pengaruh manajemen laba akrual dan ukuran - Seminar

advertisement
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)
Maret 2017, pp. 652~659
652
PENGARUH MANAJEMEN LABA AKRUAL DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ – 45)
Lina Ayu Safitri
AMIK BSI Bekasi
e-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen laba akrual dan ukuran
perusahaan terhadap return saham pada indeks LQ – 45. Sampel penelitian diambil
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan didapat kesimpulan bahwa antara manajemen laba akrual berpengaruh terhadap
return saham.Model manajemen laba akrual digunakan karena memberikan kemudahan
dalam memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan.Penelitian ini
menggunakan metode discretionary accrualuntuk menguji adanya manajemen laba,
dengan model modifikasi Jones, karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Bartov et
al (2000) menunjukkan bahwa bahwa model cross-sectional Jones dan cross-sectional
modified Jones model adalah model yang baik untuk mendeteksi adanya manajemen laba
dibandingkan dengan model time series. Akan tetapi penelitian ini justru menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Hal ini dapat terjadi
kemungkinan jika perusahaan memiliki ukuran besar atau kecil ternyata tidak berpengaruh
terhadap return saham selama laba yang dimiliki perusahaan besar, sehingga perusahaan
akan tetap mampu memberikan keuntungan.
Kata kunci : discretionary accrual, ukuran perusahaan, return saham
I.
PENDAHULUAN
Manajemen
laba
akrual
(discretionary
accrual)
berhubungan
dengan harga saham, laba yang akan
datang dan aliran kas (Subramanyam,
1996).
Manajemen
memilih
metode
manajemen laba akrual karena mereka
dapat lebih mudah mengkomunikasikan
informasi kepada pihak pihak yang
berkepentingan
secara
informative
sehingga manajemen laba akrual dapat
menggambarkan nilai ekonomis yang
dimiliki perusahaan dengan meningkatkan
kemampuan laba perusahaan.
Manajemen laba akrual dianggap
sebagai ukuran kinerja perusahan yang
lebih superior daripada aliran kas karena
akrual mengurangi masalah waktu dan
ketidakcocokan
(mismatching)
yang
melekat dalam pengukuran aliran kas
(Dechow, 1994 dalam Aloysia, 2003).
Menurut Watts dan Zimmerman, 1986
menyebutkan bahwa dengan adanya
fleksibilitas dari GAAP, akuntansi akrual
menjadi kebijakan dari pihak manajerial
untuk meningkatkan tingkat keinformatifan
data sehingga dapat memberikan informasi
secara privat.
Informasi mengenai laba perusahaan
penting bagi pihak intern maupun ekstern.
Karena dari informasi tersebut mereka
mengetahui kinerja manajemen. Laba yang
biasanya
dilaporkan
dalam
laporan
keuangan merupakan hasil dari laba akrual.
Pihak manajemen dalam menghasilkan
Diterima 27 Februari 2017; Revisi 10 Maret 2017; Disetujui 15 Maret, 2017
ISBN: 978-602-61242-0-3
laporan keuangan memiliki dorongan untuk
memanipulasi laba baik untuk kepentingan
perusahaan maupun pribadi.
Return saham merupakan gambaran
keuntungan
maupun
kerugian
yang
diperoleh dari suatu investasi saham yang
dilakukan perusahaan. Sedangkan ukuran
perusahaan yang diukur dengan total asset
yang dimiliki perusahaan diharapkan dapat
menggambarkan besarnya kemampuan
perusahaan dalam berinvestasi. Penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh
manajemen laba yang diukur dengan akrual
diskresioner dan ukuran perusahaan
terhadap
return
saham
perusahaan.Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
gambaran
apakah
penggunaan laba akrual dan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap return
saham.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Return Saham
Saham adalah bentuk dari surat
berharga yang lebih disukai oleh investor
karena dapat memberikan return yang
tinggi. Return adalah imbalan yang
diberikan kepada investor karena investasi
yang diberikannya. Harga saham yang
bersifat fluktuatif akan berdampak pada
besarnya return saham yang diperoleh.
Oleh karena itu return saham menjadi
pertimbangan
utama
investor
untuk
menanamkan investasinya dan perusahaan
juga berusaha untuk menarik perhatian
investor agar menanamkan investasinya.
2.
Manajemen Laba
Manajemen laba muncul karena
adanya agencytheory yang menyatakan
bahwa adanya kecenderungan individu
dalam memaksimalkan unitilitasnya.
Pihak manajemen yang memiliki
andil dalam penyusunan laporan keuangan
dapat melakukan manipulasi terhadap laba
yang diperoleh perusahaan dengan tujuan
untuk kepentingan perusahaan maupun
pribad.i
Penggunaan metode akrual dalam
manajeman laba karena laba akrual dapat
menjadi ukuran yang lebih baik dibanding
KNiST, 30 Maret 2017
arus kas dari aktivitas operasi perusahaan
karena
dalam
model
akrual
mempertimbangkan waktu (Dechow,1994
dalam Safitri,2012).
Manajemen laba akrual dapat
mendeteksi ada tidaknya manipulasi karena
kelebihan dari pendekatan total akrual
memberikan potensi untuk mengungkapkan
bagaimana cara menaikkan maupun
menurunkan laba.
Total akrual dibagi menjadi dua
yaitu discretionary accrual dan non
discretionary accrual. Discretionary accrual
adalah
komponen akrual yang berada
dalam kebijakan manajemen, artinya
manajer memberikan intervensinya dalam
proses pelaporan keuangan. Sedangkan
non discretionary accrual adalah komponen
akrual diluar kebijakan manajemen (Perry
dan Wiliam, 1994).
Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat ditarik hipotesis pertama sebagai
berikut :
H1 = Manajemen laba berpengaruh
terhadap return saham
3.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan digunakan untuk
mengklasifikasikan
besar
kecilnya
perusahaan.
Dalam
penelitian
ini
menggunakan log total asset. Menurut
Ferry dan Jones (1979) menyebutkan
bahwa besarnya ukuran perusahaan dapat
dinilai dari total penjualan, rata-rata tingkat
penjualan dan total aktiva.
Indriani
(2005)
dalam
penelitiannya
menemukan bahwa perusahaan yang
memiliki
total
aktiva
yang
besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
sudah dalam proses kedewasaan yang
memiliki arus kas positif sehingga memiliki
prospek yang baik dimasa yang akan
datang.Berdasarkan penjelasan ini dapat
ditarik hipotesis kedua sebagai berikut :
H2 = Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap return saham
III.
METODE PENELITIAN
653
ISBN: 978-602-61242-0-3
Penelitian ini adalah penelitian
eksplanatori yang menjelaskan pengaruh
manajemen laba dengan discretionary
accrual dan ukuran perusahaan terhadap
return saham. Populasi dalam penelitian ini
diambil dari perusahaan yang tergabung
dalam indeks LQ-45 pada tahun 20102014.
Pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling
Metode discretionary accrual yang
digunakan menggunakan model modifikasi
Jones karena menurut penelitian yang
dilakukan oleh Bartov et al (2000)
menunjukkan bahwa model cross-sectional
Jones dan cross-sectional modified Jones
modeladalah
model
yangbaik
untuk
mendeteksi adanya manajemen laba
dibandingkan dengan model time series.
PENGUKURAN VARIABEL
1. Manajemen Laba Akrual
Dalam
menghitung
untuk
mendapatkan nilai discretionary
accruals dari perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ - 45
menggunakan
langkah-langkah
sebagai berikut:
2. Ukuran perusahaan
Pada
penelitian
ini
ukuran
perusahaan didefinisikan sebagai
nature log (ln) dari total assets.
Pengukuran ini merujuk pada
penelitian
Llukani
(2013);
Swastika (2013); dan Ali et al.
(2015)
3. Return Saham
Rumus menghitung return saham
di penelitian ini menggunakan :
Rit =
Pt  Pt -1
Pt -1
dalam hal ini:
Rit = Return perusahaan i pada
bulan ke t
Pt
= Harga saham penutupan
pada bulan ke t
Pt-1 = Harga saham penutupan
pada bulan ke t-1
KNiST, 30 Maret 2017
654
ISBN: 978-602-61242-0-3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
N
o.
1.
2.
Variabel
thitung
Signifik
ansi
Keteran
gan
Ukuran
H0
Perusah
1,1242 0,217
Diterima
aan
Manajem
H2
-2,931 0,004
en Laba
Diterima
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Hasil
pengujian
Normalitas
dengan
KolmogorovSmirnovmenunjukkan
nilai
signifikansi dari unstandardized
residual0,303 lebih besar dari
α(Asymp. Sig. >0,05), sehingga
data yang digunakan dalam
penelitian ini terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Hasil
uji
multikolinearitas
menunjukkan
bahwa
semua
variabel
independen
dalam
penelitian
ini
memiliki
nilai
tolerance0,995 lebih dari 0,1 dan
nilai VIF 1,005 kurang dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak
terjadi
gejala
multikolinearitas
dalam
persamaan regresi dari penelitian
ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas
dengan uji glesjer menunjukkan
tidak
terjadi
masalah
heteroskedastisitas, karena taraf
signifikansi dari nilai thitung(0,471
dan 0,650) lebih besar dari 5%
(p>0,05).
2.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis dengan analisis
regresi
berganda
secara
lengkap
disampaikan pada Lampiran. Persamaan
regresi dalam penelitian ini merupakan
model yang fit, karena nilai signifikansi dari
uji F yaitu 0,006 lebih kecil dari 0,05,
dengan
nilai
koefisien
determinasi
2
(Adjusted R ) sebesar 0,076. Ringkasan
KNiST, 30 Maret 2017
hasil pengujian hipotesis ditunjukkan pada
tabel 1 berikut ini :
Tabel.1
Hasil Uji Hipotesis
Sumber : data primer diolah
Hasil
uji
hipotesis
1
(H1)
menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan
memiliki thitung=
1,242
dengan signifikansi = 0,217 (>0,05), maka
H0 diterima dan hipotesis 1 (H1) tidak
terdukung secara statistik. Artinya ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap
return saham.
Hasil
Uji
Hipotesis
2
(H2)
menunjukkan bahwa variabel manajemen
laba memiliki thitung = -2,931 dengan
signifikansi = 0,004 (< 0,05), maka H0
ditolak dan hipotesis 2 (H2) terdukung
secara statistik. Artinya manajemen laba
berpengaruh terhadap return saham.
Menurut
Subramanyam
(1996)
menunjukkan
bahwa
pasar
saham
melekatkan nilai untuk manajemen akrual
(accrual discretionary).Pembagian laba
menurut Subramanyam (1996) yang
menjadi tiga yaitu : aliran kas operasi,
akrual
nondiskresioner,
dan
akrual
diskresioner
menunjukkan
bahwa
komponen tersebut direspon oleh pasar
saham.
Untuk
accrual
discretionary
dilakukan
dengan
meningkatkan
kemampuan laba karena adanya informasi
spesifik yang didapat. Hal tersebut juga
memungkinkan pihak manajer melakukan
tindakan oportunistik untuk memaksimalkan
keuntungan mereka.Pada saat yang sama,
akrual diskresioner sendiri memungkinkan
manajer untuk terlibat dalam pelaporan
yang oportunistik untuk memaksimalkan
kemakmuran mereka. Hasil dari uji diatas
menunjukkan hasil korelasi negative karena
kemungkinan pendeteksian manajemen
laba akrual terhadap return saham dapat
dilakukan dengan menaikkan laba atau
menurunkan laba. Nilai koefisien negatif
menunjukkan bahwa pasar akan merespon
karena adanya kinerja perusahaan yang
buruk, sehingga manajemen melakukan
kebijakan
akuntansi
yaitu
dengan
655
ISBN: 978-602-61242-0-3
menggeser laba masa depan menjadi laba
sekarang.
V.
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan diatas
dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini
bahwa antara manajemen laba akrual
berpengaruh terhadap return saham.Hal ini
didukung juga oleh penelitian yang sudah
dilakukan
oleh
Aloysia(2003)yang
menunjukkan bahwa variabel aliran kas
operasi,
akrual
diskresioner,
akrual
nondiskresioner dan interaksi antara
variabel akrual diskresioner dengan KAP
non-Big 5 secara statistis berpengaruh
terhadap return saham perusahaan dan
dari penelitiannya juga menunjukkan bahwa
secara statistis tidak ada perbedaan antara
perusahaan yang mempunyai akrual
diskresioner menaikkan laba dengan
perusahaan yang mempunyai akrual
diskresioner menurunkan laba.
Nilai discretionary accrual yang
bernilai negatif memberikan kemungkinan
adanya manajemen laba yang tidak hanya
dititik beratkan pada income increasing
discretionary accrual saja tetapi bisa juga
dilakukan tindakan perataan laba.tetapi
lebih kepada tindakan perataan labaAloysia
(2003)
DAFTAR PUSTAKA
Bartov, E., F. Gul, dan J. Tsui, 2000,
“Discretionary-Accruals Models and
Audit Qualification”, Working Paper.
Becker, C., M. DeFond, J. Jiambalvo, dan
K. Subramanyam, 1998, “The Effect
of Audit Quality on Earnings
Management”,
Contemporary
Accounting Research 15, Spring, pp.
1-24.
Dechow, P.M., 1994, “Accounting Earnings
and Cash Flows as Measures of Firm
Performance: The Role of Accounting
Accruals”, Journal of Accounting and
Economics 18, pp. 3-42.
Dechow, P.M., R.G. Sloan. Dan A.P.
Sweeney, 1995, “Detecting Earnings
Management”,
The
Accounting
Review 70, pp. 193-225.
Jensen, M., dan W. Meckling, 1976,
“Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs and
Ownership Structure”, Journal of
Financial Economics 3, pp. 305-360.
Jogiyanto, H.M., 2000, ”Teori Portofolio dan
Analisis Investasi”, Edisi 2, BPFE,
Universitas
Gadjah
Mada,
Yogyakarta.
Khrishnan, G., dan Gul, F. A., 2002, “Has
Audit Quality Declined? Evidence
From the Pricing of Discretionary
Accruals”, Working Paper.
Scott, W. R., 2000, “Financial Accounting
Theory”, Second Edition, PrenticeHall Canada Inc., Scarborough,
Ontario.
Subramanyam, K., 1996, “The Pricing of
Discretionary Accruals”, Journal of
Accounting and Economics 22,
Augustus-December, pp. 249-281.
Watts, R., dan J. Zimmerman, 1986,
“Positive
Accounting
Theory”,
Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs,
NJ.
Kusuma, H dan Wigiya, 2003, “Manajemen
Laba oleh Perusahaan Pengakusisi
sebelum Merger danAkuisisi di
Indonesia”, JAAI Vol.7 No.1 Juni
2003, ISSN : 1410 – 2420
Yanti, Aloysia, 2003,”Pengaruh Manajemen
Laba Terhadap Return Saham
dengan Kualitas Audit Sebagai
Variabel Pemoderasi”,SNA VI.
Lampiran
Hasil Analisis Regresi
KNiST, 30 Maret 2017
656
ISBN: 978-602-61242-0-3
KNiST, 30 Maret 2017
657
Download