implementasi variasi mengajar guru kelas v di sekolah dasar negeri

advertisement
3.094 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR GURU KELAS V DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 3 BANTUL
THE IMPLEMENTATION OF TEACHING VARIATION BY TEACHER FOR 5th GRADE
STUDENTS
Oleh: Arum Fitriani, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi variasi mengajar guru dan kendala yang
dialami guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul dalam menerapkan variasi mengajar. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara, observasi, dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah reduksi data, display
data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan variasi mengajar pada variasi
gayamengajar belumditerapkan pada semuapembelajaran;variasi penggunaan media dilakukan guru dengan
terampil dan melibatkan siswa, namun media yang digunakan terbatas pada pelajaran IPA dan Matematika; dan
variasi pola interaksi yang diterapkan meliputi pola interaksi satu arah, pola interaksi dua arah, serta pola interaksi
tiga arah. Namun, metode pembelajaran lebih mendominasi metode ceramah. (2) Kendalanya yaitu: keterbatasan
penerapan variasi gaya mengajar, keterbatasan media, kurangnya kreatifitas guru membuat media alternatif,media
yang kurang terawat, dan pengalokasian waktu pembelajaran kurang baik.
Kata kunci: implementasi, variasi mengajar.
Abstract
This research aims at describing the implementation of the teaching variation by teacher and the obstacle
that experienced teacher who teach 5th grade students at 3 Bantul State Elementary School in implementing a
teaching variation. This research’s type was descriptive qualitative. The research’s subject was 5th grade teacher.
Data collection techniques used interview, observation, and documentation. Data analysis techniques used data
reduction, data display, and conclusion. The results shows that: (1) variation application teaches the variety of
teaching styles not applied to all learning; variations in the use of media is already done by skilled teachers and
engage students, but the media used is still limited to teaching science and mathematics; and (c) variations in
patterns of interaction that was applied is a pattern of interaction in one direction, two-way interaction patterns, as
well as the three-way interaction patterns. But, the methods learning dominate the lecture method. (2)The obstacles
are:limited applicability variety of teaching style, the limitations of media, the lack of creativity of the teacher to
make the alternative media, media that are less well maintaine, and the allocation of learning time is not good.
Keyword: implementation, teaching variation
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar yang
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan
yang
diperlukan
dirinya,
dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan
masyarakat, bangsa, dan negara. Di dalam usaha
yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan
tersebut, pendidik memegang peranan penting
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dalam terlaksananya kegiatan pembelajaranGuru
Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan
memiliki peran yang sangat sentral, baik sebagai
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
perencana,
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
guru dalam menciptakan pembelajaran yang
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
berkualitas
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
pendidikan secara keseluruhan.
pelaksana,
sangat
maupun
menentukan
evaluator
keberhasilan
Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.095
Trainer dari Eindhoven University of
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
Technology, Harry van de Wouw (dalam BHP
menjelaskan,
UMY,
menutup
diakses
dari
http://www.umy.ac.id/),
keterampilan
pelajaran,
membuka
keterampilan
dan
mengelola
mengatakan bahwaproses belajar mengajar yang
kelas, keterampilan memimpin diskusi kelompok
dilakukan di kelas selama ini seringkali satu arah
kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan
dimana siswa hanya mendengarkan apa yang
perorangan. Keterampilan dasar mengajar perlu
disampaikan guru. Padahal, jika dilihat dari
dikuasi agar guru dapat melaksanakan perannya
piramida pembelajaran, siswa akan mudah lupa
dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan
dengan apa yang dipelajari sebelumnya ketika
pembelajaran dapat tercapai.
mereka hanya mendengarkan penjelasan guru
Salah satu keterampilan dasar mengajar
karena prosentasenya hanya sekitar 5%.(dalam
yang wajib diterapkan guru yaitu keterampilan
http://www.umy.ac.id/).
mengadakan variasi. Keterampilan mengadakan
sebagaipemegang
pembentukan
Oleh
peranan
potensi
diri
karena
itu,
penting
dalam
variasidilakukan
siswanya,
maka
berjalan
agar
tidak
proses
monoton.
pembelajaran
Keterampilan
kegiatan pembelajaran perlu dilakukan tidak
mengadakan variasi mengajar menurut Syaiful
hanya bersifat teacher centered saja namun juga
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 160)
harus melibatkan siswa dalam kegiatannya
meliputi variasi dalam gaya mengajar, variasi
(student centered).
penggunaan media, serta variasi dalam interaksi
Agar
keaktifan
siswa
pada
proses
antara guru dengan siswa.
Ada
pembelajaran dapat terbangun, maka guru perlu
kalanya
prestasi
belajar
siswa
menerapkan keterampilan dasar mengajar ketika
menurun dikarenakan dalam kegiatan belajar
proses pembelajaran berlangsung. Keterampilan
mengajar siswa tidak memperhatikan guru dalam
dasar mengajar merupakan persyaratan utama
menyampaikan materi. Ketidaktertarikan siswa
yang harus dikuasi guru maupun calon guru
dalam memperhatikan guru bisa saja disebabkan
dalam
Beberapa
cara guru dalam mengajar yang kurang variatif.
keterampilan dasar mengajar menurut Wina
Hal seperti ini dapat kita jumpai di sekolah yang
Sanjaya (2006: 32-42) yaitu keterampilan dasar
mana
bertanya,
memperhatikan variasi dalam mengajar, sehingga
proses
pemebelajaran.
keterampilan
dasar
memberikan
Reinforcement, keterampilan variasi stimulus,
tenaga
pendidiknya
tidak
begitu
kegiatan pembelajaran menjadi tidak kondusif.
keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
Menciptakan suasana belajar akan terasa
dan keterampilan mengelola kelas. Syaiful Bahri
sulit apabila guru hanya menggunakan cara
Djamarah (2005: 99-163) juga menyebutkan
mengajar yang monoton atau tidak variatif.
beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus
Penyampaian materi pun akan sulit diterima oleh
dikuasai guru diantaranya: keterampilan bertanya
siswa
dasar, keterampilan bertanya lanjut, keterampilan
berkonsentrasi dengan suasana belajar yang tidak
memberi
kondusif dan membosankan. Untuk mengatasi
penguatan
(Reinforcement),
karena
tidak
semua
siswa
dapat
3.096 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
kebosanan dan suasana belajar yang kurang
semester dua tahun ajaran 2015/2016 pada
kondusif, maka guru dapat menerapkan variasi
beberapa mata pelajaran mengalami penurunan
mengajar dengan menciptakan suasan belajar
jika dibandingkan dengan nilai semester satu
yang tidak monoton melalui gaya mengajar yang
pada
variatif, penggunaan media penunjang yang
permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik
sesuai dengan materi yang disampaikan, serta
untuk mengetahui lebih jauh bagaimana guru
interaksi antara guru dan siswa.Sebab,kegiatan
kelas V di SD Negeri 3 Bantul menggunakan
belajar mengajar yang kurang variatif dan tidak
variasi mengajar dalam setiap pembelajaran serta
ada pengembangan pengajaran ke arah yang lebih
kendala yang dihadapi.
tahun
ajaran
2015/2016.Berdasarkan
baik, akan berakibat pada hasil belajar siswa yang
tidak berubah, prestasi belajar siswa pun tidak
METODE PENELITIAN
meningkat.
Jenis Penelitian
Untuk mengetahui kualitas guru terkait
Jenis penelitian yang digunakan adalah
pelaksanaan pembelajaran yang variatif, maka
enelitian
peneliti melakukan observasi pada beberapa
pendekatan kualitatif.
sekolah dasar di Bantul.Salah satu SD yang
Waktu dan Tempat Penelitian
menarik peneliti untuk melakukan penelitian
deskriptif
dengan
Pelaksanaan penelitian
menggunakan
dilakukan pada
mengenai variasi mengajar yaitu SD Negeri 3
tanggal 2 April 2016 sampai dengan 30 April
Bantul.Peneliti melakukan wawancara dengan
2016.Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
kepala sekolah SD Negeri 3 Bantul dan dikatakan
Dasar Negeri 3 Bantul.
bahwa
Target/Subjek Penelitian
beberapa
tahun
terakhir
sekolah
mengalami penurunan prestasi belajar. Maka dari
itu
peneliti
ingin
mengetahui
bagaimana
penerapan variasi mengajar guru di SD Negeri 3
Subjek dalam penelitian ini adalah guru
kelas V di SD Negeri 3 Bantul.
Teknik Pengumpulan Data
Bantul terutama guru kelas V dikarenakan pada
Teknik pengumpulan data yang digunakan
tingkatan kelas ini siswa disiapkan untuk
yaitu
menghadapi Ujian Nasional pada jenjang kelas
dokumentasi.
selanjutnya.
Instrumen Penelitian
metode
observasi,
wawancara
dan
Pada hasil observasi pra penelitianterlihat
Untuk memudahkan proses penelitian,
bahwa beberapa siswa tidak fokus mengikuti
peneliti membuat instrumen dengan lembar
pembelajaran,guru
menggunakan
kelas
papan
V
tulis
juga
hanya
observasi dan lembar wawancara.
sebagai
media
Teknik Analisis Data
pembelajaran pada saat mata pelajaran Bahasa
Teknik analisis data yang digunakan
Indoensia, padahal penggunaan media merupakan
adalah dengan reduksi data, display data, dan
komponen
pengambilan kesimpulan (verifikasi).
penting
dalam
menciptakan
pembelajaran yang variatif. Selain itu, nilai mid
Keabsahan Data
Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.097
Keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan
triangulasiteknik
dan
intonasi,volume, nada, dan kecepatan.
Selain itu, Marno dan Idris (2010: 143)
sumber.Triangulasi teknik yaitu mengecek data
mengemukakan
dari narasumber yang sama dengan teknik yang
digunakan
berbeda. Sedangkan triangulasi sumber yaitu
siswa.
bahwa
untuk
variasi
mengikat
suara
perhatian
Dalam penggunaan intonasi suara,
mengecek data dari beberapa sumber data.
intonasi suara terdengar tidak monoton
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sehingga
tidak
membuat
mengantuk.
1. Penerapan Variasi Mengajar
Selain itu, penggunaan intonasi juga
Guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul
diberikan guru ketika menasehati siswa
secara keseluruhan telah menerapkan variasi
maupun saat melakukan tanya jawab
mengajar
dengan
dalam
mengajarnya.
setiap
Penerapan
kegeiatan
variasi
belajar
mengajar
siswa.
Guru
menggunakan
intonasi tinggi (suara menajam) untuk
didasarkan atas komponen-komponen variasi
memperingatkan
mengajar sebagai berikut.
memperhatikansebagai wujud ketegasan
a. Variasi Gaya atau Cara Mengajar
kepada siswa.
atau
gaya
mengajar,
guru
telah
yang
kurang
Volume suara guru dalam kegiatan
Pada komponen mengadakan variasi
cara
siswa
belajar mengajar sudah dapat didengar
melaksanakan dengan cukup baik walau
oleh
masih belum konsisten. Hal ini tercermin dari
keseluruhan.Penggunaan
enam aspek yaitu, penerapan variasi suara,
guru juga disesuaikan guru dengan situasi.
variasi mimik dan gerak, perubahan posisi,
Misal saat menjelaskan materi maupun
kesenyapan atau kebisuan guru (Teacher
saat melakukan tanya jawab dengan siswa,
Silence), pemusatan perhatian, dan kontak
suara guru mampu didengar oleh seluruh
pandang.
siswa. Namun saat mendampingi siswa
1) Variasi suara
dalam kelompok, volume suara dilirihkan
Dalam menerapkan variasi suara,
siswa
secara
volume
suara
atau melemah.
memperhatikan
Kecepatan berbicara guru kelas V
penggunaan variasi suara diantarnaya
di SD N 3 Bantul cenderung lambat. Hal
pemberian intonasi suara, volume suara,
tersebut
kecepatan suara, maupun penekana suara.
memahami materi yang disampaikan guru,
Hal tersebut sejalan dengan pendapat
misal saat menjelaskan hal penting,
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
kecepatan berbicara diperlambat agar
(2013: 167) mengatakan bahwa suara guru
siswa
pada saat menjelaskan materi pelajaran
disampaikan guru dengan jelas.
guru
terlihat
hendaknya
sudah
bervariasi,
baik
dalam
dilakukan
dapat
agar
menangkap
siswa
apa
lebih
yang
3.098 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
Penekanan suara juga diberikan
mendukung penyampaian materi agar
guru pada saat menjelaskan materi-materi,
lebih jelas diterima siswa, selain itudalam
informasi penting yang perlu dipahami
menjelaskan materi menggunakan media,
dan dikuasi siswa.
gerakan tangan guru dalam menunjuk
Kekhasan guru kelas V di SD
media yang digunakan untuk menjelaskan
Negeri 3 Bantul dalam menggunakan
materi
variasi suara adalah saat menggunakan
acungan jempol atau anggukan kepala
intonasi suara meninggi dalam memberi
untuk mengiyakan jawaban siswa saat
nasehat kepada siswa, tidak membuat
kegiatan
siswa
dilakukan guru sebagai bentuk apresiasi.
menjadi
takut
terhadap
sudah
tanya
jelas.Gerakan
jawab
dengan
seperti
siswa
guru.Volume suara guru yang keras ketika
Uraian di atas sesuai dengan
menjelaskan, tidak terdengar hingg kelas
pendapat Marno dan Idris (2010: 143)
sebelah, sehingga tidak mengganggu kelas
yang mengemukakan bahwa penggunaan
lain. Selain itu, kecepatan suara guru yang
variasi mimik dan gerak digunakan untuk
lambat tidak membuat siswa terlihat
memudahkan siswa menangkap makna
mengantuk.Penekanan
yang
suara
dalam
disampaikan
guru.
Selain
itu
menjelaskan juga cukup jelas, dan dalam
penggunaan variasi mimik dan gerak yang
memberikan penakanan suara biasanya
diterapkan guru kelas V di SD Negeri 3
guru memperlambat kecepatan suara dan
Bantul sejalan dengan pendapat Helmiati
memperjelas pengucapannya.Penggunaan
(2013: 75) yang mengatakan bahwa
bahasa ketika menjelaskan menggunakan
penggunaan mimik muka dan gerakan
Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
badan seperti ekspresi wajah yang manis
dan bangga, senyuman, kerlingan mata,
anggukan kepala, acungan jempol dan
2) Variasi Mimik dan Gerak
Penerapan variasi mimik diberikan
tepuk tangan merupakan variasi mimik
guru dengan menunjukkan ekspresi serius
dan gerak yang dapat diaplikasian sebagai
dan penuh semangat saat menjelaskan.
penguatan non-verbal.Guru yang selalu
Selain itu guru juga menunjukkan variasi
memasang ekspresi wajah sedih, marah,
mimik wajah senang dengan tersenyum
atau cemberut dapat membuat siswa
jika siswa mendapat nilai bagus. Apabila
merasa tidak nyaman.Penggunaan variasi
guru menasehati siswa, guru menunjukkan
gerak juga perlu diperhatikan, sebab jika
ekspresi serius, namun setelah itu guru
dalam mengajar guru tidak melakukan
kembali menunjukkan ekspresi wajah
perubahan gerakan, susasa akan terasa
tersenyum kepada seluruh siswa.
pasif.
Variasi gerakan diberikan melalui
gerakan
tangan
dan
badan
untuk
Kekhasan yang dimiliki guru kelas
V dalam menerapakan variasi mimik dan
Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.099
gerak adalah saat setelah guru menasehati
tujuannya, dan tidak sekedar mondar
siswa yang melakukan kesalahan dengan
mandir.
menampilkan ekspresi wajah serius, guru
Dalam
biasanya mengajak bergurau siswa yang
pembelajaran,
dinasehati tersebut maupun siswa lain.
perpindahan posisi. Guru tidak selalu
Sedangakan variasi gerak yang diberikan
menjelaskan materi di depan kelas atau
yaitu guru gerakan tangan guru dalam
selalu duduk saat menjelaskan. Sebab jika
menjelaskan
guru tidak melakukan perpindahan posisi
materi
sehingga
terlihat
menjelaskan
guru
telah
materi
melakukan
meyakinkan dalam menjelaskannya.
dan selalu menjelaskan dengan posisi
3) Perpindahan atau Perubahan Posisi
yang sama secara terus menerus selama
Selama kegiatan belajar mengajar, guru
kegiatan pembelajaran, guru akan sulit
melakukan perpindahan dari depan ke
menguasai kelas, siswa juga akan malas
samping maupun ke belakang kelas saat
memperhatikan guru terutama siswa yang
menjelaskan materi. Guru juga jarang
duduk di kursi belakang karena siswa
duduk saat menjelaskan materi, namun
merasa
dalam penyampaian materi pada pelajaran
perhatian dari guru.
tidak
ada
pengawasan
atau
IPS, guru cenderung lebih sering duduk.
Perpindahan atau perubahan posisi
Selain itu, guru kelas V di SD Negeri 3
guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul dalam
Bantul melakukan perpindahan posisi
mengajar memiliki kekhasan yaitu saat
dengan tujuan tertentu, yaitu saat siswa
mengajar, guru cenderung melakukan
melakukan diskusi secara berkelompok
perpindahan posisi dari duduk kemudian
maupun saat siswa mengerjakan tugas
berdiri
individu.
berpindah ke tengah-tengah kelas sejenak
Perpindahan
posisi
yang
di
depan
lagi
ke
selanjutnya
dilakukan guru kelas V di SD Negeri 3
dan
Bantul sesuai dengan pernyataan Marno
mendampingi siswa dalam mengerjakan
dan Idris (2010: 143) yang menyatakan
tugas diskusi atau individu, guru memiliki
perubahan posisi mendekat-menjauh, ke
kebiasaan melakukan perpindahan posisi
kanan dan ke kiri dari arah siswa akan
dari satu meja ke meja yang lain secara
memudahkan guru untuk menguasai kelas
berurutan.
dan bagi siswa akan dapat menimbulkan
kembali
kelas
depan.
Saat
4) Kesenyapan atau Kebisuan Guru
dapat
Kebisuan atau kesenyapan yang
menimbulkan kesan akrab dan hangat.
dilakukan guru kelas Vdi SD Negeri 3
Serta pendapat Syaiful Bahri Dhamarah
Bantul yaitu dilakukan ketika terdapat
dan Aswan Zain (2013: 169) yaitu
anak yang membuat gaduh.Kesenyapan
perubahan posisi dilakukan harus ada
tersebut diberikan agar siswa menyadari
efek
psikologis
karena
bahwa guru sedang mengawasi mereka.
3.100 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
Selain itu, kesenyapan atau kebisuan guru
memperhatikan guru ketika menjelaskan
dilakukan guru kelas V saat memberikan
pelajaran, saat kegiatan diskusi, maupun
kesempatan siswa untuk bertanya atau
ketika ada siswa yang sedang presentasi.
saat guru dan siswa melakukan tanya
Pemusatan perhatian juga dilakukan guru
jawab dan siswa diberi kesempatan untuk
dengan
berfikir mengemukakan jawaban atau
setelah siswa membacakan materi yang
pendapatnya. Hal tersebut sesuai pendapat
ada pada buku, serta penjelasan ulang
dengan pendapat Moh Uzer Usman (2005:
materi setelah melakukan tanya jawab
85) yang mengatakan bahwa kesenyapan
dengan
atau kebisuan dilakukan dengan dari
perhatian dilakukan dengan memberikan
adanya suara kepada keadaan tenang atau
penekanan suara dalam berbicara dengan
senyap,
tujuan
dari
adanya
kegiatan
lalu
melakukan
penjelasan
siswa.Selanjutnya,
memfokuskan
ulang
pemusatan
atau
menarik
dihentikan, keadaan menjadi sepi atau
perhatian siswa.Pemusatan perhatian yang
diam ketika guru sedang menjelaskan
dilakukan guru dengan menuliskan materi
suatu pengetahuan tertentu untuk menarik
penting atau materi yang akan dipelajari
perhatian siswa yang mulai pudar.Syaiful
pada papan tulis, serta menunjukan materi
Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013:
yang ditulis maupun yang ditayangkan
168) juga menyatakan bahwa bagi anak
melalui
didik pemberian waktu digunakan untuk
diperhatikan
mengorganisasikan
dilakukan guru sesuai dengan pernyataan
jawabannya
agar
LCD
agar
dicermati
siswa.Apa
yang
dan
telah
Marno dan Idris (2010: 144) yaitu teknik
menjadi lengkap.
Kesenyapat atau kebisuan yang
pemusatan perhatian dapat dilakukan guru
dilakukan guru kelas V di SD Negeri 3
misalkan
Bantul
perhatikan..”, pengaturan tekanan suara,
memiliki
kekhasan,
ketika
dengan
perkataan,
“coba
memberikan pertanyaan spontan kepada
pengulangan
siswa,
mampu
menunjukkan konsep yang penting atau
menjawab secara langsung, guru tidak
menggaris bawahi konsep yang penting.
melarang siswa melihat materi yang ada
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
dibuku namun guru selalu memberikan
(2013: 168) juga mengatakan bahwa
waktu
pemusatan perhatian bisa dikombinasikan
apabila
kepada
siswa
siswa
tidak
untuk
melihat
dengan gerakan anggota badan yang dapat
jawaban yang ada di buku.
menunjukkan dengan jari atau memberi
5) Pemusatan Perhatian (focusing)
Pemusatan
perhatian
pengungkapan,
untuk
menarik perhatian siswa dilakukan guru
tanda pada papan tulis.
Kekhasan guru dalam memusatkan
secara verbal atau kata-kata melalui
perhatian
siswa
dengan
memberikan
teguran dengan meminta siswa untuk
pertanyaan spontan kepada siswa yang
Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.101
kurang memperhatikan.Hal ini dilakukan
dilakukan agar siswa merasa diawasi guru
guru untuk memfokuskan kembali siswa
dan mengurangi peluang siswa untuk
dalam mengikuti pembelajaran, selain itu
menghindari pelajaran.
pemberiam pertanyaa dilakukan guru
Kekhasan penggunaan kontak pandang
sebagai bentuk penjelasan ulang materi
guru kelas V di SD Negeri 3 Bantul yaitu
agar siswa yang kurang memperhatikan
guru sering mengarahkan pandangannya
tersebut tidak tertinggal materi yang telah
kepada siswa-siswa tertentu, terutama
disampaikan guru.
siswa yang sering membuat gaduh (siswa
yang ramai).
6) Kontak Pandang
Kontak pandang yang dilakukan guru
b. Variasi Penggunaan Media
Variasi penggunaan media, tidak
saat kegiatan belajar mengajar sudah
menyeluruh.Selain itu kontak pandang
selalu
terhadap siswa tertentu dilakukan yaitu
Penggunaan media pengajaran lebih banyak
guru
kelompok
pada mata pelajaran IPA dan Matematika.
diskusi, guru melakuakn kontak pandang
Beberapa media pengajaran yang digunakan
terhadap
guru
memantau
tiap-tiap
siswa
yang
ramai,
guru
dilakukan
pada
oleh
mata
guru
pelajaran
kelas
IPA
V.
dan
melakuakn kontak pandang dengan siswa
Matematika yaitu contoh-contoh bangun
tertentu saat melakukan tanya jawab
ruang, contoh jaring-jaring bangun ruang,
dengan siswa, kontak pandang dengan
busur derajat, LCD, gambar struktur bumi
siswa
dan matahari, magnet, cermin, katrol, dan
yang
konsetrasi,
pendiam,
maupun
yang
kontak
kurang
pandang
batuan.
dengan siswa yang pintar.Hal tersebut
Selain itu, keterampilan guru dalam
sejalan dengan pendapat Marno dan Idris,
menggunakan media pembelajaran juga
(2010: 145) bahwa variasi kontak pandang
sudah ditunjukkan guru.Hal tersebut sejalan
dapat dilakukan ke seluruh kelas, dan
dengan pendapat Wahid Murni (2010: 137)
secara
bahwa penggunaan variasi media mampu
bervariasi
ditujukan
kepada
kelompok siswa dan ke siswa tertentu.
mengasah keterampilan guru menggunakan
Ketika guru berbicara atau menjelaskan
media yang dapat diraba, dimanipulasi
hendaknya mengarahkan pandangannya
(media taktil) yang mampu memberikan
ke seluruh kelas, sebab menatap atau
pengalaman langsung kepada siswa.Dalam
memandang mata siswa akan membentuk
penggunaan media pengajaran, guru perlu
hubungan
memiliki keterampilan menggunakan media
positif
atau
menciptakan
keakraban pada siswa serta dapat menarik
pembelajaran
perhatian dan minat belajar siswa. Kontak
menyampaikan
pandang terhadap siswa tertentu juga
penerapannya, guru juga telah memberikan
perlu
kesempatan kepada siswa untuk memegang
dilakukan
guru.Hal
tersebut
untuk
materi
membantu
guru
pelajaran.Dalam
3.102 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
atau menggunakan media pembelajaran yang
pembelajaran.
digunakan.
pembelajaran
yang
variatif
meningkatkan
perhatian
siswa
Kekhasan guru kelas V di SD Negeri
c.
Penggunaan
metode
dapat
terhadap
3 Bantul dalam menggunakan variasi media
materi pelajaran.Seperti pendapat Slameto
pembelajaran yaitu kecenderungan guru
(2003: 92) yang mengatakan bahwa variasi
dalam memperagakan penggunaan media di
metode mengakibatkan pelajaran menjadi
depan kelas.
lebih menarik, materi ajar mudah diterima
Variasi Pola Interaksi (Variasi Interaksi
siswa, dan kelas menjadi hidup.
Untuk membangun komunikasi yang
Guru dan Siswa)
Pola interaksi yang digunakan guru dalam
baik
dengan
siswa,
guru
siswa
telah
kegiatan belajar mengajar yaitu meliputi pola
mengapresiasi
interaksi satu arah, pola interaksi dua arah,
mengikuti pembelajaran, baik melalui pujian
dan pola interaksi tiga arah.
atau tambahan nilai.
Hal tersebut
keaktifan
juga
dalam
sesuai pendapat Moh.Uzer Usman (2005: 87-
Kekhasan guru dalam menerapkan
88) mengemukakan terdapat pola interaksi
variasi pola interaksi yaitu guru selalu
yang dapat dilakukan guru dan siswa untuk
melakukan tanya jawab kepada siswa pada
mendukung proses pembelajaran yaitu; 1)
setiap pelaksanaan pembelajaran.
pola interaksi satu arah (guru-murid), 2) pola
2. Kendala Penerapan Variasi Mengajar
interaksi dua arah (Pola guru – murid – guru:
Adapaun Kendala yang dihadapi guru
adanya feedback bagi guru), 3) pola interaksi
dalam menerapkan variasi mengajar yaitu
tiga arah atau banyak arah (pola guru-murid-
pertama kurang konsistennya guru dalam
guru), 4) pola interaksi multi arah (guru –
menerapkan beberapa komponen variasi gaya
murid, murid – guru, murid – murid), 5) pola
mengajar. Kedua, kurang banyaknya media
interaksi melingkar (segala arah).
yang ada sehingga dalam menerapkan variasi
Penerapan variasi pola interaksi dengan
memvariasikan
penggunaan
metode
penggunaan media, tidak semua siswa dapat
menggunakan
media
dalam
waktu
dilakukan guru kelas V di SD Negeri 3
bersamaan. Ketiga,
keratifitas guru dalam
Bantul diantaranya metode ceramah, diskusi,
membuat media alternatif masih kurang
tanya jawab, penugasan dan permainan. Pada
sehingga penerapan variasi media tidak dapat
tiap kegiatan belajar mengajar, minimal guru
dilakukan
menggunakan 3 metode.Variasi metode yang
beberapa media terlihat kurang terawat,
sering digunakan guru yaitu ceramah-tanya
sehingga terdapat media yang rusak maupun
jawab-penugasan dan cceramag-tanya jawab
hilang.Kelima, pengalokasian waktu dalam
-diskusi.Namun kecenderungan penggunaan
pelaksanaan metode pembelajaran khususnya
metode ceramah masih mendominasi.Guru
kegiatan diskusi yang masih kurang.
dengan
masih kurang variatig memberikan metode
SIMPULAN DAN SARAN
maksimal.Keempat,
Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.103
Perubahan
Simpulan
atau
perpindahan
posisi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dalam menjelaskan yaitu dari duduk –
yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
berdiri di depan kelas – berpindah ke
beberapa hal sebagai berikut.
tengah-tengah
1. Implementasi variasi mengajar guru kelas V di
depan.Kekhasan guru dalam melakukan
–
kembali
lagi
ke
SD Negeri 3 Bantul, dilaksanakan berdasarkan
perpindahan
tiga komponen berikut ini.
diskusi dengan mendekati siswa.
a.
Variasi gaya atau cara mengajar. Bentuk
4) Kekhasan guru dalam memberikan
implementasinya yaitu penerapan variasi
kesenyapan
gaya
dengan
pemberian kesenyapan dalam kegiatan
memperhatikan aspek variasi suara guru,
tanya jawab spontan. 5) Kekhasan guru
variasi mimik dan gerak perubahan atau
dalam memusatkan perhatian dengan
perpindahan
caramemberikan
atau
cara
mengajar
posisi
selama
kegiatan
posisi
yaitu
atau
memantau
kebisuan
pertanyaan
yaitu
spontan
pembelajaran, kesenyapan atau kebisuan
kepada
guru
memperhatikan. 6) kekhasan guru dalam
(teacher
silent),
pemusatan
perhatian, serta kontak pandang.
siswa
yang
kurang
melakukan kontak pandang yaitu guru
Dalam penerapan variasi gaya atau cara
sering mengarahkan padangan pada
mengajar, guru kelas V di SD Negeri 3
siswa tertentu, yaitu siswa yang terbiasa
Bantul
membuat kelas gaduh.
memiliki
kekhasan
yang
membedakan dengan guru lain. 1)
Dalam
penggunaan
suara,
belum bervariasi. Variasi penggunaan
intonasi suara yang tinggi saat guru
media belum nampak diberikan pada
menasehati siswa, volume suara guru
seluruh mata pelajaran dan hanya mata
yang
pelajaran tertentu saja guru memberikan
keras
variasi
b. Penerapan variasi penggunaan media
dalam
kecepatan
berbicara
penekanan
suara
menjelaskan,
lambat,
variasi penggunaan media, yaitu pada
(divariasikan
mata pelajaran IPA dan Matematika.
dengan intonasi keras dan kecepatan
Dalam penggunaan media guru sudah
berbicara
melambat).
dalam
terampil dan telah melibatkan siswa
berbicara
tidak
suasana
dalam penggunaannya. Kekhasan guru
menjadi tegang. 2) Kekhasan guru dalam
kelas V di SD Negeri 3 Bantul dalam
memvariasi
mimik
yaitu
menerapkan variasi penggunaan media
perubahan
ekspresi
saat
yaitu penggunaan media yang selalu
menejelaskan,
bercanda
yang
jelas
Suara
membuat
wajah
wajah
menasehati,
dengan
siswa.
maupun
dilakukan di depan kelas
Sedangkan
c. Penerapan variasi pola interaksi yang
variasi gerakan guru yaitu gerakan
dilakukan guru yaitu pola interaksi satu
tangan guru dalam menjelaskan. 3)
arah
pada
saat
menjelaskan,
pola
3.104 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-5 2016
interaksi dua arah pada saat tanya jawab,
b. Kendala
yang
menghambat
serta pola interaksi tiga arah pada saat
dalam
diskusi. Penerapan pola inetraksi dengan
penggunaan media yaitu ketersediaan
memvariasikan
pembelajaran
media yang ada di sekolah masih
yang diterapkan guru yaitu berupa
belum banyak. Kreatifitas guru dalam
metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
membuat
maupun permainan. Akan tetapi, variasi
kurang.Kurangnya perawatan media
metode belum nampak karena guru lebih
sehingga, terdapat media yang rusak
sering menggunakan pola metode yang
maupun hilang.
sama
yaitu
metode
ceramah-tanya
jawab-
menerapkan
guru
c. Kendala
media
yang
alternatif
menghambat
guru
dalam
diskusi.
interaksi yaitu pada pengalokasian
Sedangkan kekhasan guru kelas V di SD
waktu yang masih kurang, terutama
Negeri 3 Bantul dalam menerapkan
dalam kegiatan diskusi.
melakukan tanya jawab dengan siswa.
Secara umum, penerapan variasi
variasi
masih
penugasan; dan ceramah-tanya jawab-
variasi pola interaksi yaitu guru selalu
penerapan
variasi
pola
Saran
1. Guru kelas V perlu lebih memahami dan
memperhatikan penerapan variasi mengajar
mengajar guru kelas V di SD Negeri 3
sebagai
Bantul telah dilakukan guru dan dikuasai
keterampilan dasar mengajar yang perlu
guru.Namun, penerapan variasi mengajar
dikuasai
masih
maksimal
penerapannya guru akan lebih konsisten
terutama penerapan variasi penggunaan
dalam menerapkan variasi mengajar (variasi
media pembelajaran dan serta penerapan
gaya, variasi penggunaan media, variasi
variasi pola interaksi.
pola interaksi).
kurang
2. Kendala
dan
yang
belum
ditemui
salah
satu
guru,
komponen
sehingga
dalam
dalam
dalam
2. Guru kelas V hendaknya mempersiapkan
implementasi variasi mengajar guru kelas
media alternatif jika ketersedian media di
V di SD Negeri 3 Bantul dalam setiap
sekolah tidak mencukupi.
komponen adalah sebagai berikut.
a. Kendala
yang
menghambat
3. Guru
kelas
V
perlu
memperhatikan
guru
pengalokasian waktu dalam setiap kegiatan
dalam menerapkan variasi gaya atau
pembelajaran agar waktu yang digunakan
cara
dapat dimanfaatkan secara maksimal dan
mengajar
konsistennya
yaitu
guru
menerapkanbeberapa
variasi
gaya
kurang
dalam
komponen
mengajar
seperti
perubahan atau perpindahan posisi.
tidak memotong waktu pembelajaran lain.
4. Kegiatan supervisi guru perlu dilakukan
secara berkala oleh Assessor guru kelas V
maupun Kepala Sekolah dan pelaksanaan
supervisi guru, perlu dilakukan secara
Implementasi Variasi Mengajar .... (Arum Fitriani) 3.105
penuh pada waktu guru mengajar agar dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan guru
khususnya
dalam
menerapakan
variasi
mengajar.
5. Kontrol keadaan sarana prasaran serta
media penunjang pembelajaran hendaknya
dilakukan
secara
berkala
Wahid Murni, dkk. (2010). Keterampilan Dasar
Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
oleh
penanggungjawab maupun semua warga
sekolah sebab jika terdapat kekurangan
maupun kerusakan yang ada dapat segera
diperbaiki atau dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
BHP UMY. (2010). Interaksi Guru dan Siswa
Penting dalam Proses Pembelajaran.
Diakses tanggal 27 Januari 2016 dari
http://www.umy.ac.id/interaksi-guru-dansiswa-penting-dalam-proses-belajarmengajar.html
Helmiati.(2013). Micro Teaching Melatih
Keterampilan
Dasar
Mengajar.
Yogyakarta: Aswanda Pressindo.
Marno dan Idris.(2010). Straregi dan Metode
Pengajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Moh. Uzer Usman. (2005). Menjad Guru
Profesional.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamaraha & Aswan Zain.(2013).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Download