Perbedaan Stres dalam Perkuliahan antara Mahasiswa Pulau Jawa

advertisement
1
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman, pendidikan yang lebih
tinggi semakin dirasa perlu untuk mengikuti perkembangan
jaman.Saat ini, untuk mencari pekerjaan, perusahaan-perusahaan
banyak yang mensyaratkan lulusan jenjang pendidikan S1 dari
berbagai jurusan.Hal ini menyebabkan semakin banyak anak yang
melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di berbagai perguruan tinggi
ternama untuk memudahkan dalam pencarian kerja.
Pada umumnya Perguruan Tinggi yang memiliki reputasi
yang bagus sebagian besar terdapat di Pulau Jawa. Oleh sebab itu,
banyak anak lulusan SMA baik dari Pulau Jawa itu sendiri atau dari
luar Pulau Jawa, misalnya Pulau Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan
berbondong-bondong melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi di
Pulau Jawa. Dalam hal ini, peneliti ingin memfokuskan pada
Perguruan Tinggi yang ada di Salatiga, Jawa Tengah yaitu di
Universitas Kristen Satya Wacana. Pada kenyataannya, mahasiswa
yang kuliah di UKSW tidak semua berasal dari Salatiga dan
sekitarnya seperti Solo, Semarang, dan lain-lain.Tapi banyak juga
yang berasal dari Pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, bahkan
sampai ke Pulau Papua/Irian.
Jarak yang jauh mungkin saja dapat menyebabkan stres pada
mahasiswa tersebut karena jika mereka tidak pulang maka mereka
tidak bisa berkumpul bersama keluarga, teman-teman, dan tidak
dapat merasakan suasana rumah.Selain itu, masalah yang sering
timbul pada mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa ini adalah
masalah adaptasi terhadap bahasa, budaya, cara berpikir, berperilaku
dan bertindak yang berbeda dengan mahasiswa dan masyarakat
lokal. Jika mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak dapat segera
2
beradaptasi dengan mahasiswa lain, masyarakat dan lingkungan
sekitar maka hal tersebut dapat menyebabkan para mahasiswa
tersebut mengalami stres. Jauhnya mereka dari orang tua dan
keluarga mereka juga bisa menimbulkan stres dalam mereka belajar
(Khoerniawan, 2009).
Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh
seseorang
ketika
terdapat
tekanan-tekanan.
Tekanan-tekanan
tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan kuliah, contohnya
banyaknya tugas dari dosen, saat menjelang ujian, dan hal-hal yang
lain (Alvin, 2007). Stres yang terjadi di lingkungan kuliah dalam
aktifitas belajar juga bisa disebut dengan stres dalam belajar.Jadi
stres dalam belajar/perkuliahan adalah suatu respon atau perasaan
yang tidak mengenakkan yang dialami oleh seseorang yang
dipengaruhi
oleh
individu
dan
situasi
eksternal
sehingga
menimbulkan akibat-akibat khusus secara psikologis maupun
fisiologis terhadap seseorang. Erat kaitannya dengan stres dalam
belajar yang juga memiliki dampak yang sama pada mahasiswa
(Mulyani, 2012).
Dalam hal ini peneliti ingin mencari perbedaan stres dalam
perkuliahan pada mahasiswa baru yang berasal dari Pulau Jawa dan
luar Pulau Jawa. Sebagaimana diketahui mahasiswa baru yang baru
saja lepas dari jenjang pendidikan SMA harus beradaptasi dengan
lingkungan baru, apalagi bagi yang berasal dari luar Pulau Jawa,
yang sebelumnya terbiasa tinggal dekat dengan orang tua dan
keluarganya. Apakah mereka akan mengalami stres dalam
perkuliahan karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan
jauh dari keluarga. Adakah perbedaan stres dalam perkuliahan pada
3
mahasiswa Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, karena mahasiswa yang
dari Pulau Jawa cenderung lebih dekat dengan keluarganya.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang
dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: “Apakah ada perbedaan stres
dalam perkuliahan antara Mahasiswa Pulau Jawa dan mahasiswa
Luar Pulau Jawa pada Mahasiswa Tahun Pertama di Fakultas
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ?”
LANDASAN TEORI
Stres dalam Perkuliahan
Stres merupakan suatu gejala umum yang bisa dialami oleh
siapa saja, terlebih pada mereka yang mengalami situasi dan
lingkungan yang penuh tekanan. Menurut Kamus Psikologi
karangan Chaplin (2011), stres adalah satu keadaan tertekan, baik
secara fisik maupun psikologis. Menurut Selye (dalam James, 1996)
stres adalah suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh
perbedaan-perbedaan individual dan proses-proses psikologis atau
salah satunya, akibat dari setiap tindakan lingkungan, situasi, atau
peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan fisik
berlebihan kepada seseorang.
Menurut Hardjana (2000) stres merupakan suatu keadaan
atau kondisi yang tercipta pada orang yang mengalami tekanan dan
hal yang dianggap mendatangkan tekanan membuat orang yang
bersangkutan melihat ketidak-sepadanan entah nyata atau tidak
nyata antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis
dan sosial yang apa adanya.
4
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan
pengertian stres adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang
timbul dari dalam diri maupun dari interaksi dengan lingkungan
yang mendatangkan tekanan yang mengancam atau membahayakan.
Kuliah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai
arti "pelajaran yang diberikan" atau "ceramah". Namun pada
umumnya kata "kuliah" dikaitkan dengan perguruan tinggi atau
pendidikan tinggi yang sering diartikan sebagai proses belajar atau
proses pembelajaran (Yuliani, 2011).
Perkuliahan merupakan kegiatan tatap muka/pertemuan
antara dosen dan mahasiswa yang bertujuan untuk menyampaikan
materi mata kuliah. Kegiatan dalam perkuliahan dapat berupa
ceramah, tanya jawab, presentasi, tugas-tugas, ujian tengah
semester, ujian akhir semester atau kegiatan lain sesuai dengan
karakteristik mata kuliah dengan harapan materi mata kuliah dapat
dipahami
oleh
mahasiswa
(Pedoman
Akademik
Universitas
Narotama, 2012).
Tugas dosen dalam mengajar di kelas antara lain :
menjelaskan tujuan instruksional, menjelaskan materi perkuliahan,
memberi contoh-contoh, memberi latihan dan tugas, memberi tes
evaluasi, menyediakan waktu bimbingan dan memberi umpan balik
tugas
serta memberikan perkuliahan
sesuai jadwal (Pedoman
Akademik Universitas Narotama, 2012).
Dalam rangka penyelenggaraan kuliah, asistensi, dan
praktikum dosen/asisten wajib memberikan rencana pokok bahasan,
pustaka acuan utama yang digunakan, dan ketentuan-ketentuan
tertulis tentang bobot relatif masing-masing tugas dan/atau tes,
sistem penilaian, serta hal-hal lain yang dirasa perlu (Peraturan
5
Penyelenggaraan
Kegiatan
Akademik
Dalam
Sistem
Kredit
Semester Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2012).
Berdasarkan
dari
kesimpulan
pengertian
stres
dan
perkuliahan, maka dapat diuraikan bahwa stres dalam perkuliahan
merupakan respon fisik atau psikis karena seseorang/mahasiswa
sedang menghadapi tekanan yang berhubungan dengan belajar atau
kuliahnya.
Aspek-aspek Stres
Menurut Hardjana (2000) ada 4 aspek stres yang dialami oleh
seseorang diantaranya adalah :
a.
Aspek emosional : aspek ini lebih berhubungan pada
perubahan emosi pada seseorang yang menderita stres yang
terkadang berupa gelisah, cemas, suasana hati berubah, agresif
terhadap orang lain, dan mudah untuk bermusuhan.
b.
Aspek fisikal : aspek ini berhubungan dengan fungsi fisik
seseorang yang terganggu, yang beberapa gejalanya sulit tidur,
sakit kepala, gangguan pencernaan, keringat berlebihan,
tekanan darah meningkat, selera makan berubah dan
kehilangan daya energi.
c.
Aspek intelektual : aspek intelektual ini berhubungan dengan
ketidakmampuan
seseorang
untuk
mengelola
fungsi
intelektualnya, contohnya sulit berkonsentrasi, mudah lupa,
kehilangan rasa humor yang sehat, sulit untuk memutuskan
sesuatu, suka melamun berlebihan.
d.
Aspek interpersonal : aspek ini sangat erat kaitannya dengan
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan hubungan
dengan orang lain di sekitarnya. Beberapa gejala yang muncul
6
adalah acuh, mendiamkan orang lain, menyalahkan orang lain
dan menutup diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek stres
antara lain : aspek fisik seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi,
keringat berlebihan, sakit pada bagian tubuh tertentu, sulit tidur.
Aspek emosi seperti gelisah atau cemas, mudah tersinggung,
depresi, putus asa, merasa diabaikan. Aspek interpersonal seperti
kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mendiamkan orang
lain, selera humor
hilang. Aspek intelektual seperti
sulit
berkonsentrasi, berfikir negatif, mudah lupa, suka melamun.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Stres
Faktor-faktor yang memengaruhi stres menurut Smet (1994)
yaitu bersumber :
a.
Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang
Stres akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari
kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang
mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang
utama. Tiga jenis pokok dari konflik :
b.
1.
Konflik perdekatan / perdekatan
2.
Konflik penghindaran / penghindaran
3.
Konflik perdekatan / penghindaran
Sumber-sumber stres di dalam keluarga
Stres di sini dapat bersumber dari interaksi di antara para
anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah
keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang
saling berbeda.
c.
Sumber-sumber stres di dalam komunitas dan lingkungan
7
Interaksi subjek di luar lingkungan keluarga melengkapi
sumber-sumber stres. Beberapa pengalaman stres bersumber
dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stressful sifatnya.
Khususnya “occupational stress” telah diteliti secara luas.
Tempat Tinggal/Daerah Asal Mahasiswa
Daerah asal adalah daerah yang ditetapkan darimana calon
transmigran dipindahkan atau berpindah (Pasal 1 Huruf d UU
Nomor 3 Tahun 1972 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Transmigrasi). Daerah asal adalah tempat darimana seseorang
berasal. Dalam hal ini peneliti membagi daerah asal menjadi dua
bagian, yaitu Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Dalam arti
dikhususkan pada mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa dan
mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya.
Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai
seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab
mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi
manusia terpelajar yang paripurna. Mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena
ikatan dengan perguruan tinggi.
Dalam hal menuntut ilmu ada banyak orang yang pergi ke
luar dari pulaunya ke pulau lain demi mendapatkan pendidikan yang
lebih bagus yang diinginkan. Yang dimaksud dengan tempat tinggal
atau daerah asal mahasiswa disini yaitu tempat darimana seorang
mahasiswa
berasal.
Dalam
hal
ini
dikhususkan
pada
mahasiswa/pelajar tertinggi yang berkuliah di UKSW yang berasal
dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.Bagi mahasiswa yang berasal
dari luar Pulau Jawa, hal ini mengharuskan mereka pergi dari tempat
8
asal mereka untuk sementara waktu, dan tinggal di lingkungan baru
yang berbeda bagi mereka.
Dalam penelitian ini peneliti membagi mahasiswa dalam 2 bagian :
1)
Mahasiswa Pulau Jawa
2)
Mahasiswa Luar Pulau Jawa
Hubungan Antara Stres dalam Perkuliahan Mahasiswa Pulau
Jawa dan Luar Pulau Jawa pada Mahasiswa Tahun Pertama di
Fakultas Psikologi UKSW Salatiga
Stres dalam perkuliahan adalah perasaan yang dihadapi oleh
seseorang
ketika
terdapat
tekanan-tekanan.
Tekanan-tekanan
tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan kuliah, contohnya
banyaknya tugas dari dosen, saat menjelang ujian, dan hal-hal yang
lain (Alvin, 2007). Stres yang terjadi di lingkungan kuliah dalam
aktifitas belajar juga bisa disebut dengan stres dalam belajar. Jadi
stres dalam perkuliahan adalah suatu respon atau perasaan yang
tidak mengenakkan yang dialami oleh seseorang yang dipengaruhi
oleh individu dan situasi eksternal sehingga menimbulkan akibatakibat khusus secara psikologis maupun fisiologis terhadap
seseorang.
Yang dimaksud mahasiswa Pulau Jawa adalah mahasiswa
yang berasal dari Pulau Jawa, baik dari kota Salatiga sendiri, atau
dari luar Salatiga contohnya seperti kota Semarang, Ungaran, Solo,
Sragen, Wonosobo, dan lain-lain. Sementara mahasiswa dari luar
Pulau Jawa yaitu yang berasal dari daerah selain Pulau Jawa
contohnya seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Dan
tentunya yang bersama-sama kuliah di Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga khususnya yang mengambil jurusan Psikologi
9
angkatan tahun pertama yaitu tahun 2013. Stres belajar mahasiswa
adalah respon fisik atau psikis yang dialami mahasiswa itu sendiri.
Dalam penelitian Gunawan (2009) disebutkan bahwa rasa
rindu pada orang tua juga terkadang menjadi tantangan tersendiri
bagi para mahasiswa tahun pertama yang tinggal di tempat kost.
Selain muncul karena individu dihadapkan dengan masalah
mengurus segala keperluannya sendiri, rasa rindu tersebut juga
terkadang membuatnya menjadi malas dan takut untuk melakukan
berbagai hal. Keinginan terbesar individu adalah pulang ke rumah.
Hal ini akan menyebabkan stres pada individu dan bisa mengganggu
belajarnya. Perasaan rindu yang terus menerus dapat mengakibatkan
kurangnya konsentrasi dan kemampuan untuk tampil, terus
berpikiran kosong dan kegagalan kognitif yang berpengaruh pada
kesuksesan individu dalam beradaptasi dengan kehidupan baru
mereka sebagai mahasiswa (Burt, 1993).
Berdasarkan uraian-uraian masalah diatas, maka dapat ditarik
kemungkinan mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa yang
lebih mengalami stres belajar. Dikarenakan mereka tinggal jauh dari
keluarga mereka dan tinggal di lingkungan baru dan berbeda dengan
tempatasal mereka sebelumnya. Serta kurangnya dukungan langsung
dari keluarga yang dapat memotivasi mereka dalam belajar.
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Hipotesis Empirik
Berdasarkan uraian penjelasan tersebut di atas maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut : Ada perbedaan stres
dalam perkuliahan antara mahasiswa pulau Jawa dan
mahasiswa luar pulau Jawa pada mahasiswa tahun pertama
10
di Fakultas Psikologi UKSW. Mahasiswa luar pulau Jawa
lebih mengalami stres dalam perkuliahan dibandingkan
dengan mahasiswa pulau Jawa.
B. Hipotesis Statistik
Ho : µ1 = µ2,
perkuliahan
Tidak ada perbedaan stres dalam
antara
mahasiswa
Pulau
Jawa
dan
mahasiswa luar Pulau Jawa pada mahasiswa tahun
pertama di Fakultas Psikologi UKSW.
H1 : µ1 ≠ µ2,
Ada
perbedaan
stres
dalam
perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa Pulau
Jawa dan mahasiswa luar Pulau Jawa pada mahasiswa
tahun pertama di Fakultas Psikologi UKSW.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Psikologi yang berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana, yang
berasal dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, khususnya mahasiswa
angkatan tahun pertama yang berjumlah sekitar 173 orang. Sampel
dalam penelitian ini adalah subjek yang diambil untuk mewakili atau
sebagian
dari
populasi
sebagai
sasaran
penelitian,
Bungin
(2008).Teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik insidental sampling, yang merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
2012).
11
Metode Pengambilan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey
dengan menggunakan kuisioner (angket) yaitu metode pengumpulan
data yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau
diisi oleh sejumlah subjek dan berdasarkan atas jawaban atau isian
tersebut. Peneliti mengambil kesimpulan mengenai subjek yang
diteliti (Suryabrata, 1993 dalam kurniawan, 2008). Kuesioner adalah
satu set pertanyaan / pernyataan yang membahas satu topik tunggal
atau satu set topik yang saling berkaitan yang harus dijawab oleh
responden. Metode kuesioner ini digunakan untuk variabel stres
dalam perkuliahan.
Sistem penilaian angket dalam penelitian ini mengacu pada
skala Likert yang dimodifikasi oleh Hadi, 1991 (dalam Eko
Wibowo, 2005). Alternatif jawaban yang diberikan adalah Jarang
(J), Tidak Pernah (TP), Sering (S), dan Selalu (SL), dengan skor
berkisar antara 1 – 4. Penyusunan skala ini dikelompokkan dalam 40
item favourable.
HASIL PENELITIAN
Daya Diskriminasi Item dan Reliabilitas Alat Ukur
Angket stres dalam perkuliahan ini terdiri dari 40 item soal
favourable. Langkah-langkah pengujian validitas menggunakan
korelasi pearson product moment. Setelah koefisien korelasi
diperoleh, selanjutnya adalah menguji apakah korelasi yang didapat
benar-benar signifikan atau tidak.Item dikatakan dapat dipakai
apabila koefisien korelasi item total
≥0,30 (Azwar, 2012).
Pengujian alat ukur stres dalam perkuliahan menggunakan bantuan
perangkatlunak (software) paket SPSS for windows versi 16.
12
Berdasarkan pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali dengan
koefisien korelasi item total ≥0,30 didapatkan hasil 4 item gugur.
Sehingga dari hasil dari output uji validitas dengan menggunakan
SPSS 16.0 harus dipilih item-item yang memenuhi syarat ≥0,30 dan
diperoleh ada 4 item yang kurang dari 0,30 sehingga ke-4 item
tersebut gugur. Dari pengujian korelasi tersebut didapatkan hasil ada
36 item yang valid dan ada 4 item yang tidak valid atau gugur.
Reliabilitas skala stres dalam perkuliahan diukur dengan
menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16.0
Setelah 4 item yang tidak valid dibuang diperoleh koefisien
=0,914. Menurut Azwar (2012) jika koefisien Alpha lebih dari 0,9
maka menunjukkan bahwa reliabilitas alat ukur termasuk dalam
kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
skala stres dalam perkuliahan yang digunakan sebagai alat ukur
dalam penelitian ini juga termasuk dalam kategori sangat baik baik
atau reliabel.
Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov yang dihitung dengan program SPSS 16.0.
Data dikatakan berdistribusi normal jika angka signifikansi (SIG)
lebih dari 0,05. Dilakukan dengan cara menghitung jumlah total 140
item (81 mahasiswa Jawa & 59 mahasiswa luar Jawa) dan
didapatkan hasil :
13
Tabel 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mhs_jawa mhs_luarjawa
N
81
59
74.284
74.78
14.48554
14.40315
Absolute
.110
.068
Positive
.110
.068
Negative
-.047
-.062
Kolmogorov-Smirnov Z
.989
.522
Asymp. Sig. (2-tailed)
.282
.948
Normal Parameters
Mean
a
Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel 4.7 di atas,
kedua
variabel
memiliki
signifikansi
p>0,05.
Variabel
mahasiswa Jawa memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,989 dengan
probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,282 (p>0.05). Oleh
karena nilai signifikansi p>0,05, maka data mahasiswa
Jawaberdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel
mahasiswa luar Jawa yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,522
dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,948. Dengan
demikian data mahasiswa luar Jawa juga berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan
sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t test.
14
Tabel 2
Tabel Uji Homogenitas Stres dalam Perkuliahan
Test of Homogeneity of Variances
Stres dalam perkuliahan
Levene
Statistic
df1
.003
df2
1
138
Sig.
0.954
Hasil dari tes homogenitas, didapat hasil Nilai Sig sebesar
0.954 (lebih besar dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok data mempunyai varian sama atau homogen.
Uji Independent Sample t Test
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak
berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih
tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
15
Tabel 3
Independent Samples Test
skor_stres
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
F
.003
Sig.
.954
t-test for Equality of
Means
t
-.200
-.201
df
138
125.541
Sig. (2-tailed)
.841
.841
Mean Difference
-.49571
-.49571
Std. Error Difference
2.47339
2.47116
Lower
-5.38635
-5.38623
Upper
4.39493
4.39481
95% Confidence
Interval of the
Difference
Karena data homogen, maka yang dibahas selanjutnya hanya
pada kolom equal variances assumed. Dari data diatas
terlihat jika nilai t hitung = -0,200 (sig p>0,05) yang artinya
tidak ada perbedaan stres antara mahasiswa Jawa dan luar
Jawa.
Tabel 4
Descriptive Statistics
Minimu
m
Maximum Mean
N
Std.
Deviation
Mahasiswa Jawa
81
50
114
74,284
14,486
Mahasiswa Luar Jawa
59
46
106
74,78
14,403
PEMBAHASAN PENELITIAN
16
Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji beda t hitung,
diperoleh nilai thitung sebesar -0,200 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,954 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan stres dalam perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa
Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Sehingga
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa hipotesisnol (H0) diterima dan menolak
hipotesis alternatif (Ha) yang berarti tidak ada perbedaan stres
dalam perkuliahan yang signifikan antara mahasiswa Pulau Jawa
dan mahasiswa luar Pulau Jawa pada mahasiswa tahun pertama di
Fakultas Psikologi UKSW.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
Khoerniawan (2009) yang menyebutkan bahwa terdapat dinamika
stres pada mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa. Faktor
penyebab stres yang dialami yaitu stressor eksternal yang berasal
dari keluarga dan lingkungan di sekitar subjek.Yang berupa
perbedaan bahasa, pola pikir, dan tingkah laku antara daerah tempat
asal subjek dengan lingkungan tempat kuliah subjek.Selain itu juga
ada faktor perbedaan peraturan antara keluarga asal dengan keluarga
dimana subjek tinggal sekarang.Gejala stres yang dialami adalah
gejala fisik, psikis, interpersonal atau perilaku, maupun intelektual.
Sementara hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa stres
mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa tergolong rendah.
Menurut peneliti, tidak adanya perbedaan stres dalam
perkuliahan antara mahasiswa Jawa dan luar Jawa pada mahasiswa
angkatan tahun pertama Fakultas Psikologi UKSW disebabkan
karena mereka sama-sama berkuliah di Fakultas Psikologi, mereka
banyak mempelajari tentang teori-teori Psikologi misalnya yang
berhubungan dengan cara bersosialisasi dan cara beradaptasi,
17
sehingga mereka mudah bergaul dan mendapat banyak teman dan
mereka tidak mudah mengalami stres. Mereka juga mempelajari
tentang coping stres atau cara mengatasi stres, sehingga mereka tahu
bagaimana cara mengatasi stres dan tidak memengaruhi kegiatan
kuliah mereka.
Hal lain yang mungkin membuat tidak adanya perbedaan
stres dalam perkuliahan antara Mahasiswa Pulau Jawa dan luar
Pulau Jawa adalah bahwa di Salatiga terdapat komunitas mahasiswa
luar Jawa atau perkumpulan anak-anak luar Jawa dan mereka tinggal
bersama dalam satu rumah. Hal ini berpengaruh dengan stres
mereka, karena faktor dukungan sosial dari teman sangat
berpengaruh dengan stres. Seperti yang dikemukakan oleh Wade dan
Tavris (dalam Psikologi, edisi ke-9, 2007), bahwa dukungan sosial
dari teman, keluarga, dan orang lain sangat berperan dalam
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan emosional. Orang
yang memiliki teman-teman baik, kontak sosial yang luas, dan
jejaring dengan anggota masyarakat lain memiliki kesehatan yang
lebih baik dan berumur lebih panjang dibandingkan dengan mereka
yang tidak memilikinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Didapatkan hasil nilai thitung sebesar -0,200 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,954 (p>0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan stres dalam perkuliahan yang
signifikan antara mahasiswa jawa dan luar pulau jawa. Dengan
demikian dinyatakan dalam penelitian ini H0 diterima.
18
2.
Beberapa saran yang dapat diajukan penulis berdasarkan hasil
penelitian ini yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
penentuan kebijakan lebih lanjut adalah :
a. Bagi Mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW
Bagi mahasiswa secara individu, diharapkan mahasiswa
mampu memahami diri berkaitan dengan bagaimana cara
mahasiswa menghadapi stres dalam perkuliahan dan
memahami lingkungan di sekitar mahasiswa, sehingga
mahasiswa
dapat
memanfaatkan lingkungan
untuk
mengatasi stres dalam perkuliahan yang dialami.
b. Bagi Orang Tua
Diharapkan para orang tua selalu memberikan dukungan
dan motivasi pada anaknya dalam belajar, sehingga tidak
menimbulkan stres dalam perkuliahan.
c. Bagi penelitian selanjutnya
Bagi
peneliti
lain
disarankan
untuk
lebih
menspesifikasikan tentang variabel-variabel lain yang
belum disertakan dalam penelitian ini serta memperluas
ruang lingkup penelitian ini sekaligus membandingkan
stres belajar yang dialami oleh mahasiswa Fakultas
Psikologi UKSW secara random.
d. Bagi masyarakat
Diharapkan
penelitian
ini
dapat
bermanfaat
bagi
masyarakat, baik sebagai teman ataupun orang tua, untuk
bisa saling mendukung, supaya tidak ada mahasiswa
yang mengalami stres dalam perkuliahan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.S. (2012). Definisi Daerah Asal. Diakses tanggal 30Juli
2013 dari http://penelitihukum.org/tag/definisi-daerah-asal/
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Darminto, E. (2007). Teori-Teori Konseling: Teori dan Praktek
Konseling Dari Berbagai Orientasi Teoritik dan Pendekatan.
Diakses
tanggal
9
Juli
2013
dari
share.pdfonline.com/bbeef0d90a33432fa7fe30d64c34bb8e/skr
ipsi%20penuh.html
Dhaniarti, I. (2012). Buku Pedoman Kegiatan Akademik Universitas
Narotama 2012.(tidak diterbitkan). Surabaya : Universitas
Narotama Surabaya.
Gunawan, E.R. (2009). Hubungan Antara Tingkat Kemandirian
dengan Kemampuan Penyesuaian Diri pada Mahasiswa Tahun
Pertama yang Tinggal di Tempat Kost. Skripsi : (tidak
diterbitkan). Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen
Satya Wacana.
Hardjana, A.M. (1994). Stres Tanpa Distres/Seni Mengolah Stres.
Yogyakarta : Kanisius.
Hernawati, N. (2006). Tingkat Stres dan Strategi Koping
Menghadapi Stres Pada Mahasiswa Tingkat Persiapan
Bersama Tahun Akademik 2005/2006.Diakses tanggal 11 Juni
2013 dari
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46402/
JIPI_Aug06%20vol.11%282%29%20hlm.43-49.pdf
Hestiningtyas, A.H. (2007).
Perbedaan Tingkat Stres Pada
Pengangguran Berpendidikan Tinggi Ditinjau Dari Dukungan
Sosial Keluarga Tinggi, Sedang, Rendah. Skripsi (tidak
diterbitkan). Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen
Satya Wacana.
20
Irena, A. (2011). Hubungan Antara Stress dengan Kejenuhan Belajar
Siswa Kelas Akselerasi di SMP Domenico Savio Semarang.
Diakses
tanggal
29
Juli
2013
dari
http://eprints.unika.ac.id/4135/
Khoerniawan, K. (2009). Dinamika Stress Pada Mahasiswa Yang
Berasal dari Luar Pulau Jawa. Diakses tanggal 11 Juni
2013dari
http://eprints.unika.ac.id/2562/1/04.40.0067_Karina_Khoernia
wan.pdf
Lidyawati, M. (2005). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan
Kemampuan Mengelola Emosi Pada Tahanan Pria di Rumah
Tahanan Negara Salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga :
Fakultas Psikologi : Universitas Kristen Satya Wacana.
Mega, D. (2013). Definisi dan Fungsi Rumah Tinggal. Diakses
tanggal
30
Juli
2013
dari
http://dellyani.blogspot.com/2013/05/definisi-dan-fungsirumah-tinggal.html
Mulyani, N.S.R.D. (2012). Pengembangan Media Belajar Berbasis
Komputer Tentang Strategi Mengatasi Stres Dalam Belajar
Untuk Siswa Kelas XI Di MAN 3 Yogyakarta. Diakses
tanggal 28 Juli 2013 dari http://eprints.uny.ac.id/9570/
Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene B. (2005). Psikologi Abnormal
Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Nurbono, S. (2013). Pengertian Stres. Diakses tanggal 9 Juli 2013
dari
http://motamatika.blogspot.com/2013/03/pengertianstres.html
Pamungkas, M.R. (2012). Pengaruh Tingkat Stres Seseorang Dalam
Belajar.
Diakses
tanggal
9
Juli
2013
dari
http://mariabans.blogspot.com/2012/01/pengaruh-tingkatstress-seseorang-dalam.html
Sadwika G.D.(2005). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan
Prestasi Belajar Stres Bidang Kognitif Pada Siswa SMA
Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi : (tidak diterbitkan).
21
Salatiga : Fakultas Psikologi : Universitas Kristen Satya
Wacana.
Syah Putra, R. (2009). Stres Akulturatif Pada Mahasiswa Luar Jawa
Di Semarang Ditinjau Dari Dukungan Sosial Dan Social Self
Efficacy.Diakses
tanggal
29
Juli
2013
dari
http://eprints.unika.ac.id/4135/
Syarifudin, B. (2010). Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan
Dengan SPSS. Yogyakarta : Grafindo Litera Media.
Universitas Kristen Satya Wacana. (2012). Peraturan
Penyelenggaraan Kegiatan Akademik Dalam Sistem Kredit
Semester Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Salatiga
: Universitas Kristen Satya Wacana.
Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi, Edisi Ke-9/Psychology,
9th Edition. Jakarta : Erlangga.
Yuliani. (2011). Mahasiswa. Diakses tanggal 26 Januari 2014 dari
http://www.slideshare.net/salim88/mahasiswa-8376904.
Download