lembaran daerah - JDIH Surakarta

advertisement
LEMBARAN DAERAH
KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II
SURAKARTA
SERI A TAHUN 1975 NOMOR : 2
Dimuat juga dalam Lembaran Daerah Tingkat I Jawa Tengah Tahun 1974 Seri B Nomor : 20
NOMOR : 2 TAHUN 1972
DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA
SURAKARTA
Menetapkan Peraturan Daerah sebagai berikut :
PERATURAN DAERAH Kotmadya surakarta
tentang Pemeliharaan babi
Pasal 1.
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Walikota Kepala Daerah
:
Walikota Kepala Daerah Kotamadya Surakarta;
b. Dokter Hewan
:
Dokter Hewan, Kepala Dinas Peternakan Kotamadya
Surakarta;
c. Pemeliharaan Babi
:
Usaha memelihara, menampung, menternakkan babi yang
hasilnya diperdagangkan ataupun tidak;
d. Tempa Pemeliharaan Babi
:
sebidang tanah dimana pemeliharaan babi dilakukan;
e. Pemegang Ijin
:
Orang dan atau badan hukum yang memperoleh ijin
pemeliharaan babi.
Pasal 2.
(1) Didaerah Kotamadya Surakarta dilasrang mengadakan pemeliharaan babi kecuali ditempattempat yang telah ditetapkan oleh Walikota Kepala Daerah.
(2) Walikota Kepala Daerah berwenang untuk :
a. Menetapkan tempat-tempat dimana pemeliharaan babi boleh didirikan;
b. Menentukan surat-surat dan pengaturan pemeliharaan babi yang kurang dari lima ekor.
Pasal 3.
(1) Barang siapa hendak mengadakan pemeliharaan babi ditempat-tempat tersebut dalam pasal 32
harus mohon ijin terlebih dahulu kepada Walikota Kepala Daerah.
(2) Surat permohonan ijin pemeliharaan babi diajukan kepada Walikota Kepala Daerah dengan
menyebutkan :
a. Nama, umur, kewarganegaraan, alamatdan tempat yang dimohon;
b. Ijin H.O., ijin bangunan pdan persetujuan pemilik tanah/bangunan dengan dilampiri
turunannya;
c. Keterangan yang jelas tentang letak dan luas tanah yang dimohon untuk tempat
pemeliharaan babi dengan dilampiri gambar denah rangkap dua perbandingan ukuran
(skala) sebesar-beswarnya 1 : 250.
Pasal 4.
Ijin dapat diberikan apabila :
a. Sarat-sarat tersebut dalam pasal 2 ayat (2) sub b, pasal 3 ayat (2) dan pasal 8 telah dipenuhi;
b. Bea perijinan telah dibayar lunas.
Pasal 5.
Bea perijinan seperti tersebut dalam pasaal 4 sub b didasarkan atas luas kandang untuk tiap meter
persegi Rp. 50,- (lima puluh rupiah) dengan ketentuan sekurang-kurangnya Rp. 1.000,- (seribu
rupiah).
Pasal 6.
(1) Ijin termktub dalam pasal 4 berlaku untuk lima tahun.
(2) Jika hak usaha pemeliharaan babi dipindahkan kepada orang lain, maka ijin tidak berlaku lagi,
dan pemilik baru harus mohon ijin baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(3) Perubahan yang bersifat perluasan kandang harus ada ijin terlebih dahulu.
Pasal 7.
Permohonan ijin ditolak karena :
a. tidak memenuhi sarat-sarat yang telah ditentukan dalam pasal 2 ayat (2) sub b. Pasal 3, ayat(2)
sub. B, pasal 4 dan pasal 8;
b. bertentangan dengan kepentingan umum dan atyau nengganggu keamanan.
Pasal 8.
Kandang-kandang tempat pemeliharaan babi harus memenuhi sarat-sarat seperti berikut :
a. untuk tiap-tiap ekor babi dewasa disediakan tempat yang luasnya paling sedikit dua meter
persegi, tidak termasuk luas gang;
b. antara deretan kandang satu dengan yang lain diadakan gang yang lebarnya paling sedikit satu
meter;
c. lantai kandang dibuat dari bahan yang tidak mengidap air dan dibuat landai (miring) kearah
selokan pembuangan kotoran sehingga kotoran kandang daspat dengan mudah mengalir
kedalamnya;
d. dinding kandang dibuat dari tembok atau kayu yang tingginya paling sedikit satu meter;
e. atap kandang dibuat dari bahan yang tidak menghisap air dan tingginya paling sedikit dua
meter;
f. selokan pembuangan kotoran dibuat sebagai berikut :
1. terbuka dan agak landai (miring) menuju kesaluran pembuangan air;
2. dari bahan-bahan yang tidak menghisap air;
3. mempunyai dasar yang berpenampang setengahjbulat;
4. lebar paling sedikit lima belas sentimeter;
5. jika tidak dapat dihubungkan saluran pembuangan air sebagai tersebut angka 1, maka
kotoran-kotoran kandang ditampung dalam sumur pembuangan yang tertutup, dengan
diberi pipa pembuangan hawa busuk yang cukuptinggi sekurang-kurangnya tiga meter
sehingga tidak mengganggu umum.
Pasal 9.
Pemegang ijin harus senantiasa menjaga agar :
a. Kandang-kandang, selokan-selokan, bangunan-bangunan,lainnya serta halaman ditempat
pemeliharaan babi itu selalu dalam keadaan bersih dan terpeliharabaik;
b. Pada waktu-waktu tertentu sumur pembuangan kotoran termaktub dalam pasal 8 sub f angka 5
harus dikosongkan agar isinya tidak meluap.
Pasal 10.
Pemegang ijin harus membuat buku catatan yang berisi keterangan-keterangan mengenai keadaan
dan perkembangan usaha pemeliharaan babinya.
Pasal 11
Pemegang ijin yang menghentikan usahanya harus melaporkan secara tertulis kepada Walikota
Kepala Daerah selambat-lambatnya dalam waktu sepuluh hari sejak usahanya dihentikan.
Pasal 12
(1) Apabila pemegang ijin tidak memnuhi ketentuan-ketentuan seperti tersebut dalam Peraturan
Daerah ini, maka kepadanya diberi peringatan tertulis oleh Dokter Hewan.
(2) Bilamana dalam satu bulan setelah peringatan diberikan, pemegang ijin tidak mengindahkan
peringatan tersebut, maka dengan tidak mengurangi ancaman hukuman tersebut dalam pasal 15
ijin yang telah diberikan dapat dicabut.
Pasal 13.
(1) Pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah ini dan mengusut pelanggaran-pelanggaran
diserahkan juga kepada Dokter Hewan, Dokter Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas
Pekerjaan Umum dan Kepala Dinas Pengawasan Umum Kotamadya Surakarta.
(2) Dalam pelaksanaannya penjabat-penjabat tersebuit dalam ayat (1) beserta pembantupembantunya berhak memasuki tempat tempat dimana terdapat atau diduga pelanggaran.
(3) Pemegang ijin aatau kuasanya dilarang merintangi dengan cara apapun juga terhadap penjabatpenjabat tersebut dalam ayat (1).
Pasal 14.
Pelanggaran terhadap pasal 6 dan atau pasal 9, pasal 10, pasal 11, dan pasal 15 dihukum dengan
kerungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda sebanyak-banyaknya Rp. 10.000,(sepulih ribu rupiah).
Pasal 15
Mereka yang pada saatmulai berlakunya Peraturan Daerah ini telah melakukan usaha
pemeliharaan babi, harus mengajukan permohonan ijin seperti termaktub dalam pasal 3 dalam
waktu enam bulan.
Pasal 16.
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan ditetapkan dengan Suarat Keputusan
Walikota Kepala Daerah.
Pasal 17.
(1) Peraturan Daerah Ini mulai berlaku sejak hari pertama sesudah hari pengundangannya.
(2) Dengan berlakunya Perauran Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta No. 2
Tahun 1957 tentang Pemeliharaan Babi yang diundangkan pada tanggal 4 April 1957 dan
dimuat dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah (Tambahan Ser B No. 7, tidak berlaku
lagi
Surakarta, 15 Juli 1972.
Pd. WALIKOTA KEPALA DAERAH
KOTAMADYA SURAKARTA
(KOESNANDAR)
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH KOTAMDYA
SURAKARTA
Wakil Ketua,
(H. LATIEF S.H..)
Peraturan Daerah ini telah disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Jawa Tengah dengan Surat
Keputusan tanggal 25 Juli 1974 No. Huk G. 61/I/7
Sekretaris Daerah,
U.B. /Kepala Biro Hukum
Ttd.
(NAWAWI, S.H.).
Diundangkan pada tanggal 10 Agustus 1973.
Pj. Sekretaris Daerah,
(SOENARTO)
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.
This page will not be added after purchasing Win2PDF.
Download