Kumpulan Esai Sejarah Afrika

advertisement
DARI MODERN HINGGA KUNO
DARI MODERN HINGGA KUNO
1
TIM PENYUSUN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan limpahan berkat serta rahmatnya, penyusun dapat
menyelesaikan tugas Essai ini dengan lancar untuk memenuhi tugas
matakuliah Sejarah Afrika.
Afrika merupakan salah satu benua terbesar kedua di dunia. Afrika
memiliki keadaan alam dan kondisi masyarakat yang beragam. Setiap
benua memiliki sejarahnya begitu juga dengan Afrika yang merupakan
sebuah benua besar dan memiliki sejarahnya yang panjang. Membahas
mengenai sejarah Afrika, banyak sekali tentang sejarah afrika yang perlu
diungkapkan, secara khusus melalui sebuah tulisan ilmiah.
Pada massa ini semangat mahasiswa dalam penulisan artikel ilmiah
sangatlah kurang. Dunia jurnalistik semakin asing bagi mahasiswa.
Kebanyakan mahasiswa sangat malas untuk menulis karya ilmiah, seperti
berupa tugas makalah, meskipun kebanyakan mahasiswa menulis karya
ilmiah akan tetapi banyak hal yang dilupakan dalam penulisan ilmiah,
apalagi dalam penulisan sejarah.
Penulisan
esai
ini
diharapkan
mampu
menumbuhan
rasa
ketertarikan yang lebih dalam untuk menulis karya ilmiah. Penulisan esai
ini berisi kumpulan esai tentang Sejarah Afrika. Penulisan sejarah afrika
melalui sebuah esai ini diharapkan mampu menambah wawasan yang luas
bagi mahasiswa tentang afrika.
Dalam penyusunan essai ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua
dan teman-teman , sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi
teratasi.
Essai ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Sejarah Afrika yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
2
sumber informasi, referensi, dan berita. Essai ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya essai ini dapat terselesaikan.
Semoga essai ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Negeri Malang. Kami sadar bahwa essai ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing dan teman-teman mahasiswa, kami meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan essai kami di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Malang, November 2014
Penyusun
3
TIM PENYUSUN
a.
Ketua
: M. Iqbal Muhlasin
b.
Wakil Ketua
: Surya Dewangga P
c.
Sekertaris
: Vidy Y
d.
Bendahara
: Lussi Setia Winarni
e.
Koordinator Isi dan Materi
:Tutik I. R, dan Maria M. Hardik
f.
Koordinator Design dan Editing
:M. Zaky A, Lussi S. Winarni dan
Achmad H.
g.
Koordinator Prod dan Distribusi
: Erlambang A. Chandra, M. Affan
dan Irvan Rahmat A.
h.
Tim Evaluator
: Maria M. Hardik, Tutik Ike, Lussi
S, Vidy Y, dan M. Iqbal Muchlasin
dan Surya Dewangga.
4
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...................................................................................................... i
Tim penyusun ....................................................................................................... ii
Daftar Isi
...................................................................................................... iii
PEMBAHASAN
A. Faktor Penyebab dan Upaya Penyelesaianya Genosida di Rwanda .........
................................................................................................................... 1
B. Dampak Genosida Rwanda di Afrika ........................................................ 9
C. Perkembangan politik Aparteid di Afrika Selatan ................................... 12
D. Proses kemerdekaan Negara Liberia Sebagai Salah Satu Negara Maju di
Afrika Pada tahun 1847-1980 ........................................................................ 20
E. Politik Koloni di Afrika Selatan Pada perang Dunia 1 dan PerangDunia II
.........................................................................................................................28
F. Kolonialisme Bangsa Barat di Afrika: Ghana Sebagai kolonialisme Terkuat
yang Diduduki bangsa Barat .......................................................................... 34
G. Peradaban Mesir Kuno .............................................................................. 38
H. Australopithecus Africanus ....................................................................... 47
I. Manusia purba di Afrika : Australopithecus Africanus .............................. 49
J. Kehidupan Awal manusia Purba Australopithecus Afarensis (Lucy) di
Afrika ............................................................................................................. 53
5
FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA PENYELESAIANNYA GENOSIDA
DI RWANDA
Oleh:
Erlambang Aji Candra
Abstrak:
Pembantaian besar pernah terjadi di Afrika.
Pembantaian yang melibatkan antar suku yakni suku Hutu
dan suku Tutsi ini dikenal dengan Genosida
Rwanda.Genosida Rwanda ini memiliki faktor pemicu dan
upaya penyelesaiannya.
Kata Kunci: Faktor Penyebab, Upaya, Genosida Rwanda.
A. DEFINISI KONFLIK
Konflik berasal dari bahasa Latin yaitu ―configere‖ yang berarti saling
memukul. Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkan, memusnahkan, atau membuatnya tidak berdaya. Konflik adalah
sesuatu yang wajar terjadi di masyarakat, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan
integrasi.Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat.
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Konflik juga dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak
merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera
mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama.
Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik bilamana salah
satu pihak tidak memahami adanya ketidakcocokan tersebut (Robbins, 1996).
6
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan individu yang meliputi perbedaan
sikap, pandangan (ideologi), pendirian, maupun kepercayaan, perbedaan latar
belakang sejarah dan budaya, serta perbedaan kepentingan yang meliputi bidang
politik, ekonomi, dan sosial.Konflik juga dapat disebabkan oleh perubahanperubahan nilai yang cepat dan mendadak di masyarakat.
Faktor lain yang dapat menimbulkan terjadinya suatu konflik yaitu adanya
dendam yang terjadi antar individu maupun kelompok. Dendam dapat
dilatarbelakangi
oleh
perasaan
tersakiti
karena
pelecehan
yang
terus-
menerus.Perampasan hak-hak secara paksa juga dapat memicu suatu amarah
sehingga
dapat
menimbulkan
keinginan
untuk
melakukan
pembalasan
dendam.Baron & Byrne (dalam Kusnarwatiningsih, 2007) mengemukakan konflik
disebabkan antara lain oleh perebutan sumber daya, pembalasan dendam, atribusi
dan kesalahan dalam berkomunikasi.
Fenomena konflik sosial yang terjadi di Rwanda merupakan salah satu
contoh dari konflik yang disebabkan oleh pembalasan dendam.Konflik ras dan
etnis yang juga akhirnya menjadi kejahatan genosida ini kemudian menjadi suatu
konflik yang berkepanjangan dan menyisakan ironi dan tragedi.Kekerasan yang
terjadi berkepanjangan dapat menjadikan sebagai perilaku yang seolah-olah wajar,
bahkan terinstitusionalisasi.Akibatnya, tercipta suatu lingkaran setan kekerasan
yang sulit untuk diputuskan. Karena perasaan masing-masing pihak adalah korban
yang tersakiti sehingga memicu dendam yang akan dibalaskan dengan kekerasan
pula.
B. FAKTOR PENYEBAB KONFLIK RWANDA
Konflik ras dan etnis yang terjadi di Rwanda merupakan bentuk dari
kejahatan genosida. Konsep genosida sendiri, terdiri dari dua kata yang berasal
dari bahasa Yunani ―genos‖ yang diartikan ras atau suku bangsa; bahasa Latin
―caedare‖ yang artinya pembunuhan.
Pengkategorian genosida sebagai salah satu kejahatan internasional
dimulai dari semangat yang tercantum dalam Briand -Kellogg Peace Pact of 1928,
yang kemudian membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat sebuah
7
draft di tahun 1946 yang akhirnya dimasukkan dalam kategori kejahatan
internasional dalam konvensi genosida ―convention on the prevention and
punishment of the Crime of Genocide 1948‖, sebuah langkah yang sangat penting
bagi perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia dan diatur dalam pembukaan
dan pasal VI dan VII Piagam PBB.
Genosida yang terjadi di Rwanda (1994) merupakan sebuah cermin
kegagalan suatu negara dalam menjamin keamanan internal dan perlindungan bagi
warga negaranya. Rwanda menjadi sebuah failed state yang menjadi ancaman
bagi warganegaranya sendiri, konflik Rwanda juga memiliki dampak sistemik
terhadap stabilitas kawasan Afrika dan menyita perhatian dunia internasional
terkait dengan isu Hak Asasi Manusia (HAM) dan genosida.
Konflik di Rwanda, awalnya dapat dikategorikan sebagai konflik internal,
berkaitan dengan perebutan kekuasaan antara etnis Tutsi dan Hutu yang
mengakibatkan perang sipil di tahun 1959. Akan tetapi konteks konflik internal
dan konflik etnis di Rwanda menjadi perhatian dunia internasional karena adanya
upaya pemusnahan etnis secara besar-besaran.
Rwanda merupakan salah satu negara di belahan Benua Afrika yang terdiri
dari 3 kelompok etnis: Hutu (88%) merupakan mayoritas penduduk yang bekerja
sebagai petani, Tutsi (11%) merupakan orang-orang dusun yang datang pada abad
ke-15, dan Twa pygmies (1%) merupakan sisa pemukim terawal di Rwanda. Ada
beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya kebencian suku Hutu terhadap
suku Tutsi dan akhirnya berujung pada Genosida.
Pertama, fanatisme dari etnis Hutu muncul tidak lepas dari ―sakit hati‖
suku Hutu yang mengalami perlakuan yang tidak adil dimasa pendudukan Belgia
atas Rwanda dan perang sipil di tahun 1959. Kaum Hutu dianggap sebagai
minoritas, dan dipekerjakan sebagai buruh kasar.Sedangkan suku Tutsi dianggap
memiliki eksistensi yang lebih tinggi, sehingga pemerintah Belgia memilih orang
Tutsi untuk menduduki posisi yang tinggi di pemerintahan.Diskriminasi ini hanya
didasari oleh perbedaan fisik, dimana kaum Tutsi memiliki kulit putih, postur
8
tubuh tinggi, dan hidung yang mancung.Sedangkan Hutu memiliki warna kulit
yang lebih gelap, postur tubuh pendek, dan hidung pesek.
Kedua, media memainkan peranan yang signifikan dalam genosida di
Rwanda, media lokal seperti surat kabar dan radio Radio Rwanda dan Radio
Television Libre des Mille Collines (RTLM) dipercaya memulai pidato dan
dialog-dialog yang berisi kebencian terhadap suku Tutsi, propaganda ini
kemudian menjadi sangat sistematis dan berubah menjadi sebuah norma dan
kebiasaan di masyarakat. Surat kabar yang dikuasai oleh negara Kangura memiliki
peran pusat, memulai gerakan anti-Tutsi dan anti-RPF, surat kabar itu memuat
artikel berisi tindakan yang harus dilakukan untuk melengkapi revolusi sosial di
tahun 1959, di tahun 1990, ada artikel yang berisi The Hutu’s Commandments
yang secara ekstrim menyatakan kebencian atas Tutsi.
Ketiga, operasi peacekeeping yang dilakukan oleh Dewan Keamanan
PBB, United Nations Assistance Missions for Rwanda (UNAMIR), yang berusaha
menjaga perdamaian pasca perundingan di tahun 1992 serta pengkondisian dan
pemeliharaan wilayah Rwanda menyusul akan dipulangkannya 1 juta pengungsi
Tutsi di tahun 1994 gagal, setelah Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana
meninggal dalam kecelakaan pesawat di Bandara Kigali 6 April 1994. Rwanda
menjadi sebuah failed state yang memiliki vacuum of power di negara itu, kendali
kemudian diambil alih oleh kaum pemberontak yang akhirnya berujung pada
genosida.
Pembunuhan menyebar di Kigali dan seluruh pelosok negeri, genosida
meluas kearah pembantaian 1 juta suku Tutsi dan Hutu moderat.Pihak yang
bertanggung
jawab
dalam
hal
ini
adalah
militan
Interahamwe
dan
Impuzamugambi.Militan genosida yang melakukan pembantaian atas Tutsi dan
Hutu di tahun 1994 melanjutkan kampanye pemusnahan etnis dan mencoba
memperluas operasi mereka melewati barat laut. Pemberontak bertanggung jawab
atas sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia, termasuk dalam membunuh siapa
saja yang dianggap kontra genosida dan suku Hutu yang secara resmi menentang
agenda mereka, sama halnya dengan pendeta dan para pekerja kemanusiaan.
Militan, terdiri dari sejumlah anggota bersenjata, pendiri Rwanda Armed
9
Forces(ex-FAR) dan kelompok genosida Interahamwe, yang sering melakukan
serangan terhadap kantor-kantor pemerintahan, institusi publik, seperti penjara,
klinik, dan sekolah. Aksi ini meningkatkan friksi antara kekuatan keamanan dan
populasi Hutu dan menimbulkan ketidakamanan di jalanan.Bahkan masyarakat
biasa dipaksa membunuh tetangga mereka oleh pemerintahan lokal yang
disponsori oleh radio.
Dalam kurun waktu 100 hari dari 6 April-16 Juli 2004, diperkirakan
800.000 hingga 1 juta suku Tutsi dan Hutu moderat meninggal. Lebih dari 6 pria,
wanita dan anak-anak dibunuh setiap menit setiap jam dalam setiap hari. Antara
250.000 dan 500.000 wanita mengalami kekerasan seksual.Sebanyak 20.000
anak-anak lahir dari tindakan itu.Lebih dari 67% wanita yang diperkosa terinfeksi
HIV/AIDS.Sedangkan 75.000 orang yang selamat menjadi yatim piatu dan 40.000
lainnya
tidak
memiliki
tempat
tinggal.Rwanda
tidak
bisa
melindungi
masyarakatnya bahkan menjadi ancaman bagi warganegaranya sendiri.
Genosida berakhir ketika RPF menguasai Kigali tanggal 4 Juli 1994 dan
perang berakhir tanggal 16 Juli 1994.Sebanyak dua juta pengungsi terbang ke
Kongo, Uganda, Tanzania, dan Burundi. Hal ini kemudian menimbulkan masalah
baru bagi negara-negara perbatasan sehingga muncul krisis Danau besar dan
munculnya Perang Kongo I dan II.Konflik perbatasan dan masalah pengungsi
kemudian mlanda kawasan Danau Besar.
Genosida yang terjadi di Rwanda merupakan tingkatan Genosida pertama
dalam kategori ―mutual genocide‖ karena baik Tutsi dan Hutu saling membunuh
satu sama lain karena perbedaan etnis dan partai serta konflik kepentingan
bebrapa pihak di negara itu. Korban yang sesungguhnya dalam kasus Genosida di
Rwanda merupakan suku Tutsi, hampir 800.000 penduduk Rwanda yang terbunuh
adalah suku Tutsi, mayat suku Tutsi dibuang ke sungai dan pembunuh
mengatakan jika mereka akan dikirim kembali ke Ethiopia, tempat asal mereka.
Negara lain juga turut andil dalam genosida yang melanda Rwanda yaitu
Perancis. Perancis disinyalir ingin mempertahankan pengaruh di Afrika, mulai
dari menyediakan senjata, mendukung pemerintah Rwanda, dan jumlah tentara
10
yang meningkat dari 5000 menjadi 40.000 di bulan Oktober 1992. Mereka turut
membantu Habyarimana untuk melakukan aksi penahanan terhadap 1000 lawan
politik dan pembunuhan atas 350 Tutsi di perbatasan, bahkan melindungi
pemberontak yang melakukan aksi genosida. Media internasional tidak melakukan
tindakan apa-apa atas propaganda radio dan surat kabar, padahal media
internasional ―Amerika Serikat‖ lah yang memulai kebebasan pers dan media
untuk menyebarkan nilai-nilai demokrasi di wilayah ini, akan tetapi tanggung
jawab internasional akan masalah ini nampaknya berlawanan dengan prinsip
demokrasi di satu sisi dan Hak Asasi Manusia di sisi lain.
C. UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK RWANDA
Hodge dan Anthony (1991), memberikan gambaran melalui berbagai
metode resolusi (penyelesaian) konflik, sebagai berikut: Pertama, dengan metode
penggunaan paksaan. Orang sering menggunakan kekuasaan dan kewenangan
agar konflik dapat diredam atau dipadamkan.Kedua, dengan metode penghalusan
(smoothing).Pihak-pihak yang berkonflik hendaknya saling memahami konflik
dengan bahasa kasih sayang, untuk memecahkan dan memulihkan hubungan yang
mengarah pada perdamaian. Ketiga, penyelesaian dengan cara demokratis.
Artinya, memberikan peluang kepada masing-masing pihak untuk mengemukakan
pendapat dan memberikan keyakinan akan kebenaran pendapatnya sehingga dapat
diterima oleh kedua belah pihak.
Nasikun (1993), mengidentifikasi pengendalian konflik melalui tiga cara,
yaitu dengan konsiliasi (conciliation), mediasi (mediation), dan perwasitan
(arbitration). Pengendalian konflik dengan cara konsiliasi, terwujud melalui
lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola diskusi dan
pengambilan keputusan di antara pihak-pihak yang berkonflik. Lembaga yang
dimaksud diharapkan berfungsi secara efektif, yang sedikitnya memenuhi empat
hal: (1) harus mampu mengambil keputusan secara otonom, tanpa campur tangan
dari badan-badan lain; (2) lembaga harus bersifat monopolistis, dalam arti hanya
lembaga itulah yang berfungsi demikian; (3) lembaga harus mampu mengikat
kepentingan bagi pihak-pihak yang berkonflik; dan (4) lembaga tersebut harus
bersifat demokratis.
11
Genosida yang terjadi di Rwanda seharusnya menjadi agenda keamanan
internasional karena genosida pada dasarnya merupakan pelanggaran terhadap
nilai-nilai fundamental hak asasi manusia yang tercantum dalam piagam
PBB.Genosida ini juga menjadi kejahatan kemanusiaan paling besar sepanjang
abad-20 setelah Holocaust yang terjadi di Jerman. Konflik internal yang awalnya
merupakan fanatisme antar suku berubah menjadi pembantaian manusia yang
mengakibatkan eskalasi politik dan keamanan di kawasan juga meningkat bahkan
menjadi perhatian dunia internasional menyusul diadilinya para penjahat
kemanusiaan di Rwanda di Pengadilan Kriminal Internasional dan perdebatan
panjang akan istilah mutual-genocide dalam komunitas internasional.
PBB sebagai badan perdamaian dunia memegang andil yang cukup besar
dalam konflik yang terjadi di Rwanda.Konflik yang disinyalir sebagai genosida
ini telah menjadi kejahatan Internasional, dan seharusnya menjadi kewajiban bagi
PBB untuk mencari solusi pemecahannya.PBB harus menjalankan fungsinya
sebagai media konsiliasi untuk mengendalikan konflik yang timbul, dengan
sasaran pihak pemicu konflik yaitu militan Interhamwe dan Impuzamugambi
sebagai kaum pemberontak.PBB sebagai media konsiliasi harus dapat bertindak
secara efektif dalam pelaksanaan diskusi dengan pihak yang berkonflik, mampu
mengambil keputusan yang dapat memenuhi kepentingan pihak-pihak yang
berkonflik, tanpa melibatkan badan-badan lain, dan bersifat demokratis dalam
setiap pengambilan keputusan.
Di samping itu, konflik yang ditimbulkan oleh propaganda melalui surat
kabar dan radio yang berisi pidato dan dialog tentang kebencian terhadap suku
Tutsi ini juga menuntut peran media internasional atas pengendalian konflik
Rwanda. Media internasional seharusnya melakukan suatu tindakan yang dapat
membatasi nilai-nilai demokrasi untuk menjamin eksistensi hak asasi manusia.
Konflik
Rwanda
sekaligus
memberi
pelajaran
bagi
komunitas
internasional untuk mengutamakan sendi-sendi kemanusiaan dan mewaspadai
mutual genocide dalam era modern. Genosida di Rwanda menjadi sebuah bukti
jika moralitas, hukum internasional bahkan komunitas internasional sendiri gagal
dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terkait dengan keamanan internal
12
suatu negara yang harusnya menjadi concern dunia internasional karena
menyangkut Hak Asasi Manusia.
D. DAFTAR RUJUKAN
Kusnarwatiningsih, Ami. 2007. Ragam dan Pola Penyelesaian Konflik
Mahasiswa Kos. Skripsi, tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang Lacey, H. 2003. How to Resolve Conflict In the
Workplace. Penterjemah: Bern. Hidayat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Stephen P. Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan
Aplikasi.
Alih Bahasa : Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Penerbit PT.Bhuana Ilmu
Populer, Jakarta.
Tanpa Nama, 2010, Rwanda. (online)
http://acakanblog.blogspot.com/2010/12/rwanda.html diakses pukul
14.50 tanggal 24 November 2014
13
DAMPAK GENOSIDA RWANDA DI AFRIKA
Oleh:
Irvan Rahmat Anggara
Abstrak:
Pembantaian besar terjadi di tanah Afrika, yakni di
Rwanda. Pembantaian ini di kenal dengan Genosida
Rwanda.genosida ini terjadi antara suku Hutu dan suku
Tutsi. Genosida ini meberikan dampak yang luarbiasa.
Kata Kunci: Dampak, Genosida, Rwanda.
A. Dampak Genosida
Pembantaian di Rwanda, yang di dunia internasional dikenal
sebagai genosida
Rwanda,
suku dan moderat
oleh
adalah
sekelompok
sebuah
ekstremis
pembantaian
Hutu
yang
800.000
dikenal
sebagai yang terjadi dalam periode 100 hari pada tahun. sendiri adalah sebuah
negeri berpenduduk 7,4 juta jiwa dan merupakan negara terpadat di . Dalam
seratus hari pembantaian berbagai kalangan mencatat tidak kurang dari
800.000 jiwa atau paling banyak sekitar satu juta jiwa etnis Tutsi menjadi
korban pembantaian. Lalu setelah jatuh ke tangan oposisi RPF pada , sekitar
300 mayat masih saja terlihat di alam terbuka di kota berjarak 100 km dari
timur Kigali. Korban yang jatuh di etnis lain (Twa dan Hutu) tidak diketahui,
akan tetapi kemungkinan besar ada walaupun tidak banyak jumlahnya.
Dampak dari genosida ini adalah jumlah populasi Rwanda merosot
drastis dan perekonomian negara tersebut sempat mengalami kelumpuhan.
Pasca perang sipil, muncul pula laporan bahwa rezim Rwanda yang kini
dikuasai oleh etnis Tutsi melakukan intimidasi dan genosida balasan terhadap
orang-orang Hutu.
Dampaknya sangat luar biasa bagi rakyat yang tidak
berdosa dan tidak tau apa-apa.Dan diperkirakan juga seperempat juta
perempuan diperkosa atau menjadi korban penganiayaan sexual selama
berlangsung genosida 100 hari pada tahun 1994 di Rwanda. Sementara di
14
Republik Demokratik Kongo, tidak seorang pun tahu jumlah perempuan
korban perkosaan, penganiayaan, mutilasi atau budak sex, sejak pecahnya
pertikaian
1996.
Dampaknya
sangat
mengerikan
dan
sungguh
memprihatinkan. Bagi banyak korban, akibat utama kejahatan sexual adalah
masalah kesehatan. Korban seringkali menderita penyakit menular akibat
hubungan sexual, termasuk HIV dan Aids. Tahun 2003, pelbagai organisasi
hak-hak azasi manusia di Republik Demokratik Kongo melaporkan, menulari
orang lain dengan penyakit seks atau HIV kadang-kadang merupakan tujuan
perkosaan.
Konflik Rwanda sekaligus memberi pelajaran bagi komunitas
internasional untuk mengutamakan sendi-sendi kemanusiaan dan mewaspadai
mutual genocide dalam era modern. Genosida di Rwanda menjadi sebuah
bukti jika moralitas, hukum internasional bahkan komunitas internasional
sendiri gagal dalam melakukan upaya-upaya pencegahan terkait dengan
keamanan internal suatu negara yang harusnya menjadi concern dunia
internasional karena menyangkut Hak Asasi Manusia.
Genosida berakhir ketika RPF menguasai Kigali tanggal 4 Juli 1994
dan perang berakhir tanggal 16 Juli 1994. Sebanyak dua juta pengungsi
terbang ke Kongo, Uganda, Tanzania, dan Burundi. Hal ini kemudian
menimbulkan masalah baru bagi negara-negara perbatasan sehingga muncul
krisis Danau besar dan munculnya Perang Kongo I dan II. Konflik perbatasan
dan masalah pengungsi kemudian mlanda kawasan Danau Besar. Genosida
yang terjadi di Rwanda merupakan tingkatan Genosida pertama dalam
kategori “mutual genocide”karena baik Tutsi dan Hutu saling membunuh satu
sama lain karena perbedaan etnis dan partai serta konflik kepentingan bebrapa
pihak di negara itu. Korban yang sesungguhnya dalam kasus Genosida di
Rwanda merupakan suku Tutsi, hampir 800.000 penduduk Rwanda yang
terbunuh adalah suku Tutsi, mayat suku Tutsi dibuang ke sungai dan
pembunuh mengatakan jika mereka akan dikirim kembali ke Ethiopia, tempat
asal mereka. Saat ini dampak genosida masih dirasakan baik di dalam negeri
maupun dinegara tetangga.
15
Pembunuhan besar-besaran di Rwanda sayangnya tidak mendapatkan
perhatian besar dari dunia internasional khususnya Perancis, dan . Salah satu
penyebab paling dominan adalah karena negeri ini tidak memiliki nilai
kepentingan strategis di mata internasional. Kenyataan ini sangat disayangkan
oleh berbagai pihak. Ketika konfrensi tentang pembantaian etnis dilaksanakan
di Kigali tahun , disebutkan secara jelas, forum menunjuk Amerika Serikat,
Perancis dan Inggris berada di balik tragedi pembantaian. Sekretaris
Jendral yang waktu lalu menjabat sebagai wakil komandan pasukan penjaga
perdamaian di Rwanda tak luput mendapat sorotan. Terutama setelah ia
mendapat untuk bidang perdamaian. Juga disebutkan, dari yang akhirnya
menurunkan jumlah pasukan penjaga perdamaian dari 2500 personel menjadi
450 personel tidak mampu mengatasi masalah. "Pihak luar gagal mencegah
pembantaian selama 100 hari di Rwanda" kata Presiden Paul Kagame
sebelum memimpin upacara mengheningkan cipta.
16
PERKEMBANGAN POLITIK APARTHEID DI AFRIKA SELATAN
oleh
Achmad Hudan Atmari
Abstrak:
Politik Apartheid merupakan salah satu politik yang
mempengaruhi dunia dengan memprotes adanya diskriminasi
ras. salah satu tokoh yang berpengaruh adalah Nelson
Mandela, yang kemudian menjadi presiden pertama berkulit
Hitam
Kata Kunci: Politik, Apartheid, Afrika Selatan
A. Nelson Mandela tokoh Apartheid
Foto 1. Nelson Mandela
Apartheid memiliki pengertian ―kebijakan diskriminasi rasial yang
menganggap ras etnik sendiri lebih unggul dari ras bangsa lain.‖Diskriminasi
rasial yang dimaksud adalah diskriminasi yang diterapkan oleh orang-orang kulit
putih di Afrika Selatan terhadap orang-orang kulit hitam di negeri tersebut.
Aplikasi politik Apartheid ini dimulai sejak tahun 1948 ketika Partai Nasional
(Parati orang kulit putih) pimpinan Daniel Francois Malan memenangkan
pemilihan umum dengan program politik Apartheid. Sebagai pembenaran atas
politik Apartheid, Partai Nasional menysusun sebuah teori yang pada intinya
sebagai berikut ―…setiap ras mempunyai panggilan tertentu dan harus
memberikan sumbangan budaya kepada dunia, dan oleh sebab itu ras-ras harus
17
dipisah satu sama lain, agar dapat hidup dan berkembang sesuai dengan
kepribadian dan kebudayaannya masing-masing…‖.
Pada prakteknya kontak antar ras yang dapat membahayakan kemurnian
budaya ras dibatasi oleh ras kulit putih.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
suatu ikatan bersama antar ras yang tertindas untuk melawan ras kulit
putih.Berdasarkan teori di atas, rakyat Afrika Selatan dipecah menjadi empat yaitu
kulit putih, kulit hitam, campuran dan Asia.Setiap kelompok ini harus tinggal
secara terpisah di Afrika Selatan sebagai negaranya agar dapat hidup dan
berkembang secara tersendiri.
Wujud dari politik Apartheid ini secara tidak langsung nampak pada penguasaan
wilayah negara oleh ras kulit putih.Penduduk kulit hitam sebagai penduduk
mayoritas hanya mendapatkan 13 % wilayah negara yang tidak memiliki
kekayaan alam maupun industri. Sementara untuk minoritas kulit putih menguasai
87,1 % wilayah negara, termasuk semua kota besar, pusat indiustri, tambang,
pelabuhan dan tanah pertanian yang paling baik. Hal ini mengambarkan bahwa
dominasi ras kulit putih di Afrika Selatan sangat kuat.
Pada masa pemerintahan Partai Nasional politik Apartheid semakin
digalakkan dengan tujuan untuk semakin memperkuat kedudukan orang-orang
kulit putih di Afrika Selatan.Adapun langkah yang ditempuh mencakup bidang
politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
1. Politik
Langkah yang ditempuh yaitu dengan memperkuat kedudukannya dalam
parlemen dan memperluas kekuasaannya di luar parlemen dengan semakin
meningkatkan kekuasaan negara. Wujud konkrit dari langkah tersebut
antaralain adalah sebagai berikut :
a)
Hak-hak politik golongan kulit hitam, campuran dan Asia yang sudah
terbatas, semakin dikurangi dan lambat laun dihapus.
b)
Pada tahun 1951 dikeluarkan Bantu Authorities Act, yang menghapus
Dewan Perwakilan Rakyat Pribumi. Sebagai gantinya ditetapkan
pembentukan pemerintahan suku, regional dan teritorial di negeri-negeri
Bantu, fungsi-fungsi administratif, eksekutif, dan kehakimannya.
18
c)
Pada tahun 1950 dikeluarkan Supression of Communism Act, yang
melarang berbagai organisasi politik yang dikuasai kulit putih tetapi
didukung kulit hitam atau memperjuangkan pembentukan suatu
masyarakat non rasial atau pemerintahan mayoritas. Sebagai dampaknya
secara berturut-turut dilarang Partai Komunis (1950), Kongres
Demokrasi (1962) dan organisasi-organisasi politik kulit hitam. Di
samping itu pada tahun 1960 Kongres Nasional Afrika (ANC) dan
Kongres Pan Afrika (PAC) dilarang dan sejumlah anggotanya, terutama
pemimpinnya dipenjarakan. Dengan demikian kekuasaan politik
dimonopoli oleh orang kulit putih. Sementara aspirasi golongan lain
disalurkan melalui struktur kekuasaan di wilayahnya masing-masing
yang tidak membahayakan kedudukan istimewa kulit putih.
2. Sosial
Dijalankan dengan melakukan segregasi
rasial
disegala bidang
kehidupan. Dalam bidang sosial ini terapkan segregasi di tempat-tempat
umum, kereta api, bis dan alat-alat angkutan lain. Segregasi juga dilakukan
dalam perkumpulan-perkumpulan sosial, kebudayaan, dan keagamaan.
Segregasi
dalam
bidang
sosial
ini
semakin
tegas
dengan
dikeluarkannya Group Areas Act, yang menetapkan area bagi golongan
masing-masing.Sebagai dampaknya banyak orang kulit hitam sejauh itu
tinggal di daerah kulit putih harus menjual tanah miliknya dan pindah ke area
yang ditunjuk bagi mereka. Selanjutnya ditetapkan bahwa orang kulit hitam
tidak boleh tinggal di daerah perkotaan lebih dari 72 jam tanpa izin dari Native
Labour Officer. Disamping itu juga dikeluarkan Imortality Amendement
Act dan Prohibition of Mixed Marige, yang mencegah terjadinya perkawinan
campur antara orang kulit putih dan non kulit putih.
3. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi dijalankan dengan mengeluarkan Native Labour
Settlement of Disputes Act pada tahun 1953. Undang-undang ini menetapkan
bahwa Native Labour Officer sebagai penguasa tertinggi dalam penyelesaian
konflik industri yang melibatkan tenaga kerja kulit hitam dan melarang
pemogokan kulit hitam. Di samping itu juga dikeluarkan Native Building
19
Workers Act tahun 1951 dan Industrial Conciliation Act tahun 1956, yang
menetapkan reservasi pekerjaan ahli bagi orang kulit putih.
4. Budaya
Dalam bidang budaya dilakukan segregasi dalam pendidikan dengan
dikeluarkannya Bantu Education Act tahun 1953, yang mengakhiri pendidikan
bersama dan menempatkan pendidikan rakyat kulit hitam di bawah kekuasaan
Pemerintah Afrika Selatan, serta menjaga jangan sampai orang kulit hitam
menerima pendidikan untuk kedudukan-kedudukan yang tidak diperuntukan
bagi mereka. Segregasi juga dilakukan dalam pendidika tinggi bagi orang kulit
hitan dengan dikeluarkannya Separate University Act pada tahun1959.
Adanya segregasi dalam segala bidang yang dilakukan oleh orang kulit
putih terhadap orang kulit hitam, lambat laun memunculkan protes dari
golongan-golongan rasial lainnya dalam hal ini adalah ras kulit hitam.Mereka
menolak dan menentang dengan tegas politik Apartheid.Orang kulit hitam
melihat politik Apartheid sebagai siasat minoritas kulit putih untuk
mempertahankan supremasi dan kedudukan istimewanya dan sebagai
diskriminasi rasial yang tidak adil.
Di samping menentang politik Apartheid mereka juga menuntut hak
politik dan bagian kekayaan Afrika Selatan.Perjuangan mereka mendapatkan
dukungan dan bantuan dari negara-negara Afrika, yang mengutuk dengan
keras apartheid. Mereka dengan berbagai cara berusaha menekan rezim kulit
putih Afrika Selatan agar menghapusnya dan menghormati hak-hak golongan
rasial kulit hitam khususnya.
Berkaitan dengan hal di atas, pemerintah Afrika Selatan mendapatkan
terus tekanan-tekanan dari dalam maupun dari dunia luar.Dalam menghadapi
tekanan tersebut pemerintah Afrika Selatan mulai menonjolkan segi positif
dari politik apartheid. Hal ini dilakukan dengan mengeluarkan Bantu Self
Government Act, yang isinya memberikan perwakilan terbatas dalam parlemen
kepada rakyat kulit hitam dan menetapkan pembagian rakyat kulit hitam
dalam delapan satuan nasional yang akan dikembangkan menuju otonomi dan
kemerdekaan. Setelah dikeluarkannya peraturan tersebut, kemudian dibentuk
suatu kementrian untuk pembangunan, pendidikan Bantu, dan komisaris
20
jendral
sebagai
wakil
pemerintah
Afrika
Selatan
dan
membantu
penguasaBantu dalam pembangunan. Pada tahun 1871 dikeluarakan Bantu
Home Land Constitutions Act yang berisi bahwa pemerintah Afrika Selatan
diberi kuasa untuk memberikan otonomi kepada negeri teritorial mereka di
mana setiap negeri diperbolehkan mempunyai bendera dan lagu kebangsaan
sendiri tetapi dilarang mempunyai tentara dan mengadakan hubungan dengan
negara lain, mendirikan pabrik senjata atau bahan peledak, membuat undangundang yang mengatur pengangkutan, pos, telekomunikasi, keuangan dan
imigrasi.
B. Usaha Rakyat Afrika Selatan Dalam Melawan Politik Apartheid
Rakyat kulit hitam diAfrika Selatan menolak kulit putih bahwa secara
kodrati orang kulit putih memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin.
Penolakan ini antara lain ditandai dengan keluar dari gereja-gereja yang dikuasai
oleh orang kulit putih. Dalam upaya menentang politik apartheid orang kulit hitam
yang mendapatkan pendidikan Barat mulai mengambil langkah dengan
membentuk gerakan-gerakan politik.Gerakan-gerakan politik ini tidak hanya
didirikan oleh orang kulit hitam melainkan juga oleh orang kulit berwarna.
Adapun organisasi-organisasi yang didirikan antara lain yaitu :
1. Cape Native Voters Associations (1880-an)
2. African Peoples Organization (APO) 1902 (didirikan oleh orang
kulit berwarna)
3. African national Congress (ANC) 1912
4. Pan African Congress (PAC) 1958, organisasi ini merupakan
pecahan dari ANC
Salah satu organisasi yang menonjol adalah ANC, dengan salah satu
tokohnya adalah Nelson Mandela.Sebagai organisasi politik pada awalnya ANC
terbatas pada usaha agar golongan elit Afrika diterima secara sosial dan politik
dalam masyarakat yang dikuasai oleh kulit putih. Dalam perjaungannya ANC
menempuh jalan konstitusional, akan tetapi setahun kemudian mereka mengubah
perjaungan mereka ketika dikeluarkan National Land Act, yang antara lain
melarang orang kulit hitam membeli tanah atau hidup di wilayah kulit putih
21
sebagai penyewa atau pengarap dengan bagi hasil. Pada tahun 1919-1920 ANC
melancarakankampaye untuk menentang peraturan-peraturan yang mewajibkan
rakyat kulit hitam membawa pas, yang bukan hanya merupakan tanda kenal dan
izin tinggal tetapi juga merupaka alat untuk menguasai migras penduduk kulit
hitam.―Bagi orang kulit hitam, pas jalan ini adalah tanda perbudakan terhadap
mereka.Hanya orang kulit hitamlah yang harus memiliki pas jalan seperti ini, dan
hanya mereka pula yang ditangkap jika tidak dapat menunjukkannya pada saat
pemeriksaan‖.
Semakin meningkatnya diskriminasi terhadap rakayat kulit hitam, diiringi
dengan semakin meningkatnya oposisi nasionalisme Afrika. Berkaitan dengan hal
tersebut ANC memperluas keanggotaannya dan berkembang menjadi suatu
organisasi massa. Pada tahun 1940-an membentuk suatu sayap muda yang lebih
radikal. Pada tahun 1952 orang kulit hitam, berwarna dan India serta sejumlah
orang kulit putih melakukan suatu perlawanan secara pasif. Pada tahun 1955
organisasi-organisasi yang menentang apartheid seperti ANC, SAIC, Coluored
Peoples Political Organization dan White Congress of Democractas mengadakan
pertemuan di Kliptown dekan dengan Johnannsesburg, dengan tujuan menyusun
Freedom Charter, yang menggariskan dasar-dasar bgi Afrika Selatan yang
demokratis dan non rasial.
Pada tahun 1958 ANC pecah sebagai akibat adanya perbedaan dalam tubuh
ANC, di mana sebagaian anggota menghendaki kerjasama dengan ras lain dalam
menentang apartheid namun sebagian lain menentang kerjasama dengan ras lain.
Pecahan dari ANC adalah Pan African Congress (PAC).Organisasi ini dipimpin
oleh Robert Sobukwe. Bagi PAC bekerja sama dengan kelompok rasial lain hanya
kan meperlemah perjaungan mereka, akan tetapi garis besar perjaungannya tidak
banyak berbeda dengan ANC.
Tindakan PAC dalam menentang politik apartheid juga diperlihatkan
denagn melancarkan kampanye anti pas pada tahun1960.Kampanye dan segala
bentuk upaya menentang apartheid ini ditanggapi dengan kekerasan oleh pihak
pemerintah Afrika Selatan.Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya kejadian
pembantaian di Sharperville dan diperparah dengan adanya larangan terhadap
organisasi-organisasi kulit hitam.Hal ini menyadarkan rakyat kulit hitam bahwa
22
sasaran perjuangan mereka tidak dapat dicapai secara damai, tetapi hanya dapat
dicapai melalui jalur kekerasan. Berkaitan dengan hal tersebut pada tahun 1961
dan 1962 mereka mendirikan dua organisasi rahasia yaitu Umkhonto wi
Sizwe dan Poso, guna memeperoleh perubahan politik lewat suatu sabotase
terhadap kaum kulit putih. Dengan adanya perubahan gerakan politik damai
kekerasan, telah berdampak pada semakin meningkatnya tindakan kekerasan yang
dilancarkan terhadap orang kulit putih.Pada tahun 1972 muncul suatu gerakan
diantara mahasisiwa kulit hitam, berwarna dan India, yang dilancarakan oleh
organisasi mahasiswa Afrika Selatan (SASO).Mereka melancarkan betrokan
berdarah dengan aparat keamanan.
Aksi kekerasan dari para mahasiswa ini secara tidak langsung turut
membangkitkan keberanian para pemimpin Bantustan untuk mengajukan
tuntutan-tuntutan kepada pemerintah Afrika Selatan. Di bawah pimpinan Chief
Buthelzi dan Kwazulu mereka mencari dukunga ke luar negeri, mereka tidak
hanya menuntut wilayah yang lebih luas dan memeprcepat proses menuju
kemerdekaan, namun juga menuntut penghapusan diskriminasi sosial dan
ekonomi. Tekanan-tekanan ini semakinmeningkat dengan adanya tuntutan
Bantustan untuk membentuk pemerintahan federasi, namun hal tesebut di tolak
oleh PM Vorster.Namun demikian tekanan dan perlawanan justru semakin terus
meningkat.Kemedekaan dari politk apartheid ini baru didapatkan oleh penduduk
pribumi Afrika Selatan pada tahun 1994.
C. Penyelesaian Masalah Politik Apartheid
Masalah rasial (politik Apartehid) di Afrika Selatan diatasi dengan
mengadakan perjanjian dan perundingan antara Inggris dan Afrika.Dalam
peneyelesaian masalah tersebut dibantu oleh pihak Amerika Serikat.Sikap
Amerika Serikat dalam masalah ini lebih cenderung memihak Afrika, hal ini
dimaksudkan
untuk
menunjang
kepentingan-kepentingannya
seperti
menghentikan pengaruh barat di Afrika, agar kepercayaan negara-negara Afrika
terhadap Amerika dapat dipulihkan.
Permasalahan rasialisme ini diselesaikan dengan menerapkan Majority
Rule (Pemerintahan bersama). Dalam pemerintahan bersama ini hak-hak kaum
23
myoritas dan minoritas dilindungi, karena semua manusia memiliki hak dasar
yang sama. Di samping itu dalam pemerintahan ini juga dilakukan perubahan
politik
secara
damai
dan
mengakhiri
politik
apartheid.Sebelum
terbentuknya Majority Rule, dibentuk suatu pemerintahan sementara.Dalam
pemerintahan sementara ini dibentuk suatu dewan negara yang separuh
anggotanya adalah kulit hitam dan putih di bawah pimpinan kulit putih yang tidak
memiliki hak istimewa. Dewan negara ini berfungsi untuk menyusun undangundang, mengadakan pengawasan, dan mengawasi proses perancangan konstitusi
pemerintahan.
Penyelesaian masalah rasialisme ini juga diupayakan melalui suatu
konfrensi-konfrensi yang diadakan di Jenwa pada tangga 28 Oktober
1976.Konfrensi ini dikenal dengan konfresni perdamaian Rhodesia. Usaha
perdamaian Rhodheisa ini mengalami beberpa hambatan yaitu :
1. Terdapat perbedaan antara pihak-pihak yang berkepentingan, walaupun telah
ada kesepakatan tentang Majority Rule
2. Terdapat perbedaan pendapat dikalangan kaum nasionalis Zimbawe
3. Tidak ada kepastian bahwa para gerilyawan akan tunduk kepada pimpinan
yang ikut dalam konfresni perdamaian di Jenewa dan menghentikan perang
gerilya setelah tercapai suatu persetujuan dengan kulit putih dan kulit hitam.
D. DAFTAR RUJUKAN
B.N. Marbun. 2005. Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,.
Darsiti Soeratman. 1974. Sejarah Afrika Zaman Imperialisme Modern Jilis II.
Yogyakarta: UGM
Benjamin Pogroun. 1993. Nelson Madela. Jakarta: Gramedia.
24
PROSES KEMERDEKAAN NEGARA LIBERIA SEBAGAI SALAH SATU
NEGARA MAJU DI AFRIKA PADA TAHUN 1847-1980
Oleh:
Mochammad Iqbal Muhlasin
Abstrak:
Negara Liberia merdeka pada tahun 1947 dengan
dimerdekakan oleh Negara Amerika Serikat. Negara Liberia
dengan sumber daya alam yang melimpah bias menjadi
Negara maju. Contohnya Ekonomi Liberia antara tahun 1847
dan 1980 bertumpu pada pertanian primitif dan melalui
industri karet skala besar.Dari sejak berdirinya, Liberia
memiliki kontak dagang yang terus berkembang di Afrika
Barat, dan tak lama kemudian memulai perdagangan dengan
Eropa.
Kata Kunci: Kemerdekaan, Liberia, Negara Maju
A. AWAL MULA BERDIRINYA NEGARA LIBERIA
Republik Liberia adalah satu-satunya negara di Arika Barat, yang tidak
pernah dijajah oleh bangsa barat. ―The love of liberty brought us here‖
merupakan motto bagi penduduk baru di negara tersebut’. Mereka adalah
budak-budak pribumi Afrika di Amerika Serikat yang telah dimerdekakan dan
oleh perkumpulan philantropik dikirim ke tempat asal nenek-moyang
mereka.Tindakan repatrisi ini juga diharapkan agar adanya budak-budak yang
dibebaskan itu tidak menggoncangkan masyarakat kulit putih di Amerika
Serikat. Oleh sebab itu maka pada 1847 dibentuklah negara baru di Afrika
yang diberi nama Liberia.
Hanya ada satu negara lain di dunia yang dimulai oleh warga negara
dari kekuasaan politik sebagai pembebasan untuk bekas budak dari kekuatan
politik: Sierra Leone, mulai untuk tujuan yang sama oleh Britania. Diyakini
bahwa banyak masyarakat adat Liberia bermigrasi dari utara dan timur antara
25
abad ke-12 dan 16 Masehi. Penjelajah Portugis mengadakan kontak secara
langsung dengan suatu negeri yang kemudian dikenal sebagai "Liberia" pada
awal tahun 1461 dan menamai daerah da Costa Pimenta, atau Pantai Lada,
karena melimpahnya butir merica melegueta. Pada tahun 1602 Belanda
mendirikan pos perdagangan di Grand Cape Mount tapi hancur setahun
kemudian. Pada tahun 1663 pusat perdagangan Inggris didirikan di Pantai
Pepper. Sejauh itu belum ada permukiman oleh kolonis non-Afrika di
sepanjang Pantai Grain sampai kedatangan budak Amerika yang dibebaskan
mulai tahun 1821.Setelah 1783 pembebasan orang kulit hitam ditingkatkan,
upaya pembebasan ini dipicu oleh Perang Revolusi dan penghapusan
perbudakan di negara-negara Utara Amerika Serikat.
Pada masa periode sebelum perang (antebellum) orang negro amerika
tertekan oleh aturan perbudakan penderitaan tersebut tak kunjung berakhir
sampai periode setelah perang (postbellum). Menurut sebuah perjanjian
dengan jaminan konstitusi mereka (negro amerika) merupakan bangsa yang
merdeka, termasuk warga negara amerika serikat dengan mempunyai hak dan
kewajiban yang sama seperti orang kulit putih. Tetapi amerika merupakan
white mens country maka dari itu mereka harus menerima kenyataan sebagai
warga negara kelas dua dengan segala konsekuensi ekonomi- politiksosialnya. Hampir dalam berbagai aspek kehidupan orang Negro Amerika
kenyataannya belum juga merdeka. Dalam bidang ekonomi mereka tetap
tergantung pada orang kulit putih. Mengingat mereka bekas budak dan tidak
memiliki tanah. Akhirnya tidak jarang bekas budak tersebut kembali bekerja
dibekas tuanya, sebagai buruh, atau petani penggarap yang hakekatnya
suasana tak jauh berbeda dengan masa lalu. Bekerja pada indrustialisasi pun
sulit. Para majikan cenderung lebih memilih buruh kulit putih para majikan
lebih memilih buruh Irlandia yang kemampuanya lebih rendah dari orang
Negro. Walaupu mereka berhasil pasti upahnya jauh dibawah buruh kulit
putih.
Soepratignyo mengatakan bahwa(1993:47) dalam bidang politik sulit
bagi orang Negro melaksanakan haknya. Hak pilihnya diblokir oleh banyak
rintangan seperti tes baca tulis. Bekas budak umumnya buta huruf akibat
26
larangan pemberian pendidikan oleh siapa saja orang Negro. Dalam bidang
sosial adanya segregasi pemisahan atas dasar Rasial dimana pun ia berada.
Bila ada orang negro yang berani melaksanakan hak ekonomi-sosial-politik
maka organisasi teror seperti Ku Klux Klan tak segan-segan mengakhiri
nyawanya. Dengan demikian setelah perang berlalupun orang negro tetap
berada dibawah.
Karena mereka tidak aman dan sia-sia saja memperjuangkan hak-hak
(equality) ditengah dominasi orang kulit putih maka sebagian orang nergo
amerika membayangkan tanah leluhunya ―Black Continent‖= Afrika.
Kemudian hal ini dimanifeestasikan kedalam usaha Repatriasi atau remigrasi.
Ide kembali ke Afrika ini sebenarnya timbul sejak jaman kolonial sejak
adanya hal negatif dalam hubungan antara ras yang tidak harmonis. Salah satu
jalan
keluar
yaitu
diajukanya
oleh
organisasi
abolisionis
adalah
mengembalikan budak atau bekas budak yang dimerdekakan ketanah aslnya.
Tapi proses pemulangan orang negro ini mengalami berbagai rintangan seperti
banyak dari mereka tidak tahu lagi dari mana sesungguhnya mereka berasal.
Selain itu tidak dapat mengetahui darimana mereka berasal karena masingmasing dari mereka berasal dari berbagai wilayah Afrika.
Dari sekitar tahun 1800, di Amerika Serikat sedang menyusun ide dan
rencana untuk mendirikan sebuah koloni di Afrika dengan tujuan
membebaskan
budak
Afrika-Amerika.Kemudian
pada
tahun
1802
pemberontakan yang dilancarkan oleh para budak terjadi di Virginia dan di
negara-negara Selatan Amerika yang terkenal dengan sebutan pemberontakan
Gabriel. Pemerintah Amerika takut jika pembebasan orang kulit hitam akan
mendorong budak lainnya untuk melarikan diri atau memberontak. Sementara
itu, jumlah budak Afrika-Amerika yang telah bebas di Amerika Serikat terus
meningkat.
Pada 1790 setidaknya terdapat 59.467 orang kulit hitam bebas, dari
populasi total AS yang hampir 4 juta jiwa. Pada 1800, terdapat 108.378 orang
kulit hitam bebas dalam populasi 7,2 juta jiwa.
Faktor peningkatan jumlah kulit hitam bebas yang signifikan ini
mempengaruhi popularitas konsep penjajahan sebagai solusi ke masalah kulit
27
hitam bebas. Dalam tahun 1817 atas prakarsa politisi Charles F. Virginian
Mercer dan pendeta Presbyterian Robert Finley dari New Jersey, pada tahun
1816 suatu organisasi bernama Perkumpulan Kol onisasi Amerika (ACS)
didirikan di Washington DC oleh politisi Amerika, senator dan para pemimpin
agama dari berbagai orientasi, dengan alasan yang berbeda-beda.
Dengan demikian maka rencana deportasi tersebut dilakukan ke satu
wilayah yaitu di Afrika Barat dan realisasi ini sudah dimulai sejak 1815
dengan dipelopori oleh Paul Cuffe dan kemudaian jumlah pemindahan
menigkat dibawah organisasi American Colonisation Sosiety yang dibentuk
pada 1817 di Washington oleh Clay dan J Randolph. Dan pada 1830 ACS
berhasil mengirimkan 1420 Negro Amerika ke Liberia. Inilah awal dari usaha
transplantasi/ pemindahan Negro Amerika ke Afrika.
Semula para kolonis Negro ini menetap untuk sementara di Sierra
Leone. Kemudian ASC berhasil memberi sebidang tanah dari penduduk asli
disebelah selatan dekat tanjung Mesurado pada tahun 1821, seiring dengan
bertambahnya jumlah kolonis maka tempat tersebut dibangun ―Kota
Monrovia” sebagai pusat pemerintahan koloni yang diberi nama Liberia.
Penggunaan nama Liberia memiliki maksud didalamnya mengandung arti dan
harapan : ―Liberty‖. Sedangkan nama kota Monrovia diambill dari nama
Presiden USA James Monroe yang mendukung program repatriasi. Sampai
sedemikian jauh status Liberia masih merupakan sebuah koloni milik Amerika
Serikat. Kemudaian atas desakan negara-negara Eropa terutama inggris yang
mempermasalahkan status Liberia maka diputuskanya Liberia sebagai sebuah
negara merdeka berbentuk Republik dengan model pemerintahan seperti USA
pada 1842. Segera Inggris pada tahun 1848 mengakui Republik baru tersebut
diikuti oleh negara-negara eropa lainya.
Tidak banyak orang Negro Amerika yang di pindahkan di Liberia hal
ini ada beberapa faktor yang menghambat kelancaran arus repatriasi. Orang
Negro Amerika justru lebih dekat dengan masyarakat barat/ Amerika. Orang
nergo amerika enggan hidup di Afrika yang mereka anggap sebagai huran
belantara. Ditengah masyarakat yang primitif. Faktor dari luar adalah dari
Liberia sendiri. Mayoritas penduduk asli yang sebagian Islam adalah orang
28
Negro dari kelompok Mande, Atlantik dan Kru mereka hidup diwilayah
pedalaman tropis. Merekapun enggan meenerima kehadiran kolonis Negro
Amerika yang mendominasi kehidupan ekonomi- sosial- politik Republik
Liberia. Hubungan antara tuan rumah dan pendatang tidak harmonins.
Penduduk asli Liberia mencemooh orang Negro Amerika bahwa dimata
mereka lebih putih dari pada orang kulit putih dalam tindak tanduknya.
Demikianlah nampaknya dengan adanya pemindahan Negro Amerika di
Liberia sejarah mencatat bahwa Republik Liberia berjalan terseok- seok baik
sosial, politik, maupun ekonomi.
Republik Afrika pertama, Liberia didirikan pada tahun 1822 sebagai
hasil dari upaya Amerika Serikat untuk menyelesaikan Kolonisasi Amerika
membebaskan budak di Afrika Barat.Sebagian besar masyarakat berpendapat
bahwa emigrasi orang kulit hitam Afrika adalah jawaban terhadap masalah
perbudakan dan disintegrasi ras selama empat puluh tahun, sekitar 12.000
budak secara sukarela. Hingga 1835, lima koloni lebih yang dimulai oleh
Masyarakat Amerika lainnya dari ACS, dan satu oleh pemerintah Amerika
Serikat, semua di pantai Afrika Barat yang sama. Koloni pertama di Tanjung
Mesurado diperluas, sepanjang pantai maupun pedalaman, kadang-kadang
dengan penggunaan kekuatan, dan pada tahun 1824 bernama Liberia.Pada
1842, empat dari koloni Amerika lainnya dimasukkan ke Liberia, yang salah
satu diantaranya dihancurkan oleh penduduk asli.
Para pendatang keturunan Afrika-Amerika, yang berkulit tidak terlalu
hitam atau lebih putih, dikenal sebagai Americo-Liberia.Tanah yang sempit
hanya seluas 40 mil persegi itu dibagi menjadi 6 daerah (counties) dan sisanya
dibagi menjdi provinsi-provinsi. Oleh penduduk bumiputra yang masih hidup
dalam tradisi kesukuan, ―penduduk mendatang‖ dari Amerika Serikat itu
disebut ― settler‖. Settler dan penduduk bumiputra tersebut mempunyai warna
kulit yang sama akan tetapi kaum settler itu sangat dipengaruhi oleh peradaban
Amerika Serikat. Rumah-rumah yang mereka dirikan, baik bentuk maupun
gayanya mirip dengan bangunan yang terdapat di Amerika.Walaupun mereka
tidak lagi tinggal di Amerika namun hubungan dengan Amerika tetap dibina,
di antaranya adanya bantuan dari The American Colonization Society dan juga
29
dan pemerintah Amerika Serikat. Selama 1847 sampai 1942 Liberia
memperoleh bantuan dari Amerika Serikat, karena apabila bantuan itu
dihentikan, Amerika Serikat takut kalua negeri yang masih muda dan lemah
itu jatuh ke tangan bangsa Eropa.
Pada tahun 1846, ACS mengarahkan Americo-Liberia untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan mereka. Antara tahun 1821 dan 1847,
dengan
kombinasi
pembelian
dan
penaklukan,
penduduk
Amerika
mengembangkan koloni Liberia, yang pada tahun 1847 menyatakan dirinya
sebagai bangsa yang merdeka. Roberts memproklamirkan republik koloni
bebas dan independen Liberia. Awalnya bernama Monrovia, koloni itu
kemudian dibebaskan dan merdeka menjadi Republik Liberia pada tahun
tersebut. Joseph Jenkins Roberts, terpilih sebagai gubernur dan presiden
pertama Liberia. Kemudian terhitung sebanyak 3000 pemukim di Negara baru
tersebut.Penduduk Liberia berbahasa Inggris-Liberia.Keturunan mantan budak
Amerika, hanya membentuk 5% dari populasi seluruhnya, namun secara
historis mendominasi intelektual dan kelas penguasa di Liberia.Penduduk
pribumi Liberia terdiri dari 16 kelompok etnis yang berbeda.
Antara 1847 dan 1980 negara Liberia diperintah oleh minoritas kecil
koloni Afrika-Amerika dan keturunan mereka, yang disebut AmericoLiberia.Warga keturunan ini menekan penduduk pribumi Liberia yang
populasinya mencapai 95% dari seluruh total populasi. Setelah tahun 1920,
banyak kemajuan yang dicapai dalam negeri tersebut, dilanjutkan dengan
pendirian sebuah rel kereta api 43 mil (69 km) dari Monrovia ke Perbukitan
Bomi pada tahun 1951.
B. EKONOMI, INDUSTRI DAN SUMBER DAYA ALAM LIBERIA
Ekonomi Liberia antara tahun 1847 dan 1980 bertumpu pada pertanian
primitif dan melalui industri karet skala besar.Dari sejak berdirinya, Liberia
memiliki kontak dagang yang terus berkembang di Afrika Barat, dan tak lama
kemudian memulai perdagangan dengan Eropa.Ekspor produk primer adalah
kopi, beras, kelapa sawit, dan tebu. Dalam kompetisi komoditas pasar dunia
tahun 1870, komoditas kopi dari Brazil dan gula bit dari Eropa menyebabkan
penurunan jumlah ekspor Liberia. Liberia kemudian mencoba untuk
30
memodernisasi sebagian besar ekonomi pertanian.Presiden Gardiner (18781883) meningkatkan perdagangan dan investasi dengan orang-orang asing.
Presiden Coleman (1896-1900) memprediksikan bahwa masa depan Liberia
tergantung pada eksploitasi sumber daya alam Liberia.
Kemudian pada masa pemerintahan Presiden Gibson (1900-1904)
diberikan hak-hak eksloratif kepada Uni Pertambangan Perusahaan untuk
menyelidiki keberadaan mineral di pedalaman Liberia. Selama Perang Dunia
I, Jerman yang pada waktu merupakan mitra Liberia, menarik diri dari negeri
ini karena terjadi blokade kapal selam Jerman di Liberia oleh Inggris, Perancis
dan Amerika Serikat yang menyebabkan pendapatan Liberia menurun hingga
membawa kondisi ekonomi Liberia menjadi sangat parah. Pada tahun 1926,
Firestone, perusahaan karet Amerika, memulai dunia perkebunan karet
terbesar di Liberia.Industri ini menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan, dan
dengan cepat karet menjadi tulang punggung ekonomi Liberia.
Darsity(341:2012) mengatakan bahwa sebuah kongsi dagang milik
Amerika Serikat yang menguasai hampir seluruh hasil karet di negara tersebut.
Kongsi
dagang
tersebut
mendpatkan
konsesi
membuka
tanah
dan
pemerintahan liberia sebesar 1 juta hektar acre. Sebagai imbangannya
pemerintah Liberia, mendapat pinjaman besar dari pemerintah Amerika
Serikat.Usaha kongsi tersebut menghasilkan karet sebanyak 45.000 ton setiap
tahunnya dan usaha ini merupakan operasi karet terbesar di dunia.Pada era
1950-an, karet menyumbang 40 persen dari anggaran nasional.Kemudian pada
tahun 1930, Liberia menandatangani perjanjian konsesi dengan investor
Belanda, Denmark, Jerman dan Polandia.
Pada Perang Dunia II, karet merupakan komoditas yang sangat
strategis dan penting, dan Liberia meyakinkan Amerika Serikat serta
sekutunya dari semua karet alam yang mereka butuhkan. Juga, Liberia
mengizinkan AS menggunakan wilayahnya sebagai pangkalan untuk
mengangkut tentara dan perlengkapan perang, untuk membangun pangkalan
militer, bandara, Freeport, jalan ke pedalaman, dll.Kehadiran militer Amerika
mendorong ekonomi Liberia, ribuan buruh turun dari pedalaman ke daerah
31
pesisir.Negara mengalami surplus pendapatan dari hasil akses perdagangan
bijih besi dalam skala besar.
Sebuah kongsi dagang milik Amerika Serikat yang menguasai hampir
seluruh hasil karet di negara tersebut. Kongsi dagang tersebut mendpatkan
konsesi membuka tanah dan pemerintahan liberia sebesar 1 juta hektar acre.
Sebagai imbangannya pemerintah Liberia, mendapat pinjaman besar dari
pemerintah Amerika Serikat. Usaha kongsi tersebut menghasilkan karet
sebanyak 45.000 ton setiap tahunnya dan usaha ini merupakan operasi karet
terbesar di dunia
Antara tahun 1946 dan 1960, pemerintah Liberia mampu menarik $500
juta dalam investasi asing, terutama dengan Amerika, sebagian juga dari
perusahaan multinasional.Kemudian pada tahun 1971 meningkat sebesar lebih
dari $ 1 miliar.Ekspor besi, kayu dan karet naik sangat pesat.Pada tahun 1971,
Liberiamemiliki dunia industri karet terbesar, dan merupakan eksportir
terbesar ketiga bijih besi. Deposit dari mineral lain juga menghasilkan
pendapatan negara. Namun sepanjang tahun 1970-an harga karet di pasar
komoditas dunia mengalami penurunan dan memberi tekanan pada keuangan
negara Liberia.
E. DAFTAR RUJUKAN
Soeratman Darsity. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta:Ombak
Soepratignyo. 1992/1993. Sejarah Afrika: Tinjauan Umum Dan Dilema
Perjuangan. Malang: IKIP Malang
32
Imperialisme di Afrika
Oleh
Muhammad Affan Al Firdaus
Abstrak:
Kata Imperialisme berasal dari bahasa latin
yakni Imperium yang memiliki arti perintah. Istilah Imperium
ini pertama kali digunakan oleh Inggris pada tahun 1870 dan
1855. Imperialisme sendiri berarti suatu usaha untuk
memperoleh hubungan yang erat antara bagian-bagian kerajaan
Inggris dengan negeri induk, baik hubungan cultural maupun
mengadakan perjanjian politik dan militerHal ini juga terjadi
di Afrika. Sebagai sebuah benua yang besar, Afrika memiliki
banyak sekali kekayaan alam, baik kekayaan sumber daya
hayati, hewani, manusia, dan kekayaan sumber daya alamnya.
Kekayaan ala mini misalnya seperti yang ada di negara Afrika
Selatan yang memiliki kekayaanyaan alam berupa barang
tambang berupa emas yang merupakan salah satu tambang
emas yang terbesar di dunia.
Kata Kunci: Imperialisme, Afrika.
Afrika merupakan Benua terbesar kedua di dunia. Pada awalnya tidak ada
yang tertarik dengan benua ini termasuk bangsa-bangsa barat. Hal ini diakibatkan
karena di Afrika tanahnya gersang, sulit air, tandus, dan banyak terdapat gurun
pasir yang luas.Tetapi setelah bangsa barat datang ke Afrika, maka wilayah Afrika
dibagi menjadi banyak wilayah kekuasaan
Sampai dengan PD I tinggal ada 2 negara yang merdeka yaitu : Liberia dan
Ethiopia. Sementara negara lainya sudah dikuasai oleh bangsa barat, Misalnya :
Inggris berkuasa di :Mesir, Sudan, Uganda, Kenya, dll yang semuanya merupakan
daerah yang subur dan padat penduduknya. Sementara kekuasaan Prancis
Meliputi :Sahara, Gueinia, Maroko Aljazair, Tunisia, dll. Adapun wilayah yang
dikuasai Prancis Terbagi dalam dua Propinsi besar yaitu : Afrika barat Prancis dan
Afrika Equator Prancis. Selain itu negara lainya di Afrikapun rata-rata juga sudah
dikuasai bangsa barat lainya.
33
Kebanyakan negara-negara barat didalam menguasai Afrika tidak sampai
daerah pedalaman, hanya Inggris dan Prancis yang melakukan itu. Inggris hampir
menguasai seluruh daerah Afrika dari utara ke selatan, terbukti dengan
dibangunya jalur kereta api dari Cape sampai ke Cairo oleh Cecil Rhodes. Prancis
yang ingin menguasai dunia dari samodra ke samodra di Afrika barat berhasil
menemukan lautan Atlantik dan Guinia Prancis. Niat Inggris yang ingin
menguasai dari daerah utara ke selatan terhalang oleh Jerman yang menguasai
daerah Tanganyika dan Afrika bagian timur berdasarkan Perjanjian Helgoland
1892. Sebaliknya cita cita Prancis juga terhalang inggris di Sudan. Dengan
melihat fakta diatas maka jelas bahwa sebelum Perang Dunia I daerah Afrika
terbagi bagi menjadi daerah daerah kekuasaan bangsa barat.
Di Afrika selatan menjelang perang dunia I terjadi konflik antara orang
Inggris dengan orang Prancis keturunan. Hal ini disebabkan karena Inggris ingin
agar Afrika Selatan yang sudah memperoleh hak otonomi berdiri dibelakang
sekutu. Sementara orang Boer yang secara psikis lebih dekat dengan Jerman ingin
agar Afrika selatan memihak Jerman. Akhirnya Inggris yang menang dan Afrika
Selatan berdiri di belakang sekutu.
Perang dunia I membawa perubahan peta kekuasaan di Afrika. Yaitu
tersisihnya dua penguasa berdasarkan perjanjian Versailles. Negara yang kalah
dalam perang harus menyerahkan daerah kekuasanya pada LBB menjadi daerah
mandat. Daerah Jerman sebagian besar dikuasai oleh Inggris dan Prancis.
Tanganyika dikuasai Inggris dan Belgia berkuasa di Ruanda dan Burundi.
Selama waktu antara Perang dunia I dan II belum muncul Nasionalisme di Afrika.
Baru setelah selesai perang dunia II munculah nasionalisme besar-besaran di
Afrika maupun di Asia yang ingin melepaskan diri dari penjajahan bangsa bangsa
Eropa dengan tujuan untuk mencapai sebuah kemerdekaan. Setelah melalui
perjuangan panjang akhirnya bangsa-bangsa di Afrika banyak yang mencapai
Kemerdekaan pada sekitar tahun 1960. Selain dicapai melalui perjuangan
kemerdekaan juga dicapai melalui solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika
juga ada yang dicapai secara damai yaitu kemerdekaan yang diberikan langsung
oleh negara yang menjajah. Hanya ada dua negara yang tidak mau melepaskan
tanah jajahanya yaitu Spanyol dan Portugis. Bekas jajahan Inggris dan Prancis
34
terpecah menjadi negara-negara kecil yang merdeka. Adapun kelompok negara
negara baru tersebut adalab sebagai berikut:
1. Bekas jajahan Inggris : Sudan, Uganda, Kenya, Zansibar, Tanzania,
Malawi dan Zambia.
2. Di Afrika Barat : Ghana, Senegal, Gambia, Nigeria dan Somalia.
3. Daerah Prancis di Afrika Utara meliputi : Maroko, Aljazair, Tunisia,
Mauritania, Niger, Pantai gading, Afrika Tengah, Chad, Kamerun, Togo,
Malagazi, Eritrea, Congo, Gabon.
B. Politik Kolonial Barat di Afrika.
Ada bermacam corak ragam politik kolonial barat di Afrika, akan tetapi
pada dasarnya tujuan mereka adalah sama yaitu politik pecah belah atau adu
domba. Hal ini dilakukan untuk mempermudah didalam usaha untuk tetap
menguasai tanah jajahan. Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan politik
kolonial yang dilakukan oleh Inggris dan Prancis di Afrika. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan kedua negara tersebut yang berhasil mendominasi negaranegara di Afrika.
Politik kolonial yang dilakukan Pranci di Afrika diantaranya :
1. Politik Asimilasi/Percampuran
Dalam hal ini orang-orang pribumi di Afrika diperlakukan sama dengan orang
Prancis, perlakuan yang sama ini diberikan disegala bidang kehidupan antara lain:
Pendidikan, hukum, Sosial ekonomi maupun hak yang sama dalam Parlemen.
1. Politik Asosiasi
Pada politik ini maka Prancis melebur orang pribumi dan mencetak kembali
menjadi orang orang yang berjiwa Prancis.
1. Politik Devide At Impera
35
Politik ini dilakukan dengan memecah belah penduduk pribumi sehingga lebih
mudah untuk dikuasai.
1. Politik Conversion au Cristianisme
Politik ini dilakukan dengan cara mengadakan Kristenisasi terhadap penduduk
pribumi.
Sedangkan politik yang dilakukan Inggris antara lain adalah:
1. Pola Politik C. Khodes
Politik kolonial ini dilakukan dengan penekanan kepada kepentingan
imperium Inggris atau kepentingan kaum kolonis di koloni.
2. Pola Politik D. Livingstone.
Pada politik ini menekankan kepada pertanggungan jawab sebagai pembimbing
untuk bumi putera.
3. Sistem pemerintahan In Direct rule
Dalam system pemerintahan ini adalah system pemerintahan tidak
langsung yaitu melalui birokrasi-birokrasi yang ada.
4. Membiarkan tetap berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan yang telah berlaku di
tanah jajahan.
1. Membimbing penduduk di tanah jajahan kearah pemerintahan sendiri yang
mandiri secara pelan pelan dan Evolusioner.
Jadi apabila kita bandingkan Politik kolonial dari kedua negara tersebut
memang mengalami perbedaan corak, akan tetapi pada dasarnya adalah sama
yaitu sama sama dilakukan untuk tetap bisa menguasai wilayah
36
A. Arti Expedisi Livingstone
Penemuan baru hasil dari Expedisi yang dihasilkan Livingstone dan kawan
kawan sangat berarti besar bagi pengungkapan Afrika, terlebih setelah terbitnya
buku-buku karya Livingstone cs, yang membuka mata bangsa Eropa tentang
eloknya Afrika. Afrika merupakan sebuah benua baru dengan sumber kekayaan
yang sangat luar biasa sehingga memancing minat bangsa-bangsa lain untuk
menguasainya terutama bangsa barat. Tercatat ada beberapa negara yang berebut
untuk menguasai Afrika, bahkan Afrika yang sangat luas itu nantinya
kekuasaanya akan dibagi bagi menjadi beberapa bagian sesuai negara yang
menguasainya. Berikut adalah beberapa negara yang berusaha menguasai Afrika :
Jerman, Inggris, Belgia, Prancis, dll.
Untuk menghindari konflik di Afrika menyangkut perebutan kekuasaan di
Afrika maka terciptalah sebuah konggres di Berlin ( Jerman ) pada tahun 1885.
Adapun hasil konggres Berlin antara lain adalah;

Kongo dalam status Free state dalam penguasaan Belgia, Artinya semua
negara boleh bertindak leluasa akan tetapi harus terbuka untuk
perdagangan bebas ( Politik pintu terbuka tetap dijalankan )

Para peserta konggres Berlin berjanji untuk melindungi penduduk bumi
putera terutama dibidang kesehatan, moril dan meteriil

Prancis mendapat bagian daerah di sebelah utara muara sungai Kongo
dengan ibukota Brazzaville

Hak Portugis atas Angola diakui tetapi daerah yang ditambahkan kepada
Mozambiek harus diserahkan kepada Inggris dan kemudian daerah itu
disebut dengan Rhodesia

Antara Inggris dan Jerman dibuat persetujuan yang mengatur bahwa
Zanzibar diserahkan pada Inggris dan ditukar dengan pulau Helgolandia
yang letaknya dekat dengan Jerman.
B. Konflik Antara kaum Imperialis barat di Afrika.
Konflik yang terjadi saat itu tentunya tidak dapat dilepaskan dari
keberadaan negara- negara imperialis dari Eropa yang sama-sama ingin
37
menguasai wilayah Afrika. Hal ini dapat dilihat dari usaha-usaha yang dilakukan
oleh bangsa Eropa sebagai berikut. Prancis ingin memperluas wilayah jajahanya
dengan menaklukkan daerah Maroko kemudian membuat rencana untuk
memperluas lagi kearah Pantai Atlantik sampai Samudra Indonesia. Tetapi usaha
itu gagal di Sungai Nil karena bertubrukan dengan Inggris yang saat itu juga
dalam usaha untuk memperluas wilayah dari Cape Town ( Afsel ) sampai Cairo (
Mesir ). Adapun benturan itu terjadi di Fasyoda di tepi Sungai Nil. Dengan
adanya benturan itu maka lahirlah istilah Krisis Fasyoda. Yang berpusat di Sudan.
Yang juga tidak dapat dilepaskan dari Konflik diatas adalah mengenai
terusan Suez yang dibangun oleh Ferdinand de Lesseps pada tahun 1869. Inggris
mula mula menolak mentah mentah rencana dibangunya Terusan Suez karena
dianggap akan mendatangkan ancaman terhadap India. Tetapi kemudian setuju
dengan catatan turut memegang saham dalam PT Internasional Terusan Suez.
Pada saat itu Mesir sedang mengalami kesulitan masalah keuangan sehingga
mengajukan proposal kepoada Prancis , akan tetapi karena Prancis baru saja
melunasi utang perangnya pada Jerman maka proposal itu tidak dapat dipenuhi
oleh Prancis. Dengan mengetahui hal itu maka Inggris memanfaatkan momentum
tersebut untuk membeli seluruh saham Terusan Suez dan menguasainya. Perlu
dicatat bahwa Terusan Suez merupakan kunci pintu masuk ke India, dengan
demikian akan memudahkan akses Inggris terhadap India.
Selain itu dengan menguasai terusan Suez dan pulau Perin maka Laut
Merah akan berada dibawah pengawasan Inggris disamping itu juga menguasai
pintu pintu masuk laut tengah karena Selat Jabaltarik juga telah dikuasai. Bahkan
Akhirnya negara Mesir juga berhasil dikuasai oleh Inggris dan menjadi negara
persemakmuran Inggris dengan nama “Anglo Egyption Sudan”.
Sementara di Eropa saat itu juga sedang terjadi Krisis karena adanya
pergeseran politik. Prancis mulai terancam dengan keberadaan Jerman dan
berusaha memperbaiki hubunganya dengan Inggris. Maka pada tahun 1904
terjadilah perjanjian antara Inggris dan Prancis yang menyatakan. Prancis
melupakan insiden Fashoda dan tidak akan merintangi politik Inggris di Mesir.
Sementara Inggris memberikan kebebasan kepada Prancis di Maroko.
38
Dengan melihat uraian diatas tampak bahwa Afrika saat itu secara kekuasaan
dibagi menjadi beberapa daerah jajahan. Adapun penguasa di Afrika antara lain
adalah: Inggris, Prancis , Jerman, Belgia, Italia, Portugis dan Spanyol. Hanya
Liberia dan Afrika Selatan saja yang Merdeka. Liberia tetap merdeka karena
didirikan oleh mantan mantan budak yang telah dibebaskan dari Amerika Serikat.
Sedangkan Afrika Selatan tetap merdeka karena yang memegang kekuasaan
adalah orang kulit putih yaitu orang-orang Boer yang merupakan keturunan
Inggris dan dibentuk dibentuk Dominion oleh Inggris. Yang tidak dapat dilupakan
juga bahwa pada saat itu terjadi diskriminasi ras antara orang kulit putih dengan
orang kulit gelap yang sampai sekarang terkenal dengan istilah Politik Apharteid.
jajahan.
Berbeda dengan di Asia, di Afrika sebagian besar jatuh ke kaum kolonialis
dan imperialis tanpa disertai perlawanan yang hebat, walaupun ada juga yang
disertai oleh sebuah perlawanan yang hebat yang dilakukan oleh kaum nasionalis
yang ada. Akan tetapi sebagian besar negara Afrika jatuh ketanah jajahan akibat
dari perjanjian perjanjian yang diadakan antara kaum imperialis sendiri atau kaum
imperialis dengan kepala kepala suku yang ada di Afrika.
39
POLITIK KOLONI DI AFRIKA SELATAN PADA PERANG DUNIA 1
DAN PERANG DUNIA II
oleh:
Tutik Ike Rahayu
Abstrak:
Afrika Selatan menjadi salah satu negara yang cukup
terkenal, nama Afrika Selatan semakin terkenal ketika
menjadi tuan rumah bagi Piala Dunia pada tahun 2010.
Namun dalam perkembangan sejarahnya Afrika Selatan
menjadi salah satu negara jajahan bagi Bangsa Eropa.Hal itu
terus berlanjut pada saat Perang Dunia I hingga Perang Dunia
II. Di Afrika selatan diterapkan politik koloni pada saat
Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 dan peranan Afrika
Selatan pada saat Perang Dunia.
Kata Kunci: Politik Koloni, Afrika Selatan, Perang Dunia
A. Keadaan Afrika Selatan dilihat dari segi keadaan geografis dan sosial
Afrika adalah benua terbesar kedua di dunia setelah Asia yang panjangnya
dari utara ke selatan sekitar 8.050 km dari jarak terlebarnya dari barat ke timur
7.400 km. dengan luas 30.295.000 km2. Berdasarkan iklim, keadaan tanah dan
penduduknya, Benua Afrika dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu:
1. Daerah pantai Utara yang beriklim sedang dan tanahnya subur.
Penduduknya terdiri atas orang-orang Arab dan Berber atau campuran
dari keduanya.
2. Daerah Selatan pantai yang berupa padang pasir luas seperti Sahara,
Libia dan Nubia. Penduduknya campuran antara orang Arab atau
Berber dengan Negro Sudan.
3. Daerah Selatan padang pasir yang berupa padang rumput, hutan-hutan
dan sungai yang terbentang luas dari Cape Verde sampai Sudan.
Penduduknya padat yang terdiri dari orang Negro.
4. Daerah Afrika Tengah yaitu daerah khatulistiwa yang berhawa tropis
dan sangat panas, dimana curah hujannya tinggi. Penduduknya adalah
orang Negro.
40
5. Daerah paling selatan yang terletak pada Zone sedang. Daerah ini
terdiri dari tanah-tanah datar, pegunungan dan padang rumput.
Penduduknya Negro yang terdiri dari berbagai suku, seperti Negro
Bantu,
Kaffer
dan
Zulu.
(http://historyvitae.wordpress.com/2009/04/21/kekuasaan-bangsabarat-di-afrika/)
Afrika Selatan negara paling selatan di benua Afrika yang mempunya tiga
ibu kota, yaitu Preterioria, Cape Town, dan Bloemfontein, masing-masing
untuk badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Luasnya 1.222.042 kilometer
persegi, tetapi jika negara-negara seperti Republik Transekei Bophuthatswana,
Venda, dan ciskei tidak dihitung luasnya 1.112.832 kilometer persegi.
Keempat negara ini seluruhnya terletak di dalam Afrika Selatan dan sudah
diumumkan kemerdekaanya oleh Afrika Selatan.Namun dunia Inernasional
tidak mengakuinya, karena praktis negara tersebut masih diperintah Afrika
Selatan.
Benua Afrika merupakan benua terluas ketiga setelah Asia dan
Amerika. Panjang benua Afrika dari utara ke selatan sekitar 8.050 km dan
jarak dua titik terlebarnya lebih dari 7.400 km. Letak Benua Afrika secara
astronomis adalah 35 LU-34 LS dan 17 BB-51 BT. Batas-batasnya antra lain
sebagia berikut : di sebelah utara adalah Laut Tengah (Laut Mediterania),
sebelah timur Samudera Hindia dan Laut Merah, sebelah Selatan Samudera
Atlantik dan Sebelah Barat Samudera Atlantik.
B. Kedatangan Bangsa Eropa di Afrika Selatan serta praktek kolonialisasi
di Afrika Selatan
Sebagai pengantar maka saya akan mengemukakan beberapa pernyataan
dari tokoh besar yang saya kutip dari sebuah artikel, yaitu Max
Weber
misalnya, melihat bahwa legitimasi negara dalam melakukan kekerasan
adalah salah satu aspek terpenting berkaitan dengan eksitensi negara dan
kekuasaan yang diembannya. Hak negara untuk menggunakan kekerasan fisik
secara absah dalam wilayah teritorialnya, memberi dasar penting bagi negara
untuk menciptakan law and order demi kebaikan bersama.
41
Rumusan awal tentang esensi penting keabsahan penggunaan kekerasan
oleh negara ini menjadi dasar penyusun argumen tentang asal‐usul kekuasaan
negara sekaligus
perdebatan penting tentang posisi individu warganegara
dalam konteks lain; hak asasi manusia Asumsi Weber tentang the right and
legitimacy of state to use violence seringkali ditempatkan sebagai faktor
penentu posisi negara dan masyarakat sipil. Legitimasi penggunaan kekerasan
adalah penegasan posisi negara yang berada di atas semua individu di dalam
negara tersebut.
Berdasarkan kajian klasik lain misalnya Thomas Hobes melihat bahwa
negara harus memiliki kekuasaan penuh sebagai Leviathan untuk mengatasi
permasalahan anarchy individual. Perspektif ini menempatkan negara dan
masyarakat sipil seolah‐olah dalam posisi yang saling antagonis, dengan
negara sebagai subjek aktif dengan kekuasaan yang bersifat absolut sementara
individu warga negara atau masyarakat dianggap sebagai objek pasif yang
seringkali harus menjadi sasaran power exercise dari negara.(Victory
Pradhitama,Staf
Pengajar dan Kepala Laboratorium Jurusan Hubungan
Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang ). Dari beberapa teori yang
dikemukakan maka jelaslah bahwa kolonialisasi adalah salah satu jalan dalam
memperluas wilayah, sekarang mari kita bahas tentang bagaimana politik
koloni di Afrika Selatan. Pada sekitar 1875 barulah 10,8% dari daerah Afrika
berada dibawah kekuasaan atau pengaruh bangsa barat.
C. Afrika Selatan Pada Perang Dunia I dan II
Menjelang berkobarnya Perang Dunia I, Italia berhasil menanamkan
kekuasaan di Afrika Utara.Daerah Turki ini Tripolitania dan Cyrenaica
menjadi milik Italia sesudah Italia keluar sebagai pemenang dalam perang
Italia-Turki (1912). Nama propinsi tersebut diganti dengan Libia dan pada
masa-masa kemudian daerah tersebut dijadikan basis untuk menggapai citacita Mussolini: membangun Imperium Italia sebagai penggangti Imperium
Romawi Kuno.
Dengan jatuhnya Libia ke tangan Italia, maka seluruh Arika selain Liberia
dan Ethiopia telah dikuasai oleh bangsa-bangsa Barat. Pada 1910 di Afrika
Selatan terjadi perkembangan baru; terbentuklah Unia Afrika Selatan dengan
42
pemerintahan sendiri yang meliputi 4 propinsi; Cape Town, Natal, Transvaal
dan Oranye. Bersamaan dengan perkembangan kekuasaan Barat di Afrika
tersebut, sesudah Kongres Berlin II sampai Perang Dunia I berlangsung pula
pembentukan tapal batas.Sesudah Perang Dunia berakhir dan untuk waktuwaktu berikutnya, tapal batas di Afrika tidak banyak mengalami perubahan.
(Darsiti Soeratman, 2012:143)
Perjanjian atau persetujuan internasional pada umumnya menentukan
peraturan-peratuan tentang navigasi, irigasi, persediaan air, perikanan,
pembuatan tanggul, tebat, bendungan, tentang kekuasaan, pengotoran air dan
pembuatan jembatan-jembatan.Penentuan tapal batas oleh kaum penjajah tidak
dapat memenuhi tuntutan ekonomi dan perdagangan negara-negara Afrika
sesudah merdeka, disebabkan karena hubungan dagang antara negara Eropa
dengan koloni-koloninya sebagian besar dilakukan melalui samdra.
Faktor sosial penduduk bumiputra kurang diperhatikan sehingga tidak
jarang bahwa satu suku terpecah, masing-masing hidup dalam administrasi
pemerintahan
yang berbeda.Kesulitan dalam
mengawasi
tapal
batas
internasional disebabkan karena penduduk bumiputra mempunyai kebiasaan
untuk melakukan migrasi ke daerah ke luar negernya.Bahaya kelaparan,
wabah, dan ketidakpuasaan terhadap admnistrasi lokal memaksa mereka
melakukan migrasi tersebut.Dengan demikian maka walaupun sejak sesudah
diadakan Kongres Berlin II sampai Perang Dunia I telah dilakuakn pembagian
batas-batas Afrika yang memisahkan berbagai koloni Bangsa Barat satu
dengan lainnya, namun dalam kenyataannya tapal batas tersebut masih jauh
dari sempurna.Faktor- faktor yang penting terutama faktor sosial dan ekonomi
kurang mendapat perhatian, sehingga sering timbul ketidakpuasan terhadap
tapal batas yang ada dan menimbulkan sengketa pula.
Ketika di Eropa terjadi Perang Dunia I (1914-1918), Benua Afrika terseret
pula dalam kancah perang tersebut.Hal ini disebabkan karena Inggris dan
sekutunya berusaha merebut koloni Jerman di Afrika.Inggris bersama Belgia
dan Perancis dibantu oleh Uni Afrika Selatan.Angkatan perang Uni Afrika
Selatan dibawah pimpinan Jenderal Smuts yang memimpin gabungan InggrisPerancis berhasil menaklukan Togo. Dapat dilihat bahwa Arika Selatan
43
memiliki peran yang sangat signifikan, sebagaimana negara jajahan, Afrika
Selatan dijadikan boneka dalam merebut kedudukan, Afrika Selatan aalah
tentara, penyumbang tenaga bagi tercapainya tujuan dalam merebut
kekuasaan. Afrika Selatan jelas tak berdaya akan hal itu dan menuruti semua
yang diperintahkan oleh negara yang telah menguasainya.
Perang Dunia I tidak membawa perubahan bagi Afrika Selatan sama
seperti negara lainnya di Benua Afrika, Afrika Selatan masih tetap merupakan
sumber kekayaan untuk memperoleh hasil ropis dan bahan mentah bagi
industri negeri induk; merupakan tempat penanaman modal; merupakan
tempat penampungan penduduk yang lebih; merupakan sumber tenaga
manusia untuk keperluan perang; untuk keperluan strategi perang dan untuk
kebanggaan bangsa-bangsa barat.
Penguasaan atas Afrika Selatan berlangsung terus hingga Perang
Dunia II (1939 – 1945).Pada masa tersebut timbul perlawanan terhadap negara
penjajah.Hal ini tentu saja sebagai akibat perang dunia I (1914- 1918). Sudah
jelas bahwa Afrika Selatan tidak hanya sebagai penyumbang tenaga, namun
sama dengan negara-negara di Afrika lainnya Afrika Selatan juga menjadi
pemasok ekonomi bagi Bangsa Barat.
Salah satu tokoh yang juga menjadi sorotan adalah Jan Christiaan
Smuts yang melawan oposisi Nasionalis, dan Afrika Selatan menjadi anggota
piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945, namun ia menolak
untuk menandatangani Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Politik dalam
negeri didominasi pemisahan apartheid ras sebagai Nasionalis mendapatkan
kekuasaan dan memberlakukan pembatasan lebih besar pada Bantus ( kulit
hitam Afrika ), Asia, dan berwarna ( di Afrika Selatan istilah berarti setiap
orang kulit putih ).
Pemilih kulit hitam telah dihapus dari daftar pemilih pada tahun
1936.Selama setengah abad berikutnya, penduduk kulit putih Afrika Selatan
dipaksa keluar dari area putih ditunjuk. Luas Kelompok Kisah 1950 dan 1986
memaksa sekitar 1,5 juta orang Afrika untuk berpindah dari kota ke kota-kota
pedesaan, di mana mereka tinggal dalam kemiskinan berdasarkan undang-
44
undang yang represif. (http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negaraafrika-selatan)
Afrika Selatan menyatakan dirinya sebuah republik pada tahun 1961
dan memutuskan hubungan dengan Persemakmuran, yang sangat keberatan
dengan kebijakan rasis negara. The supremasi kulit putih Partai Nasional,
yang pertama kali datang ke kekuasaan pada tahun 1948, akan terus
kekuasaannya selama tiga dekade berikutnya (http://hikmat.web.id/sejarahdunia/sejarah-negara-afrika-selatan).
diputuskan
bahwa
Jerman
harus
Di
dalam
melepaskan
perjanjian
seluruh
perdamaian
koloni
yang
dimilikinya.Koloni Jerman ini, karena pernah diduduki oleh Uni Afrika
Selatan pada masa Perang Dunia I, maka Uni Afrika Selatan ditunjuk sebagai
mandatarisnya.
Perang dunia II ternyata membawa dampak luar biasa bagi dunia
internasional pada saat itu.Negara yang kalah terikat dengan berbagai
perjanjian yang sangat merugikan, diantaranya daerah jajahan diambil alih
oleh negara pemenang perang.Negara pemenang selain mendapat keuntungan
politik, juga menghadapi kenyataan dimana kondisi sosial, ekonomi, budaya
dan masyarakatnya rusak parah akibat perang.Kekuatan negara kolonial yang
lemah setelah perang ini, mendorong rakyat di kawasan Asia Afrika untuk
bangkit melawan kolonialisme.
D. DAFTAR RUJUKAN
Soeratman Darsity. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta:Ombak
Artikel yang disusun oleh Victory Pradhitama,Staf Pengajar dan Kepala
Laboratorium Jurusan Hubungan Internasional, Universita
Muhammadiyah Malang
Online.
http://historyvitae.wordpress.com/2009/04/21/kekuasaan-bangsabarat-di-afrika
Online. http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negara-afrika-selatan
45
KOLONIALISME BANGSA BARAT DI AFRIKA: GHANA SEBAGAI
KOLONIALISME TERKUAT YANG DIDUDUKI BANGSA BARAT
Oleh
Surya Dewangga Priyanggita
Abstrak:
Afrika sebagai benua yang terdekat dengan Eropa
membuatnya menjadi salah satu tujuan bangsa barat untuk
mendudukinya sebagai tempat jajahan dan imperialisme. Ghana
merupakan salah satu Negara Afrika yang pernah menjadi
jajahan Belanda dan Inggris merupakan negara yang memiliki
tentara yang sulit diduduki karena memiliki sistem
pemerintahan dan budaya yang kuat.
Kata Kunci: Ghana, Imperialisme, Kolonialisme.
Dalam pengertian kolonial menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) adalah jajahan, sedangkan kolonialisme adalah suatu paham tentang
penguasaan oleh suatu negara atau daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk
memperluas negara itu. Kolonialisme yang dilakukan bangsa barat di Afrika
tujuannya bermacam-macam.Pada tujuan awal, mereka untuk memperoleh tanah
untuk perluasan daerah atau tanah jajahan.Hal ini dapat ditunjukkan dengan
dibukanya Benua Afrika oleh penjajah terkemuka seperti D. Livingstone dan H.M
Stanley. Menurut Soeratman (2012:140), menjelaskan penjelajahan daerah
pedalaman makin dipergiat sesudah dibentuk lembaga ―International Association
for The Exploration and Civilization of Central Afrika‖ pada 1876 atas inisiatif
Leopold II Raja Belgia pada 1878 didirikan ―Committee for The Study of The
Upper‖ Congo, serta Through The Dark Continent (1878) dan The Congo (1885)
oleh H.M. Stanley mengakibatkan makin banyaknya bangsa barat yang tertarik
kepada Benua afrika. Pada penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran
penjelajahan sangat penting dalam tujuan awal kolonialisme di Afrika.
Kolonialisme
bangsa
barat
setidaknya
hanya
untuk
perluasan
wilayah.Bangsa barat meperebutkan wilayah jajahan di Afrika seperti Inggris &
46
Prancis untuk memperluas jajahan.Pada bangsa barat lainnya seperti Belanda,
Jerman, dan Italia bertujuan untuk memperoleh daerah (tanah) karena merupakan
bangsa barat yang baru menjejakkan kaki di Afrika.Tujuan sebenarnya bangsa
barat pada masa revolusi industri adalah menjadikan daerah Afrika sebagai
kebutuhan komersial sebagai kebutuhan industri, memiliki penduduk yang dapat
dipakai kepentingan perang, tempat strategi perang, dan sebagai tempat
pemindahan penduduk (Soeratman, 2012:140).
Sebelum menjadi daerah jajahan Eropa, Ghana terbagi menjadi beberapa
kerajaan seperti Kekaisaran Asante, negara Akwamu, dan kelompok etnik nonAkan seperti Ga dan Ewe. Kata Ghana diterjemahkan sebagai Warrior King atau
Prajurit Raja. Nama resmi sekarang, Republik Ghana, diambil karena fakta bahwa
negara ini diperintah oleh banyak penguasa yang gagah berani dan suku-suku
prajurit sebelum masa penjajahan.Penjajah Eropa pertama yang menyentuh tepi
Ghana adalah Portugis yang melemparkan jangkar mereka di atas pasir Ghana
pada tahun 1471.Setelah kedatangan Portugis, pada tahun 1650 Denmark juga
menginjakkan kaki di Ghana.Mereka terpikat oleh legenda gading dan emas yang
diyakini melimpah di lahan yang baru dieksplorasi ini.Tentu banyak kesenangan
yang mereka dapat karena legenda itu memang benar adanya.Namun, kedatangan
orang-orang Denmark membawa penderitaan bagi rakyat Ghana selama dua abad
dengan adanya perbudakan dan perdagangan budak.
Sejak tahun 1661 sampai pertengahan 1800-an, yaitu sampai deklarasi
resmi Denmark tentang penghapusan perbudakan di seluruh koloni-koloninya,
penduduk asli Ghana mengalami banyak kesulitan dan kekejaman di tangan
pemilik budak asing dan pedagang budak.sejak tahun 1863 sampai 1957, Ghana
tetap menjadi koloni Inggris dan dikenal dengan sebutan Gold Coast.
Imperialisme selalu diikuti oleh terminologi kolonialisme yang mana keadaan
wilayah yang terkoloni/terkuasai dan terpusat dalam satu kekuasaan yang
mengontrol secara penuh secara ekonomi, politik, dan budaya (bahkan ilmu
pengetahuan),
Perancis
merupakan
salah
satu
melaksanakannya (Carpentier & Lebrun, 2011:73).
47
negara
kolonial
yang
Sejarah Ghana Sebelum tahun 500, kebanyakan kawasan tengah Afrika
sub-sahara menyaksikan peluasan pertanian.Pertanian bermula di kawasan paling
di selatan Gurun Sahara, lalu terbangunlah perkampungan.Menjelang akhir zaman
klasik, kerajaan serantau yang lebih besar didirikan di Afrika Barat, salah satunya
ialah Kekaisaran Ghana yang terletak di utara negara Ghana zaman
sekarang.Setelah tumbang pada awal abad ke-13, suku Akan pindah ke selatan
lalu mendirikan beberapa negeri termasuk kekaisaran Akan agung pertama
bernama Bono yang kini dikenal sebagai Brong Ahafo di Ghana.Negeri-negeri
Akan yang menyusul seperti persekutuan Ashanti dan negeri-negeri Fante
dipercaya muncul dari wilayah asli Bono di Bono Manso.Kebanyakan
kawasannya disatukan di bawah Kekaisaran Ashanti hingga abad ke-16.
Kerajaan Ashanti bermula sebagai satu rangkaian yang longgar lalu
berangsur-angsur menajdi kerajaan terpusat dengan birokrasi yang maju berpusat
di Kumasi.Peta Ghana Secara geografis, Ghana kuno terletak kira-kira 500 mil
dari utara Ghana kini, dan menduduki kawasan antara Sungai Senegal dan
Nigeria.Sebagian penduduk Ghana modern adalah keturunan dari nenek moyang
yang berhubungan dengan Ghana zaman pertengahan.Hal tersebut dapat dilacak
hingga bangsa Mande dan Volta di Ghana Utara—Mamprussi, Dagomba dan
Gonja.Bukti anekdot mengaitkan suku Akan dengan kekaisaran ini.Bukti tersebut
terletak pada nama-nama seperti Danso yang dikuasai suku Akan di Ghana zaman
sekarang dan Mandinka di Senegal/Gambia yang kuat pertaliannya dengan
kekaisaran ini.Ghana juga merupakan situs Kekaisaran Ashanti yang mungkin
sekali negeri kulit hitam yang paling maju dalam sejarah Afrika sub-Sahara.
Konon pada masa keemasannya,
Raja Ashanti mampu mengerahkan 500.000 prajurit.Kubu Inggris dan
Belanda yang bertetangga di Sekondi Pada tahun 1481, Raja João II dari Portugal
menugaskan Diogo d'Azambuja untuk membangun Kastil Elmina yang lengkap
pada tahun berikutnya.Tujuan mereka adalah untuk berdagang emas, gading dan
budak, lalu menyatukan kekuasaan mereka yang berkembang di rantau ini.Mereka
juga disertai Belanda pada tahun 1598, di mana Belanda mendirikan kubu di
Komenda dan Kormantsi.Pada tahun 1637 Belanda merebut Kastil Elmina dari
48
Portugis dan Axim pada tahun 1642 (Kubu St. Anthony). Menjelang pertengahan
abad ke-17, pedagang Eropa lain seperti Inggris, Denmark dan Swedia juga turut
bergabung. Di sepanjang garis pantai Ghana didirikan 30 buah kubu dan kastil
oleh saudagar Belanda, Britania dan Denmark.Pesisir Emas menjadi tumpuan
terbesar arsitektur militer Eropa di luar Eropa.Menjelang akhir abad ke-19, hanya
Belanda dan Britania yang masih menetap di situ dan setelah Belanda mundur
pada tahun 1874, dan Britania menjadikan Pantai Emas sebagai protektorat.
Negara-negara kuno Afrika sebelumnya menjalin pelbagai persekutuan dengan
penjajah dan dengan satu sama lain, lalu tercetusnya Perang Ashanti-Fante pada
tahun 1806, dan juga perjuangan Kekaisaran Ashanti menentang British. Namun
Inggris memiliki prisip sendiri dalam pandangan politik bagi negara
jajahannya.Salah satu dari prinsip tersebut adalah masyarakat pribumi harus
mandiri dalam berpolitik namun harus dalam pengawasan pemerintah kolonial
Inggris, dan Inggris hanya memahami kepentingan imperium saja. Hal ini
berdampak kepada aspek kehidupan masyarakat pribumi khususnya bagi segi
kehidupan berpolitik (Sutrisno & Putranto, 2004:169).
Gerakan menuju berakhirnya penjajahan bermula pada tahun 1946, dan
konstitusi pertama kawasan itu disahkan pada tahun 1951.Dibentuk dari
penggabungan Pesisir Emas, Kekaisaran Ashanti, dan daerah kepercayaan
Togoland Britania oleh plebisit yang didukung Perserikatan Bangsa-bangsa,
Ghana menjadi negara sub-Sahara pertama yang mendapatkan kemerdekaan.
Kwame Nkrumah, pendiri dan presiden pertama negara Ghana modern, tak hanya
pimpinan anti-kolonial Afrika pertama namun juga seseorang yang memimpikan
Afrika bersatu yang tidak terjebak ke neo-kolonialisme.
DAFTAR RUJUKAN
___________. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional.
Carpentier, J. & Lebrun, F. 2011. Sejarah Prancis: Dari Prasejarah hingga Akhir
Abad ke-20. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Soeratman, D. 2012. Sejarah Afrika. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
49
Sutrisno, M. & Putranto, H. 2004. Hermeunitika Pascakolonial. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
50
PERADABAN MESIR KUNO
Oleh:
Muhammad Zaky Azzimah
Abstrak:
Dikatakan sebuah peradaban jika, peradaban tersebut
memiliki kebudayaan yang kompleks. Mesir kuno dikatakan
sebagai peradaban karena memiliki kebudayaan yang tinggi
dan kompleks.hal ini dapat dilihat dari system pemerintahan,
system kepercayaan, system pengetahuan dan teknologi.
Kata Kunci: Peradaban, Mesir Kuno.
A. Kondisi Geografis Sungai Nil
Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia, sungai Nil melintasi di
sepanjang negara Mesir.Oleh karenaitu di Mesir terdapat peradaan yang sangat tua
di dunia dan dianggap sebagai salah satu peradaban kuno yang termaju. Mesir
yang sebagian besar tanahnya berupa padang pasir ini, hanya mengandalkan dari
sungai ini dan hampir semua penduduknya juga bermukim di sekitarnya.Mesir
Kuno merupakan suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika, peradaban ini
berpusat sepanjang pertengahan hingg hilir sungai Nil yang mencapai
kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM. Pada masa kerajaan Mesir terbagi atas
tiga macam yaitu masa kerajaan Mesir tua, masa kerajaan Mesir tengah, dan masa
kerajaan baru.
Menurut Daldjoeni, tempat lahirnya peradaban manusia memang di
lembah-lembah sungai besar, khususnyaNil, Efrat dan Tigris. Pada sarjana peneliti
peradaban memang menekankan pada pentingnya kondisi-kondisi geografis dan
klimatologis dari wilayah-wilayah tersebut, tetapi agaknya kurang tepat dan
bahkan salah jika penyebab alami dari lahirnya peradaban besar khusus di cari
pada factor sungai (Daldjoeni, 1982:62).
51
Sungai Nil mempunyai arti penting dalam sejarah bangsa Mesir (terutama
Mesir kuno) maka sungai Nil identik dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai
peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir
sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah
kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di
sepanjang daerah aliran sungainya. Tanah yang subur ini memungkinkan
penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan peradaban sejak ribuan tahun
yang lalu.
B. Peradaban Lembah Sungai Nil
Sungai Nil merupakan satu-satunya sungai berada di negara Mesir yang
mengalir dan terbesar di dunia (Soeroto, 1954:10). Di sebelah kanan dan kirinya
terdapat lembah yang lebarnya antara 15-50 km dan didekat muaranya memiliki
sebuah tanah yang sangat subur, namun diluar wilayah sungai Nil hanya terdapat
padang pasir. Disepanjang hilir bawah sungai Nil terdapat tanah datar subur yang
sempit, berkat adanya banjir tahunan dari sungai tersebut (Daldjoeni, 1982:53).
Di sepanjang hilir bawah sungai Nil terdapat tanah datar yang sempit
namun subur, berkat adanya banjir tahunan dari sungai tersebut.Pada bulan
Agustus sampai November sungai Nil mengalami banjir.Dalam zaman sejuk yaitu
mulai bulan Oktober hingga Maret seluruh lembah sungai Nil digenangi oleh air.
Jika air mulai surut, maka bibit gierst (rada) dan gerst (jawawut) akan tumbuh.
Dalam bulan-bulan sejuk ini tumbuhan bertambah besar, dan nati pada saatnya
musim panas buah-buahnya akan ranum (Pane, 1951:18).
Sejak zaman prasejarah di sungai Nil hidup suatu bangsa yang mata
pencariannya bertani dan beternak, dengan bentuk pemerintahan dan adat
keagamaan yang semuanya diatur oleh suatu kasta dari kaum pemimpin
agama.Bangsa Mesir kuno menjelang tahun 3000 SM sudah membangun
Piramida dan kuil yang berhiaskan gambaran, relief dan arca yang melukiskan
riwayat para raja.
Di samping majunya hidup keagamaan, meningkat pula kekuasaan kaum
pemimpin agama baik secara rohani maupun materi. Selain agama yang digulati
namun bangsa Mesir kuno juga telah mendalami ilmu pengetahuan, seperti ilmu
52
falak (ilmu astronomi dan astrologi). Pengabdian ilmu ini didukung kebutuhan
hidup yang praktis, bukan karena kecintaan kepada ilmu itu sendiri.Bangsa Mesir
anehnya tidak menjelajahi lautan Tengah dimana bermuara sungai Nil, pelayaran
dan perdagangan diserahkannya kepada bangsa Funisia.Selain bangsa Mesir yang
tak tertarik oleh lautan, berbagai penemuan yang dilakukannya juga tidak diberi
tahukan kepada keturunannya.Pada tahun 1700 SM lembah sungai Nil diserbu
oleh suku-suku gembala yang peradabannya lebih rendah dari bangsa Mesir.
Akhirnya para penyerbu setelah pemerintahan berdinasti mundur dari
tampuk pimpinan negara. Tahun 525 SM Mesir menjadi bagian dari kerajaan
Parsi, dalam masa penjajahan ni dibuktikan semangat kemerdekaannya yang kuat,
selain itu juga dibuktikan dengan berbagai pemberontakan yang lebih
mengekspresikan cinta akan kebebasan kepada musuh yang meremehkan
agamanya.
Raja Alexander Agung setelah mengalahkan kerajaan Parsi yang
menguasai lembah sungai Nil menegakkan kembali kedaulatan negeri Mesir.Di
samping itu tata kerjanya juga menghormati kepercayaan bangsa Mesir, setelah itu
baru datang dinasti dari Ptolomeus yang memajukan kesejahteraan negeri
tersebut. Sedangkan di kota pelabuhan Alexandria dijadikan sebagai pusat
perniagaan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Berbagai bangsa saling bertemu dan
salin
bertukar
aneka
unsur
kebudayaan.Keadaan
tersebut
berlangsung
hinggaMesir ditaklukan oleh kerajaan Romawi yang wilayahnya meliputi seluruh
negeri yang beradab di sekeliling laut Tengah yang merupakan lautan dunia pada
masa itu.
C. Bentuk Peradaban Mesir Kuno pada Lembah Sungai Nil
Mesir Kuno merupakan suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika,
peradaban ini berpusat sepanjang pertengahan hingga hilir sungai Nil yang
mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut
sebagai periode kerajaan baru. Adapun bentuk-bentuk peradaban Mesir kuno
antara lain:
1. Sistem Pemerintahan
53
Wilayah Mesir pada mulanya terdiri dari masyarakat kaum petani
yanghidup aman dan tentram, selain itu perhubungan dengan negeri-negeri
lain hampir tidak ada, sehingga penduduk di wilayah tersebut tidak
diganggu oleh peperangan. Namun semenjak Mesir dikuasai oleh Firaun,
sistem pemerintahan bangsa Mesir kuno beralih bersifat mutlak, misalnya
dalam penggalian saluran dan pembagian air bukanlah pekerjaan yang bisa
dilakukan oleh perseorangan, melainkan harus dikerjakan oleh seluruh
masyarakat dan diatur oleh suatu kekuasaan yang ditaati oleh orang
banyak (Soeroto, 1954:11).
Sekitar tahun 3400 SM seluruh wilayah Mesir dikuasai oleh
Firaun, ia adalah tuan tanah terbesar dan dipuja oleh masyarakat Mesir
karena dianggap sebagai dewa. Rakyatnya harus tunduk sepenuhnya
kepadanya, selain itu juga diwajibkan untuk membayar pajak dengan
seberat-beratnya, serta menjalankan bermacam-macam pekerjaan untuk
Firaun.Untuk menyimpan pengahasilan pajak tesebut, terutama terdiri dari
bahan makanan dan ternak, maka didirikan gudang dimana-mana, dan
mengangkat pegawai-pegawai yang betugas untuk mengurusi pajak-pajak
tersebut.Pegawai yang diangkat oleh penguasa sebagian besar dari
golongan ningrat, kaum pendeta besar pengaruhnya, serta banyak
kekayaanya.
Disisi lain raja Firaun (Menes) dikenal sebagai PharaohMesir
pertama yang menyatukan seluruh Mesir kuno pertama kalinya sejarah
dalam sebuah negara persatuan sekitar 3000 SM. Pharaoh memiliki istilah
dimana raja Mesir berada, namun pada saat itu menjadi gelar dari raja-raja
Mesir. Sebagai pemilik, pengatur, dan penguasa dari seluruh negara dan
wilayah-wilayahnya. Pharaoh diterima sebagai pengejawantahan dari dewa
yang terbesar dalam kepercayaan Mesir kuno yaitu Politheistik dan
menyimpang. Administrasi, pembagian mereka, pendapatan mereka,
seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah di negara
Mesir dikelola oleh kekuasaan Pharaoh.Absolutisme dalam masa
kepemimpinannya terhadap negara dengan kekuasaan yang dapat
54
melakukan semua hal yang sesuai dengan keinginannya.Dinasti pertama
pada kekuasaan Menes menjadi raja Mesir yang berhasil menyatukan hulu
dan hilir Mesir, sungai Nil diserahkan kepada publik dengan menggunakan
saluran-saluran air.
Di samping itu seluruh produksi barang dan jasa diberikan untuk
kepentingan sang raja, selain itu raja yang mendistribusikandan membagi
barang dan jasa dalam proporsi yang diinginkan oleh rakyat. Hal ini tidak
sulit bagi raja yang memiliki suatu kekuasaan di daerah tersebut untuk
menempatkan rakyat dalam mematuhi raja Mesir (Pharaoh), dan dirinya
mengaku sebagai makhluk suci yang memegang kekuasaan yang besar dan
mencakup semua kebutuhan semua rakyatnya dan mengubah dirinya
menjadi Tuhan, dan para Pharaoh benar-benar percaya terhadap Tuhan.
Bangsa Mesir kuno sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam dimana
mereka hidup.
Dengan keadaan alam Mesir menjga negara tersebut terhadap
serangan dari luar secara sempurna.Mesir dikelilingi oleh pegunungan,
gurun pasir, lautan disemua sisi.Serangan dilakukan terhadap negara
tersebut yang hanya dengan menggunakan dua jalan, namu mereka dapat
dengan mudah dalam mempertahankan diri.Bangsa Mesir menjadi
terisolasi dari dunia luar berkat faktor alam.
2. Sistem kepercayaan
Agama bangsa Mesir kuno adalah Polytheistis, mereka percaya
pada banyak dewa (Soeroto, 1954:11). Mesir merupakan negara yang
sangat panas, hampir wilayahnya tidak pernah hujan, oleh karena itu
penduduk Mesir menyembah matahari (Re) ketika malam hari mereka
menyembah Amon (Dewa Bulan) kemudian menjadi Amon Ra. Di
samping itu mereka memiliki dewa-dewa lain, seperti Osiris yaitu yang
mengadili manusia setelah meninggal, dan menyembah istrinya Isis. Selain
itu juga menyembah binatang yang dipujanya.Sebagai lambang pemujaan
kepada Re, didirikan obelisk yaitu tiang batu yang ujungnya runcing.
55
Obeliks juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian,
sedangkan untuk pemujaan terhadap dewa Amon Ra dibangunlah Kuil
Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III. Selain dewa
nasional maka ada dewa-dewa lokal yang dipuja pada daerah-daerah
tertentu seperti dewa Osiris yaitu hakim alam baka, dewi Isis yaitu dewi
kecantikan isteri Osiris,dewa Aris sebagai dewa kesuburan dan dewa
Anubis yaitu dewa kematian. Jadi dengan taat menyembah padadewa,
masyarakat lembah sungai Nil percaya bahwa bisa terhindar dari maut dan
bahaya lainnya.Kepercayaan yang kedua berkaitan dengan pengawetan
jenazah yang disebut mummi.Bangsa Mesir kuno percaya bahwa rohnya
akan tetap hidup terus, jika jasadnya tidak rusak (Soeroto, 1954:11). Hal
itu yang menjadi dasar utama orang yang sudah meninggal diberi obat
bermacam-macam
dan
rempah-rempah,
dengan
cara
semuanya
dimasukkan ke badan kemudian dilepa dengan garam, kapur, dan pelekat,
kemudian dibungkus dengan bermacam-macam kain.
3.
Sistem Pengetahuan dan Teknologi
Adapun peninggalan-peninggalan Mesir Kuno antara lain:
a. Tulisan
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut
Hieroglyph berbentuk gambar.Tulisan Hieroglyph ditemukan di
dinding piramida, tugu obelisk maupun daun papirus.Huruf
Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia,
hewan dan benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan
Hieroglyph berkembang menjadi lebih sederhana kemudian dikenal
dengan tulisan hieratik dan demotis.(tumbuhan air yang berada di tepi
Sungai Nil).Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para
pendeta. Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk
urusan keduniawian misalnya jual beli.
Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki karena
tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon
menyerbu Mesir pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya
56
menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.Batu
itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi dalam
tiga bahasa.Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti
dari isi tulisan batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk
tulisan
yang
digunakan
yaitu
Hieroglyph,
Demotik
dan
Yunani.Dengan terbacanya isi batu Rosetta terbukalah tabir mengenai
pengetahuan
Mesir
kuno
(Egyptologi)
yang dikenal
sampai
sekarang.Selain di batu, tulisan Hieroglyph juga ditemukan di kertas
yang terbuat dari batang Papyrus.Dokumen Papirus sudah digunakan
sejak dinasti yang pertama.Cara membuat kertas dari gelagah papirus
adalah dengan memotongnya.Kemudian kulitnya dikupas dan diiris
tipis.
b. Perhitungan Waktu
Masyarakat
Mesir
mula-mula
membuat
kalender
bulan
berdasarkan siklus bulan selama 291/2 hari.Dengan menggunakan
penanggalan matahari (syamsiyah), dan berdasarkan tahun kabisat
setiap empat tahun sekali, namun dianggap kurang tetap kemudian
mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan bintang anjing
(Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun
adalah 12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365
hari yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Penghitungan
kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi (diambil alih)
oleh bangsa Romawi menjadi kalender Romawi dengan sistem
Gregorian.Sedangkan
bangsa
Arab
kuno
mengambil
alih
penghitungan sistem lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijriah.
c. Seni Bangunan (Arsitektur)
Dari
peninggalan
bangunan-bangunan
yang
masih
bisa
disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah
memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri
dan arsitektur.Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah
Piramida
dan
kuil
yang erat
kaitannya
dengan
kehidupan
keagamaan.Piramida dibangun untuk tempat pemakaman para Firaun
57
yang didirikan di padang pasir sebelah Barat tempat matahari
terbenam (Soeroto, 1954:11). Arsitek terkenal pembuat piramida
adalah Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah,
pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.Tiang-tiang dan
dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah.Di bagian dalam
terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di
depanPiramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia.
Fungsi spinxadalah penjaga piramida.
Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya
mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat
piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun
Joser. Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan
pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok
dan bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal
dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula
pemakaman
yang
disebut
mastaba
untuk
golongan
bangsawan.Bangunan kedua adalah kuil yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil
Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra. Kuil Karnak panjangnya
±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter
±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan
lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.
Pemakaman pada masa Mesir kuno terbagi atas tiga macam
antara lain:
1. Makam tebing, digunakan untuk rakyat biasa.
2. Makam Mastaba, digunakan untuk para bangsawan dengan atap
datar, dinding miring, ukuran sedang, orientasi ke utara-selatan.
Mastaba terdiri dari kuil, tempat mummi dan pintu palsu (untuk
keluar-masuk para roh).
3. Piramida digunakan untuk para Pharaoh dan keluarganya yang
dibangun ketika masa pemerintahan Pharaoh. Bentuknya berupa
58
satu kompleks bangunan, dalam proses pembangunan dibutuhkan
ribuan pekerja, dan materialnya dari batu yang terpotong rapi.
D. DAFTAR RUJUKAN
Dadjoeni, N. 1982. Geografi Kesejarahan I (Peradaban Dunia). Bandung:
Alumni.
Pane, Armijn. 1951. Djalan Sedjarah Dunia. Jakarta: Amsterdam
Rahmi, S. 2013. Peradaban Lembah Sungai Nil (Mesir). (Online).
(http://syamsulnicotine.blogspot.com/2013/03/peradaban-lembah-sungainil
mesir.html). diakses 14November 2014.
. 1993. Sejarah Afrika. Malang: IKIP Malang.
, dkk. 1995. Sejarah Asia Barat Daya. Malang: IKIP Malang.
Soeroto. 1954. Indonesia ditengah-tengah Dunia dari Abad ke Abad. Jakarta:
Djambatan.
59
Australopithecus Africanus
oleh:
Vidy Yulianingtyas
Abstrak:
Australophitecus Aricanus merupakan salah satu fosil
yang ditemukan di Africa oleh Raymond Dart. Fosil ini
diperkirakan sebagai nenek moyang hominid.
Kata Kunci: Australopithecus Africanus
Benua Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia dan memiliki
bentang alam yang sangat indah.Benua Afrika juga mempunyai peradabanperadaban kuno yang sangat mengagumkan dan hingga saat ini kita masih dapat
menikmatinya.Di Benua Afrika terdapat beberapa fosil manusia purba yang
ditemukan, salah satunya adalah Australopithecus Africanus.Fosil manusia purba
Australopithecus Africanus yang ditemukan di Afrika Selatan oleh Raymond Dart
pada tahun 1924. Raymond Dart mendapatkan fosil berupa tengkorak di daerah
Taung, Transval, Afrika Selatan yang berjarak sekitar 322 Km dari Ibu Kota
Afrika Selatan yaitu Johannesburg. Penelitian Raymond Dart kemudian
dilanjutkan oleh JT. Robbinson dan Robert Broom yang mendapatkan fosil
dengan tinggi 1,5 meter serta memiliki berat badan 45 kg.
Para ilmuwan menyipulkan bahwa manusia purba jenis ini menggunakan
rahangnya dalam melakukan segala aktifitasnya, misalnya memecahkan biji-bijian
dengan rahangnya karena para ilmuwan tidak menemukan alat-alat bantu apa pun.
Terdapat beberapa jenis spesies dari Australopithecus Africanus diantaranya STS
14, STS 5, dan Taung Child.Manusia Purba ini bertahan hidup dengan memakan
biji-bijian, dan kehidupannya sering berpindah-pindah.
60
a. STS 14
Kerangka yang ditemukan terdiri dari tengkorak, tulang belakang,
panggul, dan potongan-potongan tulang rusuk dan tulang paha. Spesies ini
ditemukan di Stekfontein, Afrika Selatan yang ditemukan pada tahun 1947
oleh Robert Broom dan Jhon T. Robinson dan memiliki umur sekitar 2,5 juta
tahun lalu. Jenis ini memiliki tulang yang tegap sehingga manusia purba ini
berjalan dengan posisi tegap yang mirip dengan manusia sekarang.
b. Taung Child
Tengkorak Taung Child yang berumur 3 tahun ini ditemukan pada
tahun 1924 yang merupakan fosil pertama manusia purba yang ditemukan di
Afrika.Penemuan ini menunjukkan bahwa manusia purba ini sudah berjalan
dengan tegap. Kenapa bisa diketahui umur kematin dari manusia purba ini
adalah, dengan cara melihat gigi geraham pertama yang baru saja tumbuh, dan
melihat perkembangan gigi, pementukan tengkorak, dan panjang badan.
c. STS 5
Manusia Purba ini dijuluki Mrs. Ples oleh ilmuwan Robert Broom
pada tahun 1947 di Sterkfontein Republik Afrika Selatan, setelah awal
hipoesanya menganggapnya seeorang wanita setengah baya, namun ternyata
fosil tersebut adalah laki-laki. Fosil ini berumur anatara 2,5 dan 2,1 juta tahun
yang lalu. Fosil Manusia purba ini sering ditemukan berdampingan dengan
tulang-tulang hewan, spesies Australopithecus Africanus ini pernah dianggap
sebagai pemburu kera.Faktanya manusia purba ini juga menjadi sasaran
mangsa predator.
B. DAFTAR RUJUKAN
Australopithecus
Africanus.
2012
(http://www.bimbie.com/australopithecus-africanus.htm), diakses
November 2014
61
(Online),
14
KEHIDUPAN MANUSIA PURBA DI AFRIKA: AUSTRALOPITHECUS
AFRICANUS
oleh:
Lussi Setia Winarni
Abstrak:
Raymond Dart menemukan sebuah fosil di daerah
Taung. fosil ini kemudian diberi nama Australophitecus
Africanus yang berarti manusia kera dari selatan. Fosil ini
diperkirakan hidup pada 2-3 juta tahun yang
lalu.Australophitecus Africanus disebut-sebut sebagai nenek
moyang manusia hominid.
Kata Kunci: Manusia Purba, Australopithecus Africanus, Afrika
A. PENDAHULUAN
Benua Afrika merupakan salah satu benua terbesar di Dunia.Afrika
memiliki sejarahnya yang panjang.Salah satunya adalah di ketemukannya
fosil-fosil manusia purba.Hal ini menunjukkan adanya kehidupan awal di
Afrika.Di Benua Afrika terdapat beberapa fosil manusia purba yang
ditemukan, salah satunya adalah Australopithecus Africanus.Fosil manusia
purba Australopithecus Africanus yang ditemukan di Afrika Selatan oleh
Raymond Dart pada tahun 1924.Australopithecus Africanus diperikirakan
sebagai nenek moyang manusia hominid atau manusia modern.
B. PENEMUAN FOSIL AUSTRALOPITHECUS AFRICANUS
Australopithecus berasal dari kata australis yang berarti dari selatan dan
pithecos yang berarti kera.Jadi Australopithecus berarti "kera dari daerah
selatan".Berdasar bukti yang dikumpulkan paleontologis dan arkeologis,
62
Australopithecus berkembang 4 juta tahun silam, dan menyebar ke penjuru
benua sebelum punah 2 juta tahun kemudian.Salah satu jenis dari
Australopithecus adalah Australopithecus africanus.Australopithecus africanus
ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond
Dart tahun 1924 yang menjadi pelopor dalam penelitian fosil manusia purba di
Benua Afrika.
Gambar 1. Penemu fosil Raymond dart dan Fosil Australopithecus africanus
Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja. Raymond
Dart mendapatkan fosil tengkorak dari daerah Taung, Transvaal, Afrika
Selatan.. Spesimen pertama yang ditemukannya diberi nama "Anak Taung".
Dart berpendapat bahwa fosil ini, yang berasal dari manusia yang masih
sangat muda, memiliki penampakan "menyerupai manusia". Akan tetapi,
penemuan yang terjadi di tahun-tahun setelahnya menunjukkan bahwa spesies
Australopithecus benar-benar memiliki wajah kera.
Australopithecus africanus adalah awal hominid , seorang australopithecus
, yang hidup antara 2-3 juta tahun yang lalu di Pliosen . Secara umum dengan
yang lebih tua afarensis Australopithecus , A. africanus slenderly dibangun,
atau gracile, dan diduga telah menjadi nenek moyang langsung dari manusia
modern . fosil tetap menunjukkan bahwa A. africanus secara signifikan lebih
seperti manusia modern daripada A. afarensis , dengan lebih manusiawiseperti tengkorak memungkinkan lebih besar otak dan lebih fitur wajah
humanoid. A africanus ditemukan di hanya empat lokasi di Afrika Selatan –
Taung (1924), Sterkfontein (1935), Makapansgat (1948) dan Gladysvale
(1992).
63
Peta 1. Peta fosil dari Australophitecus Africanus
C. KARAKTERISTIK AUSTRALOPITHECUS AFRICANUS
Semua spesies Australopithecus adalah kera punah yang mirip dengan kera
masa kini. Volume tengkorak mereka adalah sama atau lebih kecil daripada
simpanse masa kini. Terdapat bagian menonjol pada tangan dan kaki mereka
yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti simpanse saat ini,
dan kaki mereka terbentuk untuk mencengkeram dan bergelantung pada dahan
pohon.Banyak karakteristik yang lain—seperti detail pada tengkorak mereka,
dekatnya jarak antara kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang,
lengan yang panjang, dan kaki yang pendek—merupakan bukti bahwa
makhluk ini tidaklah berbeda dengan kera masa kini.Namun demikian,
64
evolusionis menyatakan bahwa, meskipun australopithecine memiliki anatomi
kera, mereka berjalan tegak seperti manusia, tidak seperti kera.
Ciri- ciri umum dari manusia purba ini yakni memilikiUmur: 3,0-2,3 juta
tahun dan makanan yang biasa dikonsumsi yakni makanan buah, kacang, biji
dan umbi akar, sedangkan lingkungan yang mereka tinggali yakni lingkungan
yang berupa
semak-semak di hutan kayu. Ciri- ciri anatomi dari
Ausralophitecus Africanus yakni Ukuran tubuh: perempuan: 115 cm/3’9‖, 30
kg/67 lbs dan Laki-laki: 138 cm/4’6‖, 41 kg/91 lbs. Ciri-ciri: volume otaknya
sama dengan Apes (435-530 cm3). Beberapa bagian posorbital terdesak.Gigi
taring kecil dan tidak memiliki diastema. Gigi geraham depan bagian bawah
mempunyai dua puncak. Lapisan email gigi tebal. Barisan gigi rata.Tangannya
relatif panjang.Tulang jari-jarinya agak melengkung, rata-rata jari-jarinya
panjang seperti pada manusia.Lumbar melengkung.Penyambung tulang
pendek dan lebar.Penyambung tulang membelit ke arah samping.Batang
lengan femur bersudut, ada pada lutut di atas kaki.Tempat: MakapansgatAfrika Selatan, Sterkfontein-Afrika Selatan, Taung-Afrika Selatan.
D. PENUTUP
Pada tahun 1924 telah ditemukan sebuah fosil yang dikira manusia purba
yang berjalan dengan tegak. Fosil ini ditemukan oleh Raymond Dart, yang
kemudian fosil ini diberi
namaAustralopithecus africanus. Fosil yang
ditemukan hanya berupa tengkorak saja, kemudian mulai diadakan penelitian
lebih lanjut, dan dari penelitian tersebut diketahui ciri- ciri dari
Australopithecus africanus yakni memakan buah-buahan, kacang-kacangan,
kemudian tinggi badan sekitar 1,5 m, dan kapasitas otak yang relatif kecil.
E. DAFTAR PUSTAKA
Leakey, Richard. 2003. Asal Usul Manusia. Jakarta: Gramedia
Online. http://tokohsejarah.blogspot.com/2011/01/australopithecus-sejarahmanuia.html. Diakses pada tanggal 4 November 2014, pukul 17.04
wib.
65
Online. http://www.bimbie.com/australopithecus-africanus.htm. Diakses pada
tangga 4 November 2014, pukul 17.16 wib.
Online. http://ernavrida.blogspot.com/2012/09/profil-dan-ciri-ciri-manusiapurba.html. Diakses pada tanggal 4 November 2014, pukul 17.17 wib.
66
KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA AUSTRALOPITHECUS
AFARENSIS (LUCY) DI AFRIKA
oleh:
Maria M. Hardikdilitawati Lito P. Lamarian
Abstrak:
Australopithecus Afarensis adalah fosil yang ditemukan
oleh Donald Johanson pada tahun 1973 di Hadar, Ethiopia,
Afrika. Fosil ini memiliki jenis kelamin wanita dan kemudian
diberi nama Lucy. Autralopithecus Afarensis ternyata
memiliki umur yang lebih tua dari Australopithecus
Africanus.Fosil ini hidup pada kala pliosen sekitar 4-3 juta
tahun yang lalu.
Kata Kunci: Manusia purba, Australopithecus Afarensis, Afrika.
A. PENDAHULUAN
Di Afrika telah ditemukan beberapa fosil manusia purba.Hal ini kemudian
membuktikan bahwa terdapat kehidupan awal di Afrika.Salah satu fosil
tersebut yakni Australophitecus Afarensis. Fosil ini diperkirakan memiliki
usia yang lebih tua dari pada fosil manusia purba yang ada di Eropa. dengan
demikian penemuan Australopithecus Afarensis mematahkan teori bahwa
manusia purba pertama berasal dari Eropa. Demikian menariknya penemuan
fosil ini maka untuk lebih lanjutnya akan dinelaskan pada subbab selanjutnya.
B. PENEMUAN FOSIL AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS (LUCY)
Australopithecus berasal dari kata australis yang berarti dari selatan dan
pithecos yang berarti kera.Jadi Australopithecus berarti "kera dari daerah
selatan".Berdasar bukti yang dikumpulkan paleontologis dan arkeologis,
Australopithecus berkembang 4 juta tahun silam, dan menyebar ke penjuru
67
benua sebelum punah 2 juta tahun kemudian.Diduga satu dari sekian spesies
australopithecus kemudian berevolusi menjadi genus homo.Australopithecus
afarensis adalah seekor hominid punah yang hidup sekitar 3.9 dan 2.9 juta
tahun yang lalu. Tak jauh berbeda dengan Australopithecus africanus, A.
afarensis memiliki tubuh yang ramping. Para ilmuwan mempercayai bahwa A.
afarensis adalah nenek moyang dari Homo, yang juga berarti nenek moyang
dari manusia modern, Homo sapiens.Fosilnya ditemukan oleh Donald
Johanson pada tahun 1973 di Hadar, Ethiopia, Afrika.
Foto 1. Foto Donald Johanson penemu fosil Australopithecus Afarensis
(Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/30/Dona
ld_Johanson_%281%29.jpg, diakses pada tanggal 14 November
2014)
Umurnya diperkirakan 3,4 juta tahun. Temuan antara lain berupa bagian
dari sepasang tulang kaki (termasuk juga lutut kanan) yang bentuknya hampir
mirip dengan sikut manusia di jaman sekarang Australopithecus afarensis
adalah seekor hominid punah yang hidup sekitar 3.9 dan 2.9 juta tahun yang
lalu. Tak jauh berbeda dengan Australopithecus africanus, A. afarensis
memiliki tubuh yang ramping. Para ilmuwan mempercayai bahwa A. afarensis
adalah nenek moyang dari Homo, yang juga berarti nenek moyang dari
manusia modern, Homo sapiens.
68
C. KARAKTERISTIK AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS
Australopithecines
kelihatan
sangat
berbeda
dari
manusia
modern.Wajahnya lebih menyerupai simpanze, tetapi mereka dapat berdiri dan
berjalan diatas ke dua kakinya.Gigi taringnya lebih kecil dan kurang tajam
dibandingkan
menonjol.Besar
dengan
gigi
otaknya
modern.Gerahamnya
taring
kera
sekitar
besar
dan
besar.Wajahnya
sepertiga
rata
cocok
ukuran
untuk
lebar
dan
manusia
mengunyah
makanan.Makanannya adalah buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan,
biji-bijian, dan serangga.
Foto 2. Rekontruksi Fosil Australopithecus Afarensis
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis,
diakses pada 14 November 2014)
Ciri-ciri umum dari Australophitecus Afarensis yakni memiliki umur
kurang lebih 3,9-3,0 juta tahun diduga ia memakan makanan berupa buah,
kacang, biji, umbi kayu
dan Lingkungan tempat tinggal mereka berada
disekitar savanna hutan kayu dengan danau
Ciri, ciri tubuh mereka yakni Ukuran tubuh: Perempuan: 105 cm/3’5‖, 28
kg/62 lbs, Laki-laki: 151 cm/4’11‖, 45 kg/99 lbs. Ciri-ciri volume otaknya
sama dengan Apes (380-500cm3). Gambaran muka (terlihat dari samping).
Beberapa postorbital terdesak.gigi taringnya lebih kecil dari pada Apes.
69
Memiliki diastema. Gigi geraham depan pertama bagian bawah memiliki dua
puncak. Lapisan email giginya tebal. Barisan giginya rata (paralel).Tangannya
relatif panjang.Tulang jarinya membengkok, ibu jari pendek.Penyambung
tulang
pendek
dan
lebar.Penyambung
tulang
membelit
ke
arah
samping.Batang lengan femur bersudut, ada pada lutut di atas kaki.Bagian
paling atas dari tibia lebih rata untuk menstabilkan lutut.Bagian paling bawah
dari tibia lebih tebal sebagai dinding penopang.Jejak kaki terlihat melengkung
secara longitudinal pada kaki.Jari-jari kaki sejajar.Tulang-tulang jari
melengkung.Tempat ditemukannya fosil Australophitecus Afarensis ini ada di
Belohdelie-Ethiopia, Hadar-Ethiopia, Laetoli-Tanzania.
Foto 3. Kerangka Australopithecus Afarensis
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis,
diakses pada 14 November 2014)
Sampai saat ini, fosil-fosil Australopithecus afarensis hanya ditemukan di
wilayah Timur Afrika.Wilayah yang paling terkenal sebagai tempat penemuan
fosil ini adalah Hadar, Ethiopia.Di sanalah fosil "Lucy", seekor A. afarensis
betina, ditemukan. Tempat lain dimana fosil A. afarensis ditemukan adalah di
Omo, Maka, Fejej dan Belohdelie di Ethiopia, dan Koobi Fora dan Lothagam
di Kenya.
70
Peta 1. Peta persebaran fosil Australopithecus Afarensis
(Sumber: kepakankupunaysawidyatama.blogspot.com, diakses pada tanggal
14 November 2014.
D. KEHIDUPAN AUSTRALOPITHECUS AFARENSIS
Peneliti telah menemukan fosil manusia purba Australopithecus afarensis
yang juga dikenal dengan nama Lucy. Peneliti mempelajari fosil manusia
purba berusia 3,3 juta tahun itu dan menemukan bahwa Australopithecus
afarensis bertempat tinggal di pepohonan. Dilihat dari ciri- ciri umum bahwa
Australopithecus afarensis memakan makanan berupa buah-buahan, sayursayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan serangga, dari hal tersebut dapat
dilihat bahwa Australopithecus afarensis kebanyakan hidupnya berada di
pohon-pohon untuk mendapatkan makanan.
E. PENUTUP
Australopithecus afarensis ditemukan oleh Donald Johanson pada tahun
1973 di Hadar, Ethiopia, Afrika. Temuan antara lain berupa bagian dari
sepasang tulang kaki (termasuk juga lutut kanan) yang bentuknya hampir
mirip dengan sikut manusia di jaman sekarang. Diperkirakan hidup sekitar 3.9
dan 2.9 juta tahun yang lalu.Australopithecus afarensis memiliki ciri-ciri umur
kurang lebih 3,9-3,0 juta tahun diduga ia memakan makanan berupa buah,
kacang, biji, umbi kayu
dan Lingkungan tempat tinggal mereka berada
71
disekitar savanna hutan kayu dengan danau. dilihat dari makanan yang
dimakan dan lingkungan mereka tinggal, maka khidupan dari Australopithecus
afarensis kebanyakan berada di pohon untuk mengambil buah-buahan, dan
lain-lain.
F. DAFTAR PUSTAKA
Richard Leakey. 2003. Asal Usul Manusia. Jakarta: Gramedia
Online.http://wikimedia.org/wikipedia/commons/3/30/Donald_Johanson_%28
1%29.jpg, diakses pada tanggal 14 November 2014, pukul 18.12 wib
Online. http://en.wikipedia.org/wiki/Australopithecus_afarensis, diakses pada
14 November 2014, pukul 18.16 wib
Online. kepakankupunaysawidyatama.blogspot.com, diakses pada tanggal 14
November 2014, pukul 18.25 wib.
Online.
http://tokohsejarah.blogspot.com/2011/01/australopithecus-sejarah-
manuia.html. Diakses pada tanggal 15 November 2014, pukul 15.06 wib.
Online. http://www.bimbie.com/australopithecus-africanus.htm. Diakses pada
tangga 15
Online.
November 2014, pukul 15.10 wib.
http://ernavrida.blogspot.com/2012/09/profil-dan-ciri-ciri-manusia-
purba.html. Diakses pada tanggal 15 November 2014, pukul 15.16 wib
72
Download