1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ibu hamil

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi,
karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
janin yang dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa
dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan
berat badan yang kurang pada ibu hamil dan ganguan pertumbuhan janin
(Ojofeitimi, 2008 dalam Fatimah 2011). Ada juga bukti yang menunjukkan
bahwa nutrisi yang tidak memadai selama kehamilan, menyebabkan
gangguan pertumbuhan janin, bisa memiliki efek merugikan jangka-panjang
pada perkembangan janin dan menyebabkan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes (Northstone et al., 2008).
Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah
gizi seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi (Handayani,
2011). Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan ibu menderita
kekurangan
makanan
yang
berlangsung
menahun
(kronis)
yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan (Depkes, 2002). Menurut data
Riskesdas (2013), prevalensi KEK wanita hamil secara nasional sebesar
24,2% dan prevalensi KEK wanita usia subur sebesar 20,8%. DIY merupakan
salah satu dari 16 provinsi dengan prevalensi resiko KEK diatas nasional.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada wanita usia subur dan ibu hamil
beresiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Handayani, 2011).
Menurut Riskesdas (2013), persentase umur 0-59 bulan dengan berat badan
1
lahir <2500 gram (BBLR) dan panjang badan lahir <48 cm (lahir pendek) di
DIY tertinggi ke-3 menurut provinsi di Indonesia. Selain itu, presentase bayi
lahir pendek (panjang badan lahir <48 cm) di DIY (28.6 %) tertinggi ke-2
menurut provinsi di Indonesia.
Status gizi ibu yang kurang baik, sebelum maupun sewaktu hamil
cenderung menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan berat rendah. Oleh
sebab itu, ibu hamil perlu memperhatikan kuantitas dan kualitas makanan
yang dikonsumsinya setiap hari sebab faktor gizi merupakan penentu
perkembangan janin dalam kandungan (Walani, 2002).
Konsumsi makanan bagi seseorang yang rawan gizi (anak, balita dan
ibu hamil) dipengaruhi oleh pola konsumsi keluarga dan pola distribusi
makanan antar anggota keluarga yang melibuti ayah, ibu, dan balita
(Soekirman 1991 dalam Walani 2002). Menurut hasil penelitian dari Walani
(2002) terdapat hubungan antara dukungan sosial selama kehamilan dengan
pola konsumsi ibu dan ada hubungan antara dukungan sosial selama
kehamilan dengan berat lahir bayi. Selain itu penelitian dari Fowles et al (2012)
menunjukkan bahwa kualitas diet berhubungan positif dengan dukungan dari
orang lain. Dari kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan
sosial berhubungan dengan diet atau pola konsumsi.
Dukungan sosial diperkirakan mempengaruhi kesehatan jiwa dan fisik
melalui pengaruhnya pada emosi, kognisi, dan perilaku. Dalam hal ini,
hipotesisnya adalah bahwa hubungan sosial mempengaruhi perilaku yang
berimplikasi bagi kesehatan seperti diet, olahraga, merokok, asupan alkohol,
tidur dan kepatuhan terhadap obat-obatan (Cohen et al., 2000 dalam Wibowo
2012). Dukungan dari orang sekitar, terutama suami merupakan hal yang
2
sangat besar pengaruhnya bagi istri. Keterlibatan suami selama masa
kehamilan tidak saja dibutuhkan dalam urusan rumah tangga, namun juga
dalam memberikan dukungan psikologis bagi istri. Dukungan psikologis dapat
ditunjukkan dengan memberikan perhatian khusus atas kehamilan istri,
seperti memberikan keleluasaan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,
mengingatkan minum susu atau tablet besi, sering mengusap-usap perut istri
dan memijat istri (Walani, 2002).
Pemberian keleluasaan oleh suami untuk mengkonsumsi makanan
bergizi, dapat berupa mengalokasian dana yang lebih besar untuk membeli
dan mengolah makanan bergizi bagi istri serta tidak menuntut pelayanan
utama bagi dirinya sendiri dan justru mengesampingkan kebutuhan nutrisi
bagi istri yang sedang hamil. Hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi
makan wanita hamil yang diharapkan menjadi baik dan meningkat, sehingga
dapat tercapai status gizi ibu hamil yang baik pula. Status gizi ibu hamil yang
baik akan meningkatkan kemungkinan dilahirkannya bayi dengan berat lahir
normal (Walani, 2002).
Berdasarkan uraian di atas, tidak banyak penelitian yang melihat
hubungan antara dukungan sosial dengan pola konsumsi makanan pada ibu
hamil trimester III. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan antara dukungan sosial dengan pola konsumsi makanan
pada ibu hamil trimester III.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sumber dukungan sosial yang didapatkan ibu hamil
trimester III?
3
2. Bagaimanakah bentuk dukungan sosial yang didapatkan ibu hamil
trimester III?
3. Bagaimanakah pola konsumsi makanan ibu hamil trimester III?
4. Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan pola konsumsi
makanan ibu hamil trimester III?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan pola
konsumsi makanan pada ibu hamil trimester III.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui deskripsi sumber dukungan sosial yang didapatkan ibu
hamil trimester III
b. Mengetahui deskripsi bentuk dukungan sosial yang didapatkan ibu
hamil trimester III
c. Mengetahui deskripsi pola konsumsi makanan ibu hamil trimester III
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang faktor sosial yang
berhubungan dengan pola konsumsi makanan pada ibu hamil trimester
III
2. Bagi masyarakat, menambah informasi tentang seberapa besar pengaruh
dukungan sosial selama kehamilan terhadap pola konsumsi makanan ibu
hamil
3. Bagi praktisi kesehatan, sebagai bahan evaluasi dan mendorong tenaga
kesehatan untuk lebih memberikan dukungan terhadap ibu hamil
4
4. Bagi penelitian selanjutnya, sebagai dasar penelitian lebih mendalam
mengenai faktor sosial lain yang berhubungan dengan pola konsumsi
makanan pada ibu hamil trimester III
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan dukungan
sosial dan pola konsumsi ibu hamil trimester III, antara lain:
1. R.A. Prima Walani (2002) melakukan penelitian yang berjudul Berat Lahir
Bayi ditinjau dari Dukungan Sosial selama Kehamilan serta Pola Konsumsi
dan Status Gizi Ibu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara dukungan sosial selama kehamilan, pola konsumsi ibu, status gizi
ibu dan berat lahir bayi di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini
menggunakan rancangan cross-sectional yang dilakukan terhadap 92
responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dukungan sosial selama kehamilan dengan berat lahir bayi, ada hubungan
antara umur ibu dan paritas dengan berat lahir bayi, tidak ada hubungan
antara pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan berat lahir bayi,
ada hubungan antara dukungan sosial selama kehamilan dengan pola
konsumsi ibu, tidak ada hubungan antara pola konsumsi ibu dengan status
gizi ibu serta tidak ada hubungan antara status gizi ibu dengan berat lahir
bayi. Penelitian yang akan dilakukan hanya bertujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan sosial dengan pola konsumsi ibu hamil. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tempat
penelitian yaitu puskesmas Ngemplak I, Depok III, Rumah Sakit Ibu dan
Anak Sakinah Idaman
5
2. Eillen R. Fowles et al. (2012) melakukan penelitian yang berjudul Stress,
Depression, Social Support, and Eating Habits Reduce Diet Quality in the
First Trimester in Low-Income Women : A Pilot Study. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menyelidiki kualitas diet dan hubungannya dengan stres,
depresi, dukungan sosial, dan kebiasaan makan pada ibu hamil trimester I
untuk mengidentifikasi ibu hamil yang membutuhkan intervensi diet yang
lebih intensif. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional
dengan 71 responden. Hasil dari penelitian ini adalah ibu hamil dengan
skor kualitas diet di bawah median memiliki depresi lebih banyak dan
kontrol yang kurang terhadap persiapan makan dan dukungan dari orang
lain daripada ibu hamil dengan skor kualitas diet tinggi. Kualitas diet
berhubungan negatif dengan depresi, stres, melewatkan waktu makan, dan
kontrol atas persiapan makanan. Kualitas diet berhubungan positif dengan
dukungan dari orang lain. Wanita yang berpenghasilan rendah dan
mengalami tekanan hidup merupakan kelompok beresiko untuk kualitas
diet rendah dan mungkin membutuhkan intervensi diet yang intesif sebelum
dan selama kehamilan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah hubungan dukungan sosial dengan diet. Perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian ini yang diselidiki
adalah kualitas diet pada trimester pertama kehamilan sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan yang diselidiki adalah pola konsumsi pada
trimester ketiga kehamilan.
3. Kristen M. Hurley et al. (2005) melakukan penelitan yang berjudul
Psychosocial Influences in Dietary Patterns During Pregnancy. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variasi pola diet
6
selama kehamilan dengan psikososial seperti kecemasan, mood depresi,
stres, marah, kelelahan, dan dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan
rancangan cross-sectional pada 134 responden yang dinilai asupan makan
pada usia kehamilan 28 minggu. Karakteristik psikososial termasuk
kecemasan, mood depresi, kemarahan, kelelahan, dukungan sosial dan
stres dinilai antara usia kehamilan 24-32 minggu . Hasil dari penelitian ini
adalah ibu hamil yang lebih lelah, stres, dan cemas mengkonsumsi lebih
banyak makanan, sebagaimana dibuktikan oleh meningkatknya asupan
makronutrient tetapi terjadi penurunan asupan beberapa mikronutrient.
Penelitian yang akan dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara pola diet dan dukungan sosial.
7
Download