Lipid : Karya Tulis Ilmiah : http://karyatulisilmiah.com

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Mon Jul 17 21:02:22 2017 / +0000 GMT
Lipid
Definisi lipid
Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang mempunyai sifat umum, yaitu (1) relatif tidak dapat larut di
dalam air dan (2) larut didalam pelarut nonpolar, seperti eter, kloroform, serta benzen. Dengan demikian, kelompok
lipid mencakup lemak, minyak, malam (wax), dan senyawa-senyawa lain yang berhubungan (Murray, et al, 2003).
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan
hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lipid merupakan
konstituen diet penting bukan karena hanya nilai energinya yang tinggi melainkan juga karena adanya vitamin larutlemak dan asam lemak esensial di dalam lemak makanan alami (Guyton, Hall, 2007).
Fungsi lipid
Fungsi lipid adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial,
alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan
memelihara suhu tubuh (Guyton, Hall, 2007).
Klasifikasi lipid
1. Lipid sederhana: Senyawa ester asam lemak dengan berbagai alkohol.
a. Lemak (fat) : Ester asam lemak dengan gliserol. Lemak yang berada dalam keadaan cair dikenal
sebagai minyak.
b. Malam (Wax): Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang berbobot molekul tinggi.
2. Lipid kompleks: Ester asam lemak yang mengandung gugus lain selain alkohol dan asam lemak.
a. Fosfolipid: Kelompok lipid yang selain asam lemak dan alkohol, yang mengandung residu asam
fosfor. Lipid ini sering mempunyai basa yang mengandung nitrogen dan substituen lain, misalnya
pada gliserofosfolipid,alcohol yang dimilikinya adalah gliserol, dan alcohol pada sfingofosfolipid
adalah sfingosin
b. Glikolipid (glikosfingolipid): Kelompok lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin dan
karbohidrat.
c. Lipid kompleks lainnya: Bentuk lipid seperti sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein dapat pula
dimasukkan ke dalam kelompok ini.
3. Prekursor dan derivat lipid: Bentuk ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid, senyawa alkohol
disamping gliserol serta sterol, aldehid lemak, dan badan keton, hidrokarbon, vitamin larut lemak serta
berbagai hormon (Mayes, 2009).
Metabolisme lipid
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati serta jaringan adiposa harus diangkut ke
berbagai jaringan dan organ tubuh untuk digunakan serta disimpan. Karena lipid bersifat tak larut dalam air, timbul
permasalahan tentang pengangkutannya di dalam suatu lingkungan akueosa (plasma darah). Permasalahan ini
dipecahkan dengan mengaitkan senyawa lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesterol) dengan lipid amfipatik
(fosfolipid dan kolesterol) dan protein untuk membentuk lipoprotein yang bisa bercampur dengan air. Sebagian besar
lipid plasma relatif tidak larut dalam larutan air dan tidak beredar dalam bentuk bebas. Asam lemak bebas (sering
disebut FFA, UFA, atau NEFA) terikat pada albumin, sedangkan kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut
dalam bentuk kompleks lipoprotein. Kompleks ini sangat meningkatkan daya larut lemak. Maka dari itu, agar lipid
plasma dapat diangkut dalam sirkulasi maka susunan molekul lipid tersebut perlu di modifikasi yaitu dalam bentuk
lipoprotein yang larut dalam air (Ganong, 2008).
Skema lipoprotein seperti dalam gambar diatas menunjukkan bahwa pada inti terdapat ester kolesterol hidrofobik
dan trigliserida, dikelilingi oleh fosfolipid, kolesterol non-ester dan apolipoprotein (protein). Kandungan protein
pada lipoprotein disebut apoprotein. Apoprotein utama disebut APO E, APO C, APO B. APO B memiliki 2 bentuk,
bentuk berberat molekul rendah yang disebut APO B-48, dan merupakan ciri khas sistem eksogen yang mengangkut
lipid eksogen dari makanan, dan bentuk berberat molekul tinggi yang disebut APO B-100, yang merupakan ciri khas
sistem endogen (Ganong, 2008).
Apolipoprotein
Lipoprotein
Keterangan
Aktifator lesitin
kolesterol asil
Apo A-I
HDL, kilomikron
transferase (LCAT),
Ligand untuk reseptor
HDL
Inhibitor Apo A-I dan
Apo A-II
Apo A-IV
Apo B-100
HDL, kilomikron
Disekresikan bersama
LCAT
Fungsinya tidak
dengan kilomikron
diketahui, disintesis
tetapi berpindah ke HDL
oleh usus
Sekresi VLDL dari hati,
LDL, VLDL, IDL
Ligand untuk reseptor LDL
Kilomikron, sisa
Apo B-48
Kilomikron
Sekresi kilomikron dari
usus
Mungkin aktifator
Apo C-I
VLDL, HDL, kilomikron
LCAT
Aktifator lipoprotein
Apo C-II
Apo C-III
VLDL, HDL, kilomikron
VLDL, HDL, kilomikron
lipase
Menghambat Apo C-II
Bisa berlaku sebagai
Apo D
HDL
protein pemindah
lipid
VLDL, IDL, HDL,
Apo E
kilomikron, sisa
kilomikron
Ligand untuk reseptor sisa
kilomikron di hati
dan reseptor LDL
Tabel Apolipoprotein pada lipoprotein plasma manusia (Ganong, 2008)
Ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah diidentifikasi; keempat kelompok lipoprotein ini mempunyai
makna yang penting secara fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Keempat kelompok ini adalah (1) kilomikron yang
berasal dari penyerapan triasilgliserol/trigliserida di usus; (2) lipoprotein dengan densitas sangat rendah atau very
low density lipoprotein (VLDL atau pre-B-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk mengeluarkan triasilgliserol; (3)
lipoprotein dengan densitas rendah atau low density lipoprotein (LDL atau B-lipoprotein) yang memperlihatkan
tahap akhir di dalam katabolisme VLDL; dan (4) lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein
(HDL atau A-lipoprotein) yang terlibat di dalam metabolisme VLDL dan kilomikron serta pengangkutan kolesterol.
Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan VLDL, sedangkan kolesterol dan
fosfolipid masing-masing dominan pada LDL dan HDL. Zat-zat tersebut beredar dalam darah sebagai lipoprotein
larut plasma. Apolipoprotein berfungsi untuk mempertahankan struktur lipoprotein dan mengarahkan metabolisme
lipid tersebut. Organisasi berbagai lipoprotein ini ke dalam jalur eksogen yang memindahkan lemak dari usus ke
hati, dan jalur endogen yang memindahkan lemak ke dan dari jaringan, yang berarti lipoprotein ini bertugas
mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju tempat penggunaannya. Dengan kata lain lipoprotein memperantai
siklus ini dengan mengangkut lipid dari intestinal sebagai kilomikron dan dari hati sebagai VLDL ke sebagian besar
jaringan tubuh untuk oksidasi dan ke jaringan adiposa untuk penyimpanan. Lipid diangkut dari jaringan adiposa
sebagai asam lemak bebas (FFA ; free fatty acid) yang terikat dengan albumin serum (Ganong, 2008).
Sistem transportasi lipid
Jalur Eksogen. Kilomikron dan sisanya merupakan suatu sistem transport untuk lipid eksogen dari makanan.
Kilomikron terbentuk di mukosa usus selama proses penyerapan produk pencernaan lemak. Senyawa ini adalah
kompleks lipoprotein yang sangat besar yang memasuki sirkulasi melalui pembuluh limfe. Setelah makan,
konsentrasi partikel-partikel ini sedemikian tingginya dalam darah sehingga plasma dapat tampak seperti susu
(lipemia). Kilomikron dibersihkan dari sirkulasi oleh kerja lipoprotein lipase, yang terletak di permukaan endotel
kapiler. Enzim ini mengkatalisis pemecahan trigliserida di dalam kilomikron menjadi FFA dan gliserol, yang
kemudian masuk ke sel adiposa dan direesterifikasi. Kalau tidak, FFA tetap di dalam sirkulasi dengan terikat pada
albumin. Lipoprotein lipase, yang memerlukan heparin sebagai kofaktor, juga mengeluarkan trigliserida dari
lipoprotein densitas sangat rendah (very low density lipoproteins, VLDL). Kilomikron dan VLDL mengandung
APO C, suatu kompleks protein yang memisahkan diri dari keduanya di kapiler. Satu komponen dari kompleks
tersebut yaitu apolipoprotein C-II, yang mengaktifkan lipoprotein lipase. Kilomikron yang kehabisan trigliseridanya
tetap berada dalam sirkulasi sebagai lipoprotein kaya-kolesterol yang disebut sisa kilomikron, yang berdiameter 3080 nm. Sisa-sisa ini dibawa ke hati, tempat sisa kilomikron ini berikatan dengan sisa kilomikron lain dan reseptor
LDL. Sisa kilomikron ini segera diinternalisasi melalui proses endositosis berperantara reseptor, dan diuraikan di
dalam lisosom (Ganong, 2008).
Jalur Endogen. Sistem endogen yang mengangkut trigliserida dan kolesterol ke seluruh tubuh antara lain :
lipoprotein densitas sangat rendah (very low density lipoproteins, VLDL), lipoprotein densitas sedang
(intermediate-density lipoproteins, IDL), lipoprotein densitas rendah (lower-density lipoproteins, LDL), dan
lipoprotein densitas tinggi (high-density lipoproteins, HDL). VLDL terbentuk di hati dan mengangkut trigliserida
yang terbentuk dari asam lemak dan karbohidrat di hati ke jaringan ekstrahati. Setelah sebagian besar trigliserida
dikeluarkan oleh kerja lipoprotein lipase, VLDL ini menjadi IDL, IDL menyerahkan fosfolipid dan, melalui kerja
enzim plasma lesitin-kolesterol asiltransferase (lecithin cholesterol acyltransferase, LCAT), mengambil ester
kolesterol yang terbentuk dari kolesterol di HDL. Sebagian IDL diserap oleh hati. IDL sisanya kemudian melepaskan
lebih banyak trigliserida dan protein, kemungkinan di sinusoid hati, dan menjadi LDL. Selama perubahan ini, sistem
endogen kehilangan APO E, tetapi APO B-100 tetap ada. LDL menyediakan kolesterol bagi jaringan. Kolesterol
adalah suatu unsur pokok membran sel dan digunakan oleh sel kelenjar untuk membentuk hormon steroid. Di hati
dan kebanyakan jaringan ekstrahati, LDL diambil melalui endositosis dengan berperantara reseptor di coated pits
(lubang berselubung). Reseptor tersebut mengenali komponen APO B-100 dari LDL tersebut. Reseptor tersebut juga
mengikat APO E tetapi tidak mengikat APO B-48. Dalam proses endositisis berperantara reseptor, setiap lubang
berselubung terlepas membentuk vesikel berselubung dan kemudian membentuk endosom. Kolesterol di dalam sel
juga menghambat sintesis kolesterol intrasel dengan menghambat HMG-KoA reduktase, merangsang esterifikasi
setiap kelebihan kolesterol yang dilepaskan, dan menghambat sintesis reseptor LDL baru. Semua reaksi ini menjadi
kendali umpan balik bagi jumlah kolesterol di dalam sel tersebut. LDL juga diserap oleh sistem yang berafinitas
lebih rendah di dalam makrofag dan beberapa sel lain. Selain itu, makrofag lebih banyak mengambil LDL yang telah
dimodifikasi oleh oksidasi. Oksidasi juga dapat terjadi di dalam makrofag. Reseptor LDL di makrofag dan sel terkait
disebut scavenger receptor (“reseptor penyapu”). Reseptor ini berbeda dari reseptor di sel lain dan mempunyai
afinitas yang lebih besar untuk LDL yang telah berubah. Apabila mengandung LDL teroksidasi dalam jumlah
berlebihan, makrofag akan berubah menjadi “sel busa” (foam cell) yang dijumpai di lesi aterosklerotik dini. Dalam
keadaan mantap (steady state) kolesterol keluar-masuk sel, dan kemudian kolesterol ini diserap oleh HDL.
Lipoprotein ini disintesis di hati dan usus. Reseptor ini terutama dijumpai di kelenjar endokrin yang membuat
hormon steroid dan di hati. Sistem HDL memindahkan kolesterol ke hati, yang kemudian dieksresikan di empedu.
Dengan cara ini, kolesterol plasma dapat diturunkan (Ganong, 2008).
1. Ganong WF, 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22, Jakarta : EGC, h : 312-320, 325, 519-520.
2. Guyton AC, Hall JE, 2007. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11, Jakarta : EGC, h : 882-894, 909.
3. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003. Biokimia harper. Edisi 25, Jakarta : EGC, h :
148-1
Post date: 2015-09-20 15:53:37
Post date GMT: 2015-09-20 15:53:37
Post modified date: 2015-09-22 12:58:56
Post modified date GMT: 2015-09-22 12:58:56
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download