konsep sumbang duo baleh dalam tinjauan psikologi - e

advertisement
KONSEP SUMBANG DUO BALEH DALAM
TINJAUAN PSIKOLOGI
Sandhy Pangfirstda Iskandar, Mardianto, Yanladila Yeltas Putra
Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
e-mail: [email protected]
Abstract: Concept "Sumbang Duo Baleh" in Psychological Overview. The purpose of
this study to know that Minangkabau traditional’s rules discuss in sumbang duo baleh in
psychology literature. This study used a qualitative research method techniques Interview
and to collect data,using Spradlay and Hermaneutic analisys. Subjects were involved in
the study selected under certain categories. So found three subject to that meet the
criterion. Based on this research, the concept of Sumbang duo Baleh are aspects of
psychology such as cognitive, affective and psychomotor.
Keywords: sumbang duo baleh, Minangkabau women, psychological indigenous.
Abstrak: Konsep sumbang duo baleh dalam tinjauan psikologi. Penelitian ini
lebih lanjut ingin mengetahui bagaimana peraturan-peraturan yang terdapat pada
adat Minangkabau yang dibahas di dalam sumbang duo baleh dalam tinjauan
psikologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan memakai
teknik pengumpulan data wawancara. Serta menggunakan analisis Spradlay dan
analisis Hermaneutik. Subjek yang dilibatkan di dalam penelitian merupakan
subjek yang dipilih dengan kategori-kategori tertentu. Sehingga ditemukan tiga
orang subjek yang sesuai dengan kiteria. Berdasarkan hasil penelitian, pada
konsep sumbang duo baleh terdapat aspek-aspek psikologi berupa aspek kognitif,
aspek afektif dan aspek psikomotor.
Kata kunci: sumbang duo baleh, perempuan Minangkabau, psikologi indigenous
tempat manusia itu dilahirkan. Kodiran
PENDAHULUAN
Manusia sangat erat kaitannya dengan
(2004) menyebutkan bahwa kebudayaan
keberadaan dari suatu kebudayaan. Manusia
adalah warisan sosial yang dapat diturunkan
lahir dan hidup bersama kebudayaan yang
dari generasi ke generasi baik secara formal
berkembang dalam kelompok masyarakat
maupun
180
informal.
Secara
formal,
Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 181
kebudayaan
dapat
melalui
yang tidak sesuai dengan etika adat.
pendidikan
Sumbang menurut adat Minangkabau belum
seperti; sekolah, kursus, akademi, perguruan
tentu sumbang menurut adat istiadat tempat
tinggi, dan lain-lain. Sedangkan secara
lain (Ibrahim, 2014).
pendidikan
informal,
diturunkan
dalam
lembaga
kebudayaan
dapat
diturunkan
melalui enkulturasi dan sosialisasi.
dilakukan peneliti pada tanggal 26 mei 2014
Salah satu kebudayaan daerah yang
ada
di
Indonesia
Minangkabau
adalah
yang
dikembangkan
budaya
dianut
oleh
Berdasarkan hasil wawancara yang
dan
masyarakat
dengan salah seorang Tokoh Budaya di Kota
Padang yaitu
Erizal Ghani, menyatakan
bahwa pengertian sumbang duo baleh
adalah
segala
sesuatu
aturan
di
Minangkabau sejak dahulu sampai sekarang
Minangkabau yang terlihat dari perilaku
(Piliang, 2014). Minangkabau merupakan
menyimpang.
salah
satu
budaya
yang
berasal
dari
Dua
belas
perilaku
itu
seperti
Indonesia yang menganut sistem Matrilinial.
Sumbang duduak, Sumbang tagak, Sumbang
Segala sesuatunya mengenai hukum adat,
diam, Sumbang bajalan, Sumbang kato,
sistem
Minangkabau
Sumbang
menggunakan sistem matrilinial. Hal ini
Sumbang
menuntut wanita Minangkabau untuk dapat
Sumbang tanyo, Sumbang jawab, Sumbang
menempatkan perannya sebagai wanita yang
kurenah.
kekerabatan
di
istimewa. Ketika perempuan Minangkabau
tidak
mampu
menempatkan
caliak,
bagaua,
Sumbang
bapakaian,
Sumbang
karajo,
Faktor-faktor sumbang berdasarkan
perannya
hasil wawancara yang dilakukan peneliti
sebagai wanita Minangkabau, ia dikatakan
dengan Erizal Ghani ada dua macam, yaitu
melanggar norma atau aturan yang ada
faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
dalam budaya Minangkabau.
intrinsik antara lain yaitu keinginan yang
Ibrahim (2014) mengartikan sikap
kuat dan landasan agama yang lemah serta
dan perilaku yang tidak sesuai dengan etika
landasan adat yang juga lemah. Faktor
adat di Minangkabau adalah sumbang.
ekstrinsik itu yaitu proses akulturasi yang
Dalam
mengakibatkan perubahan budaya.
Indonesia,
kamus
besar
sumbang
Minangkabausebagai
Dengan adanya fenomena-fenomena
perilaku menyimpang dan janggal serta
tersebut dan adanya konsep sumbang duo
merupakan salah satu kaidah hukum adat
baleh sebagai aturan untuk menjaga wanita
Minangkabau (Usman, 2002). Sedangkan
Minangkabau agar tetap sebagai wanita
pengertian
adat
yang terhormat dipandang adat serta dapat
Minangkabau adalah sikap dan perilaku
menjaga keistimewaan-keistimewaan yang
sumbang
diartikan
menurut
182 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191
diberikan
kepada
wanita
Minangkabau
Untuk
memperoleh
data
yang
tersebut, maka peneliti ingin mengetahui
diperlukan dalam pengamatan ini, metode
lebih lanjut bagaimana peraturan-peraturan
yang digunakan adalah wawancara, survey,
yang terdapat pada adat Minangkabau yang
dan studi literature atau dokumentasi. Alat
dibahas di dalam sumbang duo baleh dalam
pengumpul data berupa peneliti, pedoman
tinjauan psikologi. Agar lebih terfokus pada
wawancara, dan alat rekam digital. Teknik
masalah dan untuk mencegah terjadinya
analisis data yang digunakan adalah analisis
penyimpangan, maka penelitian ini dibatasi
Spradlay yang terdiri dari tahapan analisis
hanya mengkaji tentang bagaimana konsep
domain,
“sumbang duo baleh”
kompensial dan analisis tema budaya. Selain
sebagai acuan
perilaku perempuan Minangkabau.
itu
analisis
peneliti
juga
taksonomi,
menggunakan
analisis
teknik
analisis hermeneutik, yakni teknik analisis
yang menerangkan istilah dengan cara
METODE
Metode
penelitian
ini
adalah
menerjemahkan ke dalam bahasa yang dapat
pendekatan kualitatif. Metode penelitian
dimengerti (Bungin, 2012). Keabsahan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti diukur dengan teknik triangulasi
pendekatan Etnografi yaitu pendekatan yang
sumber dan metode pengumpulan data, serta
bertujuan untuk mendeskripsikan tentang
teknik uraian rinci.
budaya masyarakat dalam bentuk cara
berpikir, cara hidup, adat, berperilaku,
HASIL DAN PEMBAHASAN
bersosial
Hasil
dilakukan
(Iskandar,
di
Kota
2009).
Penelitian
Padang,
Provinsi
Hasil
wawancara
dari
ketiga
Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan
narasumber secara umum sependapat bahwa
selama 5 bulan, di mulai pada bulan Juni
dalam peran dan kedudukan perempuan di
2014 sampai bulan November 2014.
Minangkabau sangat penting dan strategis
Patton
1998)
untuk menjaga kesinambungan generasi,
penelitian
menanamkan nilai-nilai moral ke anak dan
kualitatif harus disesuaikan dengan masalah
cucu, serta menjaga pusaka dan batas-batas
dan tujuan penelitian. Oleh karena itu
adat.
pengambilan
(Poerwandari,
sampel
pada
peneliti mengambil subjek dalam penelitian
Lebih
lanjut
narasumber
ini berjumlah 3 orang yang mempunyai
menjelaskan, karena status dan kedudukan
relevansi dan berdasarkan kriteria tertentu
perempuan di Minang itu sangat penting
yaitu: (1) Akademisi budaya Minangkabau,
maka perempuan itu harus memiliki sifat,
(2) Ahli budaya Minangkabau atau Datuak.
perilaku dan kepribadian, yang didasarkan
Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 183
kepada aturan norma etika dan moral yang
masyarakat dan budayanya, seperti cara
baik, sesuai dengan ajaran agama, maupun
duduk, cara berdiri, cara melihat, cara
menurut aturan adat, serta mampu menjaga
berjalan, cara berpakaian dan kurenah atau
integritas
perbuatan lainnya.
dan
kepribadiannya
sebagai
perempuan Minangkabau. Hal ini sejalan
dengan pendapat
mengatakan
Ibrahim (2014) juga
bahwa
perempuan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
narasumber
juga
mengatakan
bahwa
perempuan Minangkabau itu memegang
adalah
peranan penting dalam kehidupan di “rumah
Parampuan. Parampuan mengacu kepada
gadang” (rumah tangga), baik sebagai anak
wanita yang mempunyai budi pekerti yang
perempuan, sebagai istri, dan sebagai ibu
baik, tawakal kepada Allah, sopan dan
dari anak dan keturunanya merekalah kaum
hormat pada sesama.
perempuan yang berkewajiban merawat,
Minangkabau
yang
Kehormatan
ideal
dan
itu
kemuliaan
memelihara,
memperindah
rumah
dan
seseorang itu ditentukan oleh sifat, karakter,
seisinya baik secara fisik maupun moral
kepribadian dan perilakunya, khususnya
dengan mendidik
dalam masyarakat Minangkabau perempuan
perilaku kepada generasi penerus kaumnya.
ditempatkan
sebagai
simbol,
kebaikan,
dan memberikan arah
Dalam berperilaku dan bergaul di
norma dan keindahan yang dapat diartikan
tengah-tengah
masyarakat
perempuan
dari kata-kata pepatah di atas yaitu budi
Minang dituntut untuk mengerti dan paham
tapakai taratik dengan sopan, memakai
pada hal-hal yang bersifat janggal dan salah
baso-basi, muluik manih baso katuju.
dalam berinteraksi dengan orang lain, baik
Secara bahasa arti budi tapakai
kepada teman sebaya maupun kepada orang
taratik dengan sopan adalah kebaikan yang
yang lebih tua. Hal ini terlihat dari kutipan
terpakai yaitu perilaku yang baik itu
pepatah “tahu kepado sumbang salah, takut
menggunakan sopan. Sedangkan secara
kepada Allah dan Rasul, muluik manih baso
bahasa muluik manih itu diartikan sebagai
katuju,
bahasa yang enak didengar, atau dalam
hormat pado ibu jo bapak, baitupun jo
artian lain verbalitas atau kata-kata yang
urang tuo.
keluar dari mulut seorang perempuan itu
pandai
bagaua
samo
gadang,
Adapun defenisi sumbang duo baleh
mengenakan telinga orang atau lawan
dalam
bicaranya, sedangkan baso katuju artinya
janggal.
adalah sifat karakter yang tergambar dari
narasumber secara umum dapat disimpulkan
bahasa tubuh seseorang perempuan Minang
bahwa
yang
tergambar dari sikap dan perilaku yang
disukai
oleh
orang
lain
atau
bahasa
Dari
Minang
hasil
sumbang
artinya
adalah
wawancara
ketiga
adalah
aturan
yang
184 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191
mendekati kepada kesalahan yang tidak
enak di dengar dan tidak indah dilihat.
Berdasarkan hasil wawancara ketiga
narasumber
didapatkan
nilai-nilai
yang
Berdasarkan hasil wawancara dan
terdapat dalam konsep sumbang duo baleh
studi referensi yang penulis lakukan tentang
adalah nilai etika, nilai estetika sebagai
sumbang
Minangkabau
tuntunan moral, memperbaiki cara hidup,
dijelaskan dalam konsep sumbang duo
sikap dari diri seseorang yang berguna untuk
baleh. Sebenarnya menurut salah satu
memperbaiki akhlak khususnya perempuan
narasumber,
Minangkabau.
dalam
adat
sumbang
itu
tidak
hanya
Sejalan
dengan
hasil
terbatas pada dua belas macam dan juga
wawancara, Hakimy (2004)
tidak hanya diterapkan kepada perempuan
bahwa sumbang duo baleh bertujuan sebagai
tetapi seharusnya juga untuk laki-laki.
tuntunan
Namun
perbuatan tingkah laku yang sumbang
dikarenakan
Minangkabau
dan
di
buku
dalam
tambo
yang
lainnya
untuk
menjauhi
mengatakan
perbuatan-
menurut adat Minangkabau.
peneliti menemukan konsep sumbang duo
Sumbang duduak adalah sumbang
baleh lebih mengacu kepada perempuan,
bagi seseorang apabila dia duduk tidak
dan dalam konsep itu sesuai dengan
sesuai dengan etika duduk menurut adat.
jumlahnya
Adapun nilai dari sumbang duduak adalah
memang
istilah
sumbang duo baleh
merupakan
nilai-nilai
aturan
nilai estetika, menjaga aurat, menjaga sikap
perilaku yang disusun untuk perempuan
untuk menghormati orang lain serta nilai
Minangkabau.
kesopanan, duduk tidak boleh sembarangan,
Sejalan dengan hasil wawancara dan
angket
penelitian,
Ibrahim
seperti mengangkat kaki sebelah, duduk
(2014)
ditepi jalan, duduk bersama laki-laki, duduk
mengatakan konsep sumbang duo baleh
dengan membuka lebar kedua paha, idealnya
adalah perilaku
perempuan Minangkabau duduknya adalah
yang mendekati salah
menunjukkan pelanggaran terhadap etika
dengan cara bersimpuh.
dan adat istiadat Minangkabau, Hakimy
Selanjutnya adalah sumbang tagak,
(2004) juga mengatakan bahwa sumbang
yaitu sumbang bagi seorang perempuan jika
duo
perbuatan-
berdiri tidak sesuai dengan etika berdiri
perbuatan tingkah laku yang apabila telah
menurut adat. Nilai dari sumbang tagak
terjadi didalam kehidupan bergaul dan
adalah menjaga etika, lebih memperhatikan
tingkah
akan
penempatan diri, untuk menghormati orang
membawa seseorang kepada pekerjaan salah
lain, serta mempertahankan keanggunan dan
menurut pandangan adat.
bentuk perilaku berdiri yang sumbang bagi
baleh
laku
adalah
aturan
tersebut
akhirnya
perempuan Minangkabau diantaranya itu
Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 185
berdiri di tempat jalan yang gelap-gelap
berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara,
serta di tempat yang banyak laki-laki, berdiri
menggunakan perasaan serta akal fikiran
diatas kursi, berdiri di atas meja, berdiri
supaya
ditangga masuk rumah.
mengucapkan kata-kata yang tidak pantas
Setelah itu
adalah sumbang diam
perempuan
Minangkabau
tidak
untuk diucapkan dan melakukan tenggang
yaitu sumbang bagi seorang perempuan jika
rasa
berdiam/menginap tidak sesuai dengan etika
menjaga perasaan orang lain agar tidak
menginap menurut adat. Nilai dari sumbang
menimbulkan konflik antar sesama
diam
adalah
etika,
mengontrol
perkataan
dan
susila,
nilai
Selanjutnya yaitu sumbang caliak
dengan
cara
ialah sumbang bagi seseorang perempuan
tempat
dalam melihat sesuatu, baik caranya maupun
tinggal, baik itu tinggal dengan saudara
tujuannya yang tidak sesuai dengan etika
kandung
Bentuk
adat Minangkabau. Nilai dari sumbang
perilaku menginap yang sumbang bagi
caliak adalah nilai etika untuk menghargai
perempuan
diantaranya
orang lain, dengan cara tidak melihat
serumah dengan orang lain yaitu laki-laki
berlebihan, baik itu dengan cara menatap
yang bukan muhrim, tinggal di tempat yang
lama, menatap menantang serta menatap
tidak bermoral dan berdampak buruk bagi
dengan cara berulang ulang, sebaiknya
keamanan
melihat perempuan Minangkabau itu sekilas
keamanan,
nilai
untuk
kenyamanan
memperhitungkan
ataupun
penempatan
orang
lain.
Minangkabau
perempuan
yang
menginap
tersebut.
saja.
Selanjutnya sumbang bajalan adalah
Kemudian sumbang bapakaian adalah
sumbang bagi seorang perempuan jika
sumbang bagi seseorang perempuan dalam
berjalan tidak sesuai dengan etika berjalan
berpakaian, baik caranya maupun tujuannya
menurut adat. Adapun nilai dari sumbang
yang
bajalan adalah nilai etika dalam berjalan,
Minangkabau.
menjaga keamanan diri dan keanggunan
bapakaian adalah menutup aurat dengan
dengan cara tidak boleh berjalan dengan
cara tidak memperlihatkan lekuk tubuh serta
laki-laki
mempertahankan
yang
sembarangan,
berjalan
terburu-buru, serta tertawa sambil berjalan.
Berikutnya
sumbang
kato
adalah
tidak
estetika,
sesuai
yang
dengan
Nilai
etika
dari
nilai-nilai
adat
sumbang
etika,
menyangkut
nilai
akan
keanggunan, keindahan dan kenyamanan
sumbang bagi seorang perempuan jika
bagi
perempuan
Minangkabau.
berkata tidak sesuai dengan etika berkata
berpakaian yang sumbang bagi perempuan
menurut adat. Adapun nilai-nilai yang
Minangkabau diantaranya adalah berpakaian
terkandung didalam sumbang kato adalah
dengan
memperlihatkan
bentuk
Bentuk
tubuh
186 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191
seperti berpakaian ketat/sempit, berpakaian
guru, pegawai, memasak serta pekerjaan
transparan. Pakaian perempuan yang baik
rumah tangga.
menurut
adat
Minangkabau
adalah
Berikutnya sumbang tanyo adalah
berpakaian tertutup, longgar dan tidak
sumbang bagi seorang perempuan jika
menampakkan
bertanya dan menjawab tidak sesuai dengan
lekuk
tubuh
perempuan
tersebut.
etika adat. Nilai-nilai yang terdapat dalam
Selanjutnya sumbang bagaua adalah
sumbang tanyo dan sumbang jawab adalah
sumbang bagi seseorang perempuan dalam
berfikir sebelum berbicara dengan memilih
cara dan memilih pergaulannya. Nilai dari
tata cara bertanya dan menjawab pertanyaan
sumbang bagaua adalah untuk memilah
yang baik tanpa menyinggung perasaan
pergaulan,
orang
pergaulan
yang
baik
dan
lain
dan
mengacu
peergaulan yang berdampak buruk bagi
keterampilan
komunikasi.
dirinya.
komunikasi
adalah
Adapun
bentuk
bergaul
yang
kepada
Keterampilan
suatu
proses
sumbang bagi perempuan Minangkabau
penyampaian informasi dari suatu pihak
adalah bergaul melampaui batas dengan
kepada pihak lain baik lisan maupun verbal
laki-laki sehingga melanggar norma adat
dengan tujuan tidak menyakiti perasaan
dan agama.
orang lain.
Setelah itu ada sumbang karajo adalah
Sumbang
kurenah,
secara
bahasa
sumbang bagi seseorang perempuan dalam
kurenah itu artinya perilaku atau gelagat.
cara dan memilih pekerjaannya. Nilai dari
Jadi sumbang kurenah adalah tingkah laku
sumbang karajo adalah untuk memilih
atau penampilan seseorang yang dianggap
pekerjaan yang sesuai dengan fitrahnya
janggal dipandang oleh orang lain, atau
sebagai perempuan yaitu bekerja yang halus
menyebabkan ada orang yang tersinggung.
seperti bekerja rumah tangga, bekerja di
Nilai
kantoran dan tidak melakukan pekerjaan
kurenah adalah sebagai penuntun dan penata
kasar seperti pekerjaan laki-laki dikarenakan
perilaku perempuan Minangkabau supaya
keterbatasan fisik dari perempuan tersebut.
sesuai dengan yang digariskan oleh norma
Sejalan dengan hasil wawancara di atas,
adat. Adapun bentuk kurenah atau perilaku
Hakimy (2004) mengatakan bahwa wanita
yang
menurut adat diberikan kemuliaan dan
Minangkabau adalah berbisik-bisik didepan
penghormatan, diantaranya pekerjaan pada
orang ramai, mengkedip-kedipkan mata
umumnya yang ringan-ringan dan mudah
kepada lawan jenis atau orang yang lebih
seperti pekerjaan rumah tangga menjarum,
tua, batuk yang dibuat-buat.
memotong pakaian, menjahit, bertenun,
yang
terkandung
sumbang
bagi
dari
sumbang
perempuan
Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 187
Berbagai
ahli
mengemukakan
berorientasi kepada kemampuan berfikir
penjelasan istilah dinamika psikologis di
seperti
dalam
pemahaman
penelitiannya,
dimana
dinamika
pengetahuan
(knowledge),
(comprehension),
penerapan
psikologis dipergunakan untuk menerangkan
(aplication). Dari hasil wawancara dan studi
keterkaitan berbagai aspek psikologis yang
literatur yang sudah penulis lakukan, dapat
ada
dijelaskan
didalam
diri
responden
dalam
jika
kita
mengkaji
konsep
hubungannya dengan kondisi masyarakat.
“sumbang duo baleh” dari aspek psikologi,
Dalam hal ini peneliti menggunakan istilah
maka bisa ditelaah dari aspek pemahaman
dinamika psikologis untuk menjelaskan
terhadap konsep sumbang duo baleh adalah
secara
konsep
aturan yang tergambar dari sikap dan
“sumbang duo baleh” pada perempuan
perilaku yang mendekati kepada kesalahan
Minangkabau.
yang tidak enak didengar dan tidak indah
lebih
lanjut
mengenai
dilihat.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
dilihat dari teori psikologi budaya konsep
sumbang duo baleh memiliki keterkaitan
antara berbagai aspek psikologis dalam
setiap bentuk perilaku, faktor-faktor serta
nilai yang ada di dalamnya. Dalam psikologi
budaya,
masyarakat
memberi
makna
spesifik pada setiap simbol tertentu dan
mewariskannya, dimana budaya memiliki
ciri eksplisit sekaligus implisit (Shiraev,
2012).
Sesuai dengan teori di atas bahwa
untuk melihat dinamika psikologi dalam
konsep
sumbang
duo
baleh,
dapat
dihubungan dengan aspek-aspek psikologi
yang terdapat dari konsep sumbang budaya
Minang tersebut, yakni aspek kognitif,
afektif dan perilaku.
Dilihat dari aspek kognitif, menurut
Iskandar (2009) dimana ranah kognitif
Sedangkan dari aspek afektif, menurut
Martinis Yamin (dalam Iskandar, 2009)
menjelaskan dimana afektif berhubungan
dengan
perasaan
penerimaan
emosi,
atau
sistem
penolakan
nilai,
serta
kecendrungan emosi yang meliputi sikap
penerimaan, responsif, penilaian, organisasi
dan
pembentukan
karakter
operasional
dalam aturan bentuk bentuk sumbang dalam
aspek perilaku atau ran psikomotor yaitu
dalam proses pembelajaran
keterampilan,
bertindak terhadap suatu materi yang ingin
dipraktekkan (iskandar, 2009). Yang di sorot
dalam
konsep
diantaranya:
sumbang
duo
baleh
Pertama sumbang dalam
perilaku interaksi sosial yang dimaksud
dengan perilaku komunikasi verbal dalam
teori psikologi adalah hubungan-hubungan
sosial yang menyangkut hubungan antar
individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok (Defito, 1997).
188 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191
Kedua
sumbang
dalam
perilaku
komunikasi verbal, yang dimaksud dengan
jendela dan duduk dengan posisi lebih tinggi
dari orang tua.
perilaku komunikasi verbal dalam teori
Kemudian sumbang tagak, adapun
psikologi adalah interaksi membahas kode
bentuk perilaku sumbang tagak adalah
pesan verbal atau kata-kata meliputi hakikat
berdiri di tepi jalan, berdiri bersama
bahasa, prinsip-prinsip untuk menuntun
kumpulan laki-laki, tagak pinggang (berdiri
komunikasi sehari-hari, serta aspek sosial
dengan posisi kedua tangan memegang
dari bahasa (Devito. 1997).
pinggang), berdiri di pintu dan di atas tangga
Ketiga
adalah
sumbang
dalam
masuk rumah, berdiri di atas meja, berdiri
perilaku non verbal atau dalam bentuk
dengan
bahasa tubuh dan penampialn atau citra diri.
mengangkang (membuka kaki lebar-lebar),
Yaitu sumbang atau janggal dalam bentuk
berdiri dengan posisi lebih tinggi dari orang
perilaku, dalam penampilan atau performa
tua, berdiri di tempat yang sepi dan gelap
yang
sendirian.
tidak
diharapkan
sesuai
oleh
dengan
adat
dan
apa
yang
masyarakat
posisi
satu
kaki,
Selanjutnya
berdiri
sumbang
caliak,
adapun bentuk perilaku sumbang caliak
Minang khususnya untuk perempuan dimana
adalah
perempuan di harapkan untuk selalu tampil
melihat menantang, melihat suami orang,
feminim, anggun, dan indah. Komunikasi
melihat
non verbal dalam teori psikologi adalah
berpandangan dengan laki-laki, melihat isi
kegiatan yang dipusatkan pada pesan-pesan
rumah orang, melihat dengan berulang-
yang dikomunikasikan tanpa kata-kata, dan
ulang.
mempertimbangkan
seperti
adalah berpakaian dengan memperlihatkan
komunikasi tubuh, wajah dan mata (Devito
bentuk tubuh seperti berpakaian ketat,
1997).
sempit,
aspek-aspek
Adapun sumbang atau janggal dalam
melihat
dengan
orang
lain
Seterusnya
berpakaian
sanding
dengan
sumbang
mata,
lama,
bapakaian
transparan,
serta
memakai celana jeans, berpakaian laki-laki.
hal di atas seperti; sumbang duduak, adapun
Selanjutnya sumbang karajo yang
bentuk perilaku sumbang duduak adalah
bentuk perilakunya adalah mengerjakan
duduk di tepi jalan, duduk bersama laki-laki,
pekerjaan laki-laki, pekerjaan yang kasar
duduk
lutut
seperti memanjat, angkat berat, bekerja
sebelah, duduk di depan pintu dan tangga
dengan melanggar norma adat dan agama
masuk ke rumah, duduk mencongkong,
seperti wanita tuna susila. Yang terakhir
duduk
mengangkang
sumbang bajalan adapun bentuk perilaku
(membuka kaki lebar-lebar), duduk di
sumbang bajalan seperti berjalan sendiri di
dengan
bersila,
posisi
menaikkan
duduk
tengah
malam,
berjalan
dengan
Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 189
memperlihatkan
lekuk
tubuh,
berjalan
generasi, menanamkan nilai-nilai moral
tergesa-gesa, berjalan dengan laki-laki yang
ke anak dan cucu, serta menjaga pusaka
tidak muhrim, berjalan jauh seorang diri,
dan
berjalan sambil tertawa, berjalan dengan
perempuan
cara menghantamkan kaki ke tanah, berjalan
memiliki sifat, perilaku dan kepribadian
mendahului orang tua.
yang didasarkan kepada aturan norma
batas-batas
adat,
Minangkabau
selanjutnya
itu
harus
Secara umum konsep sumbang duo
etika dan moral yang baik, sesuai dengan
baleh adalah bertujuan untuk menjaga
ajaran agama, maupun menurut aturan
harkat dan martabat perempuan dalam
adat, serta mampu menjaga integritas dan
interaksi
kepribadiannya sebagai perempuan.
sosial,
yang
tujuannya
dan
kepribadian
2. Sumbang duo baleh adalah aturan yang
perempuan Minang tersebut kepada nilai-
terlihat dari dua belas macam sikap dan
nilai etika dan estetika yang bersifat local
perilaku
wisdom (kearifan lokal). Hal ini sejalan
kesalahan yang tidak enak di dengar dan
dengan penelitian Ardaningrum, dkk (2009)
tidak enak dilihat yang juga menunjukkan
yang menemukan bahwa nerimo dapat
pelanggaran terhadap etika dan adat
membuat masyarakat mampu mengarahkan
istiadat Minangkabau yang terdiri dari
energinya untuk bangkit kembali membina
sumbang
duduak,
kehidupannya.
sumbang
diam,
mengarahkan
perilaku
Kemudian
diperkuat
yang
mendekati
sumbang
sumbang
kepada
tagak,
bajalan,
penelitian
sumbang kato, sumbang caliak, sumbang
Saptoto (2009) tentang dinamika psikologi
bapakaian, sumbang bagaua, sumbang
nerimo dalam bekerja yang energinya bisa
karajo, sumbang tanyo, sumbang jawab,
sebagai motivator sekaligus demotivator.
sumbang kurenah.
3. Dinamika psikologis konsep sumbang
KESIMPULAN DAN SARAN
duo baleh dari aspek kognitif, sumbang
Kesimpulan
Berdasarkan
diperoleh
dari
analisis
data
penelitian
yang
terhadap
narasumber, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedudukan
dan
peran
perempuan
Minangkabau sangat penting dan strategis
sebagai
menjaga
kesinambungan
duo baleh bertujuan
untuk menjaga
kehormatan dan integritas perempuan
Minangkabau,
supaya
perempuan
Minangkabau
menjadi
perempuan
bermoral islam, bermoral adat serta
moral-moral universal.
4. Dari aspek afektif menyangkut akan
nilai-nilai yang terkandung dari konsep
sumbang duo baleh adalah sebagai
190 | Jurnal RAP UNP, Vol. 5 No. 2, November 2014, hlm. 180-191
tuntunan moral, memperbaiki cara hidup,
maka dari itu peneliti memberikan saran
sikap dari diri seseorang yang berguna
untuk konsep sumbang duo baleh ini dapat
untuk
di sosialisasikan, perempuan Minangkabau
memperbaiki
khususnya
tingkah
perempuan
laku
Minangkabau
dapat
memahami,
mengkaji
serta
dan
dengan mengunakan standar sehingga
menginternalisasikan
memberikan
perempuan Minangkabau harus memiliki
apresiasi bahwa nilai-nilai yang terkandung
nilai Etika seperti sopan santun dan
di dalam konsep sumbang duo baleh
lemah lembut, serta nilai estetika seperti
tidak kaku atau mengganggu produktifitas
indah, angun dan feminim
kegiatan perempuan Minangkabau.
ini
5. Dari aspek perilaku terbagi atas perilaku
Dalam proses penelitian ini, peneliti
interaksi sosial yang mencakup sumbang
menemukan beberapa responden angket
kurenah,
sumbang
penelitian survei dalam hal ini datuak dan
bajalan. Dari aspek komunikasi verbal
bundo kanduang Minangkabau yang tidak
mencakup
mengetahui akan konsep sumbang duo
jawab,
sumbang
sumbang
sumbang
sumbang
komunikasi
diam,
non
duduak,
tanyo,
kato.
verbal
sumbang
Dari
aspek
mencakup
sumbang
tagak,
baleh,
oleh
karena
itu
peneliti
ingin
menyarankan kepada datuak-datuak dan
bundo kanduang yang ada di Minangkabau
sumbang caliak, sumbang bapakaian,
agar lebih memahami
sumbang karajo dan sumbang bajalan.
konsep sumbang duo baleh guna terciptanya
Saran
Sesuai dari hasil temuan penelitian,
konsep sumbang duo baleh baik untuk
dan mendalami
generasi penerus adat Minangkabau dalam
hal ini perempuannya yang bermoral dan
beretika.
pedoman perilaku perempuan Minangkabau,
DAFTAR RUJUKAN
Ardaningrum, N. A., Nurendra, A. M., &
Noviansyah, M. I. (2009). Nerimo
dan gotong royong sebagai model
perilaku sehat berbasis nilai
tradisional Jawa (Laporan
penelitian). Yogyakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Bungin, B. (2007). Penelitian kualitatif :
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Prenada Media Group.
Defito, A Joseph. (1997) Komunikasi antar
Manusia. Jakarta: Proffesional books.
Hakimy, I. (2004). Pegangan Penghulu,
Bundo Kanduang, dan Pidato Alua
Pasambahan Adat di Minangkabau
(Cetakan Keenam ed.). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ibrahim. (2014). Tambo Alam Minangkabau.
Bukittinggi: Kristal Multimedia.
Iskandar, dkk., Konsep sumbang Duo Baleh…| 191
Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan,
sebuah orientasi Baru. Ciputat:
Gaung persada (GP) Press.
Kodiran. (2004). Pewarisan Budaya dan
Kepribadian. Humaniora , 6 (1), 1016.
Piliang, E. (2014). Budaya dan Hukum Adat
di Minangkabau. Bukittinggi: Kristal
Multimedia.
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan
Kualitatif
dalam
Penelitian
Psikologi. Jakarta: LPSP3.
Saptoto,
ridwan.
(2009).
Dinamika
psikologis nerimo dalam bekerja:
nerimo sebagai motivator atau
demotifator.
Jurnal
psikologi
indonesia. Vol VI, no 2. Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah mada
Shiraev, Eric (2012) Psikologi Lintas
kultural, pemikiran kritis dan
terapan modern. Jakarta. Kencana.
Usman, A. (2002). Kamus Umum Bahasa
Minangkabau-Indonesia.
Padang:
Anggrek Media.
Download