1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penentu dalam kehidupan manusia.
Manusia sejak lahir memiliki fitrah untuk mencari tahu terhadap apa yang selama
ini belum diketahuinya. Di era globalisasi ini manusia dituntut untuk mengetahui
setiap informasi yang berkembang. Kemampuan memperoleh informasi secara
cepat akan menjadikan manusia sebagai orang yang siap memegang kendali
dalam persaingan global. Dalam rangka inilah manusia memerlukan kompetensi
yang tinggi sehingga dapat membawa kehidupan manusia pada tahap pencapaian
pengetahuan yang unggul dalam pendidikan.
Menurut Muhadjir Pendidikan pada mulanya berasal dari bahasa Yunani,
Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang
sekolah diantar oleh seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan
menjemput dinamakan paedagogos (2002:20-21). Dalam bahasa Romawi,
pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang
berada di dalam.
Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan dan
kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian
disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat
(media) yang disusun sedemikian rupa (Brubacher, 1987:371). Pentingnya
pendidikan dirasakan oleh setiap individu di muka bumi ini tanpa terkecuali
masyarakat Indonesia. Karena pentingnya menjadi individu yang berpendidikan,
maka pendidikan Indonesia diatur dalam undang-undang dasar 1945 peraturan
perundang-undangan RI yang paling banyak membicarakan adalah undangundang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
1
2
Undang-undang mengatur pendidikan pada umumnya. Artinya, segala
sesuatu yang bertalian dengan pendidikan dari prasekolah sampai pendidikan
tinggi ditentukan di undang-undang ini. Pasal 1, ayat 2 dan ayat 5. Ayat 2
berbunyi sebagai berikut “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”
undang-undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan nasional
dan nilai-nilai agama yang berdasarkan pada pancasila dan UUD 1945. Ini berarti
teori-teori pendidikan dan praktik-praktik pendidikan yang diterapkan di
indoensia harus berakar pada kebudayaan Indonesia dan agama.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
menurut adanya perubahan dan perkembangan di segala bidang terutama bidang
pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas
sumber daya manusia, kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui
penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan kualitas pendidikan
diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Oleh
karena itu peningkatan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan harus terus
dilakukan agar tujuan dari pendidikan nasional dapat tercapai.
Berbagai usaha dalam peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan
salah satunya dengan perubahan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) menjadi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 atau pendidikan berbasis
karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
RI.
Kurikulum
2013
merupakan
sebuah
kurikulum
yang
mengutamakan pemahaman, keahlian atau keterampilan, dan pendidikan karakter.
Dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan prsentasi serta memiliki sopan santun dan disiplin yang tinggi.
Penggunaan kurikulum 2013 dalam pembelajaran membuat pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas berbeda dengan pembelajaran yang
menggunakan kurikulum sebelumnya atau KTSP. Tujuan umum diberlakukannya
kurikulum 2013 ini dalam rangka mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki
kemampuan hidup sebagai warga negara yang produktif kreatif, inovatif, dan
3
afektif serta mampu untuk berkembang di kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara,
dan
peradaban
dunia
(Hidayat,
2013:16).
Kurikulum
2013
mengharuskan seorang guru menjadi fasilitator yang membimbing anak dalam
proses pembelajaran sehingga memungkinkan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.
Berkaitan dengan hal tersebut seorang guru akhirnya dituntut untuk dapat
bisa mengajar sekaligus mendidik peserta didik dengan cara yang berbeda-beda.
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk paling banyak ketiga di
dunia hal ini otomatis berkenaan langsung dengan pendidikan di Indonesia.
Banyaknya peserta didik membuat jumlah peserta didik per-kelasnya menjadi
sangat banyak, sedangkan guru yang mengajar hanya seorang dan diharuskan
untuk memahami setiap karakter dari peserta didik yang diajarnya. Dengan begitu
seorang guru haruslah memiliki cara yang kreatif, unik, dan inovatif dalam setiap
pembelajarannya agar peserta didik bisa tetap dalam keadaan kondusif dan tujuan
dari pembelajaran tersampaikan dengan baik.
Menciptakan pendidikan yang efektif sangatlah sulit. Banyak sekali
kendala-kendala dan masalah yang dapat ditemukan dalam dunia pendidikan.
Seperti bagaimana usaha meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
memperoleh hasil yang efektif dan efisien dan membangkitkan semangat belajar
peserta didik di kelas sehingga kelas yang ramai dan gaduh bukanlah kelas yang
ditempati oleh peserta didik yang kurang pintar namun kelas yang ramai dan
gaduh merupakan salah satu bentuk keaktifan belajar di kelas yang membetuk
euphoria semangat antara peserta didik.
SMA Batik 1 Surakarta merupakah salah satu SMA favorit di Surakarta
yang memiliki visi mewujudkan lembaga pendidikan menengah umum swasta
yang unggul dengan bertumpu pada peningkatan iman dan taqwa, penanaman
disiplin dan tertingkatnya prestasi (IDASI). Untuk mencapai visi tersebut salah
satu misi SMA Batik 1 Surakarta adalah menyelenggarakan pendidikan menengah
umum yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat kini dan mendatang.
Oleh karena itu SMA Batik 1 Surakarta memenuhi kebutuhan siswa dalam
pembelajaran seperti lengkapnya fasilitas yang ada di SMA Batik 1 Surakarta,
4
setiap kelas dilengkapi dengan dua buah Air Conditioner, LCD, Projector, dan
Sound System yang mendukung proses pembelajaran di kelas. Selain itu juga
didukung oleh para guru yang berkompeten dalam bidang pelajarannya masingmasing.
Upaya melakukan perbaikan di bidang pendidikan menjadi tanggung
jawab semua pihak, salah satunya adalah guru. Seorang guru sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar yang dapat ditunjukan oleh siswanya (Hamzah B. Uno,
2008:17). Oleh karena itu guru hendaknya memiliki kemampuan dalam
mengembangkan metode pengajarannya.
Melalui wawancara dengan siswa yang dilakukan pada saat Pengalaman
Program Lapangan diketahui bahwa dalam mengajar guru memahami materi
dengan sangat baik. Pembelajaran sejarah di kelas sering kali dikemas guru dalam
metode pembelajaran ceramah dan memberikan point-point penting yang harus
dicatatat oleh siswa hal tersebut dilakukan guru agar siswa dapat kembali
mengulang pembelajaran di kelas ketika sudah di rumah atau ketika akan ujian.
Dalam pembelajaran di kelas sesekali guru juga mengimplementasikan model
pembelajaran diskusi dan tanya jawab kelompok agar dapat mengaktifkan suasana
belajar dikelas dan pada akhir semester siswa diberikan tugas untuk membuat
kliping dari salah satu kompetensi dasar pembelajaran pada semester yang sedang
dijalani.
Melalui observasi yang dilakukan peneliti selama proses Pengalaman
Program Lapangan dapat diketahui bahwa
penggunaan metode pembelajaran
yang tepat dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dapat menghasilkan hasil
belajar siswa menjadi lebih baik. Semangat dan antusisas siswa terhadap
pembelajaran sejarah akan meningkat ketika peneliti menggunakan model-model
pembelajaran, model pembelajaran yang pernah digunakan peneliti saat
Pengalaman Program Lapangan diantaranya adalah model kooperatif Jigsaw, Two
Stay Two Stray, Snowball Throwling, dan Picture and Picture.
Perkembangan zaman yang semakin modern membuat siswa di SMA
BATIK 1 Surakarta menjadi mudah untuk menemukan sesuatu yang baru dalam
proses pembelajaran dan menuntut guru untuk melakukan inovasi dalam proses
5
pembelajaran. Semakin aktifnya peserta didik dalam proses pembelajaran
bertanda semakin harus jeli seorang guru untuk melihat kondisi keaktifan belajar
di kelas agar pembelajaran dan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk mencapai hasil
belajar yang baik.
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada prasiklus yang dillakukan oleh
peneliti dapat diketahui bahwa dari 47 siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1
Surakarta 40,42% atau 19 siswa lulus tes ranah kognitif prasiklus dan 59,58% atau
28 siswa belum lulus tes. Menurut wawancara peneliti pada siswa hal tersebut
terjadi dikarenakan siswa belum sepenuhnya memahami materi dalam
pembelajaran sejarah. Untuk mengatahui masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran sejarah di SMA maka dari itu peneliti meneliti hal tersebut dengan
menggunakan model-model yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
sejarah dan peserta didik pun menjadi bergairah dalam belajar sejarah di kelas.
Menanggapi kelesuan siswa kelas XI IPS 4 SMA Batik 1 Surakarta dalam
belajar sejarah
peneliti memberikan solusi dengan mengimplementasi model
pembelajaran kooperatif teknik Question Student Have dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yang ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru
dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi
siswa. Dengan model ini siswa juga akan termotivasi dalam belajar dan siswa
akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang
diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa. Dengan teknik ini
siswa dapat berpartisipasi melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang
kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan
melalui percakapan (Hartono, 2008:29).
Pemaduan Question Student Have dengan teknik permainan Talking Stick
akan menambah semangat siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas sehingga
diharapkan dapat meningktkan hasil belajar sejarah siswa khususnya pada
kompetensi dasar Menganalisis Peran Sumpah Pemuda dalam Kehidupan
Kebangsaan di Indonesia pada Masa itu dan Masa Kini. Oleh karena itu peneliti
membuat penelitian yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran
6
Kooperatif Teknik Question Student
Have dan Talking Stick Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah di kelas XI IPS 4 SMA BATIK 1
Surakarta tahun ajaran 2015/2016”.
B. Pembatasan Masalah
Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi pada upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Peminatan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif kombinasi Question Student Have
dan Talking Stick di kelas XI IPS 4 tahun pelajaran 2015/2016 di SMA BATIK 1
Surakarta.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question
Student Have dan Talking Stick di kelas XI IPS 4 SMA BATIK 1 Surakarta?
2. Bagaimanakah Implementasi model pembelajaran kooperatif teknik Question
Student Have dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar sejarah kelas
XI IPS 4 SMA BATIK 1 Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk memperbaiki hasil belajar dalam pembelajaran Sejarah di kelas XI IPS
SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran kooperatif Question
Student Have dan Talking Stick dapat meningkatkan hasil siswa pada mata
pelajaran sejarah di Kelas XI IPS SMA BATIK 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2015/2016.
7
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar pada mata pelajaran sejarah.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan
pertimbangan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian
dibidang pendidikan sejarah dimasa yang akan datang.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
kemajuan dunia pendidikan di Indonesia
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa:
1) Membantu siswa mencapai kompentensi diri dalam menuntaskan
materi pembelajaran sejarah
2) Membantu siswa meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran
sejarah
3) Membantu siswa memahami konsep, kejadian, peristiwa, fakta, data
dan interprestasi serta kebenaran sejarah.
4) Semakin
termotivasi
untuk
meningkatkan
pemahaman
mata
pelajaran Sejarah.
b. Bagi Guru:
1) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitan
tindakan kelas.
2) Mengembangkan kurikulum 2013 secara komprehensif dengan
pendekatan saintifik dan penilaian.
3) Menemukan inovasi pembelajaran yang
akan memberikan
perbaikan dan peningkatan.
4) Memotivasi untuk selalu eksplorasi dalam teknik, metode dan model
pembelajaran yang kreatif serta inovatif dalam rangka meningkatkan
hasil belajar siswa
Download