Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli

advertisement
PENGELOLAAN DIVERSITAS KARYAWAN DALAM MEMBANGUN
KEUNGGULAN KOMPETITIF
Sri Lestari
Email: [email protected]
Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM)
dan Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRAK
This article entitled management diversity of employees to develop competitive advantage. Currently
the business world increasingly tight competition. The company increasingly hard in fighting over scarce
resources and consumers. The competition took place at both levels local, regional, national and international
level. Companies are able to compete will be the winner in the competition. In the face of environmental
conditions that increasingly erratic company should be able to operate optimally, that by having the competitive
edge. Diversity can give you an advantage for the company especially in serving customers who are also diverse.
HUMAN RESOURCES company that came from many different backgrounds have the talent of individuals and
different experiences so that it can give you different ideas and can serve a diverse market anyway. It is certain
that the diversity of employees at a company many benefits, however it is not denied that the diversity also poses
many challenges. human resources management should plan and manage their employees being multiform in
such a way that would give maximum performance for the company .To create this company should apply the
principle of total quality management and Total Quality Control in managing their employees.
Keywords : human resource management, diversity, Total Quality Management, Total Quality Control
Pendahuluan
S aat i ni p er s ai n g an d u ni a u sah a
sem ak i n k et at .
P er u sah aan sem ak i n
k er as d al am m em p er eb u t k an k on su m en
d an su mb erd ay a yan g l an g k a. Globalisasi
yang terjadi telah menjadikan dunia semakin
sempit. Hal ini mengakibatkan kegiatan bisnis
yang dilakukan di seluruh dunia menjadi tanpa
batas geografis. Produk yang dihasilkan di suatu
negara dapat dengan mudah diketahui, ditiru dan
dikonsumsi oleh negara lain. Karyawan maupun
konsumen perusahaan juga dapat berasal dari
berbagai golongan, wilayah dan negara. Dalam
keadaan demikian perusahaan akan berhadapan
dengan orang-orang baru dengan berbagai
macam keragaman.
Pengaruh persaingan bisnis sangat
signifikan dalam mempengaruhi kinerja bisnis.
Persaingan terjadi baik pada tingkat lokal,
regional,
nasional
maupun internasional.
Perusahaan yang mampu bersaing akan menjadi
pemenang dalam persaingan tersebut. Dalam
menghadapi kondisi lingkungan yang semakin
tidak menentu perusahaan harus mampu
beroperasi secara optimal, yaitu dengan memiliki
keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif
diartikan sebagai kelebihan tertentu yang
memungkinkan sebuah perusahaan dapat
menangani kekuatan-kekuatan pasar dan
lingkungan secara lebih baik daripada para
pesaingnya (Schermerhorn,1996).
Seiring dengan perubahan lingkungan
bisnis, pekerjaan juga berubah menjadi semakin
beraneka ragam. Demikian juga karyawan yang
ada pada sebuah perusahaan juga menjadi
semakin beraneka ragam.
Dalam konteks
organisasional, keragaman dapat digambarkan
sebagai sejumlah karakteristik penting dari
manusia yang berpengaruh pada nilai-nilai,
kesempatan, dan persepsi individu pada dirinya
dan orang lain. Karakteristik ini akan meliputi
karakteristik utama (primary characteristics),
seperti usia, etnis, gender, kemampuan, ras, dan
termasuk karakteristik lainnya (secondary
characteristics) yaitu geografi, pengalaman kerja,
pendapatan, agama, bahasa, gaya berkomunikasi,
status keluarga, gaya bekerja, dan pendidikan.
Karakteristik tersebut tentunya akan berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya, yang
selanjutnya akan mempengaruhi cara kerja
mereka dan akhirnya akan mempengaruhi
perusahaan atau organisasi secara keseluruhan
(Titin Hartini,2012).
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 1
Dalam
sebuah
perusahaan
keberanekaragaman karyawan dapat memberikan
pengaruh yang positif
sehingga
dapat
menempatkan perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif, namun demikian juga dapat
memberikan pengaruh yang negatif (Mathis dan
Jackson, 2000 ). Karyawan adalah aset utama
perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku
aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka
mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status,
dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis
kelamin yang heterogen yang dibawa ke dalam
organisasi perusahaan. Karyawan bukan mesin,
uang, dan material yang sifatnya pasif dan dapat
dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam
mendukung tercapainya tujuan perusahaan
(Malayu,2008). Secara umum karyawan pada
semua perusahaan adalah beranekaragam dan
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Dalam menghadapi karyawan yang beraneka
ragam, perusahaan harus memiliki strategi dan
cara yang khusus sehingga karyawan merasa
diperlakukan secara fair.
Keragaman dapat memberikan keuntungan
bagi perusahaan terutama dalam melayani
pelanggan yang juga beraneka ragam. SDM
perusahaan yang berasal dari berbagai latar
belakang yang berbeda memiliki bakat individu
dan pengalaman
yang berbeda-beda pula
sehingga dapat memberikan ide-ide yang
berbeda-beda dan dapat melayani pasar yang
beraneka ragam pula. Dapat dipastikan bahwa
keanekaragaman
karyawan
pada
sebuah
perusahaan banyak memberikan manfaat, namun
demikian
tidak
dipungkiri
bahwa
keanekaragaman tersebut juga memunculkan
banyak tantangan. Disinilah peran manajemen
SDM sangat diperlukan. Manajemen SDM harus
merencanakan dan mengelola karyawannya yang
beraneka ragam sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kinerja yang maksimal
bagi
perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan
dapat memiliki keunggulan dalam bersaing.
Untuk mewujudkan hal tersebut perusahaan
hendaknya menerapkan prinsip Total Quality
Management dalam mengelola karyawannya.
Pembahasan
Manajemen SDM
Manajemen SDM adalah ilmu dan seni
yang mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif dan efisien guna membantu
terwujudnya tujuan perusahaan. Seiring dengan
perkembangan dunia usaha saat ini, pengelolaan
SDM juga semakin kompleks. Kesimpulan yang
dibuat oleh pemerintah, pengusaha dan pekerja di
International Labour Conference pada tahun
2007 menyebutkan bahwa”Perusahaan yang
berkesinambungan perlu untuk berinovasi,
mengadopsi teknologi ramah lingkungan,
mengembangkan keterampilan dan sumber daya
manusia, dan meningkatkan produktivitas untuk
tetap kompetitif di pasar nasional dan
internasional. Mereka juga perlu menerapkan
praktek-praktek tempat kerja yang didasarkan
pada sikap menjunjung tinggi hak-hak mendasar
di tempat kerja dan standar perburuhan
internasional,
dan
membina
hubungan
manajemen SDM yang baik sebagai hal penting
untuk
meningkatkan
produktivitas
dan
menciptakan pekerjaan yang layak. Prinsipprinsip ini berlaku untuk semua perusahaan”
(www.ilo.org).
Dengan
perubahan-perubahan
yang
terjadi saat ini dan semakin meluasnya
masyarakat global, perusahaan menghadapi
banyak tantangan yang tidak dihadapi
sebelumnya.
Kemampuan
perusahaan
menerapkan atau merubah strategi akan
memberikan kompensasi atau memberi manfaat
dari perubahan-perubahan yang pada akhirnya
akan memberikan keberhasilan dan menjamin
kelangsungan hidup perusahaan (Suprihatmi SW,
2008 ).
Contoh sukses dalam pengeloaan SDM
dapat diambil dari sukses yang diraih oleh
Microsoft Corporation.
Presiden komisaris
sekaligus Direktur Eksekutif Microsoft William
H.Gates telah berhasil menumbuhkan perusahaan
ini sejak didirikan pada tahun 1975, menjadi
berkembang dan mempekerjakan tak kurang dari
15.000 karyawan, dengan rata-rata usia karyawan
31,2 tahun pada tahun 1995. Perusahaan yang
bermarkas di Redmond Washington ini berhasil
mempertahankan
peringkatnya
diantara
perusahaan-perusahaan paling dikagumi dan
seringkali terpilih sebagai perusahaan paling
inovatif di AS. Perusahaan ini mengeluarkan
produknya hingga 50 macam dalam setahun,
termasuk versi-versi internasionalnya.
Hal ini terjadi karena keberhasilan dalam
manajemen SDM yang dilakukan oleh William
H.Gates. Gates menyadari keterlibatan dalam
industry pada semua lini produknya akan menjadi
kadaluwarsa dalam lima tahun. Oleh karena itu
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 2
Microsoft memerlukan karyawan yang berbobot
dalam jumlah yang banyak dan beraneka ragam.
Gates, selalu bertindak atas dasar premis bahwa
perusahaan bisa sukses karena karyawannya dan
menganggap masalah perekrutan karyawan
merupakan masalah yang paling penting dalam
menjalankan bisnisnya. Hal ini menyebabkan
Mikrosoft banyak melakukan rekrutmen dan
penerimaan karyawan. Mencari dan merekrut
karyawan terbaik merupakan prioritas nomor satu
di Mikrosoft. Microsoft merekrut karyawan baru
dari 137 kampus empat kali setahun,
mewawancarai 7.400 pelamar dari seluruh dunia
dan akhirnya menerima 2.000 orang diantaranya
(Randall S.Schuler dan Susan E. Jackson,1997).
Pada contoh kasus di atas William
H.Gates benar-benar dapat menjadi contoh
seorang pemimpin yang baik, yang dapat
mempergunakan
wewenang
dan
kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain
serta bertanggungjawab atas pekerjaannya dalam
mencapai tujuannya. Kepemimpinan William
H.Gates benar-benar mencerminkan gaya seorang
pemimpin
yang
dapat
mempengaruhi
bawahannya, agar mau bekerjasama dan bekerja
efektif sesuai dengan perintahnya.
William
H.Gates
dapat
menerapkan
asas-asas
kepemimpinan yang bersikap tegas dan rasional,
bertindak konsisten dan berlaku jujur dan adil
sehingga membawa sukses besar bagi Microsoft
di seluruh dunia.
Keanekaragaman Karyawan
Saat ini Microsoft telah berkembang
menjadi salah satu perusahaan informasi terbesar
di dunia. Jumlah cabangnya telah meningkat di
lebih dari 100 negara, dengan jumlah karyawan
yang dimilikinya lebih dari 50.000 orang.
Perangkat lunak yang dihasilkannya tersebar di
seluruh dunia dan nyaris tanpa pesaing.
Kesuksesan Microsoft juga merupakan bukti
keberhasilan manajemen dalam mengelola
karyawan yang beraneka ragam (anneahira.com).
Hasil penelitian banyak yang menunjukkan
bahwa keanekaragaman karyawan yang dimiliki
perusahaan akan meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam hal inovasi produk,
menciptakan peluang bisnis baru, maupun
kemampuan dalam hal problem solving.
Keanekaragaman pengalaman dan perspektif
karyawan juga dapat dijadikan sumber dalam
membangun keunggulan kompetitif.
Karakteristik
yang
melekat
pada
beragamnya sumber daya manusia akan menjadi
motivasi dan inspirasi bagi perusahaan untuk
mampu menghadapi perubahan bisnis yang
terjadi melalui daya kreatifitas dan kemampuan
yang lebih untuk melihat suatu masalah dari
berbagai sudut pandang. Mengingat bahwa
keragaman sumberdaya manusia akan sangat
berpengaruh pada pengelolaan bisnis perusahaan,
maka seharusnya hal tersebut ditempatkan
sebagai salah satu isu yang menjadi prioritas
utama untuk diperhatikan oleh pihak menajemen
perusahaan.
Sejumlah
literatur
telah
menyebutkan manfaat yang dapat diperoleh
perusahaan dengan melakukan pengelolaan yang
baik berkenaan dengan keragaman sumber daya
manusia (Titin Hartini,2012).
Thomas dan Ely (1996) dalam (Titin
Hartini,2012)
menyebutkan bahwa dengan
mengelola keragaman sumber daya manusia
dengan baik, perusahaan dapat meningkatkan
profitabilitasnya, go beyond financial measure
untuk mencapai pembelajaran, meningkatkan
kreatifitas, meningkatkan pertumbuhan organisasi
dan individual, dan meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk melakukan penyesuaian secara
cepat serta untuk melakukan perubahan dengan
sukses.
Namun demikian tidak dapat dipungkiri
bahwa meningkatnya keragaman sumber daya
manusia dalam suatu perusahan juga memiliki
sisi
negatif,
seperti
kesulitan
untuk
berkomunikasi serta meningkatnya ketegangan
dan konflik di tempat kerja, akan tetapi kekuatan
dari manfaat yang diperoleh dari keragaman
menjadi alasan bagi perusahaan atau organisasi
untuk menempatkan keragaman sebagai suatu
persoalan strategi sumber daya manusia (Mathis
dan Jackson, 2000 dalam Titin Hartini,2012 ).
Apalagi dalam lingkungan bisnis yang
semakin mengglobal seperti saat ini. Dengan
semakin berkembangnya hubungan lintas negara
dewasa ini, organisasi seringkali dihadapkan
kepada masalah inter-kultural. Dalam kerjasama
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 3
multinasional, baik joint-ventura, aliansi
strategis, merger, maupun akuisisi, kedua belah
pihak dihadapkan kepada perbedaan kultur yang
kadang-kadang sangat berlawanan, sehingga
dibutuhkan pemahaman kultur yang lebih
mendalam untuk mengatasi hambatan-hambatan
yang timbul (Kusdi, 2011).
Dalam kondisi
demikian keanekaragaman karyawan yang
dimiliki perusahaan sangatlah penting.
Agar dapat memperoleh karyawan yang
beragam maka peran manajemen SDM dalam
mendapatkan tenaga kerja merupakan masalah
yang urgen. Pengadaan (procurement) adalah
fungsi operasional pertama manajemen SDM.
Pengadaan karyawan merupakan masalah
penting, sulit, dan kompleks karena untuk
mendapatkan dan menempatkan orang-orang
yang kompeten, serasi, serta efektif tidaklah
mudah. Karyawan adalah aset utama perusahaan
yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari
setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai
pikiran, perasaan, keinginan, status, dan latar
belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin
yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi
perusahaan. Karyawan yang cakap, mampu, dan
terampil, belum menjamin produktivitas kerja
yang baik, kalau moral kerja dan kedisiplinannya
rendah. Mereka baru bermanfaat dan mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan jika mereka
berkeinginan
tinggi
untuk
berprestasi.
Karyawan yang kurang mampu, kurang cakap,
dan tidak terampil mengakibatkan pekerjaan
tidak selesai tepat pada waktunya (Malayu,2008).
Hal ini yang menyebabkan masalah perekrutan
karyawan merupakan masalah yang paling
penting dalam menjalankan bisnis bagi Microsoft
Corporation.
Keunggulan Bersaing dan Total Quality
Control
Ada banyak perspektif yang berbeda
pada
definisi
keunggulan
dalam fungsi organisasi. Tema yang muncul
dari studi keunggulan antara lain (1)
menetapkan tujuan dan misi bagi organisasi
dan memastikan bahwa semua sistem-sistem
yang konsisten dengan misi; (2) menciptakan
struktur organisasi yang konsisten dengan
tujuan organisasi dan memaksimalkan
fleksibilitas; (3) merancang pekerjaan dengan
cara yang akan memungkinkan staf untuk
menggunakan keahlian dan kreativitas
mereka; (4) mengembangkan rencana sumber
daya
manusia
yang
menghormati
keberagaman;
(5)
merekrut
dan
mempertahankan staf terbaik berkualitas dan
paling produktif; (6) pemantauan, evaluasi,
dan memberikan umpan balik tentang kinerja
staf dengan cara yang mengarah untuk
perbaikan
terus-menerus dan
tingkat
produktivitas yang tinggi; (7) menunjukkan
komitmen untuk kinerja tinggi dengan
menghadiahi
staf
produktif;
(8)
mengumpulkan data dan informasi tentang
layanan yang akan memungkinkan evaluasi
dan peningkatan program berkesinambungan;
(9) penganggaran dan pembiayaan organisasi
dengan cara yang konsisten dengan misi; dan
(10) secara berkala mengevaluasi organisasi
dan kinerja manajemen.
Keunggulan organisasi ini akan dapat
menciptakan
keunggulan
bersaing
bagi
perusahaan. Porter (1992) menyampaikan bahwa
keunggulan bersaing tumbuh dari nilai yang
dapat diciptakan perusahaan bagi pembelinya.
Nilai itu dapat berbentuk harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga pesaing atas manfaat
yang setara atau perolehan manfaat yang unik
yang lebih dari sekedar mengimbangi harga
premium. Keunggulan bersaing bersumber dari
banyak ragam kegiatan yang dilakukan
perusahaan
dalam
mendesain,
membuat,
memasarkan, mendistribuskan, dan mendukung
produknya. Masing-masing kegiatan ini dapat
mempengaruhi posisi biaya relatif perusahaan
dan menciptakan landasan diferensiasi.
Porter juga (1992) menyampaikan lima
kekuatan persaingan yaitu masuknya pendatang
baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar
menawar pembeli, kekuatan tawar menawar
pemasok (suppliers), serta persaingan diantara
para pesaing yang ada –mencerminkan kenyataan
bahwa persaingan dalam suatu industri tidak
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 4
hanya terbatas kepada para pemain yang ada.
Pelanggan, pemasok, produk pengganti,serta
pendatang baru potensial semuanya merupakan
pesaing bagi perusahaan-perusahaan dalam
industri dan dapat lebih atau kurang menonjol
tergantung pada situasi tertentu.
Dalam
menghadapi lima kekuatan persaingan tersebut,
perusahaan dipastikan akan semakin kuat dalam
memenangkan persaingan jika mempunyai
karyawan yang semakin beragam.
Gambar 1. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi
persaingan industri
Kelima kekuatan yang mempengaruhi persaingan
industri dapat dijelaskan sebagai berikut Porter
(1992):
1) Ancaman Pendatang baru
Pendatang baru pada suatu industri membawa
kapasitas baru, keinginan untuk merebut
bagian pasar, serta seringkali juga sumber
daya yang besar. Akibatnya harga dapat
menjadi turunatau biaya membengkak
sehingga mengurangi kemampulabaan.
2) Tekanan dari produk pengganti
Semua perusahaan dalam suatu industri
bersaing, dalam ati yang luas, dengan industriindustri yang menghasilkan produk pengganti.
Produk pengganti membatasi laba potensial
dari industri dengan menetapkan harga pagu
(ceiling price) yang dapat diberikan oleh
pengusaha dalam industri.
3) Kekuatan tawar menawat pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan cara
memaksa harga turun, tawar menawar untuk
mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang
lebih baik serta berperan sebagai pesaing satu
sama lain. Semua dengan mengorbankan
kemampulabaan industri.
4) Kekuatan tawar menawar pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar
menawar terhadap para peserta industri
dengan mengancam akan menaikkan harga
atau menurunkan mutu produk atau jasa yang
dibeli.Pemasok yang kuat karenanya dapat
menekan kemampulabaan industri yang tidak
mampu mengimbangi kenaikan harganya.
5) Persaingan diantara pesaing yang ada
Tingkat persaingan di kalangan pesaing yang
ada
berbentuk
perlombaan
untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan
taktik-taktik seperti persaingan harga, perang
iklan, introduksi produk, dan meningkatkan
pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.
Persaingan terjadi karena satu atau lebih
pesaing merasakan adanya tekanan atau
melihat peluang untuk memperbaiki posisi.
Pada kebanyakan industri gerakan persaingan
oleh satu perusahaan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap para pesaingnya dan
dengan
demikian
dapat
mendorong
perlawanan atau usaha untuk menandingi
gerakan tersebut.
Perusahaan yang memiliki karyawan
yang beragam lebih tahan terhadap persaingan.
Dengan karyawan yang beraneka ragam
perusahaan akan lebih luwes berhubungan
dengan pembeli, pemasok dan pesaingpesaingnya. Perusahaan akan diuntungkan pada
saat melayani pelanggan yang juga beragam.
Semakin perusahaan mempunyai karyawan yang
beragam maka kemampuan perusahaan dalam
beradaptasi dengan lingkungan semakin besar.
Perusahaan juga dapat melayani konsumen
dengan jangkauan yang lebih luas. Identifikasi
keragaman dapat berupa keragaman ras, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, agama, kelompok
etnis, usia, gaya kognitif, kepribadian, senioritas
dan sebagainya.
Menurut Sila et al. (2007) dalam
Munizu (2010) Total Quality Management
(TQM)
memainkan
peranan
yang
sangat penting dalam meningkatkan kekuatan
daya saing perusahaan.
Di dalam pasar
global yang berubah secara terus menerus,
disamping pengiriman yang cepat (speed of
delivery), kualitas produk
juga menjadi
salah satu elemen
yang penting bagi
perusahaan untuk dapat bersaing (competition).
TQM adalah salah satu bentuk praktek
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 5
manajemen terbaik dalam perusahaan
yang
menekankan
paradigma kualitas secara
menyeluruh dalam perusahaan.
Lebih
lanjut
disebutkan
TQM
merupakan
pendekatan
yang
seharusnya
dilakukan
organisasi
masa
kini
untuk
memperbaiki kualitas produknya,
menekan
biaya
produksi
dan meningkatkan
produktivitasnya.
Implementasi TQM juga
berdampak positif terhadap biaya produksi dan
terhadap pendapatan
(Gaspersz,
2005
dalam Munizu (2010). Bukti
lain juga
menunjukkan bahwa perusahaan yang mengejar
praktek terbaik TQM dapat mencapai
keuntungan yang
lebih
tinggi
dan
cashflowsnya
sebaik
nilai pemegang
saham
yang lebih besar (Corbett and
Rastrick, 2000 dalam Munizu (2010).
Heizer and Render (2004)
dalam
Munizu (2010) berpendapat bahwa kualitas
terutama mempengaruhi perusahaan dalam
empat hal, yaitu: (1) biaya dan pangsa pasar:
kualitas yang ditingkatkan dapat mengarah
kepada peningkatan pangsa
pasar dan
penghematan biaya,
keduanya juga dapat
mempengaruhi profitabilitas; (2) reputasi
perusahaan: reputasi perusahaan mengikuti
reputasi kualitas yang dihasilkan. Kualitas
akan muncul bersamaan dengan persepsi
mengenai produk baru perusahaan, praktekpraktek
penanganan
pegawai, dan
hubungannya
dengan
pemasok;
(3)
pertanggungjawaban produk: organisasi memiliki
tanggung jawab yang
besar
atas segala
akibat pemakaian barang maupun jasa; dan (4)
implikasi internasional: dalam era
teknologi,
kualitas merupakan fokus
perhatian dalam
bidang operasional. Apabila produk yang
dihasilkan berkualitas, maka akan berimplikasi
pada meningkatnya
permintaan produk di
pasar inter nasional
Agar dapat dihasilkan produk yang
berkualitas tinggi maka dalam menghasilkan
barang dan jasa sebaiknya diterapkan prinsip
“Pengendalian Mutu Terpadu atau Total Quality
Control (TQC)”. Dasar TQC adalah mentalitas,
kecakapan dan manajemen partisipatif dengan
sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja.
Mentalitas adalah kesediaan bekerja sungguhsungguh,
jujur
dan
bertanggungjawab
melaksanakan pekerjaannya.
Malayu (2012)
mendefinisikan Pengendalian Mutu Terpadu
yaitu suatu sistem yang efektif untuk
mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan
kualitas, pemeliharaan kualitas, dan perbaikan
kualitas atau mutu dari berbagai kelompok dalam
organisasi, sehingga meningkatkan produktivitas
dan pelayanan ke tingkat yang paling ekonomis
yang menimbulkan kepuasan semua langganan.
TQC berorientasi pada mutu, dimana yang
dimaksud dengan mutu/kualitas adalah a)
disesuaikan dengan permintaan; b) sistemnya
adalah pencegahan sejak awal dikerjakan dengan
benar; c) standarnya adalah tidak ada cacat/harus
tidak ada kesalahan; d) ukurannya adalah biaya
untuk mencapai kualitas. Prinsip-prinsip kualitas
adalah : a) kepuasan pemakai, jadi berorientasi
pada pemakai, bukan pada standar; b) mencakup
kualitas dari semua pekerjaan; c) merupakan
tanggungjawab setiap orang sehingga sejak awal
harus dilaksanakan dengan benar, sedangkan
kualitas mencakup kualitas : a) produk, orang,
dan aktivitas; b) biaya; c) pengiriman; d)
keselamatan; dan e) moral. Dalam konsep
manajemen,
TQC
selain
bertujuan
mengendalikan mutu produk, juga termasuk
usaha perbaikan struktur dan manajemen
organisasi.
Kualitas diyakini merupakan salah satu
aspek terpenting guna mencapai keunggulan
kompetitif dalam persaingan global. Perusahaan
yang ingin menang dalam persaingan dan
berorientasi konsumen harus fleksibel dan terus
melakukan
perbaikan
kualitas
secara
berkelanjutan.
Hal ini akan lebih mudah
dilakukan jika di perusahaan tersebut terdapat
karyawan dengan kriteria yang berbeda-beda atau
karyawan yang beraneka ragam.
Kesimpulan
Persaingan dunia usaha semakin ketat
memaksa perusahaan untuk mencari cara dalam
menjalankan perusahaan dengan seefisien
mungkin dan mempunyai strategi yang tepat
untuk dapat mengatasi keadaan lingkungan.
Dalam hal ini peran manajemen Sumber Daya
manusia semakin penting. Adanya globalisasi
menyebabkan pasar produk perusahaan semakin
beraneka ragam, oleh karena itu perusahaan
dituntut untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan beraneka ragam pula. Oleh
karena itu perusahaan sebaiknya menerapkan
sistem pengendalian mutu terpadu dan Total
Quality
Manajemen
dalam
menjalankan
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 6
usahanya. Adanya pasar yang beraneka ragam
menyebabkan keuntungan yang besar jika
perusahaan juga memili karyawan yang beraneka
ragam pula, karena dengan demikian perusahaan
akan dapat mengerti selera dan kebutuhan
konsumen.
Saran
Perusahaan akan semakin unggul dalam
persaingan jika mempunyai karyawan yang
beraneka ragam. Oleh karena itu dalam proses
pengadaan
karyawan
hendaknya
setiap
perusahaan mempertimbangkan untuk merekrut
karyawan yang beraneka ragam. Perlu juga
diperhatikan bahwa disamping manfaat yang
demikian
besar
dengan
adanya
penganekaragaman karyawan tetap ada hal yang
merugikan yang dapat muncul dari keadaan ini.
Oleh karena itu perusahaan hendaknya
memperhatikan dengan mengeliminir efek buruk
dengan adanya keanekaragaman tenaga kerja.
Daftar Pustaka
Musran Munizu, 2010, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 2, 185-194
Michael E. Porter, 1992, Keunggulan Bersaing, Erlangga, Jakarta
Michael E. Porter, Agus Maulana, 1992, Strategi Bersaing, Erlangga, Jakarta
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber daya Manusia, 2008, Bumi Aksara, Jakarta
Schermerhorn, J. R., 1996, Management 5th ed., John Willey & Sons, Inc, New York
Schuler, Randall S and Jackson, Susan E. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi
abad ke 21 edisi keenam jilid 1. Erlangga, Jakarta
Suprihatmi SW, 2008, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 8, No. 1,: 38 – 50
Titin Hartini, 2012, Mengelola Keragaman Sumberdaya Manusia : Suatu Upaya Mengoptimalkan
Kinerja Organisasi, Jurnal Ilmiah STIE MDP.
Jurnal Fokus Bisnis, Volume 14, No 01, bulan Juli 2015
Page 7
Download