BAB II KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR 1. Keaktifan A. Pengertian

advertisement
24
BAB II
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
1. Keaktifan
A. Pengertian Keaktifan
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas
dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat
fisik maupun mental yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangakaian yang
tidak dapat dipisahkan.1
Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik
aktifitas yang bersifat fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah aktifitas yang
berhubungan dengan badan misal gerak, giat dan aktif, bermain atau berbuat
sesuatu. Sedangkan aktifitas psikis adalah aktivitas yang berhubungan dengan
kejiwaan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia keaktifan berasal dari kata aktif
yang artinya giat (bekerja , berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau
kedaan dimana siswa dapat aktif.
Dalam kamus bahasa Indonesia keaktifan berarti kegiatan atau
kesibukan. Menurut Rosyad Syaleh
1
keaktifan adalah suatu kegiatan atau
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada, 2001)
24
25
kesibukan yang dilakukan dengan sadar, sengaja, serta mengandung suatu
maksud tertentu.2 Keaktifan ini ada dua macam yakni keaktifan rohani dan
keaktifan jasmani., atau keatifan jiwa dan keaktifan raga.
Aunurrahman menyatakan keaktifan siswa dalam belajar merupakan
persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dandikembangkan
setiap guru dalam proses pembelajaran. Sehingga keaktifan siswa perlu
digalidari potensi-potensinya, yang mereka aktualisasikan melalui aktifitasnya
untuk mencapaitujuan pembelajaran.3
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan merupakan
segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik yang mengandung
maksud tertentu dan ada manfaatnya bagi siswa.
B. klasifikasi keaktifan
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian,
disekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis
aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.aktivitas siswa di sekolah
tidak hanya mendengarkan dan menulis. Menurut Paul. B. Diedrich
menggolongkan kegiatan siswa sebagai berikut :
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2
Rosyad Syaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), hlm. 20
http://www.scribd.com/doc/135687894/Pengertian-Keaktifan-Siswa#scribd diakses 17
april 2015 jam 05.30 wib.
3
25
26
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya, menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi mengingat,
memecahkan
soal,
menganalisis,
melihat
hubungan,
mengambil
keputusan.
8. Emotional ectivities. Seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.4
Jadi klsasifikasi aktivitas seperti yang di uraikan di atas, menu
njukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau
berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah, tentu
sekolah-sekolah akan lebih dinamis dan tidak membosankan.
4
Sardiman, Ibid. Hlm. 101
26
27
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan.
Dari keterangan sebelumnya dapat
kita ketahui bahwa keaktifan
merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik yang
mengandung maksud tertentu dan ada manfaatnya bagi siswa. Keaktifan ini
tidak serta muncul dengan sendirinya, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keaktifan siswa yaitu :
1. Memberikan dorongan dan menarik perhatian siswa agar mengikuti
kegiatan tadarus al-Qur’an.
2. Menjelaskan tujuan instruksional kepada siswa.
3. Mengingatkan akan pentingnya manfaat kegiatan tadarus al-Qur’an.
4. Memberikan kepada siswa petunjuk akan pentingnya kegiatan tadarus alQur’an
5. Memberikan umpan balik kepada siswa terhadap kegiatan tadarus alQur’an.5
2. Pengertian Tadarus Al-Qur’an
Pengertian tadarus alquran menjadi kabur jika melihat realita
yang ada. Nampaknya muslim Indonesia (meskipun tidak semua) belum
bisa memaknai tadarus alquran.
Istilah tadarus tentu tidak asing di telinga kita. Hampir setiap
orang islam mengerti arti kata itu. Umat Islam di Indonesia pada
5
https://elnicovengeance.wordpress.com/2012/10/14/keaktifan-siswa/ di akses pada 17
April 2015 , pukul 05.25
27
28
umumnya memahami tadarus al-Qur’an sebagai kegiatan membaca alQur’an bersama di suatu tempat secara bergiliran. Jika giliran seseorang
untuk membaca tiba maka temannya yang lain bertugas menyimak dan
mengoreksi bacaannya.
Dari sisi bahasa, tadarus berasal dari bahasa arab tadaarus,
tadaarus merupakan bentuk kata benda dari kata kerja tadaarasayatadaarasu yang bermakna saling mengajari atau belajar-mengajar.
Tadarus al-Qur’an dengan demikian bermakna proses belajar-mengajar
al-Qur’an. Dalam tadarus al-Qur’an, ada pihak yang mempelajari dan ada
pihak yang menyimaknya. Kedua pihak saling bertukar ilmu pengetahuan
seputar al-Qur’an.6
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut R. Gagne (1989) belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.7
6
Irfan Supandi, Bacalah Al-Qur’an! Agar Keluarga Selalu Dilindungi Allah, hlm. 4-5.
7
Dr. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada
Media Grup, 2003) hlm. 1
28
29
Sedangkan Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya bila orang tersebut tidak belajar maka responnya menurun.8
Adapun pengertian belajar menurut W.S Wingkel belajar adalah
suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan
dan nilai sikap yang
bersifat relatif konstan dan berbekas.9
Menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan
mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca
inderanya.10
Dari beberapa pakar psikologi pendidikan tersebut dapat
kita simpulkan bahwa belajar adalah aktivitas mental, perilaku, dan
proses dimana suatu organisme mengalami perubahan dalam perilakunya
b. Teori Tentang Belajar
Belajar
merupakan
perubahan
fungsional.
Pendapat
ini
dikemukakan oleh penganut paham teori daya (faculty psikologi) yang
lebih luas lagi termasuk paham nativisme. Paham ini berpendirian bahwa
jiwa manusia itu terdiri atas sejumlah fungsi-fungsi yang memiliki daya
atau kemampuan tertentu (misalnya daya mengingat , aya berpikir dan
lain sebagainya). Agar daya-daya itu berlaku secara fungsional , harus
8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999),
hlm.9
9
10
Ahmad Susanto , Ibid., hlm. 4
Sumadi Surya brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo, 1971) h. 247
29
30
terlebih dahulu dilatih, oleh karena itu dalam hal ini belajar berarti
melatih daya. Jadi dalam hal ini hasil belajar berarti dalam bidang
tertentu, menurut teori ini maka hasil belajar dapat ditransferkan
kebidang bidang lain. Hasil belajar dalam hal ini mengandung makna
sebagai perubahan struktural.11
Dari berbagai tulisan yang membahas tentang perkembangan
teori belajar seperti Atkinson , Gredler Margaret Bell memaparkan
tentang teori belajar yang secara umum dapat dikelompokkan dalam
empat kelompok atau aliran meliputi :
a) Aliran Behavioristik (Tingkah Laku)
Pandangan tentang belajar menurut teori tingkah laku tidak
lain adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respon. Atau dengan kata lain belajar adalah
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Para ahli yang banyak berkarya dalam aliran ini
antara lain :Thorndike (1911), Watson (1963), Hull (1943), dan
Skinner (1968). 12
b) Aliran Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang
lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri.
11
Prof. Dr. H. Abin Syamsyudin Makmur, Psikologi Kependidikan, (Bandung : PT.
Remadja Rosydakarya, 2005), hlm. 159
12
Hamzah. B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006)
30
31
Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon. Menurut teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri
seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan
dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan patah-patah, terpisahpisah tetapi melalui proses yang mengalir , bersambung sambung, dan
menyeluruh. Teori ini antara lain terwujud dalam “tahap-tahap
perkembangan” yang diusulkan oleh Jean Piaget, “Belajar Bermakna”
nya Ausubel dan “belajar penemuansecara bebas” (free discovery
learning) oleh Jerome Bruner.
c) Aliran Teori Humanistik
Menurut teori ini proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Dari semua teori belajar, teori humanistik
inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat
daripada dunia pendidikan. Meskipun teori ini lebih mementingkan isi
dari proses belajar mengajar namun dalam kenyataannya teori ini
lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan prosesbelajar yang
paling ideal. Dengan kata lain teori ini lebih tertarik pada ide belajar.
Teori ini antara lain terwujud dalam pendekatan yang diusulkan
Ausubel (1968) yang disebut “belajar bermakna” atau Meaningful
Learning. Teori ini juga terwujud dalam teori Bloom dan Krathwohl
dalam bentuk taksonomi bloom. Selain itu empat pakar lain yang juga
31
32
termasuk ke dalam kubu teori ini adalah Kolb, Honey dan Mubford,
serta Habermas.13
d) Aliran Sibernetik
Teori belajar yang keempat ini mungkin yang paling baru
dari semua teori belajar yang dikenal. Menurut teori ini belajar adalah
pengolahan informasi. Sekilas teori ini mempunyai kesamaan dengan
teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting
dalam teori sibernetik.. asumsi lain dari teori ini adalah bahwa tidak
ada satu pun proses belajar yang ideal untuk segala situasi, yang cocok
untuk semua siswa. Oleh karena itu semua informasi mungkin akan
dipelajari seorang siswa engan proses belajar, dan informasi yang
sama itu mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar
yang berbeda.
Teori ini telah dikembangkan oleh Landa (dalam pendekatan
yang disebut algoritmik dan heuristik), Pask dan Scott(dengan
pembagian siswa tipe menyeluruh atau whoolist dan tipe serial atau
serialist) atau pendekatan-pendekatan lain yang berorientasi pada
pengolahan informasi.
Keempat aliran teori belajar tersebut memiliki karakteristk
yang berbeda , yakni aliran behavioristik menekankan pada hasil
daripada proses belajar mengajar. Aliran kogntif menekankan pada
proses belajar. Aliran humanistik menekankan pada isi atau apa yang
13
Hamzah. B. Uno Op. Cit., hlm. 159
32
33
dipelajari. Aliran sibernetik menekankan pada sistem informasi yang
dipelajari.14
Sedangkan Prof. Dr. H. Baharuddin. M. Pd i , Mengatakan
bahwa pokok-pokok teori belajar itu ada tiga yaitu :
a) Teori Belajar Behavioristik
Tokoh-tokoh
yang
mengembangkan
teori
belajar
behavioristik diantaranya Edward L. Thordike, Ivan Petrovitch
Pavlov, dan Burhus Frederic Skinner.
Teori ini menjelaskan
mengenai perilaku belajar, menurut Thordike tingkah laku belajar
selalu melibatkan kepuasan, skinner melibatkan penguatan.15
b) Teori Belajar Kognitif
Dalam aliran kognitif, penataan kondisi bukan sebagai
penyembah terjadinya belajar, melainkan sekedar memudahkan
belajar. Keaktivan individu dalam belajar menjadi unsur yang sangat
pentingdan menentukan kesuksesan belajar. Tokoh-tokoh yang
mengembangkan
teori
ini
diantaranya
Geesalt
(pemahaman
pencerahan),dan Kurt Lewin.
c) Teori Belajar Humanistik
Ciri khas teori belajar humanistik adalah berusaha untuk
memahami perilaku seseorang dari sudut si pelaku dan bukan si
pengamat. Psikologi humanistik memberi perhatian bahwa guru
14
15
Hamzah . B. Uno Op. Cit h. 159
Baharuddin, Pendidikan Psikologi Perkembangan, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media), hlm.
169
33
34
adalah sebagai fasilitator. Guru harus berupaya berbagai cara untuk
memberi kemudahan belajar.16
c. Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar itu tidak sederhanaseperti yang digambarkan oleh ilmu
jiwa asosiasi, melainkan sangat kompleks. Prinsip-prinsip belajar
diantaranya adalah :
1. Agar seseorang benar-benar belajar maka ia harus mempunyai tujuan.
2. Belajar harus timbul dari yang bersangkutan bukan karena terpaksa.
3. Bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran.
4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5. Selain tujuan pokok yang harus di capai ada pula tujuan sampingan
yang harus dicapai.
6. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7. Dalam belajar seseorangbutuh bimbingan dari orang lain.
8. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat belajar.17
d. Pengertian Hasil Belajar
Pembelajaran adalah pengorganisasian sumber daya , fasilitas
dan lingkungan untuk mengusahakan kegiatan belajar siswa. Belajar
adalah kegiatan sengaja yang menimbulkan perubahan perilaku pada
pembelajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku pada diri
pembelajar setelah mengalami proses belajar.18
16
Baharuddin, Op. Cit, hlm. 169
Prof. Dr. S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, ( Jakarta : PT Bumi Aksara,
2000), hlm. 46-47
18
Dr. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.185
17
34
35
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas dapat dipahami
tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.19
Secara sederhana apa yang di maksud dengan hasil belajar
adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil
belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat
berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring . kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.20
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang
dialami siswa .
Dari beberapa pandangan diatas dapat kita simpulkan bahwa
perbuatan dan hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud :
a. Pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta , informasi,
prinsip atau hukum atau kaidah prosedur atau kaidah pola atau teori
sistem nilai-nilai dan sebagainya.
b. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) , proses berpikir,
mengingat atau mengenal kembali perilaku afektif (sikap sikap
19
20
Ahmad Susanto, Op. Cit., hlm. 5
Dimyati dan Mudjiono. Op.cit., hlm. 20
35
36
apresiasi , penghayatan dan sebagainya), perilaku psikomotorik
(ketrampilan ketramppilan yang bersifat ekspresif.
c. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang tangible maupun
yang intangible. 21
Morrison berpendapat bahwa hasil belajar yang merupakan
perubahan yang sungguh-sungguh dalam perilaku dan pribadi seseorang
dapat bersifat permanen. Apalagi kalu sudah menjadi pola-pola
kebiasaan, meskupin kita mungkin kurang menyadari lagi terutama hasilhasil belajar yang berkaitan dengan proses dan hasil perkembangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan pada kognitif, afektif dan konatif sebagai pengaruh
pengalaman belajar yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit,
atau bab materi tertentu yang telah diajarkan
d. Tolak Ukur Hasil Belajar
Tolak ukur hasil belajr dapat diihat dari beberapa indikator dan
kemungkinan secara garis besar adapt digambarkan sebagai berikut :22
Jenis Hasil Belajar
Indikator-Indikator
Cara
Pengukuran
A. Kognitif
 Pengamatan/perseptual
Dapat menunjukka/
Tugas/
Membandingkan/
tes/
21
Ahmad Susanto, Op.Cit
Prof. Dr. Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Modul, (Bandung : PT. Remadja Rosydakarya, 2005)
22
36
37
 Hafalan/Ingatan
Menghubungkan
observasi
Dapat menyebutkan/
Pertanyaan/
Menunjukkan lagi
Tugas/
Tes
 Pengertian/Pemahaman Dapat menjelaskan/
Tugas/
Mendefinisikan dengan Persoalan/
kata-kata sendiri
Tes/
Tugas
 Aplikasi/Penggunaan
Dapat
contoh/
memberikan Tugas/
menggunakan Persoalan/
dengan
 Analisis
tepat/ Tes/
memecahkan masalah
Tugas
Dapat menguraikan/
Tugas/
Mengklasifikasikan
persoalaan/
tes
 Sintesis
 Evaluasi
Dapat menghubungkan/ Tugas/
menyimpulkan/
persoalaan/
menggeneralisasikan
tes
Dapat
Tugas/
menginterpretasikan/
persoalaan/
Memberikan kritik/
tes
Memberikan
pertimbangan/penilaian
37
38
B. Afektif
 Penerimaan
 Sambutan
Bersikap menerima/
Pertanyaan/
Menyetujui atau
tes/
Sebaliknya
skala sikap
Bersedia
terlibat/ Tugas/
partisipasi/
Observasi/
memanfaatkan
atau Tes
sebaliknya
 Penghargaan/
Apresiasi
Memandang penting/ Skala penilaian/
bernilai/
berfaidah/ Tugas/
indah/
harmonis/ Observasi
kagum
atau
sebaliknya
 Internalisasi/
pendalaman
 Karakterisasi/
penghayatan
Mengakui/
Skala sikap/
mempercayai/
Tugas/
meyakinkanatau
Ekspresif/
sebaliknya
Proyektif
Melembagakan/
Skala sikap/
membiasakan/
Tugas/
menjelmakan
pribadi
perilakunya
38
dalam Ekspresif/
dan Proyektif
sehari-
39
hari
C. Psikomotorik
 Ketrampilan
Bergerak/
Koordinasi
mata, Tugas/ observasi/
tangan dan kaki
Tes/ tindakan
Gerak
Tugas/
bertindak
 Ketrampilan
ekspresi verbal dan Mimik
non verbal
observasi/
Ucapan
Tes/
Tindakan
e. Domain Hasil Belajar
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang
akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiawaan ersebut dibagi
kedalam tiga domain yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Potensi
perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku
dapat di gambarkan sebagai berikut : 23
INPUT
PROSES
HASIL
Siswa :
Proses
Siswa :
1. Kognitif
23
belajar
1. Kognitif
Dr. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 48-
49
39
40
2. Afektif
mengajar
3. psikomotorik
Potensi
3. psikomotorik
perilaku Usaha
yang dapat diubah
2. Afektif
Perilaku
mengubah
perilaku
yang
telah
berubah :
1. efek pengajaran
2. efek pengiring
f. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
ketrampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif).
Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang di pelajari.
Pemahamn menurut bloom ini adalah seberapa besar siswa mapu ,
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang dia baca, yang dilihat yang di alami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang siswa
lakukan.24
24
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Kencana, 2013), hlm.6
40
41
2. Ketrampilan proses
Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa ketrampilan
proses
merupakan
ketranpilan
yang
mengarah
pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemapuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitasnya. Sedangkan menurut indrawati
merumuskan bahwa ketrampilan roses merupakan keseluruhan
ketrampilan ilmiah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu konsep untuk mengembangkan
konsep sebelumnya.25
3. Sikap
Menurut Lange dalam Azwar, sikap tidak hanya merupakan
aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek mental semata,
melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Struktur sikap terdiri
atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
afektif dan konatif.
Sedangkan Bloom membagi hasil belajar dalam tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif
25
Ahmad susanto, Op.cit., hlm. 9
41
42
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni:
1) Pengetahuan (knowledge)
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah.
Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil
belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi
pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham
bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan
memudahkan dalam membuat kalimat.
2) Pemahaman
Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu
dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.
3) Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi
kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa
ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam
situasi baru disebut aplikasi. Mengulangulang menerapkannya pada
situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau
keterampilan.
4) Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau
42
43
susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang
memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.
5) Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam
bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah
berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi
integritas.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,
pemecahan metode, dll.
b. Ranah afekif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiaannya
terhadap
pelajaran,
disiplin,
motivasi
belajar,
menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
c. Ranah psikomotoris
Hasil
belajar
psikomotoris
tampak
dalam
bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.26
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Menurut teori Geesalt belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
26
Nana sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remadja
Rosdakarya, 2005)
43
44
perkembangan. Berdasar teori ini hasil belajar siswa terdiri dari dua hal
yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya.27
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil
belajat yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interakis antara
berbagi faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor
eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhikemampuan belajarnya. Faktor
internalini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa
Russefendi
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar siswa ke dalam sepuluh macam yaitu :
1. Kecerdasan
2. Kesiapan anak
3. Bakat anak
27
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : CV. Kencana Prenada
Media Grup, 2013 ), hlm. 12
44
45
4. Kemauan belajar
5. Minat anak
6. Model penyajian materi
7. Pribadi dan sikap guru
8. Suasana belajar
9. Kompetensi guru
10. Kondisi masyarakat.
Dari
kesepuluh
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
keberhasilan siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan
hampir sepenuhnya tergantung pada siswa dan sebagian sisa
sepenuhnya tergantung pada guru.
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya
mengatakan Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
adalah:
1. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa.
Dalam lingkunganlah siswa hidup dan berinteraksi. Kondisi
lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan
menjadi dua, yaitu:28
a. Lingkungan alami/fisik
Lingkungan alami adalah lingkungan tempat siswa
berada dalam arti lingkungan fisik. Yang termasuk lingkungan
28
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Tri Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung :
CV Pustaka Setia, 2005), hlm.105
45
46
alami adalah lingkungan sekolah, lingkungan tempat tinggal dan
lingkungan bermain. Lingkungan fisik termasuk di dalamnya
keadaan shu, kelembaban, kepengapan udara.
b. Lingkungan sosial
Makna lingkungan dalam hal ini adalah interaksi siswa
sebagai makhluk sosial, makhluk yang hidup bersama atau homo
socius.
Sebagai
anggota
masyarakat,
siswa
tidak
bisa
melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang berlaku
dalam masyarakat tempat siswa tinggal mengikat perilakunya
untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum.
Lingkungan sosial ini seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk
lalu lintas, dan juga gemuruhnya pasar dapat berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
2. Faktor instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya di rancangkan sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktorfaktor keras maupun lunak.
Setiap penyelenggaraan pendidikan memiliki tujuan
instruksional yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan seperangkat kelengkapan atau instrumen dalam berbagai
bentuk dan jenis. Instrumen dalam pendidikan dikelompokkan
menjadi :
46
47
a. Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan
unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, kegiatan
belajar mengajar tidak dapat berlangsung. Setiap guru harus
mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum ke dalam program
yang lebih rinci dan jelas sasarannya. Sehingga dapat diketahui
dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar mengajar
yang telah dilaksanakan.
b. Program
Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari
baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program
pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia;
baik tenaga, finansial, sarana, dan prasarana.
c. Sarana dan fasilitas
d. Guru
Guru merupakan penyampai bahan ajar kepada siswa
yang membimbing siswa dalam proses penguasaan ilmu
pengetahuan di sekolah. Perbedaan karakter, kepribadian, cara
mengajar yang berbeda pada masing-masing guru, menghasilkan
kontribusi yang berbeda pada proses pembelajaran.
Sementara faktor-faktor internal menurut Drs. H. Abu
Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya yang mempengaruhi hasil belajar
adalah:
47
48
1. Fisiologis
Merupakan faktor internal yang berhubungan dengan
proses-proses yang terjadi pada jasmaniah. Seperti kesehatan yang
prima dan hal-hal yang dapat dilihat dengan mata.29
a. Kondisi fisiologis
Kondisi fisiologis umunya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar individu. Siswa dalam keadaan lelah akan
berlainan belajarnya dari siswa dalam keadaan tidak lelah.
b. Kondisi panca indera
Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikkan pada
kondisi indera. Kemampuan untuk melihat, mendengar,
mencium, meraba, dan merasa mempengaruhi hasil belajar.
Anak yang memilki hambatan pendengaran akan sulit menerima
pelajaran
apabila
ia
tidak
menggunakan
alat
bantu
pendengaran.30
2. Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam diri
individu yang berhubungan dengan rohaniah. Faktor psikologis
yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Minat
b. Kecerdasan.
c. Bakat
29
30
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Tri Joko Prasetya, Op.Cit., hlm. 106
Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Tri Joko Prasetya, Op. Cit., Hlm. 107
48
49
d. Motivasi
e. Kemampuan kognitif
Dari beberapa pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ada dua macam yaitu
faktor yang datang dari dalam diri siswa (faktor internal) yang meliputi
kecerdasan anak, bakat anak, kemauauan belajar, minat dan motivasi
belajar. Faktor yang kedua datangnya dari luar siswa (faktor eksterna)
yakni meliputi keluarga dan keadaan kelas, serta kemampuan guru.
49
Download