Lembaran Informasi 620--Masalah Kulit

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 620
MASALAH KULIT
Apa Penyebab Masalah Kulit?
Ada tiga penyebab utama masalah kulit:
infeksi kulit yang dialami oleh Odha, efek
samping obat, dan efek HIV sendiri. Beberapa
masalah kulit dapat sangat berat, bahkan gawat,
jadi kita sebaiknya segera periksa ke dokter jika
kita mengalami ruam, lesi (luka atau radang)
pada kulit, atau masalah kulit lain.
Masalah kulit sangat umum pada orang
yang tidak terinfeksi HIV, terutama di daerah
tropis seperti Indonesia. Penyebab umum
untuk masalah kulit termasuk alergi, reaksi
pada bahan yang mengganggu kulit (mis.
bahan kimia atau pun sabun/detergen yang
keras), dan infeksi umum. Kita sebaiknya
tidak ambil asumsi bahwa masalah kulit yang
kita alami ada kaitan dengan HIV atau efek
samping obat antiretroviral (ARV).
Pengaruh Infeksi HIV pada Kulit
Beberapa minggu setelah kita terinfeksi
HIV, kita mungkin mengalami gejala serupa
dengan flu. Ini disebut infeksi HIV primer
(lihat Lembaran Informasi (LI) 103). Gejala
ini dapat termasuk ruam yang berwarna
merah dan yang tidak menimbulkan gatal.
Gejala ini biasanya berlangsung 2-3 minggu,
dan pulih sendiri tanpa obat.
Pada infeksi lanjutan, sistem kekebalan
tubuh kita menjadi rusak, dan ini dapat
menyebabkan kulit merah dan gatal-gatal.
Masalah ini dapat diobati dengan krim steroid
atau obat antihistamin.
Bila kita mulai memakai terapi antiretroviral (ART), sistem kekebalan tubuh
mulai pulih. Kadang kala pemulihan ini bisa
menyebabkan masalah kulit, misalnya akne
(jerawat) dan folikulitis (benjolan pada akar
rambut). Sebetulnya ini tanda baik, yang
menunjukkan bahwa kekebalan kita mulai
pulih kembali – lihat LI 483.
Dermatitis
Masalah hati yang paling umum disebut
sebagai dermatitis atau eksem. Penyakit ini
adalah peradangan hebat yang menyebabkan
pembentukan lepuh atau gelembung kecil
pada kulit hingga akhirnya pecah dan
mengeluarkan cairan. Dermatitis dapat
disebabkan oleh berbagai alasan dan penyakit ini dapat diobati dengan obat antihistamin.
Untuk meringankan masalah kulit kering apa
pun, hindari mandi lama dan penggunaan
sabun yang keras atau produk lain yang dapat
mengganggu kulit.
Dermatitis seboroika (radang pada kelenjar lemak kulit) sering terjadi pada bagian
tubuh yang berbulu, dan kelihatan seperti
ketombe berwarna agak kuning. Penyakit ini
umum terkait HIV tahap bergejala; sampai
80% Odha dengan penyakit HIV lanjut
mengalaminya. Dermatitis dapat diobati
dengan olesan steroid, atau krim atau tablet
antijamur. Beberapa masalah pada jangat
(kulit) kepala diobati dengan sampo (pencuci
rambut) antiketombe atau antijamur. Madu
yang dilarutkan 90% dengan air hangat juga
dapat berguna untuk mengobati dermatitis
seboroika dan ketombe.
Masalah Kulit karena Infeksi
Infeksi kulit biasanya dibagi menjadi tiga
golongan: infeksi disebabkan oleh bakteri,
jamur atau virus.
Tinea adalah infeksi jamur yang menyebabkan kulit merah yang mengeripik dan
daerah yang putih dan lembab. Tinea diobati
dengan krim antijamur. Minyak pohon teh
(tea tree oil) mungkin juga efektif. Jagalah
agar kulit tetap kering dan menghindari
bahan yang dapat menimbulkan gatal,
misalnya deodorant (pembasmi bau badan).
Folikulitis adalah infeksi kulit, kemungkinan disebabkan oleh ragi, yang dapat
diobati dengan obat antijamur.
Impetigo adalah infeksi bakteri pada kulit,
dengan luka berlapis keras berwarna merahkuning. Impetigo juga dapat menularkan akar
rambut, dengan menyebabkan bisul dan
abses. Penyakit ini diobati dengan antibiotik.
Jerawat yang kecil seperti mutiara dapat
disebabkan oleh moluskum (lihat LI 511), atau
oleh infeksi jamur misalnya kriptokokus (lihat
LI 503). Moluskum dapat menyebar secara
sangat cepat dan seharusnya segera diobati.
Kutil, terutama kutil pada alat kelamin atau
dubur yang disebabkan oleh HPV (LI 507)
sering dialami oleh Odha.
Psoriasis dan kudis juga dapat menyebabkan masalah kulit untuk Odha, seperti
juga beberapa penyakit terkait HIV, misalnya
herpes (LI 514), sarkoma Kaposi (LI 508),
histoplasmosis (LI 527), MAC (LI 510), dan
TB (LI 515).
Efek Samping Obat
Odha sering mengalami efek samping obat
yang berpengaruh pada kulit, misalnya ruam.
Sebagian besar ringan dan pengobatan dapat
dilanjutkan. ARV golongan NNRTI dapat
menyebabkan ruam baru setelah kita mulai
memakai obat – nevirapine pada 20-30%
penggunanya, dan efavirenz pada 5%. Ruam
ini biasanya ringan (gatal-gatal) dan hilang
setelah tubuh kita membiasakan diri pada obat.
Namun masalah dapat menjadi gawat, sampai
ke sindrom Stevens-Johnson (LI 562).
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping, beberapa obat dapat
dimulai dengan dosis lebih rendah. Misalnya
nevirapine HARUS dimulai dengan dosis
separuh dan dosis penuh baru dipakai setelah
dua minggu. Bicara dengan dokter sebelum
mengurangi dosis obat apa pun.
Abacavir, sebuah ARV lain, dapat menyebabkan ruam sebagai reaksi alergi yang dapat
menjadi gawat. Bila kita pakai abacavir dan
mengalami ruam, kita harus langsung
berhenti memakai obat tersebut dan tidak
pernah memakainya lagi untuk seumur hidup.
Sekarang ada tes untuk menunjukkan apakah
kita kemungkinan akan mengalami reaksi ini
– lihat LI 416.
Obat lain yang sering dipakai untuk
mengobati infeksi terkait HIV juga dapat
menyebabkan ruam. Obat ini termasuk
kotrimoksazol (LI 535) dan dapson (LI 533).
Jika ruam tidak dapat ditahan, mungkin kita
harus berhenti penggunaan obat yang
menyebabkannya. Mungkin kita dapat coba
memakainya kembali setelah beberapa
waktu, namun jika ruamnya berat, obat
tersebut tidak dapat dipakai lagi.
Kadang ada laporan bahwa kulit menjadi
semakin gelap setelah mulai beberapa ARV.
Belum jelas mengapa ini terjadi, tetapi
masalah ini tidak berbahaya, walau dapat
mengganggu.
Cahaya Matahari
Odha sering kali melaporkan kulitnya lebih
peka terhadap cahaya matahari. Ini dapat
disebabkan HIV sendiri atau efek samping
obat. Untuk mencegah terbakar cahaya
matahari, mengoleskan kulit dengan losion
anticahaya matahari (sunblock) satu jam
sebelum kita keluar. Satu produk yang cocok
adalah Vaseline Intensive Care Healthy
Sunblock SPF 30/PA++ (angka SPF menunjukkan kemampuannya untuk menyaring
cahaya – harus 30 atau lebih). Waktu dioleskan, jangan raba-raba – losion itu tidak harus
masuk ke kulit.
Mandi
Masalah kulit dapat diburukkan dengan
cara mandi. Penggunaan sabun yang ‘keras’,
terutama sabun desinfektan misalnya sabun
Dettol, merangsang masalah kulit. Lebih baik
kita pakai sabun yang halus, seperti sabun
cair khusus untuk bayi. Lagi pula, bila kita
mandi dua kali sehari, mungkin sebaiknya
kita hanya mandi dengan sabun sekali sehari.
Pada kali yang lain, kita bisa mandi tanpa
sabun.
Garis Dasar
Masalah kulit dapat disebabkan oleh
berbagai alasan, termasuk alergi, infeksi HIV,
infeksi atau efek samping obat, dan juga
sangat umum pada orang yang tidak terinfeksi HIV. Masalah kulit juga dapat diburukkan oleh cahaya matahari atau sabun.
Infeksi kulit dapat diobati; jangan ragu
periksa ke dokter. Namun masalah kulit dapat
kambuh, terutama bila sistem kekebalan
tubuh sudah mulai rusak. Karena kita lebih
rentan terhadap infeksi kulit bila jumlah CD4
kita rendah, sering kali cara terbaik untuk
mengobati masalah kulit terkait HIV adalah
dengan memulai ART.
Masalah kulit yang dialami sebagai efek
samping obat dapat berat atau pun gawat.
Setelah kita mulai memakai obat tertentu,
sebaiknya kita segera periksa ke dokter jika
kita mengalami ruam.
Ditinjau 8 Mei 2014 berdasarkan FS NAM Juni
2012 dan beberapa sumber lain
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download