9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 State Of The Art
NO
Judul Penelitian
1
Persepsi
Khalayak
Terhadap
Tayangan
Sinetron “Yusra
dan Yumna” di
RCTI (Studi
Deskriptif Pada
Warga di
Tangerang
Khususnya Desa
Rempoa RW 03)
Persepsi
Khalayak
Tentang Sinetron
“Putri Yang
Ditukar” di RCTI
(Studi Deskriptif
Terhadap
Penonton
Sinetron “Putri
Yang Ditukar di
Jakarta)
Persepsi Santri
Pondok
Pesantren Ya
Nabiul Ulum
Surabaya
Terhadap
Sinetron
Pesantren &
Rock & Roll
Season 3 di
SCTV
2
3
Lembaga/Na
ma peneliti
Utamy
Mauludiyah –
Binus
University
Teori
Metodologi
Teori S-O-R
dan Teori
Uses and
Gratification
Kuantitatif
deskriptif
Sari Natalia –
Binus
University
Teori S-O-R
Kuantitatif
deskriptif
Kanina
Kensasi C. –
Universitas
Pembangunan
Nasional
“Veteran”
Jawa Timur
Teori
Kultivasi
Kualitatif
9
10
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Komunikasi Massa
2.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Definisi
komunikasi
massa
menurut
De
Fleur
yaitu,
“Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikatorkomunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan
secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna
yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan
berbeda-beda melalui berbagai cara”.
Sedangkan definisi komunikasi massa menurut Gerbner,
“Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas
dimiliki orang dalam masyarakat industry” (Rakhmat, 2008 : 188)
Komunikasi massa menurut Joseph A. Devito (dalam Nurudin,
2007) menyatakan, “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi
yang ditujukan pada massa, pada khalayak yang sangat banyak. Ini
tidak berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang
yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini
tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak
sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan melalui audio dan atau visual.
Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefiniskan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah,
film, buku dan pita).
2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :
(Ardianto, 2009 : 6)
a. Komunikatornya Terlembaga
Menurut Wright, komunikator dalam komunikasi massa
bergerak dalam organisasi yang kompleks, yang terdiri dari
banyak orang yang terlibat di dalamnya dari mulai wartawan,
editor, pemimpin redaksi pemilik media, dll. Karena dalam
organisasi yang kompleks maka memerlukan modal yang besar
11
untuk menunjang kinerjanya. Memerlukan pula peralatan yang
lengkap.
b. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu ditujukan kepada semua orang buka
untuk sekelompok orang tertentu. Pesan dalam komunikasi
massa tidak secara sengaja ditujukan untuk golongan tertentu,
seperti televisi misalnya karena dinikmati banyak orang maka
harus mampu mengakomodir kepentingan orang banyak juga,
maka dalam pemilihan bahasa harus menggunakan bahasa yang
dapat dimengerti oleh orang banyak., bukan bahasa ilmiah
misalnya yang hanya dimengerti oleh kelompok tertentu.
c. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal
komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan
media dan tidak tatap muka. Di samping anonym, komunikan
komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan
berdasarkan factor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa waktu penyampainnya cepat dan
mampu menjangkau khalayak luas tidak terbatas secara
geografis
dan
kultural.
Effendy
(1981)
mengartikan
keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak
dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada
dalam keadaan terpisah.
e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi
mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana,
2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi,
yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan
menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga
12
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi
itu.
f. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Komunikator dan komunikannya tidak bertemu secara
langsung seperti yang terjadi dalam komunikasi antarpersonal.
Komunikator aktif dalam menyampaikan pesan, komunikas pun
aktif dalam menerima pesan. Akibatnya respon tidak dapat
diberikan secara langsung maka sifat komunikasi massa adalah
satu arah.
g. Stimulasi Alat Indera Terbatas
Bila dalam komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap
muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator
dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah
pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan
mungkin merasa. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera
tergantung pada media massa apa yang digunakan. Bila pada
media massa surat kabar atau majalah hanya dengan
menggunakan alat indera penglihatan, karena pembaca akan
membaca dengan melihat. Melalui media massa radio hanya
menggunakan alat indera pendengaran karena dala bentuk audio.
Sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan
indera penglihatan dan pendengaran.
h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung
(Indirect)
Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak
langsung
(indirect)
dan
tertunda
(delayed).
Artinya,
komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera
mengethaui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang
disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima melalui
telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian
feedback lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca itu
menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon,
13
menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukkan
bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed).
2.2.2.3 Fungsi-fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (2001) terdiri
dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage
(keterkaitan), transmission of values (penyebaran
nilai) dan
entertainment (hiburan) (Rakhmat, 1996).
a. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk
utama: (a). warning or beware surveillance (pengawasan
peringatan);
(b).
instrumental
surveillance
(pengawasan
instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika
media massa menginformasikan tentang ancaman seperti
bencana alam, demonstrasi atau huru hara, dan lainnya. Fungsi
pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran
informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu
khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
b. Interpretation (Penafsiran)
Fungsi penafsiran hamper sama dengan fungsi pengawasan.
Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga
memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan
peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan.
c. Linkage (Keterkaitan)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang
beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan
kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
d. Transmission of Values (Penyebaran Nilai)
Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga
disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara,dimana
individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.
14
e. Entertainment (Hiburan)
Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan
televisi,
khalayak
dapat
memperoleh
hiburan
yang
dikehendakinya. Melalui berbagai macam acara di radio siaran
pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara surat kabar
dapat melakukan hal tersebut dengan memuat cerpen, komik,
teka teki silang (TTS), dan berita yang mengandung human
interest (sentuhan manusiawi).
2.2.2.4 Komponen Komunikasi Massa
Hiebert, Ungurait, dan Bohn, yang sering disingkat menjadi
HUB (1974), mengemukakan komponen-komponen komunikasi
massa meliputi:
a. Komunikator
Komunikator dalam media massa berbeda dengan
komunikator dalam komunikasi antarpersonal. Pengiriman
pesan dalam komunikasi massa bukan seirang induvidu
melainkan suatu industry, gabungan dari berbagai pihak.
b. Codes and Content
Codes dan content dapat dibedakan sebagai berikut:
codes adalah system symbol yang digunakan untuk
menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan,
tulisan, foto, music dan film (moving pictures). Content atau
isi media merujuk pada maksa dari sebuah lelucon yang
dilontarkan seorang comedian.
c. Gatekeeper
Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud
dalam hal ini adalah gawang dari sebuah media massa, agar
media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam
pengertian media massa tersebut tiak diajukan ke pengadilan
oleh pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak
akurat, menyinggung reputasi sesorang, mencemarkan nama
baik seseorang, dan lain-lain.
15
d. Regulator
Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa
adalah suatu proses yang rumit dan melibatkan banyak
pihak. Peran regulator hamper sama dengan gatekeeper,
namun regulator bekerja di luar institusi media yang
menghasilkan berita. Regulator bisa menghentikan aliran
berit adan menghapus informasi, tapi ia tidak dapat
menambah atau memulai informasi, dan bentuknya lebih
seperti sensor.
e. Media
Media massa terdiri dari: (1). Media cetak, yaitu surat
kabar dan majalah; (2). Media elektronik, yaitu radio siaran,
televisi, dan media online (internet).
f. Audiens
Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai
sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir
oleh media. media mendistribusikan informasi yang merasuk
pada masing-masing individu. Audience hamper tidak bisa
menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu
menjadi anggot audiences yang besar, yang menerima ribuan
pesan media massa.
g. Filter
Sebagaimana kita ketahui audiens media massa itu
jumlahnya banyak, tersebar, dan heterogen (berbeda usia,
jenis kelamin, agama, latar belakang sosial, tingkat
penghasila, pekerjaan, dan lain-lain). Sudah tentu masingmasing audiens mempunyai lingkup pengalaman (field of
experience) dan kerangka acuan (frame of reference) yang
berbeda-beda, sehingga pemaknaan terhadap pesan pun
berbeda, sehingga mereka harus merespons pesan secara
berbeda pula.
h. Feedback
Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat
tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya,
16
komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera
mengethaui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang
disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima melalui
telepon, e-mail, atau surat pembaca. Proses penyampaian
feedback lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca itu
menggambarkan
indirect.
feedback
Sedangkan
komunikasi
waktu
yang
massa
bersifat
dibutuhkan
untuk
menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim email itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa
bersifat tertunda (delayed).
2.2.3
Media Massa
2.2.3.1 Definisi Media Massa
Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan
masyarakat,
digunakan
untuk
berhubungan
dengan
khalayak
(masyarakat) secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan
mencari keuntungan. Media massa yang kini digunakan masyarakat
semakin beragam seperti media cetak dan media elektronik, serta
sudah menjadi kebutuhan hidup oleh masyarakat secara luas mulai
dari kota hingga pedesaaan. Melalui media massa, masyarakat
minimal mendaoatkan beragam hiburan dan informasi terbaru tentang
berbagai hal yang terjadi di berbagai belahan dunia
(Mondry,
2008:12).
Peran media massa dalam kehidupan sosial bukan sekedar
sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan
informasii yang diasjikan, mempunyai peran yang signifikan dalam
proses sosial. Isi media massa merupakan konsumsi otak bagi
khalayaknya, sehingga apa yang ada di media massa akan
mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial (Afdjani,
2007).
17
2.2.3.2 Bentuk-bentuk Media Massa
Seperti yang ditulis oleh Mondry dalam bukunya yang
berjudul Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Media massa pada
masyarakat luas saat ini dapat dibedakan atas tiga kelompok, meliputi
media cetak, media elektronik, dan media online.
a. Media Cetak
Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka
bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta
Diurna dan Acta Senatus di kerajaan Romawi, kemudian
berkembang pesat setelah Johannes Guttenberg menemukan mesin
cetak, hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar
(koran), tabloid, dan majalah (Mondry, 2008:13).
Media cetak adalah suatu media yang statis yang
mengutamakan pesan-pesan visual dalam melaksanakan fungsinya
sebagai media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri
dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata
warna dan halaman putih, dengan fungsi utama adalah memberikan
informasi atau menghibur (Lamintang, 2013:22).
b. Media Elektronik
Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi
modern yang berhasil memadukan konsep media cetak, berupa
penulisan naskah dengan suara (radio), bahkan kemudian dengan
gambar, melalui layar televisi. Sehingga kemudian, yang disebut
dengan media massa elektronik adalah radio dan televisi (Mondry,
2008:13). Media elektronik (Lamintang, 2013:22) merupakan
media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat-alat
elektronik (mekanis), media elektronik terdiri dari:
1. Radio
Radio adalah media massa elektronik tertua dan
paling luwes. Keunggulan radio siaran ini adalah berada di
mana saja dan dapat didengarkan sambil melakukan
aktivitas lain. Apabila surat kabar memperoleh julukan
sebagai kekuatan ke empat, maka radio mendapat julukan
kekuatan ke lima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan
18
radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial
seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni
memberi informasi, menghibur, mendidik dan melakukan
persuasi.
2. Televisi
Televisi
(TV)
adalah
media
massa
yang
menggunakan alat-alat elektronis dengan memadukan
audio dan visual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
televisi adalah “Sistem penyiaran gambar yang disertai
dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa
dengan menggunakan
alat
yang mengubah cahaya
(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan
mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat
dilihat dan bunyi yang dapat di dengar”
(Lamintang,
2013:23).
3. Media Online
Media online merupakan media yang menggunakan
internet. Sepintas lalu orang akan menilai media online
merupakan
media
elektronik,
tetapi
para
pakar
memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya,
media online menggunakan gabungan proses media cetak
dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana
elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi
personal yang terkesan perorangan (Mondry, 2008:13).
Dari berbagai bentuk-bentuk media massa yang sudah
disebutkan, dalam penelitian ini yang diambil oleh peneliti adalah
bentuk dari media elektronik, yaitu televisi. Televisi merupakan
media massa yang cukup luas dalam menyampaikan berbagai
informasi.
19
2.2.4
Televisi
2.2.4.1 Definisi Televisi
Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti
“jarak” dan visi (bahasa Latin) yang berarti “citra atau gambar”. Jadi,
kata televisi berarti suatu system penyajian gambar berikut suaranya
dari suatu tempat yang berjarak jauh (Sutisno, 1993).
Menurut Skormis, “televisi merupakan gabungan dari media
dengaryang bisa bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan dan
pendidikanmaupun gabungan dari ketiga unsur yang telah disebutkan
tadi.Penyampaian
pesan
juga
seolah-olah
langsung
antara
komunikator dengan komunikan. Informasi yang disampaikan mudah
dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara
visual”. (Kuswandi, 1996:8).
Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh
pada kehidupan manusia. Televisi dijelajahi, hiburan, berita dan iklan.
Televisi sudah menjadi sumber informasi dan hiburan banyak orang.
Mereka sengaja menyalakan televisi dan menyaksikan apa yang
mereka ingin saksikan di layar kaca televisinya. Banyak juga program
yang disajikan oleh banyak stasiun televisi yang ada di Indonesia,
maupun stasiun televisi yang ada diluar negeri dengan menggunakan
layanan televisi berbayar atau biasa disebut TV kabel.
2.2.4.2 Jenis Program Televisi
Jenis program acara yang disiarkan oleh stasiun-stasiun
televisi setiap harinya ada berbagai macam, tetapi program-program
tersebut
bisa
digolongkan
menjadi
dua
jenis,
yaitu
:
(Morissan,2005:100-108)
2.2.4.2.1 Jurnalistik
Program jurnalistik adalah program yang bertujuan
untuk memberikan informasi, dan biasanya berbentuk news
atau berita, tujuannya untuk memberi tambahan pengetahuan
(informasi) kepada audiens. Ciri program jurnalistik adalah
bersumber dari permasalahan yang sedang hangat, aktual,
20
disusun menurut kaidah jurnalistik, dan disiarkan dalam
kesempatan pertama. Program jurnalistik juga dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
a. Hard news
Yaitu segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran
karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh
khalayak.
b. Soft news
Yaitu segala informasi penting dan menarik
yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun
tidak harus segera ditayangkan.
2.2.4.2.2 Artistik
Program artistik bisaanya disajikan dalam bentuk
program hiburan. Musik, komedi, acara panggung, talkshow
dan sejenisnya merupakan acara hiburan yang banyak
diproduksi di lokasi studio televisi ataupun di panggung. Ciri
program artistik adalah bersumber dari ide atau gagasan,
mengutamakan keindahan, isi pesan bisa fiksi maupun
nonfiksi, penyajian tidak terikat waktu, yang menjadi sasaran
adalah
kepuasan
pemirsa,
improvisasi
tidak
terbatas,
mengutamakan bahasa bebas (dramatis), refleksi daya khayal
kuat. Pada prinsipnya program hiburan tidak membebani
penonton untuk berpikir. Produksi dibuat dengan dekorasi, tata
artistik, tata lampu maupun properti meriah.
Demikian pula
dengan acara talkshow pengisi acara haruslah orang yang
mampu berkomunikasi dengan kata-kata yang menghibur.
Beberapa jenis program hiburan antara lain drama, yang
merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang yang
diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.
Misalnya sinetron dan film. Permainan atau game show, yaitu
suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik
21
secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing
memenangkan suatu bentuk permainan. Program permainan
dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan, dan
variety show. Musik yang dapat ditampilkan dalam dua format
yaitu video klip atau konser. Dan pertunjukan berupa lawak,
sulap, serta pertunjukan lainnya. Program sport atau olahraga
juga termasuk dalam program hiburan, program ini terdiri dari
beberapa format, yaitu laporan olahraga, pertandingan
olahraga, maupun instruksional salah satu cabang olahraga.
Baksin juga menambahkan acara keagamaan, reality
show, ilmu pengetahuan dan teknologi, penerangan umum,
serta iklan (komersial dan layanan masyarakat) termasuk
dalam program hiburan. (Baksin, 2006:79-80).
Program sinetron “Emak Ijah Pengen Ke Mekah”
termasuk dalam jenis program televisi artistik. Karena
program sinetron adalah program yang bersumber dari ide atau
gagasan, yang mengutamakan keindahan dan juga menghibur.
2.2.4.3 Format Televisi
Menurut Naratama (2006, h.63-66), Format Acara Televisi
adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi
yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang
akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan
tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Format Acara Televisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Drama (fiksi)
a. Others
b. Tragedi
c. Aksi
d. Komedi
e. Cinta
f. Legenda
g. Horor
22
2. Nondrama (nonfiksi)
a. Music
b. Magazine Show
c. Talk Show
d. Variety Show
e. Re-packaging
f. Game Show
g. Kuis
3. Berita/News
a. Features
b. Sport
c. News
Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televise yang
diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisahkisah fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang
digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan
dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan
tersebut akan menggabungkan antara
realitas
kenyataan
hidup
dengan imajinasi khayalan para kreatornya.
Nonfiksi (Nondrama) adalah sebuah format acara televisi
yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi
kreatif
dari
realitas
kehidupan
sehari-hari
tanpa
harus
menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan.
Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap
pelakunya. Untuk itu program acara nondrama merupakan sebuah
runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsure hiburan
yang dipenuhi oleh aksi gaya dan musik.
Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi
berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa seharihari. Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang
disajikan dengan ketepantan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan
sifat liputan yang independen.
23
Format televisi yang digunakan oleh subjek penelitian, yaitu
format televisi drama. Karena format program “Emak Ijah Pengen Ke
Mekah” mengandung unsur komedi, cinta, dan religi yang disajikan
dalam keselarasan isi cerita yang saling berkesinambungan.
2.2.5
Sinetron
Program Sinetron di Televisi memiliki berbagai corak dan makin
banyak cerita dibuat secara kemas menarik dan sungguh seperti hidup .
Program sinetron bercerita – cerita seputar tema – tema cinta dan balas
dendam, tema – tema relevan berhubungan masyrakat, dongeng- dongeng,
sejarah dan lingkungan hidup. Pengembangan sinetron Indonesia terlaksana
karena kerja keras dari penulis naskah dan produser yang membutuhkan
seleksi untuk mengembangkan mutu cerita itu sendiri ( Wibowo, 2009 : 234235).
2.2.5.1 Tokoh dan Jenisnya
Menurut Abrams dalam Nurgiantoro (2005:165) berpendapat
bahwa tokoh cerita (character)
dalam
suatu
karya
naratif
orang-orang
atau
yang
ditampilkan
drama, yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu
seperti yang diekpresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan
dalam tindakan.
Menurut Nurgiantoro (2005:176) tokoh-tokoh cerita dalam
sebuah karya fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, yaitu
Tokoh utama dan tambahan; Tokoh protagonis dan tokoh antagonis;
Tokoh sederhana dan tokoh bulat; Tokoh statis dan tokoh
berkembang; dan Tokoh tipikal dan tokoh netral. Sedangkan yang
akan peneliti angkat dalam penelitian ini, yaitu mengenai tokoh
antagonis dan tokoh protagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang
kita kagumi yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero
yaitu tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilainilai yang ideal yakni sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan
harapan pembaca. Tokoh antagonis yaitu tokoh yang menyebabkan
24
konflik beroposisi dengan tokoh protagonis, baik secara langsung
maupun tidak langsung dan bersifat fisik maupun batin.
2.2.5.2 Isi Cerita
Pada dasarnya sinetron merupakan bagian dalam seni drama.
Dalam drama kisahnya terdiri atas sejumlah unit peristiwa yang saling
berhubungan. Setiap unit peristiwa berisi serangkaian kisah/peristiwa
yang dialami tokoh atau sekelompok tokoh. Unit peristiwa
berkembang seiring dengan perkembangan plot. Sebuah tahapan plot
dapat terdiri atas beberapa unit peristiwa, yaitu berikut tabel yang ada
dibawah ini :
Tabel 2.2
Dibagian ini mengawali cerita
1
Pengenalan cerita (intro)
dengan perkenalan tokoh,
penataan adegan, dan penceritaan
tentang hubungan antartokoh
2
Awal perselisihan/konflik
(complication)
Pada bagian ini, penulis cerita
mulai memunculkan bagianbagian timbulnya permasalahan
Dibagian ini, penulis cerita
3
Menuju konflik (rising
semakin meningkatkan
conflict)
permasalahan yang sedang
dihadapi tokoh
Bagian ini merupakan bagian
puncak permasalahan yang
sedang dihadapi. Di bagian ini
4
Konflik memuncak
pula tokoh dihadapkan dalam
(climax)
penentuan penyelesaian masalah
yang dialaminya. Kegagalan atau
keberhasilan biasanya
menentukan nasib si tokoh.
5
Penyelesaian (ending)
Bagian ini biasanya menjelaskan
25
bagaimana nasib tokoh. Akan
tetatpi terkadang penulis cerita
membiarkan bagaimana pembaca
yang menyimpulkan sendiri.
Akhir cerita dibuat
menggantung.
2.2.5.3 Waktu Penayangan
Dalam 24 jam dalam sehari, televisi mempunyai pembagian
waktu didalamnya. Dan tiap-tiap pembagian waktu terdapat
segmentasi dari audiens. Penjelasan dalam tabel, sebagai berikut :
Tabel 2.3
NO
WAKTU
NAMA
AUDIENS
penonton klas A-B,
02.00 WIB – 04.59
WIB
DEMOGRAFI
Early Morning
laki-laki usia 40 tahun
keatas/jumlah audien
sedikit
05.00 WIB – 08.59
WIB
penonton Klas A-B,
Morning Time
semua umur/jumlah
audien banyak
penonton klas
09.00 WIB – 11.59
WIB
A,B,C,D,E, anak-anak,
Day Time
perempuan, semua
umur/jumlah audien
sedikit
penonton klas C,D,E,
12.00 WIB – 15.59
WIB
Noon Time
anak-anak, perempuan,
semua umur.jumlah
audien sedikit
penonton klas
16.00 WIB – 17.59
WIB
A,B,C,D,E, anak-anak,
Evening Time
perempuan, semua
umur/audien mulai
besar
18.00 WIB – 18.59
Early Prime Time
penonton klas
26
WIB
A,B,C,D,E, semua
audien/jumlahnya besar
penonton kas
19.00 WIB – 20.59
Central Prime
A,B,C,D,E, semua
WIB
Time
audien/jumlahnya besar
sekali
penonton klas
21.00 WIB – 22.29
WIB
Late Prime Time
A,B,C,D,E, semua
audien/jumlah audien
besar
22.30 WIB – 23.59
WIB
penonton klas A,B,
Night Time
laki-laki/jumlah audien
mulai menurun
24.00 WIB – 01.59
WIB
penonton klas A,B,
Mid Night
laki-laki/jumlah audien
sedikit
2.2.5.4 Soundtrack
Sebuah soundtrack dapat direkam musik yang menyertainya
dan disinkronkan dengan gambar dari film, buku, program televisi
atau video game; album soundtrack dirilis secara komersial musik
yang ditampilkan dalam soundtrack film atau acara TV; atau daerah
fisik sebuah film yang berisi rekaman suara disinkronisasi.
wikipedia.com
Dalam hal ini lagu-lagu yang menyertai sinetron “Emak Ijah
Pengen Ke Mekah” bisa dikatakan sangat unik. Karena rata-rata lagu
yang dijadikan soundtrack ini diciptakan sendiri oleh beberapa
pemain yang ada dalam sinetron “Emak Ijah Pengen Ke Mekah”.
Seperti yang berjudul “Munaroh”, “Tari Ubur-ubur” dan lainnya,
yang cukup menarik perhatian para penonton. Karena nadanya yang
easy listening dan liriknya yang cukup unik dan lucu.
2.2.6
Teori S – O – R
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Respon ini semua
berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi
adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen :
27
sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus ini efek
yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikan
Menurut Denis McQuail dan Seven Windahl (1993), prinsip dasar
teori stimulus respon yaitu: “Efek merupakan reaksi tertentu terhadap
stimulus (rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau dapat
menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan
dengan reaksi audiens”
Menurut stimulus organisme response ini, efek yang ditimbulkan
adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ;
•
Pesan (stimulus, S)
•
Komunikan (organism, O)
•
Efek (Response, R)
1. Stimulus
Diartikan sebagai rangsangan atau sumber informasi. Stimulus
yang dimaksudkan disini adalah sinetron “Emak Ijah Pengen Ke
Mekah” yang berfungsi sebagai media yang memberikan informasi
kepada khalayak (followers twitter @makijahkemekah).
2. Organisme
Diartikan sebagai komunikan yang menerima informasi
pesan. Sinetron “Emak Ijah Pengen Ke Mekah” yang menarik di
televisi merupakan stimulus
diterima serta dianggap
atau
rangsangan
yang
akan
oleh khalayak dan diproses melalui
tiga tahapan, yaitu :
a.
Perhatian (attention)
Menurut Chaplin, perhatian merupakan penyesuaian
organ-organ pengindraan dan system syaraf sentra bagi
stimulasi maksimal. Perhatian juga merupakan suatu proses
mereaksi secara istimewa terhadap suatu rangsangan atau
sederet perangsang. (Chaplin,2004 ).
28
b.
Pengertian (understanding)
Pengertian berarti proses memahami atau kemampuan
indidvidu memahami makna atau arti. Seperti simpati; yaitu
perasaan suka terhadap titik pandang orang lain.Sedangkan
pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli
seperti yang dimaksud oleh komunikator. (Rakhmat,2000 ;
hal.13)
c.
Penerimaan (acceptance)
Penerimaan merupakan proses menerima segala sesuatu
baik Barang
perhatian
atau
jasa.
Tapi
dalam
praktik
klinis,
diartikan pengakuan atau penghargaan terhadap
nilai-nilai individual, tanpa menyertakan pengakuan terhadap
tingkah lakunya, atau tanpa keterkaitan emosional yang
terdapat dipihak terapis yang bersangkutan dan biasanya
ditandai dengan sikap positif atau menolak.
3. Response
Response disini yaitu tanggapan individu atau khalayak
terhadap sesuatu hal. Dalam menanggapi suatu pesan yang
diterima khalayak, reaksi
yang
mereka
tunjukkan
adalah
dengan perubahan sikap atau prilaku. Perubahan ini tentunya
berbeda-beda satu sama lainnya, ini dikarenakan oleh kepribadian
mereka yang berbeda-beda pula, dimana kepribadian dari masingmasing individu tersebut sangat penting dalam mempengaruhi
keputusan mereka saat menentukan acara atau program televisi
mana yang akan mereka tonton.
Stimulus
(Effendy, 2003)
Gambar 2.1 Teori S-O-R
Organisme :
• Perhatian
• Pengertian
• penerimaan
Response
29
2.2.7
Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory
stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi
inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tapi juga atensi, ekspektasi, motivasi
dan memori (Desiderato, 1976:129)
2.2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut David Krech dan Ricard Crutcfield dalam Jalaludin
Rahmat (2007:55) faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi
menjadi dua yaitu : faktor fungsional dan faktor struktural.
1. Faktor Fungsional
Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang
termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.
Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyekobyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan
persepsi. Yang menentukan persepsi bukan bentuk atau jenis
stimuli tetapi karakteristik orang yang memberikan respon
pada stimuli tersebut.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal
semata-mata dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf
yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Faktor-faktor
struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt
bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat
meneliti faktor-faktor yang terpisah tetapi memandangnya
dalam hubungan keseluruhan.
30
2.2.7.2 Jenis-jenis Persepsi
Jenis-jenis
persepsi
pada
manusia
sebenarnya
terjadi
menjadi dua, yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)
dan
persepsi
terhadap
lingkungan manusia (persepsi sosial).
Kedua jenis persepsi tersebut mempunyai perbedaan, perbedaan
tersebut mencakup :
1. Persepsi terhadap objek (Lingkungan Fisik)
Persepsi lingkungan fisik merupakan proses penafsiran
terhadap objek-objek tidak bernyawa yang ada di sekitar
lingkungan kita. Terkadang dalam mempersepsi lingkungan
fisik, kita melakukan kekeliruan, karena indera kita terkadang
menipu kita itulah yang disebut ilusi.
Persepsi terhadap objek ini juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor latar belakang pengalaman, latar belakang budaya, latar
belakang psikologis, latar belakang nilai, keyakinan dan
harapan, dan yang terakhir adalah kondisi faktual alat indera.
(Mulyana, 2007, p.184-190)
2. Persepsi terhadap manusia (Lingkungan sosial)
Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek
sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan
kita. Oleh karena itu manusia bersifat emosional, sehingga
penilaian terhadap orang akan mengandung resiko. Persepsi
saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya,
dan pada gilirannya persepsi anda terhadap saya juga
mempengaruhi persespi saya terhadap anda. Dan begitu
seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda
mengenai realitas disekelilingnya.
Karena setiap orang
mempunyai persepsi berbeda terhadap lingkungan sosialnya
(mulyana, 2007, h.191 ).
31
2.2.7.3 Sifat-sifat Persepsi
Menurut mulyana (2007, h.191-207) sifat-sifat persepsi adalah
:
a. Persepsi
adalah
berdasarkan
pengalaman.
Persepsi
manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan
reaksi
mereka
terhadap
hal-hal
itu
berdasarkan
pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang,
objek, atau kejadian serupa, termasuk misalnya cara kita
bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik bagi kita.
b.
Persepsi bersifat selektif. Atensi sebagai bagian dari tahap
persepsi dipengaruhi oleh factor-faktor internal seperti
faktor
sakit,
biologis
dan
penghasilan,
(lapar
lelah),
dan
haus), fisiologis
sosial
kebiasaan)
dan
(sehat,
budaya
(pekerjaan,
psikologis
(motivasi,
pengharapan, keinginan)
c. Persepsi bersifat dugaan. Oleh karena informasi yang
lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk
membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak
lengkap lewat penginderaan itu.
d. Persepsi bersifat evaluatif. Persepsi adalah proses kognitif
psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan
sikap,
kepercayaan,
nilai,
dan
pengharapan
untuk
memaknai objek persepsi.
e. Ketika seseorang menilai kemampuan bergaul dengan
orang lain, digunakan ukuran sosiabilitas yang disebut
adaptasi
jika
kualitas
keramahan,
kesopana,
dan
keluwesan berada diatas tingkat adaptasi, maka orang itu
dinilai pandai bergaul, tetapi sebaliknya jika dibawah
tingkat adaptasi di nilai sebagai kurang pergaulan.
f. Persepsi bersifat konstektual. Persepsi adalah rangsangan
dari luar harus diorganisasikan, dari semua pengaruh
dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu
pengaruh paling kuat. Ketika kita melihat seseorang, suatu
objek atau suatu kejadian, konteks rangsangan sangat
32
mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan oleh
karenanya juga persepsi.
2.2.7.4 Khalayak
Kata khalayak atau penonton telah lama akrab sebagai istilah
kolektif untuk “penerima” dalam bentuk sederhana model berurutan
dari proses komunikasi massa ( sumber, channer, pesan, penerima,
efek ) bahwa itu ditempatkan oleh pelopor di bidang penelitian media
(McQuail, 1997: 1). Sementara khalayak diasumsikan sebagai bagian
dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media,
bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa (Littlejohn,
2011 : 345).
2.3
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Download