wahyu Indra Putra

19. Febri Aditya


20. Fega Ayu Dwi Anggraini
21. Ferry Rozaq

22. Galang Triyanto

23. Hikmatul Ulya

24. Kharisma Ayu

25. M. Jumadil Qubro

26. Nandri Puput Febriyanti

27. Nur Mufidah

28. Putri Auliya

29. Setia Maulana Malik


30. Zulia Febriyanti
31. Alvian Candra Esa

32. Dimas Saputra

Sumber: Administrasi Sekolah Tahun Ajaran 2011/2012
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama empat minggu, mulai minggu
pertama bulan Agustus sampai minggu ke empat bulan Agustus 2011.
48
Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 05 Agustus 2011 sampai tanggal
23 Agustus 2011. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV MI Miftahul Ulum
Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 32
siswa pada semester pertama tahun ajaran 2011/2012.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga kali siklus. Setiap
siklus memiliki beberapa tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Keempat tahapan ini saling terkait dan
berkelanjutan. Hal ini merupakan ciri dari penelitian tindakan kelas.
D. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan materi pelajaran dan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran). Di dalam RPP memuat seluruh konsep pembelajaran,
sumber,
media
pembelajaran,
metode
pembelajaran,
dan
evaluasi
pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan lembar tugas yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris melalui metode bernyanyi.
Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa untuk merekam
jalannya pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 09 Agustus 2011. Penerapan tindakan mengacu pada
pembelajaran yang tertulis dalam RPP. Dalam penelitian ini peneliti
49
bertindak sebagai guru. Target yang ingin dicapai adalah siswa mampu
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal
ini merupakan kesepakatan bersama dari persatuan guru-guru bahasa Inggris
madrasah ibtidaiyah se-Kecamatan Wonosegoro.
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah rekan guru sejawat. Adapun
kegiatan dalam siklus ini dapat diuraikan seperti di bawah ini:
a. Guru memulai pelajaran dengan dialog pembukaan menggunakan bahasa
Inggris, misalnya dialog salam dan menanyakan kabar.
b. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kosakata dan frasa yang
berhubungan dengan materi ajar “Let’s go to School”.
c.Guru bersama siswa mengungkapkan gagasan yang berkaitan dengan
benda-benda yang terdapat di dalam kelas.
d. Guru menjelaskan materi ajar.
e. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis kata-kata yang berkaitan
dengan benda-benda di lingkungan kelas.
f. Guru memfasilitasi siswa berupa gambar benda-benda yang terdapat di
lingkungan kelas.
g. Guru bersama siswa melafalkan kosakata dan ungkapan sederhana yang
berkaitan dengan “things in the classroom”.
h. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafalkan
kosakata benda-benda yang berkaitan dengan lingkungan kelas.
i. Guru memberikan evaluasi.
50
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil
kerjanya di depan kelas.
k. Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
m. Guru bersama murid merangkum materi ajar yang telah dipelajari.
3. Pengamatan
Setelah tahapan pelaksanaan tindakan, tahapan berikutnya adalah
tahapan observasi atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung
dengan menggunakan format observasi yang telah disusun. Pengamatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
dicapai guru dalam proses pembelajaran.
Aspek pengamatan dalam penelitian ini mencakup aspek pengamatan
pada guru dan aspek pengamatan pada siswa. Aspek pengamatan pada guru
meliputi:
a. Keterampilan dalam membuka dan menutup pelajaran.
b. Kemampuan menguasai materi.
c.Keterampilan menjelaskan.
d. Keterampilan menggunakan bahasa.
e.Ketepatan menggunakan metode dalam pembelajaran.
f. Mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran.
g. Kemampuan menguasai dan mengelola kelas.
h. Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi siswa.
i. Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi.
51
j. Kemampuan mengorganisasikan waktu.
Adapun aspek yang diamati pada siswa adalah sebagai berikut:
a. Mengungkapkan ide atau gagasan. Aspek ini dapat diamati dengan
melihat kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
b. Pemahaman, aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab
pertanyaan guru baik secara lisan maupun tertulis.
c.Keaktifan, aspek ini dapat diamati dengan mengamati keaktifan siswa
dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru.
4. Tahapan Refleksi
Tahap akhir dari siklus I ini adalah tahap refleksi. Pada tahap refleksi,
peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar
observasi yang ada. Hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut:
a. Aspek Perilaku Guru
1) Guru mampu membuka dan menutup pembelajaran dengan baik.
2) Guru cukup menguasai materi. Namun dalam penyampaiannya masih
ragu sehingga materi ajar sulit dimengerti siswa.
3) Guru belum jelas dalam menjelaskan materi kepada siswa. Hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu
menyerap materi ajar dengan baik.
4) Penggunaan bahasa cukup baik. Namun terkadang guru masih
menggunakan bahasa dialek dalam pembelajaran.
5) Guru cukup menguasai metode yang diterapkan. Tetapi kendalanya
adalah siswa harus mengenal lagu yang digunakan dalam penguasaan
52
vocabulary. Jika siswa belum mengenal lagu tersebut maka siswa akan
merasa kesulitan dalam menghafal vocabulary. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakefektifan dalam proses pembelajaran
6) Guru cukup menguasai fasilitas pembelajaran yang tersedia.
7) Guru
belum
mampu
mengkondisikan
kelas
selama
proses
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang gaduh
selama pembelajaran berlangsung, sehingga guru harus berusaha keras
dalam menenangkan siswa kembali.
8) Guru kurang dalam mengaktifkan dan memotivasi siswa. Hal ini
dibuktikan dari banyaknya siswa yang cenderung belum aktif dalam
bertanya maupun menanggapi pertanyaan. Siswa masih cenderung
takut dan ragu dalam mengemukakan pendapat. Siswa juga cenderung
tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
9) Guru cukup mampu menyimpulkan dan mengevaluasi pembelajaran.
10)Guru kurang optimal dalam pengelolaan waktu. Ini terbukti dari masih
banyaknya sisa waktu yang diberikan dalam proses pembelajaran.
b. Aspek Perilaku Siswa
1) Mengungkapkan Ide atau Gagasan
Pada siklus I ini siswa cenderung belum berani dalam
mengungkapkan pendapat mereka. Siswa masih merasa takut dan ragu
dalam berbicara atau mengemukakan pendapat. Siswa masih takut
salah dalam mengungkapkan gagasan.
53
2) Pemahaman Materi
Pada aspek ini guru bertanya kepada siswa secara lisan tentang
arti dari kosakata-kosakata yang berkaitan dengan materi “things in the
classroom”. Ketika guru bertanya kepada siswa satu per satu, tampak
siswa masih banyak yang ragu dan belum berani dalam menjawab.
Selain itu dalam tes tertulis pada siklus I ini didapat 15 siswa atau
46,8% siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan minimal, sedangkan
17 siswa atau 53,12% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan
minimal.
3) Keaktifan
Pada aspek ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya maupun menjawab pertanyaan secara lisan. Pada siklus I ini
siswa cenderung belum aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan.
Siswa cenderung belum berminat untuk mengikuti pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan
belajar masih rendah, karena belum mencapai 50% siswa yang melampaui
batas nilai ketuntasan minimal. Faktor kendala yang dihadapi muncul dari
pihak guru dan pihak siswa.
1) Faktor Guru
Pada siklus I ini guru masih ragu dalam menyampaikan materi
pelajaran dan masih belum menguasai metode pembelajaran yang
digunakan. Guru kurang mampu memotivasi dan mengkondisikan kelas.
Selain itu, dalam penyampaianya guru kurang membuat siswa tertarik
54
dan membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga
siswa merasa bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran.
2) Faktor Siswa
Kurang antusianya siswa membuat konsentrasi guru terpecah.
Siswa yang cenderung gaduh saat pembelajaran berlangsung membuat
guru kurang maksimal dalam menyampaikan materi ajar.
Dari refleksi ini, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan
tindakan yang akan dilakukan di siklus II. Guru mengubah sedikit konsep
dalam RPP dan lebih memanfaatkan media yang ada.
E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Siklus kedua ini sama dengan siklus pertama. Siklus II juga terdiri dari
4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan identifikasi masalah yang
terjadi pada siklus pertama. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dengan
mengacu pada refeksi siklus pertama. Selanjutnya dilakukan alternatif
pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan
konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah terjadi peningkatan
jumlah penguasaan vocabulary siswa dan peningkatan sikap serta nilai
belajar siswa.
Pada siklus kedua ini peneliti mempersiapkan perangkat meliputi
lembar observasi, lembar soal, instrumen evaluasi, dan menambah sumber
55
pelajaran. Adapun topik yang dipilih dalam silkus II ini adalah “things in the
classroom”.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 16 Agustus 2011. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Sementara pengamatan dilakukan oleh rekan guru sejawat.
Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang tertulis
pada RPP dengan memperhatikan revisi pada siklus I dan sebagai pengamat
adalah rekan sejawat. Adapun kegiatan dalam siklus II ini adalah sebagai
berikut:
a. Guru memulai pelajaran dengan pembukaan menggunakan bahasa Inggris
misalnya dialog salam dan menanyakan kabar.
b. Guru mengumumkan hasil penilaian pada siklus I.
c. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kosakata-kosakata yang
berkaitan dengan materi.
d. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengukur penguasaan
vocabulary siswa.
e. Guru menjelaskan materi ajar.
f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi ajar.
g. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
h. Guru memfasilitasi lembar tugas kepada siswa.
i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil
kerjanya di depan kelas.
56
j. Guru memberikan umpan balik.
k. Guru bersama siswa merangkum materi ajar yang telah dipelajari.
3. Tahap Pengamatan
Sama dengan pengamatan pada siklus I, pengamatan dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Peneliti meminta rekan sejawat untuk
ikut serta mengamati proses belajar mengajar. Aspek yang diamati dalam
siklus ini adalah:
a. Aspek Guru
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2) Penguasaan materi.
3) Keterampilan menjelaskan.
4) Penggunaan bahasa.
5) Ketepatan menggunakan metode dalam pembelajaran.
6) Mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran.
7) Kemampuan menguasai dan mengelola kelas.
8) Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi siswa.
9) Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi.
10) Kemampuan mengorganisasikan waktu.
b. Aspek Siswa
1) Mengungkapkan Ide atau Gagasan
Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat.
57
2) Pemahaman Materi
Aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab
pertanyaan guru baik secara lisan maupun secara tertulis.
3) Keaktifan
Aspek ini dapat diketahui dengan mengamati keaktifan siswa dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan.
4. Tahap Refleksi
Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan siklus I.
Pada siklus II ini peneliti juga menganalisis dan mengolah nilai yang
terdapat pada lembar observasi yang ada.
Hasil data pengamatan dapat diperoleh data sebagai berikut:
a. Aspek perilaku guru
1) Guru mampu membuka dan menutup pelajaran dengan baik.
2) Guru mampu menguasai materi dengan baik.
3) Guru belum jelas dalam menjelaskan materi kepada siswa. Hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang belum mampu
menyerap materi ajar dengan baik.
4) Dalam penyampaian materi, guru telah menggunakan bahasa dengan
baik. Guru sudah mampu mengurangi dialek sehari-hari dalam proses
pembelajaran.
5) Guru telah mampu menguasai metode pembelajaran dengan baik. Hail
ini dibuktikan dengan siswa yang senang dan nyaman dalam
mengikuti pembelajaran.
58
6) Guru telah mampu mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran
dengan optimal.
7) Dalam mengelola kelas, guru belum mampu menguasai kelas secara
maksimal. Hal ini dibuktikan adanya beberapa siswa yang masih
cenderung membuat gaduh suasana kelas.
8) Guru belum mampu mengaktifkan dan memotivasi siswa secara
maksimal. Hal ini dibuktikan masih ada beberapa siswa yang belum
ikut serta aktif dalam pembelajaran.
9) Guru telah mampu menyimpulkan dan memberikan evaluasi.
10) Guru cukup mampu mengorganisasikan waktu. Namun waktu telah
habis ketika evaluasi pembelajaran berlangsung. Sehingga guru
memberikan waktu tambahan kepada siswa dalam mengerjakan soalsoal evaluasi.
b. Aspek Perilaku Siswa
1) Mengemukakan Ide atau Gagasan
Pada siklus II ini telah terjadi peningkatan sikap dari siswa. Siswa
sudah berani mengungkapkan pendapat mereka di depan kelas. Namun
masih ada beberapa siswa yang belum berani mengungkapkan gagasan
mereka.
2) Pemahaman Materi
Pada aspek ini terjadi peningkatan baik dari segi tes tertulis
maupun dari sikap siswa. Siswa sudah mulai berani menjawab
pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi ajar. Pada siklus II
59
ini didapat data 26 siswa atau 81,25% siswa yang sudah mencapai
nilai ketuntasan minimal. Sedangkan ada 6 siswa atau 18,75% siswa
yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal.
3) Keaktifan
Pada aspek ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan secara lisan. Di siklus
ini siswa-siswa antusias untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan
dari guru. Hal ini dibuktikan dengan ada yang bertanya maupun
menjawab pertanyaan dari guru. Membuktikan bahwa mereka saling
berebut untuk menjawab pertanyaan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan
belajar sudah baik, mencapai 81,25% siswa yang telah melampaui batas
nilai ketuntasan minimal dan 18,75% siswa belum mencapai nilai ketuntasan
minimal. Faktor kendala yang dihadapi muncul dari pihak guru dan pihak
siswa.
1. Faktor Guru
Pada siklus II ini guru masih ragu dalam menjelaskan materi
pelajaran dan belum sesuai dengan konsep yang tertulis dalam RPP.
Guru kurang mampu memotivasi dan mengkondisikan kelas. Selain itu,
dalam penyampaianya guru kurang membuat siswa tertarik dan membuat
siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga siswa merasa
bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran.
60
2. Faktor Siswa
Masih ada beberapa siswa yang belum antusias dan terkadang
mengganggu siswa lainya dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang
cenderung membuat gaduh saat pembelajaran berlangsung membuat
guru kurang maksimal dalam menyampaikan materi ajar.
Dari refleksi ini, peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan
tindakan yang akan dilakukan di siklus III.
F. Penjelasan Pelaksanaan Siklus III
1. Tahap Perencanaan
Siklus ketiga ini sama dengan siklus pertama dan kedua. Siklus III
juga terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Pada tahapan perencanaan diadakan identifikasi
masalah yang terjadi pada siklus kedua. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti
dengan mengacu pada refeksi siklus kedua. Selanjutnya dilakukan alternatif
pemecahan masalah yang akan dilakukan pada tahapan tindakan penyusunan
konsep pembelajaran. Target yang ingin dicapai adalah terjadi peningkatan
jumlah penguasaan vocabulary siswa dan peningkatan sikap siswa.
Pada siklus ketiga ini peneliti mempersiapkan perangkat meliputi
lembar observasi, lembar soal, instrumen evaluasi, dan menambah sumber
pelajaran. Adapun topik yang dipilih dalam silkus III ini adalah “How many
pencil do you have?”.
61
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan
pada tanggal 23 Agustus 2011. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru, sementara pengamatan dilakukan oleh rekan guru sejawat. Penerapan
tindakan mengacu pada konsep pembelajaran yang tertulis pada RPP dengan
memperhatikan revisi pada siklus II dan sebagai pengamat adalah rekan
guru sejawat.
Adapun kegiatan dalam siklus III ini adalah sebagai berikut:
a. Guru memulai pelajaran dengan pembukaan menggunakan bahasa Inggris
misalnya dialog salam dan menanyakan kabar.
b. Guru mengumumkan hasil penilaian pada siklus II.
c. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari kosakata-kosakata yang
berkaitan dengan materi dan memberikan semangat kepada siswa untuk
selalu gemar pada pelajaran bahasa Inggris.
d. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengukur penguasaan
vocabulary siswa.
e. Guru menjelaskan materi ajar.
f. Guru bersama siswa menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi ajar.
g. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
h. Guru memfasilitasi lembar tugas kepada siswa.
i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaporkan hasil
kerjanya di depan kelas.
j. Guru memberikan umpan balik.
62
k. Guru bersama siswa merangkum materi ajar yang telah dipelajari.
3. Tahap Pengamatan
Sama dengan pengamatan pada siklus II, pengamatan dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan siklus. Peneliti meminta rekan sejawat untuk
ikut serta mengamati proses belajar mengajar. Aspek yang diamati dalam
siklus ini adalah:
a. Aspek Guru
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2) Penguasaan materi.
3) Keterampilan menjelaskan.
4) Penggunaan bahasa.
5) Ketepatan menggunakan metode dalam pembelajaran.
6) Mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran.
7) Kemampuan menguasai dan mengelola kelas.
8) Kemampuan mengaktifkan dan memotivasi siswa.
9) Kemampuan menyimpulkan dan mengevaluasi.
10)Kemampuan mengorganisasikan waktu.
b. Aspek Siswa
1) Mengungkapkan Ide atau Gagasan
Aspek ini dapat diamati dengan melihat kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat.
63
2) Pemahaman Materi
Aspek ini dapat diketahui dari kemampuan siswa menjawab
pertanyaan guru baik secara lisan maupun secara tertulis.
3) Keaktifan
Aspek ini dapat diketahui dengan mengamati keaktifan siswa
dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan.
4. Tahap Refleksi
Tahap akhir dari siklus ini adalah tahap refleksi sama dengan siklus
II. Pada siklus III ini peneliti juga menganalisis dan mengolah nilai yang
terdapat pada lembar observasi yang ada. Hasil data pengamatan dapat
diperoleh data sebagai berikut:
a. Aspek Guru.
1) Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik.
2) Guru mampu menguasai materi dengan baik.
3) Guru sudah jelas dalam menjelaskan materi kepada siswa.
4) Dalam penyampaian materi, guru telah menggunakan bahasa dengan
baik. Guru sudah mampu mengurangi dialek sehari-hari dalam proses
pembelajaran.
5) Guru telah mampu menguasai metode pembelajaran dengan baik. Hal
ini dibuktikan dengan siswa yang senang dan nyaman dalam
mengikuti pembelajaran.
6) Guru telah mampu mengatur dan memanfaatkan fasilitas pembelajaran
dengan optimal.
64
7) Dalam mengelola kelas, guru telah mampu menguasai kelas secara
maksimal. Hal ini dibuktikan dengan sikap siswa yang sudah lebih
tenang daripada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
8) Guru mampu mengaktifkan dan memotivasi siswa secara maksimal.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang ikut serta
aktif dalam proses pembelajaran.
9) Guru telah mampu menyimpulkan dan memberikan evaluasi.
10) Guru telah mampu mengorganisasikan waktu.
b. Aspek Perilaku Siswa
1) Mengemukakan Ide atau Gagasan
Pada siklus III ini telah terjadi peningkatan sikap dari siswa. Siswa
sudah berani mengungkapkan pendapat mereka di depan kelas. Namun
masih ada beberapa siswa yang belum berani mengungkapkan gagasan
mereka.
2) Pemahaman Materi
Pada aspek ini terjadi peningkatan baik dari segi tes tertulis
maupun dari sikap siswa. Siswa sudah mulai berani menjawab
pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi ajar. Pada siklus III
ini didapat data 29 siswa atau 90,6% siswa yang sudah mencapai nilai
ketuntasan minimal. Sedangkan ada 3 siswa atau 9,37% siswa yang
belum mencapai nilai ketuntasan minimal.
65
3) Keaktifan
Pada aspek ini guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya maupun untuk menjawab pertanyaan secara lisan. Di
siklus ini siswa-siswa antusias untuk bertanya maupun menjawab
pertanyaan dari guru. Hal ini dibuktikan dengan ada yang bertanya
kepada guru maupun menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini
dibuktikan dengan adanya mereka saling berebut untuk menjawab
pertanyaan.
Berdasarkan uraian di atas, kegiatan pembelajaran pada siklus
III telah berlangsung dengan baik. Hal ini dibuktikan dari adanya
peningkatan baik dari segi tertulis maupun dari segi sikap siswa. Selain
itu, dalam proses pembelajaran guru juga sudah melaksanakan secara
maksimal dan membuat kondisi pembelajaran siswa menjadi nyaman,
sehingga siswa menjadi bersemangat dan berminat untuk terus
mengikuti pembelajaran.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN
A. Hasil Penelitian
1. Data Awal
Dari data awal yakni data nilai yang didapat sebelum pelaksanaan
siklus, diperoleh data nilai mata pelajaran bahasa Inggris dari 32 siswa
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Bahasa Inggris kelas 4 MI Miftahul Ulum Jambeyan
sebelum Pelaksanaan Tindakan Kelas
No
Nama
Nilai
KKM
Keterangan
1.
M. Wahyudi
4
6
Belum Tuntas
2.
Isti Indarsih
3,5
6
Belum Tuntas
3.
M. Amirul Ikhsan
5
6
Belum Tuntas
4.
M. Arif Al Azar
4
6
Belum Tuntas
5.
Widya Dendi
7
6
Tuntas
6.
Miftahul Munir
4
6
Belum Tuntas
7.
Bayu Prasetyo
4
6
Belum Tuntas
8.
M. Indra Wondo
5
6
Belum Tuntas
9.
Adelia Ismi W.
7
6
Tuntas
10.
Adresna Endar M
5
6
Belum Tuntas
11.
Amira Amilia
7
6
Tuntas
12.
Aminatun K.
8
6
Tuntas
13.
Apriliyanto T.
6
6
Tuntas
14.
Arif Nur H.
6,5
6
Tuntas
67
15.
Ayesya Nasta L.
7
6
Tuntas
16.
Chosy A. M
4
6
Belum Tuntas
17.
Dani Adi S.
4
6
Belum Tuntas
18.
Dani Wahyu I.
5
6
Belum Tuntas
19.
Febri Aditya
6,5
6
Tuntas
20.
Fega Ayu D.
7
6
Tuntas
21.
Ferry Rozaq
6
6
Tuntas
22.
Galang Triyanto
4
6
Belum Tuntas
23.
Hikmatul Ulya
4,5
6
Belum Tuntas
24.
Kharisma Ayu L
4
6
Belum Tuntas
25.
M. Jumadil Q.
3,5
6
Belum Tuntas
26.
Nandri Puput F.
3,5
6
Belum Tuntas
27.
Nur Mufidah
4
6
Belum Tuntas
28.
Putri Auliya
4,5
6
Belum Tuntas
29.
Setia Maulana M.
7
6
Tuntas
30.
Zulia Febriyanti
4
6
Belum Tuntas
31.
Alvian Candra E.
6,5
6
Tuntas
32.
Dimas Saputa
6
6
Tuntas
Jumlah
167
Rata-rata
5,21
Sumber: Ulangan Harian Pratindakan
Dalam penelitian tindakan kelas, target yang diinginkan peneliti adalah
adanya peningkatan nilai maupun sikap dari sebelum tindakan dilakukan
(pra siklus) ke siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Dari data di atas, maka
diperoleh gambaran awal bahwa sebanyak 19 siswa atau 59,38% belum
68
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan 13 siswa atau 40,62%
telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan rata-rata
kelas mencapai 5,21. Lihat tabel berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntassan siswa Pratindakan
No
Uraian
Siklus Pratindakan
1. Rata-rata nilai kelas
2.
Presentase ketuntasan
5,21
40,62
Sumber: ulangan harian 1
2. Hasil Siklus I
a. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I selesai, peneliti
mengolah pedoman observasi guru. Dari analisis pedoman observasi
terdapat 10 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari
10 aspek pengamatan yang diamati, terdapat 1 aspek yang dinilai baik
(yakni aspek pada butir 1). Sementara 5 aspek dinilai cukup (yakni pada
butir 2, 4, 5, 6, 9). Dan 4 aspek dinilai kurang (yakni pada butir 3, 7, 8,
10). (Lihat lampiran).
b. Hasil Pengamatan Siswa
Berdasarkan analisis data pengamatan terhadap siswa ketika
pembelajaran berlangsung pada siklus I (lihat lampiran), dapat diketahui
hasil rata-rata sikap seluruh siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode bernyanyi. Berikut ini data hasil
pengamatan siswa.
69
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sikap Siklus I
No
Uraian
Jumlah Siswa
1.
Mengungkapkan Ide/Gagasan
12
2.
Pemahaman Materi
12
3.
Keaktifan
9
Sumber: observasi di kelas selama pelaksanaan tindakan
Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa untuk aspek
mengungkapkan ide atau gagasan ada 12 siswa yang telah mampu
mengungkapkan ide atau gagasan. Untuk aspek pemahaman materi ada
12 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan guru secara benar.
Sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 9 siswa yang aktif baik aktif
dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan.
c. Hasil Belajar Siswa
Dari data hasil evaluasi siswa pada akhir siklus I (lihat lampiran),
dapat dilihat pencapaian dan ketuntasan hasil belajar siswa. Berikut ini
disajikan rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
Uraian
1
Nilai rata-rata hasil belajar siswa
2
Presentase ketuntasan belajar
Sumber: ulangan harian siklus I
Hasil Siklus I
5.92
46,8%
70
Dari data rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa 15 siswa
atau 46,8% telah mencapai angka ketuntasan, dan rata-rata kelas baru
mencapai 5,92.
3. Hasil Siklus II
a. Hasil Observasi Terhadap Guru
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II berakhir, peneliti
mengolah pedoman observasi guru. Dari pedoman observasi tersebut
terdapat 10 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari
10 aspek yang diamati terdapat 6 aspek berada dalam kategori baik yaitu
pada butir 1, 2, 4, 5, 6, dan 9. Sementara 4 aspek dinilai cukup yakni
pada butir 3, 7, 8, dan 10. (lihat lampiran)
b. Hasil Pengamatan Siswa
Berdasarkan analisis data pengamatan siswa yang dilaksanakan
pada saat pembelajaran berlangsung pada siklus II (lihat lampiran) dapat
diketahui
hasil
rata-rata
seluruh
sikap
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi. Berikut ini data
hasil pengamatan siswa.
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada Siklus II
No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
1
Mengungkapkan ide atau gagasan
19
2
Pemahaman
15
3
Keaktifan
12
Sumber: observasi di kelas selama pelaksanaan tindakan
71
Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa untuk aspek
mengungkapkan ide atau gagasan ketika pembelajaran berlangsung yaitu
ada 19 siswa yang telah mampu mengungkapkan gagasan, untuk aspek
pemahaman ada 15 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan
secara lisan dengan baik. Sedangkan aspek keaktifan ada 12 siswa yang
telah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
c. Hasil Belajar Siswa
Dari data hasil evaluasi tertulis yang dilakukan pada akhir siklus II
(lihat lampiran) dapat dilihat pencapaian hasil belajar siswa. Berikut data
rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II.
Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
Uraian
1
Nilai rata-rata hasil belajar
2
Presentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus II
7,03
81,25%
Sumber: ulangan harian siklus II
Dari data rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa target ratarata nilai hasil belajar adalah 7,03. Dari rata-rata tersebut sebanyak 26
siswa atau 81,25% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM),
sedangkan sebanyak 6 siswa atau 18,75% belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
72
4. Hasil Siklus III
a. Hasil Observasi terhadap Guru
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus III berakhir, peneliti
mengolah pedoman observasi guru. Dari pedoman observasi tersebut
terdapat 10 aspek pengamatan yang perlu dinilai. Data menunjukkan dari
10 aspek yang diamati, semua aspek telah mendapatkan penilaian baik.
Itu artinya bahwa guru telah maksimal dalam proses pembelajaran.
b. Hasil Observasi terhadap Siswa
Berdasarkan analisis data pengamatan siswa yang dilaksanakan
pada saat pembelajaran berlangsung pada siklus III (lihat lampiran) dapat
diketahui
hasil
rata-rata
seluruh
sikap
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode bernyanyi. Berikut ini data
hasil pengamatan siswa.
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Sikap Siswa pada Siklus III
No
Aspek yang dinilai
Jumlah siswa
1
Mengungkapkan ide atau gagasan
25
2
Pemahaman
24
3
Keaktifan
18
Sumber: observasi di kelas selama pelaksanaan tindakan
Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa untuk aspek
mengungkapkan ide atau gagasan ketika pembelajaran berlangsung yaitu
ada 25 siswa yang telah mampu mengungkapkan gagasan, untuk aspek
73
pemahaman ada 24 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan
secara lisan dengan baik. Sedangkan aspek keaktifan ada 18 siswa yang
telah aktif dalam proses pembelajaran berlangsung.
c. Hasil Belajar siswa
Dari data hasil evaluasi tertulis yang dilakukan pada akhir siklus
II (lihat lampiran) dapat dilihat pencapaian hasil belajar siswa. Berikut
data rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II.
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil Belajar Siswa pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai rata-rata hasil belajar
7,64
2
Presentase ketuntasan belajar
90,6%
Sumber: ulangan harian siklus III
Dari data rekapitulasi di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
nilai hasil belajar adalah 7,64. Dari rata-rata tersebut sebanyak 29 siswa
atau 90,6% telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM),
sedangkan sebanyak 3 siswa atau 9,37 % belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM)
B. Pembahasan
Dari data awal diketahui bahwa masih banyak nilai siswa berada di
bawah angka ketuntasan minimal. Yakni siswa yang tuntas dengan nilai 6,0 ke
atas ada 13 siswa atau 40,62% dan siswa yang tidak mencapai nilai ketuntasan
minimal ada 19 siswa atau 59,38% dengan rata-rata keseluruhan adalah 5,21.
74
Berdasarkan data awal di atas maka dilaksanakan pelaksanaan perbaikan
model pembelajaran
yang dapat meningkatkan
hasil belajar
siswa.
Pembelajaran menggunakan metode bernyanyi menjadi salah satu solusi untuk
mencapai target yang diinginkan.
Dalam proses belajar mengajar menggunakan metode bernyanyi siswa
dapat menerima materi ajar dengan baik. Hal ini dibuktikan dari adanya
peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan nilai sikap siswa. Dalam
proses pembelajarannya guru menyampaikan materi ajar dengan mengolah
daftar kosakata dan menyajikannya ke dalam bentuk lagu-lagu yang familiar
dengan anak.
Dengan menggunakan metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa
Inggris yang dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas tersebut, ternyata
membuahkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan terhadap
sikap guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa
pun mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil yang didapat dari siklus I, dari 32 siswa rata-rata nilai
siswa adalah 5,92, dengan rincian: 15 siswa atau 46,8% siswa telah mencapai
nilai minimal dan dinyatakan tuntas, sedangkan 17 siswa atau 53,12% siswa
belum mencapai nilai minimal dan dinyatakan belum tuntas. Untuk penilaian
sikap, pada aspek mengungkapkan ide atau gagasan, ada 12 siswa yang telah
berani mengungkapkan ide atau gagasan mereka. Untuk aspek pemahaman
materi, ada 12 siswa yang telah mampu menjawab pertanyaan dari guru.
75
Sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 9 siswa yang telah aktif ikut serta dalam
proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil penilaian sikap guru
dan sikap siswa, maka peneliti mengkaji ulang data-data yang telah diperoleh
dan melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan guru adalah:
1. Guru lebih mendalami materi yang akan diajarkan dan menambah referensi
pembelajaran agar mempunyai bahan ajar yang cukup untuk disampaikan
kepada peserta didik.
2. Guru lebih menguasai konsep pembelajaran yang tertuang dalam RPP agar
saat pembelajaran berlangsung, guru tidak bingung dalam menjelaskan.
3. Guru lebih memperbaiki bahasa yang digunakan dengan cara mengurangi
dialek sehari-hari saat pembelajaran berlangsung.
4. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran bahasa Inggris
menggunakan metode bernyanyi.
5. Guru lebih memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada.
6. Guru berusaha untuk menguasai kelas agar suasana kelas tidak selalu
gaduh.
7. Guru lebih mendekati siswa agar siswa menjadi termotivasi dan berminat
dalam mengikuti pembelajaran.
8. Guru memaksimalkan waktu pembelajaran.
Pada siklus II nilai rata-rata kelas siswa adalah 7,03 dengan rincian: 26
siswa atau 81,25% siswa telah mencapai nilai minimal dan dinyatakan tuntas,
sedangkan 6 siswa lainnya atau 18,75% siswa belum mencapai nilai
76
ketuntasan minimal atau dinyatakan belum tuntas. Untuk penilaian sikap pun
terjadi peningkatan. Untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak
19 siswa yang berani mengungkapakan ide atau gagasan mereka secara baik.
Aspek pemahaman materi ada 19 siswa yang mampu menjawab pertanyaan
guru dengan baik, sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 12 siswa yang telah
aktif ikut serta berperan dalam proses pembelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil penilaian sikap guru
dan sikap siswa, maka peneliti mengkaji ulang data-data yang telah diperoleh
dan melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan guru adalah:
1. Guru lebih intensif dalam memahami materi ajar dan memahami konsep
pembelajaran yang tertuang dalam RPP.
2. Guru memaksimalkan dalam mengkondisikan kelas. Dengan cara
memberikan pembelajaran yang nyaman dan disenangi oleh siswa.
3. Guru lebih memotivasi siswa agar siswa menjadi lebih tertarik dan
bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Dan selalu memberikan
dorongan kepada siswa bahwa belajar bahasa Inggris itu mudah.
Pada siklus III nilai rata-rata klasikal siswa adalah 7,64 dengan rincian:
29 siswa atau 90,6% siswa telah mencapai nilai minimal dan dinyatakan
tuntas, sedangkan 3 siswa lainnya atau 9,37% siswa belum mencapai nilai
ketuntasan minimal atau dinyatakan belum tuntas. Untuk penilaian sikap pun
terjadi peningkatan. Untuk aspek mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak
25 siswa yang berani mengungkapakan ide atau gagasan mereka secara baik.
Aspek pemahaman materi ada 24 siswa yang mampu menjawab pertanyaan
77
guru dengan baik, sedangkan untuk aspek keaktifan, ada 18 siswa yang telah
aktif ikut serta berperan dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.9 Pengamatan Sikap Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No
Uraian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Mengungkapkan Ide/ gagasan
12
19
25
2.
Pemahaman Materi
12
15
24
3.
Keaktifan
9
12
18
Sumber: observasi siklus I, siklus II, siklus III
Tabel 4.10 Hasil Belajar Siklus I, Siklus II, Siklus III
No
Uraian
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Nilai rata-rata
5,92
7,03
7,64
2.
Prosentase
46,8
81,25
90,6
Sumber: ulangan harian siklus I, siklus II, siklus III
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitai tindakan kelas yang telah dilaksanakan
melalui beberapa tindakan dari siklus I, II, dan III serta berdasarkan seluruh
pembahasan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat
meningkatkan hasil belajar serta minat belajar siswa. Secara khusus, penelitian
ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode bernyanyi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa
Inggris siswa (fokus pembelajaran vocabulary). Hal ini dapat ditunjukkan
dari hasil analisis yang diperoleh, yaitu rata-rata hasil belajar siswa kelas
IV MI Miftahul Ulum Jambeyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten
Boyolali meningkat dari tiap siklus ke siklus selanjutnya. Pada siklus I
rata-rata hasil nilai siswa adalah 5,92. Siswa yang tuntas pada siklus ini
ada 15 siswa atau 46,8% siswa. Pada siklus II, rata-rata nilai siswa adalah
7,03 dengan rincian siswa yang tuntas dalam siklus ini ada 26 siswa atau
81,25%. Sedangkan pada siklus III, rata-rata nilai siswa adalah 7,64
dengan rincian ada 29 siswa atau 90,6% siswa yang telah tuntas antau
mencapai batas nilai ketuntasan minimal.
78
79
2. Pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
bernyanyi
mampu
meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam belajar bahasa Inggris. Hal
ini dapat dilihat dari aktivitas proses belajar siswa yang sebelum
menggunakan metode bernyanyi hanya menggunakan metode ceramah
dari guru, siswa cenderung pasif. Setelah diterapkan metode bernyanyi
siswa menjadi aktif. Dengan demikian metode ini dapat memacu siswa
untuk aktif dalam pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan sebelumnya
serta data dan bukti nyata yang didapat setelah penerapan metode bernyanyi
yang ternyata mampu meningkatkan hasil dan minat belajar siswa. Peneliti
menyarankan hal-hal berikut ini:
1. Guru harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi ajarnya agar
peserta ddik bersemangat dan mempunyai minat yang tinggi terhadap
palajaran yang diajarkan. Dengan bersemangat dan mempunyai minat
yang tinggi dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
2. Penerapan hasil penelitian
Mengingat metode bernyanyi dalam pembelajaran bahasa Inggris telah
terbukti mampu meningkatkan hasil dan miniat belajar siswa. Diharapkan
guru lain mau mencoba model pembelajaran ini.
80
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara
Asfandiyar, Andi Yudha. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Bandung:
DARI Mizan
Basrowi, Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Galia Indonesia.
Darwis, Djamaluddin. 2010. 30 Hari Mahir Bahasa Inggris “Quantum
English Learning”. Jogjakarta:Think
Djafar, Zainnuddin. 1995. Didaktik Metodik. Pasuruan: Percetakan
Garoeda
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar.
Banjarmasin: Rineka Cipta
Hartiny, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Teras
Hasan, Muhammad Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi
Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indah
Hidayat, Rahmat Taufiq. 2005. Kosa kata Bahasa Inggris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
81
Ikasari, Dona. Afif Azizi. 2003. English Friendly. Fun English for The
Elementary Scool Student. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Iskandar, Dadang Suhendar. 2008. Stategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Ismail, SM. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: RaSAIL
Sindoro, Alexander. 2006. Permainan Kata dan Musik (Word and Music
Games). Batam: Karisma Publishing Group
Subyakto, Sri Utari dan Nababan. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sudjana, Djuju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah.
Bandung: Rosda Karya
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat Publishing
Suyanto, Kasihani K.E. 2008. English four Young Learners. Jakarta: Bumi
Aksara
Wardani, IGAK. Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara
Wiratno, Tri. 2003. Mencerna Buku Teks Bahasa Inggris melalui
Pemahaman Gramatika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DddddddqwDddddddddd
Download