77 bab iv analisis peran paguyuban orang tua dalam mendukung

advertisement
BAB IV
ANALISIS PERAN PAGUYUBAN ORANG TUA DALAM MENDUKUNG
KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 01
KANDANG PANJANG PEKALONGAN
A. Analisis Bentuk Kegiatan Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung
Kualitas Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa Peran
Paguyuban Orang Tua dan Guru dalam Mendukung Kualitas Proses
Pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan, antara
lain:
1.
Pertemuan Rutin Bulanan
Kegiatan rutin bulanan yang diadakan oleh paguyuban di SD
Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan telah diadakan sekitar 8
tahun. Hal ini di latar belakangi karena adanya keluhan-keluhan dari wali
murid tentang pembelajaran anak, maka sekolah membentuk suatu wadah
yaitu paguyuban orang tua. Dalam organisasi paguyuban orang tua
tersebut bentuk kegiatan yaitu pertemuan rutin. Paguyuban orang tua
tersebut dikelola oleh seluruh wali murid dalam satu kelas. Sedangkan
jadwal pelaksanaan dari kegiatan rutin tiap bulannya disepakati bersama
setiap awal tahun ajaran baru.
Pertemuan rutin tersebut diawali setiap awal tahun ajaran baru pada
hari ke-2. Pada pertemuan pertama membahas mengenai pembentukan
77
78
kepengurusan dari organisasi serta membahas jadwal pertemuan. Dalam
pertemuan rutin tersebut guru berperan sebagai mediator/informan yang
bertugas menyampaikan mengenai kegiatan pembelajaran, memberikan
informasi tentang kesulitan belajar, memberikan informasi mengenai
trik/pola pembelajaran/ pendampingan belajar di rumah, serta membuka
ruang konsultasi/sharing tentang kondisi belajar anak baik itu di sekolah
dan di rumah. Serta memberikan informasi seperti pada saat akan ulangan,
menjelang UAS/UTS, program remidial, dan jadwal pembelajaran selama
1 bulan ke depan. Paguyuban orang tua tersebut rutin mengadakan
perkumpulan setiap satu bulan sekali terkait dengan kegiatan sekolah,
peraturan pemerintah (pemerintah pusat/daerah). Peraturan pemerintah
pusat berkaitan dengan pendidikan,
peraturan daerah menyangkut
keseluruhan yang disampaikan oleh pemerintah pusat.
Melalui kegiatan rutin tersebut orang tua ikut berpartisipasi
terhadap pendidikan anaknya. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Morrison mengenai keterlibatan orang tua yaitu :
Orientasi pada tugas : harapan keterlibatan orang tua dalam membantu
program sekolah yang berkaitan dengan staf pengajar, staf administrasi,
sebagai tutor, melakukan monitoring, membantu mengumpulakn dana,
membantu mengawasi anak apabila melakukan kunjungan luar. Bentuk
peran serta orang tua tersebut merupakan yang diharapkan guru. Bentuk
79
peran serta yang lain yang termasuk dalam orientasi tugas adalah orang tua
membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.1
2. Kegiatan Tahunan
Selain kegiatan bulanan ada juga pertmuan rutin tahunan.
Pertemuan rutin ini diadakan setiap satu tahun sekali. Dalam pertemuan
tersebut membahas mengenai evaluasi. Evaluasi ini dari wali murid kepada
guru mengenai pembelajaran selama satu tahun pada proses pembelajaran.
Hal ini bertujuan untuk memberikan saran dan masukan baik itu kepada
guru kelas ataupun kepada sekolah dalam rangka mendukung kualitas
proses pembelajaran. Melalui kegiatan tersebut wali murid diberikan
kewenangan untuk memberikan masukan kepada wali kelas dan
mengevaluasi mengenai pembelajaran yang telah diadakan selama satu
tahun.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan yang diteliti
oleh peneliti mengenai bentuk kegiatan paguyuban sesuai dengan
penjalasan dari SH, EW, DW, WK, HJ, EA dan HS bahwa selain kegiatan
rutin satu bulan ada kegiatan rutin tahunan.
Hal ini sesuai dengan teori Morrison mengenai keterlibatan orang
tua yaitu mau berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan
proses pendidikan antara lain perencanaan kurikulum, memilih buku yang
1
William Stainback dan Susan Stainback, Bagaimana Membantu Anak Berhasil di
Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius,1999), hlm.7.
80
diperlukan sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar
tingkah laku yang diharapkan.2
3. Kegiatan Sosial
Selain kegiatan bulanan dan tahunan, kegiatan rutin paguyuban ada
juga kegiatan sosial, kegiatan ini berupa kunjungan ke rumah anggota
paguyuban. Kegiatan ini diadakan apabila ada wali murid yang sakit,
melahirkan atau pun ada peserta didik yang sakit. Hal ini dimaksudkan
untuk merekatkan antara wali murid yang termasuk anggota paguyuban.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu EA yang
mengatakan bahwa apabila ada salah satu anggota paguyuban yang terkena
musibah selalu berkunjung untuk sekedar mengucapkan bela sungkawa
dan membantu sesuia dengan keikhlasan masing- masing.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sam Redding yang membagi 3
kategori keterlibatan orang tua dalam pendidikan :
1. Keterlibatan orang tua dengan anak-anaknya sendiri.
2. Keterlibatan orang tua dengan orang tua dari anak-anak yang lain, dan
3. Keterlibatan orang tua dengan sekolah tempat semua siswa itu belajar.3
2
3
220.
Ibid, hlm. 7.
Suparlan, Membangun Sekolah Efektif, (Yogjakarta: Hikayat Publishing, 2008), hlm.
81
B. Kualitas Proses Pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang
Panjang Pekalongan
Kualitas proses pembelajaran merupakan salah satu titik tolak ukur yang
dapat menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Tolak ukur
berkualitas atau tidaknya suatu sekolah disesuaikan dengan tantangan era atau
zaman. SD Muhammadiyah
01 Kandang Panjang Pekalongan dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran selalu melakukan inovasi dan
menambah wawasan pengetahuan baik itu kepala sekolah dan guru. Selain itu
untuk menunjang proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan maksimal
pihak sekolah menyediakan sarana dan prasrana yang memadai agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Dalam rangka peningkatan kompetensi guru, guru di SD Muhammadiyah
01 Kandang Panjang Pekalongan ikut berperan aktif menjadi peserta seminar
baik itu tingkat kota maupun tingkat nasional. Selain itu mengikuti diklat dan
penataran untuk menambah pengetahuan dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru selalu menggunakan metode yang
bervariasi disesuaikan dengan materi yang diajarkan hal ini bertujuan agar
proses pembelajaran dapat berjalan maksimal dan tidak memberikan rasa bosan
dan jenuh pada peserta didik sehingga peserta didik bersemangat dalam
menerima pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran guru juga
menciptakan suasana yang demokratis sehingga memberi peluang mencapai
hasil belajar yang optimal. Melalui kegiatan belajar mengajar yang demokratis
82
tersebut guru bukan hanya sumber satu-satunya melainkan peserta didik juga
sebagai sumber belajar.
Selain pemaparan di atas, dalam rangka mendukung kualitas proses
pembelajaran sekolah juga menerapkan peraturan yang jelas dan mudah
dipahami oleh peserta didik. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa
tanggung jawab
kepada
masing-masing
peserta
didik
serta
melatih
kedisiplinan. Lingkungan pembelajaran di desain sebaik mungkin agar
memberikan rasa nyaman, kepuasan peserta didik dan memberikan inspirasi
sehingga kualitas pembelajaran dapat tercapai.
Hal ini sesuai dengan pendapat Reigeluth dan Merril yang dikutip oelh
Hamzah B Uno dalam bukunya Model Pembelajaran “Menciptakan Proses
Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif” bahwa kualitas pembelajran dapat
di ukur melalui tiga strategi pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian
pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi
pengelolaan pembelajaran. 4
C. Peran Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung Kualitas Proses
Pembelajaran
Paguyuban orang tua merupakan perkumpulan wali murid dalam suatu
kelas yang bertujuan untuk membangun, menumbuhkan dan mendukung
partisipasi, kepedulian dan tanggung jawab wali murid dengan memberikan
saran dan masukan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Paguyuban
ini beranggotakan wali murid pada kelas masing-masing. Berdasarkan hasil
4
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran “ Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008), hlm.153-154”.
83
wawancara dan observasi terdapat beberapa peran paguyuban dalam
mendukung kualitas proses pembelajaran, diantaranya :
1. Sebagai sarana komunikasi antara wali murid dan guru
Di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan, para
pendidik menyadari usaha guru dalam mengajar akan lebih efektif hasilnya
apabila adanya keterlibatan orang tua dalam membantu pendidikan tersebut.
Adanya komunikasi yang efektif antara guru dan wali murid akan
memudahkan guru dalam memantau anak di rumah.
Melalui komunikasi yang searah antara guru dan wali murid akan
memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran, seperti contoh apabila pada
saat pembelajaran memerlukan media untuk pembelajaran. Guru bisa
berbicara langsung dengan wali murid sehingga tujuan pembelajaran dapat
terwujud. Melalui kegiatan paguyuban wali murid dapat mengetahui
perkembangan anak, dan dapat menjalin komunikasi yang baik antara
sekolah dan wali murid.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh HJ, SS, DW, dan SG,
bahwa menurut keempat informan menjelaskan bahwa peran paguyuban
sendiri sebagai sarana berkomunikasi antara guru dan wali murid. Sejauh
pengamatan penulis melalui observasi terlihat bahwa antara sekolah dan
wali murid terjalin kerjasama yang baik. Hal itu terbukti kedekatan antara
pihak sekolah dengan wali murid sehingga wali murid tidak merasa enggan
untuk hadir ke sekolah.
84
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sam Redding
dalam buku Membangun Sekolah Efektif menjelaskan beberap tipologi
keterlibatan orang tua yaitu Communicating (Maintaining a flow of
information between parent and scholl) dengan kata lain yaitu
berkomunikasi (memelihara satu arus informasi serasi antara orang tua dan
sekolah).5
2. Sebagai sarana untuk memecahkan masalah yang berkaitan tentang proses
pembelajaran
Dalam kegiatan proses belajar mengajar tidak selamanya dapat
berjalan sesuai dengan yang kita rencanakan. Keragaman peserta didik
terkadang menyulitkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui
kegiatan paguyuban terjadi hubungan timbal balik antara guru kepada wali
murid. Melalui kegiatan tersebut orang tua dapat mengetehui perkembangan
anak di sekolah. Serta dijadikan sarana untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan proses pembelajaran seperti saling sharing baik itu dari
wali murid kepada wali murid yang lainnya, ataupun dari guru kepada wali
murid atau sebaliknya. Hal ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang di
hadapi oleh setiap wali murid dan terkadang permasalahan yang mereka
hadapi sama sehingga melalui kegiatan paguyuban ini dijadikan sebagai
sarana untuk memecahkan masalah tentang proses pembelajaran.
5
Ibid, hlm.221.
85
Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan SZ, AR, KH, NR,
dan SH yang mengatakan bahwa peran paguyuban yaitu sebagai sarana
dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Pemaparan diatas juga sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 7 ayat 1 disebutkan
bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan
dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.6
Sedangkan menurut pasal 4 ayat 6 disebutkan bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan memperdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan. 7
3. Sebagai mitra guru dalam memotivasi anak untuk belajar di rumah dan
sekolah dalam rangka mendukung kualitas proses pembelajaran
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah
(guru), orang tua murid, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian,
semua pihak yang terkait harus senantiasa menjalani hubungan kerja sama
dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi
para murid. Interaksi semua pihak yang terkait akan mendorong murid
untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar
dengan tekun dan bersemangat.
6
Undang- Undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional , (Bandung :
Citra Umbara, 2003), hlm. 10.
7
Ibid., hlm. 8.
86
Hal ini sesuai dengan teori tentang keuntungan keikutsertaan keluarga
dan masyarakat yang dikemukaan oleh Rhoda : Pertama, pencapaian
akademik dan perkembangan kognitif
siswa dapat berkembang secara
signifikan. Kedua, orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya
dalam proses pendidikan di sekolah. Ketiga, orang tua akan menjadi guru
yang baik di rumah dan bisa menerapkan formula-formula positif untuk
pendidikan anaknya. Keempat, akhirnya orang tua memiliki sikap dan
pandangan positif terhadap sekolah.8
Pemaparan diatas sesuai dengan hasil wawancara dengan EA, IM, dan
HS yang mengatakan bahwa melalui paguyuban dapat mendukung proses
pembelajaran serta memotivasi anak untuk terus belajar baik di sekolah dan
rumah.
Dari beberapa hasil pemaparan tersebut bahwa melalui adanya
kerjasama yang baik antara wali murid dengan guru mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran. Serta guru juga dapat memantau perkembangan belajar
anak di rumah dan wali murid dapat menyeimbangkan antara pembelajaran
di rumah dan sekolah, sehingga murid dengan mudah memahami pelajaran
yang diajarkan oleh guru di sekolah.
4.
Memberikan masukan kepada guru dan sekolah dalam
mendukung
kualitas proses pembelajaran
Peran serta orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam rangka
mendukung kualitas proses pembelajaran. Bukan hanya sekedar hadir
8
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah “ Teori, Model, dan Aplikasi”, (Jakarta : PT.
Grafindo, 2006 ), hlm. 125.
87
dalam pertemuan paguyuban melainkan keaktifan orang tua dalam rangka
membantu perkembangan anak di sekolah sangat dibutuhkan. Melalui
kegiatan rutin paguyuban wali murid diberikan kewenangan untuk
memberikan
masukan
kepada
wali
murid.
Baik
itu
mengenai
pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan
strategi pengelolaan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan pemaparan 3 informan
yaitu EW, WK dan MT mereka mengatakan bahwa dalam proses
pembelajaran di SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Pekalongan
tidak secara otoriter sekehendak dengan pihak sekolah. Namun apabila ada
masukan yang itu berdampak positif terhadap proses pembelajaran baik itu
sekolah ataupun wali kelas memberikan kewenangan untuk memberikan
masukan tersebut. Dan guru juga menerapkan saran tersebut dalam
kegiatan proses belajar mengajar.
Hal ini sesuai teori Saiful Sagala mengenai konsep tujuan manajeman
berbasis sekolah yaitu Lebih spesifik lagi manajemen berbasis sekolah
bertujuan untuk : (1) menjamin mutu pembelajaran anak didik yang
berpijak pada asas pelayanan dan prestasi belajar, (2) meningkatkan
kualitas transfer ilmu pengetahuan dan membangun karakter bangsa yang
berbudaya, (3) meningkatkan mutu sekolah dengan memantapkan
pemberdayaan melalui kemandirian, kreativitas, insiatif, dan inovatif
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya sekolah, (4)
meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
88
menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan dengan
mengakomodir aspirasi bersama, (5) meningkatkan tanggung jawab
sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu
sekolah, dan (6) meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah
tentang mutu pendidikan yang dicapai.9
5. Ikut berperan dalam mendukung kualitas proses pembelajaran
SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang merupakan sekolah yang
memberikan kewenangan kepada semua wali murid untuk ikut berperan
dalam mendukung kualitas proses pembelajaran. Untuk mengakomodir
aspirasi bersama antar wali murid dibentuk paguyuban kelas. Melalui
kegiatan paguyuban ini, orang tua bukan hanya dapat mengetahui
perkembangan anak di sekolah tetapi wali murid diberikan kewenangan
untuk ikut berperan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Pemaparan diatas sesuai dengan pemaparan ibu NC yang
mengatakan melalui kegiatan paguyuban membuka ruang dan memberikan
kesempatan bagi wali murid untuk berperan dalam mendukung proses
pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Shields yang dikutip
oleh Nurkholis dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model
dan Aplikasi) menyatakan bahwa reformasi pendidikan harus sampai pada
hubungan antara sekolah dengan keluarga dan sekolah dengan masyarakat
dengan cara melibatkan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sekolah baik
9
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkan
Persaingan Mutu, ( Jakarta : PT Nimas Multima, 2004), hlm.129-143.
89
yang terkait langsung dengan kegiatan pembelajaran maupun noninstuksional.10
D. Kendala yang dihadapi oleh Paguyuban Orang Tua dalam Mendukung
Kualitas Proses Pembelajaran
Dalam mendukung kualitas proses pembelajaran bukan hanya guru yang
berperan, namun adanya kerjasama antara guru, orang tua dan sekolah
diperlukan
dalam
mendukung
kualitas
proses
pembelajaran.
Dalam
pelaksanaan pertemuan rutin paguyuban tidak ada kendala yang berarti dalam
pelaksanaan tersebut. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan paguyuban
sebagai berikut :
1. Kesibukan Orang Tua Sehingga tidak dapat menghadiri pertemuan rutin
Dalam pertemuan paguyuban rata-rata semua wali murid
mengahadiri pertemuan rutin. Hampir semua wali murid ikut berpartisipasi
dalam pertemuan tersebut dan berusaha untuk menghadiri petemuan rutin.
Wali murid mengetahui perkembangan anak dan mendapatkan informasi
mengenai sekolah, oleh karena itu wali murid selalu berusaha untuk
menghadiri pertemuan tersebut. Pada saat acara pertemuan wali murid
mendengarkan dengan seksama informasi yang diberikan oleh wali kelas.
Dalam pertemuan rutin terkadang ada beberapa wali murid yang
tidak dapat mengahadiri pertemuan. Hal ini dikarenakan kesibukan orang
tua sehingga tidak dapat menghadiri acara tersebut. Hal ini berpengaruh
sehingga tidak efektifnya penyampaian antara guru kepada wali murid. Hal
10
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah “ Teori, Model, dan Aplikasi”, (Jakarta : PT.
Grafindo, 2006 ), hlm. 126.
90
ini juga berdampak pada proses pembelajaran sehingga tidak dapat
berjalan lancar. Karena pada dasarnya pada saat pertemuan rutin tersebut
wali kelas menyampaikan mengenai pembelajaran satu bulan kedepan
dalam mendukung proses pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan pendapat EW, HJ, AR, dan KH yang
menyatakan bahwa terkadang orang tua tidak dapat mengahadiri
pertemuan dikarenakan kesibukan. Namun menurut pemaparan dari wali
kelas mengatakan kendala tersebut tidak menghambat dalam acara
pertemuan rutin tersebut karena hanya beberapa yang tidak dapat
menghadiri acara pertemuan. Selain itu, wali murid yang tidak dapat
mengahadiri pertemuan rutin keesokan harinya menemui wali kelas untuk
meminta informasi yang disampaikan pada saat acara pertemuan.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sam Redding
yang dikutip dalam buku “Membangun Sekolah Efektif” yang mengatakan
faktor / kondisi yang menyatakan keterlibatan orang tua siswa tidak dapat
menghadiri pertemuan yaitu : kesibukan kerja orang tua siswa sehingga
tidak memiliki waktu yang cukup untuk dapat membantu sekolah.11
11
Suparlan, op.cit., hlm. 220.
Download