Promosi Investasi Aceh bersama BKPM

advertisement
ISSN: 977 2338163
Edisi 3/I Tahun 2013
INFO INVESTASI
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Jemput Bola
Promosi Investasi Aceh
bersama BKPM
Investasi
Asing dan
Kearifan
Lokal
opini
2
Rekor Realisasi
Investasi Asing
Tertinggi sejak
1968
realisasi
3
Lonjakan
Harga
jelang
Perayaan
Gempa Gayo
&
Dampaknya
6
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
laporan
khusus
kegiatan
7
1
OPINI
BULMAN SATAR
Antropolog dan Praktisi Pembangunan
SALAM REDAKSI
P
Paradigma Baru
Promosi Investasi
romosi merupakan ujung tombak
dalam investasi. Tanpa promosi,
investor potensial tidak akan
serta-merta masuk ke Aceh. Ketika orang
mendengar ‘promosi’, sebagian masih
skeptis bahwa seolah-olah promosi ke luar
negeri identik dengan “jalan-jalan”. Tetapi,
sesungguhnya kita sedang melakukan
ikhtiar untuk memasukkan dana-dana
asing ke Aceh. Pada saat anggaran
pemerintah belum mampu mempercepat
daya ungkit untuk pertumbuhan ekonomi,
maka investasi asing menjadi primadona
dalam upaya membangun Aceh.
Adalah tugas Badan Investasi dan
Promosi (BIP) Aceh untuk berusaha
“merayu” investor agar mau menanamkan
modalnya di Aceh. Pada bulan Juni
lalu, Gubernur dan delegasi Aceh
berkesempatan mengikuti agenda-agenda
promosi investasi di Brussels (Belgia),
China, dan serangkaian misi investasi ke
Jerman dan Finlandia.
Sementara itu, realisasi investasi
asing kuartal II-2013 di Aceh mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan
kuartal II-2012, sedangkan investasi
domestik menurun. Turunnya laju
investasi domestik kuartal II ini lebih
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal,
seperti kenaikan tingkat suku bunga BI,
kenaikan inflasi, serta ada kecenderungan
investor lokal untuk mengerem ekspansi
usaha. Diharapkan pada kuartal III kondisi
ini kembali pulih.
Akan halnya investasi asing di
Aceh, mereka tidak terlalu terpengaruh
dengan kondisi eksternal, seperti krisis
berkepanjangan di Eropa.
Karena itu, promosi sangat penting
untuk mengakselarasi pembangunan
ekonomi, dengan agenda-agenda yang
jelas dan berbasis hasil.
Di akhir penghujung Ramadhan ini
dan menjelang Idul Fitri 1434 H, Tabloid
edisi 3 hadir di depan pembaca dengan
laporan lebih rinci tentang topik-topik di
atas. Selaras dengan semangat baru untuk
membangun Aceh yang lebih baik, kami
ucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri
1434 H,” semoga investasi amal di bulan
suci mampu melahirkan ketaqwaan dan
menjadi momentum kebangkitan Aceh.
Ir. Iskandar, M.Sc.
INFO INVESTASI
TABLOID ACEH INVESTMENT
Aceh Menjadi Salah-Satu Daerah Tujuan Utama Investasi 2017
Investasi Asing
dan Kearifan Lokal
P
emerintah Aceh memberi
perhatian besar pada program
pengembangan investasi untuk
menstimulasi kemajuan ekonomi
Aceh. Ambisi ini tentu sangat beralasan
mengingat beragam potensi yang
dimiliki Aceh, baik di sektor pertanian,
perkebunan, mineral, perikanan, jasa
dan pariwisata. Kita berharap investasi
dapat tumbuh dan berdampak dalam
meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi di daerah Serambi Mekkah ini.
sensitif yang bisa dengan seketika dan
massif membentuk dan mempengaruhi
persepsi investasi di Aceh. Berbagai
bentuk tindak kekerasan, teror, dan
intimidasi yang masih terjadi di Aceh
adalah kampanye buruk bagi iklim
investasi. Para Investor tentu tidak akan
mau mengambil resiko menanamkan
investasinya di tengah-tengah situasi
yang sewaktu-waktu bisa mengancam
aset dan properti mereka. Begitu pula
masalah etos kerja.
Program pengembangan investasi
tidak akan pernah berhasil dilaksanakan
dengan pendekatan parsial dan sektoral.
Sebaliknya ia mensyaratkan sebuah
pendekatan “dari hulu sampai hilir”
yang komprehensif, multi-sektoral dan
komplementer (saling melengkapi)
dalam sebuah skema yang sinergis dan
terintegrasi. Jika kemajuan investasi
dapat diasumsikan sebagai sebuah
kondisi, maka ada beberapa variabel
prakondisi yang harus dibangun oleh
unit-unit kerja terkait pemerintah Aceh
(baca : SKPA), yang meski berbeda-beda
secara tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
namun saling terkoneksi untuk menuju
satu tujuan bersama.
Sering muncul stereotipe yang
mengkomparasikan etos kerja berbasis
etnis: suku yang rajin, terampil dan
‘bisa pakai” dengan suku yang malas,
arogan, tidak terampil, dan “tidak bisa
pakai”. Dalam konteks Aceh, diperlukan
sebuah pendekatan kultural untuk
mengentaskan dua masalah tersebut
agar masyarakat Aceh betul-betul siap
menghadapi era investasi.
Variabel-variabel prakondisi
dimaksud adalah ketersediaan
infrastruktur, energi, regulasi dan
kebijakan (policy), dan sumberdaya
manusia yang berkualitas. Prakondisiprakondisi ini harus dikelola oleh
Pemerintah Aceh. Jika semua itu
terpenuhi, maka peluang kehadiran
investor baru, baik domestik maupun
asing, akan besar pula.
Namun, ada dua tantangan besar
yang sebelumnya harus direspon
secara progresif oleh pemerintah Aceh.
Pertama, terkait dengan masalah
keamaan, dan Kedua, mengenai etos
(tenaga) kerja. Keduanya adalah isu
Investor juga perlu didorong untuk
menjaga agar kehadiran mereka tidak
menggerus nilai-nilai kearifan lokal
masyarakat setempat. Banyak kasus
gesekan antara proyek investasi dengan
masyarakat yang berunjung konflik
akibat kurangnya penghormatan pihak
investor terhadap nilai-nilai tersebut.
Yang tak kalah penting, para investor
juga mesti diatur untuk memperhatikan
aspek keseimbangan dan keselamatan
lingkungan.
Dewan Pengarah: Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II, dan
III Setda Aceh. Penanggung Jawab: Iskandar. Wakil Penanggung Jawab: M. Ali Alfata. Dewan
Redaksi: Netti Muharni, Fuadi, Syarifah Zulfa, Jonni. Pemimpin Redaksi: Zulkifli Hamid Paloh.
Wakil Pemimpin Redaksi: Junaidi Redaktur Pelaksana: Arif Arham, Razali, Irmawati, Fauza
Morizan, Fitri Haryani, Cut Eliza Mutia Lay Out: Eka Saputra, Fahrizal Public Relation: Asmaul
Husna.
Telepon:
Alamat Redaksi:
Website:
(0651) - 23170
Jl. A. Yani No.39
acehinvestment.com
Banda Aceh, 23122
investasi.acehprov.go.id
Fax:
Aceh - Indonesia
e-mail :
(0651)| -EDISI
23171
[email protected]
INFO INVESTASI
3/I Tahun
2013
2
Di sisi lain, melalui regulasi
daerah, para investor perlu didorong
agar memiliki social awareness and
responsibility. Kehadiran mereka harus
betul-betul melahirkan trickle down effect
(efek menetes ke bawah), menyediakan
lapangan kerja, meningkatkan ekonomi
masyarakat luas, menggairahkan sektor
riil, dan meningkatkan PAD yang
mendorong kemampuan fiskal daerah.
Redaksi menerima kiriman tulisan opini. Tulisan diketik dengan
spasi ganda ukuran kertas A4 maksimal 500 kata, disertai identitas
dan foto. Dikirim ke email redaksi: [email protected]
Rekor Realisasi
Investasi Asing
Tertinggi sejak
1968
REALISASI
Total realisasi investasi (PMA/PMDN) di
Aceh (Januari-Juni 2013) sebesar Rp 3,8
triliun dari total target 2013 Rp 5,4 triliun
(capaian 70,5%)
Di tengah krisis global berkepanjangan, realisasi
penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada kuartal
II-2013 tumbuh 1,8 % (terendah sejak dua tahun terakhir).
Sementara di Aceh, justru tumbuh mencapai 67,38 persen
(Quarter on Quarter)-tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Jika dibandingkan dengan Triwulan II-2012 (year on year),
PMA di Aceh tumbuh 96,64%. Dengan nilai realisasi PMA
mencapai US$ 39,7 juta atau setara Rp 862,2 miliar (asumsi
kurs 1 dolar=Rp 9.300), menempatkan provinsi Aceh pada
urutan 12 terbesar realisasi PMA di Indonesia (dua tingkat di
bawah DKI dan Bali, dan satu tingkat di atas Jawa Tengah)
Angka ini menjadi pemecah rekor tertinggi realisasi PMA
sejak 1968. Sedangkan pada triwulan sebelumnya (TW
I-2013) posisi Aceh (realisasi PMA) berada pada urutan 18
secara nasional.
“Kondisi ini sangat menggembirakan, data berbicara
bahwa investor asing merasa sangat nyaman berinvestasi di
Aceh. Memang tidak dapat dipungkiri, berbagai tantangan
masih dihadapi oleh investor di lapangan, tetapi berkat
kerja keras berbagai pihak (aparat keamanan, masyarakat di
sekitar proyek, Bupati/Walikota, dan stakeholders lainnya)
gangguan-gangguan di lapangan telah dapat diatasi. Hal
ini membuktikan bahwa investor asing mampu me-manage
potensi resiko berinvestasi di Aceh sebagai daerah postconflict. Investor asing telah menunjukkan trust kepada
pemerintah dan rakyat Aceh, ini tercermin dari berbagai
pertemuan dengan mereka”. Ujar Kepala Badan Investasi
dan Promosi Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc di Jakarta pada saat
acara rekonsiliasi data realisasi TW II/Sem I-2013 dengan
Kedeputian Pengendalian BKPM RI, 17/7/2013.
Pada kuartal II tahun ini, realisasi penanaman modal
dalam negeri (PMDN) mengalami sedikit penurunan.
Selain karena faktor eksternal, kondisi ini terjadi sebagai
akibat dari masih rendahnya kepatuhan perusahaan
dalam melaporkan angka realisasinya, Gubernur juga
telah menyurati langsung perusahaan-perusahaan. “Kami
terus berupaya melakukan kunjungan ke lokasi proyek,
melaksanakan bimbingan kepada perusahaan dan perangkat
daerah kab/kota tentang tata cara pengisian Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), angka realisasi ini
verifikasinya sangat ketat dan tercatat dalam SPIPISE
(pelaporan elektronik), sehingga sangat valid dan up-date,
perusahaan juga dapat melapor langsung ke system online
setelah mendapat hak akses SPIPISE dari BKPM RI”, Ujar
mantan Deputi Ekonomi masa BRR, Iskandar”.
Inggris Menggeser Posisi Malaysia
Realisasi triwulan II tahun ini berdasarkan Negara
asal investor, Inggris menjadi Negara yang paling besar
realisasinya, diikuti oleh Korea, India, Gabungan Negara,
Norwegia, Belanda, China, Malaysia, dan Uni Emirat Arab
(Lihat box). Sementara Triwulan I-2013 Malaysia muncul
pada urutan I. Sektor pertambangan masih yang paling
dominan dengan realisasi sebesar US$ 1,5 juta, diikuti sektor
listrik, gas, dan air sebesar US$ 519 ribu, jasa lainnya US$
37,5 juta, kehutanan US$ 144 ribu, dan terendah sektor
perikanan.
Jika diakumulasi realisasi investasi tahun ini (kondisi
sampai dengan Semester I), total realisasi investasi (PMA/
PMDN) di Aceh (Januari-Juni 2013) sebesar Rp 3,8 triliun
dari total target 2013 Rp 5,4 triliun yang telah ditetapkan
oleh BKPM RI. Dengan demikian, capaiannya telah
mencapai 70,5 %. “Kami sangat mengharapkan dukungan
dari berbagai pihak, sehingga realisasi investasi di Aceh
tahun ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pendapatan masyarakat di seantero Aceh”,
ujar mantan Kepala Bappeda Aceh. [Syarifah Zulfa & Zulkifli
Hamid Paloh]
Realisasi PMA
Triwulan II/Semester I 2010-2013 (Year on Year)
(dalam Rp Miliar)
862,3
Tw II
2013
29,0
19,1
26,7
Tw II
2012
Tw II
2011
Tw II
2010
91.552
US$
Realisasi Investasi
Triwulan II/Semester I-2013
36.826
US$
19.113
US$
Inggris
Korea Selatan
India
berdasarkan Asal Negara ( dalam US$ Ribu)
2.380 2.000 1.081 40
US$
US$
US$
Gabungan Negara
Norway
Belanda
US$
China
89
US$
Malaysia
89
US$
Uni Emirat Arab
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
3
LAPORAN UTAMA
Jemput Bola Promosi
Investasi Aceh
bersama BKPM
Perusahaan Hitay Investment
Holding (bidang Gothermal), EU
Matrix, International Trade Advisor
(bidang pariwisata) dan All Quality
Import (bidang eksport kopi)
menyatakan minat berinvestasi di
Aceh.
ini delegasi Aceh
Juni lalu Gubernur
“Stabilitas politik, perdamaian, penyederhanaan prosedur
memberikan informasi
Aceh Zaini Abdullah
perizinan sesuai dengan UUPA merupakan faktor yang sangat
detail tentang peluang
beserta delegasi
investasi di Aceh.
Aceh melakukan
penting untuk menumbuhkembangkan iklim investasi yang
Para investor sangat
misi investasi ke
lebih baik di Aceh. Aceh merupakan kawasan strategis di jalur
terkesima dengan
beberapa negara
internasional diharapkan dapat mengembalikan kejayaan tempo informasi detail profile
Eropa, yaitu
doeloe sehingga menjadi tujuan utama investasi”.
project investment
Jerman, Belgia dan
yang di tawarkan,
Finlandia, dalam
dilengkapi dengan prarangka memenuhi
Pemangku Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar
feasibility studies project.
undangan dari
Pemerintah Jerman
Tari Saman, lagu
dalam hal ini Kfw
Aceh sebesar 100 juta euro atau Rp 1,3
Bungong Jeumpa dan Bungong Seulanga
Bankengruppe Germany, Undangan
triliun. Sebagai tindak lanjut, gubernur
ikut memeriahkan acara gala dinner ini.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman
telah bertemu dengan Presiden Susilo
Modal (BKPM) untuk menghadiri
Bambang Yudhoyono, dan Menteri
Beberapa perusahaan menyatakan minat
Indonesia Investment Marketing 2013
PPN/Kepala Bappenas.
untuk berinvestasi di Aceh dan saat
di Brussels, Belgia serta undangan dari
ini sedang berkomunikasi lebih lanjut,
Pemerintah Finlandia yang diwakili oleh Belgia
beberapa diantaranya merencanakan
SCS Consulting Ltd.
Di Brussels, gubernur dan delegasi
kunjungan ke Aceh.
dari Aceh menghadiri acara
Selain Gubernur Aceh, delegasi yang
Indonesia Investment Marketing 2013.
Finlandia
ikut serta dalam rombongan ini, antara
Dr. Zaini Abdullah secara khusus
Di Finlandia, Gubernur Aceh dan
lain adalah Malik Mahmud Al-Haytar
mempresentasikan “Investment
delegasi membahas kerjasama di bidang
(Pemangku Wali Nanggroe), Hasbi
Opportunities in Aceh, Indonesia”.
jasa layanan penerbangan dan rencana
Abdullah (Ketua DPR Aceh), Firmandez Setelah agenda business forum, acara
program penghijauan serta perubahan
(Ketua Kadin Aceh), Mustafa Hasjbullah dilanjutkan dengan one on one meeting,
(Ketua Kapet Aceh), Ir. Iskandar, M.Sc
dimana delegasi Aceh bertemu langsung iklim di Aceh.[Netty Muharni, Junaidi &
Fitri Haryani]
(Kepala BIP), Netty Muharni (Kabid
dengan para calon investor. Pada sesi
Promosi BIP), Dr. M. Yani (Staf Ahli
Bidang Kesejahteraan dan Keistimewaan
Aceh), dan Muzzakir A Hamid (Staf
Khusus Gubernur Aceh).
Jerman
Di Frankfurt, Gubernur Aceh melakukan
pertemuan tingkat tinggi dengan
presiden dan pejabat Kreditanststalt
fur Wiederaufbau (KfW) Development
Bank Germany, untuk membahas
rencana pinjaman lunak (soft loans) di
bidang kesehatan. Total kebutuhan
pembangunan sejumlah RS Regional
di Aceh sebagai upaya mendukung
layanan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)
dan meningkatkan derajat kesehatan
4
INFO INVESTASI | EDISI 3/I Tahun 2013
China
Badan Investasi dan Promosi
(BIP) Aceh terus memperbaharui
strategi promosi. Sebelumnya,
kegiatan-kegiatan pameran yang
merupakan bagian dari promosi
belum efektif menghadirkan calon
investor baru. Karena itu, sejak
kepemimpinan Ir. Iskandar, M.Sc,
strategi penjaringan investor
diubah, dari bentuk “Pameran”
menjadi“ Misi Investasi”. Misi
investasi dirasa lebih tepat dalam
menjaring para investor karena
terjadi kontak langsung dengan
para pengusaha yang menjadi
target marketing, terutama
investor luar negeri.
Awal bulan Juli, delegasi Aceh
mengikuti Misi Investasi di Beijing
bersama payung "Marketing
Investasi Indonesia (MII)".
Misi Investasi ini terlaksana
berkat kerjasama dengan China
Development Bank (CDB). Para
peserta yang diundang umumnya
adalah para nasabah CDB, yang
bergerak di berbagai bidang usaha
di China. Ini adalah misi investasi
ke luar negeri yang ketiga yang
telah dilakukan BIP pada tahun
2013 ini, setelah sebelumnya ke
Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) dan
Brussels (Belgia).
Misi Investasi ke Republik Rakyat
Tiongkok (RRT) dilaksanakan
dengan serangkaian kegiatan
yang dihadiri Mr. Wang
Yongsheng (Vice President CDB)
dan Liang Hujiang (Director
General International Fianace)
dan beberapa perwakilan CDB.
Pada acara Forum Bisnis,
Kepala BIP, Ir. Iskandar.
M.Sc memaparkan
peluang-peluang
investasi di Aceh di
depan sekitar 150 orang
peserta yang berasal dari
70 perusahaan. Acara
dilanjutkan dengan “one
on one meeting” untuk
mendiskusikan peluang
investasi lebih detail
serta sektor-sektor yang
diminati." Ujar Netty
Muharni, Kabid Promosi
BIP.
“Selain menyampaikan
minat untuk berinvestasi,
investor asal Beijing juga
menyampaikan rasa duka
dan simpati yang tinggi
atas terjadinya musibah
gempa bumi di Aceh
Tengah dan Bener Meriah
yang mereka ketahui sebagai
sentra kopi terbesar di Aceh," ujar
Jonni, Kabid Perizinan BIP. [Netty
Muharni dan Jonni]
Hasil Kunjungan ke Beijing
Perusahaan
Minat Sektor
China Coal Technology & Engineering
Group
Bidang batu bara
China Shanxi International Economic &
Technical Cooperation Corp
Bidang geothermal, hydropower dan
cement
Tonghua Jianxin Group Beijing Limited
Bidang industri peleburan besi (smelter)
The Fourth Construction Co. Ltd,
Industri semen, hydropower dan fishing
port (Lampulo & Idi).
China Overseas Investment
Bidang pertambangan.
Beijing Vitwo Outbound Investment
Consulting Co. Ltd,
Bidang pertambangan nikel, smelter dan
pengolahan sawit.
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
5
Kegiatan
Laporan
Khusus
Lonjakan Harga
Jelang Perayaan
S
EPERTI tahun-tahun
sebelumnya, pada Ramadhan
dan Hari Raya 1434 H ini,
pasar-pasar di Aceh akan
“menyambut” kenaikan harga
pada sejumlah komoditi.
Lonjakan harga yang terbilang cukup
tinggi ini akan begitu sulit dihindari,
bahkan disaat pemerintah sudah
melakukan berbagai upaya.
Lonjakan hargaa yang terkadang
melebihi dua kali lipat harga normal
itu juga “disambut” oleh masyarakat
pembeli. Mau tidak mau, meski harga
melambung, komoditi yang satu tetap
tak akan sepi pembeli.
Di Aceh, lapak-lapak dadakan
bermunculan di seantero negeri syariat
Ini. Masyarakat pun berbondongbondong membeli komoditi yang dalam
waktu singkat itu harganya melonjak
drastis.
“Apa boleh buat, meski harganya naik,
saya pribadi harus membeli minimal
dua kilogram. Harganya antara 120
ribu sampai 130 ribu,” kata Munzir
Hatta, penduduk Lhokseumawe ketika
berbelanja pada suatu pagi, satu hari
menjelang Ramadhan tahun 2013. Itu
artinya, Munzir harus merogoh kocek
sebesar Rp240-Rp260 ribu pada pagi
itu. Jumlah yang tentu saja sangat besar
dibanding belanja pada hari-hari biasa.
Komoditi yang harganya bergerak
liar setiap tahun itu adalah “daging”
khususnya daging sapi. Orang Aceh
menyebut tradisi membeli dagi itu
sebagai Hari Meugang, yang setiap
tahun berlangsung selama tiga kali.
Yaitu pada dua atau satu hari menjelang
Ramadhan, lalu dua atau satu hari jelang
Idul Fitri, dan pada menjelang perayaan
hari Raya Idul Adha. Tradisi ini telah
berlangsung selama turun-temurun.
Setiap tahunnya, kenaikan harga
daging lembu jelang Ramadhan dan
6
INFO INVESTASI | EDISI 3/I Tahun 2013
Idul Fitri memang menjadi perhatian
serius pemerintah. Berbagai upaya
telah dilakukan, mulai pengontrolan
terhadap harga pasar, hingga impor
sapi yang jumlahnya ribuan ton. Namun
sejauh ini, berbagai upaya itu belum
memberikan hasil yang maksimal.
Jikapun berefek, hanya pada kisaran
harga yang tak terlalu signifikan.
Salah seorang penjual daging di Pasar
Atjeh menyebutkan, lonjakan harga
itu tak lain disebabkan oleh jumlah
permintaan daging yang naik berkalikali lipat pada hari meugang, sedangkan
ketersediaan daging di pasaran jauh
lebih sedikit dibanding permintaan.
Tingginya permintaan tidak hanya
terjadi pada daging sapi, tapi juga
terhadap daging ayam. Jika pada harihari biasa harga berkisar pada angka Rp
35 ribu per ekor, maka hari meugang
jumlah itu meningkat hampir dua kali
lipat, yaitu Rp 60 ribu.
Melonjaknya harga daging itu tidak
hanya terjadi di Aceh, namun di seluruh
Indonesia. Aceh menduduki peringkat
pertama tinggi harga daging, di
peringkat kedua adalah Provinsi Papua.
Di Pulau Jawa, harga daging berkisar
antara Rp 105 ribu hingga Rp 110 ribu.
Sedangkan di Kalimantan, berkisar Rp
120 ribu hingga Rp 125 ribu.
Khusus untuk tahun 2013, pemerintah
melalui Perum Bulog setidaknya telah
melakukan dua langkah untuk menjaga
kestabilan harga daging; dengan skema
kontrol harga pasar dan impor sapi.
“Dengan meningkatkan pasok agar
harga tetap turun, terutama daging
sapi,” kata Menteri Perdagangan Gita
Wirjawan pada acara peresmian Pasar
Atjeh di Banda Aceh Juli lalu.
Tak tanggung-tanggung, menurutnya
pemerintah telah mengeluarkan izin
kepada Bulog untuk melakukan impor
sapi. Hingga Juli 2013 Bulog telah
memasok 12 ton daging sapi dari total
3000 ton yang dianjurkan. Izin tersebut
sudah dikeluarkan sejak 20 Juni lalu.
Selain itu, Bulog juga melakukan operasi
pasar khusus sebagai upaya mengontrol
harga.
Sedangkan untuk stok dari dalam
negeri, Gita Wirjawan mengatakan
saat ini Rumah Potong Hewan hanya
mampu menyediakan 109 ribu ekor sapi
untuk seluruh Indonesia. “50 hingga
60 persen dari total angka tersebut
untuk kepentingan pasok di seputar
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi-red) dan untuk
memasok ke seluruh titik di Indonesia,”
kata Gita.
Melalui berbagai upaya itu, pemerintah
berharap harga daging tidak mengalami
kenaikan secara drastis, yaitu antara Rp
75 ribu hinga Rp 80 ribu per kilogram.
Khususnya Aceh, sepertinya tidak
akan dapat membendung kenaikan
harga daging sapi, khususnya daging
sapi kampung. Beberapa pedagang di
Pasar Atjeh mengatakan, umumnya
masyarakat tidak terlalu berminat pada
daging impor yang oleh orang-orang
lokal disebut sebagai Sapi Medan atau
Sapi Lampung.
Orang Aceh lebih menyukai Sapi
Kampung yang pasokannya berasal dari
rumah potong lokal dan dari peternakpeternak lokal yang ada hampir di
seluruh Aceh. Masalahnya, pasokan sapi
kampung tersebut jauh lebih rendah
dibanding permintaan masyarakat
terhadap sapi kampung pada hari-hari
meugang.
“Meski harga lebih mahal, keluarga
kami lebih suka daging sapi kampung,”
kata Sulaiman, warga Darussalam,
Banda Aceh. [Kontributor: Qahar
Muzakar]
Photo by: Atjehpost.com
Setiap meugang harga daging melonjak. Pemerintah impor daging dan kontrol pasar,
tapi masyarakat Aceh lebih meminati Sapi Kampung
Kegiatan
Gempa Gayo
Foto: Repro
dan Dampaknya
Tak tanggung-tanggung, gempa
dengan kekuatan 6,2 SR pada 2 Juli
lalu menghancurkan berbagai fasilitas
publik maupun swasta di Tanah Gayo.
Lokasi terparah di Aceh Tengah yaitu
di Kecamatan Ketol, Kute Panang,
Kebayakan, Bies, Bebesen dan Silih
Nara. Sedangkan lokasi terparah Bener
Meriah di kawasan Wih Pesam, Bukit
dan Timang Gajah.
Tingkat
Kerusakan
Fasilitas
Kebun Kopi
Kebun tebu
berat
berat
berat
sedang
ringan
berat
berat
berat
Pabrik Gula Tebu rakyat
“Jalan menuju kebun kopi hancur, dan
gudang-gudang kopi luluh lantak,” kata
salah seorang petani kopi kepada tim
BIP Peduli Gayo di Aceh Tengah.
Kilang Kopi
BPP
Industri Besar
Selain melakukan kunjungan langsung
ke lokasi, BIP Aceh bekerjasama dengan
BKPM juga menyerahkan bantuan
kepada masyarakat korban gempa Gayo
melalui Serambi Peduli pada tanggal 31
Juli lalu. [Netty Muharni, Ichan Pratama &
Cut Elliza Mutia]
Pasar dan Bangunan Los
Kilang Padi
Lahan Sawah
Total
Industri Kecil dan Menengah
Sumber : SKPD A. Tengah & Bener Meriah (Diolah)
berat
Aceh Tengah Bener Meriah
Kerugian
(Rp. juta)
25.000
1.602
5.350
125
15
1.000
2.000
2000
Kerugian
(Rp. juta)
2.142
1.602
-
150.595 41.415,5
1.000 11.250 241.352,5
650
4.394
Pusdatin: Bank Data dan Informasi
Salah-satu strategi yang ditempuh
Badan Investasi dan Promosi (BIP) Aceh
untuk menggaet investor adalah melalui
diseminasi (publikasi) informasi bidang
penanaman modal ke masyarakat luas.
Ini didasarkan pula pada UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, di
mana informasi yang berkaitan dengan
kepentingan publik harus disebarkan
agar kualitas keterlibatan masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan
publik meningkat. Diharapkan,
akuntabilitas pejabat publik maupun
kebijakan-kebijakan publik yang
dikeluarkan akan meningkat pula.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor
14 Tahun 2012 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Penanaman
Modal Provinsi dan Kabupaten/
Kota, data dan informasi yang terkait
investasi yang dimaksud adalah lokasi;
ketersedian lahan; kesesuaian dengan
tata ruang daerah; bentuk dukungan
pemerintah daerah; potensi pasar; dan
perkiraan investasi.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas dan kesinambungan
pelaporan Data dan Informasi serta
memantapkan Sistem Informasi pada
BIP Aceh, dibangunlah suatu Pusat
Data dan Informasi (Pusdatin) Investasi
Aceh. Pusdatin ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan, mengidentifikasi,
menyimpan, mengolah, menganalisis
dan menampilkan data dan informasi
publik serta pemeliharaan data dan
perangkat.
Adapun tujuan pembentukan
Pusdatin Investasi Aceh adalah (a)
sebagai sumber data dan informasi
bagi setiap bidang dan aparatur
Badan Investasi dan Promosi dalam
merencanakan kegiatan-kegiatan
tahunan (Renja) untuk mencapai visi
dan misi yang telah ditetapkan; (b)
sebagai sumber data dan
informasi untuk menjadi
bahan pertimbangan bagi
Pemeritah Daerah dan
pihak-pihak lainnya dalam
mengambil keputusan
penganggaran, ekonomi,
dan pembangunan; (c)
sebagai sumber data dan
informasi bagi stakeholder
lainnya dalam integrasi
kegiatan-kegiatan
pengembangan investasi
di Provinsi Aceh; (d)
terciptanya mekanisme
sistem penyimpanan data
terpadu dan terintegrasi;
serta (e) memadukan
berbagai data serta
ketentuan-ketentuan
yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan lokasi daerah untuk investasi.
Untuk mendapatkan data dan informasi
bidang penanaman modal, para calon
investor, akademisi, dan masyarakat
luas dapat mengunjungi Pusdatin
Investasi Aceh, lantai 2, Badan Investasi
dan Promosi Aceh, di Jl. Ahmad Yani
39, Peunayong, Banda Aceh. Namun,
disarankan untuk cukup mengunjungi
website acehinvestment.com yang dapat
diakses dengan cepat dari manapun di
seluruh dunia. [Yudha]
EDISI 3/I Tahun 2013 | INFO INVESTASI
7
8
INFO INVESTASI | EDISI 3/I Tahun 2013
Download