minat, prestasi, pembelajaran langsung (Direct Instruction)

advertisement
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
( DIRECT INSTRUCTION ) PADA PESERTA DIDIK KELAS V
SD NEGERI 04 WANARATA TAHUN 2015/2016
ENDANG SARINI
[email protected]
Abstrak : rumusan masalah pada penelitian ini bagaimana
meningkatkan minat dan seberapa besar peningkatan prestai belajar
matematika materi operasi hitung bilangan bulat melalui model
pembelajaran langsung.Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua
siklus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk minat belajar
matematika mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata 2,58 dengan
prosentase 64,50% dengan kriteria cukup berminat pada siklus I
menjadi 3,17 dengan prosentase 79,25% dengan kriteria sangat
berminat pada siklus II dan prestasi belajar siswa meningkat dari ratarata 62,00 dengan ketuntasan 46,66% pada siklus I meningkat menjadi
79,66 dengan ketuntasan 86,66% pada siklus II.
Kata kunci : minat, prestasi, pembelajaran langsung (Direct Instruction)
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
rendahnya kualitas hasil dan proses belajar yang dicapai siswa. Rendahnya
kualitas hasil belajar ditandai oleh pencapaian prestasi belajar yang belum
memenuhi standar kompetensi seperti tuntutan kurikulum. Dalam setiap mata
pelajaran termasuk
pada mata pelajaran matematika, proses belajar yang
dilakukan siswa terbatas pada penguasaan materi pelajaran atau penambahan
pengetahuan sebagai bahan ujian atau tes. Padahal menurut tuntutan kurikulum
yang berlaku siswa diharapkan bukan hanya sekedar dapat mengakumulasi
pengetahuan akan tetapi, diharapkan dapat mencapai kompetensi, yakni
perpaduan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang direfleksikan dalam
kehidupan sehari – hari.
Tidak tercapainya tujuan pembelajaran tersebut ditandai dengan adanya
perolehan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika, masih
banyak siswa memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditentukan.
Berdasarkan studi awal sebelumnya diadakannya wawancara dan pengisian
1
angket minat pada siswa kelas V SD Negeri 04 Wanarata dapat disimpulkan
bahwa :(1) minat belajar siswa yang rendah, yaitu terlihat siswa lesu dan tidak
punya gairah apabila diberi materi pelajaran matematika, siswa kurang
memperhatikan apabila guru menerangkan materi pelajaran, banyak siswa yang
masih bercerita sendiri, apabila guru memberikan pertanyaan siswa diam saja
tidak mau menjawab. (2) siswa kurang partisipasi dalam proses pembelajaran,
(3) kebanyakan siswa belum memahami penjelasan guru, (4) prestasi siswa yang
masih rendah, apabila guru memberikan soal – soal latihan siswa masih banyak
kesalahan dalam menjawab, nilai siswa masih banyak yang berada di bawah
KKM. (5) rata – rata hasil ulangan siswa yang tuntas 33,33 % dan yang 66,67 %
belum mencapai KKM 65,00. Serta minat siswa yang masih rendah yaitu dengan
rata – rata hanya 50 %, yang seharusnya minimal 70 %.
Hal tersebut diduga bukan hanya dari kesalahan siswa semata, guru juga
kurang dalam pengelolaan kelas, penjelasan guru yang masih bersifat verbalistik
dan konvensional serta terkadang guru kurang terampil dalam menggunakan
metode pembelajaran yaitu guru hanya menerangkan materi pelajaran tanpa
mengaitkan dengan keadaan realistiknya, guru tidak menggunakan media yang
inovatif, guru juga tidak menggunakan alat peraga untuk mempermudah
pemahaman siswa dalam menyerap materi pelajaran. Peneliti mengadakan tes
awal pada materi himpunan bilangan bulat dengan hasil nilai rata – rata 54,33
dengan ketuntasan 33,33 % dan minat siswa hanya 50 %, dari hasil pretest
terlihat bahwa siswa kurang mengusai konsep pembelajaran matematika dan
kurang berminat kepada pelajaran matematika.
Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menerapkan salah satu
model pembelajaran langsung (
Direct
Instruction )
sebagai alternatif
pemecahannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran langsung siswa akan belajar /
mengerjakan tugas lebih cepat dan terarah, karena langsung diberikan
bimbingan guru, sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Pembelajaran langsung akan meningkatkan aktivitas yang mengandalkan diri
sendiri dan penguatan ingatan terhadap materi – materi yang telah dipelajari,
sehingga melalui model pembelajaran ini siswa dapat meningkatkan prestasi
belajarnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.Apakah model pembelajaran langsung dapat meningkatkan minat belajar
matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat pada peserta didik kelas
2
V SD Negeri 04 Wanarata ?
2.Apakah model pembelajaran langsung dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat pada peserta didik kelas
V SD Negeri 04 Wanarata ?
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan minat belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
pada peserta didik
kelas V SD Negeri 04 Wanarata melalui model
pembelajaran langsung.
2. Meningkatkan prestasi belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat
pada peserta didik
kelas V SD Negeri 04 Wanarata melalui pembelajaran
langsung.
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakikat Minat
Minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar (Alya
Q,2009:469)” minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, keinginan. Sehingga guru dalam proses pembelajaran diharapkan dapat
membangkitkan minat belajar siswa”. Sedangkan menurut Slameto (2003:180)
bahwa “minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Sehingga proses kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik, dan mendapat hasil belajar yang optimal.
“Minat atau perhatian belajar ini sangat berhubungan dengan kegiatan belajar”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa
adalah keterlibatan seseorang terhadap sesuatu dengan sepenuh perhatian
dalam melaksanakan kegiatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.Minat
belajar siswa dapat dikembangkan oleh guru dengan mengadakan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan serta respon dari siswa yang aktif dalam
pembelajaran
matematika
sehingga
prestasi
belajar
matematika
dapat
meningkat.
Membangkitkan minat belajar pada anak ada yang bersifat sementara
(jangka pendek), dan yang bersifat menetap (jangka panjang). “Untuk
mengembangkan minat yang lebih bersifat menetap, langkah utama yang harus
diusahakan adalah membangkitkan otonomi yang aktif, yang merupakan lawan
dari kepenontonan yang pasif
(Sukmadinata,1997:146). Dalam pembelajaran
3
matematika di SD guru harus bisa mengembangkan minat siswa agar hasil
belajar lebih optimal dan prestasi belajar menjadi meningkat.
Pengertian Prestasi
Prestasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2002 : 895 ),
mengartikan “prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mapel lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
nilai yang ditentukan oleh guru”. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari
yang telah dilakukan / dikerjakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk
Pendidikan Dasar (Alya Q,2009:568). Hasil belajar adalah merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yaitu faktor yang bersal dari dirinya sendiri
maupun luar dirinya. Prestasi belajar dapat diukur melalui hasil belajar yang
diperoleh, baik secara kualitas maupun kuantitas. “Dalam pembelajaran
matematika SD prestasi belajar hendaknya ditingkatkan, adapun prestasi belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam diri sendiri maupun
faktor dari luar dirinya sendiri, termasuk faktor lingkungan sekitarnya merupakan
penunjang yang sangat besar dalam melaksanakan pembelajaran. Prestasi
belajar seiring dengan meningkatnya hasil belajar baik dalam segi kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik
secara
komperhensif
tidak
secara
terpisah”
(Suprijono,2009:7).
Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
prestasi
belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai baik secara kualitas maupun
kuantitas yang dapat diukur dengan nilai tes atau angka yang telah ditentukan
dengan hasil yang optimal.
Hakikat Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction )
Pembelajaran langsung atau Direct Instruction, digunakan oleh para
peneliti untuk merujuk pada pola – pola pembelajaran di mana guru banyak
menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan
menguji keterampilan siswa melalui latihan – latihan di bawah bimbingan dan
arahan guru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.
Menurut Roy Killen (1998:2) “Direct Instruction merujuk pada berbagai
teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada
4
murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan Tanya
jawab ) yang melibatkan seluruh kelas. Sehingga model pembelajaran langsung
berpusat kepada guru karena guru menyampaikan informasi akademik secara
terstruktur dan mengarahkan kepada siswa untuk pencapaian akademik”.
Model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan
belajar terstruktur dan berorientasi pada pencapaian akademik. Guru berperan
sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat
menggunakan berbagai media. Dengan demikian Pembelajaran Langsung (
Direct Instruction ) dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru
mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa
dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru pendapat
Gerten, Taylor & Graves, 1999 ( Indrawati & Setiawan S, 2009 : 62 ).
Sintaks model pembelajaran langsung menurut pendapat Bruce dan Weil (
2009:431) adalah sebagai berikut :
1) Orientasi
2) Presentasi
3) Latihan terstruktur
4) Latihan terbimbing
5) Latihan mandiri
Pada model pembelajaran langsung
tahap orientasi,
yaitu
guru
menentukan materi pelajaran, dengan memberikan apersepsi yang menarik agar
siswa mempunyai ketertarikan terhadap pembelajaran matematika Pada tahap II
Presentasi, yaitu guru menjelaskan konsep atau keterampilan baru, menyajikan
representasi visual atas tugas yang diberikan, dan guru memastikan pemahaman
siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan intelektual dalam
mengenal simbol – simbol matematika.
Tahap III Latihan terstruktur, pada tahapan ini yaitu guru menuntun
kelompok siswa dengan contoh latihan atau praktik dalam beberapa langkah,
siswa merespon pertanyaan, dan guru memberikan koreksi terhadap kesalahan
dan memperkuat praktik yang telah benar. Tahap IV adalah Latihan terbimbing,
pada tahap ini langkah – langkah yang dilakukan adalah siswa latihan atau
praktik secara semi – independen, guru menggilir siswa untuk melakukan latihan
dan mengamati latihan, dan guru memberikan tanggapan balik berupa pujian,
bisikan, maupun petunjuk.
5
Tahap V adalah Latihan Mandiri, pada tahap ini siswa melakukan latihan
atau praktik secara mandiri di rumah atau di kelas, agar siswa dapat terlibat
secara langsung terhadap proses pembelajaran,
Pembelajaran
langsung
dirancang
untuk
penguasaan
pengetahuan
prosedural, pengetahuan deklaratif ( pengetahuan faktual) serta berbagai
keterampilan. Pembelajaran langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua
hasil belajar yaitu penguasaan pengetahuan yang distrukturkan dengan baik dan
penguasaan keterampilan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini disebabkan karena
guru menggunakan model pembelajaran yang tepat sehingga tidak menarik
minat siswa dalam pembelajaran.Dengan model pembelajaran langsung mampu
meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika materi operasi hitung
bilangan bulat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir di atas hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah 1) penggunaan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan
minat 2) dan meningkatkan prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas
V SD Negeri 04 Wanarata Kecamatan Bantarbolang.
METODE PENELITIAN
Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di SD Negeri 04 Wanarata
Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Jumlah siswa kelas V adalah 30
anak, yaitu terdiri dari 14 siswa laki – laki dan 16 siswa perempuan.
SD Negeri 04 Wanarata terletak di
Desa Wanarata Kecamatan
Bantarbolang Kabupaten Pemalang. Saat ini SD Negeri 04 Wanarata memiliki
seorang Kepala Sekolah, 5 orang guru kelas, 1 orang guru Agama, 1 orang guru
olah raga, dan seorang penjaga sekolah.
Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri 04 Wanarata Kecamatan
Bantarbolang, dengan jumlah siswa 30 anak, yaitu yang terdiri dari 14 siswa laki
– laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22
September sampai dengan 1 Oktober 2015
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan
menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif
yang diperoleh pada setiap
siklus. Data kuantitatif adalah data berupa angka – angka yang diperoleh dari
6
hasil penelitian secara objektif terhadap subjek penelitian. Data kuantitatif
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa.Sedangkan data
kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan angka-angka.Dalam
penelitian ini fokus data kualitatifnya yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan
aktivitas guru selama
proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti mendapat
bantuan dari para kolaborator. Instrumen penelitian ini meliputi :1) Lembar
observasi 2)Tes hasil belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan 3)
Dokumentasi, bukti nyata yang berbentuk foto dalam proses tindakan 4)Angket
minat siswa yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan siswa tentang minat.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu dengan Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga
prestasi belajar siswa menjadi meningkat. Kedudukan guru di dalam kelas
sebagai guru maupun sebagai peneliti. Penelitian yang dilakukan guru
merupakan penelitian yang berakar dari permasalahan yang muncul dari dalam
kelas, maka sering disebut sebagai Classroom Action Research, yaitu suatu
action research yang dilakukan di kelas. Classroom Action Research merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus.Setiap siklusnya
dilaksanakan 4 kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, evaluasi dan refleksi. Langkah-langkah dalam prosedur penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.Perencanaan ( Planning ) meliputi : a) Mengadakan
pertemuan, guru pelaksana tindakan dan guru pengamat berdiskusi tentang
persiapan penelitian.b) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar
observasi aktivitas siswa, soal tes, pedoman wawancara, catatan lapangan, dll.
c)Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang telah disusun pada persiapan penelitian d) Menyiapkan alat
tulis, camera digital dan lain sebagainya. 2. Pada tahap tindakan (action) ini
peneliti melaksanakan tindakan sebagaimana yang telah dirancang yaitu guru
kelas V melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( KBM ) dengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) dan diharapkan dapat mencapai
tujuan sesuai yang ditetapkan.
7
Tabel 3.2 Langkah – langkah Pembelajaran Langsung
(Direct Instruction )
Langkah – langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru
Langsung (Direct
Kegiatan siswa
Instruction)
Tahap Orientasi
Kegiatan awal
1.
Guru menjelaskan
1. Siswa
tujuan pembelajaran.
2.
Guru menekankan
materi pelajaran yang
lalu
4.
penjelasan guru
Guru memotivasi siswa
untuk belajar
3.
memperhatikan
2.
Siswa menjawab
pertanyaan guru
sebagai apersepsi
3. Siswa mendengarkan
Guru mengarahkan
kegiatan yang akan
dan memperhatikan
penjelasan guru
dilakukan mengenai
materi pelajaran yang
akan dibahas.
Tahap Presentasi
1.
Guru menentukan
prosedur pengajaran
2.
Guru menyajikan
materi pelajaran
3.
Guru memberikan
contoh – contoh
mengenai materi
pelajaran
4.
Guru mengaitkan
8
1. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
mengenai materi
yang disampaikan
2. Siswa menjawab
pertanyaan yang
diajukan oleh guru
3. Siswa mengajukan
materi pelajaran
pertanyaan kepada
dengan materi yang
guru
telah lalu
Tahap Latihan
1.
terstruktur
Guru mengecek
pemahaman siswa
2.
Guru membuat
1. Siswa berdiskusi
kelompok dengan
2. Siswa mengajukan
kelompok belajar agar
pertanyaan apabila
mempermudah siswa
ada materi yang
untuk saling berdiskusi
belum dipahami
Guru mengoreksi
3. Siswa mengajukan
terhadap kesalahan
sanggahan apabila
dan memperkuat
teman yang lain
latihan yang telah
bertanya
benar.
Tahap Latihan
1.
Terbimbing
2.
Guru membimbing
siswa yang mengalami
memperhatikan
kesulitan
bimbingan guru
Guru memberikan
tugas dengan
untuk berlatih konsep
bimbingan guru
tentang materi yang
sedang dipelajari
Guru memberikan
tanggapan atau umpan
balik berupa pujian
atau penghargaan
kepada siswa
Tahap Latihan
1.
2. Siswa mengerjakan
kesempatan siswa
atau keterampilan
3.
1. Siswa
Guru memberikan soal
9
3. Siswa menunjukkan
hasil pekerjaan
latihan soal
4. Siswa yang
menjawab benar
diberi pujian atau
penghargaan
1. Siswa mengerjakan
Mandiri
– soal latihan mandiri.
2.
secara mandiri
Guru melakukan
penilaian dan refleksi
3.
soal – soal latihan
2.
Siswa bersama
guru mencocokkan
Guru melakukan tindak
hasil latihan soal
lanjut dengan
memberikan arahan
3. Siswa yang nilainya
kegiatan , atau tugas
sudah mencapai
remidi / pengayaan
KKM maka dilakukan
pengayaan,dan
belum mencapai
KKM maka siswa
melakukan remidial.
3) Pada tahap observasi, dilakukan obsrvasi aktivitas guru, observasi aktivitas
siswa.
Kegiatan ini dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan oleh guru
dibantu observer. Observasi guru dilakukan dengan mengamati kegiatan guru
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru yang diamati
adalah kesesuaian kegiatan dengan rencana pembelajaran, perilaku proses
belajar mengajar, perangkat proses belajar mengajar. Dalam lembar observasi
guru terdapat beberapa aspek yang diukur mulai dari persiapan, proses belajar
mengajar, sampai kegiatan akhir.4)Pada tahap evaluasi dilakukan untuk
mengetahui jalannya pelaksanaan pembelajaran disetiap akhir siklus dan
mengevaluasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan
pembelajaran langsung (Direct Instruction) serta mengadakan tes untuk
mengukur seberapa jauh prestasi atau hasil belajar yang dicapai serta angket
siswa mengenai minat belajar matematika. Sedangkan Pada tahap refleksi
peneliti mengkaji ulang pelaksanaan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction) yang telah dilaksanakan, hambatan – hambatan apa saja yang
terjadi dalam pelaksanaannya. Hasil refleksi ini kemudian dianalisis dan akan
menjadi dasar rancangan tindakan pada siklus selanjutnya.
Peneliti akan menyatakan keberhasilan tercapai apabila minimal 85 %
siswa telah mencapai atau melampaui KKM yang telah ditentukan oleh sekolah,
yaitu 65. Dan telah mencapai 70 % dari siswa yang berminat untuk belajar
matematika.
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra siklus
Pada kondisi awal pembelajaran belum cukup optimal. Minat belajar
siswa terhadap mata pelajaran matematika masih sangat rendah. Hasil belajar
yang dicapai siswa belum sesuai yang diharapkan. Dari 30 siswa yang mengikuti
ulangan ada 20 siswa (66,67%) yang belum mencapai KKM,sedangkan siswa
yang mencapai KKM hanya ada 10 siswa (33,33%).
Tabel 4 Hasil Nilai Tes evaluasi Matematika Pra Siklus
No
Pencapaian
Pra Siklus
1.
Nilai terendah
30
2.
Nilai tertinggi
80
3.
Rata-rata nilai
54,33
4.
Ketuntasan belajar
33,33 %
Tabel 4.1 Skor angket minat siswa belajar matematika PraSiklus
No
Pencapaian
Skor
Kriteria
1.
Skor terendah
1,60
kurang berminat
2.
Skor tertinggi
2,13
Cukup berminat
3.
Rata-rata skor
2,00
Cukup berminat
Prosentase
50 %
Siklus I
Siklus I dilaksanakan paling awal dan hasil refleksinya digunakan
untuk pelaksanaan siklus II.Guru peneliti mengambil data melalui serangkaian
tindakan dari dua kali pertemuan. Setelah peneliti melaksanakan tindakan di
siklus I,pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan tes akhir. Tes akhir siklus I
dikerjakan secara individual.Dari 30 siswa yang mengikuti ulangan diperoleh nilai
rata-rata kelas sebesar 62,00. Nilai tertinggi 90,00 dan nilai terendah 40,00,
dengan ketuntasan belajar sebesar 46,66%.Siswa yang mendapat nilai 65 s.d.90
11
ada 14 siswa,dan masih ada 16 siswa mendapat nilai dibawah 65.Selengkapnya
perhatikan tabel berikut :
Tabel 4.2 Hasil Nilai Tes evaluasi Matematika Siklus I
No
Pencapaian
Siklus I
1.
Nilai terendah
40
2.
Nilai tertinggi
90
3.
Rata-rata nilai
62
4.
Ketuntasan belajar
46,66 %
Tabel 4.3 Skor angket minat siswa belajar matematikaSiklus I
No
Pencapaian
Skor
Kriteria
1.
Skor terendah
2,06
Cukup berminat
2.
Skor tertinggi
3,26
Berminat
3.
Rata-rata skor
2,58
Cukup berminat
Prosentase
64,50 %
Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap
mata pelajaran matematika masih rendah, hanya diperoleh rata – rata 2,58 yang
seharusnya minimal 3,00, atau hanya 64,50 % yang seharusnya minimal 70 %.
Dari siklus I diketahui ketuntasan kelas yang sesuai dengan KKM baru
46,66%,belum mencapai lebih dari 85%. Selain itu minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika juga masih rendah baru mencapai 64,50%,oleh karena itu
perlu dilaksanakan siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan
refleksi pada siklus I yang terdiri dari 2 pertemuan.Setelah peneliti melakukan
tindakan di siklus II,diperoleh nilai terendah 50 , nilai tertinggi 100, nilai rata-rata
kelas 79,66% dengan ketuntasan belajar sebesar 86,66%.Siswa yang mendapat
nilai 65 s.d. 100 ada 26 siswa,dan 4 siswa mendapat nilai dibawah 65.
Selengkapnya perhatikan tabel berikut :
12
Tabel 4.7 Nilai Tes Evaluasi Matematika Siklus II
No
Pencapaian
Siklus II
1.
Nilai terendah
50
2.
Nilai tertinggi
100
3.
Rata-rata nilai
79,66
4.
Ketuntasan belajar
86,66 %
Tabel 4.8 Skor angket minat siswa belajar matematikaSiklus II
No
Pencapaian
Skor
Kriteria
1.
Skor terendah
2,60
Cukup berminat
2.
Skor tertinggi
3,66
Sangat berminat
3.
Rata-rata skor
3,17
Sangat berminat
Prosentase
79,25%
Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap
mata pelajaran matematika sudah tercapai dengan kriteria sangat berminat ,
yaitu diperoleh rata – rata 3,17 dengan prosentase 79,25%.
Pada siklus II telah terjadi peningkatan minat dan prestasi belajar siswa
dengan rata-rata kelas 86,66%,ada 26 peserta didik yang telah mencapai
ketuntasan belajar.Hasil observasi tentang minat siswa terhadap mata
pelajaran matematika dengan kriteria sangat menarik,dengan rata-rata 3,17
atau ada 79,25% siswa berminat terhadap pelajaran matematika.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru peneliti sejak dari
kondisi awal, kondisi di akhir siklus I, sampai dengan kondisi di akhir siklus II,
sesuai dengan data-data yang diperoleh ternyata terjadi peningkatan minat dan
hasil belajar matematika. Rekapitulasi hasil nilai tes evaluasi matematika siswa
kelas V SD Negeri 04 wanarata dapat dilihat pada tabel berikut:
13
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Tes Evaluasi Matematika
No
Hasil Evaluasi
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
Nilai Terendah
30
40
50
2
Nilai Tertinggi
80
90
100
4
Rata-rata
54,33
62,00
79,66
5
Ketuntasan
33,33%
46,66%
86,66%
Dari tabel diatas diketahui bahwa pencapaian nilai rata-rata pada pra
siklus 54,33 (33,33%),dan ada 20 siswa atau 66,67% belum tuntas.Pada siklus I
diperoleh
nilai
rata-rata
kelas
sebesar
62,00(46,67%,)sehingga
terjadi
peningkatan sebesar 13,34%.Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas
79,66(86,66%),terjadi peningkatan sebesar 40%.
Rekapitulasi hasil angket minat siswa terhadap pelajaran matematika
siswa kelas V SD Negeri 04 Wanarata dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil angket minat belajar Matematika
No
Pencapaian
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
Skor Terendah
1,60
2,06
2,60
2
Skor Tertinggi
2,13
3.26
3.66
3
Rata-rata
2,00
2,58
3,17
4
Prosentase
50%
64,50%
79,25%
Dari tabel diatas terlihat minat siswa terhadap mata pelajaran
matematika
yang
semakin
meningkat
dibandingkan
dengan
kondisi
prasiklus.Pada prasiklus siswa yang minat pada matematika hanya 50% dengan
rata-rata 2,00.Pada siklus I siswa yang minat pada mata pelajaran matematika
meningkat sebesar 14,50% dengan rata-rata 2,58. Siklus II minat siswa semakin
meningkat dengan rata-rata 3,17 yang berarti siswa sangat berminat pada mata
pelajaran matematika.Dengan demikian pembelajaran tidak dilanjutkan pada
siklus berikutnya Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran langsung
dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika pada opersi hitung
bilangan bulat pada peserta didik SD Negeri 04 wanarata Kecamatan
Bantarbolang.
14
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Pembelajaran dengan model pembelajaran langsung (Direct
Instruction) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika
khususnya pada materi operasi hitung bilangan bulat. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai tes evaluasi di setiap siklusnya. Pada siklus I
diperoleh rata-rata kelas sebesar 62,00 dengan ketuntasan sebesar
46,67% , sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata kelas sebesar 79,66
dengan ketuntasan sebesar 86,66% , serta meningkatkan minat belajar
siswa disetiap siklusnya terbukti pada siklus I diperoleh rata – rata minat
siswa 2,58 dengan kriteria cukup minat atau dengan prosentase minat
64,50% menjadi 3,17 dengan kriteria sangat berminat atau dengan
prosentase minat sebesar 79,25%.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh
seorang
guru
adalah
senantiasa
mampu
meningkatkan
dan
mengembangkan strategi maupun model-model pembelajaran yang
bervariasi sesuai prinsip pembelajaran paikem
15
DAFTAR PUSTAKA
Alya Q.2009.Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar
Indrawati, Setiawan W. 2009. Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan
Slameto.2003. Belajar dan Faktor – factor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT.
Rineka Cipta
Sukmadinata, N. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung :
PT
Remaja Rosdakarya
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
16
Download