pemberian rhizobium pada 3 varietas kedelai di kegiatan uji varietas

advertisement
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
PEMBERIAN RHIZOBIUM PADA 3 VARIETAS KEDELAI DI
KEGIATAN UJI VARIETAS UNGGUL BARU DI KABUPATEN TANAH
LAUT KALIMANTAN SELATAN
Rina D. Ningsih
BPTP Kalimantan Selatan
Jl. P. Batur Barat No 4 Banjarbaru 70711 Kalimantan Selatan
ABSTRAK
Kebutuhan kedelai di Kalimantan Selatan sebagian besar dipenuhi oleh kedelai
import. Pada tahun 2011 di Kalimantan Selatan produksi kedelai sebanyak 4.511 ton,
sedangkan kebutuhan mencapai 37.010 ton ada kekurangan sekitar 32.499 ton. Upaya
yang ditempuh untuk meningkatkan produksi kedelai antara lain adalah dengan
perluasan areal tanam, perbaikan budidaya dan penggunaan varietas produksi tinggi dan
adaptif. Pengkajian ini bertujuan untuk Memperkenalkan varietas-varietas unggul baru ;
mendapatkan varietas yang adaptif; dan mengetahui pengaruh pemberian rhizobium
terhadap hasil kedelai. Pengkajian dilaksanakan di desa Telaga Langsat (kecamatan
Takisung) pada Musim Hujan 2011/2012 (Oktober-Januari), dilahan petani seluas 2,5
ha. Rancangan acak kelompok diulang 5 kali. Penentuan dosis pupuk berdasarkan
analisa tanah dengan PUTK (perangkat uji tanah lahan kering) yaitu : urea 50 kg/ha +
SP-36 100 kg/ha+ KCl 75 kg/ha. Pemberian amelioran pupuk kandang (kotoran ayam) 1
ton/ha dan dolomit 500 kg/ha, Pemberian rhizobium dengan dosis 400 g/ha. Varietas
yang digunakan adalah Anjasmoro, Argomulyo, dan Kaba. Hasilnya menunjukkan
bahwa ke tiga varietas yang digunakan cukup adaptif ditunjukkan dengna hasil yang
diatas 1 t/ha. Pemberian ameliorant dan rhizobium meningkatkan hasil semua varietas
kedelai, Hasil tertinggi adalah varietas argomulyo yang diberi rhizobium 3,2 t/ha. Hasil
uji preferensi petani menyukai kedelai yang berbiji besar seperti argomulyo dan
anjasmoro.
Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu UPT pusat dibidang pertanian yang ada di daerah, BPTP
Kalimantan Selatan mempunyai mandat untuk menyediakan teknologi spesifik lokasi,
menyediakan informasi yang diperlukan dalam proses pembangunan pertanian di daerah
(Badan Litbang Pertanian, 1999). BPTP Kalimantan Selatan harus dapat menyediakan
teknologi yang siap untuk dikembangkan oleh petani/pengguna lainnya. Salah satu
komponen yang banyak diperlukan adalah benih unggul yang beradaptasi baik pada
lokasi spesifik, dan yang dapat meningkatkan produktivitas dengan efesiensi yang
tinggi.
Kedelai merupakan salah satu sumber protein dan bahan makanan fungsional
bermutu tinggi bagi manusia. Sampai saat ini kebutuhan kedelai Nasional belum dapat
dipenuhi dari produksi dalam negeri sehingga masih bergantung kepada import. Begitu
juga kebutuhan kedelai di Kalimantan Selatan yang sebagian besar dipenuhi oleh
kedelai import. Tahun 2011 di Kal-Sel produksi kedelai sebanyak 4.511 ton sedangkan
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
kebutuhan mencapai 37.010 ton ada kekurangan sekitar 32.499 ton. Upaya yang
ditempuh untuk meningkatkan produksi kedelai antara lain adalah dengan perluasan
areal tanam, perbaikan budidaya dan penggunaan varietas produksi tinggi dan adaptif.
Melihat kondisi wilayah dan potensi lahan, Kalimantan Selatan merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan kedelai karena terdapat lahan kering yang
cukup luas yaitu sekitar 1,919.juta ha (BPS, 2012). Selain harga yang masih rendah
permasalahan pada lahan kering adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah karena tanah
cenderung masam. Jalan keluar mengat asi permasalaha tersebut adalah menggunakan
varietas yang adaptif; toleran terhadap lingkungan tersebut dan perbaikan lingkungan
tumbuh tanaman dengan perbaikan teknologi budidaya. Paket teknologi budidaya yang
dianjurkan untuk tanaman kedelai di lahan kering terdiri dari pengolahan tanah,
pemberian kapur dolomite minimal 500 kg/ha, pemberian bahan/pupuk organik 1 t/ha,
pemupukan urea 50 kg/ha + SP-36 100 kg/ha+ KCl 75 kg/ha, serta pemberian
legin/rhizobium bagi tanah-tanah yang telah lama/tidak pernah ditanami kedelai.
Pemberian kapur dimaksudkan selain untuk menyediakan Ca bagi tanaman;
tanaman berpolong sangat memerlukan Ca untuk pembentukan polong, juga bertujuan
untuk menetralisir Al-dd. Sedangkan pupuk organik bertujuan agar mikroba terutama
mikroba penambat N dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga penggunaan
N rendah dan pertumbuhan tanaman lebih baik. Pemberian legin/ Rhizobium dilakukan
karena lahan cukup lama tidak ditanami kedelai (4 tahun) dan dibiarkan bera selama 3
tahun. Diharapkan dengan pemberian rhizobium pertumbuhan dan hasil tanaman
menjadi lebh baik karena kemampuan bakteri rhizobium berasosiasi dengan tanaman
kedelai mengikat N2 bebas dari udara.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan varietas-varietas unggul baru
; mendapatkan varietas yang adaptif; dan membuktikan kepada petani setempat
pengaruh pemberian rhizobium terhadap hasil kedelai.
METODE
Kegiatan dilaksanakan di desa Telaga Langsat, Kec Takisung, di lahan petani
seluas 2,5 ha, pada MH. 2011/2012 (Oktober-Januari). Berdasarkan Perangkat Uji
Tanah Lahan Kering (PUTK) dosis pemupukan untuk tanaman kedelai adalah Urea 50
kg/ha + SP-36 100 kg/ha+ KCl 75 kg/ha serta tambahan kapur (500 kg/ha) berupa
dolomit dan pupuk organik (1 t/ha).berupa pupuk kandang kotoran ayam, Penelitian
dirancang dengan rancangan acak kelompok dan diulang 5 kali. Perlakuan yang
diberikan adalah : 1) 3 Varietas yang diperoleh dari Balitkabi Malang (Anjasmoro,
Argomulyo, dan Kaba); 2) pemberian rhizobium (tidak diberi dan diberi rhizobium 10
gr/kg benih).
Tanah diolah menggunakan traktor sebanyak dua kali dan diratakan. Kemudian
dibuat saluran drainase agar bila hujan cukup tinggi, air dapat segera mengalir tidak
menggenangi lahan. Pupuk kandang ditaburkan menjelang pengolahan tanah, dan kapur
ditaburkan setelah pengolahan tanah kedua. Benih ditanam tugal dengan jarak 40 cmx20
cm, 2 biji per lubang. Pada perlakuan pemberian rhizobium, benih sedikit dibasahi lalu
di campur dengan rhizobium. Tujuan pembasahan adalah supaya rhizobium dapat
2
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
melekat di biji. Penyiangan dilakukan 1x dengan herbisida purna tumbuh. Sedangkan
pemberatasan hama penyakit berdasarkan pemantauan, pada saat pertanaman hanya satu
kali penyemprotan pestisida karena adanya ulat daun. Panen dilakukan bila sudah masak
fisiologis yang ditandai dengan daun berwarna kuning/kering dan banyak yang rontok.
Parameter pengamatan yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman,
jumlah buku per tanaman, jumlah polong per tanaman, persen polong hampa per
tanaman, bobot 100 biji dan hasil biji kering yang diambil dari ubinan 2m x 3m
kemudian dikonversi ke ton/ha. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisa sidik
ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata menggunakan soft ware SAS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Lahan
Umumnya petani sekitar menanam kedelai dengan benih yang seadanya atau
bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten. Varietas yang sudah umum digunakan adalah
varietas wilis. Lahan pengkajian adalah lahan kering yang bera selama 2 tahun,
ditumbuhi semak belukar dengan kemiringan lahan berkisar 8%. Untuk penentuan dosis
pemupukan spesifik lokasi digunakan Perangkat Uji Tanah Lahan Kering (PUTK).
Hasil analisa tanah dan dosis dapat pupuk yang direkomendasikan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kesuburan Tanah Lokasi Pengkajian Dan Rekomendasi Pemupukan
Status N
Status P
Status K
pH tanah
Kriteria kandungan
hara tanah
tinggi
sedang
masam
Rekomendasi dosis
pupuk (kg/ha)
50 Urea
100 SP-36
75 KCl
500 Kapur
C-orgk
rendah
1.000 pupuk organik
Sifat kimia
Keterangan
Hanya sebagai starter
Ditunjukkan dg pereaksi kapur
yang diberikan <4 tetes
Ditunjukkan dg tinggi busa
yang ditimbulkan sekitar 3 cm
Pertumbuhan Tanaman
Analisa sidik ragam terhadap data pertumbuhan menunjukkan bahwa interaksi
perlakuan varietas dan rhizobium tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
(Tabel 2). Tetapi penggunaan beberapa varietas berpbengaruh terhadap tinggi tanaman,
jumlah buku, jumlah polong dan persen polong hampa. Dan pemberian rhizobium
berpengaruh terhadap jumlah buku, jumlah polong, dan persen polong hampa.
Tabel 2. Hasil Analisa Sidik Ragam Pengaruh Rhizobium Dan Varietas Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman, MH 2011/2012, Tanah Laut
Sumber
keragaman
Varietas=V
Rhizobium=R
VxR
KK (%)
Tinggi
tanaman
**
tn
tn
12,6
Jumlah
cabang
tn
tn
tn
24,77
Jumlah buku
per tanaman
**
**
tn
15,6
Jumlah polong
per tanaman
**
**
tn
21,9
% polong
hampa
**
**
tn
21,4
Bobot
100 biji
**
**
tn
12,8
Hasil
(t/ha)
**
**
tn
19,3
Pertumbuhan tanaman setiap varietas sangat dipengaruhi oleh genetika dari
masing-masing varietas tsb. Tanaman yang lebih tinggi adalah Argomulyo dan Kaba
(Tabel 3), jumlah cabang terbanyak Anjasmoro, jumlah buku terbanyak Argomulyo,
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
persen polong hampa terendah adalah Kaba. Anjasmoro adalah tanaman yang peka
terhadap kekurangan, terlihat dari warna daun muda bagian pinggir klorosis yang
menunjukkan tanaman kekurangan Ca. Pada tanah-tanah masam unsur Ca tersedia
dalam jumlah sedikit. Tambahan kapur dolomit sudah diberikan 500 kg/ha, tapi rupanya
Ca yang ditambahkan masih belum cukup bagi varietas Anjasmoro walaupun bagi
Argomulyo dan Kaba sudah cukup. Jumlah buku dan jumlah polong lebih banyak
terdapat pada perlakuan pemberian rhizobium. Persen polong hampa akibat pemberian
rhozobium lebih rendah daripada yang tanpa diberi.
Tabel 3. Rerata Pertumbuhan Tanaman Respon Terhadap Varietas Dan Pemberian
Rhizobium, MH. 2011/2012, Tanah Laut
Perlakuan
tinggi tanaman
Jlh cabang
Jlh buku per
tanaman
Jlh polong per
tanaman
% polong
hampa
Varietas
Argomulyo
79.5 a
6.1 b
60.3 a
95.9 a
5.31 b
Kaba
67.8 a
6.4 b
54.7 b
88.2 b
3.72 c
Anjasmoro
56.5 b
7.4 a
56.5 b
91.6 a
12.55 a
Rhizobium
Tanpa
66,7 a
6.3 a
53.2 b
81.3 b
8.42 a
Rhizobium
67.9 a
6.9 a
61.1 a
102.5 a
5.97 b
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama disampingnya pada kolom dan perlakuan yang
sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada tarap 0,05
Hasil Tanaman
Produktivitas tanaman didapat dari hasil ubinan 2 m x 3 m dikonversi ke ton/ha.
Interaksi varietas dan pemberian rhizobium tidak berpengaruh terhadap bobot 100 biji
dan hasil. Varietas saja dan rhizobium saja berpengaruh terhadap parameter bobot 100
biji dan hasil (Tabel 2). Ukuran biji terbesar adalah varietas Anjasmoro tidak berbeda
dengan Argomulyo tapi berbeda dengan Kaba (Tabel 4). Petani menyukai varietas yang
berbiji besar, hasil uji preferensi menunjukkan petani menyukai varietas Argomulyo dan
Anjasmoro. Ini dibuktikan juga dengan hasil kedua varietas tersebut yang lebih tinggi.
Tabel 4. Rerata Bobot 100 Biji Kedelai, MH 2011/2012, Tanah Laut
Perlakuan
Argomulyo
Kaba
Anjasmoro
rerata
Tanpa
16.08
10.36
16.17
13,63 b
Rhizobium
15.50
10.21
15.20
14,20 a
Rerata
15.79 a
10.28 b
15.68 a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama disampingnya pada kolom/baris yang sama
tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada tarap 0,05
Pemberian rhizobium meningkatkan hasil kedelai (Tabel 5). Varietas
Argomulyo mempunyai produktivitas tertinggi tidak berbeda dengan Anjasmoro.
Pemberian bahan/pupuk organik ke tanah dapat meningkatkan aktivitas dan populasi
mikroba. Pada tanah dengan kandungan bahan organik rendah (C organik kurang dari
2%) pemberian rhizobium akan berfungsi efektif bila diiringi dengan penambahan
bahan organik.
4
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
Dengan paket teknologi lengkap dan ditambah rhizobium, kedelai varietas
Argomulyo dapat menghasilkan sampai 3,2 t/ha, hasil yang cukup tinggi untuk di lahan
kering masam seperti di Kalimantan Selatan. Hasil ini akan dapat membuat petani
bersemangat untuk bbertanam kedelai apalagi bila harga kedelai per kilogramnya setara
1,5x harga gabah. Harga kedelai yang ada sekarang ini menurut petani sangat tidak
membuat petani. untung sehingga petani enggan untuk menanam kedelai.
Tabel 5. Rerata Hasil Kedelai, MH 2011/2012, Tanah Laut
Perlakuan
Argomulyo
Kaba
Anjasmoro
rerata
Tanpa
2.51
1.42
2.28
2.07 b
Rhizobium
3.20
2.01
2.64
2.62 a
Rerata
2.86 a
1.72 b
2.46 a
Keterangan :
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama disampingnya pada kolom/baris yang sama
tidak berbeda nyata menurut uji Duncan pada tarap 0,05
KESIMPULAN
Pada tanah yang lama tidak ditanami kedelai. pemberian rhizobium
meningkatkan hasil semua varietas kedelai, Hasil tertinggi adalah varietas argomulyo
yang diberi rhizobium 3,2 t/ha. Varietas kedelai yang berbiji besar seperti argomulyo
dan anjasmoro sangat disukai oleh petani.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal dan Riwanodja, 2007. Respon beberapa varietas unggul kedelai pada lahan
kering masam di Langkat Sumatera Utara. Prosiding peningkatan produksi
kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung kemandirian pangan. Balai
Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang,
Arsyad, D.M.. 2004. Varietas kedelai toleran lahan kering masam, Prosiding lokakarya
Pengembangan kedelai melalui pengelolaan tanaman terpadu di lahan kering
masam. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang
Badan Litbang Pertanian 1999. Panduan Umum Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan
diseminasi teknologi pertanian. Badan Litbang Pertanian. Deparrtemen
Pertanian. Jakarta.
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang, 2011. Deskripsi Varietas
Unggul Kacang=kacangan dan Umbi-umbian. Malang.
BPS, 2012. Survei Pertanian Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Provinsi
Kalimantan Selatan. Biro Pusat Statistik Kalimantan Selatan.
Saraswati, R., Jati Purwani, Ratih D. Hastuti, Erny Yuniarti dan Akhmad Prabowo,
2004. Teknologi pupuk hayati dan pupuk bio-organik untuk meningkatkan
produktivitas kedelai dan efesiensi pemupukan di lahan masam Lampung.
Prosiding peningkatan produksi kacang-kacangan dan umbi-umbian mendukung
kemandirian pangan. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Malang,
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Download