asuhan kebidanan komprehensif pada ny “n” masa hamil, bersalin

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “N” MASA HAMIL,
BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI
UPT PUSKESMAS BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO
HALIMATUS SA’DIYAH
NIM. 13110100118
Subject : hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana
DESCRIPTION
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 32 per
1000 kelahiran hidup.Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan pada Ibu dan anak adalah dengan melakukan asuhan
kebidanan komprehensif, sehingga bidan dapat memantau serta mendeteksi secara
dini adanya komplikasi yang dapat terjadi.
Asuhan kebidanan secara komprehensif ini dilakukan secara berkelanjutan
dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB.Pelaksanaannya
dilakukan dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian
SOAP.Pemberian asuhan kebidanan ini dilakukan tanggal 09 Pebruari – 29 April
2016.
Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “N” didapatkan keluhan
yang dirasakan masih dalam hal fisiologis dan telah dilakukan penatalaksanaan
sesuai dengan keluhan dan kebutuhan pada masa hamil sampai KB. Pelayanaan
yang didapatkan di puskesmas pada kunjungan pertama melaksanakan sesuai
dengan standart 10 T, Pada kunjungan neonatus usia 6 hari didapatkan bayi diberi
ASI, penatalaksanaan yang dilakukan yaitu memotivasi Ibu dan memberi
konseling tentang ASI, setelah dilakukan penatalaksanaan Ibu mengerti.
Asuhan kebidanan komprehensif ini sangat membantu, sehingga Ny”N”
dapat melewati proses kehamilan sampai KB tanpa masalah. Asuhan kebidanan
komprehensif ini diharapkan dapat diterapkan secara maksimal di lapangan dan
dilakukan pelayanan standar asuhan 10T pada kunjungan kehamilan pertama, agar
dapat mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada masa
kehamilan sampai KB, sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.
ABSTRACT
Results of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012,
Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia reached 359 died per 100,000 live
births. As for the Infant Mortality Rate (IMR) reached 32 per 1,000 live births.
One effort that can be done to improve the quality of health services in mother
and child is to conduct a comprehensive midwifery care, so that midwives can
monitor and detect early complications that can occur.
Comprehensive midwifery care that was done sustainably from pregnancy,
porturation, postpartum, neonatal, and family planning. Implementation was done
by the management approach of midwifery and SOAP documentation. The
provision of midwifery care was conducted on 09 February - 29 April 2016.
The results of a comprehensive midwifery care for Mrs. "N" found
complants that still in terms of physiological and has been done in accordance
with the management of complaints and needs during pregnancy until familiy
planning. health service obtained at the puskesmas on the first visit was did not
implement in accordance with the standard of 10 T.
Comprehensive midwifery care is so helpful, so Mrs. "N" can go through the
process of pregnancy until parturition without any problems. Comprehensive
midwifery care is expected to be applied optimally in the field and do midwifery
care with standard services of 10T at first pregnancy visit, in order to detect early
complications that may occur during pregnancy until porturation, so as to reduce
MMR and IMR
Keyword : midwifery care, pregnancy, parturition, neonatal, postpartum family
planing
Contributor
: 1.Ika Yuni Susanti, MPH
2. Dyah Permata Sari, S.ST, MM
Date
: 19 Agustus 2016
Type Materal : laporan penelitian
Identifier
:
Right
: summary
A.LATAR BELAKANG
Indkator yang digunakan untuk menggambarkan keberhasilan program
pelayanan kesehatan ibu adalah cakupan pemeriksaan ibu hamil terhadap
pelayanan kesehatan yang diukur dengan K1 dan K4. Cakupan kunjungan ke
fasilitas kesehatan K4 masih di bawah target hal itu di tunjukan pada
kunjungan antenatal care yang tidak memenuhi standar minimal (world health
organization) WHO 1 kali trimester I , 1 kali trimester 2 dan 2 kali trimeswter
III. Kemudahan dalam menjangkau tempat pelayanan antenatal juga sangat
menentukan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik
(Depkes 2014). Asuhan kebidanan dalam arti asuhan yang di berikan harus
berdasarkan kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan.Asuhan
yang di berikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu saja melainkan juga
orang-orang terdekat di sekitarnya (Marmi, 2012).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 perkelahiran
hidup. Target global MDG’s adalah menurunkan angka kematian ibui menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Total Fertiliti Rate (TFR) tahun
1991-2012 sebesar 57,9 dalam kurun waktu tersebut penurunan angka
sangatlah lambat hanya sebesar 0,4 dengan meningkatnya Contraceptif
Prevalense Rate (CPR) sebesar 2,6 menurunkan TFR maka dapat memperkecil
angka kematian ibu (Kemenkes 2012). Angka kematian ibu (AKI) di Jawa
Timur cenderung meningkat dalam 5 tahun terahir yaitu berkisar 7-11 Poin
dengan data yang bersumber dari kematian ibu (LKI) Kabupaten/Kota. Tahun
2011 sebesar 104,3 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2012 sebesar
97,43% per 100.000 kelahiranhidup. Keadaanya berada 5 poin di bawah dari
target MDG’s sebesar 1-2 per 100.000kelahiran hidup, sedangkan AKB
(Angka Kematian Bayi) tahun 2012 sebesar 28,31 per 1000 kelahiran
hidup(Profil Kesehatan Jatim 2012). Angka kematian ibu di Kabupaten
Mojokerto pada tahun 2013 sebayak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada
kematian ibu hamil, 2 kasus pada kematian ibu bersalin dan 14 kasus pada
kematian ibu nifas selama tahun 2013 (profil kesehatan dinas kabupaten
mojokerto,2014).
Menurut data statistik yang di keluarkan (world health organization)
WHO tahun 2013 sebagai data PBB yang menangani masalah kesehatan
mencatat Angka Kematian Bayi SEBESAR 19,2% PER 1000 Kelahiran hidup.
Estimasi Angka Kematian Bayi di Indonesia tahun 2012 mencapai 32%, hal
tersebut tidak sesuai dengan target Restra KEMENKES sebesar 24% di tahun
2014, hal tersebut juga bemum memenuhi target MDG’s sebesar 23%/1000
kelahiran hidup pada tahun 2015 (SDKI 2012). Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Neonatal (AKN) di Jawat Timur tahun 2012 mencapai
estimasi sebesar 28,31 per 1000 kelahiran hidup, dalam kurun waktu terdepan
mencapai target(millennium developmet goals) MDG’s 23/1000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Data Dinas Kesehatan Mojokerto melaporkan terjadi
16,491 kelahiran dari seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus
kematian bayi sebasar 129 diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebayak
52 bayi permpuan. Jumlah kematian tertinggi ada pada kecamatan puriya itu 15
bayi dan tiadak adanya kematian bayi atau 0 ada pada Kecamatan Bagsal dan
Ngoro (profil kesehatan dinas Kabupaten Mojokerto, 2014).
Status kesehatan masyarakat di Indonesia pada khususnya bagian
kesehatan ibu dan anak dapat dilihat dari data nasional tahun 2013 bahwa,
cakupan K1 pada ibu hamil mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu
dari 96,84% pada tahun 2012 menjadi 95,25% pada tahun 2013. Cakupan K4
mencapai 86,85%. Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (PN) mencapai 90,88%. Cakupan akseptor Keluarga Berencana
(KB) aktif mencapai 76,73%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap
mengalami penurunan dari 87,79% pada tahun 2012 menjadi 87,23% pada
tahun 2013 (Kemenkes, 2014). Capaian cakupan K1 di provinsi Jawa Timur
pada tahun 2013 mencapai 95,07%. Capaian cakupan K4 mencapai 87,36%.
Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 97,53%. Cakupan peserta
Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 78,98%. Cakupan kunjungan
neonatal (KN) lengkap mencapai 89,08% (Kemenkes, 2014). Cakupan K4 di
Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai 81,44%. Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 87,99%. Cakupan
Neonatus pertama (KN1) mencapai 95,47%. Cakupan Kunjungan Neonatus
Lengkap (KN Lengkap) mencapai 94,37% (Profil Kesehatan Dinas Kabupaten
Mojokerto, 2014).
Upaya yang harus dilakukan di butuhkan peran bidan untuk
mendiagnosis dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk
membentuk menekan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.
Diagnosis dini pada ibu dilakukan sejak ibu hamil yaitu dengan cara
melakukan deteksi dini (misal penapisan dini ibu hamil dengan kartu skor Puji
Rohyati) agar tidak terjadi keterlambatan di karenakan rujukan yang bersifat
mendesak.. Ibu bersalin dan nifas sehingga ibu akan mendapart pertlolongan
tepat guna (Yulifah dan Yuswanto 2012). Bidan menjalankan peran dan
tanggung jawabnya sangat di tuntut kemampuanya dalam menerapkan teori
yang telah di dapatnya kepada pasien pengembangangan ilmu pengetahuan
yang paling up to date harus selalu di ikuti agar bidan dapat memberi
pelayanan yang berkwalitas kepada pasien. Penguasaan bidan dalam
pengambilan kepututusan yang tepat mengenai kondisi pasien sangat penting
terutama menyangkut penentuan kasus pada kehamilan, persalinann nifas
neonatus dan konseling kontrasepsi sesuai dengan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) (Sulistyawai, 2011).
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan SOAP:
1. S (subjective)
: menggambarkan hasil pendokumntasian anamnesis
2. O (objective)
: menggambrakan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tes
diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I varney.
3. A (assessment) : menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisa dari
interperstasi data objective dalam identifikasi yang
meliput :
a. Diagnose atau masalah
b. Antisispasi diagnose atau masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi, kolaborasi atau rujukan sebagai langakah
II, III,IV varney
4. P (planning) : menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan,
pelaksanaaan tindakan, dan evaluasi berdasarkan asuhan
yang diberiakn
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny “N” usia 21 tahun G1P0000UK 36 minggu 6
hari pada tanggal 2 maret 2016 megeluhkan nyeri pada bagian pinggang,
menurut pendapat (fraser, 2009). Keluhan pada ibu hamil trimester 3 yaitu
nyeri punggung disebabkan oleh perubahan uterus yang menyebabkan
perubahan postur tubuh, dan juga akibat pengaruh hormone releksin terhadap
ligament. Sehubugan dengan hal tersebut di atas, keluhan yang dialami
Ny.“N” masih dalam batas wajar dan termasuk dalam kehamilan fisiologis.
Pentalaksanaan yang di berikan pada ibu yang mengalami keluhan nyeri
punggung adalah menganjurkan ibu olah raga ringan seperti berjalan-jalan
menjaga kesehatan punggung dengan cara membuat seluruh tubuh tetap
bugar. Menganjurkan ibu untuk menghindari mengangkat barang berat karena
dapat memperburuk sakit.
Kunjugan ke II usia kehamilan 38 minggu Ny “N” mempunyai keluhan
sering buang air kecil, menurut rukiah,(2009) jelaskan pada ibu sering kecil
adaalah hal yang wajar/normal yang terjadi pada kehamilan tua karena janin
yang semakin membesar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga
kapasitas kandung kemih terbatas dan sering buang air kecil, ibu mengerti
dengan penjelasan yang telah diberikan. Menganjurkan ibu agar banyak
minum di siang hari dan menguranginya ada malam hari agar memenuhi
kebutuhan cairan ibu tana menganggu kebutuhan istirahat ibu, ibu bersedia
melakukannya .Menyarakan ibu agar jangan sering minum teh atau kopi
dapat merangsang keinginan untuk sering kencing.
Kunjugan ke III usia kehmilan 37 minggu Ny “N” mempunyai keluhan
perutnya kenceng-kenceng kadang-kadang dan keluhan yang di rasakan
padaNy “N” adalah hal yang fisiologis karena sesuai dengan teori yaitu
terjadi his permulaan yang sering terjadi pada ibu hamil yang sering disebut
his palsu. Sifat his palsu yaiturasa nyeri ringan di bawah datangnya tidak
teratur, durasinya pendek dan tidak betambah bila di bawa beraktifitas, his
palsu merupakan tanda-tanda persalinanan sudah dekat. (manuaba, 2010).
Kunjungan kehamilan Ny “N” dapat di katakana teratur yaitu pada 2
kali Keteraturan ANC sangat penting karena untuk melihat perkembangan
kehamilan,kondisi janin dan kemungkinan adanya komplikasi dapat di
deteksi dini dan di tangani segera. Ny”N” memeriksakan kehamilnnya
dengan rutin atau teratur di karenakan ibu masih hamil anak pertama.
Pada kala I pada Ny.“N” mempunyai keluhan adanya pengeluaran
lendir darah dan kenceng-kenceng sejak tanggal 17 maret 2016 pukul 05.00
wib. Pada pemeriksaan dalam di temukan pada jam 09.00 wib pembukaan Ø
5 cm, effacement 50%, persentasi letak, UUK, hodge III, ketuban belum
pecah, tidak ada molase.Menurut sulistywati(2013). Kala I untuk
primigarvida sekitar 8 jam. Persalinan fase laten. Persalinan fase laten,
pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm,
lamanya 7-8 jam fase aktif, berlangsung selama 6 jam .kala I pada persalinan
Ny “N” belangsung 6 jam, sehingga dapat dikatakan kala I berjalan normal
dan fisiologis.
Kala II saat pembukaan lengkap Ny “N” ingin meneran dengan di
tandai adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, frekuesi his semakin sering (> 3x/menit), intensitas his semakin
kaut dan durasi his > 40 detik.kala II berlangsung selama ± 30 menit, bayi
lahir sepontan, jenis kelamin perempuan, langsung menagis, tonus otot baik,
wrana kulit merah muda, tidak ada kelainan kongegital dan anus ada.
Sulistywati (2013) data yang mendukung bhawa pasien kala II adalah pasien
mengatakan ingin meneran.Perineum menonjol, vulva dan anus membuka,
frekuensi his semakin sering >3x/menit, intensitas semakin kuat, durasi his >
40 detik. Proses persalinan kala II berjalan lancar berlangsung selama ±30
menit sehingga ini merupakan proses fisiologis dan tidak ada kesenjagan
antara fakta dan teori.
Kala III Ny “N” hanya berlangsung 5 menit, hal ini sesuai dengan teori
sulistywati( 2013: 7) bahwa penatalksanaan persalinan kala III dalam asuhan
persalinan normal berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lamanya kala
III berlangsung lebih dari 30 menit merupakan indikasi terjadinya
retensioplasenta. Kala III ny” N” berlangsung normal tidak terjadi retensio
plasenta sesuai dengan teori. Mamajemen aktif kala III dilakukan dengan
pemberian oksitosin. Pemberian suntikan oksitosin di lakukan dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir, setelah menmastikan tidak ada bayi lain di dalam
uterus. Karena oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi yang dapat
menurunkan pasokan oksigen pada bayi. Peregangan tali pusat di lakukan
dengan megeklempada tali pusat di letakan sekitar 5-10 cm dari vulva di
karenakan dengam memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah
evulsi tali pusat. Masase fundus uteri dilakukan untuk memastikan bahwa
uterus berkontraksi dengan baik, hasil pemeriksaan
Kala IV Ny” N” berlangsung ±2 jam. Lamanya kala IV dari observasi 2
jam pertama post partum dalam keadaan normal. Tekanan darah
110/70mmHg, nadi 84x/menit, suhu 36,70C, Dan pernafasan 20x/menit, TFU
2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik. Perdarahan ±200cc. sesuai dengan
teori sulistywati (2013:7) kala IV belangsung 1-2 jam.kala IV adalah kala
pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir. Jumlah perdarahan rata-rata di
anggap normal adalah 100-300 cc, apabila perdaran lebih dari 500cc, hal
tersebut sudah di anggap abnormal dan harus di cari penyebabnya.kala IV
berlangsung normal selama 2 jam dan tidak terjadi perdarahan kareana
jumlah perdarahan tidak lebih 500cc, selain itu kontraksi uetrus baik.
Pada kunjugan pertama yaitu 8 jam post partum asuhan yang di lakukan
anamnese hasilnya Ny “N” mengeluhkan masih nyeri luka jahitan. Menurut
Vivian (2014) keluha nutama yang di rasakan ibu nifas antara lain
:kramperut, nyeri perineum, payudara terasa penuh, dan konstipasi. Hal
tersebut fisiologi skarena tanda-tanda proses penyembuhan luka salah satunya
nyeri luka jahitan, asalkan tidak disertai tanda-tanda infeksi.
Pada kunjugan kedua yaitu 6 hari post partum di lakukan anmnese
hasilnya Ny”N” merasa badannya sehat tidak ada keluhan sudah tidak nyeri
luka jahitan, ASI kleuar lancar kanan dan kiri, sudah bisa BAB dan BAK,
sudah bisa melakukan aktifitas sehari-hari Ny”N” tidak tarak makan, tidak
minum jamu dan sudah bisa menyusui bayimenurutNugroho (2014) ibu yang
menyusui di kenal 2 refleks yang masing- masing berperan sebagai
pembentukan dan pengeluaran air susu (reflex prolactin dan let down).
Kunjugan nifas ke 3 (2 minggu post partum) ibu mengatakan sudah
tidak ada keluhan secara umum masa nifas Ny “N” berlangsung secara
normal dan fisiologis.
Kunjugan nifas ke 4 (6 minggu post partum) ibu mengatakan sudah
tidak ada keluhan secara umum masa nifas Ny “N” berlangsung secara
normal dan fisiologis.
Hasil pemeriksaan pada Ny “N” involusi uterus berjalan dengan
normal, yakni 8 jam post partum TFU 2 jari bawah pusat dan pengeluaran
lochea rubra, pada kunjugan 6 hari post partum TFU pertengahan pusatsimpisis dan pengeluaran lochea sanguinolenta, pada kunjugan 2 minggu post
partum TFU tak teraba dan pengeluaran lochea alba. Menurut Vivian (2013)
involusi uteri pada saat bayi lahir TFU 2 jari bawah pusat, 1 minggu post
partum TFU pertengahan pusat dan simpisis, 2 minggu tak teraba diatas
simpisis dan 6 minggu bertambah kecil. Berdasarkan hasil pemeriksaan ibu
terdapat kesesuaian antara fakta dan teori, sehingga tidak di temukan
kesenjagan.
Pada masa nifas Ny “N” involusi uteri berjalan normal, ada keluhan
utama yaitu nyeri pada luka jahitan perineum. Proses involusi uteri dari
pengkuran TFU dan pengeluaran lochea berjalan normal, hal ini dikarenakan
pola nutrisi yang baik, mobilisasi dini dan menyusui. Pola laktasi padaNy”N”
tidak ada keluhan, pengeluaran ASI lancar dan bayi menyusu ketika lapar dan
menangis.
Bayi Ny ”N” sepontan 17 maret 2016 pukul 14.20 WIB, menagis kuat
gerak aktif, jenis kelamin perempuan tidak ada kelainan kogegital, berat
badan 3000 gram.Terjadi kesenjgan pada bayi baru lahir di mandikan
sebelum 6 jam menurut teori Vivian, (2013) pada watu bayi lahir, bayi
mampu mengatur secara tetap suhu tubuhnya dan membutuhkan pengaturan
dari luar untuk membuatnya tetap hangat karena suhu tubuh bayi merupakan
tolak ukur kebutuhan samapi tubuhnya setabil, bayi baru lahir tidak perlu
lahir di mandikan mengakibatkan hipotermi. Hasil pemeriksaan pada bayi
Ny“N” pemeriksaan umum yang dilakukan masih dalam keadaan normal,
yakni suhu 36,90C, nadi 129x/mnt. Bayi di katakan normal karena tidak di
temukan hipotermi atau pun hipertermi. Menurut dewi (2010) suhu tubuh
bayi baru lahir normal adalah suhu pada aksila36,5 sampai 37,5. Apabila suhu
tubuh kurang dari 36 dapat di kategorikan hipotermi. Pada pemeriksaan
umum bayi Ny“N” suhu bayi baru lahir normal karena menerapkan
pencegahan hipotermi antaranya menjaga suhu tubuh tetap hangat yaitu
dengan di bedong.
Pada usia 6 jam bayi Ny” N” sudah BAB 1xwarnnya hitam dan sudah
BAK 2 kali, warna jernih, menurut marmi, (2012) di harapkan bayi sudah
bisa BAB dan BAK dalam 24 jam pertama, dari hasil pemeriksaan by Ny
“N”sudah BAB dan BAK kurang dari 24 jam pertama setelah lahir,hal ini
sesuai dengan teori yang di jelaskan, hal ini di karenakan bayi cukup ASI.
Bayi Ny“N” berat badan lahir 3000gram. Dan panjang badan 48cm.
menurut sondakh (2013), berat badan bayi cukup bulan normalnya adalah
2500-4000 gram. Panjang badan yang di ukur dari puncak kepala sampai
tumit pada bayi cukup bulan normalnya adalah 48-52 cm. pada bayi usia 0
hingga 3 bulan, berat badan akan akan bertambah sebanyak 30 gram perhari,
dalam sebulan bayi mengalami kenaikan berat badan sekitar 900 gram. By Ny
“N” lahir dengan berat badan sesuai dengan teori hal ini di karenakan bayi
cukup bulan .
pada Kunjugan keluarga berencana dilakukan satu kali pada saat
kunjugan ibu diberikan HE sesuai dengan keadaan ibu pada saat kunjugan
serta memberikan konseling KB yang akan di gunakan ibu nanti, setelah
dilakukan konseling dan diskusi dengan klien dan meminta persetujuan suami
maka ny N memutuskan untuk memilih menggunakan KB suntik 3
bulan.pada tanggal 28 april 2016 mengatakan ingin menggunakan KB suntik
3 bulan dan saat ini ibu menyusui anak pertamanya yang lahir pada tanggal
17 maret 2016.lakukan penimbagan 51 kg, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
86x/mnt, suhu 36,70C.
Menurut sulistyawati (2011) bahwa kontrasepsi suntikan 3 bulan
mengandung progestin yang berisi depo noristerat depoprovera mengandung
150 mg DMPA yang memiliki salah satu keuntugan tidak mempengaruhi
produksi ASI. Setelah melakukan infomconsent dan menjelaskan manfaat KB
yang di pilih kepada Ny” N” yaitu ibu tetap bisa menyusui bayi nya karena
KB suntik 3 bulan yang telah dipilih ibu tidak menghambat produksi
meskipun ibu menggunakan KB ibu tetap bisa memenuhi kebutuhan nutrisi
bayinya.
D. SIMPULAN
Penatalasanaan yang dilakukan pada Ny “N” sesuai intervensi antara
protap di bidan Diyah Arista dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprhensip terhadap Ny”N” dan evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan
asuhan kebidanan untuk mencapai keberhasilan berdasarkan tujuan dan criteria
hasil. Sehingga tidak ditemukan komplikasi atau penyulit-penyulit apapun
mulai saat masa hamil sampai KB
E. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dari laporan tugas akhir ini diharapkan institusi pendidikan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kompetensi
mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang berkualitas sehingga
mampu menerapkan asuhan kebidanan secara langsung dan
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan.
2. Bagi Institusi Lahan Praktik
Dari laporan tugas akhir ini diharapkan lahan praktik lebih
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan agar dapa tmemberikan asuhan
yang lebih baik sesuai dengan standard asuhan kebidanan serta dapa
tmengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat
menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dan dengan melakukan
Continuity of care terutama asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir untuk mendeteksi dini komplikasi-komplikasi yang mungkin
terjadi sehingga dapat meningkatkaan derajat pelayanan kesehatan ibu dan
anak untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Bagi Responden
Agar pasien memiliki kesadaran pentingnya melakukan pemeriksaan
kehamilan agar keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa
lebih yakin dan nyaman karen amendapatkan gambaran tentang pentingnya
pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan
melakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan sehingga dapat
mengetahui secara dini komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi
ALAMAT RESPONDEN
Email : [email protected]
Alamat : gondang legi beji pasuraun
No Hp : 087846082774
DAFTAR PUSTAKA
Adiyaksa. 2013. Angka kematian Ibu dan Bayi Menurut WHO.
http//www.infosdehat.com Akses 23 Desember 2015
Anggasari. 2012. Buku Ajar Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Baihatun. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Jakarta: EGC
Cahyani. 2013. Resiko Kehamilan. www.artikel cendekia.com akses 2 Januari
2016
Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rukiah, A. Y. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum
Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Trans Info Media. Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan
Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Download