KONTEMPLASI POLITIK (BELAJAR DARI KISAH PERANG BADAR

advertisement
KONTEMPLASI POLITIK
(BELAJAR DARI KISAH PERANG BADAR MENURUT
SIRAH IBNU HISYAM DAN AL-THABARI)
Ahmad Bastari∗
Abstrak
Pada saat Nabi sudah hijrah ke Madinah memang masih sering
terjadi peperangan antara orang Islam dengan kafir Quraisy,
diantaranya adalah perang Badar. Perang badar ini merupakan
salah satu perang yang sangat menentukan masa depan negara
Islam. 1 yang terjadi pada tahun kedua di daerah Badar kurang
lebih 120 km dari Madinah. Pada dasarnya perang badar ini
ada tiga macam, yaitu perang Badar pertama, perang badar
kubra, dan perang badar yang terakhir (Ghazwah al-Sawiq)
terjadi pada abad keempat hijrah. Namun dalam makalah ini
hanya kita fokuskan pada perang Badar Kubra saja yang
dianggap sangat penting bagi perkembangan Islam. Perang
badar kubra ini didahului oleh Sariyah Abdullah Ibn Jahsy ke
daerah Nakhlah yang berada di antara Mekkah dan Thaif yang
terjadi pada bulan Rajab tahun ke-2 H. Sariyah inilah yang
menjadi penyebab paling kuat terhadap perang Badar Kubra.
Kata Kunci: Kontemplasi, Politik, Perang Badar
Pendahuluan
Sejarah Nabi Muhammad (sirah Nabawiyah) pada awal mula
masa Islam masih bersifat riwayat lisan. Para ahli hadits maupun
∗
Drs. Ahmad Bastari, M.A Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan
Lampung
1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta Raja Grafindo Persada,
1997) cet 6, hal 27
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
ilmuwan Islam lainnya tidak memberikan catatan sejarah yang nyata.
Namun, seiring dengan perkembangan dan tersebar luasnya, dunia
Islam serta semakin jauhnya generasi Islam dari masa permulaan
maka mulailah timbul keinginan untuk mencatat sirah nabi tersebut,
mulai dari kelahiran, sampai wafatnya dan termasuk peperangan yang
pernah dilakukan beliau, diantaranya adalah perang Badar yang terjadi
pada tahun ke-2 dilakukan beliau, diantaranya masalah perang ini
kemudian dikelompokan secara khusus disebut dengan Al-Maghzdi
wa al-siyar.
Diantara yang pertama kali menulis tentang siyar ini adalah
Urwah IbnuZubair Ibn Al-Awwam pada tingkatan pertama (abad 1
H). Pada tingkatan berikutnya ada tiga ulama lagi, yaitu : Ashim ibn
Qatadah Al-Madani, Muhammad ibn Muslim Ubaidillah ibn Syihab
Al-Zuhri Al-Makki dan Abdulallah ibn Abu Bakar Ibn Muhammad
Ibn Amr Ibn Hazm al-Anshari beliau ini adalah putra Abu Bakar ibn
Hazim yang pernah diminta Umar ibn Abdul Aziz untuk menulis
hadits Rasulullah SAW.
Pada tingkatan selanjutnya adalah Musa Ibn Uqbah Al-Madani
(W 141 H), Ma’mar Ibn Rasyid (W 150 H/153H). Muhammad Ibn
Ishaq Ibn Yasar Maula Qais Ibn Makhramah Ibn Al-Muthalib, dan
Muhammad Ibn Umar ibn Waqid al-Waqidi maula Bani Hasyim wafat
pada dekade pertama abad ke-3 Muhammad Ibn Sa’d Ziyad Ibn
Abdullah Al-Buka’i dan Ibn Hisyam. 2Setelah beliau muncul
sejarawan berikutnya yaitu Ibn Jarir Al-Thabari dengan bukunya
Tarikh Al-Umam wa Al-Muhik”. Dalam makalah ini penulis hanya
menfokuskan pada dua tokoh saja, yaitu Ibn Hisyam dan Al-Thabari
mengenai perang Badar.
2
Ibn Hisyam, Sirah Al-Nabi Juz I. Editor Muhammad Muhiyyuddin Abdul
Hamid, Beirut Dar Al-Fikr. 1981 hal 15-16
17
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Riwayat Hidup Dua Sejarawan Muslim
1. Ibnu Hisyam
Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Abdul Malik Ibnu
Hisyam Ibnu Ayyub Al-Hamiri Al-Mu’atari (disebut juga Al-Dzuhli)
yang masyhur dalam bidang Nahwu. Nasab, 3 dan sejarah. 4 Ia
dilahirkan dan dibesarkan di Bahsrah, kemudian pindah ke Mesir. Di
Mesir inilah ia bertemu dengan alimnya orang Quraisy yang kemudian
dua orang ini yang membacakan syair-syair Arab untuk menjelaskan
banyak hal.Ibnu Hisyam meriwayatkan “Sirah Ibnu Ishaq dari seorang
ulama hafizh dan pandai yaitu Abu Muhammad Ziyad Ibnu Abdullah
Ibnu Thufail al-Buka’i Al-Amiri al-Kufi yang wafat pada tahun 183 H
dan Ziyad dikenal sebagai orang yang paling Itqam (baik) dalam
meriwayatkan Sirah Ibnu Hisyam tersebut.Adapun karya-karya Ibnu
Hisyam adalah : Sirah al-Nabi Saw Ansab Hamir wa Mulukiha 5 kitab
syarah terhadap syair-syair dan kitab Al-Tijan yang menjelaskan
tentang kisah-kisah para Nabi dan raja-raja Arab bagian selatan.
Dia adalah orang yang mengumpulkan sirah Nabi Saw dari
kitab Al-Maghdzi dan sirah Ibnu Ishaq kemudian ia talkhish dan
menjadi kitab yang terkenal dengan nama sirah nabawiyah yang
dimulai sejak Ismail Ibnu Ibrahim dan berakhir pada kelahiran Nabi
Muhammad perkembangan kerasulan, hijrah, perang dan wafatnya.
Kitab ini diberi syarah oleh beberapa ulama, diantaranya Al-Suhail
3
4
Ibid, hal 29
Al-Mausu’ah Al-Arabiyah Al-Muyassarah, Kairo Dar Al-Sya’b 1965 hal
29
5
Muhammad Farid Wujdi. Da’irah al-Ma’arif al-Isyrun, Juz 10 ttp Dar AlFikr tt) hal 512
18
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
dalam kitab “al-raudl al-Anfi. 6 Menurut al-Suyuthi. Bahwa Ibnu
hisyam ini mendengar sirah Nabi dari Al-Buka’i teman Ibnu Ishaq,
kemudian dilakukan revisi dan juga membuang sebagian syairsyairnya. Dalam menulis sejarah tersebut, dia menyebut riwayat yang
berhubungan dengan sirah yang diambil dari para muhaddisin atau
para rawi7 “Sirah” ini ditulis pada akhir abad ke-2 dan awal abad ke-3
H. Pada masa itu, situasi kehidupan Islam tidak stabil karena ada
pertikaian antara bani Umayyah dengan Abbasiyyah, dan antara
Abbasiyyah dengan musuh-musuhnya. Sedangkan hadits Maudhu’i
pada masa itu juga mengalami perkembangan yang pesat, ribuan
bahkan puluhan ribu.Ibnu Hisyam meninggal di Mesir (Fusthath).
Adapun tanggal wafatnya terjadi perselisihan dikalangan ulama. Ada
yang menyebutkan bahwa ia meninggal pada tanggal 13 Rabi al-Akhir
212 H, dan ada yang menyebut pada tahun 213 H/834 M.
2. Ibnu Jarir Al-Thabri
Namanya adalah Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir Ibn Yazid
Ibn Katsir Al-Thabari (839-923M), terkenal sebagai seorang mufassir,
faqih, dan sejarawan. 8 Ia dilahirkan di daerah amal Thabaristan
adapun tanggal kelahirannya terjadi perbedaan pendapat yaitu
tahun224/225 H. Ia telah menjadi orang Alim dan telah menempuh
perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan sebelum menginjak usia
dewasa, serta bertemu dengan beberapa ulama dan rawi serta
membaca beberapa kitab. Ia pernah bercerita tentang dirinya pada
waktu kecil : Saya hafal Al-Qur’an ketika berumur 7 tahun, shalat
bersama orang banyak umur 8 tahundan menulis huruf umur 9 tahun.
Orang tuanya juga berkeinginan keras membantunya untuk mencari
hadits tatkala masih anak kecil. Pertama-tama ia berangkat ke daerah
6
Al-Mausu’ah Al-Arabiyah, Op.Cit, hal 29
Ibnu Hisyam, Op.Cit. hal 7
8
Al-Mausu’ah Al-Arabiyah, Op.Cit, hal 1153
7
19
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Ray dan daerah sebelahnya, belajar fiqih kepada Abu Muqatil di Iraq,
belajar Al-Maghdzi dari Salmah Ibn Al-Fadl dan berdasarkan kitab
inilah kitab sejarahnya disusun. Kemudian mengkhususkan diri
dengan Ibn Humaid Al-Razi. Ia juga pergi ke Baghdad untuk berguru
dengan Imam Ahmad Ibn Hambal namun tidak terjadi karena Ahmad
terburu meninggal lebih dahulu, kemudian pindah ke Bashrah, Kufah
dan berguru Qira’at kepada Sulaiman Ibn Khallad at-Thalhi. Setelah
itu pulang ke Madinah dan belajar ilmu al-Qur’an di sekolah dan
mengkhususkan pada Ahmad Ibn Yusuf al-Taghallabi seorang muqri’
pada saat itu. Di Mesir ia bertemu ashab Al-Syafi’i seperti Ismail Ibn
Ibrahim Al-Muzanni dan Al-Rabi’ Ibn Sulaiman, dan juga belajar
qira’at Hamzah dan Warsy kepada Yunus Abdul A’la serta
melanjutkan perjalanannya sampai di Fusthath pada tahun 253 H oleh
karena itu, ia sangat unggul dalam beberapa bidang. Namun yang
termasyur adalah dalam bidang fiqih, tafsir, hadits, dan qira’at. 9
Sepulangnya dari Mesir ia memeluk madzhab syafi’i menolak
madzhab Hambali dan berusaha mendirikan madzhab yang disebut
dengan al-Jarriyah namun tidak berusia lama. Adapun karya banyak
sekali diantaranya : Adab al-Mandsik, Adab Al-Nufils, Ahddits
Ghadir Khum, Tahdzib Al-Atsar, Jami’ Al-Bayan Ta’wil Al-Qur’an,
Al-Jami fi Al-Qira’at, Al-Khafif fi al-fiqh dan Tarikh al-Rusl wa alMuluk. 10
Perang Badar
Pada saat Nabi sudah hijrah ke Madinah memang masih sering
terjadi peperangan antara orang Islam dengan kafir Quraisy,
9
Ibnu Jarir Al-Thabari. Tarikh Al-Rusuki wa al-Muluk. Juz 1, Editor
Muhammad Abu Al-Fadil Ibrahim (Kairo Dar Al-Ma’Arif tt) cet 2 hal 6-11
10
Ibid. Hal 15-20
20
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
diantaranya adalah perang Badar. Perang badar ini merupakan salah
satu perang yang sangat menentukan masa depan negara Islam. 11 yang
terjadi pada tahun kedua di daerah Badar kurang lebih 120 km dari
Madinah.
Pada dasarnya perang badar ini ada tiga macam, yaitu perang
Badar pertama, perang badar kubra, dan perang badar yang terakhir
(Ghazwah al-Sawiq) terjadi pada abad keempat hijrah. Namun dalam
makalah ini hanya kita fokuskan pada perang Badar Kubra saja yang
dianggap sangat penting bagi perkembangan Islam.Perang badar kubra
ini didahului oleh Sariyah Abdullah Ibn Jahsy ke daerah Nakhlah yang
berada di antara Mekkah dan Thaif yang terjadi pada bulan Rajab
tahun ke-2 H. Sariyah inilah yang menjadi penyebab paling kuat
terhadap perang Badar Kubra.
Sebenarnya Nabi telah memerintahkan Abu Ubaidah Amir ibn
Al-Jarah untuk mempersiapkan perang, namun tidak jadi, dan sebagai
gantinya diutus Abdullah ibn Jahsy yang diikuti 8 orang muhajirin,
dan Nabi menulis kepadanya dan memerintahkan agar tidak dibuka
kecuali setelah menempuh perjalanan selama dua hari. Setelah dibuka
ternyata sahabat ini disuruh berhenti di Nakhlah untuk mengintai
Quraisy dan mencari berita tentang gerakan dan pengaturan perang
mereka. Adapun Sa’d Ibn Abul Waqash dan Utbah ibn Ghazawan
tersesat di daerah Ma’dan yang disebut dengan Bahran. 12 Sehingga
Ibn Jahsy berjalan bersama sahabat lainnya sampai di Nakhlah.
Kemudian ia melihat rombongan unta Quraisy membawa Anggur dan
lain-lainnya. Di dalam rombongan itu terdapat Amr ibn Al-Khadlrami,
Utsman ibn Al-Mughirah, Naufal, Al-Hakam Ibn Kisan. Dan Ukasyah
11
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta Raja Grafindo Persada,
1997) cet 6, hal 27
12
Ibnu Hisyam, Op.Cit, Juz 2 (ttp Dar Al-Fikr, tt) hal 241
21
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Ibn Mihshan sebagai pemimpinnya.Berundinglah para sariyah Islam
ini tepatnya pada akhir Rajab karena bingung, jika rombongan ini
dibiarkan pada malam ini saja maka mereka akan masuk tanah Haram,
dan jika diperangi maka saat ini masih akhir bulan haram (Rajab).
Kemudian sariyah ini termotivasi untuk membunuh siapa saja dari
rombongan Quraisy yang dapat dilakukannya. Waqid ibn Abdullah alTamimi berhasil memanah Amr ibn Al-Khadlrami dan mati.
Sementara Utsman Ibn Abdullah dan Al-Hakam ibn Kisan ditawan
sedang Naufal berhasil lari. Kemudian Sariyah membawa tawanan ke
Madinah. Dan disebutkan juga bahwa Abdulullah Ibn Jahsy membagi
hasil rampasan ini seperlimanya kepada Rasulullah padahal hal itu
sebelum turun ayat rampasan, hanya saja Nabi mengingkari perang
sariyah ini pada bulan haram dan tidak mau mengambil sesuatupun
darinya, seraya berkata “aku tidak memerintahkan kamu sekalian
untuk perang pada bulan haram. Setelah terjadi persoalan ini maka
turunlah ayat tentang perang pada bulan haram ini yaitu:
‫ﻳﺴﺄﻟﻮﻓﻚ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻬﺮ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻗﺘﺎﻝ ﻓﻴﻪ‬
yang menyatakan perang pada bulan haram itu dosa besar, namun
mencegah orang masuk Islam juga lebih besar dosanya. Setelah turun
ayat ini, maka sahabat bertanya kepada rasul apakah kita mendapat
upah dari peperangan ini? Lalu turun ayat :
‫ﺇﻥ ﺍﻟﺬ ﻳﻦ ﺍﻣﻨﻮﺍ ﻭﺍﻟﺬﻳﻦ ﻫﺎ ﺟﺮﻭﺍ ﻭﺟﺎﻫﺪﻭﺍﻓﻲ ﺳﻴﻞ ﷲ ﺃﻟﺌﻚ ﻳﺮ ﺟﻮﻥ ﺭ ﺣﻤﺔ ﷲ ﻭﷲ‬
‫ﻏﻔﻮﺭﺭﺣﻴﻢ‬.
Kemudian keributan ini selesai, dan Quraisy mulai menebusnya,
namun Nabi tidak menerima tebusannya sehingga dua sahabatnya
yang tersesat itu kembali. Setelah dua sahabat itu kembali dengan
22
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
selamat maka Nabi menerima fida’ Ustman ibnu Abdulullah,
sementara Al-Hakam masuk Islam dan mati Syahid pada perang Bi’r
Ma’unnah (tahun ke-4 H).
Langkah-Langkah Perang Badar Kubra
Dalam kitab At-Thabari maupun Ibnu Hisyam diketahui bahwa perang
ini bermula dari beberapa fase yaitu :
Pertama, Kafilah Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan datang dari arah
Syam menuju Makah dengan membawa harta dan dagangan. Menurut
Ibnu Hisyam dari Ibn Ishaq mereka ini terdiri dari 30/40 orang
Quraisy, diantaranya adalah Makhramah Ibn Naufal dan Amr Ibn AlAsh ibn Wa’il ibn Hisyam. 13 Sedang dalam kitab Al-Thabari Ka’ab
ibn Lu’ai, hal ini berdasarkan riwayat dari Ali bin Nashr bin Ali, dan
Abdul Warits dari bapaknya dari Abban Al-Thar dari Hisyam bin
Urwah dari Urwah bahwa dia telah menulis kepada Abdul Malik bin
Marwan. 14 Namun Al-Thabari juga mengutip dari Ibnu Ishaq dengan
jalur dari Ibnu Hamid dari Salmah dari Muhammad bin Ishaq bahwa
jumlah rombongan Quraisy tersebut adalah 30/40 orang.15
P13F
P14F
P
P
P15F
Kedua, berita kafilah ini sampai kepada Nabi, kemudian ia
mensunnahkan sahabatnya untuk menghalangi kafilah tersebut. Siapa
tahu nanti mendapati rizki dari mereka. Sehingga sebagian sahabat
merasa keberatan dan sebagiannya tidak, karena perintah Rasul ini
bukanlah suatu kewajiban tetapi hanya sebatas menghalangi mereka,
dan sahabat tidak mengira jika Nabi akan menghadapi peperangan.
13
Ibid, hal 244
Al-Thabari, Op.Cit, hal 31
15
Ibid, hal 3
14
23
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Ketiga, Abu Sufyan setelah dekat Hijaz mencari tahu terusmenerus kepada para penunggang yang berpapasan dengannya tentang
Muhammad dan sahabatnya. Ternyata benar bahwa Muhammad telah
mengerahkan sahabatnya untuk menghalangi kafilah. Abu Sufyan
sangat takut dan memerintahkan diam-diam ibn Amr Al-Ghifari ke
Mekkah untuk mengumpulkan Quraisy agar menyelamatkan
rombongannya dari kelompok Muhammad dan sahabatnya. 16
Keempat, Atikah binti Abdul Muttalib di Mekkah bermimpi
sangat mengagetkan yaitu tiga malam sebelum kedatangan diam-diam.
Dalam hal mimpi ini al-Thabari juga menggunakan sumber yang sama
dengan Ibn Hisyam yaitu dari Ibn Ishaq yang diperolehnya dari Ibnu
Hamid dari Salmah. Atikah menceritakan kepada saudaranya AlAbbas, saya takut jika ada musibah menimpa kaummu, lalu ditanya
mimpi apa? Jawabnya, saya melihat ada seorang penunggang
menghadap rombongan dan berhenti di Al-Abthah lagi … kemudian
datanglah dlamdlam dan member tahu keadaan rombongan Abu
Sufyan, bahwa mereka dicegat oleh Muhammad. 17 Kemudian Quraisy
siap-siap seraya berkata apakah Muhammad mengira orang Quraisy
itu seperti rombongan Ibn Al-Khadlarmi. Tidak, demi Allah ia akan
tahu bahwa kita tidak seperti itu. Orang Quraisy ini keluar ke medan
perang sendiri atau mengutus gantinya, dan tidak ada seorangpun
tokoh mereka yang tertinggal kecuali Abu Lahab dengan mengutus
gantinya Al-Ash bin Hisyam bin Al-Mughirah. Bahkan Umayyah bin
Khalaf yang telah tua dan sedang mengumpulkan kayu bakarpun
didatangi Uqbah bin Abi Mu’aith dan jika tidak ikut maka dianggap
termasuk wanita, akhirnya ikut keluar bersama orang banyak. Setelah
16
17
Ibnu Hisyam, Op.Cit, hal 244 Lihat al-Thabari, Ibid, hal 37
Ibid, hal 245 Lihat Al-Thabari, Ibid, hal 37-38
24
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
mereka telah berkumpul untuk berangkat lalu ingat peperangan yang
terjadi antara dia (Quraisy) dengan bani Bakar (Kinanah) kemudian
takut dan menjadi kendor untuk perang. Kita khawatir kalau orangorang di belakang kita itu nanti mengikuti kita, hanya saja Iblis
kemudian datang kepadanya dengan menyerupai Suraqah Ibn Malik
Ibn Ja’syam Al-Mudliji (tokoh bani Kinanah) yang mendorongnya
untuk maju terus. 18
Kelima, menurut Ibnu Hisyam pada hari senin malam
kedelapan bulan Ramadhan Nabi keluar bersama sahabat dengan 70
unta yang digunakan saling bergantian. 19 Menurut Al-Thabari yang
bersumber dari Ja’far bahwa hal itu terjadi pada tanggal 3 Ramadhan
dengan anggota sebanyak 300 dan belasan orang sahabat, dalam hal
ini terdapat perbedaan mengenai jumlah di atas sepuluh. Namun
sebagian ulama mengatakan jumlah mereka adalah 313 orang dengan
berdasarkan pada hadits dari Abu Karib dari Abu Bakar bin Iyasy dari
Abu Ishaq dari Barra berkata bahwa jumlah sahabat pada perang
Badar seperti jumlah Thalut yaitu 313 orang, dan lebih lanjut
dijelaskan oleh hadits Muhammad bin Ubaid al-Muharibi dari Ibnu
Abbas bahwa muhajirin pada perang Badar itu ada 77 orang dan
anshar sebanyak 23 orang dan yang membawa Rayah pada Rasul
adalah Ali dan rayah anshar dibawa oleh Sa’ad bin Ubadah. Di
samping itu juga ada yang mengatakan 314/318 dan 307. Namun
ulama shalaf berpendapat tiga ratus belasan orang. 20 Dan mereka
hanya memiliki dua penunggang kuda,yaitu Zubair ibn Al-Awwam
dan Al-Miqdad Ibn Amr. Untuk ke Badar Nabi melalui Naqb AlMadinah Al-Aqiq, dzil Hulaifah, dan Ulatul Jaisy, dan singgah di Bi’r
Al-Rauha. Dari sini lalu pergi lagi dan meninggalkan jalan menuju
18
Ibid, hal 247-250 lihat Al-Thabari, Ibid, hal 39
Ibid, hal 251
20
Al-Thabari, Op.Cit, hal 40
19
25
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Mekkah dan menempuh jalan kanan dan memotong wadi menuju ke
madliq (selat) al-Shafra. Kemudian mengirim Basbas al-Juhni dan
Addiy ibn Abu Zaghba ke Badar untuk mencari tahu Abu Sufyan. Ia
ini menempuh arah kanan Wadi Zhulfan. Sampailah kepada Nabi
kabar perjalanan Quraisy untuk menghentikan rombongannya. Lalu
Nabi musyawarah dan Al-Miqdad menyarankan agar Nabi jalan terus
dan kita tidak akan mengikuti perilaku Israil. Kemudian Nabi
melanjutkan perjalanannya hingga sampai di Dubbah dan singgah di
daerah dekat Badar. Rasul dan Abu Bakar mencari tahu daerah ini dan
bertemu orang tua yang bernama Suyan al-Dlamri lalu bertanya
tentang berita kasih tahu aku, baiklah. Lalu orang tua itu berkata,
Muhammad ke luar pada hari … dan jika berita itu benar maka pada
hari ini telah sampai ditempat ini, dan Quraisy juga telah keluar pada
hari … dan jika benar mereka juga di tempat ini ia telah sampai di
tempat ini, dan Quraisy juga telah keluar pada hari ini … dan jika
benar mereka juga telah sampai di tempat ini … Lalu siapa gerangan?
Jawab Nabi, saya diciptakan dari air. Ini hanya untuk tauriyah
(melahirkan sesuatu di luar yang dimaksud) saja. 21
Sore harinya Rasul mengutus Zubair, Sa’d ibn Abu Waqash
untuk mengintai orang Quraisy dan mereka ini menemukan dua orang
yang sedang mengambil air untuk Quriasy lali dibawa ke markas
tentara Islam dan ditanya, orang tersebut menjawab : kita orang yang
memberi minum orang Quraisy. Namun sahabat menolaknya dan
diduga sebagai yang memberi minum rombongan Sufyan, tatkala
tidak merubah perkataannya maka dipukul dan disakiti. Ketika itu
Nabi sedang shalat. Dan setelah selesai lalu beliau berkata, jika
berkata benar kamu pukul dia dan jika dusta kamu biarkan.
21
Ibnu Hisyam, Op.Cit, hal 251-255, lihat al-Thabari, Ibid, hal 41-44
26
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Ceritakanlah kepada kita tentang orang Quraisy. Lalu berkata :
Mereka ada di balik bukit pasir ini. Lalu rasul bertanya berapa
mereka? Banyak. Berapa jumlahnya, tidak tahu. Setiap hari
menyembelih berapa unta? Jawabnya antara 9-10 unta. Kalau begitu
sekitar 900-100 orang. Siapa tokoh mereka? Jawabnya : Utbah Ibn
Rabi’ah, Syaibah ibn Rabi’ah, Abu al-Bukhturi ibn Hisyam, Hakim
ibn Hazzam dan lain-lain Nabi berkata orang Mekkah telah bertemu
kalian dari sini.
Rasul dan para sahabat kemudian mendekati al-udwah aldunya yang tidak ada airnya, para tentara haus dan sebagian ada yang
junub dan tidak mendapat air untuk mandi, lalu syaithan selalu
menggoda bagaimana kamu akan perang sedang dalam keadaan hadas
besar, bagaimana akan perang tidak ada air bisa-bisa kamu mati
kehausan dan lain-lain lalu turunlah hujan:
‫ﺇﺫ ﻳﻐﺸﻴﻜﻢ ﺍﻟﻨﻌﺎﺱ ﺃﻣﻨﺔ ﻣﻨﻪ ﻭﻳﺘﺮ ﻟﻮﺍ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎء ﻣﺎء ﻟﻴﻄﻬﺮ ﻛﻢ ﺑﻪ‬.
Al-Hubab ibn Al-Mundzir melihat tempat yang dipilih Rasul
itu tidak layak untuk dijadikan markas perang sehingga bertanya
apakah itu wahyu atau pendapatmu. Jawab, itu pendapat. Lalu berkata
ini tidak baik lalu bangkit dan menuju ke tempat yang dekat air. Sa’d
ibn Mu’adz juga mengusulkan kepada Rasul agar membuat bangsal
tempat berteduh. Orang Quraisy mengutus Umair ibn Wahab AlJahmi untuk melihat tentara Muhammad dan kembali seraya berkata :
orang Islam 300 orang lebih sedikit atau kurang. Ada enggak yang
membantu, aku tidak melihat. Sebenarnya Utbah mengajak pulang ke
Mekkah dan tidak perang, namun Abu Jahal tidak mau sehingga Allah
menghukumi antara kita dan Muhammad, dan tidak ada apa-apa
perkataan Utbah lalu Utbah berkata tunggulah akan diketahui siapa
yang sebenarnya penakut itu, dia ataukah saya. Rasul memperbaiki
barisan sahabatnya dan ditangannya terdapat panah lalu lewat pada
27
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Sawwad ibn Ghaziyah yang berada pada barisan pertama yang terkena
panah. Berdoa:
‫ﺃﻟﻠﻬﻢ ﺇﻥ ﻫﻠﻚ ﻫﺬ ﻩ ﺍﻟﻌﺼﺎﺑﺔ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻻﻧﻌﺒﺪ ﺑﻌﺪ ﻫﺎﻓﻰ ﺍﻷﺭﺽ‬.
Pada hari jum’at 17 Ramadhan orang kafir bertemu orang
Islam lalu mulailah perang antara kedua kelompok tersebut. Orang
musyrik memanah Mahja’ maula Umar ibn Al-Khattab yang menjadi
korban muslim pertama yang terbunuh kemudian Haritsah ibn
Suraqah memanah salah satu bani Addiy al-Najjar yang sedang
minum air di telaga dan kena dadanya lalu mati, sedang dari katir
yang pertama mati adalah Aswad ibn Abdul asad al-Makhzumi
dibunuh oleh Hamzah. Kebiasaan perang pada masa dahulu adalah
mengadu tokohnya untuk memberi semangat. Pada perang Badar ini
dari pihak kafir adalah Utbah ibn Rabi’ah, Syaibah ibn Rabi’ah dan
Walid ibn Utbah ibn Rabi’ah sedang pihak Islam, pada mulanya
pemuda anshar seperti auf mu’awwadz dan Abdullah ibn Rawahah,
siapa kamu, jawabnya keturunan anshar, kata kafir saya tidak ada
perlu dengan kamu, Muhammad keluarkanlah yang sekufu dengan
kita, lalu keluarlah Ubaidah ibn Al-Harits, Hamzah, dan Ali. Lalu
bertarunglah Ubaidah dengan Utbah, Hamzah dengan Syaibah, dan
Ali dan Walid, adapun Hamzah dan Ali tidak memberi kesempatan
lawannya untuk membunuh.Peperangan dimenangkan pihak muslim
dengan korban dari pihak kafir 70 orang dan ditawan 70 orang.
Mereka yang terbunuh adalah : Abu Jahal, Utbah, Syaibah, Walid ibn
Utbah, Hamzhalah, Naufal ibn Khuwalid, dan lain-lain sedang yang
ditawan adalah Al-Abbas paman Nabi, Uqail ibn Abu Thalib, Naufal
al-Harits, Amr ibn Abu Sufyan, Abul Ash suami Zainab. Sedangkan
yang terbunuh syahid dari kaum muslimin sebanyak 14 orang. Di
antaranya 7 orang dari Muhajirin : Ubaidah ibn Al-Harits ibn Abdul
28
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Muttalib, Umair ibn Abi Waqash, Dzu Al-Syamalain ibn Abd Amr,
Mahja Maula Umar Shafwan ibn baidla’, Aqil ibn al-Bakir dan dari
Anshar adalah : Sa’d ibn Khaitsamah dan lain-lain.
Harta Ghanimah dan Tawanan
Setelah terjadi peperangan maka orang mengumpulkan harta
rampasan dan saling mengaku yang berhak lalu turunlah ayat tentang
pembagian ghanimah (anfal). Adapun berkaitan dengan tawanan Nabi
bermusyawarah, apakah dimintai fida’ sedang menurut Abu Bakar,
diampuni saja dan diganti dengan fida’ lalu turun ayat yang
membenarkan pendapat Umar. Dan seterusnya turun ayat tentang
qital dan masalah fida’ diserahkan kepada Imam menurut
kemaslahatannya apakah qital atau dibunuh dan sebagainya:
Demikianlah sekelimut pembahasan mengenai perang Badar
yang menjadi kemenagan pertama Islam dalam melawan orang kafir
dan sekaligus menjadi titik tolak kebangkitan Islam pada masa
sesudahnya. Dari pemaparan sejarah di atas, dapat kita lihat bahwa
sejarah baik yang ditulis oleh dua Imam ini adalah saling melengkapi
antara yang satu dengan yang lainnya. Bahkan kadang-kadang dan
sebagian besar sumber yang dipakai adalah sama, yaitu dari ibn Ishaq.
Sehingga alur ceritanya sama. Meskipun sedikit masih kita temukan
kurang runtut alur ceritanya, karena kadang-kadang kembali lagi
kepada pokok pikiran di atas padahal cerita sudah berjalan terus. Di
samping itu, penulisanya tersebut tidak menentukan salah satu
pendapat yang rajah jika ada perbedaan, tetapi hanya bersifat
memaparkan riwayat-riwayat yang ada, apakah itu benar atau salah.
Sehingga semua itu tergantung pada pembacanya. Demikianlah tulisan
ini, semoga bermanfaat bagi kita semua amin.
29
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Ahmad Bastari: KONTEMPLASI POLITIK...
Daftar Pustaka
Al-Mausu’ah Al-Arabiyah Al-Muyassarah, Kairo Dar Al-Sya’b 1965.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta Raja Grafindo
Persada, 1997.
Ibn Hisyam, Sirah Al-Nabi Juz I. Editor Muhammad Muhiyyuddin
Abdul Hamid, Beirut Dar Al-Fikr, 1981.
Ibnu Jarir Al-Thabari. Tarikh Al-Rusuki wa al-Muluk. Juz 1, Editor
Muhammad Abu Al-Fadil Ibrahim, Kairo: Dar Al-Ma’Arif, tt.
Muhammad Farid Wujdi. Da’irah al-Ma’arif al-Isyrun, Juz 10 ttp Dar
Al-Fikr, tt.
30
Jurnal TAPIs Vol.9 No.1 Januari-Juni 2013
Download